SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
KELOMPOK 2
Alif Chandra Aryono 206131007
Baiti Jannati 206131015
Ni Putu Fina Elyonasari 206131016
Indah Rinfilia 206131023
POLAKEPEMIMPINAN
DI RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI
PANDEMI COVID 19
TUGAS KULIAH KEPEMIMPINAN DAN BERPIKIR SISTEM
PROGRAM STUDI MEGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
BAB II. ISI ..............................................................................................................3
A. Organisasi......................................................................................................3
1. Pengertian..................................................................................................3
2. Prinsip-Prinsip Organisasi.........................................................................4
B. Kepemimpinan..............................................................................................6
1. Pola Kepemimpinan ..................................................................................6
C. Strategi Kepemimpinan Vuca Rumah Sakit Dalam Pandemi Covid-19.......8
BAB III. PENUTUP .............................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah organisasi bisnis yang bergerak di bidang pelayanan jasa
dengan banyak keunikan yang tidak ditemukan pada organisasi atau bisnis lainnya.
Rumah sakit juga dikenal sebagai badan usaha yang padat karya, padat modal, padat
teknologi dan padat konflik secara internal dan eksternal. Situasi ini menyebabkan
rumah sakit sangat membutuhkan fleksibilitas organisasi dan kepemimpinan yang
kuat sehingga tetap dapat bertahan dan berdaya saing, secara khusus pada saat
situasi pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang ini. Pandemi COVID-19 telah
menambah kerumitan dan konflik yang harus dihadapi rumah sakit seperti
kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis dan perawat, kurangnya
pemahaman tentang tata cara pengobatan dan penanganan pasien COVID-19,
penurunan kunjungan pasien yang drastis karena kebijakan pemerintah dalam
memutus rantai penyebaran dan informasi yang simpang siur tentang penularan
COVID-19 kepada masyarakat.
Menghadapi situasi yang tidak mudah saat ini, apa saja yang perlu dilakukan
oleh rumah sakit sebagai organisasi? Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan
para pimpinan rumah sakit agar rumah sakit tetap dapat memberikan pelayanan
dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan para dokter, perawat dan
karyawan lainnya? Apakah perlu membuka unit pelayanan baru khusus untuk
pasien COVID-19? Dan hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk efisiensi biaya
operasional selama pandemi masih berlangsung?
Setiap pemimpin unit kerja rumah sakit penting harus menyadari bahwa
corona virus adalah pandemi yang berdampak pada krisis yang tidak mudah.
Dampak dari pandemi dalam segala segi kehidupan seperti keselamatan dan
kesehatan para tenaga medis dan karyawan rumah sakit, penurunan kunjungan
pasien, biaya operasional rumah sakit yang tinggi karena pembelian APD yang
mahal dan pemakaian yang cukup banyak demi mencegah penularan, dan
penutupan beberapa unit pelayanan karena beberapa tenaga medis tidak bersedia
melakukan pelayanan dan memilih untuk cuti yang pada ujungnya mempengaruhi
kinerja keuangan. Semua masalah dan situasi ini tidak dapat dengan mudah
diselesaikan.
Keberhasilan menangani kesulitan-kesulitan di masa lalu tidak dapat
disamakan dalam menghadapi situasi seperti yang terjadi saat ini. Rumah sakit saat
2
ini berada dalam lingkungan yang bergejolak dengan perubahan (Volatility),
ketidakpastian (Uncertainty), kompleksitas (Complexity), dan ketidakjelasan
(Ambiguity). Tingkat perubahan yang terjadi lebih besar daripada kemampuan
untuk meresponsnya. Adanya pergeseran perubahan yang sangat drastis dan
bergejolak dalam dunia saat ini juga memerlukan pola pikir kepemimpinan yang
baru, dan metode manajemen kepemimpinan tradisional tak lagi cukup.
Oleh karena itu, pemimpin rumah sakit perlu melangkah maju dan
memimpin dengan cara yang tidak diajarkan di dunia pendidikan. Pemimpin rumah
sakit harus mampu mengajukan berbagai jenis pertanyaan, melihat dari berbagai
perspektif, mengembangkan visi sistemik, dan melihat alternative solusi
pemecahan masalah yang dapat diwujudkan. Pemimpin tidak dapat lagi terfokus
pada kemungkinan yang didasarkan pada sekedar asumsi, tetapi menjadi sangat
penting untuk berani melihat peluang-peluang lain yang mungkin diraih. Pelibatan
semua orang untuk berpikir bersama menjadi penting agar rumah sakit tetap dapat
berjalan tanpa menimbulkan chaos. Keyakinan bahwa prinsip kepemimpinan
dengan pola top-down akan menimbulkan stabilitas harus ditinggalkan.
Dalam krisis COVID-19 yang ditandai dengan ketidakpastian, para pemimpin
menghadapi masalah yang tidak dikenal dan kurang dipahami. Sekelompok kecil
eksekutif di tingkat tertinggi organisasi tidak dapat mengumpulkan informasi atau
membuat keputusan dengan cukup cepat untuk merespons secara efektif. Para
pemimpin dapat memobilisasi pelayanan rumah sakit dengan lebih baik dengan
menetapkan prioritas yang jelas untuk respons dan memberdayakan orang lain
untuk menemukan dan menerapkan solusi yang melayani prioritas tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana pola kepemimpinan yang bisa di terapkan di
Rumah Sakit.
2. Mengetahui bagaimana strategi kepemimpinan di Rumah Sakit dalam
kondisi pandemi Covid-19.
3
BAB II. ISI
A. Organisasi
1. Pengertian
Menurut Rifa’i & Fadhli (2013) istilah organisasi (organization)
perpaduan seluruh unsur manusia dan non manusia yang memiliki fungsi
yang berbeda-beda tetapi tujuan sama. Organisasi bersifat terbuka karena
organisasi meliputi orang dan tujuan-tujuan yang merupakan hasil usaha
kumpulan orang untuk mencapai kinerja, hasil, dan menjadi arah yang benar
sebagai sistem sosial. Sedangkan menurut Budhiarto et.al (2014), organisasi
autentik merupakan wadah sosial yang memiliki perilaku, struktur, dan
proses, yang didasari oleh kemampuannya menemukan kesejatian dalam
rangka mencapai tujuan serta menghadapi perubahan lingkungan
Kajian tentang organisasi umumnya membahas tiga dimensi dalam
kerangka berpikirnya, yaitu tentang perilaku, struktur, dan proses (Gibson
et al., 2012). Organisasi saat ini berada dalam lingkungan dinamis dengan
karakteristik perubahan yang sangat cepat (Volatility), tidak menentu
(Uncertainty), beragam (Complexity), dan tidak jelas (Ambiguity), yang
sering disebut dengan istilah “VUCA world”. VUCA world dihadapi oleh
organisasi umumnya melalui dua pendekatan, yaitu dengan menyesuaikan
diri dan menemukan esensi.
Organisasi melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi perubahan
adalah dengan aktivitas-aktivitas produktif seperti belajar terus
menerus/pengembangan diri, memunculkan ide baru, merespons perubahan
secara produktif, dan melakukan inovasi (Dai & De Meuse, 2013). Setiap
organisasi harus belajar dan berjuang untuk bertahan dalam perubahan-
perubahan yang terjadi dalam organisasinya dan salah satu strategi bisnis
dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan adalah dengan cara
mengutamakan fleksibilitas, adaptif, dan produktivitas. Keunggulan
kompetitif bersumber dari kemampuan suatu organisasi untuk belajar lebih
cepat daripada perubahan lingkungan. Organisasi yang mampu mendesain
dirinya menjadi organisasi pembelajaran (learning organisation) dinilai
akan tetap kompatibel dan relevan menghadapi perubahan lingkungan
(Luthans, 2011). Dan pada akhirnya, organisasi pembelajaran akan
memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja finansial organisasi (De
4
Meuse et.al, 2012). Meskipun demikian terdapat keterbatasan dalam desain
organisasi pembelajaran, yang nampaknya masih lebih mengutamakan pada
elemen-elemen kognitif, belum memberikan perhatian yang cukup pada
elemen afektif, yaitu dimensi emosi manusia.
Di samping penyesuaian diri, VUCA world juga dihadapi dengan
menemukan dan melestarikan esensi organisasi, yakni nilai-nilai utama
(core values) serta tujuan utama (core purpose) yang relatif tetap. Esensi
organisasi ini tidak mudah berubah seiring berjalannya waktu. Perubahan
terjadi pada praktik-praktik operasional dan kultural (cultural & operating
practices), sasaran dan strategi organisasi yang spesifik (specific goals &
strategies) dalam menghadapi perubahan lingkungan (Gyekye, et.al, 2015).
Esensi organisasi perlu digali, ditemukan, disadari, dijaga, dan
dikembangkan agar perubahan lingkungan (VUCA world) dapat diantisipasi
secara tepat.
2. Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi dari Henry Fayol (Rifaí & Fadhli, 2013),
dijabarkan sebagai berikut:
a) Pembagian Tugas (Division of Work).
Division of Work atau pembagian tugas yang jelas untuk setiap individu
dalam organisasi atau manajemen untuk membangun sebuah
pengalaman dan terus mengasah keahliannya sehingga pada akhirnya
setiap individu menjadi lebih produktif dan menguntungkan.
b) Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab melekat dalam pemberian tugas setiap
individu. Dengan adanya wewenang dan tanggung jawab, setiap
individu mampu memahami batas-batas kewenangan dan tanggung
jawabnya sehingga terjadi koordinasi yang baik. Tanggung jawab dan
wewenang terbesar ada pada pimpinan tertinggi, oleh karena itu
pimpinan tertinggi harus memiliki keahlian dan sifat kepemimpinan
yang efektif.
c) Disiplin (Discipline)
Disiplin berhubungan erat dengan wewenang seseorang. Seseorang
yang memiliki wewenang, wajib hukumnya untuk menanamkan rasa
disiplin terhadap dirinya sehingga memiliki tanggung jawab terhadap
pekerjaannya. Disiplin dalam hal ini mencakup kepatuhan terhadap
5
aturan organisasi, kesiapan untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, serta kesungguhan untuk menjadi bagian dari organisasi.
d) Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Kesatuan perintah artinya bahwa setiap orang memiliki
atasan/pimpinan yang jelas dan tidak boleh lebih dari satu sehingga
bawahan dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Bawahan
hendaknya mengetahui siapa atasannya, kepada siapa dia melapor dan
bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
e) Kesatuan Pengarahan (Unity of Direction)
