Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan kritis penerapan IPA terpadu dalam kurikulum SMP/MTs. IPA terpadu ala Kurikulum 2013 diusung untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, namun dalam praktiknya materi kadang dipaksakan untuk dipadukan tanpa alasan ilmiah sehingga perlu ditinjau ulang konsep pelaksanaannya.
1. KARYA ILMIAH
Diajukan dalam rangka Simposium Guru dan Tenaga Pendidikan 2015
yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Pembinaan Guru dan Tenaga Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
IPA YANG TERPADU
(Tinjauan Kritis atas Penerapan IPA Terpadu dalam Kurikulum SMP/MTs)
OLEH :
FEBRI PRASETYO ADI, S.Pd.I
NIP. 19820227 201001 1 013
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 MREBET
3. DAFTAR ISI
Sampul
Makalah ............................................................................................
i
Abstrak .........................................................................................................
.
ii
Daftar
Isi ........................................................................................................
iii
Lembar Pengesahan
Keaslian ........................................................................
iv
Bab 1
Pendahuluan ......................................................................................
1
Bab 2 Kajian
Teori ......................................................................................
3
Bab 3 Pembahasan dan
Hasil ......................................................................
6
Bab 4 Kesimpulan dan
Rekomendasi ..........................................................
9
Daftar
Pustaka ...............................................................................................
11
4. BAB 1
PENDAHULUAN
Pada dasarnya konsep IPA Terpadu sudah mulai diterapkan pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Namun model IPA Terpadu ala KTSP lebih mirip guru
terpadu. Seorang guru yang berbasis pendidikan fisika, mengajar IPA fisika dan
biologi. Begitu pula guru biologi, maka dituntut untuk mengajar fisika dan biologi.
Umumnya program pembelajaran biologi dipisah dengan pembelajaran fisika. Untuk
empat jam pelajaran, maka dua jam untuk mata pelajaran biologi dan dua jam untuk
mata pelajaran fisika. Buku lembar kerja siswa (LKS) maupun buku paket meski
memuat mata pelajaran fisika dan biologi sekaligus, namun tetap terpisah dalam bab
nya masing-masing. Bentuk tes maupun ujian juga serupa, untuk nomor sekian
sampai sekian materi biologi, sedangkan nomor sekian sampai nomor sekian sisanya
untuk materi fisika.
Pada Kurikulum 2013 yang sudah mulai diterapkan dua tahun ini, mengusung
konsep pembelajaran IPA Terpadu yang lebih komprehensif. Bukan hanya pada
unsur gurunya yang terpadu, namun juga materinya. Urutan materi muncul dengan
judul-judul baru yang mengarah pada keterpaduan antara materi biologi, fisika dan
kimia.
Tujuan yang ingin diraih melalui konsep IPA terpadu ala Kurikulum 2013 yaitu
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan
motivasi serta tercapainya beberapa kompetensi dasar sekaligus.
Selain itu, setidaknya ada enam manfaat yang diharapkan dapat dipetik dalam proses
pembelajaran IPA terpadu, yaitu :
14 Penghematan waktu karena ketiga disiplin ilmu (Fisika, Kimia dan Biologi)
bisa dipelajari sekaligus. Tumpah tindih materi juga bisa dihindari.
24 Peserta didik bisa melihat hubungan yang bermakna antar konsep mata
Fisika, Kimia dan Biologi.
5. 3 Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik
dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan dalam ketika
menghadapi situasi pembelajaran.
4 Menyajikan penerapan tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari.
5 Menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan
awal peserta didik dengan pengalamannya.
6 Meningkatnya kerjasama, baik antar guru, guru dengan peserta didik, nara
sumber sehingga pembelajaran serasa dalam situasi yang nyata dan dalam
konteks yang lebih bermakna.
Untuk memuluskan tujuan dan manfaat konsep IPA Terpadu ini, maka diterbitkanlah
buku pegangan siswa dan buku pegangan guru. Sekilas tidak ada perbedaan
mendasar pada dua jenis buku tersebut. Isi dan uraian materinya mengulas materi
yang sama. Sedikit perbedaan pada buku pegangan guru yang disusun lebih detail
dan lengkap. Diantaranya metode pembelajaran, uraian materi yang lebih luas, soal
dan kunci jawaban hingga sistem penilaian.
Materi-materi pelajaran yang disusun pada IPA Terpadu muncul dengan konsep baru.
Tidak ada lagi materi yang berbicara khusus tentang materi fisika, kimia dan atau
biologi saja. Semua materi berusaha memandang suatu obyek pembelajaran dari
kajian fisika, biologi dan kimia secara bersamaan.
Salah satu hal yang menjadi pemikiran penulis adalah tentang hasil ramuan IPA
Terpadu yang terkesan sangat dipaksa untuk berpadu. Gejala alam yang biasanya
hanya dikaji berdasarkan teori fisika, tiba-tiba muncul teori biologi. Misalnya, pada
materi IPA Terpadu kelas VIII pada bab 2 yaitu rangka, otot dan pesawat sederhana.
