ini berisi dan menggambarkan inti dokumen yaitu mengenai siapa yang seharusnya kita sembah yaitu Sang Pencipta
1. MENYEMBAH SANG PENCIPTA
Pelajaran 6: 10 Agustus 2019
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“’Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya
engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan
melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau
memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan
setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu
bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu
orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila
engkau melihat orang telanjang, supaya engkau
memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri
terhadap saudaramu sendiri! ” (Yesaya 58:6,7)
2. Siapakah yang harus kita sembah?
Menyembah berhala
Menyembah Sang Pencipta
Bagaimanakah kita harus menyembah?
Ibadah/penyembahan lahiriah
Kehidupan yang
menyembah/beribadah
Siapakah yang harus kita sembah? Dan
bagaimanakah cara menyembah-Nya?
Para nabi mengungkapkan keluhan ALLAH
tentang mereka yang tidak menyembah
kepada-Nya dan mereka yang hanya berpura-
pura menyembah-Nya.
Menyembah/ibadah bukanlah suatu tindakan
tetapi suatu sikap. Ibadah kita adalah
manifestasi dari melayani ALLAH dan hidup
dekat dengan-Nya, Sebagai satu-satunya yang
layak disembah (Mazmur 96: 4).
3. MENYEMBAH BERHALA
“Berhala-berhala mereka adalah
perak dan emas, buatan tangan
manusia,[…] Seperti itulah jadinya
orang-orang yang membuatnya, dan
semua orang yang percaya
kepadanya.” (Mazmur 115:4, 8)
Perintah ALLAH jelas, "Jangan ada padamu ALLAH
lain" dan "Jangan membuat bagimu patung yang
menyerupai apa pun ... " (Keluaran 20: 3-4).
Namun, orang Israel membuat patung anak lembu
dan menyembahnya (Kel. 32: 4; 1Raj. 12:28).
Setelah beberapa waktu, mereka juga menyembah
dewa-dewa lain dan menjadi seperti mereka:
berubah-ubah, haus darah, tidak bermoral ...
Mereka mulai memperlakukan orang lain secara
tidak adil gantinya menabur keadilan. Ini adalah
konsekuensi alami dari mereka menyembah ilah
yang tidak adil.
4. Mengapa kita harus menyembah ALLAH (Ul. 10:17-22;
Mzm. 146:5-10; Yes. 61:11)?
Ia Allah yang besar, kuat dan dahsyat
Ia tidak memandang bulu
Ia tidak menerima suap
Ia membela hak anak yatim dan para janda
Ia mengasihi orang asing dan menyediakan
keperluan mereka
Ia menciptakan langit dan bumi
Ia memberikan makanan kepada yang kelaparan
Ia membebaskan orang yang tertawan
Ia mencelikkan mata orang buta
Ia membangkitkan orang yang jatuh
Ia mengasihi orang benar
Ia memancarkan keadilan
TUHAN Adalah adil
dan penuh belas
kasihan. Ia selalu
memperhatikan
umat-Nya
khususnya kepada
mereka yang
miskin dan
tertindas.
MENYEMBAH
SANG PENCIPTA
“Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu,
yang telah melakukan di antaramu perbuatan-
perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah
kaulihat dengan matamu sendiri.” (Ul. 10:21)
5. Yesaya 1:10-17 dengan keras mengutuk
penyembahan di Bait Suci pada waktu itu :
“Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran …
sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak
akan mendengarkannya.”
TUHAN tidak menerima ibadah lahiriah dari
mereka yang tidak melakukan keadilan dan tidak
peduli dengan penderitaan dan penindasan orang
lain.
Korban manakah yang dapat menyenangkan
TUHAN? Korban bakaran, seribu atau sepuluh
ribu? Atau mungkin korban manusia?
TUHAN berkenan terhadap korban dari perbuatan
yang adil dan berbelas kasih (Mikha 6: 6-7).
IBADAH LAHIRIAH (1)
“Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu
dan Aku tidak senang kepada perkumpulan
rayamu …Tetapi biarlah keadilan bergulung-
gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai
yang selalu mengalir .” (Amos 5:21, 24)
Mengapa ALLAH menolak ibadah mereka
6. Orang Farisi bertindak seperti orang-orang beragama
pada zaman Yesaya. Mereka percaya bahwa praktik
keagamaan mereka membuat mereka layak memiliki
hubungan dengan TUHAN, tetapi mereka menindas orang
miskin dan mengabaikan mereka yang membutuhkan.
Khotbah terberat Yesus melawan ibadah lahiriah dapat
ditemukan dalam Matius 23.
Yesus tidak mengkritik ekspresi ibadah
lahiriah ("Yang satu harus dilakukan
dan yang lain jangan diabaikan",
Matius 23:23), tetapi secara tidak adil
memperlakukan orang yang tidak
berdaya.
Tindakan ibadah kita tidak dapat
menggantikan memperlakukan orang lain
dengan cara yang adil dan murah hati.
IBADAH LAHIRIAH (2)
“yang menelan rumah janda-janda, sedang
mereka mengelabui mata orang dengan doa yang
panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima
hukuman yang lebih berat.” (Markus12:40)
7. Mereka tidak dapat
mengerti mengapa TUHAN
tidak mendengarkan ketika
mereka berpuasa.
Lagipula, mereka
mempermalukan diri
mereka sendiri,
menundukkan kepala,
mengenakan kain kabung
dan berbaring di atas abu.
Namun, mereka mencari
keuntungan sendiri dengan
menindas para pekerjanya
(Yesaya 58: 1-5).
KEHIDUPAN YANG
BERIBADAH
“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah
supaya engkau membuka belenggu-
belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-
tali kuk, supaya engkau memerdekakan
orang yang teraniaya dan mematahkan
setiap kuk?” (Yesaya 58:6)
Menyembah TUHAN berarti
peduli terhadap orang lain
(Yes.58:6), menyerahkan diri
dan menikmati kebersamaan
dengan-Nya (Yes. 58:13-14).
TUHAN telah menjanjikan berkat
sebagai respons terhadap ibadah
sejati: "dan Aku akan membuat
engkau melintasi puncak bukit-
bukit di bumi dengan kendaraan
kemenangan; Aku akan memberi
makan engkau dari milik pusaka
Yakub, bapa leluhurmu, sebab
mulut TUHANlah yang
mengatakannya." (Yes. 58:14)