Kesatuan Pengarahan artinya bahwa setiap departemen memiliki tujuan
yang sama dengan perencanaan dan sasaran yang jelas. Dengan adanya
pengarahan untuk mencapai sasaran tertentu, diharapkan setiap
individu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tujuan
organisasi tercapai.
f) Subordinasi Kepentingan Perseorangan terhadap Kepentingan Umum
(Subordination of Individual Interest to General Interest)
Dalam bekerja, setiap individu harus mengutamakan kepentingan
organisasi di atas kepentingan pribadi dan keluarganya. Oleh karena itu,
setiap individu harus memiliki kesadaran bahwa dalam melaksanakan
tugasnya, kepentingan organisasi menjadi prioritas.
g) Penggajian (Remunerasi)
Penggajian atau pembayaran upah semaksimal mungkin dilaksanakan
secara adil dan memberikan kepuasan kepada setiap individu. Dengan
adanya sistem penggajian yang memuaskan dan adil, individu akan
termotivasi memberikan kontribusi kerjanya seoptimal mungkin.
h) Pemusatan (Centralization)
Adanya pemusatan kewenangan dan tanggung jawab yang membuat
semua individu memahami batas kewenangan dan tanggung jawabnya
masing-masing. Dan pusat kewenangan dan tanggung jawab tertinggi
ada pada manajemen puncak yang bertanggungjawab penuh terhadap
seluruh pengembangan organisasi.
i) Rangkaian Perintah (Chain of Command)
Perlunya hirarki pemberian perintah mulai dari tingkatan tertinggi
sampai paling bawah sehingga tidak terjadi kebingungan dalam
6
pelaksanaan operasional. Setiap orang menjalankan perintah sesuai
hirarkinya masing-masing.
j) Ketertiban (Order)
Bahwa situasi yang tertib akan membuat semua orang dapat bekerja
dengan baik. Untuk itu perlu adanya kedisplinan yang tinggi dari setiap
individu dalam organisasi sehingga tercipta ketertiban kerja dan
menghasilkan situasi kerja yang nyaman.
k) Keadilan (Equity)
Keadilan yang terjadi dalam organisasi akan memunculkan loyalitas
dan ketaatan karyawan. Dengan adanya keadilan, setiap pimpinan
memperlakukan bawahan dengan baik sebagai mitra kerja.
l) Stabilitas Jabatan dalam Kepegawaian (Stability of Tenur of Personel)
Perputaran karyawan yang tinggi akan mempengaruhi stabilitas kerja
karena kemampuan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan tugas
dan lingkungan kerja tidak mudah. Dengan adanya kenyamanan,
jenjang karier yang jelas dan situasi kerja yang kondusif diharapkan
stabilitas jabatan akan terjamin.
m) Inisiatif (Inisiative)
Salah satu unsur penting kepemimpinan manajer adalah kemampuan
untuk membangkitkan inisiatif bawahannya. Inisiatif yang berasal dari
bawahan akan dapat membantu manajemen mengembangkan
produktivitas. Dengan demikian, inisiatif karyawan hendaknya
mendapat penghargaan dari manajemen.
n) Semangat Kesatuan (Esprit de Corps)
Semangat kesatuan merupakan unsur utama kerjasama yang harus
dimiliki oleh setiap karyawan sehingga setiap orang melihat bahwa
yang lain memberikan sumbangan yang sama dirinya dalam
pengembangan organisasi.
B. Kepemimpinan
1. Pola Kepemimpinan
Pemimpin merupakan inti dari manajemen. Hal ini berarti bahwa tujuan
organisasi dapat tercapai jika memiliki pimpinan yang handal dan efektif.
Kualitas seorang pemimpin yang dibutuhkan antara lain: memiliki keahlian
memimpin, kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
7
sekelompok orang untuk melakukan aktivitas tertentu, mampu membuat
perencanaan, mengkoordinir, mengawasi, mengontrol dan memimpin
bawahan untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Dai dan De Meuse (2013) gaya kepemimpinan seorang
manajer didasarkan pada orientasi tugas dan karyawan. Seorang manajer
yang berorientasi terhadap tugas akan mengutamakan keberhasilan dari
pekerjaan yang harus dicapai tanpa mempertimbangkan kemampuan
bawahannya. Sedangkan seorang manajer yang yang berorientasi kepada
karyawan, akan mengikutsertakan bawahannya dalam pengambilan
keputusan, sehingga tercipta rasa saling percaya dan saling menghargai.
Sedangkan menurut Azzaini (2018) pemimpin harus menyadari
perubahan yang begitu cepat terjadi di luar dirinya dan tidak berbangga
dengan pencapaian masa lalu. Pemimpin yang tidak tanggap dengan adanya
perubahan di luar dirinya akan mengalami kematian. Oleh karena itu,
kepemimpinan pada saat ini membutuhkan strategi yang baru dan mampu
mengikuti perubahan yang terjadi dengan melibatkan tim dan kekuatan yang
dimilikinya.
Demikian halnya rumah sakit. Kepemimpinan dalam rumah sakit
memerlukan pemimpin-pemimpin yang dapat berorientasi terhadap tugas
dan sekaligus karyawan. Pemimpin dalam hal ini adalah mulai dari kepala
unit kerja sampai pada jabatan direksi rumah sakit. Semua pimpinan harus
memiliki modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuan mendasar yang
menyangkut kehidupan organisasi rumah sakit yakni:
a) Tujuan Rumah Sakit.
Setiap pimpinan harus mengetahui tujuan dari pendirian rumah sakit
yang harus dijabarkan dalam rencana strategis rumah sakit. Dengan
mengetahui tujuan rumah sakit, maka setiap pimpinan diharapkan
mampu membawa bawahannya untuk mencapai tujuan rumah sakit.
b) Visi.
Setiap pimpinan harus memahami visi rumah sakit dan mampu
mendukung visi tentang rumah sakit dengan memiliki strategi untuk
mengembangakan rumah sakit dan meningkatkan kepuasan pasien dan
pelanggan sehingga tetap menjadi rumah sakit pilihan bagi setiap
pelanggan yang pernah menerima pelayanannya.
8
c) Misi.
Rumusan misi rumah sakit yang mendukung visi harus dikuasai oleh
semua pimpinan. Pemahaman akan misi membuat setiap pimpinan
dapat mempengaruhi setiap bawahannya untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan konkrit yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan
rumah sakit.
d) Nilai-Nilai
Nilai-nilai rumah sakit menjadi pedoman bagi setiap pimpinan dalam
menjalankan tugasnya dan nilai-nilai rumah sakit menjadi nilai-nilai
setiap karyawan yang bekerja di rumah sakit. Misalnya, nilai ketelitian,
mutu pelayanan, keselamatan pasien dan keluarganya, dan loyalitas.
Semua nilai-nilai ini seyogyanya menjadi milik karyawan terutama
milik para pimpinan.
e) Kebijakan.
Rumah sakit memiliki berbagai kebijakan yang dirumuskan oleh
pimpinan untuk menjadi pedoman pelaksanaan tugas setiap bahawan
sehingga semua orang memiliki pemahaman yang sama.
f) Standar Prosedur Operasional (SPO)
Rumah sakit juga harus memiliki standar prosedur operasional yang
menjadi petunjuk teknis bagaimana bawahan melaksanakan tugas
pelayanan terhadap pasien dan keluarganya sehingga semua orang
memberikan pelayanan yang sama dan pada akhirnya dapat
memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
C. Strategi Kepemimpinan Vuca Rumah Sakit Dalam Pandemi Covid-19
Saat ini, semua rumah sakit mengalami perubahan lingkungan (VUCA
world) yang membutuhkan fleksibilitas organisasi sebagai strategi adaptasi dan
menemukan esensi-nya untuk dapat memperbaharui dan melakukan reformasi
dalam mencapai tujuannya dan mempertahankan operasionalnya. Bentuk
organisasi yang dibuat bisa dievaluasi kembali berdasarkan fungsi yang
diperlukan untuk mengatasi krisis yang sedang terjadi. Misalnya perlunya
dibentuk tim medis, komunikasi masyarakat, work from home, financial,
supply chain. Membentuk jaringan tim terdiri dari kumpulan kelompok
fungsional ini yang dengan mudah beradaptasi, yang disatukan oleh tujuan
9
bersama dan bekerjasama dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh
individu dalam satu tim yang berkolaborasi.
Menghadapi krisis pandemi COVID-19 seperti saat ini, rumah sakit
membutuhkan pemimpin yang tanggap. Pemimpin yang tanggap krisis akan
mampu menyatukan tim di belakang satu tujuan dan memiliki kemampuan
untuk melepaskan diri dari situasi yang penuh kepenatan dan berpikir jernih
tentang bagaimana menavigasi kondisi yang ada. Selain pemimpin yang
tanggap, organisasi juga membutuhkan pemimpin yang mampu menciptakan
ketenangan dan rendah hati. Kualitas penting lainnya adalah “optimis realistis,”
atau kepercayaan diri yang dikombinasikan dengan sikap realistis.
Di awal krisis, jika para pemimpin menunjukkan kepercayaan yang
berlebihan meskipun dalam kondisi yang sulit, mereka dapat kehilangan
kredibilitas. Pemimpin perlu menunjukkan empati, berurusan dengan tragedi
manusia. Empati adalah prioritas pertama yang perlu dilakukan. Saat pandemic
COVID-19 ini, pikiran bawahan pertama-tama terfokus kepada kelangsungan
hidup mereka sendiri dan kebutuhan dasar lainnya. Karyawan berada dalam
situasi cemas akan keselamatan dan kesehatan diri dan keluarganya jika
kembali dari tugasnya di rumah sakit. Karyawan juga cemas akan situasi
kinerja rumah sakit yang kemungkinan akan berdampak untuk pembayaran gaji
mereka bahkan pemutusan hubungan kerja. Para pemimpin tidak boleh
menugaskan staf hukum dan hubungan masyarakat (HUMAS) untuk
menjawab kekhawatiran dan kecemasan karyawan ini. Krisis adalah saat yang
paling penting bagi para pemimpin untuk menegakkan aspek penting dari peran
mereka untuk membuat perbedaan positif dalam kehidupan manusia.
Menghadapi situasi COVID-19 saat ini, semua rumah sakit mengalami
penurunan kunjungan pasien karena beberapa dokter tidak bersedia untuk
praktek sehingga beberapa pelayanan terpaksa ditutup. Ketakutan ini
disebabkan karena banyaknya tenaga medis yang sudah meninggal akibat
terinfeksi COVID-19. Hal ini juga diperburuk karena langkanya ketersediaan
APD yang standar di pasaran dan sangat mahal sehingga biaya operasional
rumah sakit meningkat. Selain masalah internal, kebijakan pemerintah untuk
pembatasan wilayah dan himbauan untuk menunda ke rumah sakit semakin
membuat rumah sakit tidak mampu untuk membiaya operasionalnya sehari-
hari termasuk membayar tenaga SDM-nya.
10
Seorang pemimpin pada saat ini dihadapkan untuk melakukan tindakan
cepat melakukan analisa terhadap kunjungan pasien dan kondisi pelayanan
rumah sakit akibat pandemi sendiri. Setiap pemimpin rumah sakit harus
menyadari juga bahwa pandemi ini akan berdampak signifikan terhadap
penurunan kinerja keuangan. Dalam situasi ini, semua pimpinan harus
memikirkan efisiensi dalam segala segi termasuk efisiensi SDM dengan
melakukan analisa beban kerja dan pemutusan hubungan kerja. Para pemimpin
rumah sakit dapat melawan VUCA dengan menerapkan strategi kepemimpinan
VUCA (Vision, Understanding, Courage, dan Adaptibility) dalam versi lain
(Huang, 2014). Volatility (Pergejolakan) dihadapi dengan fleksibiltas,
