SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PERCOBAAN PEMBIASAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pratikum Fisika Dasar II
Yang dibimbing oleh ibu DR. Eny Latifah,MSi.
Disusun oleh :
Nama :Calvin Irawan
NIM :210322607294
Offering :O
Kelompo:1/Ganjil
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
APRIL 2022
PRATIKUM KE-4 PERCOBAAN PEMBIASAN CAHAYA
A. TUJUAN
Tujuan pratikum ini diharapkan:
1. Menerapkan teori ralat dengan benar.
2. Menentukan jarak fokus cermin cekung dengan cara meletakkan benda
di jauh tak hingga.
3. Menentukan jarak fokus cermin cekung melalui pengukuran jarak benda
dan jarak bayangan.
4. Menentukan jarak fokus cermin cembung melalui pengukuran jarak benda
dan jarak bayangan.
5. Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan cara meletakkan benda
di jauh tak hingga.
6. Menentukan jarak fokus lensa cembung melalui pengukuran jarak benda
dan jarak bayangan.
7. Menentukan jarak fokus lensa cekung melalui pengukuran jarak benda dan
jarak bayangan.
B. DASAR TEORI
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik
yang memiliki sifat mendua. Disatu sisi cahaya merupakan
gelombang namun disisi lain cahaya memiliki sifat seperti sebuah partikel.
Salah satu sifat cahaya sebagai gelombang adalah dapat mengalami
pemantulan (refleksi) sedangkan salah satu sifat cahaya sebagai partkel
adalah cahaya dapat mengalami peristiwa tumbukan (Herman, 2016).
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang
batas yang memisahkan dua medium yang berbeda, seperti misalnya sebuah
permukaan udara kaca, energi cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki
medium kedua, perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan tersebut
disebut pembiasan ( Tipler, 2001)
Ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah penghalang
datar seperti misalnya sebuah cermin, gelombang-gelombang baru
dibangkitkan dan bergerak menjauhi penghalang tersebut. Fenomena ini
disebut pemantulan. Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua
medium yang berbeda seperti misalnya sebuah permukaan udara kaca,
dalam kasus dimana sebagian energy datang dipantulkan dan sebagian
ditransmisikan. Sudut antara sinar datang dengan garis normal (garis tegak
lurus permukaan) sisebut sudut datang, bidang yang dibatasi oleh dua garis
ini disebut sudut datang. Sinar yang dipantulkan terletak di dalam bidang
datang tersebut dan membentuk sudut dengan garis normal yang sama
dengan sudut datang. Hasil ini dikenal dengan hukum pemantulan .Hukum
pemantulan berlaku untuk semua jenis gelombang (Tipler, 2001).
Dari hukum Snellius n1 sin i = n2 sin r. Karena dianggap sinar-
sinar mempunyai inklinasi yang kecil, maka sudut-sudut i , r, 1, 2, dan
 semuanya sangat kecil, dan dapat digunakan sin i  i , sin r  r
sehingga hukum Snellius menjadi n1 i = n2 r atau n1 (   1 ) = n2 (  +
2 )
Rumus Descartes untuk pembiasan pada suatu permukaan sferis.
Rumus ini juga sahih untuk permukaan pembias cembung kecuali untuk
permukaan cembung, r bilangan positif.
Fokus benda Fo yang juga disebut titik fokus pertama suatu
permukaan pembias sferis adalah posisi suatu benda titik pada sumbu utama
sedemikian rupa sehingga sinar-sinar bias sejajar sumbu utama; artinya q =
 dan p = fo (fo disebut panjang fokus benda). Dengan mensubstitusikan ke
persamaan 5 diperoleh r
n
n
n
f
2
1
1
o 








 . Jika sinar-sinar datang sejajar
sumbu utama maka sinar-sinar bias melewati titik Fi pada sumbu utama
yang disebut titik fokus kedua; artinya p =  dan q = fi (fi disebut panjang
fokus bayangan). Dengan mensubstitusikan ke persamaan 5 diperoleh
r
n
n
n
f
2
1
2
i 








 .
Sumbu utama lensa adalah garis yang ditentukan oleh dua pusat C1 dan C2 .
sinar datang PA. Di permukaan pertama sinar datang tersebut dibiaskan
sepanjang sinar AB. Jika diteruskan, sinar AB akan melewati '
Q , dan karena
itu merupakan bayangan P yang dihasilkan oleh permukaan pembias pertama.
Jarak benda dan jarak bayangan dapat diukur dari O1 atau O2; tetapi jika
lensanya sangat tipis, ketebalan O1O2 dapat diabaikan dan semua jarak diukur
dari titik pusat yang sama, O. Jarak '
q titik '
Q dari O didapat menerapkan
persamaan yaitu
1
r
n
1
'
q
n
p
1 

 indeks bias telah dibalik karena dalam
pembiasan kedua sinar adalah dari lensa ke udara sehingga diperoleh
  











1
2 r
1
r
1
1
n
q
1
p
1
dan yang merupakan rumus Descartes untuk lensa
tipis. Dengan mengambil p = f dan q =  diperoleh   










