SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Power supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istrilah catu daya berfungsi
untuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa beberapa bentuk tegangan
dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik. Sistem catu-daya modern saat
ini bekerja dalam mode pensaklaran, switching, dan mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem catu-daya linier. Salah satu komponen utama dari sistem catu
daya mode pensaklaran adalah konverter DC-DC yang akan penulis bahas pada artikel
berikut ini.
Gambar 1 Catu Daya Linier Sederhana
Secara umum, konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversikan daya listrik searah (DC) ke
bentuk daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau tegangan, atau dua-duanya. Ada
lima rangkaian dasar dari konverter DC-DC non-isolasi, yaitu buck, boost, buck-boost, cuk,
dan sepic.
Pada artikel ini akan dibahas paparan dasar mengenai kelima topologi rangkaian konverter
DC-DC ini. Ada banyak perkembangan pesat topologi baru konverter DC-DC dan juga di
bidang teknologi saklar semikonduktor, teknik untuk mengurangi rugi-rugi penyaklaran,
penentuan tapis, dan rangkaian kendalinya.
DASAR TEORI
Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang mengubah tegangan AC
tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan
ataupun pengurangan daya masukan selama pengkonversian bentuk energi listriknya,
sehingga secara ideal persamaan dayanya dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut :
Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang tak
terisolasi. Kata ’isolasi’ disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (isolasi
galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter DC-DC. Beberapa
sumber menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak terisolasi dengan istilah direct
converter, dan konverter yang terisolasi dengan istilah indirect converter.
TOPOLOGI PENURUN TEGANGAN (BUCK CONVERTER)
Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikan tegangan
masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar
2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode),
kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.
Gambar 2 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar aktif
(MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar
aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang menutup setiap
saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu
penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai
faktor daya ini tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang
lebih tinggi, saklar akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi
konverter turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-
DC yang terisolasi atau topologi yang dilengkapi dengan trafo.
Tegangan rata-rata buck converter
Persamaan tegangan buck converter
Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter keluaran
konverter DC-DC. Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus
keluran konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor (L) yang nilainya akan semakin
kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran. Riak arus keluaran konverter DC-DC
akan bernilai maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) = 0,5.
Analisis riak arus buck
Gambar dibawah ini adalah kondisi arus yang mengalir di tapis induktor pada saat konverter
DC-DC bekerja pada kondisi kritis. Yang dimaksud dengan kondisi kritis disini adalah
kondisi dimana arus di induktor mengalir ke beban sampai tepat bernilai nol pada saat
saklar OFF, atau induktor bekerja sebagai sumber arus. Dari gambar terlihat bahwa arus
yang mengalir di induktor sebanding dengan nilai dari riak arus keluaran. Pada kondisi ini,
dari gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata sebanding dengan 1/2 riak arus
puncak ke puncak yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Penyaklaran pada kondisi kritis
Bentuk gelombang kondisi diskontinu
TOPOLOGI PENAIK TEGANGAN (BOOST CONVERTER)
Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi
dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan.
Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin
angin.
Skema konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4, dimana komponen
utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor, dan kapasitor. Jika saklar MOSFET pada
kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga menyebabkan energi yang
tersimpan di induktor naik. Saat saklar MOSFET terbuka, arus induktor ini akan mengalir
menuju beban melewati dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio
antara tegangan keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio
antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari
konverter boost adalah mampu menghasilkan arus masukan yang kontiniu.
Gambar 3 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost
Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini diserikan dengan
penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada arus sumber penyearah dioda. Atau dengan
kata lain, arus sumber mempunyai bentuk gelombang mendekati sinusoidal dengan faktor daya sama dengan
satu.
Gambar 4 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor daya satu)
Persamaan umum boost
Persamaan riak arus boost
Efek Parasitik Komponen
TOPOLOGI PENURUN-PENAIK TEGANGAN (BUCK-BOOST CONVERTER)
Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah atau lebih
tinggi daripada sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat pada gambar 4. Rangkaian
kontrol daya penyaklaran akan memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF maka arus
akan mengalir ke induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar MOSFET
ON energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara seperti ini,
nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu
pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini bisa
menghasilkan nilai rata-rata tegangan keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun lebih rendah
daripada tegangan sumbernya.
Gambar 5 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck-boost
Persamaan umum dan persamaan riak arus keluaran buck boost
Masalah utama dari konverter buck-boost adalah membutuhkan tapis induktor dan
kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena konverter
dengan topologi seperti ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu
diperhatikan juga disini adalah tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif
atau berkebalikan dengan sumber tegangan masukan.

