SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
STUPADU - 02
SHOPPING MALL
CHRISTIN EKA LARAS SINAGA
NIM. 4201627020
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Bab I Pendahuluan
Belum diisi
A) LATAR BELAKANG
Permasalahan dalam pembahasan Mixed-Use building di Pontianak ini adalah b
agaimana merencanakan dan merancang wadah yang dapat menampung kegia
tan-kegiatan rental office dan shopping mall dalam satu area yang selain meme
nuhi persyaratan fungsional juga mampu memberikan kondisi aman, nyaman da
n menarik bagi penggunanya, sehingga aktivitas yang berlangsung didalam bisa
berjalan sesuai fungsi dan tujuannya.
B) RUMUSAN MASALAH
Tujuan dan pembahanan ini adalah mencari, mengungkapkan dan merumusk
an masalah yang berkaitan dengan penyediaan rental office dan shopping m
all sebagai bangunan multi fungsi. Selain itu bertujuan untuk menyediakan fa
silitas pelayanan masyarakat kota dalam bentuk kantor sewa dan shopping
mall yang representative, efisien, efektif dan fleksibel.
C) GOAL
INDONESIA
Bab I Pendahuluan
D) GAMBARAN UMUM LOKASI
PULAU
KALIMANTAN
KALIMANTAN BARAT
KOTA PONTIANAK
Jalan Gajah Mada No.177, Benua Melayu Darat, Pontianak Selatan, Benua
Melayu Darat, Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78121
Belum diisi
F) JADWAL RENCANA KERJA
Belum diisi
E) TINJAUAN BANGUNAN/PUSTAKA
Mixed use building merupakan bangunan multi fungsi yang terdiri dari satu atau beberapa massa bangunan yang
terpadu dan saling berhubungan secara langsung dengan fungsi yang berbeda. Mixed use building menggabung
kan antara fasilitas hunian, fasilitas bisnis, dan fasilitas rekreasi yang biasanya dimiliki oleh suati pengembang.
(Indonesiaapartment, Esti Savitri 2007)
Ciri-ciri
Untuk membedakan mixed use building dengan bangunan jenis lain, berikut ini akan merupakan ciri-ciri dari mixed use
building, yaitu (Schwanke et al, 2003; 4):
1) Mewadahi 2 fungsi bangunan atau lebih yang terdapat dalam kawasan tersebut, misalnya terdiri dari hotel, rumah sa
kit, sekolah, mall, apartment, dan pusat rekreasi
2) Terdapat pengintegrasian secara fisik dan fungsioal terhadap fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya
3) Hubungan yang relatif dekat antar satu bangunan dengan bangunan lainnya dengan hubungan interkoneksi antar ba
ngunan di dalamnya
4) Kehadiran pedestrian sebagai penghubung antar bangunan
Terdapat 4 (empat) konfigurasi tata letak bangunan dalam sebuah kawasan mixed use, yaitu: (Sumargo, 2003; 58)
1) Mixed-use Tower, memiliki struktur tunggal dari segi massa atau ketinggian bangunan dengan fungsi-fungsi yang
ditempatkan pada lapisan-lapisan tersebut. Pada umumnya, mixed use tower merupakan
high rise building.
2) Multitowered Megastructure, merupakan bangunan mixed use dengan tower-tower yang menyatu secara arsitekt
uran dengan atrium yang berada dibawahnya. Pada umumnya atrium berfngsi sebagai pusat perbelanjaan. Pada multi
tiwerde megastructure, komponen yang terdapat pada podium menjadi hal yang utama karena merupakan tempat ber
temunya antar pengguna bangunan.
3) Freesatnding Structure with Pedestrian Connection, merupakan konsep penataan pada kawasan mixed use de
ngan kumpulan dari beberapa masa tunggak yang saling terintegrasi oleh jalur pedestrian. Dampaknya, fungsi dari set
iap bangunan tidak akan bercampur menjadi satu.
4) Combination, merupakan penggabungan dari ketiga bentuk tersebut dalam sebuah kawasan.
A) DEFINISI MIX-USED BUILDING
D) KONFIGURASI TATA LETAK BAGUNAN DALAM MIX-USE BUILDING
(1) (2)
(3) (4)
Tujuan utama dari mixed use building ini adalah menuju bangunan tinggi sebagai sinergi antar multi fungsi, dimana se
mua fasilitas yang dirancang sebagai sumber pendapatan harus saling mendukung dan melengkapi dengan menghinda
ri kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi pendapatan yang baik.
B) TUJUAN MIX-USED BUILDING
Kehadiran mixed use building dalam konsep bangunan memiliki dampak yang positif bagi berbagai pihak. Menurut Danisworo (1996)
terdapat 5 (lima) buah keuntungan dari konsep mixed use building, yaitu:
1) Mendorong tumbunhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu wadahsecara memadai.
2) Menghasilkan sisteam sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis
3) Memperbaiki sistem sirkulasi
4) Mendorong pemisahan yanh jelas antara sistem transportasi
5) Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan lingkungan
C) MANFAAT MIX-USED BUILDING
DEFINITION
OF
MIX
–
USED
BUILDING
Bab II Studi Pustaka
• Mal atau Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang memiliki bentuk bangunan atau kumpulan bangunan ya
ng berada pada sebuah lokasi. Pada umumnya sebuah pusat perbelanjaan terdapat berbagai macam toko dengan
beragam merek dagang dan toko-toko tersebut dihubungkan oleh jalur sirkulasi yang terbuka atau tertutup dengan
tujuan mempermudah pengguna pusat perbelanjaan.
(Shopping Center Development Handbook, Urban Land Institute)
• Mall Adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa departement store besar sebagai daya tarik d
ari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama m
all atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai sir
kulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang.
(Maitland dalam Marlina, 2008:215).
Menurut Ruberstain Harvey M., pusat perbelanjaan memiliki 3 (tiga) elemen utama, yaitu:
• Anchor (Magnet), merupakan transformasi dari “nodes” yang dapat berfungsi sebagai “landmark” yang perwujudannya berupa plaza dan mall
• Secondary Anchor, merupakan transformasi dari “distric” yang memiliki perwujudan berupa took pengecer, retail, supermarket, superstore, bioskop, dan lain sebagainya.
• Street Mall, merupakan transformasi dari bentuk “paths” yang pewujudannya berupa jalur pedestrian yang menghubungkan antar magnet.
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem Mall dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang mengha
dap dua atau lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar dapat berke
mbang menjadi sebuah atrium. Jalur tersebut menjadi jalur sirkulasi utama, karena menghubungkan dua
titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.
Pola Sirkulasi Shopping Mall
Maithland dalam Yempormase (2012:21) menyebutkan bahwa pada dasarnya pola mall berpola linier. Tatanan mall yang sering dijumpai adalah mall berkoridor tunggal
dengan lebar koridor standar antara 8-16 m. Untuk memudahkan akses pengunjung, pintu masuk sebaiknya dapat dicapai dari segala arah.
Berikut merupakan sistem atau pola sirkulasi pada sebuah mall. Sistem mall menggunakan pedestrian yang disisinya berderet retail tempat berjualan barang.
Sementara Jean Lambert (2010:3) menjelaskan ada beberapa tipe tenant sesuai ukurannya. (Tabel 2.1)
A) PENGERTIAN MALL
B) ELEMEN-ELEMEN MALL
C) SIRKULASI MALL
MALL
DEFINITION
OF
SHOPPING
MALL
MALL
Prinsip-prinsip mall yang terdapat dalam Time Saver Standard for Building Types meliputi:
1. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama (pedestrian way) atau koridor utama dengan satu atau lebih tambahan jalur pejalan kaki atau koridor tambahan yang berhubungan dengan koridor
utama dan lokasi parkir atau jalan yang berdekatan.
2. Semua toko menghadap dan memiliki pintu masuk kearah koridor baik utama maupun tambahan.
3. Untuk mengatasi masalah parkir karena tingginya harga dan semakin berkurangnya lahan bagi suatu shopping mall, maka dapat disediakan bangunan parkir bertingkat (double deck
ed) atau basement.
