2. Kasih Sayang
Menurut kamus umum bahasa indonesia W.J.S Purwodarmito kasih sayang
diartikan dengan perasaan sayang atau cinta kepada seseorang. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Kasih sayang.
Ada dua bentuk yaitu, kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang,
Kasih sayang juga dasar komunikasi dari keluarga.
Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang
pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang
sebenarnya. Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar
hubungan cinta atau asmara antara seorang laki-laki dan perempuan saja. Namun
lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara,
keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang
yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada
menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi
kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga
kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib.
Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata.
Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi
rasa cinta dan kasih.
3. Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia terhadap Tuhan. Kecintaan manusia
terhadap Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupaan manusia. Hal ini
dikarenakan pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupaan
yang sebenarnya. Penyebab hal tersebut terjadi karena Tuhan pecipta alam
semesta.
Seperti dalam surat Al-furqan ayat 59-60 yang menyatakan: “dia yang menciptakan
langit dan bumi beserta apa-apanya diantara keduanya dalam 6 rangkaian masa,
kemudian dia bertahta diatas singgah sananya. Dia maha pengasih, maka
tanyakanlah kepadaNya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya
ayat 60, “bila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang Maha
Pengasih.”
Kalau manusia cinta kepada Tuhan karena Tuhan sungguh maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanivestasikan dalam bentuk
pemujaan atau sembahyang. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara
pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi dan situasi. Sembahyang
dirumah, dimasjid, digereja, dipura, dicandi, bahkan ditempat yang dianggap
keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan. Oleh karena itu,
pemujaan ini sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya.
Hal itu berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya,mohon
perlindungan,mohon dilimpahkan kebijaksanaan, dsb.
Pemujaan dapat menimbulkan daya kreatifitas pecintanya dengan cara mencipta.
Banyak kita temui Arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa yang dipuja dalam
kesenian pahat.
4. Belas Kasihan
Belas kasihan adalah emosi manusia yang muncul akibat melihat penderitaan
orang lain. Rasa belas kasihan membuat orang-orang merasa iba sehingga ingin
menolong atau memberikan sesuatu yang bisa membahagiakan atau meringankan
beban orang-orang yang mengalami kesulitan atau musibah.
Cinta Kasih Erotis
Dalam cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama
dan sebanding. Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadapa orang
lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara keduanya
tetapi mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas
hanya seorang saja. Berlawanan dengan 2 jenis cinta kasih diatas adalah cinta
kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan
dengan seseorang lain
5. MANUSIA DAN KEINDAHAN
Pengertian Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah
itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari
estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah
sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan
dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal
kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad
pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
6. Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik
dan juga menyenangkan
b. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam
hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
c. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
a. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu
hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
b. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan
tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu
tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of
Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
a. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni
karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam
pikirannya sendiri.
b. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena
keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
c. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila
terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
7. Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk
dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara
maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi
manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa
keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran
adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar.
Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep
dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai
obyek yang diungkapkan
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun
tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu
adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah
abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang
indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik.
Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya.
8. Cara untuk Mengetahui Suatu Keindahan
a. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan
sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda,
meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi
apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
Orang yang merenungkan setiap kegiatannya/segenap pengetahuannya yang dia miliki dapat
disebut berfilsafat. Tetapi tidak semua orang mampu berpikir kefilsafat. Dimana kefilsafant
mendasarkan diri pada penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan analitis.
Berpikir merupakan kegiatan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Sedang
analisis adalah kegiatan. Berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu sehingga
pengetahuan yang kita peroleh disebut pengetahuan-pengetahuan tidak langsung.
Ada 3 macam pemikiran kefilsafatan adalah sebagai berikut:
1. menyeluruh, artinya pemikiran yang luas bukan hanya ditinjau sudut pandangan tertentu.
Tetapi ingin mengetahui ilmu yang satu dengan ilmu yang lain.
Contoh dengan moral dan seni dan tujuan hidup
2. mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental.(keluar
gejala) sehingga dapat dujadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
3. spekulatif artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah
pengetahuan yang baru.
9. Renungan atau pemikiran berhubungan dengan keindahan didasarkan atas 3 macam teori
yaitu:
1. teori metafisika, plato mendalilkan adanya dunia ide para taraf yang tertinggi, sebagai
realita illahi itu.
