2. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks
anekdot.
Menuliskan kembali teks anekdot dengan
pola yang berbeda serta memerhatikan
struktur dan kebahasaan baik lisan maupun
tulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
3. Pengertian Teks Anekdot
sebuah cerita singkat yang menarik karena
terdapat unsur lucu dan mengesankan. Selain
bersifat lucu dan menghibur, teks anekdot
biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari
mengenai orang penting atau terkenal yang
merepresentasikan kejadian sebenarnya. Jadi,
teks anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh
kejadian nyata.
4. lSalah satu contoh cerita anekdot singkat yang berupa gambar atau karikatur
5. STRUKTUR TEKS
ANEKDOT
Abstrak
1.
Merupakan bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks.
2. Orientasi
Merupakan awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).
3. Krisis
Merupakan puncak cerita yang berisi konflik atau masalah
yang terjadi pada karakter.
4. Reaksi
Merupakan respon atau reaksi yang dilakukan karakter
setelah mengalami krisis.
5. Koda
Merupakan bagian penutup teks yang berisi amanat/kritik.
6. Ciri-Ciri Teks Anekdot
Teks anekdot bersifat lucu dan menghibur.
Teks anekdot ditujukan untuk mengkritik atau
menyindir.
Teks anekdot bisa berdasarkan kejadian nyata atau
sebenarnya, tetapi juga bisa sepenuhnya hasil rekaan
(imajinasi).
Teks anekdot biasanya menceritakan kejadian mengenai
orang terkenal atau orang penting, tetapi juga bisa
mengenai kejadian sehari-hari di sekitar kita.
Teks anekdot memiliki pesan berupa kritik atau sindiran.
1.
2.
3.
4.
5.
7. 1)Teks anekdot mengandung kata atau frasa yang menyatakan peristiwa
masa lalu, misalnya “kemarin”, “beberapa saat yang lalu”, “tahun lalu”,
“dua tahun yang lalu”, dan lain sebagainya.
2)Teks anekdot mengandung kalimat retoris, misalnya “Bagaimana bisa aku
mengabaikan kamu?”. “Apakah kamu tidak memiliki hati nurani?”, atau “Mana
mungkin aku melakukan itu?”.
3)Teks anekdot menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu,
misalnya ”setelah”, “sementara”, “sesudah”, “sejak”, “tatkala”, “apabila”,
“bila”, “hingga”, dan lain sebagainya.
4)Teks anekdot mengandung kata kerja aksi, misalnya “memakan”,
“mengambil”, “menaiki”, “mencemari”, “membaca”, dan lain sebagainya.
5)Teks anekdot mengandung kalimat perintah, misalnya “Tolong ambilkan
berkas itu!”, “Tolong tutup pintunya!”, “Cepat kemari!”, dan lain
sebagainya.
6)Teks anekdot mengandung kalimat seru, misalnya “Cantiknya gadis itu!”,
“Bejat sekali koruptor itu!”, “Wah banyak sekali uangmu!”, dan lain
sebagainya.
KAIDAH KEBAHASAANl