Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri melakukan pengujian polusi udara di sekitar pabrik rokok PT Gudang Garam untuk memastikan tidak ada ancaman kesehatan bagi warga. Pengujian dilakukan oleh lembaga independen dan memeriksa parameter seperti emisi, kualitas udara, debu, dan gas. Hasil pengujian akan digunakan untuk merekomendasikan tindakan kepada Kantor Lingkungan Hidup. Warga di sekitar pabrik tidak
1. �2012 Merdeka.com/imam buhori
Seorang bocah lelaki bermain sambil mandi di pinggir pantai yang tercemar sampah dan limbah
rumah tangga di kampung Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa
2. TEMPO Interaktif, Dua perusahaan diduga mencemari sungai Siwalan Panji di Kabupaten
Sidoarjo yang menyebabkan air dari Perusahaan Daerah Air Minum Sidoarjo tak layak
konsumsi. Dua perusahaan yang mencemari adalah pabrik sosis dan pengolah plastik. Badan
Lingkungan Hidup mengirimkan surat peringatan dan teguran kepada kedua perusahaan tersebut.
"Limbah cair yang dialirkan ke sungai tak sesuai baku mutu," kata Kepala Badan Lingkungan
Hidup Sidoarjo, Putu Sriyoga, Kamis (14/10).
Manajemen perusahaan, katanya, berjanji segera memperbaiki Instalasi Pengolahan Air Limbah
sesuai baku mutu. Mereka dibatasi waktu dua pekan untuk mengolah limbah serta mengancam
menjatuhkan sanksi tegas. Bahkan, manajemen perusahaan terancam hukuman penjara jika
melanggar pengelolaan limbah sesuai prosedur yang berlaku.
Pengecekan saluran limbah cair, katanya, dilakukan secara rutin di laboratorium Lingkungan
Hidup Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tujuannya, untuk menguji kualitas air yang dibuang ke
sungai. Menurutnya ratusan perusahaan berdiri di sekitar 11 sungai di Sidoarjo. Total dari 1.800
perusahaan di Sidoarjo, 600 perusahaan diantaranya berpotensi mencemari sungai.
Anggota Komisi Pembangunan Dewan Perwakilan Sidoarjo, Zainul Lutfi menjelaskan
pencemaran sungai di Sidoarjo terjadi sejak lama. Bahkan, sejumlah warga yang bermukim di
sekitar aliran sungai mengeluhkan dampak pencemaran limbah industri. "600 lebih perusahaan
tak memiliki instalasi pengolah air limbah yang terstandar," ujarnya.
Selain sungai Siwalan Panji pencemaran juga terjadi di sungai Wilayut, Limbah berasal dari
sejumlah industri di kawasan Sepanjang. Menurutnya, kondisi yang sama juga terjadi di kawasan
yang padat industri seperti di Waru dan daerah lainnya. Untuk itu, ia mendesak Badan
Lingkungan Hidup menindak secara tegas industri yang mencemari sungai. "Banyak industri
yang membuang limbah secara sembunyi-sembunyi," tuturnya.
Direktur Utama PDAM Sidoarjo, Djajadi menjelaskan, air permukaan dari aliran sungai
merupakan sumber utama bahan baku air PDAM Sidoarjo. Sehingga, jika sungai tercemar maka
air PDAM yang diproduksi tak layak konsumsi. Sebelumnya, aliran sungai Kedung Nguling,
Prambon juga tercemar limbah dari industri gula. "Pasokan air ke pelanggan dihentikan,"
ujarnya.
3. TEMPO.CO, Kupang- Pemerhati masalah Laut Timor Ferdi Tanoni mengemukakan tumpahan minyak
mentah yang mencemari Laut Timor akibat meledaknya ladang minyak Montara sejak 21 Agustus 2009
mencapai sekitar 107 juta liter atau sekitar 1,8 juta barel.
"Sekitar 98 persen tumpahan minyak mentah yang bercampur dengan zat timah hitam dan bubuk kimia
beracun jenis Corexit 9500 yang mencemari dan mengendap di Laut Timor," kata Ferdi Tanoni mengutip
sebuah laporan rahasia dari Darwin, Australia Utara, Senin, 21 Mei 2012.
Dalam laporan itu, menurut Ferdi, asumsi besarnya volume tumpahan minyak Montara ini berdasarkan
pada jumlah cadangan minyak sebesar 24 juta barel atau 1,4 juta liter. Kapasitas produksi ini
diperkirakan menghasilkan 35 ribu barel atau 2,065 juta liter per hari.