2. teori pengungkapan, dam teori ini dikatakan oleh Benedelto Croce. Bahwa seni adalah
pengungkapan kesan-kesan yang dimiliki seserang
3. teori psikolgis, dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan
bawah sadar dari serang seniman.
b. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena
benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan
seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan
yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan
ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
Dalam keselarasan itu seseorang memiliki persaan seimbang, teng, dan mempunyai citrarasa
akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat di tengah-tengah kesempurnaan yang
menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.
Dalam mencipta seni ada dua teori, yakni teri obyektif, dan teori subyektif. Teori subyektif
menyatakan bahwa keindahan itu adalah terciptanya nilai-nilai estetik yang merupakan
kualita yang telah melekat pada benda itu.
Dalam perimbangan sebagai cabang teori obyektif dinyatakan bahwa keindahan merupakan
suatu kualita dari benda. Dalam seni ada 6 asas. Asas-asas itu ialah kesatuan total, tema,
tema variasi, keseimbangan, perkembangan dan tata jenjang. Keserasian tidak ada
hubungannya dengan kemewahahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan warna, bentuk,
dan ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi rendah,
keras-lembut, dan panjang-pendek.
10. c. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi
bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun
dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-
orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang
bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan
sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
Dalam Al-Qur`an allah telah memberikan contoh dari suri tauladan yang sangat baik kepada
manusia, tentang bagaimana seharusnya cara pergaulan antar sesama. Keindahan gaya
bahasa Al-Qur`an yang halus dan baik dalam memberikan sesuatu pengarahan kepada
manusia.
Bagian-bagian rohanian yang melahirkan sikap ada 5 bagian yaitu
1. Kelembutan dalam pergaulan
Agar dalam pergaulan terjaga kehalusan dan kelembutannya maka harus berdasarkan
prinsip: cinta kasih, kejujuran, keadilan dan kesatuan siakp. Apabila dalam suatu keluarga
itu dipegang teguh dan sebagai dasar pergaulan , maka lahirlah kehalusan atau
kelembutan, kelembuatan, kedamaian, kebahagiaan, dan ketenangan.
2. pergaulan dalam masyarakat
keluarga adalah masyarakat, sudah tentu masyarakat terkecil, namun keluarga itu
mempunyai peranan dalam masyarakat , karena masyarakat itu terjadi dari masyarakat
kecil.
Apabila setiap keluarga menannamkan prinsip-prinsip di atas maka keluarga-keluarga
yang membentruk masyarakat itu akan hidup tentram, damai, bahagia, dan selalu di
jumpai kelembutan.
11. 3. kemauan
kemauan merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam bagian rohanian
manusia. Unsur kemauan itu penting, karena kemauanlah yang menentukan
pilihan.
Yakni berbuat baik atau tidak berbuat baik . Kemauan juga disebut karsa,
karena kemauan atau karsa itu yang menentukan pilihan untuk baik atau
buruk. Kemauan baik ialah kemauan yang sifatnya luhur, yang tidak merugikan
orang lain. Kemauan buruk ialah kemauan yang merugikan orang lain. Selain itu
kemauan terbagi dalam 3 bagin yaitu:
Kemauan lunak, kemauan keras dan kemauan berubah.
4. Perasaaan
Perasaaan juga datangnya dari jiwa manusi, yang wujud luarnya tampak pada
tingkah lakunya perbuatan atau tindakan. Karena itu, perasaan pun merupakan
salah satu lapangan sikap
Perasaan disini yang dimaksud adalah perasaan yang dada jiwa atau yang ada
pada hati manusia. Karena dia menyeluruh hati manusia, maka perasaan yang
pada jiwa atau yang lazim ada pada hati manusia. Perasaann perlu dikendalikan
dengan baik.
5. Pikiran
Pikiran dalah bagian rohani manusia yang dapat menciptakan pengetahuan,
gagasa, pendapat, ide, dya, upaya(akal) teori, pertimbanagan, renungan,
kesadaran, kebujaksanaan.
