• Bagian ini merupakan bagian akhir dari kehidupan pelayanan Yesus sebelum kematianya di Bumi ini. Hal ini diberikan oleh Yesus agar umatnya memiliki sikap hidup – gaya hidup dalam bertindak, berprilaku, bermentalitas seperti warga di dalam kerajaan Allah.
• Oleh sebab itu pada bagian awal dari bacaan kita adalah dimulai dengan kata “sebab hal kerajaan Allah”.
• Hal kerajaan Allah dalam bacaan kita diumpamakan dengan talenta. Talenta adalah mata uang yang memiliki ukuran yang sama dengan 43 kg atau uang 6.000 dinar atau mina. Hal ini menunjukan bahwa talenta adalah sesuatu yang penting bagi kehidupan pada jaman tersebut.
Studi tentang Kornelius : Alkitab Kisah para rasul
BERHASIL
1. Nats bacaan : Matius 25: 14-30
Latar belakang
Bagian ini merupakan bagian akhir dari kehidupan pelayanan Yesus sebelum
kematianya di Bumi ini. Hal ini diberikan oleh Yesus agar umatnya memiliki sikap
hidup – gaya hidup dalam bertindak, berprilaku, bermentalitas seperti warga di
dalam kerajaan Allah.
Oleh sebab itu pada bagian awal dari bacaan kita adalah dimulai dengan kata
“sebab hal kerajaan Allah”.
Hal kerajaan Allah dalam bacaan kita diumpamakan dengan talenta. Talenta adalah mata uang yang memiliki
ukuran yang sama dengan 43 kg atau uang 6.000 dinar atau mina. Hal ini menunjukan bahwa talenta adalah
sesuatu yang penting bagi kehidupan pada jaman tersebut.
Beberapa prinsip dalam perumpaan talenta.
Sebelum kita membahas mengenai hal talenta ada beberapa prinsip penting yang harus
dipahami terlebih dahulu, antara lain
1. Hal mengenai talenta adalah sesutau yang diberikan oleh seseorang yang pergi
dan diberikan kepada hambanya. Bukan saja seseorang itu pergi tanpa kembali
lagi namun ia pergi dan pada suatu hari ia (seseorang yang pergi tersebut) akan kembali menagih titipan yang
sudah diberikan kepada hambaNya.
2. Siapakah yang pergi dan yang akan datang ? tentu Tuhan Yesuslah. Mengapa ? Sebab Ia memang akan
meninggalkan para muridNya – UmatNya namun Ia akan datang kembali kepada setiap hambanya.
a. Kapan ia akan kembali ? kita semua tidak tahu namun yang kita tahu bahwa Ia pasti akan datang kembali.
b. Meskipun Ia belum datang dalam wujud kedatangan-Nya yang ke dua kali namun, kematian kitalah yang
akan membawa kita kepada - Nya.
3. Siapakah hamba ? yaitu muridNya – dalam konteks yang lebih luas, adalah umatNya __ saya dan anda semua.
4. Dan talenta yang Dia berikan adalah TITIPAN dari Dia, talenta itu bukan milik kita. Kita hanya ditugaskan untuk
mengembangkan dan menyelesaikan dari apa yang sudah Allah titipkan kepada kita.
5. Dalam konteks yang lebih luas, Talenta adalah bakat – kemampuan – ketrampilan – ilmu - apapun yang kita miliki
dan IA berikan kepada kita untuk di jalani saat kita berada di dunia ini.
6. Dan perlu kita pahami bahwa talenta yang Allah berikan kepada kita adalah hal sesuatu yang sangat penting -
berharga. Mengapa saya berkata PENTING, sebab Allah, sang pemilik talenta itu akan menagihnya (meminta)
kembali dari kita.
Prinsip ini harus kita pahami, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai perumpamaan kerajaan Allah.
Beberapa Point Pembahasan
Dari bacaan ini kita bisa mengambil beberapa pokok penting yang bisa dijadikan sebagai pemahaman dari sikap mental
kerajaan Allah dari seorang hamba – murid – umat Allah (anda dan saya).
1. Pemberian Taleta didasarkan pada KepercayaaNya dan kesanggupan dari Hamba-
hambaNya.
2. a. Sesuai kepercayaanNya.
Talenta (bakat – kemampuan – ketrampilan – ilmu dll ) adalah pemberian dari Allah, dimana Allah
mempercayakannya kepada setiap hambanya.
Pemberian Allah didasarkan pada hak-Nya Allah. Bagi seseorang yang sadar bahwa pemberian adalah hakNya
Allah maka kita umatnya harus tahu bahwa kita harus menjaganya dan melakukan apa yang Ia tugaskan kepada
kita.
Bagi orang yang tidak melakukan tugas dari Allah maka, dapat disimpulkan bahwa kita tidak menghargai
kepercayaan yang sudah Allah berikan. Dengan kata lain, kita sedang meremehkan Tuhan.
Bila kita sadar bahwa ini adalah hak-Nya Allah maka tidak ada kata sikap iri hati satu sama yang lain dan bersikap
malas untuk bertanggung-jawab.
