1. Proses Pembuatan BBM (Bensin, Solar, Avtur, Minyak tanah)
Bahan Bakar Minyak adalah salah satu produk kimia yang paling sukses di dunia, produk ini mulai
diperkenalkan setelah penemuan mesin Carnot (berbahan bakar Bensin) dan Mesin Diesel (awalnya
berbahan bakar minyak dari kacang kemudian diganti dengan Automotive Diesel Oil atau lebih dikenal di
Indonesia dengan sebutan minyak solar). Dua mesin ini berguna untuk penggerak kendaraan pengganti
kereta kuda dan kereta api uap.
Saat ini penggunaan BBM didominasi oleh penggunaan bensin untuk keperluan kendaraan pribadi
berupa mobil dan motor. Minyak diesel juga banyak dipakai oleh PLN sebagai bahan bakar Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) khususnya untuk pembangkitan di luar pulau Jawa dan Bali. Keunggulan
PLTD ini adalah dapat dimatikan dan dihidupkan secara cepat dan mudah, seperti halnya kita men-
starter mobil/motor. Kenapa harus PLTD? Karena, masyarkat di luar jawa jauh lebih banyak
menggunakan listrik di waktu malam saja untuk penerangan dan melihat TV. Ini jauh berbeda dengan
masyarakat di Jawa, dimana pemakaian di waktu siang dan malam-malam tidak begitu berbeda, karena
siang hari listrik dipakai untuk mesin pabrik dan AC perkantoran.
Berikut skema proses pembuatan BBM:
Proses diawali dengan pencarian minyak bumi, lalu kalau sudah ketemu minyaknya dan isinya cukup
banyak, dilanjutkan dengan pemompaan. Tentunya prosesnya tak hanya dipompa saja, setelah itu masih
perlu pemisahan dengan air dan kotoran lainnya. Untuk sumur-sumur yang sudah tua dan hasil minyak
sudah menurun, perlu ditambahkan teknologi untuk mengambil sisa-sisa minyak yang masih
terperangkap di batu-batuan. Teknologinya disebut Enhanched Oil Recovery bisa dengan penambahan
uap panas, cairan surfaktan, gas Karbon Dioksida atau bahan kimia lain.
Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak bumi (kilang), disana minyak akan
dipisahkan dengan penyulingan I (Distilasi), yang akan menghasilkan 3 produk yaitu Fraksi LPG I, Fraksi
Sedang I, dan Fraksi Berat I.
Fraksi LPG dari penyulingan I sebagian masuk reaktor Isomerisasi menjadi Bensin, sebagian lagi masuk
ke reaktor Reforming menjadi bensin dan kondensat.
Fraksi sedang I masuk reaktor hydroteating menjadi minyak tanah, avtur dan minyak diesel/solar.
Lalu Fraksi berat I masuk Alat Penyulingan/Distilasi II menghasilkan Fraksi LPG II, Fraksi Sedang II, dan
Fraksi Berat II. Fraksi LPG II inilah yang banyak kita pakai untuk masak di dapur sekarang ini.
Fraksi sedang 2 sebagian masuk reaktor Hidrocracking kemudian menghasilkan minyak tanah, avtur dan
minyak diesel/solar.
Fraksi Berat 2 kemudian masuk proses Coking yang menghasilkan dua produk yaitu aspal dan petroleum
Coke (petcoke/kokas). Kokas ini juga bisa sebagai bahan bakar padat seperti batu bara.
Sekian cerita proses pembuatan BBM ini, begitu mudah ternyata.