1) Menurut Rubenstein dalam Nasution (2007), dalam Central City Mall:
a. Mall Terbuka (Open Mall)
Pada mall terbuka semua jalan yang direncanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki. Mall terbuka ini dap
at terletak di pusat kota atau di daerah pinggiran kota. Sistem penghawaan dilakukan secara alami namun kondisi
cuaca sagat mempengaruhi kenyamanannya.
b. Mall Terpadu (Integrated Mall)
Merupakan tipe mall yang sebagian terbuka dan bagian yang lainnya tertutup. Pada mall bagian yang tertutup dile
takkan di tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik pengunjung untuk masuk ke dalam kawasan
mall tersebut.
c. Mall Tertutup (Enclosed Mall)
Merupakan bangunan yang lengkap dimana pengunjung dan penjual yang terlindung dalam suatu bangunan yang
tertutup sehingga memungkinkan untuk berinteraksi sosial, pameran dan pertunjukan lainnya. Sistem penghawaa
n dilakukan secara mekanis yang lazim dinamakan dengan EMAC (Enclosed Mall Air Conditioned). Mall semaca
m ini yang paling banyak diterapkan di daerah tropis.
Individu yang melakukan kegiatan dalam mall dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengunjung, merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktivitas perbelanjaan. Pengunjung dapat dibedakan menjadi tiga macam:
 Pengunjung yang datang khusus berbelanja
 Pengunjung yang mempunyai tujuan berbelanja dan berekreasi
 Pengunjung yang mempunyai tujuan hanya berekreasi
2. Penyewa, merupakan individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial, hak untuk menggunakan tersebut dinyatakan dalam
system sewa
3. Pengelola, merupakan individu yang tergabung dalam suatu badan yang mempunyai tugas mengelola, mengatur, dan mengorganisasi mall agar dapat berjalan dengan baik dan sesu
ai dengan tujuan dari mall itu sendiri.
4. Pemilik (Investor/Owner)
2) Dilihat dari Luas Areal Pelayanan
Gibbert (1959:127) menyebutkan bahwa berdasarkan jangkauan pelayanannya, dalam hal ini adalah luas wilayah, maka mall dapat dikelompokkan menjadi:
1. Tipe Mall Regional dengan luas areal antara 32.000 – 95.000 m2 dengan skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 penduduk.
2. Tipe Mall Distrik dengan luas areal antara 10.000 – 30.000 m2 dengan jangkauan pelayanan antara 40.000 – 150.000 penduduk.
D) JENIS-JENIS MALL
E) PRINSIP-PRINSIP MALL
F) PENGELOMPOKAN INDIVIDU/PELAKU
DEFINITION
OF
SHOPPING
MALL
MALL
Berdasarkan pengelompokan individu, maka kegiatan yang ada di dalam mall dapat dibagi menjadi :
1. Kelompok Kegiatan Utama, merupakan kelompok aktivitas yang di dalamnya terdapat kegiatan paling pokok da
lam mall, yaitu jual beli, individu yang terlibat adalah pengunjung dan penyewa. Aktivitas rekreasi dalam mall dima
sukkan pula dalam kelompok aktivitas ini, mengingat dalam mall kegiatan rekreasi juga merupakan unsur yang pe
nting di samping unsur perbelanjaan. Dalam aktivitas ini tercakup pula aktivitas-aktivitas yang bersifat temporer, s
eperti pameran & pertunjukan.
2. Kelompok Aktivitas Pengelola, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung fungsi mall sebagai bangunan
komersil. Dalam kata lain, kelompok aktivitas inilah yang mengorganisasikan fungsi-fungsi yang terkait dalam mall
3. Kelompok Aktivitas Pelengkap, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung fungsi utama mall yang bersifa
t pelengkap.
4. Kelompok Aktivitas Pelayanan, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi sebagai servis atau pelayanan k
epada individu-individu dalam mall.
5. Kelompok Aktivitas Penunjang, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi mendukung aktivitas yang ada. K
elompok aktivitas ini antara lain mencakup aktivitas parkir, mekanikal elektrikal, bongkar muat barang dan pemeli
haraan.
Lokasi shopping mall sebagai bangunan komersial sebaiknya terletak pada zona perdagangan dan bisnis kota, berada dipusat kota (pusat kegiatan masyarakat perkotaan), mempunyai
akses langsung dengan sistem transportasi perkotaan dan berdekatan dengan fasilitas – fasilitas penunjang yang dibutuhkan. Hal ini berarti lokasi tapak berada di dalam kawasan Cent
ral Business District (CBD).
Adapun beberapa pertimbangan yang perlu dalam pemilihan lokasi shopping mall, antara lain:
1. Lokasi sebuah pusat komersial harus berada di kawasan perdagangan dan jasa, karena kawasan perdagangan sendiri merupakan faktor potensial untuk menarik pengunjung.
2. Lokasi mudah dicapai, pencapaian dengan berjalan kaki, kendaraan pribadi maupun umum. Untuk shopping mall yang berada dalam kawasan CBD pencapaiannya sebaliknya baik
ditempuh sekitar 10 – 15 menit., sedangkan yang berada diluar CBD bisa ditempuh dalam waktu 25 menit dari kota. Bagi yang menggunakan kendaraan umum, jarak maksimum dari p
emberhentian (halte) maksimal 201 meter.
3. Kondisi topografi pada lokasi harus dapat mendukung perencanaan dari segi konstruksi dan ekonomi.
4. Tersedianya jaringan utilitas yang memadai.
Menurut Parnes, 1948, zona penjualan dalam mall dibagi dalam dua area penjualan barang-barang yaitu :
 Area penjualan barang-barang umum (General Sales), memiliki karakteristik:
 Ruang berukuran kecil
 Terbuka
 Ruang-ruang yang saling berhubungan dengan jarak berkesinambungan antara pengunjung dengan ba
gian penjualan barang
 Ruang-ruang yang tidak dibatasi oleh dinding-dingding atau partisi-partisi
 Area penjualan barang-barang khusus (Special Sales Area), memiliki karakteristik:
 Ruang yang berukuran lebih kecil
 Menjual satu macam barang
 Perletakannya pada tempat-tempat tertentu
G) PENGELOMPOKAN KEGIATAN
J) PENGELOMPOKAN ZONA PENJUALAN
DEFINITION
OF
SHOPPING
MALL
CHADSTONE SHOPPING CENTRE
Architects : CallisonRTKL, The Buchan Group
Location : Melbourne VIC, Australia
Architects in Charge : The Buchan Group
Designer : CallisonRTK (designer); The Buchan Group (Architect)
Manufacturers : Aglo Systems, Corporate Initiatives, Porcelanosa, Seele, Jura
Limestone, SA Precast
Project Year : 2016
Tipe Proyek : Komersial. Entertainment, Retail
Chadstone dibuka pada 3 Oktober 1960 dan mer
upakan pusat perbelanjaan regional mandiri pertama di
Melbourne. Luasnya sekitar 211.929m² luas lantai, terdiri
dari 550 toko di empat tingkat yang dilayani oleh lebih d
ari 10.000 parkiran.
MASTER PLAN
LOWER GROUND FLOOR GROUND FLOOR
MEZZANINE
GROUND FLOOR FIRST FLOOR ROOF PLAN
STUDI
KASUS
CHADSTONE SHOPPING CENTRE
Fitur menonjol dari desain adalah atap gridshell (cangkang grid) ikonik Chadstone. Strukturnya didasarkan pada keran
gka kisi yang memperoleh kekuatannya dari kelengkungan ganda. Atapnya terdiri atas grid baja catenary berkaca-kaca
dengan panel segiempat dengan berbagai ukuran. Bentuknya yang sangat efisien, tebalnya hanya 210mm, mencakup
area seluas sekitar 7000 meter persegi dan di beberapa daerah memungkinkan rentang yang jelas hingga 42 meter. Ti
m desain mengandalkan pemodelan parametrik 3D dalam perancangannya.
DETAIL ATAP
WEST MALL LONG SECTION (EAST)
WEST MALL LONG SECTION (WEST)
EAST MALL LONG SECTION (EAST)
EAST MALL LONG SECTION (WEST)
INTERIOR
EXTERIOR
STUDI
KASUS
AEDAS' LEAF-SHAPED SALES GALLERY NEARS COMPLETION IN SHANGHAI
Architects: Aedas
Location: Shanghai, Shanghai, China
Design Directors: Wai Tang and Keith Griffiths
Client : Greenland Group
Area: 172000.0 sqm
Year: 2016
2ND FLOOR PLAN:
1) Anchor Store
2) Retail
3) F&B
4) Pedestrian Bridge link to Hotel
5) Pedestrian Bridge link to Sales Gallery
6) Hotel
1ST FLOOR PLAN:
1) Exhibition Area
2) Main Entrance
3) Washroom
4TH FLOOR PLAN:
1) Guest Rooms
2) Swimming Pool
3) Gym
4) Changing Room