More Related Content

What's hot (19)

Ppt modul 12
Ppt modul 12Ppt modul 12
Ppt modul 12
 
Ppt modul 24
Ppt modul 24Ppt modul 24
Ppt modul 24
 
Pembuatan alat catu daya
Pembuatan alat catu dayaPembuatan alat catu daya
Pembuatan alat catu daya
 
Ppt modul 13
Ppt modul 13Ppt modul 13
Ppt modul 13
 
Pengenalan dasar panel listrik
Pengenalan dasar panel listrikPengenalan dasar panel listrik
Pengenalan dasar panel listrik
 
Fly Back Type SMPS
Fly Back Type SMPSFly Back Type SMPS
Fly Back Type SMPS
 
2. jenis jenis panel listrik
2. jenis jenis panel listrik2. jenis jenis panel listrik
2. jenis jenis panel listrik
 
Analisis sinyal kecil
Analisis sinyal kecil Analisis sinyal kecil
Analisis sinyal kecil
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik
 
Fungsi dan komponen panel listrik
Fungsi dan komponen panel listrikFungsi dan komponen panel listrik
Fungsi dan komponen panel listrik
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 
Analisis sinyal kecil m. ikhsan fakhri
Analisis sinyal kecil m. ikhsan fakhriAnalisis sinyal kecil m. ikhsan fakhri
Analisis sinyal kecil m. ikhsan fakhri
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
 
Ppt modul 25
Ppt modul 25Ppt modul 25
Ppt modul 25
 
Ppt modul 9
Ppt modul 9Ppt modul 9
Ppt modul 9
 
Simbol komponen
Simbol komponenSimbol komponen
Simbol komponen
 
Ppt modul 2
Ppt modul 2Ppt modul 2
Ppt modul 2
 

Similar to KONVERTER DC-DC DASAR (20)

Ppt modul 23
Ppt modul 23Ppt modul 23
Ppt modul 23
 
Ppt modul 24
Ppt modul 24Ppt modul 24
Ppt modul 24
 
Power supply
Power supplyPower supply
Power supply
 
Materi+elektronika+daya+(komponen+elektronika+daya+2)
Materi+elektronika+daya+(komponen+elektronika+daya+2)Materi+elektronika+daya+(komponen+elektronika+daya+2)
Materi+elektronika+daya+(komponen+elektronika+daya+2)
 
Ppt modul 22
Ppt modul 22Ppt modul 22
Ppt modul 22
 
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.pptRANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
 
Presentasi Elektronika Daya
Presentasi Elektronika DayaPresentasi Elektronika Daya
Presentasi Elektronika Daya
 
Materi bab 3 hpf
Materi bab 3 hpfMateri bab 3 hpf
Materi bab 3 hpf
 
Smpsproject
SmpsprojectSmpsproject
Smpsproject
 
Ppt modul 8
Ppt modul 8Ppt modul 8
Ppt modul 8
 
Gambar less
Gambar lessGambar less
Gambar less
 
Catu daya
Catu dayaCatu daya
Catu daya
 
Ppt modul 15
Ppt modul 15Ppt modul 15
Ppt modul 15
 
Ppt modul 15
Ppt modul 15Ppt modul 15
Ppt modul 15
 
Ppt modul 17
Ppt modul 17Ppt modul 17
Ppt modul 17
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
 
Ppt modul 15
Ppt modul 15Ppt modul 15
Ppt modul 15
 
Ppt modul 15
Ppt modul 15Ppt modul 15
Ppt modul 15
 
Ppt modul 15
Ppt modul 15Ppt modul 15
Ppt modul 15
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
 

