Dokumen tersebut membahas pentingnya penghitungan biaya unit yang akurat untuk manajemen rumah sakit yang efektif. Saat ini, manajemen rumah sakit kurang mampu mengendalikan biaya secara rinci dan mengintegrasikan pemasaran, layanan, logistik, dan keuangan. Penghitungan biaya unit yang salah menyebabkan informasi yang kurang akurat dan tidak terverifikasi, sehingga menghambat manajemen. Diperlukan sistem manaj
Ars103 manajemen pemasaran rs tugas online 08, benny chairuddin, erlina puspitaloka mahadewi, hasyim ahmad, proposal penawaran pengembangan simsr bebas biaya kepada rsud kabupaten siak, paska sarjana mars, angkatan 07 universitas esa unggul, 2019.
Ars103 manajemen pemasaran rs tugas online 08, benny chairuddin, erlina puspitaloka mahadewi, hasyim ahmad, proposal penawaran pengembangan simsr bebas biaya kepada rsud kabupaten siak, paska sarjana mars, angkatan 07 universitas esa unggul, 2019.
Implementasi teori manajemen laba dan laba per saham dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Manajemen laba dan laba per saham sangat penting dalam keberlangsungan hidup suatu usaha dengan menilai berbagai aspek biaya yang dapat diatur sedemikian rupa. Manajemen laba dan laba per saham pada rumah sakit melibatkan strategi keuangan yang cermat untuk mengoptimalkan keseimbangan antara pelayanan kesehatan berkualitas dan keberlanjutan finansial.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen laba dan laba per saham yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
UTS Semester 1 ARS 103 Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Benny Chairuddin, Erli...BennyChairuddin
UTS Semester 1 ARS 103 Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Benny Chairuddin, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Paska Sarjana MARS, angkatan 07 Universitas Esa Unggul, 2019.
Implementasi teori manajemen laba dan laba per saham dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Manajemen laba dan laba per saham sangat penting dalam keberlangsungan hidup suatu usaha dengan menilai berbagai aspek biaya yang dapat diatur sedemikian rupa. Manajemen laba dan laba per saham pada rumah sakit melibatkan strategi keuangan yang cermat untuk mengoptimalkan keseimbangan antara pelayanan kesehatan berkualitas dan keberlanjutan finansial.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen laba dan laba per saham yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
UTS Semester 1 ARS 103 Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Benny Chairuddin, Erli...BennyChairuddin
UTS Semester 1 ARS 103 Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Benny Chairuddin, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Paska Sarjana MARS, angkatan 07 Universitas Esa Unggul, 2019.
2. Fakta yang ada saat ini
Manajemen Rumah Sakit yang ada saat ini tidak mampu untuk :
1. Mengendalikan biaya pelayanan secara rinci dan kausal.
2. Menerjemahkan dan menjabarkan renstra secara koheren (strategik-
taktikal-operasional).
3. Mengkonsolidasi Pemasaran-Pelayanan-Logistik-Keuangan secara Terpadu.
4. Menyejahterakan semua personel.
5. Mendorong utilisasi alkes utama secara optimum sebelum teknologinya
obselete.
6. Merespon perubahan lingkungan secara cepat dan bersistem (sensing and
responding).
7. Memproses pengelolaan (planning-coordinating-monitoring controlling/
intervening-evaluating) entitas RS secara profesional
3. Kesulitan Marketing Strategi
Informasi product profitability tidak tersedia.
Informasi customer profitability tidak tersedia.
Informasi DPJP profitability tidak tersedia.
Hospital Sales Mix dan Product Mix perlu dikelola bukan
dibiarkan berkembang secara alamiah.
Aset RS (aset orang dan aset non orang) dibidikkan ke
dual market secara sengaja.
dll
4. Informasi Kurang Akurat
Kurang akuratnya informasi dikarenakan :
Perhitungan Unit Cost menggunakan informasi akuntansi
keuangan.
Penentuan tarif pelayanan menggunakan kalkulasi unit cost yang
salah.
Manajemen Biaya RS bertumpu pada informasi biaya yang salah.
Manajemen Keuangan RS berbasis informasi akuntansi
keuangan.
dll
5. Tidak Terverifikasi
Dengan tidak terverifikasi maka :
• Tidak memverifikasi billing pasien menyebabkan tidak bisa
dideteksinya boros dan bocornya biaya pelayanan.
• Tidak sering melakukan stok opname menyebabkan tidak bisa
dideteksinya boros dan bocornya stok RS.
• Tidak memiliki Sistem Akuntansi Unit Cost menyebabkan
kenaikan harga input tidak disadari telah menggerus habis
marjin.
• dll
7. Manajemen Rumah Sakit Berbasis Produk
Dengan mengadopsi & menerapkan SMRS-BP menjadikan semua
proses manajemen profesional, dari yang jk. Panjang sd. jangka
pendek, dari yang bersifat strategik, taktikal, dan operasional dapat
dilaksanakan secara koheren, dari fungsi manajerial marketing sd.
operations management, dari model manajemen plan & control sd.
sense & respond.
Tersedianya SMRS-BP memfasilitasi praktek manajemen RS yg
profesional, shg tinggal dilakukan Reskilling Ketrampilan
Manajerial para Manajer RS yg umumnya berlatar belakang
pendidikan medis agar mampu memelihara dan mengimprove SMRS-
BP sesuai tuntutan customer dan kompetisi.
8. APA MANAJEMEN RS BERBASIS PRODUK?
Menghadapi lingkungan pasar pasien BPJS, Manajemen RS harus mengubah
Pola Pengelolaan RS yang Cost-Effective, karena sudah tidak bisa
mengekspor ketidakefisienan RS ke masyarakat melalui revisi tarif.
Diperlukan Pola Pengelolaan untuk Penerjemahan, Penjabaran, dan
Pelaksanaan Renstra RS secara:
Riil (Obyek yang dikelola konkrit atau nyata)
Rinci (Informasi detil tentang Obyek yang dikelola)
Runtut (Hub. Koheren/Sebab Akibat Kentara dan Kuat)
Rasional (Decision Making yang Logis)
Pengelolaan RS dilakukan secara Bersistem
Meningkatkan Manajemen Klinis menjadi Manajemen RS yg mampu
“Berkendali Mutu Berkendali Biaya” & Sustainable.
9. KALKULASI UNIT COST YANG BENAR
Prinsip yang Mendasari Kebenaran Kalkulasi Unit Cost di RS:
1. Semua Biaya yang terjadi di RS harus dibayar pasien.
2. Menggunakan Metode Standard Costing agar terbebas dari ketidakefisienan.
3. Memakai Metode MRP II (Material Requisition Planning)
4. Cost Modeling harus dipilih agar tidak ada biaya (terutama biaya overhead)
yang tercecer (uncounted) atau dibebankan lebih dari sekali (double
counting).
5. Perhitungan dilakukan untuk Semua Produk (Tindakan, Grouping INA-CBG,
dan Paket Pelayanan) di RS.
6. Perhitungan diselenggarakan menggunakan Sistem Akuntansi Biaya RS
(Sistem Akuntansi Unit Cost) yang memang sistem untuk mencatat
transaksi dan memutakhirkan saldo biaya/unit cost yang terjadi di dalam
RS.