5) Sky Light
STUDI
KASUS
AEDAS' LEAF-SHAPED SALES GALLERY NEARS COMPLETION IN SHANGHAI
KONSEP ARSITEKTURAL
Galeri berbentuk seperti daun, dirancang agar sesuai dengan konsep "daun semanggi" dari Konferensi Qingpu Xujing dan Pusat
Pameran di dekatnya, yang akan dihubungkan dengan jembatan pejalan kaki.
Galeri penjualan akan bergabung dengan sebuah hotel bintang lima dan pusat perbelanjaan, semuanya secara strategis berorie
ntasi untuk mengalihkan aliran sirkulasi ke salah satu pusat konferensi terbesar di dunia dan bahkan Distrik Bisnis Pusat Hongqi
an yang lebih besar. Bekerja bersama-sama, hotel dan pusat perbelanjaan akan membentuk pintu masuk proyek.
BENTUK DAUN
SEMANGGI
STUDI
KASUS
NOVA ARCADA PORTUGAL
Architects : Sua Kay Architects
Location : Braga, Portugal
Contractor : CIVAL Portugal, Huurre Iberica (Fasad)
Client : Chamartin Imobiliaria
Storey : 7 floor
Project Year : 2007 - 2012
FLOOR 0: FLOOR 1: FLOOR 2:
KETERANGAN:
Pedestrian Exit
Pedestrian Entry
Anchor Shops
Satelitte Shops
Hypermarket
Entertainment
Restaurants
Nova Arcada Complex dibuka pada Maret 2015 di kota Braga, Portugis. Lebih dari 100 toko mencakup 70.
000 m2 yang dialokasikan untuk ritel dan hiburan. Desainnya menonjol dengan bentuk organik dan konsep
warna yang unik. Panel sandwich/Double fasad yang digunakan untuk façade terbuat dari granit baja yang
terbuat oleh ArcelorMittal.
Konsep Arsitektur
Bangunan yang dirancang oleh arsitek Portugis Sua Kay ditandai oleh bentuk organiknya dan terdiri dari 2
volume yang tidak beraturan dari ketinggian yang berbeda yang dihubungkan oleh tangga yang mengesan
kan menuju ke pintu masuk. Aula pintu masuk diterangi secara alami di semua lantai berkat silinder kaca y
ang menerobos atap seperti lentera dan memungkinkan di siang hari.
STUDI
KASUS
NOVA ARCADA PORTUGAL
KETERANGAN:
Lifts
Travelators
Escalators
Sebanyak 6 lantai didistribusikan pada 2 volume utama. Sayap kiri (terlihat dari pintu
masuk) memiliki 2 lantai bawah tanah yang didedikasikan untuk ruang parkir, lantai ri
tel (0+) yang menawarkan ruang parkir dan ritel. Tangga masuk mengarah ke level 0,
dengan hypermarket di volume kiri dan ruang ritel di sebelah kanan. Di lantai 1, toko-
toko dan ruang hiburan mencakup kedua volume, sedangkan di lantai atas restoran d
an ruang tambahan untuk hiburan hanya di sayap kiri.
Sedikit diimbangi dari façade utama volume yang tepat, menara naik ke langit seperti
tiang bendera. Itu membuat pusat perbelanjaan terlihat dari jalan raya sekitarnya dan
berisi tangga api.
Sorotan khusus adalah konsep w
arna façade pusat perbelanjaan:
Sedangkan salah satu volume da
n atap yang ditangguhkan seluru
hnya berwarna abu-abu, yang lai
n berkilau dalam berbagai warna
yang kontras - panel façade yang
dilapisi sebelumnya membentuk
teka-teki yang hidup dalam nuans
a metalik.
STUDI
KASUS
ARG SHOPPING MALL
Architects : ARSH 4D Studio
Location : Tehran, Tehran, Iran
Architects in Charge : Arsh [4d] Studio- Alireza Sherafati, Pantea Eslami
Project Manager : Mohsen Sharifi
Design Team : Zahra Ajorloo, Morvarid Malekhosseini, Mina Habibirad,
Elnaz Sabouri, Jouya Javanshad
Area : 78.0 m2
Project Year : 2015
GROUND FLOOR:
1) Koridor 6) Lobby
2) Entrance 7) Retail
3) Coffe Shop
4) Security
5) Service Room
FIRST FLOOR
1) Main Entrance
2) Elevator dan Tangga
3) Retail
4) Administrasi
5) Ruang Mekanikal
FOOD COURT:
1) Lobby
2) Restoran
3) Gudang Penyimpanan Makanan
4) Ruang Tunggu
5) Restoran VIP
6) Ruang MEE
MASTER PLAN
Menyusun kembali fasad, kami memutuskan untuk menyederhanakan pemusatan dan menciptakan permukaan yang h
alus dan netral untuk melawan kekacauan lingkungan. Kaca digunakan untuk memantulkan pohon-pohon tua di daerah
sekitarnya dan menyorot pegunungan ke utara.
Untuk desain interior, menghubungkan kembali sayap timur dan selatan, yang sebelumnya dipisahkan satu sama lain ol
eh kekosongan sentral, telah menjadi konsep kunci. Koneksi telah dicapai melalui menciptakan kontinuitas di garis lanta
i dan langit-langit.
STUDI
KASUS
ARG SHOPPING MALL
DOUBLE FASAD
POTONGAN VOID
Sistem Saluran Kaca Dinding - Pilkington Profilit ™
Menggunakan: Sistem kaca saluran linear tembus cahaya
Diaplikasikan pada interior dan eksterior, bangunan industri, komersial atau residensial
Karakteristik: Pemasangan secara vertikal atau horizontal, memberikan dispersi cahaya yang lembut, bahka
n ringan dan pengurangan suara yang sangat baik, bingkai perimeter aluminium memberikan kekuatan stru
ktural tambahan, memungkinkan konstruksi dinding melengkung, dapat ditempa atau difilmkan untuk me
menuhi persyaratan keamanan dampak, perawatan dan penggantian yang cepat dan mudah
Gelas ini tersedia dalam berbagai warna dan tekstur dengan berbagai tembus cahaya, memungki
nkan penerusan cahaya alami tanpa kehilangan privasi.
Pilkington Profilit ™ adalah hemat energi, memberikan pengurangan suara yang sangat baik dan
merupakan salah satu sistem dinding kaca yang paling hemat biaya yang tersedia. Ini bisa tunggal
atau ganda kaca.
STUDI
KASUS
STARLIGHT PLACE AEDAS
Architects : AEDAS
Location : Chongqing, China
Directors : Kenneth Wang, Keith Griffiths
Gross Area of the Entire Development : 135.000 m2
Total : 466.343 m2
Storey : 10 Floor
Project Type : Komersial, Retail
Completion Year : 2011
PLAN 1 PLAN 2 PLAN 3 PLAN 4
Bentuk-bentuk eksternal terinspirasi oleh top
ografi pegunungan Chongqing yang bergelom
bang dan energi yang dinamis dan antusias t
erbukti di tempat-tempat tinggalnya. Bentuk-
bentuk yang eye-catching ditekankan oleh ko
ntras yang mencolok dari bahan-bahan - gran
it hitam yang dipoles, aluminium abu-abu da
n kelongsong berlapis tembaga. Pola fenestra
si dan kelongsong tidak diterapkan dalam car
a vertikal / horizontal konvensional, melainka
n dengan cara berbelit-belit dari sudut yang l
ebih lanjut melengkapi dinamisme bentuk.
Bangunan ini terinspirasi oleh lanskap pegunungan yang mengelilingi Chongqing dan menyerupai geografi ini dalam be
ntuk eksternalnya. Berbeda dengan garis horizontal dan vertikal konvensional, façade menawarkan sudut-sudut yang ti
dak biasa yang meningkatkan dinamisme bangunan. Dan karena kota ini menerima sedikit sinar matahari langsung, par
a arsitek memberi kompensasi dengan membangun skylight kaca 4000-sq-m ke atas gedung. Sementara itu, granit hita
m glossy, aluminium abu-abu dan tembaga-tone cladding kontras satu sama lain sambil menyoroti kaca jendela besar.
STUDI
KASUS
STARLIGHT PLACE AEDAS
panel cladding diterapkan dalam pola sudut acak untuk melengkapi kongl
omerasi volume. granit hitam yang dipoles, aluminium abu-abu dan lemb
aran bernada tembaga kontras dengan gerakan transparan tebal yang me
mbentuk struktur.
Atap berlapis kaca memperkenalkan cahaya al
ami yang melimpah ke atrium tinggi, menyarin
g cahaya ke bagian dalam yang digambarkan d
engan kurva bergelombang dan lembut.
Sebagai kontras yang menarik, desain interior oleh Aedas Interiors adalah 'berlawanan' - interior mal melengka
pi desain eksterior yang kuat, bersudut dan tebal dengan bentuk yang lembut dan montok, sengaja menghinda
ri tepi tajam. Ini juga mewakili sisi lembut dan lembut dari kepribadian dan sifat masyarakat Chongqing
. Palet warna juga lebih lembut dan kurang mencolok daripada eksterior.
Desain lanskap sangat dipengaruhi oleh arsitektur mall dan juga mengambil banyak bentuk dan pola
angular terinspirasi Chillida.
STUDI
KASUS
STUDI
KASUS
KAIDAH PERANCANGAN GREEN BUILDING
Bab III Data Tapak
A) PENYAJIAN DATA EKSISTING
DATA TAPAK
SITE
9865 m2
THANK YOU

