SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Biografi Rhoma Irama 
by: tonyvanjava 
Raden Haji Oma Irama atau disingkat Rhoma Irama yang berjuluk Raja 
Dangdut, lahir pada tanggal 11 Desember 1946 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia 
bergelar raden karena pada kedua orang tuanya mengalir darah 
bangsawan/ningrat. Ia merupakan putra kedua dari dua belas bersaudara, yaitu 
delapan saudara laki-laki dan empat saudara perempuan (delapan saudara kandung, 
dua saudara seibu dan dua saudara bawaan ayah tirinya). 
Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya merupakan mantan komandan 
gerilyawan Garuda Putih pada zaman kemerdekaan. Ia memberi nama ‘Irama’ 
karena bersimpati terhadap grup sandiwara asal Jakarta yang bernama Irama 
Baru yang pernah diundang untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. Ia sangat 
pandai dalam memainkan alat musik serta menyanyikan lagu-lagu cianjuran. 
Sedangkan Ibunya bernama Tuti Juariah, ia pun merupakan keturunan ningrat dan 
pandai pula dalam menyanyi, seperti lagu No Other Love yang sering didengarkan 
Rhoma sewaktu kecil. 
Sebelum tinggal di Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota 
inilah, kakaknya Benny Muharram dilahirkan. Sedangkan Rhoma lahir di 
Tasikmalaya beberapa saat setelah pindah ke kota tersebut. Setelah lahir Rhoma, 
lahir pula adik-adiknya, seperti Handi dan Ance. Setelah itu, mereka pindah lagi 
ke Jakarta dan tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, lalu pindah ke Bukit Duri 
Tanjakan. Di kota inilah mereka menghabiskan masa remajanya sampai tahun 1971, 
lalu pindah ke Tebet. 
Semenjak kecil Rhoma sudah terlihat bakat seninya. Tangisannya terhenti 
tiap kali ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu. Masuk kelas nol ia 
sudah mulai menyukai lagu. Minatnya pada lagu semakin besar ketika masuk 
sekolah dasar. Menginjak kelas 2 SD ia sudah bisa membawakan lagu-lagu barat 
dan India dengan baik. Ia suka menyanyikan lagu No Other Love, kesayangan 
ibunya dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dinyanyikan oleh Latta Mangeshkar. 
Selain itu ia juga menikmati lagu-lagu Timur Tengah yang dinyanyikan oleh Umm 
Kaltsum.
Bakat musiknya mungkin berasal dari ayahnya yang fasih memainkan 
seruling dan menyanyikan lagu-lagu cianjuran, sebuah kesenian khas Sunda. Selain 
itu, pamannya, Arifin Ganda sering mengajarkan lagu-lagu Jepang ketika Rhoma 
masih kecil. 
Karena usia Rhoma yang tidak berbeda jauh dengan kakaknya, mereka 
selalu kompak dan pergi berdua-duaan. Berbeda dengan kakaknya yang malas 
mengikuti pengajian di surau atau di rumah kyai, Rhoma selalu mengikuti pengajian 
dengan tekun. Setiap kali ayah dan ibunya bertanya, apakah kakaknya ikut 
mengaji, Rhoma selalu menjawab ‘ya. Berangkat ke sekolah pun mereka selalu 
berangkat bersama-sama dengan berboncengan sepeda. Keduanya bersekolah di 
SD Kibono, Manggarai. 
Ketika SD, bakat menyanyi Rhoma semakin kelihatan. Rhoma adalah murid 
yang paling rajin bila disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi. Uniknya, Rhoma 
tidak sama dengan murid-murid yang lain yang sering malu-malu di depan kelas. 
Rhoma menyanyi dengan suara keras hingga terdengar sampai kelas-kelas lain. 
Perhatian murid-murid semakin besar karena Rhoma tidak menyanyikan lagu anak-anak 
maupun lagu kebangsaan, melainkan lagu-lagu India. 
Bakatnya sebagai penyanyi mendapat perhatian dari penyanyi senior, Bing 
Slamet karena terkesan melihat penampilan Rhoma ketika menyanyikan lagu barat 
dalam acara pesta di sekolahnya. Suatu hari, ketika Rhoma duduk di kelas 4, Bing 
Slamet membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA (Serikat Buruh 
Kereta Api) di Manggarai. Ini merupakan pengalaman yang berharga bagi Rhoma. 
Sejak saat itu, meskipun belum berpikir untuk menjadi penyanyi Rhoma 
sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. Atas usaha sendiri ia belajar memainkan 
gitar hingga mahir. Karena saking tergila-gilanya dengan gitar, Rhoma sering 
membuat ibunya marah besar. Setiap kali ia pulang sekolah yang pertama 
dicarinya adalah gitar. Begitu pula ketika setiap kali ia keluar rumah hampir selalu 
membawa gitar. Pernah suatu kali ibunya menyuruh Rhoma menjaga adiknya, tetapi 
Rhoma lebih suka memilih bermain gitar. Akibat ulah tersebut, ibunya merampas 
gitarnya lalu melemparkannya ke pohon jambu hingga pecah. Kejadian itu membuat 
Rhoma sedih karena gitar adalah teman nomor satu baginya.
Perkembangan selanjutnya dalam mempelajari musik ia mulai menyadari 
bahwa meskipun ayah dan ibunya pasangan berdarah ningrat yang menyukai musik, 
tetapi mereka tetap menganggap bahwa dunia musik bukanlah sesuatu yang patut 
dibanggakan atau dijadikan profesi. Ibunya sering meneriakkan ‘berisik’ setiap 
kali ia menyanyi dan beranggapan, bahwa musik akan menghambat sekolahnya. 
Kenyataan ini membuat bakat musik Rhoma semakin berkembang di luar rumah 
karena jika di rumah ia kurang mendapat dukungan. 
Pada saat Rhoma duduk di kelas 5 SD tahun 1958 ayahnya meninggal dunia. 
Sang ayah meninggalkan delapan anak yaitu: Benny, Rhoma, Handi, Ance, Dedi, Eni, 
Herry dan Yayang. Kemudian, ibunya menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, 
Raden Soma Wijaya yang masih ada hubungan famili dan juga berdarah ningrat. 
Ayah tirinya ini membawa dua anak dari istrinya yang dulu dan setelah menikah 
dengan ibu Rhoma memiliki dua anak lagi. 
Ketika ayah kandungnya masih hidup suasana di rumahnya feodal. Bahasa 
sehari-hari ayah dan ibunya adalah bahasa Belanda. Segalanya harus serba 
teratur dan menggunakan tatakrama tertentu. Para pembantu harus memanggil 
anak-anak dengan sebutan ‘Den’ (raden). Anak -anak harus tidur siang dan makan 
bersama-sama. Ayahnya juga tak segan-segan menghukum mereka dengan pukulan 
jika dianggap melakukan kesalahan, seperti bermain hujan ataupun membolos 
sekolah. 
Keadaan keluarga Rhoma di Tebet waktu itu memang tergolong cukup kaya 
bila dibandingkan masyarakat sekitar. Rumahnya mentereng dan memiliki 
beberapa mobil, seperti, mobil merk Impala, mobil yang tergolong mewah pada 
waktu itu. Rhoma juga selalu berpakaian bagus dan mahal. 
Namun, suasana feodal tersebut tidak ada lagi setelah ayah tirinya hadir 
di tengah-tengah keluarga mereka. Bahkan, berkat ayah tiri serta pamannya inilah 
Rhoma mendapatkan ‘angin’ untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap 
ayah tirinya membelikan alat musik akustik seperti, gitar, bongo, dan sebagainya. 
Dunia Rhoma di masa kanak-kanak rupanya bukan hanya di dunia musik. 
Rhoma juga sering adu jotos dengan anak-anak lain. Lingkungan pergaulannya
ketika itu tergolong keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam 
geng dan satu geng dengan geng lainnya saling bermusuhan atau paling tidak saling 
bersaingan. Dengan demikian perkelahian antar geng sering tak terhindarkan. 
Bukitduri, tempat tinggalnya hampir setiap kampung di daerah itu terdapat 
geng (kelompok anak muda). Di Bukitduri ada BBC (Bukitduri Boys Club), di Kenari 
ada Kenari Boys, Cobra Boys, dan sebagainya. Banyak anak muda dari Bukitduri 
Puteran dan dari Manggarai yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini 
saling bermusuhan sehingga keributan selalu hampir terjadi setiap mereka 
bertemu. 
Satu hal yang cukup menonjol pada diri Rhoma adalah, bahwa teman-temannya 
hampir selalu menjadikannya sebagai pemimpin. Tentu saja bila gengnya 
bentrok dengan geng lain, Rhoma-lah yang diharapkan tampil di depan untuk 
berkelahi. Meskipun pernah menang beberapa kali Rhoma juga sering mengalami 
babak belur bahkan luka cukup parah karena dikeroyok 15 anak di daerah Megaria. 
Ketika ia masuk SMP tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, 
bagi Rhoma ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing karena sejak kecil ia sudah 
dapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru lainnya. Rhoma pernah belajar silat 
Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) kepada Pak Rohimin di Kebon Jeruk, 
Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di jalan Talang, selain 
beberapa ilmu silat yang lain. Bila terjadi perkelahian antar geng para anggotanya 
saling menjajal ilmu silat yang telah mereka pelajari. 
Karena kebandelannya itulah, maka Rhoma beberapa kali harus tinggal 
kelas sehingga karena malu maka ia sering berpindah sekolah. Kelas 3 SMP pernah 
dijalaninya di Medan, Sumatera Utara ketika ia dititipkan di rumah pamannya. 
Tapi, tak berapa lama kemudian, ia pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta. 
Kenakalan Rhoma terus berlanjut hingga bangku SMA. Pada waktu 
bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela 
karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di 
