SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
RESUME
Temperamen yang
Diubahkan
Edsi 1
MPDS
I I K O R I N T U S 5 : 1 7
Lahirnnya
Empat Temperamen
Salah satu orang besar dari ilmu pengobatan Yunani, Hippocrates, menarik perhatian
banyak orang karena dua alasan, yaitu :
1. Pada umumnya dia, diakui sebagai penyusun problema-problema penyakit jiwa.
2. Ia menegaskan adanya perbedaan-perbedaan temperamen pada diri seseorang dan
mengajukan suatu teori untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan itu.
Perhatian Hippocrates terhadap ciri-ciri temperamen menarik perhatian, sebagai hasil-
hasil dari pengamatan-pengamatan ini, Hippocrates membedakan adanya empat temperamen :
Sanguin, Melankolik, Kolerik, dan Flegmatik. Temperamen mana yang dimiliki seseorang
menurut Hipprocrates bergantung pada “cairan” dari tubuhnya: darah, empedu hitam, empedu
kuning dan flegma.
Pada dasarnya teori ini bersifat Biokimia, namun meskipun bahan pokok ini telah
musnah, bentuknya sekarang tetap hadir di tengah-tengah kita. Kini, sebagai ganti dari “cairan”
kita bicarakan tentang homon dan unsur-unsur pokok biokimia lainnya yang boleh jadi
mempengaruhi tingkah laku yang diamati.
Filsuf Jerman, Immanuel Kant adalah salah satu orang yang paling berpengaruh dalam
mempopulerkan keempat temperamen di seluruh Eropa. Seorang yang memiliki temperamen
sangguin selalu riang dan penuh pengharapan, menganggap segala sesuatu yang dihadapinya
sebagai amat penting, tapi segera dapat melupakannya sama sekali sesaat kemudian.
Ia ingin menepati janj-janjinya tapi gagal melaksanakan keinginannya itu sebab ia tidak
cukup berminat untuk menolong orang lain, tapi ia adalah orang penghutang jelek yang terus-
menerus minta penundaaan waktu untuk membayar. Ia amat luwes, pandai bergurau, periang, tak
terlalu bersungguh-sungguh menghadapi setiap hal, dan memiliki banyak kawan. Ia amat mudah
jadi penat dan bosan dan ketekunan bukanlah keahliannya.
Orang yang berkecondongan melankolik menganggap segala sesuatu yang bersangkut
paut dengan mereka sebagai amat penting. Mereka di segala tempat menemukan alasan untuk
merasa khawatir dan yang pertama-tama mereka perhatikan dari suatu keadaan ialah kesulitan-
kesulitannya, bertentangan dengan sikap yang diambil oleh orang-orang yang berkecondongan
sanguine jika mengahadapi keadaan yang sama.
Ia tidak mudah membuat janji-janji sebab ia berkeras ingin menepatinya setiap
ucapannya, ia harus mempertimbangkannya dulu apakah ia akan dapat menepatinya. Segalanya
ini dilakukannya atas dasar pertimbangan keakhalan melainkan karena pergaulan dengan orang
lain membuat ia khawatir, berprsangka, dan sibuk berpikir. Justru karena sebab inilah maka rasa
bahagia menjauhinya.
Orang kolerik dikatakan sebagai berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya,
tapi mudah pula jadi tenang jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah, ia tersinggung tanpa
kebencian yang berlarut-larut. Kegiatannya cepat tapi tidak tangguh. Ia orang yang sibuk tapi
tidak menyukai berada tepat di tengah-tengah kesibukan usaha sebab ia tidak tabah, ia pilih
untuk memberikan perintah-perintah tapi tidak mau diganggu dengan pelaksanaan perintah-
perintah yang diberikannya itu. Ia menyukai pengakuan secara terbuka dan senang jika dipuji di
depan umum. Ia menyukai penampilan, kemegahan, dan formalitas, ia penuh dengan kebanggan
dan cinta diri sendiri. Ia kikir, sopan tapi dengan upacara, ia sakit hati luar biasa jika orang lain
menolak untuk ikut dalam kepuraan-puraanya. Pendek kata, temperamen kolerik adalah yang
paling sedikit dapat menikmati kebahagiaan karena tingkah lakunya rata-rata justru
membangkitkan perlawanan orang.
Flegma berarti tidak adannya gairah, bukan kemalasan, ia mengatakan secara tidak
langsung kecondongan untuk tidak mudah dan tidak mudah cepat terpengaruh. Orang seperti ini
lambat jadi hangat dapat bertahan hangat lebih lama. Ia bertindak atas dasar keyakinan bukan
atas dorongan naluri, temperamennya yang cerah dapat menggatikan ketidakhadirannya
kecerdikan dan kebijakan di dalam dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain
dan biasanya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran-sasaran yang
dikehendakinya sementara ia bergaya seakan-akan memberikan jalan kepada orang lain.
Dasar pikiran ini, yang mempunyai banyak penyokong, akhirnya meringkas keempat
temperamen menjadi tiga. Beberapa orang dari pengikut dasar pikiran ini yang lebih belakangan
lagi bahkan telah meringkasnya lagi jadi dua, yang condong untuk mengikuti jejak langkah
penggolongan yang banyak dikenal, yakni introvert-extrovert.
Sigmund Freud, memberikan pukulan yang mematikan pada teori empat temperamen.
Penyelidikan dan teori-teorinya dalam psiko analisa telah memberikan akibat mengejutkan pada
studi mengenai kepribadian. Dengan melaksanakan titik pandangan yang sama sekali pasti…,
Freud dan pengikut-pengikutnya menggambarkan obsesi mereka dengan gagasan bahwa
