Dokumen tersebut membahas tentang pengertian mixed-use building dan shopping mall. Mixed-use building adalah bangunan multifungsi yang menggabungkan fungsi hunian, bisnis, dan rekreasi. Shopping mall adalah pusat perbelanjaan yang terdiri dari toko-toko yang dihubungkan oleh jalur sirkulasi. Terdapat beberapa jenis mall seperti mall terbuka, terpadu, dan tertutup. Lokasi ideal mall berada di pusat kota dengan akses transportasi yang memadai
1. STUPADU - 02
SHOPPING MALL
CHRISTIN EKA LARAS SINAGA
NIM. 4201627020
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2. Bab I Pendahuluan
Belum diisi
A) LATAR BELAKANG
Permasalahan dalam pembahasan Mixed-Use building di Pontianak ini adalah b
agaimana merencanakan dan merancang wadah yang dapat menampung kegia
tan-kegiatan rental office dan shopping mall dalam satu area yang selain meme
nuhi persyaratan fungsional juga mampu memberikan kondisi aman, nyaman da
n menarik bagi penggunanya, sehingga aktivitas yang berlangsung didalam bisa
berjalan sesuai fungsi dan tujuannya.
B) RUMUSAN MASALAH
Tujuan dan pembahanan ini adalah mencari, mengungkapkan dan merumusk
an masalah yang berkaitan dengan penyediaan rental office dan shopping m
all sebagai bangunan multi fungsi. Selain itu bertujuan untuk menyediakan fa
silitas pelayanan masyarakat kota dalam bentuk kantor sewa dan shopping
mall yang representative, efisien, efektif dan fleksibel.
C) GOAL
3. INDONESIA
Bab I Pendahuluan
D) GAMBARAN UMUM LOKASI
PULAU
KALIMANTAN
KALIMANTAN BARAT
KOTA PONTIANAK
Jalan Gajah Mada No.177, Benua Melayu Darat, Pontianak Selatan, Benua
Melayu Darat, Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78121
5. Mixed use building merupakan bangunan multi fungsi yang terdiri dari satu atau beberapa massa bangunan yang
terpadu dan saling berhubungan secara langsung dengan fungsi yang berbeda. Mixed use building menggabung
kan antara fasilitas hunian, fasilitas bisnis, dan fasilitas rekreasi yang biasanya dimiliki oleh suati pengembang.
(Indonesiaapartment, Esti Savitri 2007)
Ciri-ciri
Untuk membedakan mixed use building dengan bangunan jenis lain, berikut ini akan merupakan ciri-ciri dari mixed use
building, yaitu (Schwanke et al, 2003; 4):
1) Mewadahi 2 fungsi bangunan atau lebih yang terdapat dalam kawasan tersebut, misalnya terdiri dari hotel, rumah sa
kit, sekolah, mall, apartment, dan pusat rekreasi
2) Terdapat pengintegrasian secara fisik dan fungsioal terhadap fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya
3) Hubungan yang relatif dekat antar satu bangunan dengan bangunan lainnya dengan hubungan interkoneksi antar ba
ngunan di dalamnya
4) Kehadiran pedestrian sebagai penghubung antar bangunan
Terdapat 4 (empat) konfigurasi tata letak bangunan dalam sebuah kawasan mixed use, yaitu: (Sumargo, 2003; 58)
1) Mixed-use Tower, memiliki struktur tunggal dari segi massa atau ketinggian bangunan dengan fungsi-fungsi yang
ditempatkan pada lapisan-lapisan tersebut. Pada umumnya, mixed use tower merupakan
high rise building.
2) Multitowered Megastructure, merupakan bangunan mixed use dengan tower-tower yang menyatu secara arsitekt
uran dengan atrium yang berada dibawahnya. Pada umumnya atrium berfngsi sebagai pusat perbelanjaan. Pada multi
tiwerde megastructure, komponen yang terdapat pada podium menjadi hal yang utama karena merupakan tempat ber
temunya antar pengguna bangunan.
