Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bertujuan untuk membentuk perilaku sanitasi yang baik secara mandiri melalui 5 pilar utama yaitu tidak BAB sembarangan, mencuci tangan, air minum yang aman, pengelolaan sampah yang benar, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. STBM difokuskan pada perubahan perilaku masyarakat daripada pembangunan fasilitas semata.
2. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui tentang STBM?
Ada berapa pilar STBM dan pilar ke berapa
yang diutamakan?
3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya
disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah
perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan
perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
4. 5 Pilar
TIDAK BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN / ODF
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)
MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN
MENGELOLA AIR MINUM DAN MAKANAN YANG AMAN
MENGELOLA SAMPAH DENGAN BENAR
MENGELOLA LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA
DENGAN AMAN
10. Membangun ribuan MCK
Fokus dan tolok ukur sukses
selalu dilihat pada
pembangunan fisik.
Mendistribusikan jamban keluarga
secara cuma-Cuma atau dalam bentuk
“paket materi stimulan untuk
konstruksi”
Mendistribusikan uang pada
masyarakat dalam bentuk pinjaman
bergulir.
11. Perubahan perilaku
hygiene dan sanitasi
yang luas secara
cepat dan
berkesinambungan
disemua tingkatan
dan golongan
masyarakat
TIDAK HANYA
MEMBANGUN
JAMBAN
13. UU No. 32 Tahun 2004
Masalah Sanitasi = Kewenangan
Daerah
Dukungan melalui Kebijakan
dan Penganggaran
14. • Masyarakat menyelenggarakan STBM secara mandiri
dengan berpedoman pada Pilar STBM
• Dalam menyelenggarakan STBM, dilakukan
Pemicuan kepada masyarakat. Pemicuan
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader,
relawan, dan/atau masyarakat yang telah berhasil
mengembangkan STBM.
• Pemicuan diarahkan untuk memberikan
kemampuan dalam:
a) merencanakan perubahan perilaku;
b) memantau terjadinya perubahan perilaku; dan
c) mengevaluasi hasil perubahan perilaku.
15. • Strategi penyelenggaraan STBM meliputi:
a) penciptaan lingkungan yang kondusif;
b) peningkatan kebutuhan sanitasi; dan
c) peningkatan penyediaan akses sanitasi.
• Dalam mendukung penyelenggaraan STBM,
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
melibatkan:
– tenaga ahli,
– lembaga pendidikan,
– lembaga donor,
– swasta,
– dan pihak terkait lainnya yang relevan.
16. • Perubahan sikap & perilaku lebih
memungkinkan untuk terjadinya perkembangan
jumlah sarana dibandingkan dengan sebaliknya.
• Dukungan Subsidi Sanitasi mendorong
ketergantungan masyarakat, sehingga
keberlanjutan melemah
• Program yang dirancang sendiri oleh
masyarakat, akan meningkatkan rasa percaya
diri dan tanggung jawab dari masyarakat.
17. Meningkatkan DEMAND
(Kebutuhan masy. terhadap
sanitasi yang sehat)
Meningkatkan
PENYEDIAAN
&
PELAYANAN
( ENABLING )
Menciptakan LINGKUNGAN
yang mendukung
KELEMBAGAAN
Kesadaran masyarakat
merubah perilaku
Komitmen dan
dukungan regulasi
Advokasi dan
Peningkatan Kapasitas
kelembagaan Lokal
19. Dalam dokumen
strategi nasional STBM
(KMK No.
852/Menkes/SK/IX/20
08), disebutkan bahwa
“Jamban sehat adalah
fasilitas pembuangan
tinja yang efektif untuk
memutus mata rantai
penularan penyakit”
Secara operasional “Jamban
sehat” diterjemahkan sbb :
Mencegah kontaminasi ke
badan air
Mencegah kontak antara
manusia dan tinja
Membuat tinja tersebut
tidak dapat dihinggapi
serangga, serta binatang
lainnya
Mencegah bau yang tidak
sedap
Konstruksi dudukannya
dibuat dengan baik dan
aman bagi pengguna
19
Beberapa Pengertian Dasar
20. 20
Beberapa Pengertian dasar
Komunitas/Desa mencapai ODF, bila :
1. Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban
sehat dan membuang tinja/kotoran bayi hanya
ke jamban sehat (termasuk di sekolah)
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan
sekitar
3. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain
oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB
di sembarang tempat
4. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat
masyarakat untuk mencapai 100% KK
mempunyai jamban sehat
21. Ittaqul malaa’iinats tsalaatsa, albaraaza fil
mawaaridi waqaari’atith thariiqi wazh-zhilli.
Hendaknya kamu sekali takut terhadap tiga
tempat kutukan ;
(1) Buang Air Besar (Tai) yang airnya mengalir,
(2) Di tengah-tengah jalan umum;
(3) Dan di tempat untuk berteduh. (H.R. Abu Dawud)
22. Sesungguhnya Allah tidak akan
merubah keadaan (nasib) suatu kaum,
sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri sendiri (QS Ar –
Rad 11)
25. o Untuk menghilangkan “jarak” antara fasilitator dan masyarakat
sehingga proses fasilitasi berjalan lancar (lakukan pencairan suasana).
o Temukan istilah setempat untuk “tinja” (misalnya tai,dll) dan BAB
(ngising, modol, miceun, dll).
26. Memulai proses pemicuan di masyarakat, melalui :
Pemetaan
Tujuan :
Mengetahui/melihat peta wilayah BAB masyarakat
Sebagai alat monitoring
27. Simulasi Air Yang Telah Terkontaminasi
Tujuan :
Mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air
yang biasa mereka gunakan sehari-hari.
39. 39
“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN
BANDUNG YANG 100% BUANG AIR BESAR
(BAB) DI JAMBAN KARENA KESADARAN DIRI
MASING-MASING TANPA PAKSAAN DARI
SIAPAPUN “