lingkungan hidup seseorang menentukan tingkah laku orang itu.
Gagasan ini, secara mutlak berlawanan dengan teologia Kristen, telah menggerogoti
masyarakat Barat dengan parah. Gagasan Freud memberikan kepadanya kambing hitam yang
dapat dipersalahkannya sebagai sebab dari tingkah lakunya yang buruk. Jika seorang mencuri,
para behaviorist atau penghanut tingkah laku, condong untuk mempersalahkan masyarakat
tempat hidup orang itu karena menyebabkan ia tidak memiliki barang-barang yang
dibutuhknnya. Dan jika orang itu miskin, kaum behaviorist mempersalahkan masyarakat karena
tidak memberikan lapangan pekerjaan.
Banyak orang Kristen mencoba untuk menyesuaikan konsep-konsep Alkitab dengan
konsep evolusi dari “Ilmu pengtahuan muktahir”. Sikap berkompromi ini telah membantu
menghasilkan teologia liberal, modernisme, keorotodokan baru dan gereja yang pincang.
Sekarang waktu sedang berganti. Teori evolusi, sebuah batu dasar terkemuka di dalam
psikiatri dan psikologi, sedang retak di bawah penelitian yang terus-menerus dan cermat dari
para ilmiawan. Banyak psikiater dan psikolog terbebas dari bius psikologi Freud dan teori
behaviourist. Angkatan baru psikiater tidak menyetujui beberapa di antara gagasan-gagasan lama
dan mengadakan percobaan-percobaan dengan teori lain. Beberapa di antara mereka bahkan
menekankan pentingnya tanggung jawab seorang atas tingkah lakunya sendiri, seperti yang
diajarkan dalam Alkitab.
Teori Freud yang Merusak
Pada umumnya manusia ingin mengetahui apa latar belakang tingkah laku mereka, sebab
itu para mahasiswa sangat menggemari pelajaran psikologi.
Reaksi penolakan dari pihak para psokolog dan psikiater non-Kristen, sudah pasti ada.
Pertama-tama bahwa dasar gagasan empat temperamen adalah tidak sejalan dengan gagasan-
gagasan perikamanusiaan, dan kedua, jika para psikiater itu tidak mempercayai adanya Tuhan,
mereka dengan serte merta menolak kuasa Roh Kudus sebagai pemyembuh dari kesembuhan
manusia.
Sudah tiba wktunya bagi seseorang untuk menunjukkan bahwa psikologi dan psikatri
asalnya bertumpu pada humanism atheistis. Darwinisme dan Freudianisme telah membentuk
pemikiran dunia di luar agama sampai mereka mendirikan sebagian besar dari susunan
mentalnya di atas dua buah dasar alasan: bahwa tidak Tuhan , dan bahwa manusia adalah
kejadian biologis yang kebetulan saja; bahwa manusia adalah agung, dan cukup mampu untuk
mengatasi problema-problemanya sendiri. Dalam pelajaran filsafat ada pernyataan yang
menyatakan bahwa “sahnya suatu kesimpulan bergantung pada ketepatan alasan-alasan
dasarnya” humanisme adalah salah; jadi karenanya kita tidak mengharapkan bahwa mereka sah.
Harus kita akui “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi
mereka yang akan binasa tetapi bagi kita yang akan diselamatkan pemberitaan itu adalah
kekuatan Tuhan” (I Korintus 1:8). Kenyataan bahwa ada orang-orang yang memiliki gelar-gelar
doctor tidak berarti bahwa mereka benar. Jika dilakukan sebuah Tanya pendapat keliling
terhadap ahli filsafat di seluruh dunia maka akan kita ketahui bahwa setiap ahli yang jempolan
tentu tidak sependapat dengan ahli-ahli filsafat lainnya.
Ketika Tim Lahaye berceramah di sebuah konfrensi pasutri di Forest Home seorang
psikolog hadir terus selama tujuh sidang yang berlangsung, dan hal ini mendorong Tim Lahaye
untuk berbicara pada psokolog tersebut. Ia (psikolog) menceritakan bahwa ia sudah menjadi
penasihat psikolog hampis dua puluh lima tahun. Beberapa bulan sebelumnya ia sudah menerima
Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.
Secara bertahap ia mulai terlepas dari pesona tehnik dan nasihat yang sidah biasa
diberikannya kepada orang lain selama bertahun-tahun. Ia akhirnya berkesimpulan bahwa: “Saya
akan pulang dengan membawa dua kesan yang jelas-bahwa Alkitab mempunyai jawaban atas
problema-problema manusia, dan semua sederhana adanya.”
Keempat temperamen tampak menarik bahwa bagi orang-orang Kristen disebabkan
karena begitu bersesuaian dengan banyak konsep-konsep alkitabiah. Alkitab berkata bahwa
manusia memiliki dosa yang selalu merongrongnya, dan teori temperamen menegaskan hal itu.
Alkitab berkata bahwa manusia memiliki “alam lama” yang bersifat kedagingan atau
“kedagingan bejat.” Temperamen terbentuk dari watak-watak sejak lahir, beberapa diantaranya
adalah kelemahan-kelemahan.
Penggolongan keempat temperamen memang tidak diajarkan secara tegas dalam Alkitab,
tapai pendalaman riwayat hidup kita dari pribadi-pribadi Alkitab akan memperlihatkan kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan masing-masing temperamen. Alkitab menyatakan bahwa
kemenangan atas kelemahan-kelemahan itu hanya mingkin jika kita sudah menerima Yesus
Kristus secara pribadi sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan berserah penuh pada RohNya.
Terdapat dua atau tiga belas teori tentang kepribadian, teori empat temperamen mungkin
teori yang tertua dan yang terbaik. Ia memang tidak sempurna-tak ada satupun konsep gagasan