More Related Content

What's hot

MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)Aditya Yudi Kurniawan
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarBarley Prima
 
the concise of townscape (1).pdf
the concise of townscape (1).pdfthe concise of townscape (1).pdf
the concise of townscape (1).pdfdevil967632
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatVersa Apriana
 
Perancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IVPerancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IVSuryaSuryadi3
 
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenCharisma Amanda
 
Vector active systems
Vector active systemsVector active systems
Vector active systemsDanishPathan7
 
Commercial hub
Commercial hubCommercial hub
Commercial hubMohd Nazim
 
Losari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront cityLosari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront cityFuad Ramadhan
 
Tissue Analysis - Urban Design - Architecture
Tissue Analysis - Urban Design - ArchitectureTissue Analysis - Urban Design - Architecture
Tissue Analysis - Urban Design - ArchitectureSabarathinam Kuppan
 
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwgPerancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwgFebrue Arya
 
Theory of Settlement : Navi Mumbai
Theory of Settlement : Navi MumbaiTheory of Settlement : Navi Mumbai
Theory of Settlement : Navi Mumbaidebakshi
 
Seminar PPT.pptx
Seminar PPT.pptxSeminar PPT.pptx
Seminar PPT.pptxAtimHerman
 
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGSTRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGoVaRisZar
 
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi PrambananKota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi PrambananNurlina Y.
 

What's hot (20)

MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang Lebar
 
the concise of townscape (1).pdf
the concise of townscape (1).pdfthe concise of townscape (1).pdf
the concise of townscape (1).pdf
 
Makalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang LebarMakalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang Lebar
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkat
 
Perancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IVPerancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IV
 
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
 
Vector active systems
Vector active systemsVector active systems
Vector active systems
 
Commercial hub
Commercial hubCommercial hub
Commercial hub
 
Losari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront cityLosari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront city
 
Tissue Analysis - Urban Design - Architecture
Tissue Analysis - Urban Design - ArchitectureTissue Analysis - Urban Design - Architecture
Tissue Analysis - Urban Design - Architecture
 
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwgPerancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
 
Theory of Settlement : Navi Mumbai
Theory of Settlement : Navi MumbaiTheory of Settlement : Navi Mumbai
Theory of Settlement : Navi Mumbai
 
Seminar PPT.pptx
Seminar PPT.pptxSeminar PPT.pptx
Seminar PPT.pptx
 
Arsitektur Kota
Arsitektur KotaArsitektur Kota
Arsitektur Kota
 
Urban Design - temporal dimension
Urban Design - temporal  dimensionUrban Design - temporal  dimension
Urban Design - temporal dimension
 