1
2 r
1
r
1
1
n
f
1
B. ALAT BAHAN DAN DESIGN 5
a. Alat
1. Cermin Cekung
2. Cermin Cembung
3. Lilin
4. Layar
b. Design
1. Menentukan Jarak Fokus Cermin Cekung
GAMBAR 6.
Posisi Benda, Layar, dan Cermin Cekung Ketika Menentukan Fokus
Cermin Cekung
GAMBAR 7.
Posisi Layar, Benda, dan Cermin Cekung saat Mencari Letak Bayangan
Benda di Ruang II
2. Menentukan Jarak Fokus Cermin Cembung
GAMBAR 8.
Posisi Benda, Layar (Cermin Datar), dan Cermin Cembung Saat
Menentukan Bayangan Cermin Cembung
3.Mententukan Jarak Fokus Lensa Cembung
GAMBAR 9.
Layar Saat Menentukan Jarak Fokus Lensa Cembung
GAMBAR 10.
Posisi Benda, Lensa Cembung, dan Layar Saat Menentukan Letak Bayangan
Suatu Benda
GAMBAR 11.
Posisi Lensa Cembung, Lensa Cekung, Benda, dan Layar Saat Menentukan Jarak Fokus
Lensa Cekung
C. PROSEDUR PERCOBAAN 5
Sebelum memulai praktikum, buatlah laporan praktikum sementara
dengan tulis tangan. Laporan praktikum sementara ini berguna untuk
pengambilan data pada saat praktikum dan juga untuk diberikan kepada
dosen dan asisten dosen untuk di tanda tangani.
1. Cermin Cekung
1. Mengambil Cermin cekung dan layer lalu Menyusun seperti
gambar 6,mendapatkan bayangan yang paling jelas darir benda di
jauh tak hingga.
2. Mencatat data dan mengulangi dengan memindahkan letak cermin
minimum 4kali
3. Menempatkan benda di ruang II seperti gambar 7,menggeser”layar
sampai terlihat bayangan paling jelas Lalu mencatat
datanya,kemudian mengulangi dengan memindahkan letak benda
minimum 4kali
4. Mengulangi Langkah no 3 di ruang III
2. Cermin Cembung
1. Mengambil cermin datar , cermin cembung dan benda (lilin)
seperti gambar 8, Mengatur sedemikian rupa sehingga cermin datar
tidak menutupi bayangan lilin yang terlihat di dalam cermin
cembung yang berada di belakangnya
2. Menggeser-geser cermin cembung sedemikian rupa sehingga, mata
dapat melihat bayangan yang terbentuk di dalam cermin cembung
berimpit dengan bayangan yang terbentuk di dalam cermin
datar.Mencatat kedudukan cermin datar,cermin cembung dan
beda.Mengulangi percobaan 4kali dengan mengubah jarak benda ke
cermin
3. Lensa Cembung
1. Mengambil lensa cembung dan layar, susun seperti gambar 9,
mendapatkan bayangan yang paling jelas dari benda di jauh tak
hingga.Mencatat dan mengulangi dengan memindahkan letak lensa
minimum 4kali
2. Menempatkan benda di ruang II seperti gambar
10,menggeser”sampai bayangan terlihat jelas.Mencatat dan
mengulangi dengan memindahkan letak benda minimum 4kali
3. Mengulangi Langkah 2 dengan benda di ruang III
4. Lensa Cekung
1. Mengambil lensa cembung dan menempatkan bola lampu di ruang
II seperti gambar 11 kemudian menangkap bayangan yang paling
jelas dengan layar.Mencatat kedudukan layar
2. Meletakkan lensa cekung diantara lensa cembung dan layar lalu
memperhatikan layar, gambar menjadi kabur. mengukur jarak dari layar
ke lensa cekung, mencatat datanya.Kemudian mengeser-geser layar
sampai didapatkan bayangan paling jelas,mencatat datanya di lembar
data
3. Mengulangi Langkah 2 dengan mengubah letak lensa cekung
minimal 4 kali
D. KAJIAN DATA
A.Cermin Cekung
1.Benda di tak hingga
NO Jarak Fokus(cm)
1 16
2 16,2
3 15,7
4 15,5
5 15,7
Rata-rata=15,8cm
Nst P dan Q=0,1cm
Delta P dan delta Q=0,05cm
2.Benda di ruang II dan III
No Benda di Ruang II Benda di Ruang III
P(cm) Q(cm) P(cm) Q(cm)
1 18 97 32 32
2 20 77 34 30
3 22 57 36 29
4 24 45 38 27
5 26 40 40 22
No P(cm) Q(CM)
1 20 83
2 18 76
3 16 54
4 14 38
5 12 25
E. ANALISIS DATA DAN TUGAS
1. Lensa Cembung (Benda di Tak Hingga)
TL01 Berdasarkan data yang telah dicatat pada lembar data B.1, hitunglah
jarak fokus rata-rata, ralat mutlak dan ralat relatifnya !
𝑓 =
∑ 𝑓
𝑛
𝑛
=
16 + 16,2 + 15,7 + 15,5 + 15,7
5
=
79,1
5
= 15,82
S𝑓 = √
∑(𝑓 − 𝑓̅)2
𝑛(𝑛 − 1)
= √
(16 − 15,82)2 + (16,2 − 15,82)2+ (15,7 − 15,82)2 + (15,5 − 15,82)2 + (15,7 − 15,82)2
5(5 − 1)
= √
(0,18)2 + (0,38)2+ (−0,15)2 + (−0,35)2 + (−0,15)2
5(4)
= √
0,0324+0,1444+0,0225+0,1225+0,0225
20
= √
0,3443
20
= √0,017215
= 0,131339
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,131339
15,82
× 100%
= 0,00830209 × 100% = 0,830209 %
Jadi, jarak fokus rata-rata lensa cembung pada jarak tak hingga adalah ƒ = (1,582
± 0,001) x 10−1
dengan ralat relatif 0,8302% (4AP).
TL02 Berdasarkan data yang telah dicatat pada lembar data B.2, hitunglah
jarak fokus rata-rata, ralat mutlak dan ralat relatifnya ! Sajikan sesuai
dengan teori ralat !
 Benda di ruang II
a. Percobaan 1
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
18(97)
18 + 97
=
1746
115
= 15,18261
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
18
18 + 97
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
97
18 + 97
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,0244991)
2
3
0,05|
2
+ |(0,711456)
2
3
0,05|
2
= √|0,000816637|2 + |0,0237152|2
= √0,000000666896 + 0,000562411
= √0,000563077896
= 0,0237293
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0237293
15,18261
× 100%
= 0,00156295 × 100% = 0,156295%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan
pertama adalah 𝑓 = (1,518 ± 0,002) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,1562% (4AP)
b. Percobaan 2
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
20(77)
20 + 77
=
1540
97
= 15,87629
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
20
20 + 77
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
77
20 + 77
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,0425125)
2
3
0,05|
2
+ |(0,630141)
2
3
0,05|
2
= √|0,00141708|2 + |0,0210047|2
= √0,00000200812 + 0,000441197
= √0,00044320512
= 0,0210524
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0210524
15,87629
× 100%
= 0,00132603 × 100% = 0,132603%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan
kedua adalah
𝑓 = (1,587 ± 0,002) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,1326%
(4AP)
c. Percobaan 3
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
22(57)
22 + 57
=
1254
79
= 15,87342
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
22
22 + 57
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
57
22 + 57
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,0775517)
2
3
0,05|
2
+ |(0,52059)
2
3
0,05|
2
= √|0,00258506|2 + |0,017353|2
= √0,00000668254 + 0,000301127
= √0,00030780954
= 0,0175445
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0175445
15,87342
× 100%
= 0,00110528 × 100% = 0,110528%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan
ketiga adalah
𝑓 = (1,587 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,1105%
(4AP)
d. Percobaan 4
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
24(45)
24 + 45
=
1080
69
= 15,65217
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
24
24 + 45
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
45
24 + 45
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,120983)
2
3
0,05|
2
+ |(0,425331)
2
3
0,05|
2
= √|0,00403227|2 + |0,0141777|2
= √0,0000162592 + 0,000201007
= √0,0002172662
= 0,01474
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,01474
15,65217
× 100%
= 0,000941722 × 100% = 0,0941722%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan
keempat adalah 𝑓 = (1,565 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar
0,09417% (4AP)
e. Percobaan 5
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
26(40)
26 + 40
=
1040
66
= 15,75
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
26
26 + 40
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
40
26 + 40
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,15518824)
2
3
0,05|
2
+ |(0,36730945)
2
3
0,05|
2
= √|0,00517294|2 + |0,0122436|2
= √0,0000267593 + 0,000149906
= √0,0001766653
= 0,0132915
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0132915
15,75
× 100%
= 0,000843905 × 100% = 0,0843905%
Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang II pada percobaan
kelima adalah 𝑓 = (1,575 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar
0,08439% (4AP)
Rata-rata di ruang II
𝑓 =
∑ 𝑓
𝑛
𝑛
=
15,18261 + 15,87629 + 15,87342 + 15,65217 + 15,75
5
=
78,33162
5
= 15,666324
S𝑓 = √
∑(𝑓
𝑛 − 𝑓)2
𝑛(𝑛 − 1)
=
√
(15,18261 − 15,666324)2 + (15,87629 − 15,666324)2 + (15,87342 − 15,666324)2
+ (15,65217 − 15,666324)2 + (15,75 − 15,666324)2
5(5 − 1)
=
√
(−0,483714)2 + (0,209966)2 + (0,206916)2
+ (−0,014154)2 + (0,083676)2
5(4)
= √
0,00233979 + 0,0440857 + 0,0428142 + 0,0200336 + 0,00700167
20
= √
0,11627496
20
=0,0762479
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0762479
15,666324
× 100%
= 0,00486699 × 100% = 0,486699%
Jadi, jarak fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang II adalah 𝑓 =
(1,566 ± 0,007) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,4866% (4AP)
 Benda di ruang III
a. Percobaan 1
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
32(32)
32 + 32
=
1024
64
= 16
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
32
32 + 32
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
32
32 + 32
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,25)
2
3
0,05|
2
+ |(0,25)
2
3
0,05|
2
= √6,941666 + 6,941666
= √13,882
= 3,725855
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
3,725855
16
× 100%
= 0,2328659 × 100% = 0,2328659
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan
pertama adalah 𝑓 = (1,600 ± 3,725) × 10−1
dengan ralat relative sebesar
0,2328% (4AP)
b. Percobaan 2
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
34(30)
34 + 30
=
1020
64
= 15,9375
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
34
34 + 30
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
30
34 + 30
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,282226)
2
3
0,05|
2
+ |(0,219726)
2
3
0,05|
2
= √0,0000886189 + 0,000053832
= √0,00014245177
= 0,0119353
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0119353
15,9375
× 100%
= 0,0007488 × 100% = 0,0007488%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan
kedua adalah 𝑓 = (1,593 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar
0,0007488% (4AP)
c. Percobaan 3
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
36(29)
36 + 29
=
1044
65
= 16,06
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
36
36 + 29
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
29
36 + 29
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,3067421)
2
3
0,05|
2
+ |(0,1990515)
2
3
0,05|
2
= √0,00010449682 + 0,00004399039
= √0,00014848721
= 0,0121855
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0121855
16,06
× 100%
= 0,000758750 × 100% = 0,000758750%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan
ketiga adalah
𝑓 = (1,606 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,0007587%
(4AP)
d. Percobaan 4
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
38(27)
38 + 27
=
1026
65
= 15,784615
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
38
38 + 27
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
27
38 + 27
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,341772)
2
3
0,05|
2
+ |(0,17254246)
2
3
0,05|
2
= √0,000129759 + 3,307063816
= √0,0001628296
= 0,0127604717
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,0127604717
15,784615
× 100%
= 0,000808411 × 100% = 0,000808411%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan
keempat adalah
𝑓 = (1,578 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,0008084%
(4AP)
e. Percobaan 5
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
40(22)
40 + 22
=
880
62
= 14,19354838
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
40
40 + 22
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
22
40 + 22
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,4162322580)
2
3
0,05|
2
+ |(0,12590741)
2
3
0,05|
2
= √0,0001924380 + 1,00165011
= √1,00184255
= 1,000920852
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
1,000920852
14,193
× 100%
= 0,00705221 × 100% = 0,00705221%
Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan
kelima adalah
𝑓 = (1,419 ± 1,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,007052 %
(4AP)
Rata-rata di ruang III
𝑓 =
∑ 𝑓
𝑛
𝑛
=
16 + 15,9375 + 16,06 + 15,784615 + 14,19354838
5
=
77,97566338
5
= 15,59513
S𝑓 = √
∑(𝑓
𝑛 − 𝑓)2
𝑛(𝑛 − 1)
=
√
(16 − 15,59513)2 + (15,9375 − 15,59513)2 + (16,06 − 15,59513)2
+ (15,784615 − 15,59513)2 + (14,19354838 − 15,59513)2
5(5 − 1)
=
√
(0,40487)2 + (0,34237)2 + (0,46487)2
+ (0,189485)2 + (−1,40158162)2
5(4)
= √
0,1639197169 + 0,1172172169 + 0,2161041169 + 0,0359045 + 1,96420225
20
= √
2,4973478007
20
= 0,3533656580
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,3533656580
15,59513
× 100%
= 0,02265872 × 100% = 0,02265872%
Jadi, jarak fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang III adalah 𝑓 =
(1,559 ± 0,003) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,02265% (4AP)
Lensa Cekung
TL06 Berdasarkan data yang telah dicatat pada lembar data C, hitunglah