Uncertainty (Ketidakpastian) dengan pemahaman, Complexity (Kompleksitas)
dengan membangun koneksi, dan Ambiguity (Ambiguitas) dengan agility
(kelincahan). Strategi kepemimpinan VUCA (Azzaini, 2018) adalah sebagai
berikut:
1. Vision (Visi). Para pemimpin rumah sakit harus memiliki visi yang jelas
untuk perusahaan mereka. Dengan begitu, arah dan tujuan perusahaan
akan jelas dan tak akan begitu terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa
eksternal.
2. Understanding (Pemahaman). Setelah menentukan visi, pemimpin
rumah sakit perlu memahami kemampuan dan strategi rumah sakit untuk
mewujudkan visi tersebut. Ia harus mampu membawa rumah sakit
mendapatkan profit, meskipun keadaan berubah dengan cepat seolah ingin
menjatuhkan rumah sakitnya. Pemimpin ruamh sakit saat ini tidak hanya
mendengarkan pendapat dan informasi yang sesuai dengan pandangannya.
Ia harus memanfaatkan berbagai informasi dan pendapat dari beragam
sudut pandang. Para pemimpin harus dapat mendapatkan berbagai
informasi dari berbagai sisi baik itu pelanggan eksternal maupun
pelanggan internal. Dan jika memungkinkan, ia pun harus melibatkan
pelanggan, karyawan, dan pihak terkait untuk memastikan bahwa mereka
bergerak untuk visi yang sama.
3. Courage (Keberanian). Pemimpin rumah sakit saat ini juga wajib
memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan-tantangan dan
mengambil keputusan penuh risiko. Ia harus mampu melawan arus untuk
menghadapi perubahan dinamis di dunia saat ini. Era ini akan
11
dimenangkan oleh pemimpin yang berani mengambil resiko dengan
pertimbangan matang.
4. Adaptibility (Kemampuan beradaptasi). Tak hanya berani, pemimpin
rumah sakit saat ini juga harus memiliki kemampuan adaptasi yang baik
di lingkungan yang berubah dengan cepat ini. Mereka dituntut untuk punya
sifat fleksibel agar bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
eksternal tanpa harus mengubah arah strategi awal.
Saat ini bukan lagi waktu untuk melanjutkan cara rekayasa keuangan yang
sering dilakukan dalam dekade terakhir. Sebaliknya, pemimpin membutuhkan
rencana-rencana darurat sekaligus mempertahankan neraca yang kuat untuk
menghadapi peristiwa tak terduga. Dengan munculnya pandemi ini, para
pemimpin rumah sakit harus tetap fokus pada misi dan target mereka, serta
memiliki keberanian untuk menciptakan strategi baru yang mampu membangun
kekuatan mereka. Ketidakmampuan pimpinan untuk meninggalkan nilai-nilai
lama yang tak lagi berfungsi di era dinamis ini, rumah sakit akan terisolasi dan
gagal beradaptasi, kemudian akan berakhir dengan kegagalan.
Hal-hal yang bisa dilakukan sebagai fleksibilitas rumah sakit dan
kepemimpinan dalam menyelesaikan situasi pandemi, yakni:
1. Tim Eksekutif
Membentuk tim/kelompok kecil eksekutif di tingkat tertinggi rumah
sakit yang terdiri dari berbagai profesi dan elemen pelayanan rumah sakit
yang bertugas untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan dengan cepat dalam usaha mengatasi masalah yang
dihadapi. Kelompok inilah yang memberikan respon top-down yang efektif
yang dapat menimbulkan stabilitas pelanggan maupun karyawan. Contoh:
membuka unit pelayanan baru khusus penanganan covid-19, memotivasi
dokter-dokter spesialis untuk tetap membuka praktek, menjamin
ketersediaan APD sehingga para tenaga medis dan perawat tetap merasa
nyaman dalam memberikan pelayanan kepada pasien, memberikan jaminan
pembayaran gaji karyawan selama masa pandemi, dll.
2. Optimis & Realistis
Optimisme yang realistis atau kepercayaan diri yang dikombinasikan
dengan sikap realistis seorang pemimpin mampu menciptakan ketenangan.
Setiap hari, pemimpin harus menjadi orang yang pertama menyapa dan
memberikan arahan di pagi hari serta pembaharuan di malam hari.
12
Pemimpin yang tanggap krisis mampu menyatukan tim, namun fleksibel
untuk melepaskan diri dari situasi yang penuh kepenatan dan berpikir jernih
tentang bagaimana menavigasi kondisi yang ada. Pemimpin harus mampu
memberikan energy positif terhadap semua bawahan sehingga pelayanan
tetap berjalan dengan baik dan produktivitas karyawan tetap terjamin.
3. Motivasi Tenaga Medis
Core bisnis rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilaksanakan para
dokter dan perawat. Adanya keputusan tenaga medis untuk tidak melakukan
pelayanan sehingga mengakibatkan beberapa pelayanan ditutup pada
akhirnya mempengaruhi pendapatan rumah sakit. Oleh karena itu, pimpinan
rumah sakit perlu berdiskusi dengan para tenaga medis untuk mencari jalan
keluar dari masalah yang sedang dihadapi oleh rumah sakit. Para tenaga
medis diharapkan dapat kembali melakukan pelayanan seperti biasanya.
Tentu saja hal ini harus didukung dengan fasilitas berupa penyediaan APD
standar yang membuat para tenaga medis tetap merasa nyaman dan tenang
melakukan tindakan dan prosedur pelayanan yang efektif untuk mencegah
penularan COVID-19 tersebut.
4. Efisiensi Biaya
Dalam situasi krisis seperti sekarang, diperlukan seorang pemimpin
yang mampu menganalisa dan mengambil tindakan konkrit untuk membuat
kajian terhadap masalah yang dihadapi. Pemimpin harus mampu melihat
kiat-kiat praktis mengurangi biaya operasional dan meningkatkan
pendapatan sehingga rumah sakit tetap dapat berjalan dan mencapai target
yang sudah ditetapkan. Efisiensi dapat dilakukan mulai dari pengurangan
pemakaian fasilitas rumah sakit, efisiensi sumber daya manusia (SDM) dan
efisiensi dari sisi organisasinya. Kemampuan analisa dan kejelian melihat
peluang sangat dibutuhkan sehingga masalah yang terjadi menjadi peluang
untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit.
5. Kebijakan dan komunikasi efektif
Situasi yang serba tidak pasti dan informasi yang tidak tepat, dapat
mengakibatkan situasi rumah sakit tidak kondusif. Oleh karena itu, jika ada
kebijakan atau pedoman baru terkait penanganan COVID-19, hendaknya
dikomunikasikan secara efektif dan dipastikan bahwa semua orang
memiliki pemahaman yang sama dengan manajemen. Situasi sulit menjadi
13
keprihatinan bersama dan bergerak bersama untuk mencari jalan keluar dari
kerumitan yang sedang dialami.
Empat hal di atas bukan hal yang baru bagi seorang pemimpin rumah sakit.
Dalam membangun dan mengelola rumah sakit, pemimpin rumah sakit tentulah
telah mengalami banyak badai selama tahun-tahun dan bahkan ada yang jauh
lebih buruk daripada situasi pandemi ini. Namun, dengan wabah pandemi ini
seluruh pemimpin rumah sakit belajar agar memiliki kemampuan antisipasi,
analisa yang tepat terhadap suatu masalah, tindakan konkrit yang cepat dan tepat
dan koordinasi yang baik sehingga pelayanan dan target dapat tercapai. Sudah
saatnya merangkul teknologi untuk meningkatkan daya saing rumah sakit
dengan meningkatkan kemampuan SDM yang dimilikinya terutama para
pimpinan mulai dari pimpinan unit paling bawah sampai paling atas.
14
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Situasi pandemi COVID-19 sebagai wabah global telah mempengaruhi
seluruh lini kehidupan seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Segala
sesuatu berubah secara cepat dan sering tidak bisa diantisipasi secara tepat
sampai kapan pandemi ini akan berlangsung. Semua orang pertama-tama
berusaha untuk melindungi diri dan keluarganya. Kecemasan akan keselamatan
diri dan keluarganya diperburuk dengan adanya berita-berita dan informasi
yang tidak benar.
Rumah sakit sebagai bisnis yang seharusnya tidak berdampak karena
penderita COVID-19 harusnya menjadi faktor utama pelayanan rumah sakit,
turut mengalami penurunan kinerja keuangan dan harus melakukan berbagai
efisiensi. Adanya ketakutan para tenaga medis, peraturan dan kebijakan
pemerintah, serta ketakutan masyarakat untuk mencari kesembuhan ke rumah
sakit membuat rumah sakit menjadi sepi. Langka dan mahalnya APD standar
di pasaran seperti masker dan peralatan lainnya membuat para tenaga medis
semakin merasa tidak nyaman melakukan pelayanan.
Dalam situasi krisis seperti ini, pimpinan rumah sakit dituntut untuk
mampu melakukan fleksibilitas organisasi dan kepemimpinan. Pimpinan harus
memiliki strategi VUCA yang memungkinkannya melakukan tindakan-
tindakan cepat untuk menganalisa, mengantisipasi keadaan dan melakukan
perubahan dalam pelayanan rumah sakitnya. Kemampuan itulah yang dapat
membuat rumah sakit tetap mampu melakukan pelayanannya dan bertahan
dalam berbagai kesulitan dan masalah. Masalah yang ada justru harus dijadikan
peluang untuk pengembangan dan peningkatan kemampuan untuk tetap
bertahan dan berdaya saing.
15
DAFTAR PUSTAKA
Azzaini, J. (2018). Pemimpin Harus Punya VUCA: Vision, Understanding, Clarity,
dan Agility. https://kumparan.com/jamil-azzaini/vuca-vs-vuca.
Budiharto, S., Himam, F., Riyono, B., dan Fahmi, A. (2019). A Meta-Ethnography
Study of Authentic Organization. Buletin Psikologi. ISSN 0854-7106, Vol.
27, No. 2, 159 – 172.
Dai, G & De Meuse, K.P. (2013). Types of Leaders Across the Organizational
Hierarchy:A Person-Centered Approach. Human Performance, 26:150–
170, 2013.
De Meuse, K.P., Dai, G & Swisher V.V, (2012). Leadership Development:
Exploring, Clarifying, and Expanding Our Understanding of Learning
AgilityIndustrial and Organizational Psychology, 280–315. Society for
Industrial and Organizational Psychology, 1754-9426/12.
Gibson, James L., Donnelly Jr, James H., Ivancevich, John M., Konopaske, Robert.
(2012). Organizationa Behavior, Structure, Processes, Fourteenth Edition
(International Edition).1221 Avenue of The Americas, New York, NY
10020: McGraw-Hill.
Gyekye, Seth Ayim., Haybatollahi, Mohammad. (2015). Organizational citizenship
behaviour: An empirical investigation of the impact of age and job
satisfaction on Ghanaian industrial workers. International Journal of
Organizational Analysis, Vol. 23 (2) 285 – 301. Retrieved from Emerald
Insight Journal Database.
Huong, H. (2014). Change Management for Sustainability, Business Expert Press.
ProQuest Ebook Central,
http://ebookcentral.proquest.com/lib/mercubuana/detail.action?docID=17
02428.
Kaplan, R., & Kaiser, R. (2006). The versatile leader. San Francisco, CA: Wiley.
Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior: An Evidence- Based Approach
(12𝑡ℎ ed.). 1221 Avenue of The Americas, New York, NY 10020:
McGraw-Hill/ Irwin. Rifa’i, H.M & Fadhli, M. 2013. Manajemen
Organisasi. Bandung: Penerbit Cita Pustaka Media Perintis.

