SlideShare a Scribd company logo
Konsep Diri Pendamping Desa
Untuk memahami arti citra diri Pendamping Desa, baik kalau terlebih dahulu
memahami arti konsep diri (self concept). Ilustrasi berikut barangkali bisa menghantar untuk
memahami arti citra diri. Dalam suatu kesempatan wawancara dengan bagian Pengembagan
Sumber Daya Manusia di sebuah perusahaan, seorang pelamar kerja biasanya berusaha
meyakinkan pewawancara tentang kompetensi dan pengalamannya diri sebaik-baiknya. Di
depan pewawancara, pelamar kerja tersebut sedang menggambarkan konsep dirinya yang
positif. Dalam teori psikologi konsep diri terdiri dari tiga komponen, yaitu citra diri aktual,
harga diri, dan citra diri ideal. Konsep tentang diri kita yang kita bangun memengaruhi ketiga
komponen tersebut. Ketiganya akan dibahas satu persatu sebagai materi pembelajaran yang
terpisah.
Arti “diri” (self), meminjam istilah Ki Hajar Dewantara, merujuk pada pengertian tentang
individu sebagai mahkluk berbudi pekerti. Budi adalah kemampuan akal rasional dan
kemampuan rasa-emosional. Sedangkan pekerti adalah daya kekuatan kehendak mewujudkan
tindakan. Budi pekerti dengan demikian adalah kemampuan kecerdasan akal rasional dan
kecerdasan emosional untuk berkehendak mewujudkan tindakan. Budi pekerti merupakan
karunia kemampuan kodratiah yang khas ada pada mahkluk yang disebut manusia. Namun
kemampuan budi pekerti sifatnya potensial. Potensi merupakan kemampuan yang belum
tampak di permukaan. Potensi baru bisa terlihat sesudah menjadi actus atau tindakan. Artinya
tugas kodrati manusia adalah mengaktualisasi potensi kemampuan akal, rasa, dan karsa
menjadi sikap dan tindakan nyata.
Dalam ilmu psikologi, konsep diri berarti gambaran mental seseorang tentang
performa atau keadaan dirinya, baik penampilan, kemampuan, maupun kepribadian.
Gambaran tentang diri sendri tersebut dibentuk dari persepsi atas pengalamannya sendiri
maupun pengaruh internalisasi pandangan orang lain. Konsep diri merupakan penilaian
tentang diri sendiri yang terbangun dari waktu ke waktu. Secara umum kesan tentang konsep
diri menyangkut enam dimensi: 1) dimensi fisik, yaitu bagaimana seseorang menilai keadaan
fisiknya sendir, 2) dimensi psikologis, penilaian seseorang terkait dengan sikapnya sebaga
orang yang bijak, tulus, culas, munafik dan sebagainya, 3) dimensi intelektual, evaluasi
seseoang menyangkut tingkat kecerdasan rasionalnya, 4) dimensi keterampilan, kesan atau
penilaian seseorang terkait dengan keterampilan keterampilan sosial dalam berelasi atau
berinteraksi dengan orang lain maupun keterampilan tekis, 5) dimensi moral, terkait dengan
kesan seseorang terhadap kemampuannya menginternalisasi prinsip dan nilai-nilai moral, dan
6) dimensi seksual, yaitu dimensi yang terkait dengan penilaian seseorang tentang nilai-nilai
gender dalam masyarakat.
Konsep diri memiliki beberapa perspektif. Pertama adalah perspektif “bagaimana saya
berpikir orang lain menilai saya”. Dalam perspektif ini seseorang memandang dirinya
berdasarkan anggapannya tentang pendapat orang lain terhadap dirinya. Kedua adalah
perspektif “bagaimana saya melihat orang lain memandang diri saya”. Dalam perspektif ini
seseorang mendengar langsung penilaian orang lain tentang dirinya. Ketiga adalah perspektif
“bagaimana saya berharap orang lain memandang diri saya.” Dan yang keempat adalah
perspektif “bagaimana saya menilai diri saya sendiri.” Perspektif keempat itulah yang menjadi
fokus perhatian dalam pembahasan kita kali ini.
Konsep diri bisa positif dan bisa negatif. Konsep diri positif dapat menguatkan rasa
percaya diri seseorang dalam pikiran, sikap dan tindakannya. Contoh, seseorang dengan citra
diri positif akan menganggap dirinya sebaga pribadi yang hangat, cerdas, yang kehadirannya
senantiasa diharapkan oleh kelompok teman-temannya karena menghbur. Sebaliknya citra diri
negatif adalah gambaran seseorang yang ragu, bahkan tidak percaya dengan kompetensi
dirinya sendiri. Konsep diri negatif tentu saja merupakan kesan yang berpotensi menghambat
perkembangan aktualisasi seseorang. Bahkan kalau tidak ada tindakan untuk mengubah,
bukan tidak mungkin seseorang dengan citra diri negatif akan cenderung membuat seseorang