jarak fokus rata-rata, ralat mutlak dan ralat relatifnya ! Sajikan sesuai
dengan teori ralat !
a). Percobaan 1
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝+𝑞
=
20(83)
20+83
=
1660
103
= 16,116505
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
20
20 + 83
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
83
20 + 83
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,037)
2
3
0,05|
2
+ |(0,806)
2
3
0,05|
2
= √0,00000157953 + 0,00105415259
= √0,00105573212
= 0,03249203164
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,03249203164
16,116505
× 100%
= 0,0020165% × 100% = 0,0020165%
Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada
percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,611 ± 0,032) × 10−1
dengan ralat
relative sebesar 0,002016% (4AP)
b). Percobaan 2
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝+𝑞
=
18(76)
18+76
=
1368
94
= 14,55319
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
18
18 + 76
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
76
18 + 76
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,0367)
2
3
0,05|
2
+ |(0,6537)
2
3
0,05|
2
= √0,00000336139 + 0,00047478878
= √0,00047815017
= 0,02186664515
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,02186664515
14,55319
× 100%
= 0,001502 × 100% = 0,001502%
Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan
kedua adalah 𝑓 = (1,455 ± 0,021) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,001502% (4AP)
c). Percobaan 3
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝+𝑞
=
16(54)
16+54
=
864
70
= 12,342857
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
16
16 + 54
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
54
16 + 54
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,0522)
2
3
0,05|
2
+ |(0,595)
2
3
0,05|
2
= √0,00000303281 + 0,0008853661
= √0,00088839891
= 0,02980602137
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,02980602137
12,342857
× 100%
= 0,002414 × 100% = 0,002414%
Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada
percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,234 ± 0,029) × 10−1
dengan ralat
relative sebesar 0,002414% (4AP)
d). Percobaan 4
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
14(38)
14 + 38
=
532
52
= 10,23077
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
14
14 + 38
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
38
14 + 38
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,0724)
2
3
0,05|
2
+ |(0,534)
2
3
0,05|
2
= √0,00001313526 + 0,0007129532
= √0,00072608846
= 0,02694602865
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,02694602865
10,23077
× 100%
= 0,002633 × 100% = 0,002633%
Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan
keempat adalah 𝑓 = (1,023 ± 0,026) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,002633% (4AP)
e). Percobaan 5
𝑓 =
𝑝𝑞
𝑝 + 𝑞
=
12(24)
12 + 24
=
288
36
= 8
S𝑓 = √|(
𝑝
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
+ |(
𝑞
𝑝 + 𝑞
)2
2
3
∆𝑞|
2
= √|(
12
12 + 24
)2
2
3
0,05|
2
+ |(
24
12 + 24
)2
2
3
0,05|
2
= √|(0,111)
2
3
0,05|
2
+ |(0,444)
2
3
0,05|
2
= √0,00001371742 + 0,00021947874
= √0,00023319619
= 0,01527076259
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
S𝑓
𝑓
× 100% =
0,01527076259
8
× 100%
= 0,001908% × 100% = 0,001908%
Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan
kelima adalah 𝑓 = (8,000 ± 0,015) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,001908% (4AP)
Rata-rata jarak fokus lensa cekung
𝑓 =
∑ 𝑓𝑛
𝑛
=
16,116505 + 14,55319 + 12,342857 + 10,23077 + 8,000
5
=
61,243252
5
= 12,2486504
S𝑓 = √
∑(𝑓
𝑛 − 𝑓)2
𝑛(𝑛 − 1)
=
√
( 0,03249203164 − 12,2486504)2 + (0,02186664515 − 12,2486504)2 +
(0,02980602137 − 12,2486504)2
+(0,02694602865 − 12,2486504)2 + (0,01527076259 − 12,2486504)2
5(5 − 1)
=
√
(−12,4540111968)2 + (−12,226783755)2 + (−12,218844379)2
+ (−12,221704371)2 + (−12,233379637)2
5(4)
= √
155,102414 + 149,494240 + 149,30015 + 149,370053 + 149,65557
20
= √
752,6461217
20
= 6,13564354
Ralat relatif
𝑺𝒇
𝒇
× 𝟏𝟎𝟎% =
𝟔,𝟏𝟑𝟓
𝟏𝟐,𝟐𝟒𝟖𝟔𝟓𝟎𝟒
× 𝟏𝟎𝟎% = 𝟎, 𝟓𝟎𝟎𝟗%
Jadi, jarak fokus rata-rata lensa cekung adalah 𝑓 = (1,224 ± 6,135)10−1
dengan
ralat relatif sebesar 𝟎, 𝟓𝟎𝟎𝟗%(4AP).
F. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami dilakukan dapat diketahui bahwa
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat cahaya ketika
berpindah dari satu medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda.
Penyebab terjadinya pembiasan cahaya dibagi menjadi 2 yaitu:
Ketika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih
rapat maka sinar datang akan dibiaskan mendekati garis normal. Contohnya ketika
sinar datang melalui medium udara menuju air atau
Ketika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang
rapat maka sinar datang akan dibiaskan menjauhi garis normal. Contohnya ketika
sinar datang melalui medium air menuju udara.
Pada pengamatan yang telah dilakukan sesuai dengan Jadi, jarak fokus rata-rata
lensa cembung pada jarak tak hingga adalah ƒ = (1,582 ± 0,001) x 10−1
dengan
ralat relatif 0,8302% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II
pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,518 ± 0,002) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,1562% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada
percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,587 ± 0,002) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,1326% (4AP) jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada
percobaan ketiga adala 𝑓 = (1,587 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar
0,1105% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada
percobaan keempat adalah 𝑓 = (1,565 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,09417% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang II pada
percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,575 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative
sebesar 0,08439% (4AP) dan kami mendapatkan jarak fokus rata-rata cermin
cembung pada benda di ruang II adalah 𝑓 = (1,566 ± 0,007) × 10−1
dengan ralat
relative sebesar 0,4866% (4AP)
Lalu pada benda diruang III kami mendapatkan jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang III pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,600 ± 3,725) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,2328% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,593 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,0007488% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,606 ± 0,001) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,0007587% (4AP), jarak fokus cermin cekung
pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 = (1,023 ± 0,026) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,419 ± 1,001) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar0,007052% (4AP) dan kami mendapatkan jarak
fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang III adalah 𝑓 =
(1,559 ± 0,003) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,02265% (4AP)
Pengamatan pada cermin cekung juga mendapatkan data yaitu jarak fokus
cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan pertama adalah 𝑓 =
(1,611 ± 0,032) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002016% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 =
(1,455 ± 0,021) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,001502% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 =
(1,234 ± 0,029) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002414% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 =
(1,023 ± 0,026) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah𝑓 =
(8,000 ± 0,015) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,001908% (4AP) dan
kami mendapatkan data jarak fokus rata-rata lensa cekung adalah 𝑓 = (1,224 ±
6,135)10−1
dengan ralat relatif sebesar 𝟎, 𝟓𝟎𝟎𝟗%(4AP).
Mengapa teori ralat 0,8302% karena data yang kami dapatkan adalah berupa 5
data acak sehingga kami mendapatkan teori ralat sekian dengan 5 data yang ada
dengan Nst P dan Q=0,1cm,Delta P dan delta Q=0,05cm
Berdasarkan teori yang ada pratikum kami lumayan sesuai dengan teori yang
ada contoh nya pada percobaan 1 kami mendapatkan ralat 𝟎, 𝟖𝟑𝟎𝟐% dengan
mendapatkan data jarak fokus 15,82cm.Ini berdasarkan salah satu dasar teori yaitu
Dari hukum Snellius n1 sin i = n2 sin r. Karena dianggap sinar-sinar mempunyai
inklinasi yang kecil, maka sudut-sudut i , r, 1, 2, dan  semuanya sangat kecil,
dan dapat digunakan sin i  i , sin r  r sehingga hukum Snellius menjadi n1 i
= n2 r atau n1 (   1 ) = n2 (  + 2 )
G. KESIMPULAN
Kami dapat menentukan teori ralat pada pratikum pemantulan ini dengan
rumus teori ralat yang ada dimana dapat didapatkan data yang kami mendapatkan
teori ralat 0%sesuai dengan rumus 𝑓 =
∑ 𝑓𝑛
𝑛
dan
S𝑓 = √
∑(𝑓𝑛−𝑓)2
𝑛(𝑛−1)
dimana f kami mendapat 16 dan sf mendapat 0% sehingga
didapatkan ralat 0,8302%
Kami juga dapat menentukan jarak fokus cermin cekung dengan cara
meletakkan benda di jauh tak hingga sehingga didapatkan data ƒ = (1,582 ± 0,001)
x 10−1
dengan ralat relatif 0,8302% (4AP)
Kami juga dapat menentukan jarak fokus cermin cembung melalui
pengukuran jarak benda dan jarak bayangan sehingga didapatkan ƒ = (1,582 ±
0,001) x 10−1
dengan ralat relatif 0,8302% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang II pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,518 ± 0,002) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,1562% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang II pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,587 ± 0,002) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,1326% (4AP) jarak fokus cermin cembung pada
benda di ruang II pada percobaan ketiga adala 𝑓 = (1,587 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,1105% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada
benda di ruang II pada percobaan keempat adalah 𝑓 = (1,565 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,09417% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada
benda di ruang II pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,575 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,08439% (4AP) dan kami mendapatkan jarak fokus
rata-rata cermin cembung pada benda di ruang II adalah 𝑓 = (1,566 ± 0,007) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,4866% (4AP)
Kami juga dapat menentukan jarak fokus cermin cembung melalui pengukuran
jarak benda dan jarak bayangan sehingga didapatkan data 𝑓 = (1,600 ± 3,725) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,2328% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,593 ± 0,001) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,0007488% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,606 ± 0,001) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,0007587% (4AP), jarak fokus cermin cekung
pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 = (1,023 ± 0,026) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak fokus cermin cembung
pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,419 ± 1,001) ×
10−1
dengan ralat relative sebesar0,007052% (4AP) dan kami mendapatkan jarak
fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang III adalah 𝑓 =
(1,559 ± 0,003) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,02265% (4AP)
Kami juga dapat menentukan jarak fokus lensa cembung dengan cara
meletakkan benda di jauh tak hingga sehingga didapatkan ƒ = (1,582 ± 0,001) x
10−1
dengan ralat relatif 0,8302% (4AP)
Kami juga dapat menentukan jarak fokus lensa cekung melalui pengukuran jarak
benda dan jarak bayangan sehingga didapatkan data yang ada di analis data 𝑓 =
(1,611 ± 0,032) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002016% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 =
(1,455 ± 0,021) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,001502% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 =
(1,234 ± 0,029) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002414% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 =
(1,023 ± 0,026) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak
fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah𝑓 =
(8,000 ± 0,015) × 10−1
dengan ralat relative sebesar 0,001908% (4AP) dan
kami mendapatkan data jarak fokus rata-rata lensa cekung adalah 𝑓 = (1,224 ±
6,135)10−1
dengan ralat relatif sebesar 0,5009%(4AP).
H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/peristiwa-pembiasan-cahaya
Herman dan asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar
2. Makassar: Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar.
Tipler, Paul. 2001. Fisika Sins dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D. dkk. 2003 Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid II.
Jakarta: Erlangga
Modul Pratikum Pembiasan
LAMPIRAN
PLAGIASI PEMANTULAN 8%