manusia yang sempurna. Ia tidak akan memberikan jawaban terhadap semua pertanyaan
mengenai diri kita, namun ia akan memberikan jawaban-jawaban lebih banyak daripada yang
mungkin diberi teori lain. Jika kita mempelajarinya, berhentilah sejenak untuk bersyukur kepada
Dia bahwa kita mempunyai hubungan dengan sebuah sumber kekuasaan yang dapat mengubah
hidup kita dan menjadikan kita seperti yang Dia inginkan.
PENGGUNAAN
DAN
PENYALAHGUNAAN ALAT
Teori empat temperamen adalah sebuah alat yang berharga, tapi seperti halnya dengan
setiap alat, ia bisa disalahgunakan.Beberapa pengamat telah memperdangkal makna dari konsep
ini, yaitu dengan menerapkannya secara sembarangan kepada setiap orang yang mereka jumpai.
Dr.Henry Brandt pernah berkomentar, “Tidak ada ketelanjangan yang lebih parah
daripada ketelanjagan batin.” Alam kemanusiaan kita mendorong kita untuk melindungi diri
bukan saja badani (lahiriah) melainkan juga secara batin. Seseorang yang dengan sengaja
menampilkan diri untuk mengejek di depan umum mengungkapkan rasa gairah melindungi
dirinya sendiri yang bengkok, orang yang seperti ini menggunakan cara menyingkapkan
kelemahan-kelemahan yang lebih parah.
Teori empat temperamen adalah alat terapi belaka. Baik digunakan terhadap orang lain
atau pada diri sendiri, ia harus digunakan secara lembut, dan bersifat membangun. Inilah
pedoman yang baik yang dapat diturut: jangan mengurangi temperamen seseorang kecuali jika
tindak it akan membuat hubungan jadi lebih baik dengan dia, dan jangan sebutkna kepada
sesorang apa temperamennya kecuali jika ia meminta hal itu.
Cara penggunaan teori empat temperamen yang bersifat merusak berikutnya ialah
menggunakan untuk membela tingkah lakunya sendiri. Kerap kali orang berkata “Sebenarnya
saya melakukan itu ialah karena saya adalah seorang yang temperamen “X” dan saya tidak bisa
berbuat lain.” Inilah kecurangan terhadap diri sendiri yang dipimpin IBLIS. Kecuali itu, inilah
tanda ketidakpercayaan Tuhan (Flp.4:13) adalah benar atau salah: “Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Temperamen dapat membeberkan tingkah laku kita, tapi tidak pernha memberikan
kesempatan kepada kita untuk melepaskan tanggung jawab kita. Namun sungguh mengherankan
jika banyak orang justru telah menggunakan cara yang yang berkebalikan, perhatikanlah contoh
pernyataan-pernyataan yang kerap dikeluarkan seseorang, sebagai berikut:
Yang Sanguin, sesudah melakukan „petualangan‟ di luar perkawinan yang hampir
menghancurkan rumah tangganya, berkata, “Saya tahu bahwa seharusnya tidak melakukannya,
tapai saya seorang Sanguin dan mudah menjadi lemah apabila berhadapan langsung dengan
godaan-godaan seks.” Ini adalah gaya seorang pengecut mengatakan: “Tuhanlah yang bersalah-
Ia telah membuat aku begini!” Yang Kolerik sesudah diberitahu bahwa luapan-luapan
kemarahannya yang luar biasa sebagai seorang guru Alkitab, menyatakan: Saya adalah seorang
pemukul, di waktu lalu saya saya juga seorang pemukul. Jika seseorang melintang di depan saya,
saya suruh dia menyingkir!” Jawaban tersebut memang sesuai dengan cirri-ciri seorang kolerik,
tetapi bukanlah jawaban seorang kolerik yang dikuasai Roh.
Seorang nyonya dengan tempramen Melankolik datang untuk meminta nasihat sesudah
suaminya pegi dan meninggalkan dirinya dan ketiga anak mereka. Padahal tak ada perempuan
lain yang menggangu suaminya-suaminya itu pergi semata-mata karena terpaksa harus pergi.
Ketika berpisah sang suami berkata, “Karena tak ada sesuatupun yang aku lakukan
menyenangkanmu, aku memutuskan akan menyingkir dari kehidupanmu dan member kebebasan
kepadamu untuk mendapatkan orang lain yang tidak memiliki cacat-cacatku!” Sambil berurai
airu mata perempuan ini mengakui. “Saya mencintai suami saya dan tidak bermaksud untuk
mencari-cari kesalahannya selama ini, tapi saya seorang yang cermat padahal dia seorang yang
tak acuh.
Istri seorang Flegmatik dengan susah payah akhirnya berhasil membujuk sang suami
untuk pergi kepada psikolog dan mengakui bahwa ia telah mengambil sikap berdiam diri setiap
kali istrinya berada di dekatnya. Di luar rumah ia adalah seorang yang lumayan ramah, tapi di
rumah ia sungguh-sungguh orang yang “berwajah batu.” Istrinya yang gemar berterus terang
menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak tertahankan. Tanggapan suaminya: “Saya tidak
mau mencari perkara. Daripada terjerumus ke dalam pertengkaran mulut saya lebih suka
menutup mulut saya rapat-rapat!” Ini adalah cara yang mudah menimbulkan sakti hati bagi istri
maupun Flegmatik sendiri. Lari dari kenyataannya ke balik dinding kebisuan yang dibangun
sendiri adalah tidak bersesuaian dengan peranan seorang ayah yang harus memegang pimpinan
di dalam rumah.
Ini semua adalah contoh dari pelemparan tanggung jawab yang digunakan untuk
membenarkan sikap yang mementingkan diri sendiri. Kesembuhan yang didapat akan sedikit
atau sama sekali tidak ada selama seseorang belum mengakui bahwa ia mempunyai kesulitan.