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGSTRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
 
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi PrambananKota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
 
Core dan Shaft
Core dan ShaftCore dan Shaft
Core dan Shaft
 
04 analisis tapak
04 analisis tapak04 analisis tapak
04 analisis tapak
 

Similar to MALL-DEFINITION

Konsep Planet mall di Solo Baru
Konsep Planet mall di Solo BaruKonsep Planet mall di Solo Baru
Konsep Planet mall di Solo BaruShabrina Tamimi
 
177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-mana
177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-mana177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-mana
177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-manamoses hadun
 
Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailRahmawati Muslan
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1Agus Witono
 
428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docx
428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docx428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docx
428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docxabibardayadesain3
 
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...National Cheng Kung University
 
Pusat mode dan Peragaan Sidang Akhir Arsitektur
Pusat mode dan Peragaan Sidang Akhir ArsitekturPusat mode dan Peragaan Sidang Akhir Arsitektur
Pusat mode dan Peragaan Sidang Akhir ArsitekturCut Rani R
 
3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptx
3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptx3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptx
3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptxtribowofauzan
 
Pengembangan Unit Bisnis Distribusi
Pengembangan Unit Bisnis DistribusiPengembangan Unit Bisnis Distribusi
Pengembangan Unit Bisnis DistribusiToni Wijaya
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)Mang Engkus
 
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptxPPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptxsoundfreeforyou
 
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkKresnaSuputra1
 
BAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptx
BAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptxBAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptx
BAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptxCharlie312076
 
Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)
Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)
Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)EvayanaSidabutar
 

Similar to MALL-DEFINITION (20)

tinjauan mall
tinjauan malltinjauan mall
tinjauan mall
 
Konsep Planet mall di Solo Baru
Konsep Planet mall di Solo BaruKonsep Planet mall di Solo Baru
Konsep Planet mall di Solo Baru
 
177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-mana
177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-mana177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-mana
177937 id-redesain-pasar-tradisonal-bersehati-mana
 
Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and Retail
 
scm
scmscm
scm
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
 
Skywalk
SkywalkSkywalk
Skywalk
 
Zara supply chain makalah
Zara supply chain makalahZara supply chain makalah
Zara supply chain makalah
 
428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docx
428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docx428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docx
428807803-Mixed-Use-Building-Yohana.docx
 
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JE...
 
KWU USAHA RITEL
KWU USAHA RITELKWU USAHA RITEL
KWU USAHA RITEL
 
Pusat mode dan Peragaan Sidang Akhir Arsitektur
Pusat mode dan Peragaan Sidang Akhir ArsitekturPusat mode dan Peragaan Sidang Akhir Arsitektur
Pusat mode dan Peragaan Sidang Akhir Arsitektur
 
Final utt-sim
Final utt-simFinal utt-sim
Final utt-sim
 
3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptx
3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptx3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptx
3_EVOLUSI_E-BISNIS.pptx
 
Pengembangan Unit Bisnis Distribusi
Pengembangan Unit Bisnis DistribusiPengembangan Unit Bisnis Distribusi
Pengembangan Unit Bisnis Distribusi
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptxPPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
 
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
 
BAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptx
BAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptxBAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptx
BAB 10 Organisasi manajemen hubungan pelanggan.pptx
 
Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)
Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)
Sim sebelum UTS (evayana sidabutar)
 