More Related Content

Similar to LAPRAK PEMBIASAN CALVIN IRAWAN - Copy.docx

Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)Nailul Affida
 
lensa cembung dan cekung
lensa cembung dan cekunglensa cembung dan cekung
lensa cembung dan cekungPT. SASA
 
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).pptCAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).pptSudarminSudarmin3
 
P2 Cahaya Syifa
P2 Cahaya SyifaP2 Cahaya Syifa
P2 Cahaya Syifaruy pudjo
 
OPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIK
OPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIKOPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIK
OPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIKmateripptgc
 
Optik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometriOptik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometriWardah yibah
 
OPTIK DAN ALAT OPTIK
OPTIK DAN ALAT OPTIKOPTIK DAN ALAT OPTIK
OPTIK DAN ALAT OPTIKmateripptgc
 
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)GGM Spektafest
 
ALAT-ALAT OPTIK_C.ppt
ALAT-ALAT OPTIK_C.pptALAT-ALAT OPTIK_C.ppt
ALAT-ALAT OPTIK_C.pptYuliaHaeppi
 
cahaya dan alat optik (smp).pptx
cahaya dan alat optik (smp).pptxcahaya dan alat optik (smp).pptx
cahaya dan alat optik (smp).pptxDwiNurIndahSari6
 
Bahan ajar optika geometri pemantulan pada cermin
Bahan ajar optika geometri pemantulan pada cerminBahan ajar optika geometri pemantulan pada cermin
Bahan ajar optika geometri pemantulan pada cerminnooraisy22
 