luar. Kegandrungannya pada musik dan berkelahi di dalam dan luar sekolah
membuatnya sering keluar masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII 
Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, SMA St. 
Joseph di Solo dan akhirnya ia menetap di SMA 17 Agustus Tebet, Jakarta, tak 
jauh dari rumahnya. 
Pada masa SMA di Solo Rhoma pernah melewati masa-masa sangat pahit. 
Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan kota Solo. Di sana ia ditampung di rumah 
seorang pengamen yang bernama Mas Gito. Sebenarnya sebelum terdampar di 
Solo ia berniat hendak belajar di pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. 
Namun, karena tidak membeli karcis Rhoma, Benny (kakaknya) dan tiga orang 
temannya, Daeng, Umar dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur 
selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan dan 
diturunkan ditempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu, 
Yogyakarta. Dari Yogya mereka naik kereta lagi menuju Solo. 
Ketika di Solo Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya 
sekolahnya diperoleh dari ngamen dan menjual beberapa potong pakaian yang 
dibawanya dari Jakarta. Namun karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma 
harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai 
akhirnya lulus tahun 1964. Kemudian, ia kuliah di Fakultas Sosial Politik, 
Universitas 17 Agustus. Tapi, hal tersebut hanya bertahan satu tahun karena 
ketertarikannya pada dunia musik yang begitu besar. 
Musik pop dan rock merupakan langkah pertama Rhoma sebagai pemusik 
dan penyanyi. Seperti dikisahkan kakak kandungnya, Benny Muharram, bahwa 
Rhoma sempat enggan merekam lagu Melayu yang ditawarkan oleh Dick Tamimi 
dari perusahaan rekaman Dimita Moulding Company pada tahun 1967, meskipun 
sebelumnya dia sudah sering menyanyi bersama sejumlah orkes melayu. 
Selain menjadi penyanyi Orkes Melayu Candraleka dan Indraprasta, Rhoma 
juga melantunkan suaranya bersama Band Tornado dan Varia Irama Melody. 
Bersama band-band tersebut Rhoma membawakan lagu-lagu pop barat dan 
menyanyi sambil meniru persis suara Paul Anka melalui lagu yang berjudul Diana 
ataupun Put Your Head On My Shoulder dan lagunya Andy Williams seperti,
Butterfly, Moon River, serta Tom Jones seperti, Green-green Grass of Home, 
Dellilah. 
Rhoma memang sudah bergelut dengan musik pop sejak masih di bangku 
SMA. Bersama teman-teman sekolahnya ia sempat membentuk Band Gayhand. 
Ketika musik Rock n’ Roll melanda Indonesia, ternyata hal tersebut membuat 
Rhoma terpesona hingga dalam hatinya ia bertekad “Elvis saja bisa menjadi raja 
dengan gitarnya, saya juga bisa”. 
Namun begitu berada di dalam dunia musik, Rhoma ikut terbawa arusnya. 
Dengan meniru gaya menyanyi Benyamis S. dan Ida Royani, Muchsin Alatas dan 
Titiek Shandora yang sedang populer, Rhoma tidak keberatan diduetkan dengan 
Inneke Kusumawati oleh Amin Widjaya dari perusahaan rekaman Metropolitan dan 
Canary Records. Diiringi Band Zaenal Combo pimpinan Zaenal Arifin, Rhoma dan 
Inneke rekaman dalam sejumlah lagu seperti, Pujaan Hati, Di Rumah Saja, Bunga 
dan Kupu-kupu, Mohon Diri, Mabuk Kepayang, Jangan Dekat-dekat, Anaknya Lima, 
Si Oteh, Lonceng Berbunyi, Melati di Musim Kemarau dan Cinta Buta. Menurut 
Zakaria, pimpinan Orkes Pancaran Muda yang salah satu lagunya, Anaknya Lima, 
dibawakan duet ini. Munculnya pasangan Rhoma-Inneke sempat menggoyahkan 
popularitas Muchsin Alatas dan Titiek Sandora. 
Melihat keberhasilannya berduet dengan Inneke, kemudian Zakaria 
menyarankan Rhoma berduet dengan Wiwiek Abidin untuk mengikuti lomba 
menyanyi di Singapura pada tahun 1971, dan duet Rhoma-Wiwiek berhasil menjadi 
juara. 
Pada acara Panggung Gembira Hari Radio ke 26 di halaman gedung RRI Jln. 
Merdeka Barat, 19 Januari 1971, walau termasuk masih baru, duet Rhoma-Inneke 
menjadi pusat perhatian di antara penyanyi-penyanyi duet lainnya, seperti, Elly 
Kasim-Tiar Ramon, Vivi Sumanti-Frans Doromez dan Ida Royani- Benyamin Sueb. 
Duet Rhoma-Inneke juga diiringi oleh Band Galaxi pimpinan Jopie Item ketika 
rekaman. Dengan pakem musik rock, Jopie mengiringi Rhoma mengiringi sendirian 
dengan pekik dan teriakan yang kemudian diteruskannya setelah mendirikan 
Soneta Group pada 13 Oktober 1970.
Pergaulan Rhoma dengan musik pop dan rock pula yang mempertemukannya 
dengan pimpinan band perempuan Beach Girls yang bernama Veronica Agustina 
Timbuleng dan lantas menikahinya pada tahun 1972. Pasangan ini dikaruniai tiga 
orang anak, yaitu Debbie Veramasari, Fikri Zulfikar dan Romy Syahrial. 
Arus industri musik juga sempat membawa Rhoma dan Vero bertrio dengan 
Debbie mengikuti sukses Chicha dengan lagu Heli serta Yoan dengan lagu Si Kodok 
pada tahun 1976. Akan tetapi, setelah memimpin grupnya sendiri, Soneta Group 
yang bersemboyan Voice of Moslem (Suara Muslim), Rhoma justru menjadi arus 
itu sendiri dengan menyuntikkan musik rock ke dalam album dangdutnya yang 
pertama yang berjudul ‘Begadang’, yang berisi lagu-lagu Begadang, Sengaja, 
Sampai Pagi, Tung Keripit, Cinta Pertama, Kampungan, Ya Le Le, Tak Tega dan 
Sedingin Salju. Akibatnya, Rhoma menyulut pro dan kontra. Komunitas dangdut 
banyak yang keberatan, sementara kalangan pemusik rock menerima dengan sinis. 
Ujung-ujungnya diadakan diskusi yang bertajuk “Sekitar Musik Hard Rock dan 
Dangdut” di Gedung Merdeka Bandung pada akhir Juni 1976, dengan Maman S. 
dari majalah Aktuil sebagai penyelenggara, dan menghadirkan pembicara Dr. 
Sudjoko dari ITB, Remy Silado, Benny Subarja dan Denny Sabri sebagai wakil 
Rhoma yang tidak hadir. Ahmad Albar dan Harry Roesli yang diundang tidak juga 
tidak kelihatan. Eksperimen Rhoma yang semestinya dijadikan perhatian serius 
justru menjadi olok-olok hingga timbul ejekan, seperti, tahi anjing dan bistik 
jangan dibandingkan gado-gado. Grup rock God Bless dan Soneta dipertemukan di 
Istora, pada 22 Desember 1977 dengan maksud melihat mana yang lebih hebat, 
rock atau dangdut. Padahal, sebelum manggung Rhoma melepaskan merpati putih 
sebagai tanda perdamaian. 
Sebagaimana diskusinya, pertunjukan di Istora tersebut juga tidak 
memberikan solusi yang konkret. Grup musik rock tetap berjalan sebagaimana 
biasa, sementara Rhoma justru terus berkibar dengan dangdut rocknya yang 
semakin membumi sampai-sampi masyarakat menjulukinya ‘Raja Dangdut’. Album-album 
rekamannya yang semakin ‘ngerock’ mengalir tanpa bisa dibendung, bahkan 
oleh pemerintah Orde Baru sekalipun yang dengan alasan politik melarangnya 
tampil di stasiun televisi satu-satunya saat itu, TVRI. Hal tersebut merupakan 
dampak atas lagu-lagunya yang menyindir pemerintah, seperti pada lagu Hak 
Azasi. Pada lagu tersebut dengan gagah berani Rhoma berbicara mengenai HAM, 
kebebasan berbicara, beragama, bekerja dan sebagainya. Album rekamannya 
menjadi arus yang memutar roda industri musik semakin kencang. Setelah album
Begadang menjadi sangat populer, menyusul album-album berikutnya, seperti; 
Penasaran (1976), Rupiah (1976), Darah Muda (1977), Musik (1977), 135 Juta 
(1978), Santai (1979), Hak Azasi (1980), Begadang II (1981), Sahabat (1982), 
hingga Indonesia (1983), yang semuanya diproduksi oleh Yukawi Corporation. 
Perusahaan rekaman ini lantas berubah menjadi Soneta Records, milik Rhoma. 
Langkah tegap Rhoma semakin mantap dengan membintangi beberapa film, 
seperti; Oma Irama Penasaran (1976), Gitar Tua Oma Irama (1977), Oma Irama 
Berkelana I (1978), Oma Irama Berkelana II (1978), Begadang (1978), Raja 
Dangdut (1978), Cinta Segitiga (1979), Camelia (1979), Perjuangan dan Doa 
(1980), Melodi Cinta Rhoma Irama (1980), Badai di Awal Bahagia (1981), Satria 
Bergitar (1984), Cinta Kembar (1984), Pengabdian (1985), Kemilau Cinta di Langit 
Jingga (1985), Menggapai Matahari I (1986), Menggapai Matahari II (1986), 
Nada-nada Rindu (1987), Bunga Desa (1988), Jaka Swara (1990), Nada dan Dawah 
(1991), serta Tabir Biru (1994), diteruskannya dengan penerbitan soundtrack 
yang laris manis. Dalam film Darah Muda, Rhoma bahkan menggandeng Ucok 
Harahap dari grup rock Aka yang pernah bertarung dengan Soneta Group di atas 
panggung. Pertarungan musik rock dan dangdut juga adalah inti cerita film ini. 
Berdasarkan data penjualan kaset dan jumlah penonton film-film yang 
dibintanginya, penggemar Rhoma tak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk 
Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan tahun 1984. “Tidak ada kesenian 
mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas”, tulis majalah Tempo pada 30 
Juni 1984. sementara itu Rhoma sendiri berkata, “Saya takut publikasi, ternyata, 
saya sudah terseret jauh”. 
Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma laku. Bahkan, 
sebelum sebuah film selesai diproses orang sudah membelinya, seperti film 
