2. 1. Pemadaman Kering
Kapur tohor yang akan dipadamkan dihamparkan di atas lantai terbuka setebal 30 – 50 cm,
kemudian disiram air sebanyak ± ½ x berat kapur tohor. Akibat penyiraman air ini kapur
tohor berubah menjadi kapur padam Ca(OH)2, volumenya berubah, kapur menjadi panas
dan airnya menguap. Setelah reaksinya berhenti, kapur padam ini diaduk-aduk. Bila masih
ada bagian kapur yang belum padam, disiram lagi dengan air. Hasil pemadaman dibiarkan
selama 24 jam, kemudian diaduk lagi untuk memisahkan butir-butir batu kapur yang belum
pecah dan masih mentah. Kemudian kapur padam ditimbun di tempat terbuka.
Cara pemadaman ini paling banyak dilakukan orang. Dari pemadaman cara ini didapatkan
bubuk kapur padam berwarna putih.
Kerugian-kerugian pemadaman dengan cara kering adalah :
a) Panas dan uap yang timbul dalam proses hidrasi cepat hilang sehingga sering dijumpai
masih terdapat butir-butir kapur yang belum padam. Uap panas ini berguna untuk
mempercepat pemadaman kapur tohor, terutama untuk kapur yang terbakar lewat.
b) Air yang dipakai kurang terkontrol sehingga kapur yang dihasilkan seringkali terlalu
basah. Pada umumnya hasil pemadaman mempunyai kadar air 20 25 %. Kapur padam
yang terlalu basah akan mudah menarik CO2 dari udara sehingga akan terbentuk CaCO3
kembali. Pada penyimpanan yang agak lama, kapur yang terlalu basah akan cepat
mengeras dan mengganggu proses pengikatannya. Pemadaman yang baik menghasilkan
kapur tohor berbutiran halus dengan kadar air kurang dari 10 %.
c) Setelah dilakukan pemadaman, seringkali tidak dilakukan pengayakan maupun
penggilingan sehingga kapur yang dihasilkan mengandung butiran-butiran kasar yang
mungkin terdiri dari kapur yang belum padam atau kapur mentah. Batu kapur yang
belum padamini berakibat buruk pada saat kapur digunakan sebagai perekat adukan
karena akan terjadi pemadaman susulan setelah kapur ada di dalam tembok. Hal ini
menyebabkan tembok retak atau pecah-pecah setempat.
2. Pemadaman Kering
Pemadaman basah menghasilkan kapur padam berbentuk bubur. Cara ini biasanya dilakukan
bila kapur padamnya akan segera dipakai. Pemadaman dilakukan di dalam bak. Kapur tohor
diberi air yang banyak ± 2- 3 kali dari berat kapur tohornya. Pada proses ini terjadi proses
3. hidrasi dari kapur tohor menjadi kapur padam Ca(OH)2 dan panas, sehingga air di dalam bak
terlihat mendidih. Kapur padam yang dihasilkan dibiarkan di dalam bak selama 1 hari dan
hasilnya berupa kapur padam kental. Pemadaman dengan cara ini menghasilkan kapur padam
yang lebih baik, berbutiran halus dan kapur yang terbakar lewat dapat terpadamkan dengan
sempurna. Kerugiannya adalah dihasilkan kapur padam yang basah sehingga tidak dapat
disimpan terlalu lama.