Sebaliknya dari menyalahkan temperamennya sebagai sebab dari tingkah-laku yang
menyimpang, seseorang harus mengakui kelemahannya dan membiarkan Roh Kudus
mengubahnya. Tingkah laku bukan saja mencerminkan temperamen melainkan lebih-lebih lagi
mencerminkan pola (kebiasaan) seseorang. Temperamen menggerakkan kita di atas sebuah pola
tingkah-laku; kebiasaan akan mengembangkan itu. Seorang Kristen bukanlah budak dari
kebiasaan! Kebiasaan-meskipun yang sudah dianut selama hidup-bisa diubah oleh Sumber Ilahi.
TELAAHLAH TEMPERAMEN ANDA
Penggunaan terbaik dari konsep pemikiran empat temperamen hanyalah mungkin
terlaksana jika anda dapat mengetahui dengan gambling temperamen anda sendiri.
Pelajari dengan teliti peta temperamen, anda akan menemukan temperamen anda yang
paling menonjol dalam hidup anda. Mula-mula catatlah kekuatan-kekuatan anda, sebab adalah
lebih mudah untuk bersikap objektif terhadap kekuatan-kekuatan sendiri daripada kelemahan-
kelemahan sendiri. Jika anda sekali sudah menegaskan kekuatan-kekuatan andan, carilah
kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan peta temperamen. Banyak orang condong untuk
berbalik haluan ketika mereka mempelajari kelemahan-kelemahan mereka, tapi yang terbaik
adalah jika menyisihkan godaan itu dan secara nyata menghadapinya.
Ada beberapa faktor yang diperhtikan dalam menelaah temperamen, bahwa faktor yang
terpenting adaah bahwa watak seseorang tidak hanya terbentuk dari satu temperamen saja. Sebab
ornagtua kita bahkan kakek nenek ikut ambil bagian dalam pembentukan watak kita, jadi setiap
orang pasti akan berupa gabungan sedikitnya dari dua atau tiga temperamen sekaligus.
PETA TEMPERAMEN
KEDEWASAAN ROHANI
Faktor yang umumnya diabaikan oleh orang-orang Kristen yang akan menganalisa
temperamen ialah karya perubahan atau pendewasaan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Semakin
dewasa rohaninya seorang Kristen maka semakin sulit untuk mendiagnosa temperamen
dasarnya.
Faktor lain yang patut mendapat perhatian dalam membuat diagnose dari temperamen
adalah usia/umur. Kebanyakan dari temperamen dapat ditandai dalam usia antara lima belas
tahun dan tiga puluh lima tahun. Sejak dari usia tersebut ke atas, secara umum, orang
mempunyai kecondongan jadi kurang menonjol dalam kegiatan tindakan-tindakanya, kecuali jika
kebiasan-kebiasan, pengalaman-pengalaman, atau tekanan-tekanan lain membuat
temperamennya jelas kelihatan bagi orang lain.
Keadaan tubuh jasmani seseorang juga akan mempengaruhi pernyataan dari
temperamennya. Tekanan darah tinggi bisa membuat seseorang yang pendiam tampak lebih giat
daripada tempramen yang sebenarnya yang menggerakknya. Tekanan darah rendah akan
menyebabkan seseorang bertemperamen sanguine atau kolerik tampak kurang semangat dari
orang-orang yang bertemperamen sejenis. Beberapa orang memiliki susunan tubuh jasmani yang
menciptakan ketegangan-ketegangan syaraf-dan hal ini akan berakibat pada pernyataan-
pernyataan dari temperamen-temperamen mereka.
Faktor lain berikutnya yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang dan dapat
menciptakan kesan-kesan yang salah dari temperamennya yang asli adalah trauma atau luka
batin, baik yang didapat dari sebuah pengalaman semata atau dari kejadiaan-kejadian yang
berturut-turut. Gejala-gejala ini adalah jelas sekali hadir di daerah rasa takut yang menyebabkan
pribadi orang yang bersangkutan mengambil sikap mendurkan diri.
Salah satu pemikiran yang merugikan mengenai temperamen ialah pendapat bahwa
temperamen yang satu lebih baik dari yang lain atau perpaduan temperamen-temperamen yang
ini lebih baik dari perpaduan-perpaduan yang itu. Kant mengira temperamen kolerik adalah yang
terbaik. Penginjil Alexander Whyte lebih menyukai temperamen campuran Sanguin-Flegmatik
karena ia terbuka dan menyenangkan namun terpimpin. Tapi Tuhan telah menciptakan kita
semua demi “KesenanganNya.” Tak peduli siapa kita, kita memiliki kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan.
Makin besar sifat-sifat watak lemah kita, makin besar pula sifat-sifat watak kuat kita.
Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang amat berbakat sering kali begitu banyak kesulitan-
kesulitan emosional. Jika anda seorang pribadi yang memiliki kekuatan besar, anda juga
memiliki kelemahan-kelemahan besar. Orang condong menginginkan jadi sesuatu yang lain
daripada dirinya sendiri.
Sebenarnya, alam dari temperamen seseorang adalah terjadi bersama dengan kejadian
lain. jika seseorang sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, maka ia
akan memiliki Roh Kudus yang hadir di dalam dirinya. Roh Kudus demikian akan dapat
memperbaiki atau mengubah kelemahan-kelemahan sehingga ia laki-laki atau perempuan jadi
positif seperti yang Dia inginkan. Orang-orang yang menyatakan dirinya Kristen yang dipenuhi
Roh Kudus adalah teladan-teladan hidup yang dapat disaksikan orang dari temperamen-
temperamen mereka yang sudah diubah.
MPDS.