berjudul Satria Bergitar misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, 
ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Menurut kakaknya, 
Benny, yang juga produser PT Rhoma Film, Rhoma tidak pernah makan uang dari 
hasil film, tetapi dari hasil penjualan kaset. Uang hasil film disumbangkan untuk, 
antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja dan perbaikan kampung. Bahkan, 
pada tahun 1983 Rhoma membayar zakat sebesar Rp 6 juta.
Meskipun demikian, jika dikaitkan dengan perolehan material, Rhoma bisa 
dikatakan sebagai pemusik terkaya di negeri ini. Bayangkan, sebelum pemusik lain 
naik mobil Mercy, ia sudah menikmati kenyamanan mobil mewah itu sejak tahun 
70-an. Hal tersebut terindikasi ketika membaca wawancaranya dengan harian The 
Jakarta Post, saat Rhoma secara rendah hati menyatakan punya uang yang cukup 
meski tidak banyak. Hal itu masuk akal, mengingat sejeblok-jebloknya kaset 
Rhoma Irama di pasaran, minimal akan terjual sampai 400 ribu copy per album. Ini 
semakin menggelikan jika dibandingkan dengan musisi di luar dangdut yang 
acapkali berbangga secara berlebihan meski kasetnya hanya terjual tak lebih dari 
100 ribu copy. 
Boleh jadi sampai kini kejayaan Rhoma belum tergantikan. Kalau dulu ada 
sebutan The Big Five untuk para ‘Bintang Mahal’, seperti, Roby Sugara, Roy 
Marten dan Yati Ocktavia, maka pada saat yang sama sebenarnya nilai kontrak 
Rhoma tetap jauh di atas mereka. Bahkan, banyak produser film rela menunggu 
giliran sampai tiga tahun hanya untuk dapat mengontrak Rhoma. 
Selain itu, Rhoma juga terhitung sebagai salah satu penghibur paling 
sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma bukan hanya tampil di dalam negeri, 
tetapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura dan Brunei Darussalam 
dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Beberapa 
media massa Indonesia melaporkan, bahwa, penonton pertunjukan Rhoma di 
berbagai daerah ada yang jatuh pingsan atau celaka lantaran terlalu berdesakan. 
Hal yang sangat disesalkan Rhoma sendiri. “Untuk mendapatkan hiburan, mengapa 
mesti sampai jatuh korban begitu?” katanya. 
Rhoma menyatakan, bahwa dirinya banyak dijadikan bahan rujukan 
penelitian. Ada sekitar 7 skripsi tentang dirinya dan musik yang telah dihasilkan. 
Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya obyek penelitian, salah satunya 
adalah William H. Frederick, Doktor Sosiologi, Universitas Ohio, AS pada 1985 
dengan judul; Rhoma Irama and The Dangdut Style: Aspect of Contemporary 
Indonesia Popular Culture, yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta 
pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat. Ia menyebutkan dalam tesisnya, bahwa: 
“Rhoma Irama adalah revolusioner dalam dunia musik Indonesia. Hampir bisa 
dipastikan, di Indonesia, Rhoma Irama adalah penghibur paling jempolan. Sejak 
rapat-rapat raksasa di masa Demokrasi Terpimpin, acara panggung yang paling
banyak dibanjiri massa adalah panggung Rhoma Irama”. Lebih lanjut ia 
mengatakan, “Bila di dunia musik Amerika sosok Mick Jagger sangat berpengaruh, 
di Indonesia, bandingan sosok yang sepadan dengannya ada pada figur Rhoma 
Irama. Kedua orang ini sama-sama jenius dan otodidak. Keduanya mampu tampil ke 
posisi puncak musikalnya karena kekuatan bakat alam yang luar biasa hebat.” 
Pada akhir April 1994 Rhoma Irama menandatangani Memorandum of 
Understanding (MoU) dengan Tanaka dari Life Record Jepang di Tokyo. Sebanyak 
200 buah judul lagunya akan direkam ke dalam bahasa Inggris dan Jepang, untuk 
diedarkan di pasar Internasional. Rencananya lagu-lagu tersebut dibuat dalam 
bentuk laser disc (LD) dan compact disc (CD). 
Mereka digambarkan sebagai raja dan ratu yang sama-sama mempunyai 
kerajaan. Suasana itu makin kental dan legitim dengan hadirnya MURI (Museum 
Rekor Indonesia -red.) yang memasukkan Rhoma dan Elvy sebagai raja dan ratu 
dangdut Indonesia. Meski terlambat, tentu cukup menghibur. Soalnya, jauh 
sebelum itu, di tahun 1985, majalah Asia Week telah menempatkan Rhoma Irama 
sebagai raja musik Asia Tenggara.
Biografi Rhoma Irama 
by: om wiki 
Raden Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama (lahir di Tasikmalaya, 
11 Desember 1946; umur 63 tahun) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang 
berjulukan "Raja Dangdut". 
Sekilas 
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi 
ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band 
Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, 
sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 
1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat 
pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya. 
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang 
dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk 
Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian 
mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 
1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya 
sudah terseret jauh." 
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses 
dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi 
ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah 
penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser 
Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik 
Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya 
disebut sebagai irama Melayu. 
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" 
(Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang 
memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi
atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut 
Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes 
Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang 
dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang 
menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda. 
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa 
agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan 
lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang 
Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi 
dangdut dalam suatu acara TV. 
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT 
Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum 
sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. 
Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah 
memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang 
film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi 
produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim 
piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung. 
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat 
menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru 
karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif 
berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR 
mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada 
pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS. 
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi 
tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," 
katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan 
penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, 
peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William 
H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang 
kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari 
American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut 
dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai 
murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar 
kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak 
diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii. 
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama 
kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan 
bermain di lebih 10 film. 
Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 
61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus 
pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.
Diskografi (belum lengkap) 
Ke Bina Ria (1974) 
Joget (1975) 
Penasaran (1976) 
Hak Asasi (1977) 
Gitar Tua Oma Irama (1977) 
Berkelana (1978) 
Rupiah (1978) 
Begadang (1978) 
Filmografi 
Oma Irama Penasaran (1976) 
Gitar Tua Oma Irama (1977) 
Darah Muda (1977) 
Rhoma Irama Berkelana I (1978) 
Rhoma Irama Berkelana II (1978) 
Begadang (1978) 
Raja Dangdut (1978) 
Cinta Segitiga (1979) 
Camelia (1979) 
Perjuangan dan Doa (1980) 
Melody Cinta Rhoma Irama (1980) 
Badai di Awal Bahagia (1981) 
Satria Bergitar (1984) 
Cinta Kembar (1984) 
Pengabdian (1985) 
Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985) 
Menggapai Matahari (1986) 
Menggapai Matahari II (1986) 
Nada-Nada Rindu (1987) 
Bunga Desa (1988) 
Jaka Swara (1990) 
Nada dan Dakwah (1991) 
Tabir Biru (1994) 
Dawai 2 Asmara (2010)