Pernahkah anda melihat seorang yang sedang bermain sepak bola namun pemain ini hanya duduk menunggu
instruksi dari pelatihnya. Apakah pemain ini akan marah ? jawabanya adalah Tidak, sebab keberhasilan dari suatu
pertandingan sepak bola ditentukan oleh Pelatih.
Mengapa pelatih ini berlaku demikian ? jelas bahwa sang pelatih tahu betul, setahu-tahunya, akan kemampuan
dari setiap pribadi dari pemainya. Sama halnya dengan Allah yang memberikan kepercayaanya kepada para
hambanya.
b. Sesuai kesanggupanNya.
Selain Allah yang memberikan kepercayaan, Allah melihat kemampuan dan kesanggupan dari para umatnya, bila
menggunakan ilutrasi saya tadi adalah : Pelatih tahu betul kemampuan dari sang pemain.
Kata kesanggupan berarti: kemampuan – daya tampung – daya keberhasilan – daya yang ada dalam diri setiap
hamba-hambaNya.
Memang seakan-akan Allah tidak adil memberikan talenta tersebut, mengapa ia tidak memberikan dengan cara
bagi rata saja. Bila Allah memberikan dengan cara bagi rata maka akan terjadi kekacauan – beban – ketidak
sanggupan dan ketimpangan dari masing-masing hambaNya. Inilah yang disebut Allah adalah maha ADIL.
Kesanggupan sesorang selalu berbeda-beda meskipun menghadapi bentuk yang sama. Namun intinya bukan
pada daya perbedaan pemberiannya, namun di dasarkan pada hasil – respon setelah hambanya menerima dan
mengembangkan talenta yang Allah berikan kepada hambanya.
2. Bagaimana sikap hamba, saat menjalani pemberian dari tuanya ? inilah yang menjadi prinsip penting dari setiap
perumpamaan akan kerajaan Allah.
Kisah ini terdiri dari 3 Hamba dan 1 tuan.
a. HAMBA A: Menerima 5 talenta
sikap setelah mendapatkan talenta tersebut :
Hamba A ini Pergi
Hamba A ini Menjalankanya
Hamba A ini Mendapatkan upah (hasil)
o Pujian dari Tuannya “Baik sekali perbuatanmu itu-hamba yang baik dan setia”.
o Ia mendapatkan Tugas, tanggung jawab lagi bahkan lebih besar dari sebelumnya.
o Bersama dengan tuanya menikmati apa yang dimiliki oleh Tuanya.
b. HAMBA B : Menerima 2 talenta
3. sikap setelah mendapatkan talenta tersebut :
Hamba B ini Pergi
Hamba B ini Menjalankannya
Hamba B ini mendapatkan upah (hasil)
o Pujian dari Tuannya “Baik sekali perbuatanmu itu-hamba yang baik dan setia”
o Mendapatkan Tugas tanggung jawab lagi bahkan lebih besar dari sebelumnya
o Bersama dengan tuanya menikmati apa yang dimiliki oleh Tuanya
c. HAMBA C : Menerima 1 talenta
sikap setelah mendapatkan talenta tersebut :
Hamba C ini Pergi
Hamba C ini Menggali Lobang di dalam tanah dan menaruhnya
Hamba C ini pun mendapatkan Upah (hasil)
Apapun yang kita lakukan pasti ada upahnya, Dan disinilah terjadi perbedaanya antara HAMBA A – B dan C. Apakah
perbedaanya ?
o Celaan dari Tuannya “hai kamu hamba yang jahat, malas dan tak berguna”
o Tidak mendapatkan Tugas tanggung jawab lagi.
o Tidak bersama dengan tuanya untuk menikmati apa yang dimiliki oleh Tuanya, namun sebaliknya -
o Ia harus hidup dalam ratapan gigi dan kertak gigi; sebuah gambaran dari keadaan yang menyedihkan.
Nilai penting dalam bagian ini adalah “apakah itu 5 atau 2 talenta” itu bukan pemberian yang bukan HAL yang BESAR-
namun 5 atau 2 talenta adalah sama-sama hal yang kecil, sama dengan 1 talenta. Prinsipnya adalah pergi dan bertanggung
mengerjakan dari apa yang sudah Allah berikan- Apa yang Allah berikan itu Penting.
Dalam berbagai bentuk pelayanan kita sering mendengar orang berumpama (berandai-andai) kalau dibiarkan maka andai-
andainya akan menjadi sebuah sikap mentalitas keiri-hatian, malas mengerjakan sesuatu bahkan menganggap Allah adalah
pribadi yang jahat. Seperti yang dilakukan oleh Hamba C.
Allah tidak jahat, Allah memberikan kepada kita talenta yang sama – sesuai dengan kemampuan kita dan Ia berikan
berdasarkan kepada ke MahaTahu an dari Allah. Jangan pernah merasa dan beranggapan bahwa kitalah lebih tahu dari
Allah. Tapi Allah lebih tahu (mengerti / paham) siapa kita dan diri kita.
Kalau hari ini kita merasa “saya kok mendapatkan talenta yang kecil ya” sekarang waktunya kita pergi dan mengerjakan
talenta yang kecil itu.