More Related Content

Similar to Temperamen

Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).adriandunggun
 
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Universitas Psikologi
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaJuwita Yulianto
 
Presentan PAK AGUS
Presentan PAK AGUSPresentan PAK AGUS
Presentan PAK AGUSnimnimchan
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadianwafazaenal
 
Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund FreudTeori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund Freudwancoker
 
Psychoanalysis Theory
Psychoanalysis TheoryPsychoanalysis Theory
Psychoanalysis Theorymankoma2012
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianJoko Setiawan
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudAgung Andi Nurul Patta
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudPatta Ula
 
Perkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan Psikologi KognitifPerkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan Psikologi KognitifBintang Bagaskara
 
Dasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuDasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuSiti Sahati
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapLingga - Universitas Riau
 
Konseling analisis transaksional
Konseling analisis transaksionalKonseling analisis transaksional
Konseling analisis transaksionalUl BreacLe
 
Pemikiran islam dan filsafat ilmu baru
Pemikiran islam dan filsafat ilmu baruPemikiran islam dan filsafat ilmu baru
Pemikiran islam dan filsafat ilmu baruRoby Irzal Maulana
 
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptxMaria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptxToniPenuam
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikUlanJegeg
 
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasiSyarifudin Amq
 

Similar to Temperamen (20)

Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
 
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
 
Presentan PAK AGUS
Presentan PAK AGUSPresentan PAK AGUS
Presentan PAK AGUS
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadian
 
Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund FreudTeori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund Freud
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Psychoanalysis Theory
Psychoanalysis TheoryPsychoanalysis Theory
Psychoanalysis Theory
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Perkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan Psikologi KognitifPerkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan Psikologi Kognitif
 
Dasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuDasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individu
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
 
Jawaban
JawabanJawaban
Jawaban
 
Konseling analisis transaksional
Konseling analisis transaksionalKonseling analisis transaksional
Konseling analisis transaksional
 
Pemikiran islam dan filsafat ilmu baru
Pemikiran islam dan filsafat ilmu baruPemikiran islam dan filsafat ilmu baru
Pemikiran islam dan filsafat ilmu baru
 
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptxMaria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, map theory dakwah dan komunikasi
 