MALL-DEFINITION

  • 1. STUPADU - 02 SHOPPING MALL CHRISTIN EKA LARAS SINAGA NIM. 4201627020 PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
  • 2. Bab I Pendahuluan Belum diisi A) LATAR BELAKANG Permasalahan dalam pembahasan Mixed-Use building di Pontianak ini adalah b agaimana merencanakan dan merancang wadah yang dapat menampung kegia tan-kegiatan rental office dan shopping mall dalam satu area yang selain meme nuhi persyaratan fungsional juga mampu memberikan kondisi aman, nyaman da n menarik bagi penggunanya, sehingga aktivitas yang berlangsung didalam bisa berjalan sesuai fungsi dan tujuannya. B) RUMUSAN MASALAH Tujuan dan pembahanan ini adalah mencari, mengungkapkan dan merumusk an masalah yang berkaitan dengan penyediaan rental office dan shopping m all sebagai bangunan multi fungsi. Selain itu bertujuan untuk menyediakan fa silitas pelayanan masyarakat kota dalam bentuk kantor sewa dan shopping mall yang representative, efisien, efektif dan fleksibel. C) GOAL
  • 3. INDONESIA Bab I Pendahuluan D) GAMBARAN UMUM LOKASI PULAU KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT KOTA PONTIANAK Jalan Gajah Mada No.177, Benua Melayu Darat, Pontianak Selatan, Benua Melayu Darat, Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78121
  • 4. Belum diisi F) JADWAL RENCANA KERJA Belum diisi E) TINJAUAN BANGUNAN/PUSTAKA
  • 5. Mixed use building merupakan bangunan multi fungsi yang terdiri dari satu atau beberapa massa bangunan yang terpadu dan saling berhubungan secara langsung dengan fungsi yang berbeda. Mixed use building menggabung kan antara fasilitas hunian, fasilitas bisnis, dan fasilitas rekreasi yang biasanya dimiliki oleh suati pengembang. (Indonesiaapartment, Esti Savitri 2007) Ciri-ciri Untuk membedakan mixed use building dengan bangunan jenis lain, berikut ini akan merupakan ciri-ciri dari mixed use building, yaitu (Schwanke et al, 2003; 4): 1) Mewadahi 2 fungsi bangunan atau lebih yang terdapat dalam kawasan tersebut, misalnya terdiri dari hotel, rumah sa kit, sekolah, mall, apartment, dan pusat rekreasi 2) Terdapat pengintegrasian secara fisik dan fungsioal terhadap fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya 3) Hubungan yang relatif dekat antar satu bangunan dengan bangunan lainnya dengan hubungan interkoneksi antar ba ngunan di dalamnya 4) Kehadiran pedestrian sebagai penghubung antar bangunan Terdapat 4 (empat) konfigurasi tata letak bangunan dalam sebuah kawasan mixed use, yaitu: (Sumargo, 2003; 58) 1) Mixed-use Tower, memiliki struktur tunggal dari segi massa atau ketinggian bangunan dengan fungsi-fungsi yang ditempatkan pada lapisan-lapisan tersebut. Pada umumnya, mixed use tower merupakan high rise building. 2) Multitowered Megastructure, merupakan bangunan mixed use dengan tower-tower yang menyatu secara arsitekt uran dengan atrium yang berada dibawahnya. Pada umumnya atrium berfngsi sebagai pusat perbelanjaan. Pada multi tiwerde megastructure, komponen yang terdapat pada podium menjadi hal yang utama karena merupakan tempat ber temunya antar pengguna bangunan. 3) Freesatnding Structure with Pedestrian Connection, merupakan konsep penataan pada kawasan mixed use de ngan kumpulan dari beberapa masa tunggak yang saling terintegrasi oleh jalur pedestrian. Dampaknya, fungsi dari set iap bangunan tidak akan bercampur menjadi satu. 4) Combination, merupakan penggabungan dari ketiga bentuk tersebut dalam sebuah kawasan. A) DEFINISI MIX-USED BUILDING D) KONFIGURASI TATA LETAK BAGUNAN DALAM MIX-USE BUILDING (1) (2) (3) (4) Tujuan utama dari mixed use building ini adalah menuju bangunan tinggi sebagai sinergi antar multi fungsi, dimana se mua fasilitas yang dirancang sebagai sumber pendapatan harus saling mendukung dan melengkapi dengan menghinda ri kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi pendapatan yang baik. B) TUJUAN MIX-USED BUILDING Kehadiran mixed use building dalam konsep bangunan memiliki dampak yang positif bagi berbagai pihak. Menurut Danisworo (1996) terdapat 5 (lima) buah keuntungan dari konsep mixed use building, yaitu: 1) Mendorong tumbunhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu wadahsecara memadai. 2) Menghasilkan sisteam sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis 3) Memperbaiki sistem sirkulasi 4) Mendorong pemisahan yanh jelas antara sistem transportasi 5) Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan lingkungan C) MANFAAT MIX-USED BUILDING DEFINITION OF MIX – USED BUILDING Bab II Studi Pustaka
  • 6. • Mal atau Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang memiliki bentuk bangunan atau kumpulan bangunan ya ng berada pada sebuah lokasi. Pada umumnya sebuah pusat perbelanjaan terdapat berbagai macam toko dengan beragam merek dagang dan toko-toko tersebut dihubungkan oleh jalur sirkulasi yang terbuka atau tertutup dengan tujuan mempermudah pengguna pusat perbelanjaan. (Shopping Center Development Handbook, Urban Land Institute) • Mall Adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa departement store besar sebagai daya tarik d ari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama m all atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai sir kulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang. (Maitland dalam Marlina, 2008:215). Menurut Ruberstain Harvey M., pusat perbelanjaan memiliki 3 (tiga) elemen utama, yaitu: • Anchor (Magnet), merupakan transformasi dari “nodes” yang dapat berfungsi sebagai “landmark” yang perwujudannya berupa plaza dan mall • Secondary Anchor, merupakan transformasi dari “distric” yang memiliki perwujudan berupa took pengecer, retail, supermarket, superstore, bioskop, dan lain sebagainya. • Street Mall, merupakan transformasi dari bentuk “paths” yang pewujudannya berupa jalur pedestrian yang menghubungkan antar magnet. Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem Mall dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang mengha dap dua atau lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar dapat berke mbang menjadi sebuah atrium. Jalur tersebut menjadi jalur sirkulasi utama, karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama. Pola Sirkulasi Shopping Mall Maithland dalam Yempormase (2012:21) menyebutkan bahwa pada dasarnya pola mall berpola linier. Tatanan mall yang sering dijumpai adalah mall berkoridor tunggal dengan lebar koridor standar antara 8-16 m. Untuk memudahkan akses pengunjung, pintu masuk sebaiknya dapat dicapai dari segala arah. Berikut merupakan sistem atau pola sirkulasi pada sebuah mall. Sistem mall menggunakan pedestrian yang disisinya berderet retail tempat berjualan barang. Sementara Jean Lambert (2010:3) menjelaskan ada beberapa tipe tenant sesuai ukurannya. (Tabel 2.1) A) PENGERTIAN MALL B) ELEMEN-ELEMEN MALL C) SIRKULASI MALL MALL DEFINITION OF SHOPPING MALL