3) Freesatnding Structure with Pedestrian Connection, merupakan konsep penataan pada kawasan mixed use de
ngan kumpulan dari beberapa masa tunggak yang saling terintegrasi oleh jalur pedestrian. Dampaknya, fungsi dari set
iap bangunan tidak akan bercampur menjadi satu.
4) Combination, merupakan penggabungan dari ketiga bentuk tersebut dalam sebuah kawasan.
A) DEFINISI MIX-USED BUILDING
D) KONFIGURASI TATA LETAK BAGUNAN DALAM MIX-USE BUILDING
(1) (2)
(3) (4)
Tujuan utama dari mixed use building ini adalah menuju bangunan tinggi sebagai sinergi antar multi fungsi, dimana se
mua fasilitas yang dirancang sebagai sumber pendapatan harus saling mendukung dan melengkapi dengan menghinda
ri kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi pendapatan yang baik.
B) TUJUAN MIX-USED BUILDING
Kehadiran mixed use building dalam konsep bangunan memiliki dampak yang positif bagi berbagai pihak. Menurut Danisworo (1996)
terdapat 5 (lima) buah keuntungan dari konsep mixed use building, yaitu:
1) Mendorong tumbunhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu wadahsecara memadai.
2) Menghasilkan sisteam sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis
3) Memperbaiki sistem sirkulasi
4) Mendorong pemisahan yanh jelas antara sistem transportasi
5) Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan lingkungan
C) MANFAAT MIX-USED BUILDING
DEFINITION
OF
MIX
–
USED
BUILDING
Bab II Studi Pustaka
6. • Mal atau Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang memiliki bentuk bangunan atau kumpulan bangunan ya
ng berada pada sebuah lokasi. Pada umumnya sebuah pusat perbelanjaan terdapat berbagai macam toko dengan
beragam merek dagang dan toko-toko tersebut dihubungkan oleh jalur sirkulasi yang terbuka atau tertutup dengan
tujuan mempermudah pengguna pusat perbelanjaan.
(Shopping Center Development Handbook, Urban Land Institute)
• Mall Adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa departement store besar sebagai daya tarik d
ari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama m
all atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai sir
kulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang.
(Maitland dalam Marlina, 2008:215).
Menurut Ruberstain Harvey M., pusat perbelanjaan memiliki 3 (tiga) elemen utama, yaitu:
• Anchor (Magnet), merupakan transformasi dari “nodes” yang dapat berfungsi sebagai “landmark” yang perwujudannya berupa plaza dan mall
• Secondary Anchor, merupakan transformasi dari “distric” yang memiliki perwujudan berupa took pengecer, retail, supermarket, superstore, bioskop, dan lain sebagainya.
• Street Mall, merupakan transformasi dari bentuk “paths” yang pewujudannya berupa jalur pedestrian yang menghubungkan antar magnet.
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem Mall dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang mengha
dap dua atau lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar dapat berke
mbang menjadi sebuah atrium. Jalur tersebut menjadi jalur sirkulasi utama, karena menghubungkan dua
titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.
Pola Sirkulasi Shopping Mall
Maithland dalam Yempormase (2012:21) menyebutkan bahwa pada dasarnya pola mall berpola linier. Tatanan mall yang sering dijumpai adalah mall berkoridor tunggal
dengan lebar koridor standar antara 8-16 m. Untuk memudahkan akses pengunjung, pintu masuk sebaiknya dapat dicapai dari segala arah.
Berikut merupakan sistem atau pola sirkulasi pada sebuah mall. Sistem mall menggunakan pedestrian yang disisinya berderet retail tempat berjualan barang.
