Tiga eksperimen menunjukkan hubungan antara tahanan listrik dengan bahan, luas penampang, dan panjang penghantar. Tahanan berubah tergantung pada ketiga faktor tersebut dan suhu. Rumus umum menunjukkan tahanan berbanding terbalik dengan luas penampang dan panjang, serta bergantung pada bahan dan suhu melalui koefisien temperatur.
2. Percobaan 1: Hubungan tahanan dengan bahan
(material)
Tembaga Kuningan
Niklin
Panjang : Tetap
Luas penampang : Tetap
Bahan : Berubah-ubah
Bahan Tembaga Kuningan Niklin
Besar tahanan
(R)
Hasil tabel pengukuran
Kecil
> Dari R
Tembaga Besar
4. Percobaab 2: Hubungan Tahanan dengan Luas
Penampang pada bahan yang sama
Bahan Tembaga
Luas Penampang : Berubah
Suhu : tetap
Bahan Tembaga Tembaga
Luas (A) Besar Kecil
Besar tahanan (R)
Kecil Besar
5. Kesimpulan Percobaan 2
Tahanan (R) Berubah – ubah
berbanding terbalik dengan perubahan
luas penampang ( Tahanan berbanding
terbalik dengan luas penampang )
6. Percobaan 3
Hubungan tahanan dengan panjang penghantar (pada
temperatur normal 20ºC
Panjang : Berubah
Luas penampang : Tetap
Bahan : Tetap
Panjang (L) L1 Pendek L2 Sedang L3 Panjag
Tahanan (R) Kecil Sedang
Besar
7. Kesimpulan : Percobaan 3
Tahanan (R) Berubah-ubah
berbanding lurus dengan
Perubahan panjang penghantar
8. Tahanan yang tergantung pada bahan ini disebut tahanan
jenis ( )
Kesimpulan hasil percobaan 1, 2, 3
TAHANAN ( R ) :
Semakin besar Jika penghantar semakin panjang dan luas
penampang semakin kecil (semakin buruk sebagai penghantar listrik)
Semakin kecil Jika penghantar semakin pendek dan luas penampang
semakin besar (Semakin baik sebagai penghantar listrik)
9. Dari kesimpulan di atas diperoleh rumus
A
L.
R
R = Tahanan dalam ohm
= Tahanan jenis
m
mm. 2
L = Panjang penghantar dalam m
A = Luas penampang dalam mm2
Keterangan :
Tahanan jenis suatu penghantar ditentukan pada panjang 1 m,
penampang 1 mm2 dan pada temperatur 200 C.
10. Tabel tahanan jenis
Bahan penghantar Tahanan jenis pada 200 C
Perak
Tembaga
Campuran aluminium
Wolfram
Nikel
Besi, baja
Konstantan
0,0164
0,0178
0,03
0,0550
0,0780
0,12 – 0,16
0,10
)
m
mm.
(
2
11. Percobaan 3a
Hubungan Tahanan dengan Suhu
Bahan : tetap
Suhu dan temperatur : Berubah
Bahan Tembaga Tembaga Tembaga
Suhu/Temperatur Rendah Sedang Tinggi
Besar tahanan (R)
Tahanan (R) Tembga
BesarKecil Sedang
Tahanan bertambah dengan pemanasan
(Positive Temperatur Coeffisient – PTC )
Termasuk Penghantar dingin Contoh CU, AL, Fe
12. Percobaan 3 b
Hubungan Tahanan dengan Suhu
Bahan : tetap
Suhu dan temperatur : Berubah
Bahan Arang Arang Arang
Suhu/Temperatur Rendah Sedang Tinggi
Besar tahanan (R)
Tahanan (R) Arang
Besar KecilSedang
Penghantar panas Tahanan berkurang dengan pemanasan (
Negative temperatur Coefficient – NTC )
Contoh bahan yang lain: Semi konduktor, Oksid logam
Misalnya
13. Tahanan (R)
Berubah – ubah sesuai dengan
sifat nilai hantar suatu bahan
Kesimpulan
Penghantar tidak tergantung
Tahanan tidak berubah
dengan adanya pemanasan
Referensi:
Contoh :
Ni, Mangaan
Campuran (CU, Ni, Ma )
Pemakaian :
Untuk alat ukur yang
sangat teliti
14. Contoh NTC penggunaan pada
komponen kelistrikan Otomotif
Pengukur temperatur air
pendingin motor
Jika temperatur air pendingin semakin tinggi,
tahanan NTC semakin kecil, kuat arus yang mengalir semakin besar,
15. Contoh NTC penggunaan pada komponen kelistrikan
otomotif :
Jika temperatur air pendingin semakin tinggi,
Pengukur temperatur air pendingin motor
kuat arus yang mengalir semakin besar.tahanan NTC semakin kecil,
Analog antara besar arus yang mengalir dengan sakala
jarum dapat dipakai sebagai penunjuk tinggi rendahnya
temperatur.
Bila temperatur bimetal semakin naik, muai panjang semakin besar,
maka simpangan jarum semakin besar.
16.
17. Contoh Penggunaan tahanan PTC : Relai waktu
• Jika arus mengalir pada kumparan, maka sakelar utama akan
menutup
• Setelah beberapa saat tahanan PTC akan bertambah besar
akibatnya arus mengalir pada kumparan menjadi kecil sehingga
saklar utama membuka kembali.
18.
19. Koefisien Temperatur (α)
Koefisien temperatur memberikan faktor perubahan
tahanan akibat perubahan temperatur dari 1ºC
α = 1/k (1/ ° C)
Penghantar tidak tergantung
pada temperatur
20. Rumus Tahanan Akhir
Berlaku Umum
RT= R20 ± ΔR
RT= R20 ± R 20 . ΔT . α
± ΔR = R 20 . ΔT . α
RT= R20 (1 ± ΔT) . α
21. Daftar koefisien temperatur bahan
B A H A N
Koefisien temperatur
dalam Ὠ/°C
Wolfram (bahan filamen)
Perak
Tembaga
Aluminium
Besi
Seng
Konstantan
Mangan
Timah hitam
Merkuri
Platina
0,005
0,0002
0,004
0,004
0,005
0,004
0,00008
0,00001
0,004
0,0009
0,0038
22.
23. Contoh :
Pada Kumparan stator motor Starter dengan 20C, mempunyai
nilai tahanan 21,7
Tentukanlah tahanan pada 75C, (temperatur kerjanya)
Jawab :
Diketahui :
R.75 = R20 + R dari label (cu) = 0,004 1/°C
ΔR = R 20 . T.
= R 20 . T.
= 21,7 ( 75 – 20 c ) . 0,004 1/°C
ΔR = 4,77
R.75 = 21,7 + 4,77 = 26,5
24. Diketahui : lampu kepala halogen 12 V, 60 W, bahan filamen
dibuat dari wolfram = 0,005
Tahanan pada temperatur dingin 20C = 0,2 Ohm
Tentukan : Tahanan filamen waktu nyala dan Temperatur filamen
waktu nyala 1000C
Jawab :
25. Soal
Rankaian kipas pendingin mesin, Bahan NTC Oksid logam dari yang memiliki 0,005.
Pada suhu awal mesin 35oC (T35), nilai tahanan NTC R35 = 36 Ὠ.
Pada suhu mesin berapa C motor kipas pendingin mesin akan berputar
apabila Relay akan hidup bila tahanan NTC (RT) sudah mencapai 6 Ὠ.