Dokumen tersebut membahas potensi santri untuk menjadi wirausaha mandiri melalui pengembangan ketrampilan dan bakat. Dokumen juga menganalisis potensi diri sendiri dengan SWOT dan merencanakan langkah demi meraih cita-cita dengan target yang jelas serta evaluasi berkala.
1. Sesi 2 – Saatnya Santri
Bangkit dan Mandiri
Merangkai Cita-cita Menjadi Pengikut
Rasulullah SAW yang Kuat, Kaya, dan
Mulia
2. Potensi Santri
“… pengembangan ketrampilan dan bakat
wirausaha mandiri sangat cocok ke lingkungan
pesantren karena para santri merupakan generasi
yang ulet yang bisa berkembang dengan cepat
melalui dunia wirausaha”. – Zulkifli Zaini, Presdir PT
Bank Mandiri, TBK.
"Untuk peningkatan kualitas ekonomi syariah,
tantangannya adalah penyediaan SDM melalui
peran pesantren," Agus Martowardoyo, Menteri
Keuangan RI
3. Saat ini terdapat 3.65 juta santri yang sedang
belajar di 26 ribu pesantren di seluruh
Indonesia, dan sekitar 10,000 orang santri
“internasional”
Seharusnya santri mampu menjadi agent of
change, lokomotif perubahan untuk
Indonesia yang lebih baik dan sempurna!
Di mana masalahnya ?
4. Mirror-mirror on the Wall…
Berkaca lebih baik daripada tidak berkaca
Anatomi Sukses:
Sukses: cita-cita yang terlaksana
Cita-cita: tujuan atau misi hidup
Hidup: waktu, energi, qadha, qadar
Rasul bilang: man jadda wajada
5. Siapakah “Aku”?
Manusia terlahir unik sebagai bukti kekayaan
dan kekuasaan Allah SWT
Ada kelebihan, ada kelemahan
Ada peluang, ada tantangan
Hidup adalah soal memanfaatkan kelebihan
dan mengurangi kelemahan
Peluang dan tantangan muncul dan pergi
sesuai dengan persepsi kita sendiri
6. The Power of Perception
Apa yang Anda lihat?
1. Nenek-nenek tua atau gadis muda?
2. Gelas setengah kosong atau setengah penuh?
3. Pot bunga atau siluet dua wajah?
7. Analisis SWOT Pribadi
Daftarkan semua karakter dan nilai yang Anda
punya:
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Peluang (O)
Tantangan (T)
Jujur pada diri sendiri adalah kunci
Buat lah semuanya menjadi hal yang positif (mis.
Alih-alih menggunakan kata “tidak sabaran”,
gunakanlah kata “ingin serba-cepat )
8. Aim for the Star!
Cita-cita adalah iradah, digariskan, dan perlu
dikelola dengan baik
Cita-cita besar memerlukan upaya yang
besar
Apa cita-citamu?
Seberapa banyak yang bisa Anda korbankan
untuk menggapainya?
9. Plan the Ladder
Agar lebih mudah, pecah cita-cita Anda ke
dalam bagian-bagian yang lebih mudah
untuk diupayakan.
Semua akan indah pada waktunya, yakinlah
10. Contoh
Saya ingin jadi Jenderal, versi normal:
Langkah pertama: berat badan ideal, kesehatan
prima, dan kuat mental
Langkah kedua: mendaftar Akmil, atau Akpol, atau
Langkah ketiga: lulus dengan nilai cukup
Langkah keempat: menjalankan misi-misi dengan
cemerlang, punya kenalan atau tim kerja yang baik, dll
Dst.
Saya ingin jadi Jenderal, versi cepat:
Langkah pertama: cari kenalan pejabat militer
Langkah kedua: selesai sekolah militer
Langkah ketiga: menikahi anak Jenderal
12. Action
Homo homini lupus: manusia adalah serigala bagi manusia lain
(yang juga serigala)
Siapa cepat dapat, siapa lambat selamat. Santri bukanlah
serigala, tapi santri yang baik adalah santri yang cepat dan
selamat
Berinvestasilah dalam:
Menjaga dan meningkatkan kekuatan/kesehatan tubuh
Mengasah otak dan membuka wawasan baru, mempelajari
bahasa asing
Mengasah mental, berkenalan dengan orang dan situasi baru
Membasuh hati dan jiwa agar tetap jernih memahami masalah
Kuncinya: menyiapkan tubuh, pikiran, dan hati agar selalu sadar
dan waspada dalam perjalanan meraih cita-cita.
13. Monitoring and Evaluating
Buat target dan ukuran sukses. Evaluasi
pencapaian Anda secara berkala.
Syukuri apa yang telah didapat.
Kegagalan tak perlu ada:
Musisi perlu 10,000 jam latihan untuk mencapai level
maestro
Colonel Sanders (Bos KFC) bereksperimen 1,113 kali
sebelum menemukan resep KFC
Thomas Alfa Edison tidak pernah menghitung eksperimen
yang telah ia lakukan. Saat tutup usia (84 tahun), ia
memiliki 2,332 paten meskipun tidak pernah lulus kuliah.