  • 7. MALL Prinsip-prinsip mall yang terdapat dalam Time Saver Standard for Building Types meliputi: 1. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama (pedestrian way) atau koridor utama dengan satu atau lebih tambahan jalur pejalan kaki atau koridor tambahan yang berhubungan dengan koridor utama dan lokasi parkir atau jalan yang berdekatan. 2. Semua toko menghadap dan memiliki pintu masuk kearah koridor baik utama maupun tambahan. 3. Untuk mengatasi masalah parkir karena tingginya harga dan semakin berkurangnya lahan bagi suatu shopping mall, maka dapat disediakan bangunan parkir bertingkat (double deck ed) atau basement. 1) Menurut Rubenstein dalam Nasution (2007), dalam Central City Mall: a. Mall Terbuka (Open Mall) Pada mall terbuka semua jalan yang direncanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki. Mall terbuka ini dap at terletak di pusat kota atau di daerah pinggiran kota. Sistem penghawaan dilakukan secara alami namun kondisi cuaca sagat mempengaruhi kenyamanannya. b. Mall Terpadu (Integrated Mall) Merupakan tipe mall yang sebagian terbuka dan bagian yang lainnya tertutup. Pada mall bagian yang tertutup dile takkan di tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik pengunjung untuk masuk ke dalam kawasan mall tersebut. c. Mall Tertutup (Enclosed Mall) Merupakan bangunan yang lengkap dimana pengunjung dan penjual yang terlindung dalam suatu bangunan yang tertutup sehingga memungkinkan untuk berinteraksi sosial, pameran dan pertunjukan lainnya. Sistem penghawaa n dilakukan secara mekanis yang lazim dinamakan dengan EMAC (Enclosed Mall Air Conditioned). Mall semaca m ini yang paling banyak diterapkan di daerah tropis. Individu yang melakukan kegiatan dalam mall dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Pengunjung, merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktivitas perbelanjaan. Pengunjung dapat dibedakan menjadi tiga macam:  Pengunjung yang datang khusus berbelanja  Pengunjung yang mempunyai tujuan berbelanja dan berekreasi  Pengunjung yang mempunyai tujuan hanya berekreasi 2. Penyewa, merupakan individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial, hak untuk menggunakan tersebut dinyatakan dalam system sewa 3. Pengelola, merupakan individu yang tergabung dalam suatu badan yang mempunyai tugas mengelola, mengatur, dan mengorganisasi mall agar dapat berjalan dengan baik dan sesu ai dengan tujuan dari mall itu sendiri. 4. Pemilik (Investor/Owner) 2) Dilihat dari Luas Areal Pelayanan Gibbert (1959:127) menyebutkan bahwa berdasarkan jangkauan pelayanannya, dalam hal ini adalah luas wilayah, maka mall dapat dikelompokkan menjadi: 1. Tipe Mall Regional dengan luas areal antara 32.000 – 95.000 m2 dengan skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 penduduk. 2. Tipe Mall Distrik dengan luas areal antara 10.000 – 30.000 m2 dengan jangkauan pelayanan antara 40.000 – 150.000 penduduk. D) JENIS-JENIS MALL E) PRINSIP-PRINSIP MALL F) PENGELOMPOKAN INDIVIDU/PELAKU DEFINITION OF SHOPPING MALL
  • 8. MALL Berdasarkan pengelompokan individu, maka kegiatan yang ada di dalam mall dapat dibagi menjadi : 1. Kelompok Kegiatan Utama, merupakan kelompok aktivitas yang di dalamnya terdapat kegiatan paling pokok da lam mall, yaitu jual beli, individu yang terlibat adalah pengunjung dan penyewa. Aktivitas rekreasi dalam mall dima sukkan pula dalam kelompok aktivitas ini, mengingat dalam mall kegiatan rekreasi juga merupakan unsur yang pe nting di samping unsur perbelanjaan. Dalam aktivitas ini tercakup pula aktivitas-aktivitas yang bersifat temporer, s eperti pameran & pertunjukan. 2. Kelompok Aktivitas Pengelola, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung fungsi mall sebagai bangunan komersil. Dalam kata lain, kelompok aktivitas inilah yang mengorganisasikan fungsi-fungsi yang terkait dalam mall 3. Kelompok Aktivitas Pelengkap, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung fungsi utama mall yang bersifa t pelengkap. 4. Kelompok Aktivitas Pelayanan, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi sebagai servis atau pelayanan k epada individu-individu dalam mall. 5. Kelompok Aktivitas Penunjang, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi mendukung aktivitas yang ada. K elompok aktivitas ini antara lain mencakup aktivitas parkir, mekanikal elektrikal, bongkar muat barang dan pemeli haraan. Lokasi shopping mall sebagai bangunan komersial sebaiknya terletak pada zona perdagangan dan bisnis kota, berada dipusat kota (pusat kegiatan masyarakat perkotaan), mempunyai akses langsung dengan sistem transportasi perkotaan dan berdekatan dengan fasilitas – fasilitas penunjang yang dibutuhkan. Hal ini berarti lokasi tapak berada di dalam kawasan Cent ral Business District (CBD). Adapun beberapa pertimbangan yang perlu dalam pemilihan lokasi shopping mall, antara lain: 1. Lokasi sebuah pusat komersial harus berada di kawasan perdagangan dan jasa, karena kawasan perdagangan sendiri merupakan faktor potensial untuk menarik pengunjung. 2. Lokasi mudah dicapai, pencapaian dengan berjalan kaki, kendaraan pribadi maupun umum. Untuk shopping mall yang berada dalam kawasan CBD pencapaiannya sebaliknya baik ditempuh sekitar 10 – 15 menit., sedangkan yang berada diluar CBD bisa ditempuh dalam waktu 25 menit dari kota. Bagi yang menggunakan kendaraan umum, jarak maksimum dari p emberhentian (halte) maksimal 201 meter. 3. Kondisi topografi pada lokasi harus dapat mendukung perencanaan dari segi konstruksi dan ekonomi. 4. Tersedianya jaringan utilitas yang memadai. Menurut Parnes, 1948, zona penjualan dalam mall dibagi dalam dua area penjualan barang-barang yaitu :  Area penjualan barang-barang umum (General Sales), memiliki karakteristik:  Ruang berukuran kecil  Terbuka  Ruang-ruang yang saling berhubungan dengan jarak berkesinambungan antara pengunjung dengan ba gian penjualan barang  Ruang-ruang yang tidak dibatasi oleh dinding-dingding atau partisi-partisi  Area penjualan barang-barang khusus (Special Sales Area), memiliki karakteristik:  Ruang yang berukuran lebih kecil  Menjual satu macam barang  Perletakannya pada tempat-tempat tertentu G) PENGELOMPOKAN KEGIATAN J) PENGELOMPOKAN ZONA PENJUALAN DEFINITION OF SHOPPING MALL
  • 9. CHADSTONE SHOPPING CENTRE Architects : CallisonRTKL, The Buchan Group Location : Melbourne VIC, Australia Architects in Charge : The Buchan Group Designer : CallisonRTK (designer); The Buchan Group (Architect) Manufacturers : Aglo Systems, Corporate Initiatives, Porcelanosa, Seele, Jura Limestone, SA Precast Project Year : 2016 Tipe Proyek : Komersial. Entertainment, Retail Chadstone dibuka pada 3 Oktober 1960 dan mer upakan pusat perbelanjaan regional mandiri pertama di Melbourne. Luasnya sekitar 211.929m² luas lantai, terdiri dari 550 toko di empat tingkat yang dilayani oleh lebih d ari 10.000 parkiran. MASTER PLAN LOWER GROUND FLOOR GROUND FLOOR MEZZANINE GROUND FLOOR FIRST FLOOR ROOF PLAN STUDI KASUS
  • 10. CHADSTONE SHOPPING CENTRE Fitur menonjol dari desain adalah atap gridshell (cangkang grid) ikonik Chadstone. Strukturnya didasarkan pada keran gka kisi yang memperoleh kekuatannya dari kelengkungan ganda. Atapnya terdiri atas grid baja catenary berkaca-kaca dengan panel segiempat dengan berbagai ukuran. Bentuknya yang sangat efisien, tebalnya hanya 210mm, mencakup area seluas sekitar 7000 meter persegi dan di beberapa daerah memungkinkan rentang yang jelas hingga 42 meter. Ti m desain mengandalkan pemodelan parametrik 3D dalam perancangannya. DETAIL ATAP WEST MALL LONG SECTION (EAST) WEST MALL LONG SECTION (WEST) EAST MALL LONG SECTION (EAST) EAST MALL LONG SECTION (WEST) INTERIOR EXTERIOR STUDI KASUS
  • 11. AEDAS' LEAF-SHAPED SALES GALLERY NEARS COMPLETION IN SHANGHAI Architects: Aedas Location: Shanghai, Shanghai, China Design Directors: Wai Tang and Keith Griffiths Client : Greenland Group Area: 172000.0 sqm Year: 2016 2ND FLOOR PLAN: 1) Anchor Store 2) Retail 3) F&B 4) Pedestrian Bridge link to Hotel 5) Pedestrian Bridge link to Sales Gallery 6) Hotel 1ST FLOOR PLAN: 1) Exhibition Area 2) Main Entrance 3) Washroom 4TH FLOOR PLAN: 1) Guest Rooms 2) Swimming Pool 3) Gym 4) Changing Room 5) Sky Light STUDI KASUS