Laporan sifat lensa dan cacat bayangan
Laporan sifat lensa dan cacat bayanganLaporan sifat lensa dan cacat bayangan
Laporan sifat lensa dan cacat bayangandedeknurhuda
 

Similar to LAPRAK PEMBIASAN CALVIN IRAWAN - Copy.docx (20)

Optik Baru
Optik BaruOptik Baru
Optik Baru
 
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
 
lensa cembung dan cekung
lensa cembung dan cekunglensa cembung dan cekung
lensa cembung dan cekung
 
materi optika geometri fisika sma
materi optika geometri fisika smamateri optika geometri fisika sma
materi optika geometri fisika sma
 
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).pptCAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
CAHAYA LENSA CEKUNG DAN CEMBUNG (soal hitg ).ppt
 
P2 Cahaya Syifa
P2 Cahaya SyifaP2 Cahaya Syifa
P2 Cahaya Syifa
 
Pembiasan cahaya
Pembiasan cahayaPembiasan cahaya
Pembiasan cahaya
 
OPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIK
OPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIKOPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIK
OPTIKA GEOMETRI DAN ALAT OPTIK
 
Optik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometriOptik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometri
 
OPTIK DAN ALAT OPTIK
OPTIK DAN ALAT OPTIKOPTIK DAN ALAT OPTIK
OPTIK DAN ALAT OPTIK
 
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
 
LKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdf
LKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdfLKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdf
LKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdf
 
Alat alat optik c
Alat alat optik cAlat alat optik c
Alat alat optik c
 
Pembiasan cahaya
Pembiasan cahayaPembiasan cahaya
Pembiasan cahaya
 
ALAT-ALAT OPTIK_C.ppt
ALAT-ALAT OPTIK_C.pptALAT-ALAT OPTIK_C.ppt
ALAT-ALAT OPTIK_C.ppt
 
Display flipchart optika geometris
Display flipchart optika geometrisDisplay flipchart optika geometris
Display flipchart optika geometris
 
cahaya dan alat optik (smp).pptx
cahaya dan alat optik (smp).pptxcahaya dan alat optik (smp).pptx
cahaya dan alat optik (smp).pptx
 
Teropong edit
Teropong editTeropong edit
Teropong edit
 
Bahan ajar optika geometri pemantulan pada cermin
Bahan ajar optika geometri pemantulan pada cerminBahan ajar optika geometri pemantulan pada cermin
Bahan ajar optika geometri pemantulan pada cermin
 
Laporan sifat lensa dan cacat bayangan
Laporan sifat lensa dan cacat bayanganLaporan sifat lensa dan cacat bayangan
Laporan sifat lensa dan cacat bayangan
 