mudah menyalahkan diri sendiri.
Bagaimana dengan konsep diri Pendamping Desa? Citra diri Pendamping Desa
bergantung bagaimana seseorang tersebut mempersepsikan dirinya sebagai seorang tenaga
profesional pendampingan masyarakat desa. Persepsi seseorang tentang dirinya sebagai
Pendamping Desa tergantung pada konsepsi “diri” yang dibangun oleh Pendamping Desa itu
sendiri. Dalam ilmu psikologi dikenal ada tiga konspesi “diri”. Konsepsi pertama adalah
bagamana seseorang menggambarkan dirinya sebagai Pendamping Desa yang ideal atau
disebut konsepsi diri ideal (self ideal). Kedua adalah konsepsi seorang Pendamping Desa yang
menggambarkan “diri”nya secara aktual atau dsebut citra diri aktual (actual self image).
Konsep diri aktual ini merujuk pada pengenalan tentang “diri” sendiri seperti apa adanya.
Sedangkan konsepsi yang ketiga adalah konsepsi tentang harga diri (self esteem). Konsepsi
harga diri ini berkait dengan dengan pengenalan diri seorang Pendamping Desa tentang citra
dirinya sebagai tenaga profesional. Semakin positif seseorang menggambarkan citra dirinya
akan semakin tinggi pula rasa untuk menghargai dirinya.
Pendamping Desa perlu mengenali konsep dirinya mengingat dalam psikologi
humanistik dijelaskan bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki kecenderungan
mengaktualisasi kemampuannya menuju perubahan yang lebih baik. Demikian pula halnya
dengan Pendamping Desa sebagai tenaga profesional yang menaruk komitmen pada pilihan
komitmennya diharapkan memiliki kecenderungan untuk mengaktualisasi kompetensi
profesionalnya menjadi semakin baik. Dalam hal ini maka konsep citra diri positif selain
merupakan daya dorong yang menggerakkan aktualisasi seorang Pendamping Desa menjadi
semakin baik. Aktualisasi merupakan siklus antara pengalaman mewujudkan kompetensi atau
kemampuan ke dalam praktik kinerja dengan kemampuan merefleksikan pengalaman sebagai
sumber pembelajaran. Melalui siklus aktualisasi selain Pendamping Desa memberikan
kontribusi positif pada masyarakat yang didampingi juga mendapatkan pemahaman baru
tentang konsepsi citra dirinya yang positif.
Dalam hal ini refleksi merupakan cara berpikir kritis-analitis yang membantu
Pendamping Desa dalam merancang konsep citra dirinya. Refleksi dalam kerangka aktualisasi
diri menyakup tiga aspek yang berkaitan dengan perannya sebagai tenaga pendamping
profesonal. Pertama adalah refleksi diri untuk mengenali sisi positif dan negatif dari dari citra
dirinya. Refleksi dilakukan secara lebih mendalam dengan menjawab pertanyaan mendasar,
“siapakah saya (who am I)?”. Eksplorasi jawaban yang jujur atas pertanyaan itu tentu
membantu Pendamping Desa untuk menguji sendiri konsepsi citra diri aktualnya. Kedua
adalah refleksi untuk menguatkan kompetensinya dalam menghadapi tantangan dan
memecahkan masalah baik yang bersifat internal maupun eksternal. Pertanyaan dasar dalam
refleksi itu adalah “apa yang dapat saya lakukan (what can I do)?” Sedangkan aspek ketiga
adalah refleksi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi profesionalnya sebagai Pendamping
Desa yang melekat dalam diri pribadi. Pertanyaan reflektifnya dalam unsur itu adalah
“bagaimana saya menjadi pribadi Pendamping Desa yang sungguh-sungguh berfungsi
optimal bagi masyarakat desa (how to become fully function person)?”
Kembali pada tiga komponen konsepsi diri yang disinggung di bagian pengatar, maka
materi pembelajaran berikutnya yang akan dibahas adalah materi tentang citra diri aktual,
harga diri dan citra diri ideal. Citra diri aktual tentu terdapat beragam tipologi tergantung
bagaimana setiap Pendamping Desa mempersepsikan citra dirinya sendiri. Salah satu contoh
tipologi citra diri aktual adalah persepsi citra diri normatif Pendampng Desa. Contoh tersebut
akan dibahas sebagai salah satu materi pembelajaran. Gambaran tipologi citra diri normatif
dipersepsikan dari hasil pembacaan informasi dan evaluasi kinerja harian Pendamping Desa.
Sedangkan persepsi citra diri ideal Pendamping Desa dibangun dari tuntutan peran, fungsi
dan tanggungjawab Pendamping Desa berdasarkan panduan dan ketentuan peraturan
peraturan perundangan yang berlaku.