Demikian pila orang yang mampu mengendaliakn kemauannya dengan pikirannya
adalah orang yang realistik., Sebaliknya, perasaaan dan kemauan berpengaruh
atas jalannya pikiran manusia
12. Jadi , antara pikiran, perasaaan, kemauan, yang lazim disebut “cipta, rasa, dan karsa” manusia
merupakan jalinan yang kuat sekali. cipta, rasa, dan karsa yangmembuat manusia selalu
bergerak, berubah, berkembang dan maju, dengan kata lain membuat orang dinamis sebab itu,
para filsuf yang menyebut ke tiga rohaniah itu “ Trias-dinamika
Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-
nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang
dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara
fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun,
peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan.
Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang
sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan
kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan
serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan
atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk
melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan.
Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu
merupakan bagian yang terkandung dalam kemanusiaannya.
13. Hubungan Manusia dan Penderitaan
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas
segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa.
Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami
mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan
untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani
berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila
sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi
patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan
kekal di akhirat. Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan
insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri
sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan
kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan
terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat
memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami
kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu
kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa
sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat
penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila
manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada
pederitaan di akhirat.
14. Cara Manusia Menghadapi Penderitaan
Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yang
dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
a. Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan
terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan
informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik
dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi
untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi
suatu pemerintah.
Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan. Siksaan Yang Sifatnya Psikis:
1). Kebimbangan, memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
2). Kesepian, merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun
ia dalam lingkungan orang ramai.
3). Ketakutan, adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada
tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
15. Penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
1). Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
2). Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
3). Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
4). Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
5). Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang
akan dijalankan mengalami kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku
percaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-
sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju
bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam
keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih
parah.
b. Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1). Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri
pada lambung
2). Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, mudah marah
16. 3). Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga
dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan
detruksi diri dan bunuh diri.
4). Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5). Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6). Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara
dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1). Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohani.
2). Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3). Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.
4). Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5). Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan
dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan
masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6). Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial
baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak
tidak akan terkena gangguan jiwa.
17. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai
kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1). Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2). Terjadinya konflik sosial budaya.
3). Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif.
1). Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang
positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
2). Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
1). Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara
fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan
orang sekitarnya.
2). Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3). Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan
membisu.
4). Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-
sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
5). Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6). Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior dari pada orang lain.
18. 7). Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1). Kota – kota besar
2). Anak-anak muda usia
3). Wanita
4). Orang yang tidak beragama
5). Orang yang terlalu mengejar materi
Sebab-Sebab Terjadi Penderitaan
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik.
Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman, aku
tidak akan pernah merubah nasib hambaku melainkan hambaku sendirilah yang merubahnya.
Sudah jelas Tuhan tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya
sendirilah yang bisa mengubah nasibnya itu. Adapu perbedaan antara nasib buruk dan takdir,
kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu manusialah
penyebabnya. Karena perbuatan
buruk antara sesama manusia menyebabkan menderitanya manusia yang lain, contohnya:
1). Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas
jika majikannya yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri
Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang
telah diberikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
19. 2). Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri
sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh
pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan
sekaligus merasakan penderitaan anaknya.
3). Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh seniman Rendra
dalam puisinya “bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta,” perbuatan buruk yang
merendahkan derajat kaum wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya
Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pelacur ibu kota itu.
b. Penderitaan timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran , tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa
kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
1). Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, kecerdasan luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata
hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas., dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone Perancis.
Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo Mesir
2). Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya,
dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan
tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Di sini kita dihadapkan
kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga
sikap hidup yang
20. lemah, seperti kesetiaan dan kesabarn sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub
yang lama.
3). Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab yang
dijatuhkan Tuhan kepada orang yang ampuh dan sombong. Fir’aun adalah raja mesir
yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar Nabi
Musa dan –para pengikutnya menyeberangi laut merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa
serta para pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat
ditengah belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu tertutup dan mereka semua
tenggelam.
5. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam
dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat
timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang
menentang kawin paksa; anti ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan
lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan
dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.
21. MANUSIA DAN KEADILAN
1. Pengertian Keadilan
a. Teori Keadilan John Rawls Pemahaman Sederhana
Didalam perkembangan pemikiran filsafat hukum dan teori hukum tentu tidak
lepas dari konsep keadilan. Konsep keadilan tidak menjadi monopoli pemikiran
satu orang ahli saja. Banyak para pakar dari berbagai disiplin ilmu memberikan
jawaban apa itu keadilan. Thomas Aqunas, Aristoteles, John Rawls, Dowkrin, R
Nozick dan Posner sebagian nama yang memberikan jawaban tentang konsep
keadilan.Dari beberapa nama tersebut John Rawls, menjadi salah satu ahli yang
selalu menjadi rujukan baik ilmu filsafat, hukum, ekonomi, dan politik di seluruh
belahan dunia, tidak akan melewati teori yang dikemukakan oleh John Rawls.
