1. INDUSTRI OLEOCHEMICAL INDONESIA: STATUS DAN
POTENSINYA
Di dalam RIPIN (Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional) telah ditentukan 10 industri prioritas yang
dikelompokkan ke dalam industri andalan, industri
pendukung dan industri hulu sebagai berikut :
Industri Andalan
1. Industri Pangan
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
4. Industri Alat Transportasi
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT)
6. Industri Pembangkit EnergiIndustri Pendukung
7. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan
Jasa Industri Industri Hulu
8. Industri Hulu Agro
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
10.Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara
3. INDUSTRI OLEOCHEMICAL INDONESIA: STATUS DAN
POTENSINYA
Pada tahun 2022 diperkirakan konsumsi dunia untuk fatty alcohol meningkat sebesar
rata-rata 4 persen pertahun (Compund Annual Growth Rate (CAGR)).
Pertumbuhan konsumsi fatty alcohol tertinggi di Asia adalah di India dan China.
Pertumbuhan konsumsi fatty alcohol di India diperkirakan 10 persen pertahun, jika
pada tahun 2011 konsumsi fatty alcohol India adalah 76 ribu ton maka pada tahun
2022 diperkirakan konsumsi fatty alcohol sebesar 235 ribu ton.
Di China, pada tahun 2011 konsumsi fatty alcohol sebesar 380 ribu ton maka pada
tahun 2022 diperkirakan sebesar 878 ribu ton dengan rata-rata pertumbuhan
pertahun sebesar 8,9 persen.
Di Eropa, pada tahun 2011 konsumsi fatty alcohol sebesar 653 ribu ton dan pada
tahun 2022 diperkirakan menjadi 736 ribu ton.
Pertumbuhan konsumsi fatty alcohol di Amerika diperkirakan 0,9 persen pertahun
sehingga pada tahun 2022 konsumsi fatty alcohol di Amerika Utara sebesar 641 ribu ton.
Sedangkan untuk bagian dunia lainnya, konsumsi fatty alcohol adalah sebesar 50
ribu ton pada tahun 2011 dan diperkirakan meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 7 persen pertahun
konsumsi fatty alcohol di bagian dunia lainnya (selain Amerika Utara, Amerika
Selatan, India, China, Jepang dan Asia Tenggara) sebesar 104 ribu ton.
5. 2006
2008
2009
2013
2014
2015
2016
Presidential Instruction
No. 1 Year 2006
concerning on Provision
and Utilization of Biofuel
Ministry Of Energy And Mineral Resources
Regulation No. 32 Year 2008
concerning on Provision, Utilization, and Procedures
of Commerce of Biofuel as Other Fuel
Mandatory of biofuel utilization in
transportation, industry,
commercial, and electricity
generation sector
Ministry Of Energy And Mineral
Resources Regulation No. 25
Year 2013 >> Biodiesel utilization
increased from B7,5 to B10
Ministry Of Energy And Mineral
Resources Regulation No. 12
Year 2015 >> Biodiesel utilization
increased from B10 to B15
Ministry Of Energy And Mineral
Resources Regulation No. 20
Year 2014 >> increase the
percentage of biodiesel blending
roadmap
Technical testing of B20
B2,5 – B7,5
B10 B15
Biofuel subsidy scheme through state budget
New scheme biodiesel incentives
through CPO Supporting Fund
MILESTONE OF BIODIESEL
IMPLEMENTATION
B20
5
Ministry Of Energy And Mineral Resources
Regulation No. 12 Year 2015 >> Biodiesel utilization
increased from B15 to B20 in January 2016
INDUSTRI OLEOCHEMICAL INDONESIA: BIODIESEL 2021
9. Issues: Biodiesel Quality
a consensus between stakeholders towards the best applicable standard
Regulator
Research
Producers
Consumer
Univ.
10. Issues: Properties and Characteristics of
Biodiesel
Solvency Hygroscopic Oxidation Stability
Startability in Low
Temperature
Energy Content
FAME
Diesel Fuel
Biodegradable
11. Beyond B30
• Improvement of the quality of
B0 and B100
• Improvement of B100 for
B30 especially in Mono-
glycerides and water content
was determined by Roadtest
B30
• For B40 testing of
parameters related to filter
blocking (MG, water, minor
impurities), component
interaction with B0 and
material compatibility.
• Improvement of B0 : water
and sulfur content, HVO
Min max Min Max
Cetane Number 40 48 - ASTM D 613
Cetane Index 40 45 - ASTM D 4737
2 Density( 15o
C) kg/m3
815 880 ASTM D 4052,
ASTM D 1298
3 Viscosity ( 40o
C) cSt 1.9 4.1 2,0 5 ASTM D 445
0,253)
0.05 0,054)
0.0015 0,0055)
5 Distillation at 90% recovery o
C 343 - 370 ASTM D 86
6 Flash Point o
C 52 52 - ASTM D 93
7 Cloud Point o
C - 18 ASTM D 2500
8 Pour Point o
C - 18 ASTM D 97
9 Carbon Residue %-m/m 0,16)
ASTM D 189
10 Water content mm/kg - 425 ASTM D 6304
Water and sediment %vol 0.05 ASTM D 2709
11 FAME Content % 20 ASTM D 7806,
ASTM D 7371
12 Copper strip corrosion %-
massa
Kelas 1 - Kelas 1 ASTM D 130
13 Ash %-m/m 0.01 0,01 ASTM D 482
14 Sediment %-m/m - 0,01 ASTM D 473
15 Strong acid number mg
KOH / g
ASTM D 664
16 Total acid number mg
KOH / g
0.3 - 0,6 ASTM D 664
17 Visual appearance -
18 Colors No.
ASTM
3,0 ASTM D 1500
19 Lubricity (HFRR wear scar dia.
@60oC)
mikron 520 4608)
ASTM D 6079
hour 6 35 EN 15751
minute
s
45 ASTM D 7545
*SK Dirjen Migas No 234/2019)
4 Sulfur %-m/m
ASTM D 4294,
ASTM D 5453
30
0
Clear and bright
20 Oxidation stability
Method
ASTM D 7467
1
No Parameter Unit
Solar 48 B30*