More Related Content

What's hot

Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkTIUPH2013
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Tri Widodo W. UTOMO
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)Pengki Irawan
 
Ppt review jurnal
Ppt review jurnalPpt review jurnal
Ppt review jurnalAsrilazis
 
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)sudarsono mr
 
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur TbkManagemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur TbkPT Lion Air
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSMuliadin Forester
 
Kelebihan dan kekurangan bauran pemasaran
Kelebihan dan kekurangan bauran pemasaranKelebihan dan kekurangan bauran pemasaran
Kelebihan dan kekurangan bauran pemasaranYusufSyah
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramYesica Adicondro
 
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Jiantari Marthen
 
Rencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanRencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanMuhammad Fajar
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenPengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenRahmi Septhianingrum
 

What's hot (20)

Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
 
5 metode perumusan strategi
5 metode perumusan strategi5 metode perumusan strategi
5 metode perumusan strategi
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
 
Ppt review jurnal
Ppt review jurnalPpt review jurnal
Ppt review jurnal
 
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
 
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur TbkManagemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
 
SWOT, SOAR,dan PRA
 SWOT, SOAR,dan  PRA SWOT, SOAR,dan  PRA
SWOT, SOAR,dan PRA
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
 
Kelebihan dan kekurangan bauran pemasaran
Kelebihan dan kekurangan bauran pemasaranKelebihan dan kekurangan bauran pemasaran
Kelebihan dan kekurangan bauran pemasaran
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
 
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
 
Rencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanRencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business Plan
 