Terutama melalui karyanya A Theory of Justice, Rawls dikenal sebagai salah
seorang filsuf Amerika kenamaan di akhir abad ke-20. John Rawls dipercaya
sebagai salah seorang yang memberi pengaruh pemikiran cukup besar terhadap
diskursus mengenai nilai-nilai keadilan hingga saat ini.
Akan tetapi, pemikiran John Rawls tidaklah mudah untuk dipahami, bahkan
ketika pemikiran itu telah ditafsirkan ulang oleh beberapa ahli, beberapa orang
tetap menggap sulit untuk menangkap konsep kedilan John Rawls. Maka, tulisan
ini mencoba memberikan gambaran secara sederhana dari pemikiranJohn Rawls,
khususnya dalam buku A Theory of Justice. Kehadiran penjelasan secara
sederhana menjadi penting, ketika disisi lain orang mengangap sulit untuk
memahami konsep keadilan John Rawls.
22. Teori keadilan Rawls dapat disimpulkan memiliki inti sebagai berikut:
1) Memaksimalkan kemerdekaan. Pembatasan terhadap kemerdekaan ini hanya untuk
kepentingan kemerdekaan itu sendiri,
2) Kesetaraan bagi semua orang, baik kesetaraan dalam kehidupan sosial maupun
kesetaraan dalam bentuk pemanfaatan kekayaan alam (“social goods”). Pembatasan
dalam hal ini hanya dapat dizinkan bila ada kemungkinan keuntungan yang lebih besar.
3) Kesetaraan kesempatan untuk kejujuran, dan penghapusan terhadap ketidaksetaraan
berdasarkan kelahiran dan kekayaan.
Untuk meberikan jawaban atas hal tersebut, Rawls melahirkan 3 (tiga) pronsip kedilan,
yang sering dijadikan rujukan oleh beberpa ahli yakni:
1) Prinsip Kebebasan yang sama (equal liberty of principle)
2) Prinsip perbedaan (differences principle)
3) Prinsip persamaan kesempatan (equal opportunity principle)
Rawls berpendapat jika terjadi benturan (konflik), maka: Equal liberty principle harus
diprioritaskan dari pada prinsip-prinsip yang lainnya. Dan, Equal opportunity principle
harus diprioritaskan dari pada differences principle.
b. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan
terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila
kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan,
maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau
tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama,
sedangkan pelangggaran terhadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
23. c. Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil
adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
d. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan
bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan
kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan
dinamika masyarakat.
e. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila
ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan
kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini
atau disepakati.
f. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah
pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan
kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi
hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
2. Perintah berbuat adil
Banyak sekali ayat al-Qur’an yang memerintah kita berbuat adil. Misalnya, Allah SWT
berfirman: Berlaku adillah! Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Surah al-Ma-
idah/5: 8). Dijelaskan ayat ini, keadilan itu sangat dekat dengan ketakwaan. Orang yang
berbuat adil berarti orang yang bertakwa. Orang yang tidak berbuat adil alias zalim
berarti orang yang tidak bertakwa. Dan, hanya orang adil-lah (berarti orang yang
bertakwa) yang bisa mensejahterakan masyarakatnya.
24. Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman: Katakanlah, “Tuhanku memerintahkan menjalankan
al-qisth (keadilan)” (Surah al-A’raf/7: 29). Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil
dan berbuat ihsan (kebajikan) (Surah al-Nahl/16: 90). Sesungguhnya Allah telah menyuruh
kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu
apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil).
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-sebaiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Surah al-Nisa/4: 58).
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang benar-benar menegakkan
Keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri ataupun ibu bapakmu
dan keluargamu. Jika ia kaya ataupun miskin, Allah lebih mengetahui keadaan keduanya,
maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, sehingga kamu tidak berlaku adil. Jika kamu
memutar balikkan, atau engggan menjadi saksi, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan. (Surah al-Nisa’/4:135).