Pada awal materi dijelaskan tentang konsep rangka dan otot pada manusia. Struktur,
jenis, bentuk, fungsi hingga kelainan yang mungkin terjadi pada otot maupun tulang
manusia. Pembahasan bertipe biologi tersebut langsung dilanjutkan dengan konsep
pesawat sederhana berupa tuas, bidang miring dan katrol. Meskipun dijelaskan
bagaimana model keterpaduan IPA dengan persamaan prinsip kerja otot dan rangka
manusia berdasarkan analisa pesawat sederhana, namun sangat kentara bahwa
konsep-konsep itu dipaksa untuk dipadukan secara kurang tepat. Tetap pada akhirnya
6. siswa menangkap materi tersebut tersusun atas dua pokok bahasan, yakni otot dan
rangka dalam konsep biologi serta pesawat sederhana dalam konsep fisika. Adapun
mekanisme kerja otot dan rangka pada bagian tertentu tubuh manusia yang memang
berdasarkan prinsip tuas hanyalah salah satu contoh kecil saja.
Konsep perpaduan materi IPA seperti di atas sebenarnya bukan hanya mengganggu
guru, namun juga mengganggu materi itu sendiri. Materi yang sudah disusun
sedemikian rapi dan ilmiah, justru dipadu dengan materi lain tanpa alasan dan
dorongan yang ilmiah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka penulis merasa perlu untuk
melakukan tinjauan kritis, bagaimana konsep IPA Terpadu bisa dilaksanakan dengan
ramuan yang tepat sehingga bisa dipelajari dengan nyaman tanpa mengganggu nilai
ilmiahnya. Dan kalau memang ternyata tidak tepat untuk dipadukan, maka konsep
IPA Terpadu ala Kurikulum 2013 bisa ditinjau ulang kembali dan bahkan untuk
dihentikan.
7. BAB 2
KAJIAN TEORI
IPA atau sains memiliki 4 (empat) unsur, yaitu nilai (value), sikap dan perilaku
(attitude), proses (process) dan kandungan atau fakta ilmiah (contens). Keempatnya
harus hadir secara lengkap agar pemahaman peserta didik betul-betul lengkap. Ingat
kata-kata Albert Einstein (1879 – 1955) bahwa ilmu tanpa agama itu buta dan agama
tanpa ilmu itu lumpuh. Artinya nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran merupakan
bagian penting sains yang baik. Untuk itu suatu fakta ilmiah, seharusnya bisa
diperoleh melalui proses yang ilmiah dan didasari sikap dan perilaku yang ilmiah
serta memberi nilai bagi kebaikan umat manusia dan alam semesta.
Untuk itu, suatu kajian ilmiah harus didasari suatu pertimbangan ilmiah pula. Cara
menyusunnya, mengubahnya dan bahkan hingga cara menyampaikannya harus
disertai dengan dorongan ilmiah. Tujuannya agar kajian ilmiah tersebut bisa berlaku
dengan 4 unsur tersebut di atas.
Konsep kurikulum terpadu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memuat
penjelasan berupa kurikulum yang memadukan semua mata pelajaran ke dalam
bentuk permasalahan. Sedangkan, kebalikannya kurikulum terpisah berarti
kurikulum yang menitikberatkan kepada sejumlah mata pelajaran yang terpisah-
pisah.
Fisika adalah ilmu tentang zat dan energi (seperti panas, cahaya dan bunyi).
Kimia adalah tentang susunan, sifat dan reaksi suatu unsur atau zat.
Biologi adalah ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang dan
tumbuh-tumbuhan)
Geologi adalah ilmu tentang komposisi, struktur dan sejarah bumi
Astronomi adalah ilmu tentang matahari, bulan, bintang dan planet-planet lainnya.
8. Ilmu pengetahuan adalah gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis
dan bersistematis dengan memperhitungkan sebab dan akibat.
Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman
peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi
kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.
Artinya target ketuntasan pemahaman peserta didik menjadi sangat penting. Untuk
itu proses dan metode penyampaikan materi pelajaran harus berfokus agar peserta
didik paham.
Untuk itu segala sesuatu yang dimaksud untuk terpadu, setidaknya memiliki satu
atau dua kesamaan.
Kurikulum 2013 yang dicanangkan oleh pemerintah mengusung beberapa konsep
baru yang berbeda dengan kurikulum satuan pendidikan
Kendala utama dilapangan :
15 Penguasaan bahan ajar para guru. Guru biasanya akan lebih mengutamakan
akan salah satu materi dan menenggelamkan materi lain. Hal ini berkaitan
dengan penguasaan materi guru
25 Materi yang baru memerlukan penyesuaian dengan paradigma guru
35 Penekanan materi biologi yang mendasari setiap materi, terkesan
memaksanakan diri. Sehingga