Perencanaan operasional
Perencanaan operasionalPerencanaan operasional
Perencanaan operasional
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenPengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
 

Viewers also liked

Lirik lagu superman is dead
Lirik lagu superman is deadLirik lagu superman is dead
Lirik lagu superman is deadripto atmaja
 
Lirik dan kunci gitar padi
Lirik dan kunci gitar padiLirik dan kunci gitar padi
Lirik dan kunci gitar padiSabiq Hafidz
 
Lirik & chord lagu mix 1
Lirik & chord lagu mix 1Lirik & chord lagu mix 1
Lirik & chord lagu mix 1fikrul islamy
 
NOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKA
NOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKANOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKA
NOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKAMagdaNae
 
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitarBuku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitarputrajulianhakim
 
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Yahya M Aji
 

Viewers also liked (8)

Lirik lagu superman is dead
Lirik lagu superman is deadLirik lagu superman is dead
Lirik lagu superman is dead
 
Lirik dan kunci gitar padi
Lirik dan kunci gitar padiLirik dan kunci gitar padi
Lirik dan kunci gitar padi
 
Intro
IntroIntro
Intro
 
Lirik & chord lagu mix 1
Lirik & chord lagu mix 1Lirik & chord lagu mix 1
Lirik & chord lagu mix 1
 
NOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKA
NOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKANOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKA
NOTASI BALOK DAN NOTASI ANGKA
 
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitarBuku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
 
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
 
Puisi Saya
Puisi SayaPuisi Saya
Puisi Saya
 

More from Yahya M Aji

Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)
Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)
Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)Yahya M Aji
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
Shortcut Perintah Auto Cad
Shortcut Perintah Auto CadShortcut Perintah Auto Cad
Shortcut Perintah Auto CadYahya M Aji
 
Ir. Soekarno - Motivating Quotes
Ir. Soekarno - Motivating QuotesIr. Soekarno - Motivating Quotes
Ir. Soekarno - Motivating QuotesYahya M Aji
 
Kisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui Rasul
Kisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui RasulKisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui Rasul
Kisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui RasulYahya M Aji
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Yahya M Aji
 
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi Pertanian
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi PertanianHubungan Drainase, Tanah, Produksi Pertanian
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi PertanianYahya M Aji
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PertanianDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PertanianYahya M Aji
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganYahya M Aji
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirYahya M Aji
 
Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1
Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1
Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1Yahya M Aji
 
Geopolitik Indonesia
Geopolitik IndonesiaGeopolitik Indonesia
Geopolitik IndonesiaYahya M Aji
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
 
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan RembesanMenentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangYahya M Aji
 
PERTEMUAN SUNGAI
PERTEMUAN SUNGAI PERTEMUAN SUNGAI
PERTEMUAN SUNGAI Yahya M Aji
 
Adaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir Rob
Adaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir RobAdaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir Rob
Adaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir RobYahya M Aji
 
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanInspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanYahya M Aji
 
PLTA - Power House + Switch Yard
PLTA - Power House + Switch YardPLTA - Power House + Switch Yard
PLTA - Power House + Switch YardYahya M Aji
 

More from Yahya M Aji (20)

Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)
Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)
Daftar Lagu Lengkap Rhoma Irama (Album, STF, Lain-lain)
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Shortcut Perintah Auto Cad
Shortcut Perintah Auto CadShortcut Perintah Auto Cad
Shortcut Perintah Auto Cad
 
Ir. Soekarno - Motivating Quotes
Ir. Soekarno - Motivating QuotesIr. Soekarno - Motivating Quotes
Ir. Soekarno - Motivating Quotes
 
Kisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui Rasul
Kisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui RasulKisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui Rasul
Kisah Islam - Cerita Iblis Ketika Menemui Rasul
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
 
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi Pertanian
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi PertanianHubungan Drainase, Tanah, Produksi Pertanian
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi Pertanian
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PertanianDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 
Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1
Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1
Profil Kelas C WRE ’13 FT-UB SMT1
 
Geopolitik Indonesia
Geopolitik IndonesiaGeopolitik Indonesia
Geopolitik Indonesia
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan RembesanMenentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
 
PERTEMUAN SUNGAI
PERTEMUAN SUNGAI PERTEMUAN SUNGAI
PERTEMUAN SUNGAI
 
Adaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir Rob
Adaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir RobAdaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir Rob
Adaptasi Ekologi Masyarakat Pesisir Terhadap Banjir Rob
 
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanInspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
 
PLTA - Power House + Switch Yard
PLTA - Power House + Switch YardPLTA - Power House + Switch Yard
PLTA - Power House + Switch Yard
 
