Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup dan konseptualisasi sosiologi komunikasi. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa sosiologi komunikasi mempelajari interaksi sosial, pengaruh media massa terhadap perubahan sosial, dan jenis-jenis komunikasi yang terjadi dalam masyarakat seperti komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, sosial, dan massa.
2. A.Manusia Sebagai Makhluk sosial
Manusia adalah makhluk ciptakan Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur
dan fungsi yang sangat sempurna bila dibanding- kan dengan makhluk Tuhan
lainnya. Manusia juga diciptakan se bagai makhluk multidimensional, memiliki
akal pikiran dan ke- mampuan berinteraksi secara personal maupun sosial.
Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki ke-
mampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Di samping itu,
semua manusia dengan akal pikirannya mampu me- ngembangkan kemampuan
tertingginya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yaitu memiliki kemampuan
spiritual, sehingga manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk
sosial, juga sebagai makhluk spiritual.
3. Di sisi lain, karena manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada dasarnya
tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik
maupun dalam konteks sosial- budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya,
manusia mem- butuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam peme-
nuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya. Karena pada dasarnya
suatu fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan sangat berguna dan
bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena fungsi-fungsi sosial yang diciptakan
oleh manusia ditujukan untuk saling berkolaborasi dengan sesama fungsi sosial
manusia lainnya, dengan kata lain, manusia menjadi sangat bermartabat apabila
bermanfaat bagi manusia lainnya.
4. Fungsi-fungsi sosial manusia lahir dari kebutuhan akan fungsi tersebut oleh
orang lain, dengan demikian produktivitas fungsional dikendalikan oleh berbagai
macam kebutuhan manusia. Setiap manusia memiliki kebutuhan masing-masing
secara individual maupun kelompok, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
ter- sebut, maka perlu adanya perilaku selaras yang dapat diadaptasi oleh
masing-masing manusia. Penyelarasan kebutuhan dan penye- suaian kebutuhan
individu, kelompok dan kebutuhan sosial satu dan lainnya, menjadi konsentrasi
utama pemikiran manusia dalam masyarakatnya yang beradab.
5. 1.Sosiologi
Kata Sosiologi berasal dari sofie, yaitu bercocok tanam atau ber- taman, kemudian
berkembang menjadi socius, dalam bahasa Latin yang berarti teman, kawan.
Berkembang lagi menjadi kata sosial, artinya berteman, bersama, berserikat.
Secara khusus kata sosial maksudnya adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian
dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian
itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.
(Shadily, 1993: 1-2)
6. Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau
masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau
masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau
agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang
meliputi segala segi kehidupannya. (1993: 2)
Pitirin Sorokin (Soekanto, 2003: 19), mengemukakan sosiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari:
7. a Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial (misalnya: antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dengan moral,
hukum dengan ekonomi, gerak masya- rakat dengan politik, dan lain
sebagainya);
b. Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
nonsosial (misalnya: gejala geografis, biologis dan sebagainya);
C. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial
8. 2.Community
Masyarakat sebagai objek sosiologi, beberapa pengertian dibuat
oleh Ralph Linton (Soekanto, 2003: 24) masyarakat merupakan se-
kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama,
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
diri di- rumuskan dengan jelas. Selo Soemardjan (Soekanto, 2003.
24) menya- takan masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
9. Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak
jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih, Manusia tersebut hidup bersama
dalam waktu relatif lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru
yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia itu,
kemudian melahir- kan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan
sebagai- nya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya sistem ko-
munikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia
dalam masyarakat tersebut. Dalam sistem hidup tersebut, maka muncullah
budaya yang mengikat antara satu manusia dengan lainnya.
10. 3. Teknologi Telematika
Istilah teknologi telematika (telekomunikasi, media, dan infor- matika) bermula
dari istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT). Istilah ini mulai
popuer di akhir dekade 70-an. Pada masa sebelumnya, teknologi informasi masih
disebut dengan istilah teknologi komputer atau pengolahan data elektronik
atau PDE (Electronic Data Processing atau EDP).
Istilah telematika lebih ke arah penyebutan kelompok teknologi yang
disebutkan secara bersama-sama, namun sebenarnya yang dimaksudkan adalah
teknologi informasi yang digunakan di media massa serta teknologi
telekomunikasi yang umumnya digunakan dalam bidang komunikasi lainnya.
11. Istilah teknologi sering kali rancu dengan istilah sistem infor- masi itu sendiri dan
kadang menjadi bahan perdebatan. Ada yang menggunakan istilah teknologi
informasi untuk menjabarkan sekumpulan sistem informasi, pemakai, dan
manajemen. Pendapat ini menggambarkan teknologi dalam perspektif yang luas.
Namun, kalau didasarkan pada definisi sistem informasi menurut Alter di depan,
teknologi informasi hanyalah bagian dari sistem informasi.
Menurut kamus Oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan
peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
Menurut Alter (1992), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan
perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan
data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil,
memanipulasi, atau menampilkan data. Martin (1999) mendefinisi- kan teknologi
informasi tidak hanya terbatas pada teknologi kom- puter (perangkat keras dan
perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi,
melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
12. Secara lebih umum, Lucas (2000) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah
segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan
informasi dalam bentuk elektronis. Mikrokomputer, komputer mainframe,
pembaca barcode, perangkat lunak pemroses transaksi, perangkat lunak lembar
kerja (spreadsheet), dan peralatan komunikasi dan jaringan merupakan contoh
teknologi informasi (Kadir, 2003: 28).
Secara garis besar, teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian; perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat
keras menyangkut pada peralatan-peralatan yang bersifat fisik, seperti memori,
printer, dan keyboard. Adapun perangkat lunak terkait dengan instruksi-
instruksi untuk mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan
instruksi-ins- truksi tersebut.
13. 4. Communication
Theodornoson and Theodornoson (1969) memberi batasan lingkup communication
berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap- sikap, atau emosi dari seorang atau
kelompok kepada yang lain (atau lain-lainnya) terutama melalui simbol-simbol.
Garbner (1967) mengatakan communication dapat didefinisikan sebagai social
inter- action melalui pesan-pesan (McQuail dan Windahl, tt.: 4).
Onong Uchyana mengatakan komunikasi sebagai proses komu- nikasi pada
hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komu- nikan). Pikiran bisa merupakan gagasan,
informasi, opini, dan lain- lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa
keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, ke-
gairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Uchyana, 2002: 11)
Jadi, lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya
dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat; termasuk
konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan
menggunakan media komunikasi.
14. 5.Sosiologi Komunikasi
Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992: 471), sosiologi komunikasi merupakan
kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau
komunikasi yang me- nimbulkan proses saling pengaruh-memengaruhi antara para individu,
individu dengan kelompok maupun antarkelompok. Me- nurut Soekanto, Sosiologi
Komunikasi juga ada kaitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang
berbicara kepada publik.
Secara komprehensif Sosiologi Komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial dengan
segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi
(komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai
akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di
masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam
apa yang di- tanggung masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media
massa itu.
15. Komunikasi di dalam masyarakat dibagi dalam 5 jenis:
Komunikasi individu dengan individu (komunikasi antar pribadi).
1.
2. Komunikasi kelompok
3. Komunikasi organisasi
4. Komunikasi sosial
5. Komunikasi massa