1. Dokumen tersebut membahas langkah-langkah pembangunan Zona Integritas (ZI) di lingkungan peradilan, mulai dari pencanangan, penandatanganan pakta integritas, hingga penilaian komponen pengungkit dan hasil untuk meraih status Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani.
2. Ada beberapa kiat khusus yang disebutkan untuk membangun ZI, seperti manajemen perubahan, pen
1. KIAT SUKSES
ZONA INTEGRITAS
Disadur dari Buku
KIAT SUKSES PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN
WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI (WBBM)
Penulis
Dr. H. Amam Fakhrur, S.H., M.H.
Dr. Sugiri Permana, S.Ag., M.H.
Kolaka, 2 Mei 2020
2. ILMAN HASJIM, SHI, MH
Penyadur
Wakil Ketua Pengadilan Agama Kolaka Kelas II
Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Sulawesi
Tenggara
3. Slide ini sengaja dibuat agar lebih mudah memahami isi
buku Kiat Sukses Pembangunan Zona Integritas (ZI)
terbitan PTA Surabaya.
Kemungkinan, problem utama dibanyak satuan kerja
(satker) adalah kurang memahami apa yang harus
dikerjakan, dan memulainya dari mana. Buku ini sangat
jelas dan gamblang. Disertai beberapa pengalaman satker
yang sudah berhasil meraih ZI (WBK).
Untuk memastikan keakuratan materi, jangan sampai ada
kekeliruan pengutipan, bisa dikroscek langsung pada
referensi dimaksud.
Semoga apa yang kami lakukan dapat membantu. Dan
akhirnya bisa secara bersama-sama mewujudkan Zona
Integritas di satker masing-masing.
Integritas Harga Mati
4. DASAR ACUAN ZI
Peraturan Menpan RB Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan ZI Menuju WBK dan WBBM
Keputusan Ketua MA Nomor 58/KMA/SK/III/2019 tentang
Pedoman Pembangunan ZI Menuju WBK dan WBBM
Buku Saku Pedoman Pembangunan Zona Integritas
Menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Peradilan Agama
1
2
3
5. Langkah Dasar
Pembangunan ZI
Pencanangan
Pembangunan Zona
Integritas sebagai titik awal
Penandatangan Pakta
Integritas sebagai
komitmen bersama
Pemenuhan Lembar Kerja
Evaluasi (LKE)
1
2
3
Penilaian LKE menyangkut 2
jenis bobot penilaian yakni
KOMPONEN PENGUNGKIT (60%)
dan KOMPONEN HASIL (40%)
Dokumen 1 & 2 di samping
menjadi bukti bahwa seluruh
aparatur BERTEKAD SAMA
memasuki Zona Integritas
Titik permasalahan bukan
pada pengisian LKE, tetapi
pada pemenuhan
dokumen
Bukan hanya pengisian dan
dokumen LKE, tetapi
merupakan keseluruhan
proses yang telah berjalan
dan berlangsung selama ini
6. Komponen Pengungkit
Manajemen Perubahan
(5%)
Penataan Tatalaksana
(5%)
Penataan Manajemen SDM
(10%)
1
2
3
Total nilai untuk Komponen
Pengungkit 60%
Penguatan Akuntabilitas
(10%)
4
Penguatan Pengawasan
(15%)
5
Penguatan Kualitas Pelayanan Publik
(10%)
6
7. Komponen Hasil
Terwujudnya aparatur peradilan yang bersih dari KKN
(20%)
Terwujudnya peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat
(20%)
Total nilai untuk Komponen Hasil 40%
1
2
9. Komponen Pengungkit
Area I Manajemen Perubahan
Pencanangan
Pembangunan ZI
Pentingnya semangat dan
kerjasama
Keterlibatan seluruh anggota
Leader harus jadi Role Model
Ada Agen of Change
Character Building dengan
merubah Culture Set dan Mind Set
Membangun ZI secara terus
menerus (ada monev bulanan)
Yel-yel diucapkan setiap hari
10. Komponen Pengungkit
Area II Penataan Tatalaksana
Ada legalitas hukum dalam
melaksanakan aktifitas
SOP menjadi kunci dalam
melaksanakan tugas
Ada pengawasan
berjalannya SOP
Ada tim khusus untuk
memantau efektifitas SOP
Pemanfaatan Teknologi
Informasi (e-goverment) untuk
mempermudah sistem kerja
dan menghindari KKN
Menciptakan kemudahan
dalam sistem kerja termasuk
tentang layanan
E-Goverment di PA seperti
DIPA dan keuangan perkara
(keterbukaan)
Ada kepatuhan mengisi SKP
11. Komponen Pengungkit
Area III Penataan Manajemen SDM
Profesionalitas menjadi kunci utama
Pembinaan mental SDM untuk kesamaan persepsi
Salah satu bentuk pembinaan adalah Reward
dan Punishment
Kepastian SOP tentang Promosi Mutasi
Menciptakan struktur organisasi dengan baik dengan
