Mazmur 100 membahas tentang ekspresi pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Terdapat tujuh kata Ibrani yang mencerminkan tujuh ekspresi berbeda dalam pujian, yaitu barak (penghormatan), yadah (ungkapan syukur), towdah (mempersembahkan diri), zamar (dengan musik), shabakh (bersorak), halal (kegembiraan), dan tehillah (pujian). Semua ekspresi ini penting dan layak digunakan dalam puj
2. 2
Teks: Mazmur 100
100:1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! 2
Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-
sorai! 3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah
kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. 4 Masuklah melalui pintu gerbang-
Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian,
bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! 5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-
Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
Pengucapan Syukur.
Mazmur 100:4 4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam
pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Jalan masuk bagi kita bagi kita kedalam hadirat Tuhan memerlukan tindakan IMAN. Dengan
IMAN kita dapat melihat Tuhan. Dengan Iman kita dapat melakukan perkara besar.
Pujian dan Sembahan merupakan komponen penting dan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
bergereja. Tidak satupun perhimpunan ibadah orang percaya, baik itu kelompok kecil
(komsel, mezbah keluarga, doa, dan sebagainya) ataupun kelompok besar (ibadah raya, kelas
pembinaan, KKR bahkan seminar-seminar) dilaksanakan tanpa pujian dan sembahan.
Pujian dan sembahan pada dasarnya merupakan manifestasi dari hidup dipenuhi oleh Roh
Efesus 5:18, 19 “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa
nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang
lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi
Tuhan dengan segenap hati.
Lalu, bagaimanakah seharusnya pujian dan sembahan itu diekspresikan?
Sebagai hamba Tuhan, saya telah mengikuti ratusan pertemuan – pertemuan ibadah baik
kelompok kecil sehinggalah besar. Didalam rumah mahupun diluar rumah. Di padang,
dijalan.
Disitu saya temukan bahawa begitu banyak orang dengan ragam dan pilihan expresi mereka
masing-masing ketika saatnya mereka menaikkan pujian dan penyembahan kepada Allah.
Beberapa diantara nya begitu bersemangat, bertepuk-tangan, menari sambil melompat saat
lagu-lagu bertempo cepat dinaikkan. Sebagian lagi lebih mudah untuk larut dalam lagu-lagu
bertempo lambat sambil menutup mata, mengangkat tangan, ada juga yang memuji dan
menyembah Tuhan sambil menitikkan air-mata. Ada pula yang begitu fasih dan menyukai
untuk menyanyikan „nyanyian-nyanyian rohani‟ secara spontan atau „berbahasa lidah‟.
Namun ada juga yang tanpa merasa segan dengan tidak memperdulikan keadaan sekeliling,
sujud bertelut, merendahkan diri mengekspresikan penundukan diri kepada Allah.
3. 3
Di dalam Alkitab PL, terdapat 7 kata Ibrani yang diterjemahkan ke dalam kata „puji‟, „pujian‟
dan „memuji‟. Masing-masing dari ketujuh kata ini setidaknya mencerminkan tujuh ekspresi
berbeda dari apa yang pada umumnya kita fahami sebagai „pujian‟. Dengan mempelajari
makna dari ketujuh kata ini kita dapat menarik pelajarann berharga mengenai hal-hal penting
dan mendasar yang seringkali kita lupakan saat kita mengangkat hati dalam pujian
kepadaNya.
1. Barak.
Pujian dalam bentuk „barak‟ adalah pujian yang diekspresikan dengan cara merendahkan
diri, sujud dan bertelut sebagai tanda penundukan diri dan berserah penuh. Ketika kita
„barak‟ kepada Tuhan, kita melandasinya dengan sikap hati yang berserah penuh,
menaklukkan diri pada kedaulatanNya atas hidup kita.
Ayub 1:21 - Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya,
kemudian sujudlah ia dan menyembah (barak), . .
Kata Barak berbicara tentang penghormatan dan keheningan dihadapan Allah.
Mengharapkan dengan Iman untuk sesuatu jawapan. Dalam kata ini tidak ada pernyataan
tentang expresi atau ungkapan dengan suara. Hanya keheningan!