3. Usaha dalam melakukan pekerjaan mengembangkan talenta; Hamba A dan Hamba B
mengusahakanya, sedangkan Hamba C hanya membuat berbagai alasan demi alasan.
2.1 Usaha apa yang dilakukan oleh HAMBA A dan Hamba B ? jawabanya adalah: mereka
melakukan dengan kesetiaan.
Kesetiaan membutuhkan pengorbanan – kesetiaan membutuhkan fokus – kesetiaan membutuhkan konsentasi – kesetiaan
hanya ditujukan dengan sebuah sikap menyenangkan hati melalui tindakan. Itu lah ciri orang yang setia (baik kepada
pasangan – keluarga – pekerjaan terlebih lagi kepada Tuhan).
4. Pertanyaannya adalah: apakah anda sudah berkorban ? apakah anda sudah mefokuskan diri ? apakah anda juga sudah
berkonsentrasi memikirkan apa yang akan anda berikan ? serta sudahkah anda melakukan tindakan-tindakan yang
menyenangkan hati seseorang ? kalau belum kita adalah hamba-hamba yang jahat dan malas.
2.2 Apakah perkataan yang diberikan oleh HAMBA C adalah kalimat yang salah ? saya jawab tidak. Memang benar apa
yang dikatakan oleh HAMBA C namun pemberi talenta itu tidak ikut arus dari pemikiran HAMBA C.
Pemberi talenta melihat jauh dari pemikiran HAMBA C yaitu apa yang ada di dalam hatinya, yaitu tidak mau bekerja. Itulah
prinsip MALAS.
Ciri dari orang yang banyak alasan atau malas selalu berkonsentrasi pada pembenaran akan dirinya sendiri – kepentingan
dan keperluan dari egonya bukan kepada sang pemberi talenta.
Anda sekarang berada di mana ? Berada di posisi Hamba A atau B atau anda berada pada posisi Hamba C. Berhati-hatilah
mungkin anda akan disebut oleh sang pemberi talenta hamba yang malas dan tak berguna.
4. Apakah fokus dari sang pemberi talenta, hanya berfokus pada hasil ? saya jawab YA. Apakah fokusnya pelipat gandaan itu
harus berkali-kali jumlahnya ? saya jawab TIDAK.
Karena Fokus pemberi talenta bukan kepada berapa banyak yang anda lakukan tapi kepada sikap pengembangan dari
talenta yang Allah berikan.
Kalau semisalnya HAMBA A dan B melakukan pekerjaan namun hasilnya sedikit,
katakanlah Hamba A hanya mendapatkan 2 talenta dari 5 talenta yang diberi maka akan
berjumlah 7 talenta sedangkan HAMBA B hanya mendapatkan 1 talenta dari 2 talenta
dengan jumlah total talenta 3
pertanyaanya adalah apakah pemberi talenta tersebut masuk dalam kebahagiaan bersama Tuanya ? saya jawab YA,
mengapa, kata kuncinya terletak pada kesetiaan dan usaha untuk melakukan perkara-perkara yang kecil.
Prinsip pada point ke 3 adalah : Lakukan tindakan walaupun itu adalah tindakan yang kecil.
Kita selalu berpikir bahwa masalah adalah sesuatu yang merugikan. Tapi renungan kita hari ini harus membuka pikiran kita
bahwa masalah adalah “talenta” atau perkara yang membawa kepada kita pada tanggung – jawab yang besar, yang akan
membuat kita menjadi bahagia.
Kebahagiaan akan kita dapat apabila : ketika kita pergi (tidak berdiam dan membuat berbagai alasan) – melakukan dengan
setia perkara yang kecil – mengusahakan untuk mengembangkan serta menyelesaikan tanggung-jawab yang telah Allah
berikan kepada kita.
Kesimpulan;
Dari pokok pembahasan ayat demi ayat, kita bisa menarik sebuah kesimpulan: bahwa kita
adalah hamba, yang tidak memiliki hak untuk egois (mementingkan kesenangan dari diri
kita sendiri), tetapi tahu apa tanggung-jawabnya yaitu melakukan kehendak Allah – dimana
Allah yang memberikan apapun yang terjadi dalam hidup ini serta menyelesaikanya sesuai
dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman Allah. Maka kita adalah seorang hamba yang baik
dan berkenan kepada sang pemilik kehidupan.
5. Hormatilah Allah dengan cara bertanggung jawab dengan kehidupan ini melalui bekerja dalam kesetiaan meskipun tindakan
yang kita lakukan adalah tindakan yang kecil dan remeh maka dengan demikian kita disebut sebagai hamba yang Baik dan
setia, sehingga Allah berkata : “Masuklah dalam kebahagiaan bersama Ku”
Ingat Allah tidak hanya pergi – Allah akan kembali untuk menagih setiap talenta yang sudah Allah berikan. Menagih
pertanggung jawaban dari apa yang kita kerjakan dan lakukan serta perbuat. Itulah sikap dari umat Allah yang hidup dalam
kerajaan Allah. Amen.