  • 12. AEDAS' LEAF-SHAPED SALES GALLERY NEARS COMPLETION IN SHANGHAI KONSEP ARSITEKTURAL Galeri berbentuk seperti daun, dirancang agar sesuai dengan konsep "daun semanggi" dari Konferensi Qingpu Xujing dan Pusat Pameran di dekatnya, yang akan dihubungkan dengan jembatan pejalan kaki. Galeri penjualan akan bergabung dengan sebuah hotel bintang lima dan pusat perbelanjaan, semuanya secara strategis berorie ntasi untuk mengalihkan aliran sirkulasi ke salah satu pusat konferensi terbesar di dunia dan bahkan Distrik Bisnis Pusat Hongqi an yang lebih besar. Bekerja bersama-sama, hotel dan pusat perbelanjaan akan membentuk pintu masuk proyek. BENTUK DAUN SEMANGGI STUDI KASUS
  • 13. NOVA ARCADA PORTUGAL Architects : Sua Kay Architects Location : Braga, Portugal Contractor : CIVAL Portugal, Huurre Iberica (Fasad) Client : Chamartin Imobiliaria Storey : 7 floor Project Year : 2007 - 2012 FLOOR 0: FLOOR 1: FLOOR 2: KETERANGAN: Pedestrian Exit Pedestrian Entry Anchor Shops Satelitte Shops Hypermarket Entertainment Restaurants Nova Arcada Complex dibuka pada Maret 2015 di kota Braga, Portugis. Lebih dari 100 toko mencakup 70. 000 m2 yang dialokasikan untuk ritel dan hiburan. Desainnya menonjol dengan bentuk organik dan konsep warna yang unik. Panel sandwich/Double fasad yang digunakan untuk façade terbuat dari granit baja yang terbuat oleh ArcelorMittal. Konsep Arsitektur Bangunan yang dirancang oleh arsitek Portugis Sua Kay ditandai oleh bentuk organiknya dan terdiri dari 2 volume yang tidak beraturan dari ketinggian yang berbeda yang dihubungkan oleh tangga yang mengesan kan menuju ke pintu masuk. Aula pintu masuk diterangi secara alami di semua lantai berkat silinder kaca y ang menerobos atap seperti lentera dan memungkinkan di siang hari. STUDI KASUS
  • 14. NOVA ARCADA PORTUGAL KETERANGAN: Lifts Travelators Escalators Sebanyak 6 lantai didistribusikan pada 2 volume utama. Sayap kiri (terlihat dari pintu masuk) memiliki 2 lantai bawah tanah yang didedikasikan untuk ruang parkir, lantai ri tel (0+) yang menawarkan ruang parkir dan ritel. Tangga masuk mengarah ke level 0, dengan hypermarket di volume kiri dan ruang ritel di sebelah kanan. Di lantai 1, toko- toko dan ruang hiburan mencakup kedua volume, sedangkan di lantai atas restoran d an ruang tambahan untuk hiburan hanya di sayap kiri. Sedikit diimbangi dari façade utama volume yang tepat, menara naik ke langit seperti tiang bendera. Itu membuat pusat perbelanjaan terlihat dari jalan raya sekitarnya dan berisi tangga api. Sorotan khusus adalah konsep w arna façade pusat perbelanjaan: Sedangkan salah satu volume da n atap yang ditangguhkan seluru hnya berwarna abu-abu, yang lai n berkilau dalam berbagai warna yang kontras - panel façade yang dilapisi sebelumnya membentuk teka-teki yang hidup dalam nuans a metalik. STUDI KASUS
  • 15. ARG SHOPPING MALL Architects : ARSH 4D Studio Location : Tehran, Tehran, Iran Architects in Charge : Arsh [4d] Studio- Alireza Sherafati, Pantea Eslami Project Manager : Mohsen Sharifi Design Team : Zahra Ajorloo, Morvarid Malekhosseini, Mina Habibirad, Elnaz Sabouri, Jouya Javanshad Area : 78.0 m2 Project Year : 2015 GROUND FLOOR: 1) Koridor 6) Lobby 2) Entrance 7) Retail 3) Coffe Shop 4) Security 5) Service Room FIRST FLOOR 1) Main Entrance 2) Elevator dan Tangga 3) Retail 4) Administrasi 5) Ruang Mekanikal FOOD COURT: 1) Lobby 2) Restoran 3) Gudang Penyimpanan Makanan 4) Ruang Tunggu 5) Restoran VIP 6) Ruang MEE MASTER PLAN Menyusun kembali fasad, kami memutuskan untuk menyederhanakan pemusatan dan menciptakan permukaan yang h alus dan netral untuk melawan kekacauan lingkungan. Kaca digunakan untuk memantulkan pohon-pohon tua di daerah sekitarnya dan menyorot pegunungan ke utara. Untuk desain interior, menghubungkan kembali sayap timur dan selatan, yang sebelumnya dipisahkan satu sama lain ol eh kekosongan sentral, telah menjadi konsep kunci. Koneksi telah dicapai melalui menciptakan kontinuitas di garis lanta i dan langit-langit. STUDI KASUS
  • 16. ARG SHOPPING MALL DOUBLE FASAD POTONGAN VOID Sistem Saluran Kaca Dinding - Pilkington Profilit ™ Menggunakan: Sistem kaca saluran linear tembus cahaya Diaplikasikan pada interior dan eksterior, bangunan industri, komersial atau residensial Karakteristik: Pemasangan secara vertikal atau horizontal, memberikan dispersi cahaya yang lembut, bahka n ringan dan pengurangan suara yang sangat baik, bingkai perimeter aluminium memberikan kekuatan stru ktural tambahan, memungkinkan konstruksi dinding melengkung, dapat ditempa atau difilmkan untuk me menuhi persyaratan keamanan dampak, perawatan dan penggantian yang cepat dan mudah Gelas ini tersedia dalam berbagai warna dan tekstur dengan berbagai tembus cahaya, memungki nkan penerusan cahaya alami tanpa kehilangan privasi. Pilkington Profilit ™ adalah hemat energi, memberikan pengurangan suara yang sangat baik dan merupakan salah satu sistem dinding kaca yang paling hemat biaya yang tersedia. Ini bisa tunggal atau ganda kaca. STUDI KASUS
  • 17. STARLIGHT PLACE AEDAS Architects : AEDAS Location : Chongqing, China Directors : Kenneth Wang, Keith Griffiths Gross Area of the Entire Development : 135.000 m2 Total : 466.343 m2 Storey : 10 Floor Project Type : Komersial, Retail Completion Year : 2011 PLAN 1 PLAN 2 PLAN 3 PLAN 4 Bentuk-bentuk eksternal terinspirasi oleh top ografi pegunungan Chongqing yang bergelom bang dan energi yang dinamis dan antusias t erbukti di tempat-tempat tinggalnya. Bentuk- bentuk yang eye-catching ditekankan oleh ko ntras yang mencolok dari bahan-bahan - gran it hitam yang dipoles, aluminium abu-abu da n kelongsong berlapis tembaga. Pola fenestra si dan kelongsong tidak diterapkan dalam car a vertikal / horizontal konvensional, melainka n dengan cara berbelit-belit dari sudut yang l ebih lanjut melengkapi dinamisme bentuk. Bangunan ini terinspirasi oleh lanskap pegunungan yang mengelilingi Chongqing dan menyerupai geografi ini dalam be ntuk eksternalnya. Berbeda dengan garis horizontal dan vertikal konvensional, façade menawarkan sudut-sudut yang ti dak biasa yang meningkatkan dinamisme bangunan. Dan karena kota ini menerima sedikit sinar matahari langsung, par a arsitek memberi kompensasi dengan membangun skylight kaca 4000-sq-m ke atas gedung. Sementara itu, granit hita m glossy, aluminium abu-abu dan tembaga-tone cladding kontras satu sama lain sambil menyoroti kaca jendela besar. STUDI KASUS
  • 18. STARLIGHT PLACE AEDAS panel cladding diterapkan dalam pola sudut acak untuk melengkapi kongl omerasi volume. granit hitam yang dipoles, aluminium abu-abu dan lemb aran bernada tembaga kontras dengan gerakan transparan tebal yang me mbentuk struktur. Atap berlapis kaca memperkenalkan cahaya al ami yang melimpah ke atrium tinggi, menyarin g cahaya ke bagian dalam yang digambarkan d engan kurva bergelombang dan lembut. Sebagai kontras yang menarik, desain interior oleh Aedas Interiors adalah 'berlawanan' - interior mal melengka pi desain eksterior yang kuat, bersudut dan tebal dengan bentuk yang lembut dan montok, sengaja menghinda ri tepi tajam. Ini juga mewakili sisi lembut dan lembut dari kepribadian dan sifat masyarakat Chongqing . Palet warna juga lebih lembut dan kurang mencolok daripada eksterior. Desain lanskap sangat dipengaruhi oleh arsitektur mall dan juga mengambil banyak bentuk dan pola angular terinspirasi Chillida. STUDI KASUS
  • 20. Bab III Data Tapak A) PENYAJIAN DATA EKSISTING