Mazmur 72:11-15
11 Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya!
12 Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas,
dan orang yang tidak punya penolong; 13 ia akan sayang kepada orang lemah dan orang
miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin. 14 Ia akan menebus nyawa mereka dari
penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di matanya. 15 Hiduplah ia! Kiranya
dipersembahkan kepadanya emas Syeba! Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati
sepanjang hari!
2. Yadah.
Yadah bererti PERNYATAAN atau UNGKAPAN perasaan berterima kasih dalam puji
pujian.
Kata akar Yadah bererti MENGHULUR TANGAN, MENGANGKAT TANGAN.
Ketika kita „yadah‟ kepada Tuhan, kita mengangkat kedua tangan kita dan merentang-nya
(sambil mengayun-ayunkannya ke depan seperti sedang „melemparkan‟ sesuatu) bersyukur
kepada Dia atas berkat-berkatNya; atas kebaikanNya; atas perbuatan-perbuatanNya yang
ajaib yang telah dinyatakanNya dalam hidup kita. Kata ini seringkali diterjemahkan sebagai
„menaikkan syukur‟ atau „bersyukur‟.
Kejadian 29:35 - Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia
berkata: “Sekali ini aku akan bersyukur (yadah) kepada Tuhan.” . . . . .
Mazmur 111:1 Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam
lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.
4. 4
Mazmur 138:1 Dari Daud. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di
hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.
Kata ini mengungkapkan satu tindakan, bukan suatu yang pasif! Tindakan ini berupa puji-
pujian yang keluar dari dalam hati dengan expresi luar adalah mengangkat tangan sebagai
pernyataan dari hati yang sedang terangkat.
Puji-pujian dengan cara ini merupakan kekuatan yang sangat nyata bila digunakan dalam
pertempuran.
3. Towdah.
Mengangkat tangan untuk memuji Tuhan sambil mempersembahkan sesuatu.
Saat kita „towdah‟ kepada Tuhan, kita mengangkat tangan; merentangkan dan
menadahkannya ke tempat kudus Allah sambil mempersembahkan ‘diri’ kita, bersyukur
dan memuji Dia.
Mazmur 50:14 - Persembahkanlah syukur (towdah) sebagai korban kepada Allah dan
bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi.
Todah bererti bersyukur dan memuji atas sesuatu yang sedang Allah kerjakan. Korban
puji-pujian juga dinyatakan dengan mengangkat tangan.
Mazmur 50:23 Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;
siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."
Mazmur 69:31 Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia
dengan nyanyian syukur; pada pemandangan Allah itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari
pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah.
Mamzur 107:22 Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan
pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!
Hal ini adalah puji –pujian dalam tindakan dan menghormati Allah, seperti dikatakan dalam
Mazmur 50:23, “ siapakah yang mempersembahkan syukur (todah) sebagai korban, ia
memuliakan Aku...”
4. Zamar.
Memuji Tuhan ‘dengan’ atau ‘dengan diiringi’ musik (dalam terjemahan bahasa Inggris:
musical worship) … musik vokal, musik instrumental ataupun kombinasi dari keduanya.
Mazmur 147:7 - Bernyanyilah bagi Tuhan dengan nyanyian syukur (towdah), bermazmur-lah
(zamar) bagi Allah kita dengan kecapi!
Ini bererti puji- pujian yang dinyanyikan dengan iringan oleh alat alat musik. Zamar bererti
memetik kecapi atau alat musik yang menggunakan senar (string)
5. 5
Mazmur 47: (47-6) Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan
diiringi bunyi sangkakala.
Mazmur 57:8-9 “Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau
bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau
membangunkan fajar!
Mazmur 98:5-6 “Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang
nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni
TUHAN!”
Dalam Mazmur 149:3 tertulis “ biarlah mereka memuji muji namaMu dengan tari tarian,
biarlah mereka bermazmur kepadanya dengan rebana dan kecapi”
5. Shabakh.
Bersorak-sorai memuji Tuhan, memuliakan, memberikan penghargaan tertinggi.