More Related Content

Similar to 2-Konsep Diri Pendamping Desa.pdf

Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
MelkiasAdu
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan Psikologi
MelkiasAdu
 
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdfTerpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Nawang Setyoningrum
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Septian Muna Barakati
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Warnet Raha
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Juwita Yulianto
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
zakariaye
 
KONSEP DIRI TM 2.pdf
KONSEP DIRI TM 2.pdfKONSEP DIRI TM 2.pdf
KONSEP DIRI TM 2.pdf
TYASLARASATI
 
Self concept
Self conceptSelf concept
Self concept
Dodyk Fallen
 
Pengantar Humanistik
Pengantar HumanistikPengantar Humanistik
Pengantar Humanistik
Wulandari Rima Kumari
 
Ppt dimensi
Ppt dimensiPpt dimensi
Ppt dimensi
amoyrenyrosida
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Septian Muna Barakati
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
sheillacahaya
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
yulyrahmawati
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
yulyrahmawati
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
sheillacahaya
 
Aktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaanAktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaan
Masmasthar YanghAndal
 

Similar to 2-Konsep Diri Pendamping Desa.pdf (20)

Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan Psikologi
 
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdfTerpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
 
KONSEP DIRI TM 2.pdf
KONSEP DIRI TM 2.pdfKONSEP DIRI TM 2.pdf
KONSEP DIRI TM 2.pdf
 
Self & self esteem
Self & self esteemSelf & self esteem
Self & self esteem
 
Self concept
Self conceptSelf concept
Self concept
 
Pengantar Humanistik
Pengantar HumanistikPengantar Humanistik
Pengantar Humanistik
 
Ppt dimensi
Ppt dimensiPpt dimensi
Ppt dimensi
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
 
Aktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaanAktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaan
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 

Recently uploaded

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 

Recently uploaded (6)