KONVERTER DC-DC DASAR

  • 1. Power supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istrilah catu daya berfungsi untuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa beberapa bentuk tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik. Sistem catu-daya modern saat ini bekerja dalam mode pensaklaran, switching, dan mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem catu-daya linier. Salah satu komponen utama dari sistem catu daya mode pensaklaran adalah konverter DC-DC yang akan penulis bahas pada artikel berikut ini. Gambar 1 Catu Daya Linier Sederhana Secara umum, konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversikan daya listrik searah (DC) ke bentuk daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau tegangan, atau dua-duanya. Ada lima rangkaian dasar dari konverter DC-DC non-isolasi, yaitu buck, boost, buck-boost, cuk, dan sepic. Pada artikel ini akan dibahas paparan dasar mengenai kelima topologi rangkaian konverter DC-DC ini. Ada banyak perkembangan pesat topologi baru konverter DC-DC dan juga di bidang teknologi saklar semikonduktor, teknik untuk mengurangi rugi-rugi penyaklaran, penentuan tapis, dan rangkaian kendalinya. DASAR TEORI Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang mengubah tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan ataupun pengurangan daya masukan selama pengkonversian bentuk energi listriknya, sehingga secara ideal persamaan dayanya dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut : Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang tak terisolasi. Kata ’isolasi’ disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (isolasi galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter DC-DC. Beberapa sumber menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak terisolasi dengan istilah direct converter, dan konverter yang terisolasi dengan istilah indirect converter. TOPOLOGI PENURUN TEGANGAN (BUCK CONVERTER) Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikan tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.
  • 2. Gambar 2 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar aktif (MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang menutup setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC- DC yang terisolasi atau topologi yang dilengkapi dengan trafo. Tegangan rata-rata buck converter Persamaan tegangan buck converter Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter keluaran konverter DC-DC. Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus keluran konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor (L) yang nilainya akan semakin kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran. Riak arus keluaran konverter DC-DC akan bernilai maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) = 0,5. Analisis riak arus buck
  • 3. Gambar dibawah ini adalah kondisi arus yang mengalir di tapis induktor pada saat konverter DC-DC bekerja pada kondisi kritis. Yang dimaksud dengan kondisi kritis disini adalah kondisi dimana arus di induktor mengalir ke beban sampai tepat bernilai nol pada saat saklar OFF, atau induktor bekerja sebagai sumber arus. Dari gambar terlihat bahwa arus yang mengalir di induktor sebanding dengan nilai dari riak arus keluaran. Pada kondisi ini, dari gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata sebanding dengan 1/2 riak arus puncak ke puncak yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Penyaklaran pada kondisi kritis
  • 4. Bentuk gelombang kondisi diskontinu TOPOLOGI PENAIK TEGANGAN (BOOST CONVERTER) Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan. Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin. Skema konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4, dimana komponen utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor, dan kapasitor. Jika saklar MOSFET pada kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga menyebabkan energi yang tersimpan di induktor naik. Saat saklar MOSFET terbuka, arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari konverter boost adalah mampu menghasilkan arus masukan yang kontiniu. Gambar 3 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini diserikan dengan penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada arus sumber penyearah dioda. Atau dengan
  • 5. kata lain, arus sumber mempunyai bentuk gelombang mendekati sinusoidal dengan faktor daya sama dengan satu. Gambar 4 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor daya satu) Persamaan umum boost Persamaan riak arus boost Efek Parasitik Komponen
  • 6. TOPOLOGI PENURUN-PENAIK TEGANGAN (BUCK-BOOST CONVERTER) Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat pada gambar 4. Rangkaian kontrol daya penyaklaran akan memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF maka arus akan mengalir ke induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar MOSFET ON energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara seperti ini, nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini bisa menghasilkan nilai rata-rata tegangan keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun lebih rendah daripada tegangan sumbernya. Gambar 5 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck-boost Persamaan umum dan persamaan riak arus keluaran buck boost Masalah utama dari konverter buck-boost adalah membutuhkan tapis induktor dan kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena konverter dengan topologi seperti ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu
  • 7. diperhatikan juga disini adalah tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif atau berkebalikan dengan sumber tegangan masukan.