Fokus „shabach‟ adalah memproklamasikan hormat, kuasa dan kemuliaanNya.
Mazmur 147:12 - Megahkanlah (shabach) Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion!
Kata ini mengandungi erti memuji, sorak kemenangan, memuliakan atau memegahkan,
berteriak atau bersorak, berseru dengan nada suara yang keras.
Mazmur 35:27 Biarlah bersorak-sorai dan bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku
dibenarkan! Biarlah mereka tetap berkata: "TUHAN itu besar, Dia menginginkan
keselamatan hamba-Nya!"
Mazmur 63: 3 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan
Engkau.
Ini tidak bererti bahawa mereka yang pendiam dan pemalu tidak harus melakukan tindakan
ini. Kita semua harus memuji Tuhan dengan cara seperti ini, tanpa terkecuali. Cara ini masih
tetap layak dan benar untuk masa sekarang.
6. Halal. – haleluyah!
Implikasi ‘halal’ adalah pujian disertai ungkapan kegembiraan yang luar biasa
(membuat diri sendiri nampak bodoh, … cenderung „mempermalukan diri sendiri‟ bagi
orang yang tidak terlibat di dalamnya).
Adalah pujian jenis ini yang diekspresikan oleh Daud saat ia menari-nari di hadapan Tabut
Allah, bersorak-sorai dan „meracau‟ di hadapan Tuhan sehingga tampak bodoh dan
mempermalukan diri sendiri. Daud tidak menahan-nahan, bahkan membiarkan dirinya
dikuasai sepenuhnya oleh dorongan yang kuat untuk „halal‟ kepada Tuhan.
6. 6
Mazmur 113:3 - Dari terbitnya sampai terbenamnya matahari, terpujilah (halal) nama Tuhan.
(dalam terjemahan bahasa Inggris: let the name of The Lord be praised = biarlah nama Tuhan
dipuji).
7. Tehillah.
Pujian-pengagungan (high-praise), seringkali dikonotasikan dengan rasa syukur atau
pengucapan-syukur (thanksgiving).
Tehillah dapat diekspresikan secara verbal (diucapkan) ataupun dalam bentuk nyanyian.
Mazmur 34:2 - Aku hendak memuji (barak) Tuhan pada segala waktu; puji-pujian (tehillah)
kepadaNya tetap di dalam mulutku.
Kesimpulan:
Tidak satupun dari ketujuh ekspresi yang bersumber dari tujuh kata Ibrani tersebut memiliki
tingkatan yang lebih penting satu dari lainnya, sehingga dengan melakukan yang satu kita
dapat mengabaikan sisanya. Setiap kata memiliki maknanya masing-masing dan mewakili
ekspresi yang sesuai dengan setiap „pujian‟ yang kita naikkan kepadaNya.
Mazmur 47:8 - Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian
pengajaran (sing praises with understanding (NKJV) = nyanyikanlah pujian dengan
pengertian!).
Menaikkan pujian kepada Tuhan tidak cukup hanya diekspresikan dengan ucapan verbal
ataupun nyanyian. Pujian yang tulus memang bersumber dari hati; meluap melalui
mulut disertai ekspresi sikap tubuh yang sesuai dengan isi hati ataupun isi pujian yang
kita nyanyikan.
Matius 22:37 “Jawab Yesus kepadanya : “ Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Jadi, ingatlah! jika kita berkumpul (baik itu dalam komsel, ibadah raya, ataupun pertemuan-
pertemuan ibadah lainnnya), ketika tiba saatnya kita mengangkat hati kita untuk menaikkan
pujian dan sembahan kita kepada Allah, jadilah penyembah-penyembah yang benar!
Penyembah-penyembah benar adalah para penyembah yang menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran. Penyembah-penyembah benar adalah para penyembah yang berintegriti.
“Maksudkan apa yang kita nyanyikan” dan “nyanyikan apa yang kita maksudkan”. Bebaskan
diri kita untuk berekspresi, bukan untuk dilihat orang tapi semata-mata untuk membuat Dia
yang menerima pujian dan sembahan kita disenangkan.