Sedangkan kasus pencemaran tersebut baru berhasil diatasi 74 hari kemudian, sehingga dapat
diasumsikan jika hanya 25 ribu barel atau 1,4 juta liter minyak yang dimuntahkan maka jumlah
tumpahan tersebut mencapai sekitar 107 juta liter.
Jumlah ini masih ditutup-tutupi oleh PTTEP Australasia selaku operator ladang minyak Montara.
Padahal, jumlah pencemaran minyak itu bisa saja bertambah atau berkurang. "PTTEP tidak pernah
mengungakap fakta yang sebenarnya dari pencemaran itu," katanya.
Selain itu, kata Ketua Yayasan Peduli Timor Barat ini bahwa Pemerintah Australia dan Indonesia menolak
untuk melakukan sebuah penyelidikan ilmiah yang patut, independen dan transparan untuk
memperoleh keakuratan pencemaran di Laut Timor.
Asumsi besaran tumpahan minyak tersebut tergambar pula dalam sebuah studi ilmiah yang independen
tentang Penyebaran dan Sumber Hidrokarbon Polisiklik Aromatik (PAHs) di perairan pantai Laut Timor
setelah terjadinya petaka Montara.
Hasil studi ilmiah tersebut menunjukkan kandungan polusi minyak yang terdapat di air laut maupun
endapan dalam sedimen adalah yang tertinggi di seluruh Indonesia dengan angka sangat
mengkhawatirkan yakni 54.46 ug/l dalam air laut dan 23.63 mg/kg dalam sedimen. "Bila dibandingkan
dengan pencemaran di teluk Lampung atau Klakat, Bangka. Pencemaran Laut Timor tertinggi," katanya.
4. abc.net.au
Topik
#pencemaran air
Besar Kecil Normal
TEMPO Interaktif, Kupang - Penelitian Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Nusa
Tenggara Timur (NTT) menghasilkan temuan bahwa Laut Timor tercemar minyak Montara yang
meledak 21 Agustus 2010 lalu.
"Berdasarkan hasil penelitian kita, Laut Timor positif tercemar minyak Montara," kata Kepala
BLHD NTT Alexander Oematan di Kupang, Senin (6/12).
5. TEMPO.CO, Kediri - Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri menguji polusi udara di kawasan permukiman
warga sekitar pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk. Pengujian ini bertujuan memastikan tidak ada
ancaman kesehatan terhadap warga yang bermukim dekat lokasi pembakaran pabrik.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri, Dwidjo, mengatakan
uji polusi ini meliputi beberapa parameter pengukuran. Di antaranya adalah kandungan emisi sumber
tak bergerak yang dikeluarkan cerobong pabrik, baku mutu udara, debu, serta kandungan gas sulfur
dioksida yang tidak berbau ataupun berwarna. “Kawasan pabrik sangat rentan polusi udara,” kata
Dwidjo, Kamis, 25 Oktober 2012.
Dalam pengujian kadar udara itu, Kantor Lingkungan Hidup menggandeng tenaga ahli dari Lembaga
Pengujian Udara Syslab Surabaya. Lembaga ini dinilai memiliki obyektivitas dan keahlian melakukan
pemeriksaan polusi udara PT Gudang Garam. Adapun hasilnya akan direkomendasikan kepada Kantor
Lingkungan Hidup setempat sebagai materi koreksi.
Petugas pengujian udara dari Syslab, Sunaryo, mengatakan pemeriksaan ini dilakukan di beberapa titik
di sekitar areal Gudang Garam. Menggunakan alat uji bernama impinger, akan diketahui kandungan
udara di sekitar pabrik dengan beberapa parameter. Pengolahan hasil uji itu membutuhkan waktu satu
hingga dua pekan sebelum direkomendasikan kepada Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri. “Enam
bulan lalu hasil pengujian di tempat ini bagus,” kata Sunaryo
Beberapa warga yang bermukim di sekitar pabrik mengaku tidak ada gangguan udara. Pengakuan ini
disampaikan sejumlah warga Kelurahan Dandangan yang bermukim dekat Unit Transportasi Gudang
Garam, yang menjadi lokasi pengujian. “Kalau di sini tidak ada polusi karena jauh dari cerobong
pembakaran,” kata Ny Widi, pemilik salon.
Dia berpendapat pengujian seperti ini akan lebih tepat dilakukan di kawasan utara pabrik yang
berdekatan dengan cerobong asap. Sebab, biasanya kepulan asap yang cukup pekat kerap terlihat di
kawasan itu.