kemampuan menganalisa kebutuhan pegawai, kebutuhan
jabatan, dan kebutuhan pelatihan
12. Komponen Pengungkit
Area IV Penguatan
Akuntabilitas Kinerja
Bebas dari KKN
Keterlibatan semua anggota tim menjadi kunci utama
Ada keterlibatan pimpinan sebagai role model dalam
kebijakan
Diperlihatkan capaian satuan kerja seperti piagam
penghargaan
Termasuk juga capaian dalam SIPP
13. Komponen Pengungkit
Area V Penguatan Pengawasan
Sistem dibangun untuk membentengi dari terjadinya
penyimpangan
Jika ada pelanggaran (pelayanan dan pengganggaran),
ada tim (internal) yang menangani
Ada media pengaduan terhadap kualitas layanan
Pentingnya pamflet, banner, dan sosialisasi (sebagai eviden)
Ada sosialisasi audio anti korupsi untuk pencegahan
korupsi dan gratifikasi
14. Komponen Pengungkit
Area VI Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
Inovasi yang dibuat untuk
peningkatan kualitas
layanan
Pembangunan ZI menjamin
masyarakat dilayani dengan
baik oleh para petugas
Inovasi harus selalu tumbuh,
tidak boleh stagnan
PTSP adalah pintu depan
pelayanan
Jika petugas salah memberi
layanan, memberi kesan
buruk servis satker
Keramahan dan ketulusan
petugas PTSP penentu
kualitas layanan
Ada smooking area dan
ruang publik lain
Terdapat satker yang
menempatkan miss service
excellent dan polisi di area
pelayanan
Mengatur area pengadilan
seperti tempat parkir,
jadwal persidangan dsb
15. Komponen Hasil
Memastikan seluruh aparatur melaksanakan tugasnya sesuai
aturan yang berlaku, tanpa ada unsur KKN didalamnya. Proses
maupun hasil akhir kinerja sebuah satker harus terukur dan
terbebas dari KKN.
Memastikan adanya peningkatan yang signifikan terhadap
pelayanan masyarakat
Penilaian terhadap tujuan akhir ini 40%. Bersih dari KKN 20%.
Dan baiknya kualitas layanan terhadap masyarakat juga 20%.
1
2
2 tujuan penting Pembangunan Zona Integritas
16. Komponen Hasil
Bebas dari KKN
Nilai Persepsi Anti Korupsi minimal 3,6 dari skala 1-4.
Survei persepsi anti korupsi minimal 6 bulan sekali.
Penilaian berikutnya adalah Tindak Lanjut Hasil Temuan
atas hasil pengawasan. Baik Hawasbid, Hatiwasda,
maupun Bawas. Diselesaikan seluruhnya (100%)
17. Komponen Hasil
Terwujudnya Peningkatan
Pelayanan Publik
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM), nilai
minimal 3 dari skala 1-4
Hasil survei tersebut harus dipublikasi lewat
website
Rapat pimpinan sebagai bahan tindak lanjut
dan perbaikan bagi seluruh aparatur terkait
18. Tahapan Penilaian ZI dan
Dinamikanya
LKE akan diuji Tim Penilai
Internal dan Eksternal
Tim Penilai Internal (TPI)
adalah Badan Pengawasan
MA (sekaligus pembinaan)
Ketika TPI menemukan
kekurangan, ditindaklanjuti
segera. Selesaikan hari itu juga
Usai dinilai TPI, MA usulkan
satker untuk dinilai Kemenpan
RB sebagai Tim Penilai
Eksternal (TPE)
BPS adalah lembaga yang
dipercaya sebagai TPE
Tim survei BPS mendatangi
satuan kerja untuk
melakukan penilaian
TPE, jangankan diberi
bingkisan, diajak makanpun
pasti ditolak
Saat disurvei jangan minta
dukungan ke TPE
Saat disurvei, menghindari
hadirkan responden untuk
wawancara. TPE punya
sistem sendiri
19. Tim Survei BPS (LPE) akan menguji Komponen Hasil
sebagaimana termuat dalam LKE
Tim tersebut akan mengajukan pertanyaan kepada
sedikitnya 30 responden yang berkenaan dengan :
20. Pertanyaan ke-1 tentang
Kesesuaian persyaratan pelayanan
dengan jenis pelayanannya
Semua yang dipublikasi di dunia maya, di banner, di
pamflet, harus sesuai dengan yang dialami pengunjung
Uji kesesuaian ini untuk melihat apakah ada penyimpangan
aparatur terhadap syarat-syarat yang telah ditetapkan
21. Pertanyaan ke-2 tentang
Kemudahan prosedur pelayanan
Dipastikan pencari keadilan memperoleh
kemudahan dalam pelayanan
Untuk menguji apakah inovasi yang dibuat
berdampak positif atau tidak
Kemudahan pelayanan tergambar pada
sarana maupun sistem
Sarana dimaksud, salah satunya dengan
menempatkan PTSP secara lengkap (sesuai SK Dirjen
Badilag)
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah
kemudahan mengikuti persidangan, tanpa harus
