Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas desain dan penerapan sistem pompaan untuk drainase daerah rendah, (2) menjelaskan jenis-jenis pompa yang umum digunakan beserta karakteristiknya, dan (3) memberikan contoh desain stasiun pompa dan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih pompa.
1. SISTEM PEMOMPAAN
Unit ini meliputi desain penerapan pompa pada drainase daerah rendah. Dicontohkan cara
menentukan ukuran pompa dan pemilihan pompa yang sesuai untuk suatu contoh yang umum.
Bagian ini juga membahas berbagai jenis pompa dan memberi contoh pemasangannya yang
umum.
PENERAPAN
Pemompaan yang diterapkan dalam drainase umumnya digunakan untuk mengeringkan daerah
yang rendah yang biasanya mempunyai kaitan dengan sungai yang dipengaruhi oleh pasang.
Muara atau sungai penerima lain yang tak mampu menampung luahan drainase karena banjir
atau karena adanya bangunan pengaman banjir.
Biasanya saluran yang menampung limpasan daerah rendah seperti itu berujung di suatu
cekungan yang beperan sebagai waduk. Ukuran dan keberadaan waduk tersebut sangat
mempengaruhi ukuran pompa yang diperlukan. Dalam banyak kasus waduk tersebut khusus
diadakan untuk mengurangi ukuran dari pompa yang diperlukan. Penerapan umum dari sistem
pemompaan telah dibahas di bagian terdahulu. Bagian ini hanya akan membahas isu khusus
mengenai penerapan sistem pompa.
TUGAS POMPA
Pompa untuk drainase suatu lahan itu untuk melayani aliran banjir, karena itu dicirikan oleh
tugasnya yakni aliran yang besar dan hulu yang relatif rendah. Ciri umumnya adalah:
Hulu, H (m) Aliran, Q (m3/dt)
0-10 0,5-10
Untuk perbandingan, pompa air baku (dan sewerage) cenderung memerlukan hulu yang tinggi
dan aliran yang sedang.
Hulu, H (m) Aliran, Q (m3/dt)
20-60 0,5-1,5
1
2. JENIS-JENIS POMPA
Ada dua jenis dasar pompa yang biasa digunakan untuk drainase lahan:
1. Archemedian Screw
2. Rotodynamic Pumps
Pompa Archemedian Screw lebih jarang digunakan. Pompa tersebut hanya sesuai apabila muka
lahannya tertentu dan tidak berubah secara kentara. (Gambar 1)
Gambar 1. Pompa Archemedian Screw
Pompa Rotodynamic terdiri atas 3 jenis;
a. Pompa Centrifugal (aliran radial), dipergunakan untuk memompa air dengan ketingian
yang besar dan aliran sedang.
b. Pompa Axial (baling-baling, dipergunakan untuk memompa air dengan ketinggian yang
rendah sampai aliran yang besar.
c. Pompa Aliran Campuran, digunakan dengan karakteristik tengah-tengah antara Pompa
Centrifugal dengan Pompa Axial.
Pompa centrifugal itu dicirikan oleh hulu tinggi dan aliran yang sedang, sedangkan pompa axial
dicirikan oleh hulu yang rendah sampai sedang dan aliran yang besar. Pompa aliran campur
karakteristiknya berada di tengah-tengah.
2
3. Index pompa yang lazim digunakan adalah kecepatan spesifiknya. Kecepatan spesifik adalah
kecepatan pompa yang menghasilkan satu satuan untuk tiap satu satuan hulu. Kecepatan
spesifik ns
n.Ο1 / 2
=
Η5/4
3
7. DEFINISI ISTILAH
Suatu instalasi stasiun pompa yang umum, pada Gambar 5 memperlihatkan ragam-ragam istilah
yang dipakai.
Gambar 5. Definisi yang umum dipakai dalam menghitung tinggi energi pompa
7
8. Tugas pompa itu ditentukan oleh hulu statis dan kehilangan oleh geseran di garis penghisapan
dan penyampaian dan kehilangan-kehilangan di tempat masuk dan keluar.
Vd 2
H = Hs + hfs + Hd + hfd +
2g
dimana: H = total hulu dinamik (m)
Hs = hulu penghisapan (m)
Hd = hulu penyampaian (m)
hfd, hfs = kehilangan di garis penghisapan dan penyampaian.