More Related Content

Similar to Makalah kepemimpian pada rs di covid 19 kel 2

Leading population health---A results-based lean approach
Leading population health---A results-based lean approachLeading population health---A results-based lean approach
Leading population health---A results-based lean approachTomas J. Aragon
 
Organizational development and_change_final-slideshare
Organizational development and_change_final-slideshareOrganizational development and_change_final-slideshare
Organizational development and_change_final-slideshareabquddus
 
Organizational Behavior
Organizational Behavior Organizational Behavior
Organizational Behavior Waseem Saeed
 
Week 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docx
Week 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docxWeek 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docx
Week 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docxmelbruce90096
 
Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...
Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...
Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...inventionjournals
 
Role of Change Agents In Change Management
Role of Change Agents In Change ManagementRole of Change Agents In Change Management
Role of Change Agents In Change ManagementIleana Delgado-Romero
 
Running head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docx
Running head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docxRunning head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docx
Running head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docxcharisellington63520
 
Sustaining change through a lean management system in a Healthcare system
Sustaining change through a lean management system in a Healthcare systemSustaining change through a lean management system in a Healthcare system
Sustaining change through a lean management system in a Healthcare systemTim Winstone
 
BIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docx
BIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docxBIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docx
BIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docxjasoninnes20
 
Assignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docx
Assignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docxAssignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docx
Assignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docxkarenahmanny4c
 
Date October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41Plag
Date October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41PlagDate October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41Plag
Date October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41PlagOllieShoresna
 
Leading Through Change
Leading Through ChangeLeading Through Change
Leading Through ChangeGina Buck
 
PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning Outcom
  PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning Outcom  PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning Outcom
PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning OutcomVannaJoy20
 

Similar to Makalah kepemimpian pada rs di covid 19 kel 2 (19)

Leading population health---A results-based lean approach
Leading population health---A results-based lean approachLeading population health---A results-based lean approach
Leading population health---A results-based lean approach
 
Organizational development and_change_final-slideshare
Organizational development and_change_final-slideshareOrganizational development and_change_final-slideshare
Organizational development and_change_final-slideshare
 
Organizational Behavior
Organizational Behavior Organizational Behavior
Organizational Behavior
 
Week 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docx
Week 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docxWeek 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docx
Week 1Be sure to read the lecture notes thoroughly, as they .docx
 
Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...
Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...
Sustainable Leadership Competency Model Leading To Business Growth and Develo...
 
Role of Change Agents In Change Management
Role of Change Agents In Change ManagementRole of Change Agents In Change Management
Role of Change Agents In Change Management
 
Running head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docx
Running head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docxRunning head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docx
Running head HEALTH SERVICES IN RELATION TO ENVIRONMENTAL ANALY.docx
 
MGT 500 - Final Exam - FA 14 (1)
MGT 500 - Final Exam - FA 14 (1)MGT 500 - Final Exam - FA 14 (1)
MGT 500 - Final Exam - FA 14 (1)
 
Sustaining change through a lean management system in a Healthcare system
Sustaining change through a lean management system in a Healthcare systemSustaining change through a lean management system in a Healthcare system
Sustaining change through a lean management system in a Healthcare system
 
Adaptive leadership
Adaptive leadershipAdaptive leadership
Adaptive leadership
 
BIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docx
BIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docxBIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docx
BIOL 1115 Human BiologyLab –Integumentary SystemGo to SCI.docx
 
Assignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docx
Assignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docxAssignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docx
Assignment 2 Discussion QuestionBased upon the assigned reading f.docx
 
Essay On Managing Change
Essay On Managing ChangeEssay On Managing Change
Essay On Managing Change
 
The mindful board
The mindful boardThe mindful board
The mindful board
 
Date October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41Plag
Date October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41PlagDate October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41Plag
Date October, 17 2021 PLAGIARISM SCAN REPORT41Plag
 
Change Management
Change ManagementChange Management
Change Management
 
Leading Through Change
Leading Through ChangeLeading Through Change
Leading Through Change
 
paper-4.pdf
paper-4.pdfpaper-4.pdf
paper-4.pdf
 
PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning Outcom
  PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning Outcom  PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning Outcom
PUH 5304, Health Behavior 1 Course Learning Outcom
 

Recently uploaded

The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...
The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...
The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...Christina Parmionova
 
Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024
Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024
Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024yalehistoricalreview
 
Help set up SERUDS Orphanage virtual classroom
Help set up SERUDS Orphanage virtual classroomHelp set up SERUDS Orphanage virtual classroom
Help set up SERUDS Orphanage virtual classroomSERUDS INDIA
 
International Day of Plants Health 2024, May 12th.
International Day of Plants Health 2024, May 12th.International Day of Plants Health 2024, May 12th.
International Day of Plants Health 2024, May 12th.Christina Parmionova
 
WhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical Review
WhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical ReviewWhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical Review
WhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical Reviewyalehistoricalreview
 
IEA Global Critical Minerals Outlook2024
IEA Global Critical Minerals Outlook2024IEA Global Critical Minerals Outlook2024
IEA Global Critical Minerals Outlook2024Energy for One World
 
"Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant...
"Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant..."Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant...
"Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant...Christina Parmionova
 
2024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 33
2024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 332024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 33
2024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 33JSchaus & Associates
 
Electric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning Organizations
Electric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning OrganizationsElectric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning Organizations
Electric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning OrganizationsRPO America
 
Harbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical Review
Harbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical ReviewHarbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical Review
Harbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical Reviewyalehistoricalreview
 
Our nurses, our future. The economic power of care.
Our nurses, our future. The economic power of care.Our nurses, our future. The economic power of care.
Our nurses, our future. The economic power of care.Christina Parmionova
 
Item ## 4a -- April 29, 2024 CCM Minutes
Item ## 4a -- April 29, 2024 CCM MinutesItem ## 4a -- April 29, 2024 CCM Minutes
Item ## 4a -- April 29, 2024 CCM Minutesahcitycouncil
 
Finland's mental health policy and its implementation: a CSO perspective
Finland's mental health policy and its implementation: a CSO perspectiveFinland's mental health policy and its implementation: a CSO perspective
Finland's mental health policy and its implementation: a CSO perspectiveKristian Wahlbeck
 
Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438
Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438
Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438ahcitycouncil
 
Tennessee DOT- TEVI Plan coordination & EV
Tennessee DOT- TEVI Plan coordination & EVTennessee DOT- TEVI Plan coordination & EV
Tennessee DOT- TEVI Plan coordination & EVRPO America
 
Securing the Future | Public Good App House
Securing the Future | Public Good App HouseSecuring the Future | Public Good App House
Securing the Future | Public Good App HouseTechSoup
 
Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...
Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...
Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...VICTOR MAESTRE RAMIREZ
 
Characterizing wildlife trafficking and associated crime.
Characterizing wildlife trafficking and associated crime.Characterizing wildlife trafficking and associated crime.
Characterizing wildlife trafficking and associated crime.Christina Parmionova
 

Recently uploaded (20)

BioandPicforRepKendrick_LastUpdatedMay2024
BioandPicforRepKendrick_LastUpdatedMay2024BioandPicforRepKendrick_LastUpdatedMay2024
BioandPicforRepKendrick_LastUpdatedMay2024
 
The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...
The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...
The 2024 World Wildlife Crime Report tracks all these issues, trends and more...
 
Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024
Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024
Yale Historical Review Machava Interview PDF Spring 2024
 
Help set up SERUDS Orphanage virtual classroom
Help set up SERUDS Orphanage virtual classroomHelp set up SERUDS Orphanage virtual classroom
Help set up SERUDS Orphanage virtual classroom
 
International Day of Plants Health 2024, May 12th.
International Day of Plants Health 2024, May 12th.International Day of Plants Health 2024, May 12th.
International Day of Plants Health 2024, May 12th.
 
How to Save a Place: Get the Word Out Far And Wide
How to Save a Place: Get the Word Out Far And WideHow to Save a Place: Get the Word Out Far And Wide
How to Save a Place: Get the Word Out Far And Wide
 
WhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical Review
WhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical ReviewWhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical Review
WhenWomenTakeControl.pdf Yale Historical Review
 
IEA Global Critical Minerals Outlook2024
IEA Global Critical Minerals Outlook2024IEA Global Critical Minerals Outlook2024
IEA Global Critical Minerals Outlook2024
 
"Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant...
"Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant..."Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant...
"Plant health, safe trade and digital technology." International Day of Plant...
 
2024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 33
2024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 332024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 33
2024: The FAR - Federal Acquisition Regulations, Part 33
 
Electric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning Organizations
Electric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning OrganizationsElectric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning Organizations
Electric Vehicle infrastructure planning in Rural Planning Organizations
 
Harbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical Review
Harbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical ReviewHarbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical Review
Harbin-Gross-Spring2022.pdf Yale Historical Review
 
Our nurses, our future. The economic power of care.
Our nurses, our future. The economic power of care.Our nurses, our future. The economic power of care.
Our nurses, our future. The economic power of care.
 
Item ## 4a -- April 29, 2024 CCM Minutes
Item ## 4a -- April 29, 2024 CCM MinutesItem ## 4a -- April 29, 2024 CCM Minutes
Item ## 4a -- April 29, 2024 CCM Minutes
 
Finland's mental health policy and its implementation: a CSO perspective
Finland's mental health policy and its implementation: a CSO perspectiveFinland's mental health policy and its implementation: a CSO perspective
Finland's mental health policy and its implementation: a CSO perspective
 
Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438
Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438
Item # 7-8 - 6900 Broadway P&Z Case # 438
 
Tennessee DOT- TEVI Plan coordination & EV
Tennessee DOT- TEVI Plan coordination & EVTennessee DOT- TEVI Plan coordination & EV
Tennessee DOT- TEVI Plan coordination & EV
 
Securing the Future | Public Good App House
Securing the Future | Public Good App HouseSecuring the Future | Public Good App House
Securing the Future | Public Good App House
 
Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...
Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...
Introduction to The Guidelines for the Long-term Sustainability of Outer Spac...
 
Characterizing wildlife trafficking and associated crime.
Characterizing wildlife trafficking and associated crime.Characterizing wildlife trafficking and associated crime.
Characterizing wildlife trafficking and associated crime.
 