menunggu lama, dengan mengatur jadwal antrian
yang proposional
22. Pertanyaan ke-3 tentang
Kecepatan waktu dalam memberikan
pelayanan
Saat ini efisisensi waktu pelayanan menjadi
tolok ukur penilaian bagi costumer
Ketepatan waktu pelayanan menjadi salah
satu kunci keberhasilan
23. Pertanyaan ke-4 tentang
Kewajaran biaya / tarif dalam
pelayanan
Masyarakat merasa tidak terbebani dengan
biaya yang ditetapkan pengadilan
Akan ditanya tentang pungutan biaya di luar
dari yang telah ditetapkan
24. Pertanyaan ke-5 tentang
Kompetensi / kemampuan
petugas dalam pelayanan
Kompetensi SDM dalam memberi pelayanan
menjadi tolok ukur kepuasan pelayanan
Kekeliruan dalam memberi pelayanan akan
menimbulkan tingkat profesional yang rendah
25. Pertanyaan ke-6 tentang
Kesesuaian produk pelayanan antara
yang tercantum pada standar layanan
dengan hasil yang diberikan
Pentingnya standar pelayanan dan batas
waktu pelayanan
Tim survei melakukan wawancara guna mengetahui
sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap
tolok ukur yang telah ditetapkan satker
26. Pertanyaan ke-7 tentang
Perilaku petugas dalam pelayanan
terkait kesopanan dan keramahan
Performance dari petugas pelayanan sangat
penting untuk ditingkatkan
Kesopanan dan keramahan adalah salah satu
kunci kepuasan masyarakat
27. Pertanyaan ke-8 tentang
Penanganan pengaduan pengguna
layanan
Ketersediaan pengaduan menjadi bagian dari
service excellent
Meja PTSP harus menyediakan sarana pengaduan.
Termasuk via HP, email. whistle blowing system,
kotak saran / pengaduan
28. Pertanyaan ke-9 tentang
Kualitas sarana dan prasarana
Sarana dan prasaran menjadi bagian dari
progres pelayanan kepada masyarakat
Kemudahan dalam “bertransasksi” di pengadilan
harus dibarengi dengan kualitas sarana dan
prasarana
30. Pertama, Petugas pelayanan tidak
meminta / menerima imbalan uang /
barang terkait pelayanan yang
diberikan
Harus dipastikan, tidak ada pegawai / petugas pelayanan
memungut biaya apapun kecuali yang sudah ditentukan
Dapat mencipta inovasi, misalnya anjungan mandiri untuk
taksir sendiri biaya perkara, dan kemudian ke loket Bank yang
ada di ruang PTSP (sesuai kondisi satker masing-masing)
31. Kedua, Tidak terdapat praktik
pungutan liar (pungli)
Uang tip yang diberikan kepada petugas pelayan
termasuk pungli
Ada satker yang hanya karena memberi uang tips
akhirnya tidak lulus WBK
Mengatur posisi tempat parkir dan semua tanpa
biaya
32. Ketiga, Tidak terdapat praktik percaloan
atau perantara yang tidak resmi
Percaloan menghilangkan / merusak standar
pelayanan
Percaloan pasti menimbulkan prasangka
Percaloan akan memberi ketidakpastian kapan
perkara akan didaftar
Kantin dikhawatirkan menjadi praktik percaloan. Bukan ada
tidaknya kantin, tetapi kantin jangan sampai jadi tempat
komunikasi antar pegawai dan pengunjung. Kalau perlu ada CCTV
Hindari komunikasi pegawai dan petugas parkir dengan
pengunjung, yang akan membuka ruang untuk itu
33. Keempat, Tidak ada diskriminasi
dalam memberikan pelayanan
Mendengar kedua belah pihak untuk menjamin
kesetaraan (audi et alteram partem)
Pemberian informasi yang seimbang merupakan
langkah awal untuk memberikan keseimbangan tanpa
ada diskriminasi terhadap pengunjung
34. Presentasi dengan Power Poin
Dilakukan oleh Ketua Pengadilan Agama
Dalam materi, harus memberi keyakinan, bawa pembangunan Zona
Integritas telah membawa perubahan besar, baik untuk mental
pegawai, maupun dalam memberi pelayanan terbaik
Saat presentasi, tanpa melihat teks, untuk lebih meyakinkan TPE.
Juga diimbangi kemampuan para penanggungjawab kaitannya
dengan eviden
Materi menggambarkan keberhasilan setelah adanya Pembangunan Zona
Integritas (Before dan After). Dengan dukungan eviden berupa inovasi
Inovasi dimaksud dilakukan guna merubah culture set dan mind
set, sesuai kondisi yang terjadi di satuan kerja masing-masing
35. TERIMAKASIH
Materi ini hanya rangkuman.
Membaca bukunya tentu lebih baik.
Agar pemahaman lebih utuh dan
menyeluruh.