Sementara Jean Lambert (2010:3) menjelaskan ada beberapa tipe tenant sesuai ukurannya. (Tabel 2.1)
A) PENGERTIAN MALL
B) ELEMEN-ELEMEN MALL
C) SIRKULASI MALL
MALL
DEFINITION
OF
SHOPPING
MALL
7. MALL
Prinsip-prinsip mall yang terdapat dalam Time Saver Standard for Building Types meliputi:
1. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama (pedestrian way) atau koridor utama dengan satu atau lebih tambahan jalur pejalan kaki atau koridor tambahan yang berhubungan dengan koridor
utama dan lokasi parkir atau jalan yang berdekatan.
2. Semua toko menghadap dan memiliki pintu masuk kearah koridor baik utama maupun tambahan.
3. Untuk mengatasi masalah parkir karena tingginya harga dan semakin berkurangnya lahan bagi suatu shopping mall, maka dapat disediakan bangunan parkir bertingkat (double deck
ed) atau basement.
1) Menurut Rubenstein dalam Nasution (2007), dalam Central City Mall:
a. Mall Terbuka (Open Mall)
Pada mall terbuka semua jalan yang direncanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki. Mall terbuka ini dap
at terletak di pusat kota atau di daerah pinggiran kota. Sistem penghawaan dilakukan secara alami namun kondisi
cuaca sagat mempengaruhi kenyamanannya.
b. Mall Terpadu (Integrated Mall)
Merupakan tipe mall yang sebagian terbuka dan bagian yang lainnya tertutup. Pada mall bagian yang tertutup dile
takkan di tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik pengunjung untuk masuk ke dalam kawasan
mall tersebut.
c. Mall Tertutup (Enclosed Mall)
Merupakan bangunan yang lengkap dimana pengunjung dan penjual yang terlindung dalam suatu bangunan yang
tertutup sehingga memungkinkan untuk berinteraksi sosial, pameran dan pertunjukan lainnya. Sistem penghawaa
n dilakukan secara mekanis yang lazim dinamakan dengan EMAC (Enclosed Mall Air Conditioned). Mall semaca
m ini yang paling banyak diterapkan di daerah tropis.
Individu yang melakukan kegiatan dalam mall dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengunjung, merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktivitas perbelanjaan. Pengunjung dapat dibedakan menjadi tiga macam:
Pengunjung yang datang khusus berbelanja
Pengunjung yang mempunyai tujuan berbelanja dan berekreasi
Pengunjung yang mempunyai tujuan hanya berekreasi
2. Penyewa, merupakan individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial, hak untuk menggunakan tersebut dinyatakan dalam
system sewa
3. Pengelola, merupakan individu yang tergabung dalam suatu badan yang mempunyai tugas mengelola, mengatur, dan mengorganisasi mall agar dapat berjalan dengan baik dan sesu
ai dengan tujuan dari mall itu sendiri.
4. Pemilik (Investor/Owner)
2) Dilihat dari Luas Areal Pelayanan
Gibbert (1959:127) menyebutkan bahwa berdasarkan jangkauan pelayanannya, dalam hal ini adalah luas wilayah, maka mall dapat dikelompokkan menjadi:
1. Tipe Mall Regional dengan luas areal antara 32.000 – 95.000 m2 dengan skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 penduduk.
2. Tipe Mall Distrik dengan luas areal antara 10.000 – 30.000 m2 dengan jangkauan pelayanan antara 40.000 – 150.000 penduduk.
D) JENIS-JENIS MALL
E) PRINSIP-PRINSIP MALL
F) PENGELOMPOKAN INDIVIDU/PELAKU
DEFINITION
OF
SHOPPING
MALL
8. MALL
Berdasarkan pengelompokan individu, maka kegiatan yang ada di dalam mall dapat dibagi menjadi :
1. Kelompok Kegiatan Utama, merupakan kelompok aktivitas yang di dalamnya terdapat kegiatan paling pokok da
lam mall, yaitu jual beli, individu yang terlibat adalah pengunjung dan penyewa. Aktivitas rekreasi dalam mall dima
sukkan pula dalam kelompok aktivitas ini, mengingat dalam mall kegiatan rekreasi juga merupakan unsur yang pe
nting di samping unsur perbelanjaan. Dalam aktivitas ini tercakup pula aktivitas-aktivitas yang bersifat temporer, s
eperti pameran & pertunjukan.