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah
Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah
kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (Surah al-
Hujurat/49: 9).
3. Keadilan Sosial
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, keadilan mempunyai arti sifat (perbuatan,
perlakuan dsb ) yang tidak berat sebelah ( tidak memihak ). Sedangkan sosial berarti segala
sesuatu yang mengenai masyarakat, kemasyarakatan atau perkumpulan yang bersifat dan
bertujuan kemasyarakatan (bukan dagang atau politik).
25. Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan
juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang
bijaksana.
Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan
Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun
dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama
dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan
memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta
hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat
dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
sila Ketiga, Persatuan Indonesia; menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah
air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan
mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.
Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawarahan/perwakilan; mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta
dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung
bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan
masing-masing.
Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam
memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-
masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan
batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.
Keadilan sosial mengandung arti memelihara hak-hak individu dan memberikan hak-haknya
kepada setiap orang yang berhak menerima karena manusia adalah makhluk sosial, makhluk
yang tidak bisa berdiri sendiri dalam memenuhi segala kebutuhannya.
26. 4. Macam-macam Keadilan
a. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum
dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat
yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling
cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
b. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is
done when equals are treated equally).
c. Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak
adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
5. Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada
itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Barang siapa berkata
jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang
bodoh yang ujur lebih baik daripada orang pandai yang lancang.
27. Jujur berarti pula menepati janji atau menepati sanggupan, baik yang telah terlahir dalam
kata-kata maupun apa yang masih di dalam hati (niat). Jadi seseorang yang tidak menepati
niatnya berarti mendustai dirinya sendiri. Apabila niat itu terlahir dari kata-kata, padahal
tidak di tepati maka kebohonganya di saksikan oran lain. Jujur memberikan keberanian
dan ketentraman hati, serta mensucikan, lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat menikammu, serta jangan pula
mendusta, walaupun dustamu menguntungkan. Barang siapa berkata jujur serta bertindak
sesuai kenyataan yang ada, artinya orang itu berbuat benar.
Orang bodoh yang jujur adalah lebih baik daripada orang pandai yang lancang. Barang
siapa tidak dapat dipercaya tutur katanya atau tidak menepati janji dan kesanggupannya,
termasuk golongan orang munafik sehingga tidak menerima belas kasihan Tuhan.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi,
kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan keajiban, serta rasa takut terhadap
kesalahan atau dosa.
6. Kecurangan
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik,
meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai
dengan hati nurani. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin
menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang paling
hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Orang
seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apa
pun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa
menghiraukan orang lain, lebih pula mengumpulkan harta dengan cara yang curang. Hal
semacam itu salam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.
28. 7. Pemulihan Nama Baik
Pemulihan nama bik merupakan suatu pencapaian atau tujuan utama orang hidup.
Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya baik atau tidak tercemar nama
baiknya. Lebih-lebih jika dia menjadi teladan bagi orang atau tetangga di sekitarnya
adalah suatu kebangganan batin yang tidak ternilai harganya. Penjagaan nama baik
erat hubungan nya dengan tingkah laku atau perbuatan. Baik atau tidaknya nama kita
bergantung kepada diri kita sendiri menyikapi dan menjalani kehidupan kita
bersosialisai atau bermasyarakat di sekitar kita.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau
boleh dikatakan nama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya.
Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara
bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan
yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk
memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf
tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat
darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu
ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan
mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
8. Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah
laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan.
29. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan
yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya,
manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus
mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu
manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka
manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan
kewajiban itu adalah pembalasan.
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
1.Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan
jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-
undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran,
sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan
pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang
paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang
berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya,
apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang
bersifat negative.
30. Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan
jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang
harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
· Pandangan hidup yang berasal dari agama,
· Pandangan hidup yang berupa ideologi, dan
· Pandangan hidup hasil renungan.
Pandangan hidup terdiri dari 4 unsur antara lain :
· Cita-cita yang diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan
· Berbuat baik dalam segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan
tentram
· Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyankinan
· Keyakinan dan kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusia
Perbedaanya dan persamaannya :
• Pandangan hidup adalah pedoman hidup yang berhubungan dengan kepercayaan atau
agama seseorang, misalnya : seseorang menganut agama islam sebagai pandangan
hidupnya.