Temperamen

  • 2. Lahirnnya Empat Temperamen Salah satu orang besar dari ilmu pengobatan Yunani, Hippocrates, menarik perhatian banyak orang karena dua alasan, yaitu : 1. Pada umumnya dia, diakui sebagai penyusun problema-problema penyakit jiwa. 2. Ia menegaskan adanya perbedaan-perbedaan temperamen pada diri seseorang dan mengajukan suatu teori untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan itu. Perhatian Hippocrates terhadap ciri-ciri temperamen menarik perhatian, sebagai hasil- hasil dari pengamatan-pengamatan ini, Hippocrates membedakan adanya empat temperamen : Sanguin, Melankolik, Kolerik, dan Flegmatik. Temperamen mana yang dimiliki seseorang menurut Hipprocrates bergantung pada “cairan” dari tubuhnya: darah, empedu hitam, empedu kuning dan flegma. Pada dasarnya teori ini bersifat Biokimia, namun meskipun bahan pokok ini telah musnah, bentuknya sekarang tetap hadir di tengah-tengah kita. Kini, sebagai ganti dari “cairan” kita bicarakan tentang homon dan unsur-unsur pokok biokimia lainnya yang boleh jadi mempengaruhi tingkah laku yang diamati. Filsuf Jerman, Immanuel Kant adalah salah satu orang yang paling berpengaruh dalam mempopulerkan keempat temperamen di seluruh Eropa. Seorang yang memiliki temperamen sangguin selalu riang dan penuh pengharapan, menganggap segala sesuatu yang dihadapinya sebagai amat penting, tapi segera dapat melupakannya sama sekali sesaat kemudian. Ia ingin menepati janj-janjinya tapi gagal melaksanakan keinginannya itu sebab ia tidak cukup berminat untuk menolong orang lain, tapi ia adalah orang penghutang jelek yang terus- menerus minta penundaaan waktu untuk membayar. Ia amat luwes, pandai bergurau, periang, tak terlalu bersungguh-sungguh menghadapi setiap hal, dan memiliki banyak kawan. Ia amat mudah jadi penat dan bosan dan ketekunan bukanlah keahliannya. Orang yang berkecondongan melankolik menganggap segala sesuatu yang bersangkut paut dengan mereka sebagai amat penting. Mereka di segala tempat menemukan alasan untuk merasa khawatir dan yang pertama-tama mereka perhatikan dari suatu keadaan ialah kesulitan- kesulitannya, bertentangan dengan sikap yang diambil oleh orang-orang yang berkecondongan sanguine jika mengahadapi keadaan yang sama. Ia tidak mudah membuat janji-janji sebab ia berkeras ingin menepatinya setiap ucapannya, ia harus mempertimbangkannya dulu apakah ia akan dapat menepatinya. Segalanya ini dilakukannya atas dasar pertimbangan keakhalan melainkan karena pergaulan dengan orang lain membuat ia khawatir, berprsangka, dan sibuk berpikir. Justru karena sebab inilah maka rasa bahagia menjauhinya. Orang kolerik dikatakan sebagai berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah pula jadi tenang jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah, ia tersinggung tanpa kebencian yang berlarut-larut. Kegiatannya cepat tapi tidak tangguh. Ia orang yang sibuk tapi
  • 3. tidak menyukai berada tepat di tengah-tengah kesibukan usaha sebab ia tidak tabah, ia pilih untuk memberikan perintah-perintah tapi tidak mau diganggu dengan pelaksanaan perintah- perintah yang diberikannya itu. Ia menyukai pengakuan secara terbuka dan senang jika dipuji di depan umum. Ia menyukai penampilan, kemegahan, dan formalitas, ia penuh dengan kebanggan dan cinta diri sendiri. Ia kikir, sopan tapi dengan upacara, ia sakit hati luar biasa jika orang lain menolak untuk ikut dalam kepuraan-puraanya. Pendek kata, temperamen kolerik adalah yang paling sedikit dapat menikmati kebahagiaan karena tingkah lakunya rata-rata justru membangkitkan perlawanan orang. Flegma berarti tidak adannya gairah, bukan kemalasan, ia mengatakan secara tidak langsung kecondongan untuk tidak mudah dan tidak mudah cepat terpengaruh. Orang seperti ini lambat jadi hangat dapat bertahan hangat lebih lama. Ia bertindak atas dasar keyakinan bukan atas dorongan naluri, temperamennya yang cerah dapat menggatikan ketidakhadirannya kecerdikan dan kebijakan di dalam dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain dan biasanya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran-sasaran yang dikehendakinya sementara ia bergaya seakan-akan memberikan jalan kepada orang lain. Dasar pikiran ini, yang mempunyai banyak penyokong, akhirnya meringkas keempat temperamen menjadi tiga. Beberapa orang dari pengikut dasar pikiran ini yang lebih belakangan lagi bahkan telah meringkasnya lagi jadi dua, yang condong untuk mengikuti jejak langkah penggolongan yang banyak dikenal, yakni introvert-extrovert. Sigmund Freud, memberikan pukulan yang mematikan pada teori empat temperamen. Penyelidikan dan teori-teorinya dalam psiko analisa telah memberikan akibat mengejutkan pada studi mengenai kepribadian. Dengan melaksanakan titik pandangan yang sama sekali pasti…, Freud dan pengikut-pengikutnya menggambarkan obsesi mereka dengan gagasan bahwa lingkungan hidup seseorang menentukan tingkah laku orang itu. Gagasan ini, secara mutlak berlawanan dengan teologia Kristen, telah menggerogoti masyarakat Barat dengan parah. Gagasan Freud memberikan kepadanya kambing hitam yang dapat dipersalahkannya sebagai sebab dari tingkah lakunya yang buruk. Jika seorang mencuri, para behaviorist atau penghanut tingkah laku, condong untuk mempersalahkan masyarakat tempat hidup orang itu karena menyebabkan ia tidak memiliki barang-barang yang dibutuhknnya. Dan jika orang itu miskin, kaum behaviorist mempersalahkan masyarakat karena tidak memberikan lapangan pekerjaan. Banyak orang Kristen mencoba untuk menyesuaikan konsep-konsep Alkitab dengan konsep evolusi dari “Ilmu pengtahuan muktahir”. Sikap berkompromi ini telah membantu menghasilkan teologia liberal, modernisme, keorotodokan baru dan gereja yang pincang. Sekarang waktu sedang berganti. Teori evolusi, sebuah batu dasar terkemuka di dalam psikiatri dan psikologi, sedang retak di bawah penelitian yang terus-menerus dan cermat dari para ilmiawan. Banyak psikiater dan psikolog terbebas dari bius psikologi Freud dan teori behaviourist. Angkatan baru psikiater tidak menyetujui beberapa di antara gagasan-gagasan lama dan mengadakan percobaan-percobaan dengan teori lain. Beberapa di antara mereka bahkan menekankan pentingnya tanggung jawab seorang atas tingkah lakunya sendiri, seperti yang diajarkan dalam Alkitab.