2. Kelompok Aktivitas Pengelola, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung fungsi mall sebagai bangunan
komersil. Dalam kata lain, kelompok aktivitas inilah yang mengorganisasikan fungsi-fungsi yang terkait dalam mall
3. Kelompok Aktivitas Pelengkap, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung fungsi utama mall yang bersifa
t pelengkap.
4. Kelompok Aktivitas Pelayanan, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi sebagai servis atau pelayanan k
epada individu-individu dalam mall.
5. Kelompok Aktivitas Penunjang, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi mendukung aktivitas yang ada. K
elompok aktivitas ini antara lain mencakup aktivitas parkir, mekanikal elektrikal, bongkar muat barang dan pemeli
haraan.
Lokasi shopping mall sebagai bangunan komersial sebaiknya terletak pada zona perdagangan dan bisnis kota, berada dipusat kota (pusat kegiatan masyarakat perkotaan), mempunyai
akses langsung dengan sistem transportasi perkotaan dan berdekatan dengan fasilitas – fasilitas penunjang yang dibutuhkan. Hal ini berarti lokasi tapak berada di dalam kawasan Cent
ral Business District (CBD).
Adapun beberapa pertimbangan yang perlu dalam pemilihan lokasi shopping mall, antara lain:
1. Lokasi sebuah pusat komersial harus berada di kawasan perdagangan dan jasa, karena kawasan perdagangan sendiri merupakan faktor potensial untuk menarik pengunjung.
2. Lokasi mudah dicapai, pencapaian dengan berjalan kaki, kendaraan pribadi maupun umum. Untuk shopping mall yang berada dalam kawasan CBD pencapaiannya sebaliknya baik
ditempuh sekitar 10 – 15 menit., sedangkan yang berada diluar CBD bisa ditempuh dalam waktu 25 menit dari kota. Bagi yang menggunakan kendaraan umum, jarak maksimum dari p
emberhentian (halte) maksimal 201 meter.
3. Kondisi topografi pada lokasi harus dapat mendukung perencanaan dari segi konstruksi dan ekonomi.
4. Tersedianya jaringan utilitas yang memadai.
Menurut Parnes, 1948, zona penjualan dalam mall dibagi dalam dua area penjualan barang-barang yaitu :
Area penjualan barang-barang umum (General Sales), memiliki karakteristik:
Ruang berukuran kecil
Terbuka
Ruang-ruang yang saling berhubungan dengan jarak berkesinambungan antara pengunjung dengan ba
gian penjualan barang
Ruang-ruang yang tidak dibatasi oleh dinding-dingding atau partisi-partisi
Area penjualan barang-barang khusus (Special Sales Area), memiliki karakteristik:
Ruang yang berukuran lebih kecil
Menjual satu macam barang
Perletakannya pada tempat-tempat tertentu
G) PENGELOMPOKAN KEGIATAN
J) PENGELOMPOKAN ZONA PENJUALAN
DEFINITION
OF
SHOPPING
MALL
9. CHADSTONE SHOPPING CENTRE
Architects : CallisonRTKL, The Buchan Group
Location : Melbourne VIC, Australia
Architects in Charge : The Buchan Group
Designer : CallisonRTK (designer); The Buchan Group (Architect)
Manufacturers : Aglo Systems, Corporate Initiatives, Porcelanosa, Seele, Jura
Limestone, SA Precast
Project Year : 2016
Tipe Proyek : Komersial. Entertainment, Retail
Chadstone dibuka pada 3 Oktober 1960 dan mer
upakan pusat perbelanjaan regional mandiri pertama di
Melbourne. Luasnya sekitar 211.929m² luas lantai, terdiri
dari 550 toko di empat tingkat yang dilayani oleh lebih d
ari 10.000 parkiran.