LAPRAK PEMBIASAN CALVIN IRAWAN - Copy.docx

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PERCOBAAN PEMBIASAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pratikum Fisika Dasar II Yang dibimbing oleh ibu DR. Eny Latifah,MSi. Disusun oleh : Nama :Calvin Irawan NIM :210322607294 Offering :O Kelompo:1/Ganjil JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG APRIL 2022
  • 2. PRATIKUM KE-4 PERCOBAAN PEMBIASAN CAHAYA A. TUJUAN Tujuan pratikum ini diharapkan: 1. Menerapkan teori ralat dengan benar. 2. Menentukan jarak fokus cermin cekung dengan cara meletakkan benda di jauh tak hingga. 3. Menentukan jarak fokus cermin cekung melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan. 4. Menentukan jarak fokus cermin cembung melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan. 5. Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan cara meletakkan benda di jauh tak hingga. 6. Menentukan jarak fokus lensa cembung melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan. 7. Menentukan jarak fokus lensa cekung melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan. B. DASAR TEORI Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat mendua. Disatu sisi cahaya merupakan gelombang namun disisi lain cahaya memiliki sifat seperti sebuah partikel. Salah satu sifat cahaya sebagai gelombang adalah dapat mengalami pemantulan (refleksi) sedangkan salah satu sifat cahaya sebagai partkel adalah cahaya dapat mengalami peristiwa tumbukan (Herman, 2016). Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium yang berbeda, seperti misalnya sebuah permukaan udara kaca, energi cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan ( Tipler, 2001) Ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah penghalang datar seperti misalnya sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi penghalang tersebut. Fenomena ini disebut pemantulan. Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua medium yang berbeda seperti misalnya sebuah permukaan udara kaca, dalam kasus dimana sebagian energy datang dipantulkan dan sebagian ditransmisikan. Sudut antara sinar datang dengan garis normal (garis tegak lurus permukaan) sisebut sudut datang, bidang yang dibatasi oleh dua garis ini disebut sudut datang. Sinar yang dipantulkan terletak di dalam bidang
  • 3. datang tersebut dan membentuk sudut dengan garis normal yang sama dengan sudut datang. Hasil ini dikenal dengan hukum pemantulan .Hukum pemantulan berlaku untuk semua jenis gelombang (Tipler, 2001). Dari hukum Snellius n1 sin i = n2 sin r. Karena dianggap sinar- sinar mempunyai inklinasi yang kecil, maka sudut-sudut i , r, 1, 2, dan  semuanya sangat kecil, dan dapat digunakan sin i  i , sin r  r sehingga hukum Snellius menjadi n1 i = n2 r atau n1 (   1 ) = n2 (  + 2 ) Rumus Descartes untuk pembiasan pada suatu permukaan sferis. Rumus ini juga sahih untuk permukaan pembias cembung kecuali untuk permukaan cembung, r bilangan positif. Fokus benda Fo yang juga disebut titik fokus pertama suatu permukaan pembias sferis adalah posisi suatu benda titik pada sumbu utama sedemikian rupa sehingga sinar-sinar bias sejajar sumbu utama; artinya q =  dan p = fo (fo disebut panjang fokus benda). Dengan mensubstitusikan ke persamaan 5 diperoleh r n n n f 2 1 1 o           . Jika sinar-sinar datang sejajar sumbu utama maka sinar-sinar bias melewati titik Fi pada sumbu utama yang disebut titik fokus kedua; artinya p =  dan q = fi (fi disebut panjang fokus bayangan). Dengan mensubstitusikan ke persamaan 5 diperoleh r n n n f 2 1 2 i           . Sumbu utama lensa adalah garis yang ditentukan oleh dua pusat C1 dan C2 . sinar datang PA. Di permukaan pertama sinar datang tersebut dibiaskan sepanjang sinar AB. Jika diteruskan, sinar AB akan melewati ' Q , dan karena itu merupakan bayangan P yang dihasilkan oleh permukaan pembias pertama. Jarak benda dan jarak bayangan dapat diukur dari O1 atau O2; tetapi jika lensanya sangat tipis, ketebalan O1O2 dapat diabaikan dan semua jarak diukur dari titik pusat yang sama, O. Jarak ' q titik ' Q dari O didapat menerapkan persamaan yaitu 1 r n 1 ' q n p 1    indeks bias telah dibalik karena dalam pembiasan kedua sinar adalah dari lensa ke udara sehingga diperoleh               1 2 r 1 r 1 1 n q 1 p 1 dan yang merupakan rumus Descartes untuk lensa tipis. Dengan mengambil p = f dan q =  diperoleh              1 2 r 1 r 1 1 n f 1
  • 4. B. ALAT BAHAN DAN DESIGN 5 a. Alat 1. Cermin Cekung 2. Cermin Cembung 3. Lilin 4. Layar b. Design 1. Menentukan Jarak Fokus Cermin Cekung GAMBAR 6. Posisi Benda, Layar, dan Cermin Cekung Ketika Menentukan Fokus Cermin Cekung GAMBAR 7. Posisi Layar, Benda, dan Cermin Cekung saat Mencari Letak Bayangan Benda di Ruang II 2. Menentukan Jarak Fokus Cermin Cembung
  • 5. GAMBAR 8. Posisi Benda, Layar (Cermin Datar), dan Cermin Cembung Saat Menentukan Bayangan Cermin Cembung 3.Mententukan Jarak Fokus Lensa Cembung GAMBAR 9. Layar Saat Menentukan Jarak Fokus Lensa Cembung GAMBAR 10. Posisi Benda, Lensa Cembung, dan Layar Saat Menentukan Letak Bayangan Suatu Benda
  • 6. GAMBAR 11. Posisi Lensa Cembung, Lensa Cekung, Benda, dan Layar Saat Menentukan Jarak Fokus Lensa Cekung C. PROSEDUR PERCOBAAN 5 Sebelum memulai praktikum, buatlah laporan praktikum sementara dengan tulis tangan. Laporan praktikum sementara ini berguna untuk pengambilan data pada saat praktikum dan juga untuk diberikan kepada dosen dan asisten dosen untuk di tanda tangani. 1. Cermin Cekung 1. Mengambil Cermin cekung dan layer lalu Menyusun seperti gambar 6,mendapatkan bayangan yang paling jelas darir benda di jauh tak hingga. 2. Mencatat data dan mengulangi dengan memindahkan letak cermin minimum 4kali 3. Menempatkan benda di ruang II seperti gambar 7,menggeser”layar sampai terlihat bayangan paling jelas Lalu mencatat datanya,kemudian mengulangi dengan memindahkan letak benda minimum 4kali 4. Mengulangi Langkah no 3 di ruang III 2. Cermin Cembung 1. Mengambil cermin datar , cermin cembung dan benda (lilin) seperti gambar 8, Mengatur sedemikian rupa sehingga cermin datar
  • 7. tidak menutupi bayangan lilin yang terlihat di dalam cermin cembung yang berada di belakangnya 2. Menggeser-geser cermin cembung sedemikian rupa sehingga, mata dapat melihat bayangan yang terbentuk di dalam cermin cembung berimpit dengan bayangan yang terbentuk di dalam cermin datar.Mencatat kedudukan cermin datar,cermin cembung dan beda.Mengulangi percobaan 4kali dengan mengubah jarak benda ke cermin 3. Lensa Cembung 1. Mengambil lensa cembung dan layar, susun seperti gambar 9, mendapatkan bayangan yang paling jelas dari benda di jauh tak hingga.Mencatat dan mengulangi dengan memindahkan letak lensa minimum 4kali 2. Menempatkan benda di ruang II seperti gambar 10,menggeser”sampai bayangan terlihat jelas.Mencatat dan mengulangi dengan memindahkan letak benda minimum 4kali 3. Mengulangi Langkah 2 dengan benda di ruang III 4. Lensa Cekung 1. Mengambil lensa cembung dan menempatkan bola lampu di ruang II seperti gambar 11 kemudian menangkap bayangan yang paling jelas dengan layar.Mencatat kedudukan layar 2. Meletakkan lensa cekung diantara lensa cembung dan layar lalu memperhatikan layar, gambar menjadi kabur. mengukur jarak dari layar ke lensa cekung, mencatat datanya.Kemudian mengeser-geser layar sampai didapatkan bayangan paling jelas,mencatat datanya di lembar data 3. Mengulangi Langkah 2 dengan mengubah letak lensa cekung minimal 4 kali
  • 8. D. KAJIAN DATA A.Cermin Cekung 1.Benda di tak hingga NO Jarak Fokus(cm) 1 16 2 16,2 3 15,7 4 15,5 5 15,7 Rata-rata=15,8cm Nst P dan Q=0,1cm Delta P dan delta Q=0,05cm 2.Benda di ruang II dan III No Benda di Ruang II Benda di Ruang III P(cm) Q(cm) P(cm) Q(cm) 1 18 97 32 32
  • 9. 2 20 77 34 30 3 22 57 36 29 4 24 45 38 27 5 26 40 40 22 No P(cm) Q(CM) 1 20 83 2 18 76 3 16 54 4 14 38 5 12 25
  • 10. E. ANALISIS DATA DAN TUGAS 1. Lensa Cembung (Benda di Tak Hingga) TL01 Berdasarkan data yang telah dicatat pada lembar data B.1, hitunglah jarak fokus rata-rata, ralat mutlak dan ralat relatifnya ! 𝑓 = ∑ 𝑓 𝑛 𝑛 = 16 + 16,2 + 15,7 + 15,5 + 15,7 5 = 79,1 5 = 15,82 S𝑓 = √ ∑(𝑓 − 𝑓̅)2 𝑛(𝑛 − 1) = √ (16 − 15,82)2 + (16,2 − 15,82)2+ (15,7 − 15,82)2 + (15,5 − 15,82)2 + (15,7 − 15,82)2 5(5 − 1) = √ (0,18)2 + (0,38)2+ (−0,15)2 + (−0,35)2 + (−0,15)2 5(4) = √ 0,0324+0,1444+0,0225+0,1225+0,0225 20 = √ 0,3443 20 = √0,017215 = 0,131339 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,131339 15,82 × 100% = 0,00830209 × 100% = 0,830209 % Jadi, jarak fokus rata-rata lensa cembung pada jarak tak hingga adalah ƒ = (1,582 ± 0,001) x 10−1 dengan ralat relatif 0,8302% (4AP). TL02 Berdasarkan data yang telah dicatat pada lembar data B.2, hitunglah jarak fokus rata-rata, ralat mutlak dan ralat relatifnya ! Sajikan sesuai dengan teori ralat !
  • 11.  Benda di ruang II a. Percobaan 1 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 18(97) 18 + 97 = 1746 115 = 15,18261 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 18 18 + 97 )2 2 3 0,05| 2 + |( 97 18 + 97 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,0244991) 2 3 0,05| 2 + |(0,711456) 2 3 0,05| 2 = √|0,000816637|2 + |0,0237152|2 = √0,000000666896 + 0,000562411 = √0,000563077896 = 0,0237293 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0237293 15,18261 × 100% = 0,00156295 × 100% = 0,156295% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,518 ± 0,002) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1562% (4AP) b. Percobaan 2 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 20(77) 20 + 77 = 1540 97 = 15,87629 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 20 20 + 77 )2 2 3 0,05| 2 + |( 77 20 + 77 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,0425125) 2 3 0,05| 2 + |(0,630141) 2 3 0,05| 2