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 

2-Konsep Diri Pendamping Desa.pdf

  • 1. Konsep Diri Pendamping Desa Untuk memahami arti citra diri Pendamping Desa, baik kalau terlebih dahulu memahami arti konsep diri (self concept). Ilustrasi berikut barangkali bisa menghantar untuk memahami arti citra diri. Dalam suatu kesempatan wawancara dengan bagian Pengembagan Sumber Daya Manusia di sebuah perusahaan, seorang pelamar kerja biasanya berusaha meyakinkan pewawancara tentang kompetensi dan pengalamannya diri sebaik-baiknya. Di depan pewawancara, pelamar kerja tersebut sedang menggambarkan konsep dirinya yang positif. Dalam teori psikologi konsep diri terdiri dari tiga komponen, yaitu citra diri aktual, harga diri, dan citra diri ideal. Konsep tentang diri kita yang kita bangun memengaruhi ketiga komponen tersebut. Ketiganya akan dibahas satu persatu sebagai materi pembelajaran yang terpisah. Arti “diri” (self), meminjam istilah Ki Hajar Dewantara, merujuk pada pengertian tentang individu sebagai mahkluk berbudi pekerti. Budi adalah kemampuan akal rasional dan kemampuan rasa-emosional. Sedangkan pekerti adalah daya kekuatan kehendak mewujudkan tindakan. Budi pekerti dengan demikian adalah kemampuan kecerdasan akal rasional dan kecerdasan emosional untuk berkehendak mewujudkan tindakan. Budi pekerti merupakan karunia kemampuan kodratiah yang khas ada pada mahkluk yang disebut manusia. Namun kemampuan budi pekerti sifatnya potensial. Potensi merupakan kemampuan yang belum tampak di permukaan. Potensi baru bisa terlihat sesudah menjadi actus atau tindakan. Artinya tugas kodrati manusia adalah mengaktualisasi potensi kemampuan akal, rasa, dan karsa menjadi sikap dan tindakan nyata. Dalam ilmu psikologi, konsep diri berarti gambaran mental seseorang tentang performa atau keadaan dirinya, baik penampilan, kemampuan, maupun kepribadian. Gambaran tentang diri sendri tersebut dibentuk dari persepsi atas pengalamannya sendiri maupun pengaruh internalisasi pandangan orang lain. Konsep diri merupakan penilaian tentang diri sendiri yang terbangun dari waktu ke waktu. Secara umum kesan tentang konsep diri menyangkut enam dimensi: 1) dimensi fisik, yaitu bagaimana seseorang menilai keadaan fisiknya sendir, 2) dimensi psikologis, penilaian seseorang terkait dengan sikapnya sebaga orang yang bijak, tulus, culas, munafik dan sebagainya, 3) dimensi intelektual, evaluasi seseoang menyangkut tingkat kecerdasan rasionalnya, 4) dimensi keterampilan, kesan atau penilaian seseorang terkait dengan keterampilan keterampilan sosial dalam berelasi atau berinteraksi dengan orang lain maupun keterampilan tekis, 5) dimensi moral, terkait dengan kesan seseorang terhadap kemampuannya menginternalisasi prinsip dan nilai-nilai moral, dan 6) dimensi seksual, yaitu dimensi yang terkait dengan penilaian seseorang tentang nilai-nilai gender dalam masyarakat. Konsep diri memiliki beberapa perspektif. Pertama adalah perspektif “bagaimana saya berpikir orang lain menilai saya”. Dalam perspektif ini seseorang memandang dirinya berdasarkan anggapannya tentang pendapat orang lain terhadap dirinya. Kedua adalah perspektif “bagaimana saya melihat orang lain memandang diri saya”. Dalam perspektif ini seseorang mendengar langsung penilaian orang lain tentang dirinya. Ketiga adalah perspektif “bagaimana saya berharap orang lain memandang diri saya.” Dan yang keempat adalah
  • 2. perspektif “bagaimana saya menilai diri saya sendiri.” Perspektif keempat itulah yang menjadi fokus perhatian dalam pembahasan kita kali ini. Konsep diri bisa positif dan bisa negatif. Konsep diri positif dapat menguatkan rasa percaya diri seseorang dalam pikiran, sikap dan tindakannya. Contoh, seseorang dengan citra diri positif akan menganggap dirinya sebaga pribadi yang hangat, cerdas, yang kehadirannya senantiasa diharapkan oleh kelompok teman-temannya karena menghbur. Sebaliknya citra diri negatif adalah gambaran seseorang yang ragu, bahkan tidak percaya dengan kompetensi dirinya sendiri. Konsep diri negatif tentu saja merupakan kesan yang berpotensi menghambat perkembangan aktualisasi seseorang. Bahkan kalau tidak ada tindakan untuk mengubah, bukan tidak mungkin seseorang