MASTER PLAN
LOWER GROUND FLOOR GROUND FLOOR
MEZZANINE
GROUND FLOOR FIRST FLOOR ROOF PLAN
STUDI
KASUS
10. CHADSTONE SHOPPING CENTRE
Fitur menonjol dari desain adalah atap gridshell (cangkang grid) ikonik Chadstone. Strukturnya didasarkan pada keran
gka kisi yang memperoleh kekuatannya dari kelengkungan ganda. Atapnya terdiri atas grid baja catenary berkaca-kaca
dengan panel segiempat dengan berbagai ukuran. Bentuknya yang sangat efisien, tebalnya hanya 210mm, mencakup
area seluas sekitar 7000 meter persegi dan di beberapa daerah memungkinkan rentang yang jelas hingga 42 meter. Ti
m desain mengandalkan pemodelan parametrik 3D dalam perancangannya.
DETAIL ATAP
WEST MALL LONG SECTION (EAST)
WEST MALL LONG SECTION (WEST)
EAST MALL LONG SECTION (EAST)
EAST MALL LONG SECTION (WEST)
INTERIOR
EXTERIOR
STUDI
KASUS
11. AEDAS' LEAF-SHAPED SALES GALLERY NEARS COMPLETION IN SHANGHAI
Architects: Aedas
Location: Shanghai, Shanghai, China
Design Directors: Wai Tang and Keith Griffiths
Client : Greenland Group
Area: 172000.0 sqm
Year: 2016
2ND FLOOR PLAN:
1) Anchor Store
2) Retail
3) F&B
4) Pedestrian Bridge link to Hotel
5) Pedestrian Bridge link to Sales Gallery
6) Hotel
1ST FLOOR PLAN:
1) Exhibition Area
2) Main Entrance
3) Washroom
4TH FLOOR PLAN:
1) Guest Rooms
2) Swimming Pool
3) Gym
4) Changing Room
5) Sky Light
STUDI
KASUS
12. AEDAS' LEAF-SHAPED SALES GALLERY NEARS COMPLETION IN SHANGHAI
KONSEP ARSITEKTURAL
Galeri berbentuk seperti daun, dirancang agar sesuai dengan konsep "daun semanggi" dari Konferensi Qingpu Xujing dan Pusat
Pameran di dekatnya, yang akan dihubungkan dengan jembatan pejalan kaki.
Galeri penjualan akan bergabung dengan sebuah hotel bintang lima dan pusat perbelanjaan, semuanya secara strategis berorie
ntasi untuk mengalihkan aliran sirkulasi ke salah satu pusat konferensi terbesar di dunia dan bahkan Distrik Bisnis Pusat Hongqi
an yang lebih besar. Bekerja bersama-sama, hotel dan pusat perbelanjaan akan membentuk pintu masuk proyek.
BENTUK DAUN
SEMANGGI
STUDI
KASUS
13. NOVA ARCADA PORTUGAL
Architects : Sua Kay Architects
Location : Braga, Portugal
Contractor : CIVAL Portugal, Huurre Iberica (Fasad)
Client : Chamartin Imobiliaria
Storey : 7 floor
Project Year : 2007 - 2012
FLOOR 0: FLOOR 1: FLOOR 2:
KETERANGAN:
Pedestrian Exit
Pedestrian Entry
Anchor Shops
Satelitte Shops
Hypermarket
Entertainment
Restaurants
Nova Arcada Complex dibuka pada Maret 2015 di kota Braga, Portugis. Lebih dari 100 toko mencakup 70.