Bendung Karet
Bendung KaretBendung Karet
Bendung Karet
 

Biografi Rhoma Irama - Lengkap

  • 1. Biografi Rhoma Irama by: tonyvanjava Raden Haji Oma Irama atau disingkat Rhoma Irama yang berjuluk Raja Dangdut, lahir pada tanggal 11 Desember 1946 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia bergelar raden karena pada kedua orang tuanya mengalir darah bangsawan/ningrat. Ia merupakan putra kedua dari dua belas bersaudara, yaitu delapan saudara laki-laki dan empat saudara perempuan (delapan saudara kandung, dua saudara seibu dan dua saudara bawaan ayah tirinya). Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya merupakan mantan komandan gerilyawan Garuda Putih pada zaman kemerdekaan. Ia memberi nama ‘Irama’ karena bersimpati terhadap grup sandiwara asal Jakarta yang bernama Irama Baru yang pernah diundang untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. Ia sangat pandai dalam memainkan alat musik serta menyanyikan lagu-lagu cianjuran. Sedangkan Ibunya bernama Tuti Juariah, ia pun merupakan keturunan ningrat dan pandai pula dalam menyanyi, seperti lagu No Other Love yang sering didengarkan Rhoma sewaktu kecil. Sebelum tinggal di Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota inilah, kakaknya Benny Muharram dilahirkan. Sedangkan Rhoma lahir di Tasikmalaya beberapa saat setelah pindah ke kota tersebut. Setelah lahir Rhoma, lahir pula adik-adiknya, seperti Handi dan Ance. Setelah itu, mereka pindah lagi ke Jakarta dan tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, lalu pindah ke Bukit Duri Tanjakan. Di kota inilah mereka menghabiskan masa remajanya sampai tahun 1971, lalu pindah ke Tebet. Semenjak kecil Rhoma sudah terlihat bakat seninya. Tangisannya terhenti tiap kali ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu. Masuk kelas nol ia sudah mulai menyukai lagu. Minatnya pada lagu semakin besar ketika masuk sekolah dasar. Menginjak kelas 2 SD ia sudah bisa membawakan lagu-lagu barat dan India dengan baik. Ia suka menyanyikan lagu No Other Love, kesayangan ibunya dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dinyanyikan oleh Latta Mangeshkar. Selain itu ia juga menikmati lagu-lagu Timur Tengah yang dinyanyikan oleh Umm Kaltsum.
  • 2. Bakat musiknya mungkin berasal dari ayahnya yang fasih memainkan seruling dan menyanyikan lagu-lagu cianjuran, sebuah kesenian khas Sunda. Selain itu, pamannya, Arifin Ganda sering mengajarkan lagu-lagu Jepang ketika Rhoma masih kecil. Karena usia Rhoma yang tidak berbeda jauh dengan kakaknya, mereka selalu kompak dan pergi berdua-duaan. Berbeda dengan kakaknya yang malas mengikuti pengajian di surau atau di rumah kyai, Rhoma selalu mengikuti pengajian dengan tekun. Setiap kali ayah dan ibunya bertanya, apakah kakaknya ikut mengaji, Rhoma selalu menjawab ‘ya. Berangkat ke sekolah pun mereka selalu berangkat bersama-sama dengan berboncengan sepeda. Keduanya bersekolah di SD Kibono, Manggarai. Ketika SD, bakat menyanyi Rhoma semakin kelihatan. Rhoma adalah murid yang paling rajin bila disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi. Uniknya, Rhoma tidak sama dengan murid-murid yang lain yang sering malu-malu di depan kelas. Rhoma menyanyi dengan suara keras hingga terdengar sampai kelas-kelas lain. Perhatian murid-murid semakin besar karena Rhoma tidak menyanyikan lagu anak-anak maupun lagu kebangsaan, melainkan lagu-lagu India. Bakatnya sebagai penyanyi mendapat perhatian dari penyanyi senior, Bing Slamet karena terkesan melihat penampilan Rhoma ketika menyanyikan lagu barat dalam acara pesta di sekolahnya. Suatu hari, ketika Rhoma duduk di kelas 4, Bing Slamet membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) di Manggarai. Ini merupakan pengalaman yang berharga bagi Rhoma. Sejak saat itu, meskipun belum berpikir untuk menjadi penyanyi Rhoma sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. Atas usaha sendiri ia belajar memainkan gitar hingga mahir. Karena saking tergila-gilanya dengan gitar, Rhoma sering membuat ibunya marah besar. Setiap kali ia pulang sekolah yang pertama dicarinya adalah gitar. Begitu pula ketika setiap kali ia keluar rumah hampir selalu membawa gitar. Pernah suatu kali ibunya menyuruh Rhoma menjaga adiknya, tetapi Rhoma lebih suka memilih bermain gitar. Akibat ulah tersebut, ibunya merampas gitarnya lalu melemparkannya ke pohon jambu hingga pecah. Kejadian itu membuat Rhoma sedih karena gitar adalah teman nomor satu baginya.
  • 3. Perkembangan selanjutnya dalam mempelajari musik ia mulai menyadari bahwa meskipun ayah dan ibunya pasangan berdarah ningrat yang menyukai musik, tetapi mereka tetap menganggap bahwa dunia musik bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan atau dijadikan profesi. Ibunya sering meneriakkan ‘berisik’ setiap kali ia menyanyi dan beranggapan, bahwa musik akan menghambat sekolahnya. Kenyataan ini membuat bakat musik Rhoma semakin berkembang di luar rumah karena jika di rumah ia kurang mendapat dukungan. Pada saat Rhoma duduk di kelas 5 SD tahun 1958 ayahnya meninggal dunia. Sang ayah meninggalkan delapan anak yaitu: Benny, Rhoma, Handi, Ance, Dedi, Eni, Herry dan Yayang. Kemudian, ibunya menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya yang masih ada hubungan famili dan juga berdarah ningrat. Ayah tirinya ini membawa dua anak dari istrinya yang dulu dan setelah menikah dengan ibu Rhoma memiliki dua anak lagi. Ketika ayah kandungnya masih hidup suasana di rumahnya feodal. Bahasa sehari-hari ayah dan ibunya adalah bahasa Belanda. Segalanya harus serba teratur dan menggunakan tatakrama tertentu. Para pembantu harus memanggil anak-anak dengan sebutan ‘Den’ (raden). Anak -anak harus tidur siang dan makan bersama-sama. Ayahnya juga tak segan-segan menghukum mereka dengan pukulan jika dianggap melakukan kesalahan, seperti bermain hujan ataupun membolos sekolah. Keadaan keluarga Rhoma di Tebet waktu itu memang tergolong cukup kaya bila dibandingkan masyarakat sekitar. Rumahnya mentereng dan memiliki beberapa mobil, seperti, mobil merk Impala, mobil yang tergolong mewah pada waktu itu. Rhoma juga selalu berpakaian bagus dan mahal. Namun, suasana feodal tersebut tidak ada lagi setelah ayah tirinya hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Bahkan, berkat ayah tiri serta pamannya inilah Rhoma mendapatkan ‘angin’ untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat musik akustik seperti, gitar, bongo, dan sebagainya. Dunia Rhoma di masa kanak-kanak rupanya bukan hanya di dunia musik. Rhoma juga sering adu jotos dengan anak-anak lain. Lingkungan pergaulannya