Makalah kepemimpian pada rs di covid 19 kel 2

  • 1. KELOMPOK 2 Alif Chandra Aryono 206131007 Baiti Jannati 206131015 Ni Putu Fina Elyonasari 206131016 Indah Rinfilia 206131023 POLAKEPEMIMPINAN DI RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID 19 TUGAS KULIAH KEPEMIMPINAN DAN BERPIKIR SISTEM PROGRAM STUDI MEGISTER KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MITRA INDONESIA 2021
  • 2. i DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................i BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang ..............................................................................................1 B. Tujuan............................................................................................................2 BAB II. ISI ..............................................................................................................3 A. Organisasi......................................................................................................3 1. Pengertian..................................................................................................3 2. Prinsip-Prinsip Organisasi.........................................................................4 B. Kepemimpinan..............................................................................................6 1. Pola Kepemimpinan ..................................................................................6 C. Strategi Kepemimpinan Vuca Rumah Sakit Dalam Pandemi Covid-19.......8 BAB III. PENUTUP .............................................................................................14 A. Kesimpulan..................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15
  • 3. 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi bisnis yang bergerak di bidang pelayanan jasa dengan banyak keunikan yang tidak ditemukan pada organisasi atau bisnis lainnya. Rumah sakit juga dikenal sebagai badan usaha yang padat karya, padat modal, padat teknologi dan padat konflik secara internal dan eksternal. Situasi ini menyebabkan rumah sakit sangat membutuhkan fleksibilitas organisasi dan kepemimpinan yang kuat sehingga tetap dapat bertahan dan berdaya saing, secara khusus pada saat situasi pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang ini. Pandemi COVID-19 telah menambah kerumitan dan konflik yang harus dihadapi rumah sakit seperti kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis dan perawat, kurangnya pemahaman tentang tata cara pengobatan dan penanganan pasien COVID-19, penurunan kunjungan pasien yang drastis karena kebijakan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran dan informasi yang simpang siur tentang penularan COVID-19 kepada masyarakat. Menghadapi situasi yang tidak mudah saat ini, apa saja yang perlu dilakukan oleh rumah sakit sebagai organisasi? Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan para pimpinan rumah sakit agar rumah sakit tetap dapat memberikan pelayanan dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan para dokter, perawat dan karyawan lainnya? Apakah perlu membuka unit pelayanan baru khusus untuk pasien COVID-19? Dan hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk efisiensi biaya operasional selama pandemi masih berlangsung? Setiap pemimpin unit kerja rumah sakit penting harus menyadari bahwa corona virus adalah pandemi yang berdampak pada krisis yang tidak mudah. Dampak dari pandemi dalam segala segi kehidupan seperti keselamatan dan kesehatan para tenaga medis dan karyawan rumah sakit, penurunan kunjungan pasien, biaya operasional rumah sakit yang tinggi karena pembelian APD yang mahal dan pemakaian yang cukup banyak demi mencegah penularan, dan penutupan beberapa unit pelayanan karena beberapa tenaga medis tidak bersedia melakukan pelayanan dan memilih untuk cuti yang pada ujungnya mempengaruhi kinerja keuangan. Semua masalah dan situasi ini tidak dapat dengan mudah diselesaikan. Keberhasilan menangani kesulitan-kesulitan di masa lalu tidak dapat disamakan dalam menghadapi situasi seperti yang terjadi saat ini. Rumah sakit saat
  • 4. 2 ini berada dalam lingkungan yang bergejolak dengan perubahan (Volatility), ketidakpastian (Uncertainty), kompleksitas (Complexity), dan ketidakjelasan (Ambiguity). Tingkat perubahan yang terjadi lebih besar daripada kemampuan untuk meresponsnya. Adanya pergeseran perubahan yang sangat drastis dan bergejolak dalam dunia saat ini juga memerlukan pola pikir kepemimpinan yang baru, dan metode manajemen kepemimpinan tradisional tak lagi cukup. Oleh karena itu, pemimpin rumah sakit perlu melangkah maju dan memimpin dengan cara yang tidak diajarkan di dunia pendidikan. Pemimpin rumah sakit harus mampu mengajukan berbagai jenis pertanyaan, melihat dari berbagai perspektif, mengembangkan visi sistemik, dan melihat alternative solusi pemecahan masalah yang dapat diwujudkan. Pemimpin tidak dapat lagi terfokus pada kemungkinan yang didasarkan pada sekedar asumsi, tetapi menjadi sangat penting untuk berani melihat peluang-peluang lain yang mungkin diraih. Pelibatan semua orang untuk berpikir bersama menjadi penting agar rumah sakit tetap dapat berjalan tanpa menimbulkan chaos. Keyakinan bahwa prinsip kepemimpinan dengan pola top-down akan menimbulkan stabilitas harus ditinggalkan. Dalam krisis COVID-19 yang ditandai dengan ketidakpastian, para pemimpin menghadapi masalah yang tidak dikenal dan kurang dipahami. Sekelompok kecil eksekutif di tingkat tertinggi organisasi tidak dapat mengumpulkan informasi atau membuat keputusan dengan cukup cepat untuk merespons secara efektif. Para pemimpin dapat memobilisasi pelayanan rumah sakit dengan lebih baik dengan menetapkan prioritas yang jelas untuk respons dan memberdayakan orang lain untuk menemukan dan menerapkan solusi yang melayani prioritas tersebut. B. Tujuan 1. Mengetahui bagaimana pola kepemimpinan yang bisa di terapkan di Rumah Sakit. 2. Mengetahui bagaimana strategi kepemimpinan di Rumah Sakit dalam kondisi pandemi Covid-19.
  • 5. 3 BAB II. ISI A. Organisasi 1. Pengertian Menurut Rifa’i & Fadhli (2013) istilah organisasi (organization) perpaduan seluruh unsur manusia dan non manusia yang memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi tujuan sama. Organisasi bersifat terbuka karena organisasi meliputi orang dan tujuan-tujuan yang merupakan hasil usaha kumpulan orang untuk mencapai kinerja, hasil, dan menjadi arah yang benar sebagai sistem sosial. Sedangkan menurut Budhiarto et.al (2014), organisasi autentik merupakan wadah sosial yang memiliki perilaku, struktur, dan proses, yang didasari oleh kemampuannya menemukan kesejatian dalam rangka mencapai tujuan serta menghadapi perubahan lingkungan Kajian tentang organisasi umumnya membahas tiga dimensi dalam kerangka berpikirnya, yaitu tentang perilaku, struktur, dan proses (Gibson et al., 2012). Organisasi saat ini berada dalam lingkungan dinamis dengan karakteristik perubahan yang sangat cepat (Volatility), tidak menentu (Uncertainty), beragam (Complexity), dan tidak jelas (Ambiguity), yang sering disebut dengan istilah “VUCA world”. VUCA world dihadapi oleh organisasi umumnya melalui dua pendekatan, yaitu dengan menyesuaikan diri dan menemukan esensi. Organisasi melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi perubahan adalah dengan aktivitas-aktivitas produktif seperti belajar terus menerus/pengembangan diri, memunculkan ide baru, merespons perubahan secara produktif, dan melakukan inovasi (Dai & De Meuse, 2013). Setiap organisasi harus belajar dan berjuang untuk bertahan dalam perubahan- perubahan yang terjadi dalam organisasinya dan salah satu strategi bisnis dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan adalah dengan cara mengutamakan fleksibilitas, adaptif, dan produktivitas. Keunggulan kompetitif bersumber dari kemampuan suatu organisasi untuk belajar lebih cepat daripada perubahan lingkungan. Organisasi yang mampu mendesain dirinya menjadi organisasi pembelajaran (learning organisation) dinilai akan tetap kompatibel dan relevan menghadapi perubahan lingkungan (Luthans, 2011). Dan pada akhirnya, organisasi pembelajaran akan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja finansial organisasi (De
  • 6. 4 Meuse et.al, 2012). Meskipun demikian terdapat keterbatasan dalam desain organisasi pembelajaran, yang nampaknya masih lebih mengutamakan pada elemen-elemen kognitif, belum memberikan perhatian yang cukup pada elemen afektif, yaitu dimensi emosi manusia. Di samping penyesuaian diri, VUCA world juga dihadapi dengan menemukan dan melestarikan esensi organisasi, yakni nilai-nilai utama (core values) serta tujuan utama (core purpose) yang relatif tetap. Esensi organisasi ini tidak mudah berubah seiring berjalannya waktu. Perubahan terjadi pada praktik-praktik operasional dan kultural (cultural & operating practices), sasaran dan strategi organisasi yang spesifik (specific goals & strategies) dalam menghadapi perubahan lingkungan (Gyekye, et.al, 2015). Esensi organisasi perlu digali, ditemukan, disadari, dijaga, dan dikembangkan agar perubahan lingkungan (VUCA world) dapat diantisipasi secara tepat. 2. Prinsip-Prinsip Organisasi Prinsip-prinsip organisasi dari Henry Fayol (Rifaí & Fadhli, 2013), dijabarkan sebagai berikut: a) Pembagian Tugas (Division of Work). Division of Work atau pembagian tugas yang jelas untuk setiap individu dalam organisasi atau manajemen untuk membangun sebuah pengalaman dan terus mengasah keahliannya sehingga pada akhirnya setiap individu menjadi lebih produktif dan menguntungkan. b) Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility) Wewenang dan tanggung jawab melekat dalam pemberian tugas setiap individu. Dengan adanya wewenang dan tanggung jawab, setiap individu mampu memahami batas-batas kewenangan dan tanggung jawabnya sehingga terjadi koordinasi yang baik. Tanggung jawab dan wewenang terbesar ada pada pimpinan tertinggi, oleh karena itu pimpinan tertinggi harus memiliki keahlian dan sifat kepemimpinan yang efektif. c) Disiplin (Discipline) Disiplin berhubungan erat dengan wewenang seseorang. Seseorang yang memiliki wewenang, wajib hukumnya untuk menanamkan rasa disiplin terhadap dirinya sehingga memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Disiplin dalam hal ini mencakup kepatuhan terhadap