000 m2 yang dialokasikan untuk ritel dan hiburan. Desainnya menonjol dengan bentuk organik dan konsep
warna yang unik. Panel sandwich/Double fasad yang digunakan untuk façade terbuat dari granit baja yang
terbuat oleh ArcelorMittal.
Konsep Arsitektur
Bangunan yang dirancang oleh arsitek Portugis Sua Kay ditandai oleh bentuk organiknya dan terdiri dari 2
volume yang tidak beraturan dari ketinggian yang berbeda yang dihubungkan oleh tangga yang mengesan
kan menuju ke pintu masuk. Aula pintu masuk diterangi secara alami di semua lantai berkat silinder kaca y
ang menerobos atap seperti lentera dan memungkinkan di siang hari.
STUDI
KASUS
14. NOVA ARCADA PORTUGAL
KETERANGAN:
Lifts
Travelators
Escalators
Sebanyak 6 lantai didistribusikan pada 2 volume utama. Sayap kiri (terlihat dari pintu
masuk) memiliki 2 lantai bawah tanah yang didedikasikan untuk ruang parkir, lantai ri
tel (0+) yang menawarkan ruang parkir dan ritel. Tangga masuk mengarah ke level 0,
dengan hypermarket di volume kiri dan ruang ritel di sebelah kanan. Di lantai 1, toko-
toko dan ruang hiburan mencakup kedua volume, sedangkan di lantai atas restoran d
an ruang tambahan untuk hiburan hanya di sayap kiri.
Sedikit diimbangi dari façade utama volume yang tepat, menara naik ke langit seperti
tiang bendera. Itu membuat pusat perbelanjaan terlihat dari jalan raya sekitarnya dan
berisi tangga api.
Sorotan khusus adalah konsep w
arna façade pusat perbelanjaan:
Sedangkan salah satu volume da
n atap yang ditangguhkan seluru
hnya berwarna abu-abu, yang lai
n berkilau dalam berbagai warna
yang kontras - panel façade yang
dilapisi sebelumnya membentuk
teka-teki yang hidup dalam nuans
a metalik.
STUDI
KASUS
15. ARG SHOPPING MALL
Architects : ARSH 4D Studio
Location : Tehran, Tehran, Iran
Architects in Charge : Arsh [4d] Studio- Alireza Sherafati, Pantea Eslami
Project Manager : Mohsen Sharifi
Design Team : Zahra Ajorloo, Morvarid Malekhosseini, Mina Habibirad,
Elnaz Sabouri, Jouya Javanshad
Area : 78.0 m2
Project Year : 2015
GROUND FLOOR:
1) Koridor 6) Lobby
2) Entrance 7) Retail
3) Coffe Shop
4) Security
5) Service Room
FIRST FLOOR
1) Main Entrance
2) Elevator dan Tangga
3) Retail
4) Administrasi
5) Ruang Mekanikal
FOOD COURT:
1) Lobby
2) Restoran
3) Gudang Penyimpanan Makanan
4) Ruang Tunggu
5) Restoran VIP
6) Ruang MEE
MASTER PLAN
Menyusun kembali fasad, kami memutuskan untuk menyederhanakan pemusatan dan menciptakan permukaan yang h
alus dan netral untuk melawan kekacauan lingkungan. Kaca digunakan untuk memantulkan pohon-pohon tua di daerah
sekitarnya dan menyorot pegunungan ke utara.
Untuk desain interior, menghubungkan kembali sayap timur dan selatan, yang sebelumnya dipisahkan satu sama lain ol
eh kekosongan sentral, telah menjadi konsep kunci. Koneksi telah dicapai melalui menciptakan kontinuitas di garis lanta
i dan langit-langit.