  • 4. ketika itu tergolong keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam geng dan satu geng dengan geng lainnya saling bermusuhan atau paling tidak saling bersaingan. Dengan demikian perkelahian antar geng sering tak terhindarkan. Bukitduri, tempat tinggalnya hampir setiap kampung di daerah itu terdapat geng (kelompok anak muda). Di Bukitduri ada BBC (Bukitduri Boys Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys, dan sebagainya. Banyak anak muda dari Bukitduri Puteran dan dari Manggarai yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan selalu hampir terjadi setiap mereka bertemu. Satu hal yang cukup menonjol pada diri Rhoma adalah, bahwa teman-temannya hampir selalu menjadikannya sebagai pemimpin. Tentu saja bila gengnya bentrok dengan geng lain, Rhoma-lah yang diharapkan tampil di depan untuk berkelahi. Meskipun pernah menang beberapa kali Rhoma juga sering mengalami babak belur bahkan luka cukup parah karena dikeroyok 15 anak di daerah Megaria. Ketika ia masuk SMP tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, bagi Rhoma ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing karena sejak kecil ia sudah dapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru lainnya. Rhoma pernah belajar silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) kepada Pak Rohimin di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di jalan Talang, selain beberapa ilmu silat yang lain. Bila terjadi perkelahian antar geng para anggotanya saling menjajal ilmu silat yang telah mereka pelajari. Karena kebandelannya itulah, maka Rhoma beberapa kali harus tinggal kelas sehingga karena malu maka ia sering berpindah sekolah. Kelas 3 SMP pernah dijalaninya di Medan, Sumatera Utara ketika ia dititipkan di rumah pamannya. Tapi, tak berapa lama kemudian, ia pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta. Kenakalan Rhoma terus berlanjut hingga bangku SMA. Pada waktu bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di luar. Kegandrungannya pada musik dan berkelahi di dalam dan luar sekolah
  • 5. membuatnya sering keluar masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, SMA St. Joseph di Solo dan akhirnya ia menetap di SMA 17 Agustus Tebet, Jakarta, tak jauh dari rumahnya. Pada masa SMA di Solo Rhoma pernah melewati masa-masa sangat pahit. Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan kota Solo. Di sana ia ditampung di rumah seorang pengamen yang bernama Mas Gito. Sebenarnya sebelum terdampar di Solo ia berniat hendak belajar di pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Namun, karena tidak membeli karcis Rhoma, Benny (kakaknya) dan tiga orang temannya, Daeng, Umar dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan dan diturunkan ditempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu, Yogyakarta. Dari Yogya mereka naik kereta lagi menuju Solo. Ketika di Solo Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolahnya diperoleh dari ngamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta. Namun karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus tahun 1964. Kemudian, ia kuliah di Fakultas Sosial Politik, Universitas 17 Agustus. Tapi, hal tersebut hanya bertahan satu tahun karena ketertarikannya pada dunia musik yang begitu besar. Musik pop dan rock merupakan langkah pertama Rhoma sebagai pemusik dan penyanyi. Seperti dikisahkan kakak kandungnya, Benny Muharram, bahwa Rhoma sempat enggan merekam lagu Melayu yang ditawarkan oleh Dick Tamimi dari perusahaan rekaman Dimita Moulding Company pada tahun 1967, meskipun sebelumnya dia sudah sering menyanyi bersama sejumlah orkes melayu. Selain menjadi penyanyi Orkes Melayu Candraleka dan Indraprasta, Rhoma juga melantunkan suaranya bersama Band Tornado dan Varia Irama Melody. Bersama band-band tersebut Rhoma membawakan lagu-lagu pop barat dan menyanyi sambil meniru persis suara Paul Anka melalui lagu yang berjudul Diana ataupun Put Your Head On My Shoulder dan lagunya Andy Williams seperti,
  • 6. Butterfly, Moon River, serta Tom Jones seperti, Green-green Grass of Home, Dellilah. Rhoma memang sudah bergelut dengan musik pop sejak masih di bangku SMA. Bersama teman-teman sekolahnya ia sempat membentuk Band Gayhand. Ketika musik Rock n’ Roll melanda Indonesia, ternyata hal tersebut membuat Rhoma terpesona hingga dalam hatinya ia bertekad “Elvis saja bisa menjadi raja dengan gitarnya, saya juga bisa”. Namun begitu berada di dalam dunia musik, Rhoma ikut terbawa arusnya. Dengan meniru gaya menyanyi Benyamis S. dan Ida Royani, Muchsin Alatas dan Titiek Shandora yang sedang populer, Rhoma tidak keberatan diduetkan dengan Inneke Kusumawati oleh Amin Widjaya dari perusahaan rekaman Metropolitan dan Canary Records. Diiringi Band Zaenal Combo pimpinan Zaenal Arifin, Rhoma dan Inneke rekaman dalam sejumlah lagu seperti, Pujaan Hati, Di Rumah Saja, Bunga dan Kupu-kupu, Mohon Diri, Mabuk Kepayang, Jangan Dekat-dekat, Anaknya Lima, Si Oteh, Lonceng Berbunyi, Melati di Musim Kemarau dan Cinta Buta. Menurut Zakaria, pimpinan Orkes Pancaran Muda yang salah satu lagunya, Anaknya Lima, dibawakan duet ini. Munculnya pasangan Rhoma-Inneke sempat menggoyahkan popularitas Muchsin Alatas dan Titiek Sandora. Melihat keberhasilannya berduet dengan Inneke, kemudian Zakaria menyarankan Rhoma berduet dengan Wiwiek Abidin untuk mengikuti lomba menyanyi di Singapura pada tahun 1971, dan duet Rhoma-Wiwiek berhasil menjadi juara. Pada acara Panggung Gembira Hari Radio ke 26 di halaman gedung RRI Jln. Merdeka Barat, 19 Januari 1971, walau termasuk masih baru, duet Rhoma-Inneke menjadi pusat perhatian di antara penyanyi-penyanyi duet lainnya, seperti, Elly Kasim-Tiar Ramon, Vivi Sumanti-Frans Doromez dan Ida Royani- Benyamin Sueb. Duet Rhoma-Inneke juga diiringi oleh Band Galaxi pimpinan Jopie Item ketika rekaman. Dengan pakem musik rock, Jopie mengiringi Rhoma mengiringi sendirian dengan pekik dan teriakan yang kemudian diteruskannya setelah mendirikan Soneta Group pada 13 Oktober 1970.
  • 7. Pergaulan Rhoma dengan musik pop dan rock pula yang mempertemukannya dengan pimpinan band perempuan Beach Girls yang bernama Veronica Agustina Timbuleng dan lantas menikahinya pada tahun 1972. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, yaitu Debbie Veramasari, Fikri Zulfikar dan Romy Syahrial. Arus industri musik juga sempat membawa Rhoma dan Vero bertrio dengan Debbie mengikuti sukses Chicha dengan lagu Heli serta Yoan dengan lagu Si Kodok pada tahun 1976. Akan tetapi, setelah memimpin grupnya sendiri, Soneta Group yang bersemboyan Voice of Moslem (Suara Muslim), Rhoma justru menjadi arus itu sendiri dengan menyuntikkan musik rock ke dalam album dangdutnya yang pertama yang berjudul ‘Begadang’, yang berisi lagu-lagu Begadang, Sengaja, Sampai Pagi, Tung Keripit, Cinta Pertama, Kampungan, Ya Le Le, Tak Tega dan Sedingin Salju. Akibatnya, Rhoma menyulut pro dan kontra. Komunitas dangdut banyak yang keberatan, sementara kalangan pemusik rock menerima dengan sinis. Ujung-ujungnya diadakan diskusi yang bertajuk “Sekitar Musik Hard Rock dan Dangdut” di Gedung Merdeka Bandung pada akhir Juni 1976, dengan Maman S. dari majalah Aktuil sebagai penyelenggara, dan menghadirkan pembicara Dr. Sudjoko dari ITB, Remy Silado, Benny Subarja dan Denny Sabri sebagai wakil Rhoma yang tidak hadir. Ahmad Albar dan Harry Roesli yang diundang tidak juga tidak kelihatan. Eksperimen Rhoma yang semestinya dijadikan perhatian serius justru menjadi olok-olok hingga timbul ejekan, seperti, tahi anjing dan bistik jangan dibandingkan gado-gado. Grup rock God Bless dan Soneta dipertemukan di Istora, pada 22 Desember 1977 dengan maksud melihat mana yang lebih hebat, rock atau dangdut. Padahal, sebelum manggung Rhoma melepaskan merpati putih sebagai tanda perdamaian. Sebagaimana diskusinya, pertunjukan di Istora tersebut juga tidak memberikan solusi yang konkret. Grup musik rock tetap berjalan sebagaimana biasa, sementara Rhoma justru terus berkibar dengan dangdut rocknya yang semakin membumi sampai-sampi masyarakat menjulukinya ‘Raja Dangdut’. Album-album rekamannya yang semakin ‘ngerock’ mengalir tanpa bisa dibendung, bahkan oleh pemerintah Orde Baru sekalipun yang dengan alasan politik melarangnya tampil di stasiun televisi satu-satunya saat itu, TVRI. Hal tersebut merupakan dampak atas lagu-lagunya yang menyindir pemerintah, seperti pada lagu Hak Azasi. Pada lagu tersebut dengan gagah berani Rhoma berbicara mengenai HAM, kebebasan berbicara, beragama, bekerja dan sebagainya. Album rekamannya menjadi arus yang memutar roda industri musik semakin kencang. Setelah album