  • 7. 5 aturan organisasi, kesiapan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, serta kesungguhan untuk menjadi bagian dari organisasi. d) Kesatuan Perintah (Unity of Command) Kesatuan perintah artinya bahwa setiap orang memiliki atasan/pimpinan yang jelas dan tidak boleh lebih dari satu sehingga bawahan dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Bawahan hendaknya mengetahui siapa atasannya, kepada siapa dia melapor dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. e) Kesatuan Pengarahan (Unity of Direction) Kesatuan Pengarahan artinya bahwa setiap departemen memiliki tujuan yang sama dengan perencanaan dan sasaran yang jelas. Dengan adanya pengarahan untuk mencapai sasaran tertentu, diharapkan setiap individu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tujuan organisasi tercapai. f) Subordinasi Kepentingan Perseorangan terhadap Kepentingan Umum (Subordination of Individual Interest to General Interest) Dalam bekerja, setiap individu harus mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi dan keluarganya. Oleh karena itu, setiap individu harus memiliki kesadaran bahwa dalam melaksanakan tugasnya, kepentingan organisasi menjadi prioritas. g) Penggajian (Remunerasi) Penggajian atau pembayaran upah semaksimal mungkin dilaksanakan secara adil dan memberikan kepuasan kepada setiap individu. Dengan adanya sistem penggajian yang memuaskan dan adil, individu akan termotivasi memberikan kontribusi kerjanya seoptimal mungkin. h) Pemusatan (Centralization) Adanya pemusatan kewenangan dan tanggung jawab yang membuat semua individu memahami batas kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing. Dan pusat kewenangan dan tanggung jawab tertinggi ada pada manajemen puncak yang bertanggungjawab penuh terhadap seluruh pengembangan organisasi. i) Rangkaian Perintah (Chain of Command) Perlunya hirarki pemberian perintah mulai dari tingkatan tertinggi sampai paling bawah sehingga tidak terjadi kebingungan dalam
  • 8. 6 pelaksanaan operasional. Setiap orang menjalankan perintah sesuai hirarkinya masing-masing. j) Ketertiban (Order) Bahwa situasi yang tertib akan membuat semua orang dapat bekerja dengan baik. Untuk itu perlu adanya kedisplinan yang tinggi dari setiap individu dalam organisasi sehingga tercipta ketertiban kerja dan menghasilkan situasi kerja yang nyaman. k) Keadilan (Equity) Keadilan yang terjadi dalam organisasi akan memunculkan loyalitas dan ketaatan karyawan. Dengan adanya keadilan, setiap pimpinan memperlakukan bawahan dengan baik sebagai mitra kerja. l) Stabilitas Jabatan dalam Kepegawaian (Stability of Tenur of Personel) Perputaran karyawan yang tinggi akan mempengaruhi stabilitas kerja karena kemampuan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan tugas dan lingkungan kerja tidak mudah. Dengan adanya kenyamanan, jenjang karier yang jelas dan situasi kerja yang kondusif diharapkan stabilitas jabatan akan terjamin. m) Inisiatif (Inisiative) Salah satu unsur penting kepemimpinan manajer adalah kemampuan untuk membangkitkan inisiatif bawahannya. Inisiatif yang berasal dari bawahan akan dapat membantu manajemen mengembangkan produktivitas. Dengan demikian, inisiatif karyawan hendaknya mendapat penghargaan dari manajemen. n) Semangat Kesatuan (Esprit de Corps) Semangat kesatuan merupakan unsur utama kerjasama yang harus dimiliki oleh setiap karyawan sehingga setiap orang melihat bahwa yang lain memberikan sumbangan yang sama dirinya dalam pengembangan organisasi. B. Kepemimpinan 1. Pola Kepemimpinan Pemimpin merupakan inti dari manajemen. Hal ini berarti bahwa tujuan organisasi dapat tercapai jika memiliki pimpinan yang handal dan efektif. Kualitas seorang pemimpin yang dibutuhkan antara lain: memiliki keahlian memimpin, kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
  • 9. 7 sekelompok orang untuk melakukan aktivitas tertentu, mampu membuat perencanaan, mengkoordinir, mengawasi, mengontrol dan memimpin bawahan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Dai dan De Meuse (2013) gaya kepemimpinan seorang manajer didasarkan pada orientasi tugas dan karyawan. Seorang manajer yang berorientasi terhadap tugas akan mengutamakan keberhasilan dari pekerjaan yang harus dicapai tanpa mempertimbangkan kemampuan bawahannya. Sedangkan seorang manajer yang yang berorientasi kepada karyawan, akan mengikutsertakan bawahannya dalam pengambilan keputusan, sehingga tercipta rasa saling percaya dan saling menghargai. Sedangkan menurut Azzaini (2018) pemimpin harus menyadari perubahan yang begitu cepat terjadi di luar dirinya dan tidak berbangga dengan pencapaian masa lalu. Pemimpin yang tidak tanggap dengan adanya perubahan di luar dirinya akan mengalami kematian. Oleh karena itu, kepemimpinan pada saat ini membutuhkan strategi yang baru dan mampu mengikuti perubahan yang terjadi dengan melibatkan tim dan kekuatan yang dimilikinya. Demikian halnya rumah sakit. Kepemimpinan dalam rumah sakit memerlukan pemimpin-pemimpin yang dapat berorientasi terhadap tugas dan sekaligus karyawan. Pemimpin dalam hal ini adalah mulai dari kepala unit kerja sampai pada jabatan direksi rumah sakit. Semua pimpinan harus memiliki modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuan mendasar yang menyangkut kehidupan organisasi rumah sakit yakni: a) Tujuan Rumah Sakit. Setiap pimpinan harus mengetahui tujuan dari pendirian rumah sakit yang harus dijabarkan dalam rencana strategis rumah sakit. Dengan mengetahui tujuan rumah sakit, maka setiap pimpinan diharapkan mampu membawa bawahannya untuk mencapai tujuan rumah sakit. b) Visi. Setiap pimpinan harus memahami visi rumah sakit dan mampu mendukung visi tentang rumah sakit dengan memiliki strategi untuk mengembangakan rumah sakit dan meningkatkan kepuasan pasien dan pelanggan sehingga tetap menjadi rumah sakit pilihan bagi setiap pelanggan yang pernah menerima pelayanannya.
  • 10. 8 c) Misi. Rumusan misi rumah sakit yang mendukung visi harus dikuasai oleh semua pimpinan. Pemahaman akan misi membuat setiap pimpinan dapat mempengaruhi setiap bawahannya untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan konkrit yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan rumah sakit. d) Nilai-Nilai Nilai-nilai rumah sakit menjadi pedoman bagi setiap pimpinan dalam menjalankan tugasnya dan nilai-nilai rumah sakit menjadi nilai-nilai setiap karyawan yang bekerja di rumah sakit. Misalnya, nilai ketelitian, mutu pelayanan, keselamatan pasien dan keluarganya, dan loyalitas. Semua nilai-nilai ini seyogyanya menjadi milik karyawan terutama milik para pimpinan. e) Kebijakan. Rumah sakit memiliki berbagai kebijakan yang dirumuskan oleh pimpinan untuk menjadi pedoman pelaksanaan tugas setiap bahawan sehingga semua orang memiliki pemahaman yang sama. f) Standar Prosedur Operasional (SPO) Rumah sakit juga harus memiliki standar prosedur operasional yang menjadi petunjuk teknis bagaimana bawahan melaksanakan tugas pelayanan terhadap pasien dan keluarganya sehingga semua orang memberikan pelayanan yang sama dan pada akhirnya dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan. C. Strategi Kepemimpinan Vuca Rumah Sakit Dalam Pandemi Covid-19 Saat ini, semua rumah sakit mengalami perubahan lingkungan (VUCA world) yang membutuhkan fleksibilitas organisasi sebagai strategi adaptasi dan menemukan esensi-nya untuk dapat memperbaharui dan melakukan reformasi dalam mencapai tujuannya dan mempertahankan operasionalnya. Bentuk organisasi yang dibuat bisa dievaluasi kembali berdasarkan fungsi yang diperlukan untuk mengatasi krisis yang sedang terjadi. Misalnya perlunya dibentuk tim medis, komunikasi masyarakat, work from home, financial, supply chain. Membentuk jaringan tim terdiri dari kumpulan kelompok fungsional ini yang dengan mudah beradaptasi, yang disatukan oleh tujuan
  • 11. 9 bersama dan bekerjasama dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh individu dalam satu tim yang berkolaborasi. Menghadapi krisis pandemi COVID-19 seperti saat ini, rumah sakit membutuhkan pemimpin yang tanggap. Pemimpin yang tanggap krisis akan mampu menyatukan tim di belakang satu tujuan dan memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari situasi yang penuh kepenatan dan berpikir jernih tentang bagaimana menavigasi kondisi yang ada. Selain pemimpin yang tanggap, organisasi juga membutuhkan pemimpin yang mampu menciptakan ketenangan dan rendah hati. Kualitas penting lainnya adalah “optimis realistis,” atau kepercayaan diri yang dikombinasikan dengan sikap realistis. Di awal krisis, jika para pemimpin menunjukkan kepercayaan yang berlebihan meskipun dalam kondisi yang sulit, mereka dapat kehilangan kredibilitas. Pemimpin perlu menunjukkan empati, berurusan dengan tragedi manusia. Empati adalah prioritas pertama yang perlu dilakukan. Saat pandemic COVID-19 ini, pikiran bawahan pertama-tama terfokus kepada kelangsungan hidup mereka sendiri dan kebutuhan dasar lainnya. Karyawan berada dalam situasi cemas akan keselamatan dan kesehatan diri dan keluarganya jika kembali dari tugasnya di rumah sakit. Karyawan juga cemas akan situasi kinerja rumah sakit yang kemungkinan akan berdampak untuk pembayaran gaji mereka bahkan pemutusan hubungan kerja. Para pemimpin tidak boleh menugaskan staf hukum dan hubungan masyarakat (HUMAS) untuk menjawab kekhawatiran dan kecemasan karyawan ini. Krisis adalah saat yang paling penting bagi para pemimpin untuk menegakkan aspek penting dari peran mereka untuk membuat perbedaan positif dalam kehidupan manusia. Menghadapi situasi COVID-19 saat ini, semua rumah sakit mengalami penurunan kunjungan pasien karena beberapa dokter tidak bersedia untuk praktek sehingga beberapa pelayanan terpaksa ditutup. Ketakutan ini disebabkan karena banyaknya tenaga medis yang sudah meninggal akibat terinfeksi COVID-19. Hal ini juga diperburuk karena langkanya ketersediaan APD yang standar di pasaran dan sangat mahal sehingga biaya operasional rumah sakit meningkat. Selain masalah internal, kebijakan pemerintah untuk pembatasan wilayah dan himbauan untuk menunda ke rumah sakit semakin membuat rumah sakit tidak mampu untuk membiaya operasionalnya sehari- hari termasuk membayar tenaga SDM-nya.