Vd = kecepatan aliran di tempat keluar dari garis tekanan.
KARAKTERISTIK TIPE POMPA
Pompa archemedian itu khususnya sesuai untuk kondisi yang permukaan pengeluarannya lebih
kurang tetap, dan tentunya tidak sesuai apabila permukaan pengeluaran tersebut berubah agak
besar. Pompa ini mampu mengangkat air dengan laju 0,5 m3/dt sampai 6 m3/dt setinggi 2-10 m.
Namun biasanya digunakan untuk stasiun pompa yang kecil dan sedang, untuk mengangkat 2-4
m. Pompa ini mampu menangani tetumbuhan air dan sampah, karenanya mampu beroperasi
tanpa dijaga dalam jangka waktu yang lama.
Sebuah pompa rotodinamic perlu dipilih dengan dasar kesesuaiannya untuk tugas desainnya,
bila konsideran lainnya sama.
Sebuah ringkasan dari kemampuan dan keterbatasan diberikan di Tabel 1 dan sedangkan
penerapan yang umum ada diberikan di Gambar 6.
Tabel 1. Jenis Pompa dan Penerapannya
Jenis Pompa Hulu (m) Debit (m3/dt ) Penerapan
Archmedian Screw 2-4 0,5 - 6 • Permukaan hulu aliran
konstan
2 - 10 • Lokasi terpencil
Aliran Radial 20 - 60 0,5 – 1,5 • Debit sedang
• Hulu tinggi
• Untuk instalasi air
minum
Aliran Axial 0 - 10 0,5 - 10 • Umumnya diterapkan
pada drainase
8
9. Gambar 6. Hubungan antara debit pompa dan tinggi pemompaan
PEMILIHAN POMPA
Pemilihan pompa itu didasari oleh efisiensi pengoperasian dan ekonomi. Biasanya biaya awal
untuk unit yang lebih besar tapi berjumlah lebih sedikit itu, lebih kecil daripada yang harus
dikeluarkan untuk unit-unit yang kecil yang berjumlah lebih banyak. Biaya pengoperasian, itu
didasari oleh efisiensi dari unit tersebut dan “insiden” dari hulu pengoperasian selang beberapa
waktu kemudian.
Penerapan ukuran pompa itu perlu sesuai dengan bentuk hubungan antara jumlah aliran
maksimum dengan besar waduk yang didasarkan pada hidrograf kritis.
Pertimbangan-pertimbangan perlu diberikan pada biaya kerugian bila satu atau beberapa unit
rusak.
9
10. DENAH STASIUN POMPA
Sebuah instalasi pompa modern yang umum ada di perlihatkan di Gambar 7, gambar tersebut
diperlihatkan sebuah pompa dengan Spindel vertikal dan pengumpil yang jauh. Pompa spindle
vertikal tersebut dibenamkan dalam suatu lobang (sump) yang bisa disesuaikan dengan
kedalaman yang diperlukan, sedangkan motor dan mesinnya ditempatkan di suatu muka yang
aman terhadap berbagai resiko kebanjiran pompa yang digerakan dengan tenaga listrik tersebut
tetap di kopel langsung pada motornya namun bila yang digunakan adalah mesin shaft bergerigi
pompa tersebut tidak perlu dipanasi dan hal tersebut mengurangi kemungkinan terjadinya
pompa berhenti disebabkan oleh kegagalan diperlingkupan pemanasan. Pompa tersebut bila
dibenamkan dalam lobang menjadi tidak mudah diraih dan akan lebih banyak diperlukan
pekerjaan apabila pompa tersebut berdiri di atas pilot sehingga memungkinkannya diangkat di
atas muka air oleh suatu pengoperasian yang relatif sederhana. Caranya dengan memutuskan
suatu kopel shaft dari sambungan bagian peluah.
Dalam kasus kasus lainnya motor-motor tersebut atau gigi-gigi diatas pompa harus disingkirkan
terlebih dahulu baru kemudian keseluruhan badan pompanya diangkat sampai di atas muka air
supaya apapun penyumbatan yang ada bisa dibersihkan. Alternatifnya pengaturan yang lain,
dapat dilihat di Gambar 8.
Gambar 7. Profil stasiun pompa
10