  • 12. = √|0,00141708|2 + |0,0210047|2 = √0,00000200812 + 0,000441197 = √0,00044320512 = 0,0210524 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0210524 15,87629 × 100% = 0,00132603 × 100% = 0,132603% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,587 ± 0,002) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1326% (4AP) c. Percobaan 3 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 22(57) 22 + 57 = 1254 79 = 15,87342 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 22 22 + 57 )2 2 3 0,05| 2 + |( 57 22 + 57 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,0775517) 2 3 0,05| 2 + |(0,52059) 2 3 0,05| 2 = √|0,00258506|2 + |0,017353|2 = √0,00000668254 + 0,000301127 = √0,00030780954 = 0,0175445 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
  • 13. S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0175445 15,87342 × 100% = 0,00110528 × 100% = 0,110528% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,587 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1105% (4AP) d. Percobaan 4 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 24(45) 24 + 45 = 1080 69 = 15,65217 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 24 24 + 45 )2 2 3 0,05| 2 + |( 45 24 + 45 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,120983) 2 3 0,05| 2 + |(0,425331) 2 3 0,05| 2 = √|0,00403227|2 + |0,0141777|2 = √0,0000162592 + 0,000201007 = √0,0002172662 = 0,01474 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,01474 15,65217 × 100% = 0,000941722 × 100% = 0,0941722% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan keempat adalah 𝑓 = (1,565 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,09417% (4AP)
  • 14. e. Percobaan 5 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 26(40) 26 + 40 = 1040 66 = 15,75 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 26 26 + 40 )2 2 3 0,05| 2 + |( 40 26 + 40 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,15518824) 2 3 0,05| 2 + |(0,36730945) 2 3 0,05| 2 = √|0,00517294|2 + |0,0122436|2 = √0,0000267593 + 0,000149906 = √0,0001766653 = 0,0132915 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0132915 15,75 × 100% = 0,000843905 × 100% = 0,0843905% Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang II pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,575 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,08439% (4AP) Rata-rata di ruang II 𝑓 = ∑ 𝑓 𝑛 𝑛 = 15,18261 + 15,87629 + 15,87342 + 15,65217 + 15,75 5 = 78,33162 5
  • 15. = 15,666324 S𝑓 = √ ∑(𝑓 𝑛 − 𝑓)2 𝑛(𝑛 − 1) = √ (15,18261 − 15,666324)2 + (15,87629 − 15,666324)2 + (15,87342 − 15,666324)2 + (15,65217 − 15,666324)2 + (15,75 − 15,666324)2 5(5 − 1) = √ (−0,483714)2 + (0,209966)2 + (0,206916)2 + (−0,014154)2 + (0,083676)2 5(4) = √ 0,00233979 + 0,0440857 + 0,0428142 + 0,0200336 + 0,00700167 20 = √ 0,11627496 20 =0,0762479 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0762479 15,666324 × 100% = 0,00486699 × 100% = 0,486699% Jadi, jarak fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang II adalah 𝑓 = (1,566 ± 0,007) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,4866% (4AP)  Benda di ruang III a. Percobaan 1
  • 16. 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 32(32) 32 + 32 = 1024 64 = 16 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 32 32 + 32 )2 2 3 0,05| 2 + |( 32 32 + 32 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,25) 2 3 0,05| 2 + |(0,25) 2 3 0,05| 2 = √6,941666 + 6,941666 = √13,882 = 3,725855 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 3,725855 16 × 100% = 0,2328659 × 100% = 0,2328659 Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,600 ± 3,725) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,2328% (4AP) b. Percobaan 2 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 34(30) 34 + 30 = 1020 64 = 15,9375 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2
  • 17. = √|( 34 34 + 30 )2 2 3 0,05| 2 + |( 30 34 + 30 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,282226) 2 3 0,05| 2 + |(0,219726) 2 3 0,05| 2 = √0,0000886189 + 0,000053832 = √0,00014245177 = 0,0119353 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0119353 15,9375 × 100% = 0,0007488 × 100% = 0,0007488% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,593 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,0007488% (4AP) c. Percobaan 3 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 36(29) 36 + 29 = 1044 65 = 16,06 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 36 36 + 29 )2 2 3 0,05| 2 + |( 29 36 + 29 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,3067421) 2 3 0,05| 2 + |(0,1990515) 2 3 0,05| 2 = √0,00010449682 + 0,00004399039 = √0,00014848721
  • 18. = 0,0121855 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0121855 16,06 × 100% = 0,000758750 × 100% = 0,000758750% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,606 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,0007587% (4AP) d. Percobaan 4 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 38(27) 38 + 27 = 1026 65 = 15,784615 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 38 38 + 27 )2 2 3 0,05| 2 + |( 27 38 + 27 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,341772) 2 3 0,05| 2 + |(0,17254246) 2 3 0,05| 2 = √0,000129759 + 3,307063816 = √0,0001628296 = 0,0127604717 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,0127604717 15,784615 × 100% = 0,000808411 × 100% = 0,000808411% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah
  • 19. 𝑓 = (1,578 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,0008084% (4AP) e. Percobaan 5 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 40(22) 40 + 22 = 880 62 = 14,19354838 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 40 40 + 22 )2 2 3 0,05| 2 + |( 22 40 + 22 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,4162322580) 2 3 0,05| 2 + |(0,12590741) 2 3 0,05| 2 = √0,0001924380 + 1,00165011 = √1,00184255 = 1,000920852 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 1,000920852 14,193 × 100% = 0,00705221 × 100% = 0,00705221% Jadi, jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,419 ± 1,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,007052 % (4AP) Rata-rata di ruang III 𝑓 = ∑ 𝑓 𝑛 𝑛 = 16 + 15,9375 + 16,06 + 15,784615 + 14,19354838 5
  • 20. = 77,97566338 5 = 15,59513 S𝑓 = √ ∑(𝑓 𝑛 − 𝑓)2 𝑛(𝑛 − 1) = √ (16 − 15,59513)2 + (15,9375 − 15,59513)2 + (16,06 − 15,59513)2 + (15,784615 − 15,59513)2 + (14,19354838 − 15,59513)2 5(5 − 1) = √ (0,40487)2 + (0,34237)2 + (0,46487)2 + (0,189485)2 + (−1,40158162)2 5(4) = √ 0,1639197169 + 0,1172172169 + 0,2161041169 + 0,0359045 + 1,96420225 20 = √ 2,4973478007 20 = 0,3533656580 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,3533656580 15,59513 × 100% = 0,02265872 × 100% = 0,02265872% Jadi, jarak fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang III adalah 𝑓 = (1,559 ± 0,003) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,02265% (4AP) Lensa Cekung TL06 Berdasarkan data yang telah dicatat pada lembar data C, hitunglah jarak fokus rata-rata, ralat mutlak dan ralat relatifnya ! Sajikan sesuai dengan teori ralat !
  • 21. a). Percobaan 1 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝+𝑞 = 20(83) 20+83 = 1660 103 = 16,116505 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 20 20 + 83 )2 2 3 0,05| 2 + |( 83 20 + 83 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,037) 2 3 0,05| 2 + |(0,806) 2 3 0,05| 2 = √0,00000157953 + 0,00105415259 = √0,00105573212 = 0,03249203164 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,03249203164 16,116505 × 100% = 0,0020165% × 100% = 0,0020165% Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,611 ± 0,032) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002016% (4AP) b). Percobaan 2 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝+𝑞 = 18(76) 18+76 = 1368 94 = 14,55319
  • 22. S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 18 18 + 76 )2 2 3 0,05| 2 + |( 76 18 + 76 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,0367) 2 3 0,05| 2 + |(0,6537) 2 3 0,05| 2 = √0,00000336139 + 0,00047478878 = √0,00047815017 = 0,02186664515 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,02186664515 14,55319 × 100% = 0,001502 × 100% = 0,001502% Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,455 ± 0,021) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,001502% (4AP) c). Percobaan 3 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝+𝑞 = 16(54) 16+54 = 864 70 = 12,342857 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 16 16 + 54 )2 2 3 0,05| 2 + |( 54 16 + 54 )2 2 3 0,05| 2
  • 23. = √|(0,0522) 2 3 0,05| 2 + |(0,595) 2 3 0,05| 2 = √0,00000303281 + 0,0008853661 = √0,00088839891 = 0,02980602137 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,02980602137 12,342857 × 100% = 0,002414 × 100% = 0,002414% Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,234 ± 0,029) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002414% (4AP) d). Percobaan 4 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 14(38) 14 + 38 = 532 52 = 10,23077 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 14 14 + 38 )2 2 3 0,05| 2 + |( 38 14 + 38 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,0724) 2 3 0,05| 2 + |(0,534) 2 3 0,05| 2 = √0,00001313526 + 0,0007129532 = √0,00072608846