STUDI
KASUS
16. ARG SHOPPING MALL
DOUBLE FASAD
POTONGAN VOID
Sistem Saluran Kaca Dinding - Pilkington Profilit ™
Menggunakan: Sistem kaca saluran linear tembus cahaya
Diaplikasikan pada interior dan eksterior, bangunan industri, komersial atau residensial
Karakteristik: Pemasangan secara vertikal atau horizontal, memberikan dispersi cahaya yang lembut, bahka
n ringan dan pengurangan suara yang sangat baik, bingkai perimeter aluminium memberikan kekuatan stru
ktural tambahan, memungkinkan konstruksi dinding melengkung, dapat ditempa atau difilmkan untuk me
menuhi persyaratan keamanan dampak, perawatan dan penggantian yang cepat dan mudah
Gelas ini tersedia dalam berbagai warna dan tekstur dengan berbagai tembus cahaya, memungki
nkan penerusan cahaya alami tanpa kehilangan privasi.
Pilkington Profilit ™ adalah hemat energi, memberikan pengurangan suara yang sangat baik dan
merupakan salah satu sistem dinding kaca yang paling hemat biaya yang tersedia. Ini bisa tunggal
atau ganda kaca.
STUDI
KASUS
17. STARLIGHT PLACE AEDAS
Architects : AEDAS
Location : Chongqing, China
Directors : Kenneth Wang, Keith Griffiths
Gross Area of the Entire Development : 135.000 m2
Total : 466.343 m2
Storey : 10 Floor
Project Type : Komersial, Retail
Completion Year : 2011
PLAN 1 PLAN 2 PLAN 3 PLAN 4
Bentuk-bentuk eksternal terinspirasi oleh top
ografi pegunungan Chongqing yang bergelom
bang dan energi yang dinamis dan antusias t
erbukti di tempat-tempat tinggalnya. Bentuk-
bentuk yang eye-catching ditekankan oleh ko
ntras yang mencolok dari bahan-bahan - gran
it hitam yang dipoles, aluminium abu-abu da
n kelongsong berlapis tembaga. Pola fenestra
si dan kelongsong tidak diterapkan dalam car
a vertikal / horizontal konvensional, melainka
n dengan cara berbelit-belit dari sudut yang l
ebih lanjut melengkapi dinamisme bentuk.
Bangunan ini terinspirasi oleh lanskap pegunungan yang mengelilingi Chongqing dan menyerupai geografi ini dalam be
ntuk eksternalnya. Berbeda dengan garis horizontal dan vertikal konvensional, façade menawarkan sudut-sudut yang ti
dak biasa yang meningkatkan dinamisme bangunan. Dan karena kota ini menerima sedikit sinar matahari langsung, par
a arsitek memberi kompensasi dengan membangun skylight kaca 4000-sq-m ke atas gedung. Sementara itu, granit hita
m glossy, aluminium abu-abu dan tembaga-tone cladding kontras satu sama lain sambil menyoroti kaca jendela besar.
STUDI
KASUS
18. STARLIGHT PLACE AEDAS
panel cladding diterapkan dalam pola sudut acak untuk melengkapi kongl
omerasi volume. granit hitam yang dipoles, aluminium abu-abu dan lemb
aran bernada tembaga kontras dengan gerakan transparan tebal yang me
mbentuk struktur.
Atap berlapis kaca memperkenalkan cahaya al
ami yang melimpah ke atrium tinggi, menyarin
g cahaya ke bagian dalam yang digambarkan d
engan kurva bergelombang dan lembut.
Sebagai kontras yang menarik, desain interior oleh Aedas Interiors adalah 'berlawanan' - interior mal melengka
pi desain eksterior yang kuat, bersudut dan tebal dengan bentuk yang lembut dan montok, sengaja menghinda
ri tepi tajam. Ini juga mewakili sisi lembut dan lembut dari kepribadian dan sifat masyarakat Chongqing
. Palet warna juga lebih lembut dan kurang mencolok daripada eksterior.
Desain lanskap sangat dipengaruhi oleh arsitektur mall dan juga mengambil banyak bentuk dan pola
angular terinspirasi Chillida.
STUDI
KASUS