dengan citra diri negatif akan cenderung membuat seseorang mudah menyalahkan diri sendiri. Bagaimana dengan konsep diri Pendamping Desa? Citra diri Pendamping Desa bergantung bagaimana seseorang tersebut mempersepsikan dirinya sebagai seorang tenaga profesional pendampingan masyarakat desa. Persepsi seseorang tentang dirinya sebagai Pendamping Desa tergantung pada konsepsi “diri” yang dibangun oleh Pendamping Desa itu sendiri. Dalam ilmu psikologi dikenal ada tiga konspesi “diri”. Konsepsi pertama adalah bagamana seseorang menggambarkan dirinya sebagai Pendamping Desa yang ideal atau disebut konsepsi diri ideal (self ideal). Kedua adalah konsepsi seorang Pendamping Desa yang menggambarkan “diri”nya secara aktual atau dsebut citra diri aktual (actual self image). Konsep diri aktual ini merujuk pada pengenalan tentang “diri” sendiri seperti apa adanya. Sedangkan konsepsi yang ketiga adalah konsepsi tentang harga diri (self esteem). Konsepsi harga diri ini berkait dengan dengan pengenalan diri seorang Pendamping Desa tentang citra dirinya sebagai tenaga profesional. Semakin positif seseorang menggambarkan citra dirinya akan semakin tinggi pula rasa untuk menghargai dirinya. Pendamping Desa perlu mengenali konsep dirinya mengingat dalam psikologi humanistik dijelaskan bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki kecenderungan mengaktualisasi kemampuannya menuju perubahan yang lebih baik. Demikian pula halnya dengan Pendamping Desa sebagai tenaga profesional yang menaruk komitmen pada pilihan komitmennya diharapkan memiliki kecenderungan untuk mengaktualisasi kompetensi profesionalnya menjadi semakin baik. Dalam hal ini maka konsep citra diri positif selain merupakan daya dorong yang menggerakkan aktualisasi seorang Pendamping Desa menjadi semakin baik. Aktualisasi merupakan siklus antara pengalaman mewujudkan kompetensi atau kemampuan ke dalam praktik kinerja dengan kemampuan merefleksikan pengalaman sebagai sumber pembelajaran. Melalui siklus aktualisasi selain Pendamping Desa memberikan kontribusi positif pada masyarakat yang didampingi juga mendapatkan pemahaman baru tentang konsepsi citra dirinya yang positif. Dalam hal ini refleksi merupakan cara berpikir kritis-analitis yang membantu Pendamping Desa dalam merancang konsep citra dirinya. Refleksi dalam kerangka aktualisasi diri menyakup tiga aspek yang berkaitan dengan perannya sebagai tenaga pendamping profesonal. Pertama adalah refleksi diri untuk mengenali sisi positif dan negatif dari dari citra dirinya. Refleksi dilakukan secara lebih mendalam dengan menjawab pertanyaan mendasar, “siapakah saya (who am I)?”. Eksplorasi jawaban yang jujur atas pertanyaan itu tentu membantu Pendamping Desa untuk menguji sendiri konsepsi citra diri aktualnya. Kedua adalah refleksi untuk menguatkan kompetensinya dalam menghadapi tantangan dan
  • 3. memecahkan masalah baik yang bersifat internal maupun eksternal. Pertanyaan dasar dalam refleksi itu adalah “apa yang dapat saya lakukan (what can I do)?” Sedangkan aspek ketiga adalah refleksi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi profesionalnya sebagai Pendamping Desa yang melekat dalam diri pribadi. Pertanyaan reflektifnya dalam unsur itu adalah “bagaimana saya menjadi pribadi Pendamping Desa yang sungguh-sungguh berfungsi optimal bagi masyarakat desa (how to become fully function person)?” Kembali pada tiga komponen konsepsi diri yang disinggung di bagian pengatar, maka materi pembelajaran berikutnya yang akan dibahas adalah materi tentang citra diri aktual, harga diri dan citra diri ideal. Citra diri aktual tentu terdapat beragam tipologi tergantung bagaimana setiap Pendamping Desa mempersepsikan citra dirinya sendiri. Salah satu contoh tipologi citra diri aktual adalah persepsi citra diri normatif Pendampng Desa. Contoh tersebut akan dibahas sebagai salah satu materi pembelajaran. Gambaran tipologi citra diri normatif dipersepsikan dari hasil pembacaan informasi dan evaluasi kinerja harian Pendamping Desa. Sedangkan persepsi citra diri ideal Pendamping Desa dibangun dari tuntutan peran, fungsi dan tanggungjawab Pendamping Desa berdasarkan panduan dan ketentuan peraturan peraturan perundangan yang berlaku.