  • 12. 10 Seorang pemimpin pada saat ini dihadapkan untuk melakukan tindakan cepat melakukan analisa terhadap kunjungan pasien dan kondisi pelayanan rumah sakit akibat pandemi sendiri. Setiap pemimpin rumah sakit harus menyadari juga bahwa pandemi ini akan berdampak signifikan terhadap penurunan kinerja keuangan. Dalam situasi ini, semua pimpinan harus memikirkan efisiensi dalam segala segi termasuk efisiensi SDM dengan melakukan analisa beban kerja dan pemutusan hubungan kerja. Para pemimpin rumah sakit dapat melawan VUCA dengan menerapkan strategi kepemimpinan VUCA (Vision, Understanding, Courage, dan Adaptibility) dalam versi lain (Huang, 2014). Volatility (Pergejolakan) dihadapi dengan fleksibiltas, Uncertainty (Ketidakpastian) dengan pemahaman, Complexity (Kompleksitas) dengan membangun koneksi, dan Ambiguity (Ambiguitas) dengan agility (kelincahan). Strategi kepemimpinan VUCA (Azzaini, 2018) adalah sebagai berikut: 1. Vision (Visi). Para pemimpin rumah sakit harus memiliki visi yang jelas untuk perusahaan mereka. Dengan begitu, arah dan tujuan perusahaan akan jelas dan tak akan begitu terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa eksternal. 2. Understanding (Pemahaman). Setelah menentukan visi, pemimpin rumah sakit perlu memahami kemampuan dan strategi rumah sakit untuk mewujudkan visi tersebut. Ia harus mampu membawa rumah sakit mendapatkan profit, meskipun keadaan berubah dengan cepat seolah ingin menjatuhkan rumah sakitnya. Pemimpin ruamh sakit saat ini tidak hanya mendengarkan pendapat dan informasi yang sesuai dengan pandangannya. Ia harus memanfaatkan berbagai informasi dan pendapat dari beragam sudut pandang. Para pemimpin harus dapat mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sisi baik itu pelanggan eksternal maupun pelanggan internal. Dan jika memungkinkan, ia pun harus melibatkan pelanggan, karyawan, dan pihak terkait untuk memastikan bahwa mereka bergerak untuk visi yang sama. 3. Courage (Keberanian). Pemimpin rumah sakit saat ini juga wajib memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan-tantangan dan mengambil keputusan penuh risiko. Ia harus mampu melawan arus untuk menghadapi perubahan dinamis di dunia saat ini. Era ini akan
  • 13. 11 dimenangkan oleh pemimpin yang berani mengambil resiko dengan pertimbangan matang. 4. Adaptibility (Kemampuan beradaptasi). Tak hanya berani, pemimpin rumah sakit saat ini juga harus memiliki kemampuan adaptasi yang baik di lingkungan yang berubah dengan cepat ini. Mereka dituntut untuk punya sifat fleksibel agar bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan eksternal tanpa harus mengubah arah strategi awal. Saat ini bukan lagi waktu untuk melanjutkan cara rekayasa keuangan yang sering dilakukan dalam dekade terakhir. Sebaliknya, pemimpin membutuhkan rencana-rencana darurat sekaligus mempertahankan neraca yang kuat untuk menghadapi peristiwa tak terduga. Dengan munculnya pandemi ini, para pemimpin rumah sakit harus tetap fokus pada misi dan target mereka, serta memiliki keberanian untuk menciptakan strategi baru yang mampu membangun kekuatan mereka. Ketidakmampuan pimpinan untuk meninggalkan nilai-nilai lama yang tak lagi berfungsi di era dinamis ini, rumah sakit akan terisolasi dan gagal beradaptasi, kemudian akan berakhir dengan kegagalan. Hal-hal yang bisa dilakukan sebagai fleksibilitas rumah sakit dan kepemimpinan dalam menyelesaikan situasi pandemi, yakni: 1. Tim Eksekutif Membentuk tim/kelompok kecil eksekutif di tingkat tertinggi rumah sakit yang terdiri dari berbagai profesi dan elemen pelayanan rumah sakit yang bertugas untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan dengan cepat dalam usaha mengatasi masalah yang dihadapi. Kelompok inilah yang memberikan respon top-down yang efektif yang dapat menimbulkan stabilitas pelanggan maupun karyawan. Contoh: membuka unit pelayanan baru khusus penanganan covid-19, memotivasi dokter-dokter spesialis untuk tetap membuka praktek, menjamin ketersediaan APD sehingga para tenaga medis dan perawat tetap merasa nyaman dalam memberikan pelayanan kepada pasien, memberikan jaminan pembayaran gaji karyawan selama masa pandemi, dll. 2. Optimis & Realistis Optimisme yang realistis atau kepercayaan diri yang dikombinasikan dengan sikap realistis seorang pemimpin mampu menciptakan ketenangan. Setiap hari, pemimpin harus menjadi orang yang pertama menyapa dan memberikan arahan di pagi hari serta pembaharuan di malam hari.
  • 14. 12 Pemimpin yang tanggap krisis mampu menyatukan tim, namun fleksibel untuk melepaskan diri dari situasi yang penuh kepenatan dan berpikir jernih tentang bagaimana menavigasi kondisi yang ada. Pemimpin harus mampu memberikan energy positif terhadap semua bawahan sehingga pelayanan tetap berjalan dengan baik dan produktivitas karyawan tetap terjamin. 3. Motivasi Tenaga Medis Core bisnis rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilaksanakan para dokter dan perawat. Adanya keputusan tenaga medis untuk tidak melakukan pelayanan sehingga mengakibatkan beberapa pelayanan ditutup pada akhirnya mempengaruhi pendapatan rumah sakit. Oleh karena itu, pimpinan rumah sakit perlu berdiskusi dengan para tenaga medis untuk mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi oleh rumah sakit. Para tenaga medis diharapkan dapat kembali melakukan pelayanan seperti biasanya. Tentu saja hal ini harus didukung dengan fasilitas berupa penyediaan APD standar yang membuat para tenaga medis tetap merasa nyaman dan tenang melakukan tindakan dan prosedur pelayanan yang efektif untuk mencegah penularan COVID-19 tersebut. 4. Efisiensi Biaya Dalam situasi krisis seperti sekarang, diperlukan seorang pemimpin yang mampu menganalisa dan mengambil tindakan konkrit untuk membuat kajian terhadap masalah yang dihadapi. Pemimpin harus mampu melihat kiat-kiat praktis mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan sehingga rumah sakit tetap dapat berjalan dan mencapai target yang sudah ditetapkan. Efisiensi dapat dilakukan mulai dari pengurangan pemakaian fasilitas rumah sakit, efisiensi sumber daya manusia (SDM) dan efisiensi dari sisi organisasinya. Kemampuan analisa dan kejelian melihat peluang sangat dibutuhkan sehingga masalah yang terjadi menjadi peluang untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit. 5. Kebijakan dan komunikasi efektif Situasi yang serba tidak pasti dan informasi yang tidak tepat, dapat mengakibatkan situasi rumah sakit tidak kondusif. Oleh karena itu, jika ada kebijakan atau pedoman baru terkait penanganan COVID-19, hendaknya dikomunikasikan secara efektif dan dipastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama dengan manajemen. Situasi sulit menjadi
  • 15. 13 keprihatinan bersama dan bergerak bersama untuk mencari jalan keluar dari kerumitan yang sedang dialami. Empat hal di atas bukan hal yang baru bagi seorang pemimpin rumah sakit. Dalam membangun dan mengelola rumah sakit, pemimpin rumah sakit tentulah telah mengalami banyak badai selama tahun-tahun dan bahkan ada yang jauh lebih buruk daripada situasi pandemi ini. Namun, dengan wabah pandemi ini seluruh pemimpin rumah sakit belajar agar memiliki kemampuan antisipasi, analisa yang tepat terhadap suatu masalah, tindakan konkrit yang cepat dan tepat dan koordinasi yang baik sehingga pelayanan dan target dapat tercapai. Sudah saatnya merangkul teknologi untuk meningkatkan daya saing rumah sakit dengan meningkatkan kemampuan SDM yang dimilikinya terutama para pimpinan mulai dari pimpinan unit paling bawah sampai paling atas.
  • 16. 14 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan Situasi pandemi COVID-19 sebagai wabah global telah mempengaruhi seluruh lini kehidupan seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Segala sesuatu berubah secara cepat dan sering tidak bisa diantisipasi secara tepat sampai kapan pandemi ini akan berlangsung. Semua orang pertama-tama berusaha untuk melindungi diri dan keluarganya. Kecemasan akan keselamatan diri dan keluarganya diperburuk dengan adanya berita-berita dan informasi yang tidak benar. Rumah sakit sebagai bisnis yang seharusnya tidak berdampak karena penderita COVID-19 harusnya menjadi faktor utama pelayanan rumah sakit, turut mengalami penurunan kinerja keuangan dan harus melakukan berbagai efisiensi. Adanya ketakutan para tenaga medis, peraturan dan kebijakan pemerintah, serta ketakutan masyarakat untuk mencari kesembuhan ke rumah sakit membuat rumah sakit menjadi sepi. Langka dan mahalnya APD standar di pasaran seperti masker dan peralatan lainnya membuat para tenaga medis semakin merasa tidak nyaman melakukan pelayanan. Dalam situasi krisis seperti ini, pimpinan rumah sakit dituntut untuk mampu melakukan fleksibilitas organisasi dan kepemimpinan. Pimpinan harus memiliki strategi VUCA yang memungkinkannya melakukan tindakan- tindakan cepat untuk menganalisa, mengantisipasi keadaan dan melakukan perubahan dalam pelayanan rumah sakitnya. Kemampuan itulah yang dapat membuat rumah sakit tetap mampu melakukan pelayanannya dan bertahan dalam berbagai kesulitan dan masalah. Masalah yang ada justru harus dijadikan peluang untuk pengembangan dan peningkatan kemampuan untuk tetap bertahan dan berdaya saing.
  • 17. 15 DAFTAR PUSTAKA Azzaini, J. (2018). Pemimpin Harus Punya VUCA: Vision, Understanding, Clarity, dan Agility. https://kumparan.com/jamil-azzaini/vuca-vs-vuca. Budiharto, S., Himam, F., Riyono, B., dan Fahmi, A. (2019). A Meta-Ethnography Study of Authentic Organization. Buletin Psikologi. ISSN 0854-7106, Vol. 27, No. 2, 159 – 172. Dai, G & De Meuse, K.P. (2013). Types of Leaders Across the Organizational Hierarchy:A Person-Centered Approach. Human Performance, 26:150– 170, 2013. De Meuse, K.P., Dai, G & Swisher V.V, (2012). Leadership Development: Exploring, Clarifying, and Expanding Our Understanding of Learning AgilityIndustrial and Organizational Psychology, 280–315. Society for Industrial and Organizational Psychology, 1754-9426/12. Gibson, James L., Donnelly Jr, James H., Ivancevich, John M., Konopaske, Robert. (2012). Organizationa Behavior, Structure, Processes, Fourteenth Edition (International Edition).1221 Avenue of The Americas, New York, NY 10020: McGraw-Hill. Gyekye, Seth Ayim., Haybatollahi, Mohammad. (2015). Organizational citizenship behaviour: An empirical investigation of the impact of age and job satisfaction on Ghanaian industrial workers. International Journal of Organizational Analysis, Vol. 23 (2) 285 – 301. Retrieved from Emerald Insight Journal Database. Huong, H. (2014). Change Management for Sustainability, Business Expert Press. ProQuest Ebook Central, http://ebookcentral.proquest.com/lib/mercubuana/detail.action?docID=17 02428. Kaplan, R., & Kaiser, R. (2006). The versatile leader. San Francisco, CA: Wiley. Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior: An Evidence- Based Approach (12𝑡ℎ ed.). 1221 Avenue of The Americas, New York, NY 10020: McGraw-Hill/ Irwin. Rifa’i, H.M & Fadhli, M. 2013. Manajemen Organisasi. Bandung: Penerbit Cita Pustaka Media Perintis.