  • 4. Teori Freud yang Merusak Pada umumnya manusia ingin mengetahui apa latar belakang tingkah laku mereka, sebab itu para mahasiswa sangat menggemari pelajaran psikologi. Reaksi penolakan dari pihak para psokolog dan psikiater non-Kristen, sudah pasti ada. Pertama-tama bahwa dasar gagasan empat temperamen adalah tidak sejalan dengan gagasan- gagasan perikamanusiaan, dan kedua, jika para psikiater itu tidak mempercayai adanya Tuhan, mereka dengan serte merta menolak kuasa Roh Kudus sebagai pemyembuh dari kesembuhan manusia. Sudah tiba wktunya bagi seseorang untuk menunjukkan bahwa psikologi dan psikatri asalnya bertumpu pada humanism atheistis. Darwinisme dan Freudianisme telah membentuk pemikiran dunia di luar agama sampai mereka mendirikan sebagian besar dari susunan mentalnya di atas dua buah dasar alasan: bahwa tidak Tuhan , dan bahwa manusia adalah kejadian biologis yang kebetulan saja; bahwa manusia adalah agung, dan cukup mampu untuk mengatasi problema-problemanya sendiri. Dalam pelajaran filsafat ada pernyataan yang menyatakan bahwa “sahnya suatu kesimpulan bergantung pada ketepatan alasan-alasan dasarnya” humanisme adalah salah; jadi karenanya kita tidak mengharapkan bahwa mereka sah. Harus kita akui “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa tetapi bagi kita yang akan diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Tuhan” (I Korintus 1:8). Kenyataan bahwa ada orang-orang yang memiliki gelar-gelar doctor tidak berarti bahwa mereka benar. Jika dilakukan sebuah Tanya pendapat keliling terhadap ahli filsafat di seluruh dunia maka akan kita ketahui bahwa setiap ahli yang jempolan tentu tidak sependapat dengan ahli-ahli filsafat lainnya. Ketika Tim Lahaye berceramah di sebuah konfrensi pasutri di Forest Home seorang psikolog hadir terus selama tujuh sidang yang berlangsung, dan hal ini mendorong Tim Lahaye untuk berbicara pada psokolog tersebut. Ia (psikolog) menceritakan bahwa ia sudah menjadi penasihat psikolog hampis dua puluh lima tahun. Beberapa bulan sebelumnya ia sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Secara bertahap ia mulai terlepas dari pesona tehnik dan nasihat yang sidah biasa diberikannya kepada orang lain selama bertahun-tahun. Ia akhirnya berkesimpulan bahwa: “Saya akan pulang dengan membawa dua kesan yang jelas-bahwa Alkitab mempunyai jawaban atas problema-problema manusia, dan semua sederhana adanya.” Keempat temperamen tampak menarik bahwa bagi orang-orang Kristen disebabkan karena begitu bersesuaian dengan banyak konsep-konsep alkitabiah. Alkitab berkata bahwa manusia memiliki dosa yang selalu merongrongnya, dan teori temperamen menegaskan hal itu. Alkitab berkata bahwa manusia memiliki “alam lama” yang bersifat kedagingan atau “kedagingan bejat.” Temperamen terbentuk dari watak-watak sejak lahir, beberapa diantaranya adalah kelemahan-kelemahan. Penggolongan keempat temperamen memang tidak diajarkan secara tegas dalam Alkitab, tapai pendalaman riwayat hidup kita dari pribadi-pribadi Alkitab akan memperlihatkan kekuatan-
  • 5. kekuatan dan kelemahan-kelemahan masing-masing temperamen. Alkitab menyatakan bahwa kemenangan atas kelemahan-kelemahan itu hanya mingkin jika kita sudah menerima Yesus Kristus secara pribadi sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan berserah penuh pada RohNya. Terdapat dua atau tiga belas teori tentang kepribadian, teori empat temperamen mungkin teori yang tertua dan yang terbaik. Ia memang tidak sempurna-tak ada satupun konsep gagasan manusia yang sempurna. Ia tidak akan memberikan jawaban terhadap semua pertanyaan mengenai diri kita, namun ia akan memberikan jawaban-jawaban lebih banyak daripada yang mungkin diberi teori lain. Jika kita mempelajarinya, berhentilah sejenak untuk bersyukur kepada Dia bahwa kita mempunyai hubungan dengan sebuah sumber kekuasaan yang dapat mengubah hidup kita dan menjadikan kita seperti yang Dia inginkan. PENGGUNAAN DAN PENYALAHGUNAAN ALAT Teori empat temperamen adalah sebuah alat yang berharga, tapi seperti halnya dengan setiap alat, ia bisa disalahgunakan.Beberapa pengamat telah memperdangkal makna dari konsep ini, yaitu dengan menerapkannya secara sembarangan kepada setiap orang yang mereka jumpai. Dr.Henry Brandt pernah berkomentar, “Tidak ada ketelanjangan yang lebih parah daripada ketelanjagan batin.” Alam kemanusiaan kita mendorong kita untuk melindungi diri bukan saja badani (lahiriah) melainkan juga secara batin. Seseorang yang dengan sengaja menampilkan diri untuk mengejek di depan umum mengungkapkan rasa gairah melindungi dirinya sendiri yang bengkok, orang yang seperti ini menggunakan cara menyingkapkan kelemahan-kelemahan yang lebih parah. Teori empat temperamen adalah alat terapi belaka. Baik digunakan terhadap orang lain atau pada diri sendiri, ia harus digunakan secara lembut, dan bersifat membangun. Inilah pedoman yang baik yang dapat diturut: jangan mengurangi temperamen seseorang kecuali jika tindak it akan membuat hubungan jadi lebih baik dengan dia, dan jangan sebutkna kepada sesorang apa temperamennya kecuali jika ia meminta hal itu. Cara penggunaan teori empat temperamen yang bersifat merusak berikutnya ialah menggunakan untuk membela tingkah lakunya sendiri. Kerap kali orang berkata “Sebenarnya saya melakukan itu ialah karena saya adalah seorang yang temperamen “X” dan saya tidak bisa berbuat lain.” Inilah kecurangan terhadap diri sendiri yang dipimpin IBLIS. Kecuali itu, inilah tanda ketidakpercayaan Tuhan (Flp.4:13) adalah benar atau salah: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Temperamen dapat membeberkan tingkah laku kita, tapi tidak pernha memberikan kesempatan kepada kita untuk melepaskan tanggung jawab kita. Namun sungguh mengherankan jika banyak orang justru telah menggunakan cara yang yang berkebalikan, perhatikanlah contoh pernyataan-pernyataan yang kerap dikeluarkan seseorang, sebagai berikut:
  • 6. Yang Sanguin, sesudah melakukan „petualangan‟ di luar perkawinan yang hampir menghancurkan rumah tangganya, berkata, “Saya tahu bahwa seharusnya tidak melakukannya, tapai saya seorang Sanguin dan mudah menjadi lemah apabila berhadapan langsung dengan godaan-godaan seks.” Ini adalah gaya seorang pengecut mengatakan: “Tuhanlah yang bersalah- Ia telah membuat aku begini!” Yang Kolerik sesudah diberitahu bahwa luapan-luapan kemarahannya yang luar biasa sebagai seorang guru Alkitab, menyatakan: Saya adalah seorang pemukul, di waktu lalu saya saya juga seorang pemukul. Jika seseorang melintang di depan saya, saya suruh dia menyingkir!” Jawaban tersebut memang sesuai dengan cirri-ciri seorang kolerik, tetapi bukanlah jawaban seorang kolerik yang dikuasai Roh. Seorang nyonya dengan tempramen Melankolik datang untuk meminta nasihat sesudah suaminya pegi dan meninggalkan dirinya dan ketiga anak mereka. Padahal tak ada perempuan lain yang menggangu suaminya-suaminya itu pergi semata-mata karena terpaksa harus pergi. Ketika berpisah sang suami berkata, “Karena tak ada sesuatupun yang aku lakukan menyenangkanmu, aku memutuskan akan menyingkir dari kehidupanmu dan member kebebasan kepadamu untuk mendapatkan orang lain yang tidak memiliki cacat-cacatku!” Sambil berurai airu mata perempuan ini mengakui. “Saya mencintai suami saya dan tidak bermaksud untuk mencari-cari kesalahannya selama ini, tapi saya seorang yang cermat padahal dia seorang yang tak acuh. Istri seorang Flegmatik dengan susah payah akhirnya berhasil membujuk sang suami untuk pergi kepada psikolog dan mengakui bahwa ia telah mengambil sikap berdiam diri setiap kali istrinya berada di dekatnya. Di luar rumah ia adalah seorang yang lumayan ramah, tapi di rumah ia sungguh-sungguh orang yang “berwajah batu.” Istrinya yang gemar berterus terang menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak tertahankan. Tanggapan suaminya: “Saya tidak mau mencari perkara. Daripada terjerumus ke dalam pertengkaran mulut saya lebih suka menutup mulut saya rapat-rapat!” Ini adalah cara yang mudah menimbulkan sakti hati bagi istri maupun Flegmatik sendiri. Lari dari kenyataannya ke balik dinding kebisuan yang dibangun sendiri adalah tidak bersesuaian dengan peranan seorang ayah yang harus memegang pimpinan di dalam rumah. Ini semua adalah contoh dari pelemparan tanggung jawab yang digunakan untuk membenarkan sikap yang mementingkan diri sendiri. Kesembuhan yang didapat akan sedikit atau sama sekali tidak ada selama seseorang belum mengakui bahwa ia mempunyai kesulitan. Sebaliknya dari menyalahkan temperamennya sebagai sebab dari tingkah-laku yang menyimpang, seseorang harus mengakui kelemahannya dan membiarkan Roh Kudus mengubahnya. Tingkah laku bukan saja mencerminkan temperamen melainkan lebih-lebih lagi mencerminkan pola (kebiasaan) seseorang. Temperamen menggerakkan kita di atas sebuah pola tingkah-laku; kebiasaan akan mengembangkan itu. Seorang Kristen bukanlah budak dari kebiasaan! Kebiasaan-meskipun yang sudah dianut selama hidup-bisa diubah oleh Sumber Ilahi.
  • 7. TELAAHLAH TEMPERAMEN ANDA Penggunaan terbaik dari konsep pemikiran empat temperamen hanyalah mungkin terlaksana jika anda dapat mengetahui dengan gambling temperamen anda sendiri. Pelajari dengan teliti peta temperamen, anda akan menemukan temperamen anda yang paling menonjol dalam hidup anda. Mula-mula catatlah kekuatan-kekuatan anda, sebab adalah lebih mudah untuk bersikap objektif terhadap kekuatan-kekuatan sendiri daripada kelemahan- kelemahan sendiri. Jika anda sekali sudah menegaskan kekuatan-kekuatan andan, carilah kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan peta temperamen. Banyak orang condong untuk berbalik haluan ketika mereka mempelajari kelemahan-kelemahan mereka, tapi yang terbaik adalah jika menyisihkan godaan itu dan secara nyata menghadapinya. Ada beberapa faktor yang diperhtikan dalam menelaah temperamen, bahwa faktor yang terpenting adaah bahwa watak seseorang tidak hanya terbentuk dari satu temperamen saja. Sebab ornagtua kita bahkan kakek nenek ikut ambil bagian dalam pembentukan watak kita, jadi setiap orang pasti akan berupa gabungan sedikitnya dari dua atau tiga temperamen sekaligus. PETA TEMPERAMEN
  • 8. KEDEWASAAN ROHANI Faktor yang umumnya diabaikan oleh orang-orang Kristen yang akan menganalisa temperamen ialah karya perubahan atau pendewasaan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Semakin dewasa rohaninya seorang Kristen maka semakin sulit untuk mendiagnosa temperamen dasarnya. Faktor lain yang patut mendapat perhatian dalam membuat diagnose dari temperamen adalah usia/umur. Kebanyakan dari temperamen dapat ditandai dalam usia antara lima belas tahun dan tiga puluh lima tahun. Sejak dari usia tersebut ke atas, secara umum, orang mempunyai kecondongan jadi kurang menonjol dalam kegiatan tindakan-tindakanya, kecuali jika kebiasan-kebiasan, pengalaman-pengalaman, atau tekanan-tekanan lain membuat temperamennya jelas kelihatan bagi orang lain. Keadaan tubuh jasmani seseorang juga akan mempengaruhi pernyataan dari temperamennya. Tekanan darah tinggi bisa membuat seseorang yang pendiam tampak lebih giat daripada tempramen yang sebenarnya yang menggerakknya. Tekanan darah rendah akan menyebabkan seseorang bertemperamen sanguine atau kolerik tampak kurang semangat dari orang-orang yang bertemperamen sejenis. Beberapa orang memiliki susunan tubuh jasmani yang menciptakan ketegangan-ketegangan syaraf-dan hal ini akan berakibat pada pernyataan- pernyataan dari temperamen-temperamen mereka. Faktor lain berikutnya yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang dan dapat menciptakan kesan-kesan yang salah dari temperamennya yang asli adalah trauma atau luka batin, baik yang didapat dari sebuah pengalaman semata atau dari kejadiaan-kejadian yang berturut-turut. Gejala-gejala ini adalah jelas sekali hadir di daerah rasa takut yang menyebabkan pribadi orang yang bersangkutan mengambil sikap mendurkan diri. Salah satu pemikiran yang merugikan mengenai temperamen ialah pendapat bahwa temperamen yang satu lebih baik dari yang lain atau perpaduan temperamen-temperamen yang ini lebih baik dari perpaduan-perpaduan yang itu. Kant mengira temperamen kolerik adalah yang terbaik. Penginjil Alexander Whyte lebih menyukai temperamen campuran Sanguin-Flegmatik karena ia terbuka dan menyenangkan namun terpimpin. Tapi Tuhan telah menciptakan kita semua demi “KesenanganNya.” Tak peduli siapa kita, kita memiliki kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan. Makin besar sifat-sifat watak lemah kita, makin besar pula sifat-sifat watak kuat kita. Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang amat berbakat sering kali begitu banyak kesulitan- kesulitan emosional. Jika anda seorang pribadi yang memiliki kekuatan besar, anda juga memiliki kelemahan-kelemahan besar. Orang condong menginginkan jadi sesuatu yang lain daripada dirinya sendiri. Sebenarnya, alam dari temperamen seseorang adalah terjadi bersama dengan kejadian lain. jika seseorang sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, maka ia akan memiliki Roh Kudus yang hadir di dalam dirinya. Roh Kudus demikian akan dapat memperbaiki atau mengubah kelemahan-kelemahan sehingga ia laki-laki atau perempuan jadi
  • 9. positif seperti yang Dia inginkan. Orang-orang yang menyatakan dirinya Kristen yang dipenuhi Roh Kudus adalah teladan-teladan hidup yang dapat disaksikan orang dari temperamen- temperamen mereka yang sudah diubah. MPDS.