  • 8. Begadang menjadi sangat populer, menyusul album-album berikutnya, seperti; Penasaran (1976), Rupiah (1976), Darah Muda (1977), Musik (1977), 135 Juta (1978), Santai (1979), Hak Azasi (1980), Begadang II (1981), Sahabat (1982), hingga Indonesia (1983), yang semuanya diproduksi oleh Yukawi Corporation. Perusahaan rekaman ini lantas berubah menjadi Soneta Records, milik Rhoma. Langkah tegap Rhoma semakin mantap dengan membintangi beberapa film, seperti; Oma Irama Penasaran (1976), Gitar Tua Oma Irama (1977), Oma Irama Berkelana I (1978), Oma Irama Berkelana II (1978), Begadang (1978), Raja Dangdut (1978), Cinta Segitiga (1979), Camelia (1979), Perjuangan dan Doa (1980), Melodi Cinta Rhoma Irama (1980), Badai di Awal Bahagia (1981), Satria Bergitar (1984), Cinta Kembar (1984), Pengabdian (1985), Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985), Menggapai Matahari I (1986), Menggapai Matahari II (1986), Nada-nada Rindu (1987), Bunga Desa (1988), Jaka Swara (1990), Nada dan Dawah (1991), serta Tabir Biru (1994), diteruskannya dengan penerbitan soundtrack yang laris manis. Dalam film Darah Muda, Rhoma bahkan menggandeng Ucok Harahap dari grup rock Aka yang pernah bertarung dengan Soneta Group di atas panggung. Pertarungan musik rock dan dangdut juga adalah inti cerita film ini. Berdasarkan data penjualan kaset dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan tahun 1984. “Tidak ada kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas”, tulis majalah Tempo pada 30 Juni 1984. sementara itu Rhoma sendiri berkata, “Saya takut publikasi, ternyata, saya sudah terseret jauh”. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma laku. Bahkan, sebelum sebuah film selesai diproses orang sudah membelinya, seperti film berjudul Satria Bergitar misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Menurut kakaknya, Benny, yang juga produser PT Rhoma Film, Rhoma tidak pernah makan uang dari hasil film, tetapi dari hasil penjualan kaset. Uang hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja dan perbaikan kampung. Bahkan, pada tahun 1983 Rhoma membayar zakat sebesar Rp 6 juta.
  • 9. Meskipun demikian, jika dikaitkan dengan perolehan material, Rhoma bisa dikatakan sebagai pemusik terkaya di negeri ini. Bayangkan, sebelum pemusik lain naik mobil Mercy, ia sudah menikmati kenyamanan mobil mewah itu sejak tahun 70-an. Hal tersebut terindikasi ketika membaca wawancaranya dengan harian The Jakarta Post, saat Rhoma secara rendah hati menyatakan punya uang yang cukup meski tidak banyak. Hal itu masuk akal, mengingat sejeblok-jebloknya kaset Rhoma Irama di pasaran, minimal akan terjual sampai 400 ribu copy per album. Ini semakin menggelikan jika dibandingkan dengan musisi di luar dangdut yang acapkali berbangga secara berlebihan meski kasetnya hanya terjual tak lebih dari 100 ribu copy. Boleh jadi sampai kini kejayaan Rhoma belum tergantikan. Kalau dulu ada sebutan The Big Five untuk para ‘Bintang Mahal’, seperti, Roby Sugara, Roy Marten dan Yati Ocktavia, maka pada saat yang sama sebenarnya nilai kontrak Rhoma tetap jauh di atas mereka. Bahkan, banyak produser film rela menunggu giliran sampai tiga tahun hanya untuk dapat mengontrak Rhoma. Selain itu, Rhoma juga terhitung sebagai salah satu penghibur paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma bukan hanya tampil di dalam negeri, tetapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura dan Brunei Darussalam dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Beberapa media massa Indonesia melaporkan, bahwa, penonton pertunjukan Rhoma di berbagai daerah ada yang jatuh pingsan atau celaka lantaran terlalu berdesakan. Hal yang sangat disesalkan Rhoma sendiri. “Untuk mendapatkan hiburan, mengapa mesti sampai jatuh korban begitu?” katanya. Rhoma menyatakan, bahwa dirinya banyak dijadikan bahan rujukan penelitian. Ada sekitar 7 skripsi tentang dirinya dan musik yang telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya obyek penelitian, salah satunya adalah William H. Frederick, Doktor Sosiologi, Universitas Ohio, AS pada 1985 dengan judul; Rhoma Irama and The Dangdut Style: Aspect of Contemporary Indonesia Popular Culture, yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat. Ia menyebutkan dalam tesisnya, bahwa: “Rhoma Irama adalah revolusioner dalam dunia musik Indonesia. Hampir bisa dipastikan, di Indonesia, Rhoma Irama adalah penghibur paling jempolan. Sejak rapat-rapat raksasa di masa Demokrasi Terpimpin, acara panggung yang paling
  • 10. banyak dibanjiri massa adalah panggung Rhoma Irama”. Lebih lanjut ia mengatakan, “Bila di dunia musik Amerika sosok Mick Jagger sangat berpengaruh, di Indonesia, bandingan sosok yang sepadan dengannya ada pada figur Rhoma Irama. Kedua orang ini sama-sama jenius dan otodidak. Keduanya mampu tampil ke posisi puncak musikalnya karena kekuatan bakat alam yang luar biasa hebat.” Pada akhir April 1994 Rhoma Irama menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Tanaka dari Life Record Jepang di Tokyo. Sebanyak 200 buah judul lagunya akan direkam ke dalam bahasa Inggris dan Jepang, untuk diedarkan di pasar Internasional. Rencananya lagu-lagu tersebut dibuat dalam bentuk laser disc (LD) dan compact disc (CD). Mereka digambarkan sebagai raja dan ratu yang sama-sama mempunyai kerajaan. Suasana itu makin kental dan legitim dengan hadirnya MURI (Museum Rekor Indonesia -red.) yang memasukkan Rhoma dan Elvy sebagai raja dan ratu dangdut Indonesia. Meski terlambat, tentu cukup menghibur. Soalnya, jauh sebelum itu, di tahun 1985, majalah Asia Week telah menempatkan Rhoma Irama sebagai raja musik Asia Tenggara.
  • 11. Biografi Rhoma Irama by: om wiki Raden Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama (lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946; umur 63 tahun) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut". Sekilas Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya. Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh." Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu. Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi
  • 12. atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda. Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV. Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung. Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS. Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
  • 13. Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii. Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film. Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.
  • 14. Diskografi (belum lengkap) Ke Bina Ria (1974) Joget (1975) Penasaran (1976) Hak Asasi (1977) Gitar Tua Oma Irama (1977) Berkelana (1978) Rupiah (1978) Begadang (1978) Filmografi Oma Irama Penasaran (1976) Gitar Tua Oma Irama (1977) Darah Muda (1977) Rhoma Irama Berkelana I (1978) Rhoma Irama Berkelana II (1978) Begadang (1978) Raja Dangdut (1978) Cinta Segitiga (1979) Camelia (1979) Perjuangan dan Doa (1980) Melody Cinta Rhoma Irama (1980) Badai di Awal Bahagia (1981) Satria Bergitar (1984) Cinta Kembar (1984) Pengabdian (1985) Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985) Menggapai Matahari (1986) Menggapai Matahari II (1986) Nada-Nada Rindu (1987) Bunga Desa (1988) Jaka Swara (1990) Nada dan Dakwah (1991) Tabir Biru (1994) Dawai 2 Asmara (2010)