  • 24. = 0,02694602865 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,02694602865 10,23077 × 100% = 0,002633 × 100% = 0,002633% Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah 𝑓 = (1,023 ± 0,026) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP) e). Percobaan 5 𝑓 = 𝑝𝑞 𝑝 + 𝑞 = 12(24) 12 + 24 = 288 36 = 8 S𝑓 = √|( 𝑝 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 + |( 𝑞 𝑝 + 𝑞 )2 2 3 ∆𝑞| 2 = √|( 12 12 + 24 )2 2 3 0,05| 2 + |( 24 12 + 24 )2 2 3 0,05| 2 = √|(0,111) 2 3 0,05| 2 + |(0,444) 2 3 0,05| 2 = √0,00001371742 + 0,00021947874 = √0,00023319619 = 0,01527076259 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 S𝑓 𝑓 × 100% = 0,01527076259 8 × 100%
  • 25. = 0,001908% × 100% = 0,001908% Jadi, jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (8,000 ± 0,015) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,001908% (4AP) Rata-rata jarak fokus lensa cekung 𝑓 = ∑ 𝑓𝑛 𝑛 = 16,116505 + 14,55319 + 12,342857 + 10,23077 + 8,000 5 = 61,243252 5 = 12,2486504 S𝑓 = √ ∑(𝑓 𝑛 − 𝑓)2 𝑛(𝑛 − 1) = √ ( 0,03249203164 − 12,2486504)2 + (0,02186664515 − 12,2486504)2 + (0,02980602137 − 12,2486504)2 +(0,02694602865 − 12,2486504)2 + (0,01527076259 − 12,2486504)2 5(5 − 1) = √ (−12,4540111968)2 + (−12,226783755)2 + (−12,218844379)2 + (−12,221704371)2 + (−12,233379637)2 5(4) = √ 155,102414 + 149,494240 + 149,30015 + 149,370053 + 149,65557 20 = √ 752,6461217 20 = 6,13564354
  • 26. Ralat relatif 𝑺𝒇 𝒇 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟔,𝟏𝟑𝟓 𝟏𝟐,𝟐𝟒𝟖𝟔𝟓𝟎𝟒 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟎, 𝟓𝟎𝟎𝟗% Jadi, jarak fokus rata-rata lensa cekung adalah 𝑓 = (1,224 ± 6,135)10−1 dengan ralat relatif sebesar 𝟎, 𝟓𝟎𝟎𝟗%(4AP). F. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami dilakukan dapat diketahui bahwa Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat cahaya ketika berpindah dari satu medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda. Penyebab terjadinya pembiasan cahaya dibagi menjadi 2 yaitu: Ketika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat maka sinar datang akan dibiaskan mendekati garis normal. Contohnya ketika sinar datang melalui medium udara menuju air atau Ketika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat maka sinar datang akan dibiaskan menjauhi garis normal. Contohnya ketika sinar datang melalui medium air menuju udara. Pada pengamatan yang telah dilakukan sesuai dengan Jadi, jarak fokus rata-rata lensa cembung pada jarak tak hingga adalah ƒ = (1,582 ± 0,001) x 10−1 dengan ralat relatif 0,8302% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,518 ± 0,002) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1562% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,587 ± 0,002) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1326% (4AP) jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan ketiga adala 𝑓 = (1,587 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1105% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan keempat adalah 𝑓 = (1,565 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,09417% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang II pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,575 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,08439% (4AP) dan kami mendapatkan jarak fokus rata-rata cermin
  • 27. cembung pada benda di ruang II adalah 𝑓 = (1,566 ± 0,007) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,4866% (4AP) Lalu pada benda diruang III kami mendapatkan jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,600 ± 3,725) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,2328% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,593 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,0007488% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,606 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,0007587% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 = (1,023 ± 0,026) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,419 ± 1,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar0,007052% (4AP) dan kami mendapatkan jarak fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang III adalah 𝑓 = (1,559 ± 0,003) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,02265% (4AP) Pengamatan pada cermin cekung juga mendapatkan data yaitu jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,611 ± 0,032) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002016% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,455 ± 0,021) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,001502% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,234 ± 0,029) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002414% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 = (1,023 ± 0,026) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah𝑓 = (8,000 ± 0,015) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,001908% (4AP) dan kami mendapatkan data jarak fokus rata-rata lensa cekung adalah 𝑓 = (1,224 ± 6,135)10−1 dengan ralat relatif sebesar 𝟎, 𝟓𝟎𝟎𝟗%(4AP). Mengapa teori ralat 0,8302% karena data yang kami dapatkan adalah berupa 5 data acak sehingga kami mendapatkan teori ralat sekian dengan 5 data yang ada dengan Nst P dan Q=0,1cm,Delta P dan delta Q=0,05cm Berdasarkan teori yang ada pratikum kami lumayan sesuai dengan teori yang ada contoh nya pada percobaan 1 kami mendapatkan ralat 𝟎, 𝟖𝟑𝟎𝟐% dengan mendapatkan data jarak fokus 15,82cm.Ini berdasarkan salah satu dasar teori yaitu Dari hukum Snellius n1 sin i = n2 sin r. Karena dianggap sinar-sinar mempunyai
  • 28. inklinasi yang kecil, maka sudut-sudut i , r, 1, 2, dan  semuanya sangat kecil, dan dapat digunakan sin i  i , sin r  r sehingga hukum Snellius menjadi n1 i = n2 r atau n1 (   1 ) = n2 (  + 2 ) G. KESIMPULAN Kami dapat menentukan teori ralat pada pratikum pemantulan ini dengan rumus teori ralat yang ada dimana dapat didapatkan data yang kami mendapatkan teori ralat 0%sesuai dengan rumus 𝑓 = ∑ 𝑓𝑛 𝑛 dan S𝑓 = √ ∑(𝑓𝑛−𝑓)2 𝑛(𝑛−1) dimana f kami mendapat 16 dan sf mendapat 0% sehingga didapatkan ralat 0,8302% Kami juga dapat menentukan jarak fokus cermin cekung dengan cara meletakkan benda di jauh tak hingga sehingga didapatkan data ƒ = (1,582 ± 0,001) x 10−1 dengan ralat relatif 0,8302% (4AP) Kami juga dapat menentukan jarak fokus cermin cembung melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan sehingga didapatkan ƒ = (1,582 ± 0,001) x 10−1 dengan ralat relatif 0,8302% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan pertama adalah 𝑓 = (1,518 ± 0,002) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1562% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,587 ± 0,002) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1326% (4AP) jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan ketiga adala 𝑓 = (1,587 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,1105% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang II pada percobaan keempat adalah 𝑓 = (1,565 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,09417% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang II pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,575 ± 0,001) × 10−1
  • 29. dengan ralat relative sebesar 0,08439% (4AP) dan kami mendapatkan jarak fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang II adalah 𝑓 = (1,566 ± 0,007) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,4866% (4AP) Kami juga dapat menentukan jarak fokus cermin cembung melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan sehingga didapatkan data 𝑓 = (1,600 ± 3,725) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,2328% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,593 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,0007488% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,606 ± 0,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,0007587% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 = (1,023 ± 0,026) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak fokus cermin cembung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah 𝑓 = (1,419 ± 1,001) × 10−1 dengan ralat relative sebesar0,007052% (4AP) dan kami mendapatkan jarak fokus rata-rata cermin cembung pada benda di ruang III adalah 𝑓 = (1,559 ± 0,003) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,02265% (4AP) Kami juga dapat menentukan jarak fokus lensa cembung dengan cara meletakkan benda di jauh tak hingga sehingga didapatkan ƒ = (1,582 ± 0,001) x 10−1 dengan ralat relatif 0,8302% (4AP) Kami juga dapat menentukan jarak fokus lensa cekung melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan sehingga didapatkan data yang ada di analis data 𝑓 = (1,611 ± 0,032) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002016% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kedua adalah 𝑓 = (1,455 ± 0,021) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,001502% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan ketiga adalah 𝑓 = (1,234 ± 0,029) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002414% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan keempat adalah𝑓 = (1,023 ± 0,026) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,002633% (4AP), jarak fokus cermin cekung pada benda di ruang III pada percobaan kelima adalah𝑓 = (8,000 ± 0,015) × 10−1 dengan ralat relative sebesar 0,001908% (4AP) dan kami mendapatkan data jarak fokus rata-rata lensa cekung adalah 𝑓 = (1,224 ± 6,135)10−1 dengan ralat relatif sebesar 0,5009%(4AP).
  • 30. H. DAFTAR PUSTAKA https://www.ruangguru.com/blog/peristiwa-pembiasan-cahaya Herman dan asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar: Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar. Tipler, Paul. 2001. Fisika Sins dan Teknik. Jakarta: Erlangga Young, Hugh D. dkk. 2003 Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid II. Jakarta: Erlangga Modul Pratikum Pembiasan