Sedangkan, cita-cita adalah keinginan seseorang dimasa depannya, contohnya : seseorang
mempunyai keinginan dimasa depannya sebagai seorang pengusaha besar, berarti cita-
citanya adalah menjadi pengusaha besar.
• Pandangan hidup biasanya berupa pedoman yang dipegang teguh oleh manusia selama dia
hidup, sedangkan cita-cita tidak. Pandangan hidup membuat manusia memiliki tujuan
yang jelas dalam menjalani kehidupan. Cita-cita lebih berupa harapan yang ingin kita raih
di masa depan.
Persamaan Kedua-duanya, pandangan hidup dan cita-cita melalui niat, belajar, & bekerja
keras.
31. Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung
kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta
kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa
pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain :
1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada
dalam pandangan hidupnya.
5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hidup
erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup
manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok
orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang
pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan
berpikir didalam masyarakat.
Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan
hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak
selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan
sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi
pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan
hidupnya menuju tujuan akhir.
32. Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.
Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia.
Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda.
Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang karena pandangan hidup itu
mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
2. Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan hidup
terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup tanpa
cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat
cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan,
pergaulan, dan lingkungan masing-masing.Itulah
sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya kreativitas
manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan, dan hidup seseorang. Cita-
cita ini perasaan hati yang merupakan suatu keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Cita-
cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan
manusia.Ada tiga katagori keadaan hati seseorang, 1.keras, 2.lunak, dan 3.lemah. Orang yang
berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan
rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak
dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Orang yang
berhati lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi. Cita-cita, keinginan, harapan,
banyak menimbulkan daya kreatifitas para seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel,
film, musik, tari, filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
33. Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang
selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau
diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan
masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita
merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-
cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha
untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang
merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak
waktu.
Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor;
pertama factor manusia yang memiliki cita-cita,
kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan
ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita
sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita
itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada suatu Negara
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
34. 3. Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik dan makhluk bermoral.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
• Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
• Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup
bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota
masyarakat
• Manusia sebagai makhluk Tuhan
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku
bersumber dari pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri.
Terdapat tiga hal yang menjadi faktor yang mungkin dapat menjadikan seorang individu
memiliki sikap tertentu, yaitu:
• Pembawaan (hereditas) , sesuatu yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.
• Lingkungan, merupakan alam kedua yang melingkupi manusia dan di situ manusia baru
akan terdidik dengan sendirinya agar bisa melanjutkan hidup.
• Pengalaman, merupakan segala sifat dari keadaan-keadaan, baik itu manis ataupun pahit
yang dirasakan dan cenderung sering terbesit di pikiran manusia.
4. Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup. Dalm menghadapi kehidupan,
yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok manusia, ada
beberapa sikap etis dan sikap nonetis. Sikap etis disebut juga sikap positif sedangkan sikap
non etis disebut juga sikap negatif. Ada tujuh sikap etis, yaitu : sikap lincah, sikap tenang,
sikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati, dan sikap bangga.
35. Sedangkan sikap non etis ada 6 yaitu : sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap
takut, sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap positif bagi bangsa Indonesia. Sikap-
sikap itu antara lain : sikap suka bekerja keras, sikap gotong royong, menjaga hak dan
kewajiban, sikap tolong menolong, dan sikap mengargai pendapat orang lain. kebajikan
secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah
laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena
wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan
hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang
lain dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap
perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga
kehidupan dalam memasyarakat menjadi tenang dan tentram.
Dalam buku Strategi Kebudayaan, Van Peursen melihat adanya tiga periode peralihan
mencolok yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga periode itu adalah
• tahap mistis,
Tahap mistis merupakan sikap manusia yang merasa dirinya terkepung oleh
kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya
• tahap ontologi,
Tahap ontologi adalah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan.
• tahap fungsional.
tahap fungsional merupakansikap dan alam pikiran yang semakin nampak dalam diri
manusia modern.
36. Sedangkan menurut Frans Magnis Suseno melihat adanya dua bahaya yang menjadi kendala
dalam kehidupan manusia dalam mempertahankan sikap hidup yang tepat itu, bahaya
tersebut adalah nafsu dan pamrih. Nafsu merupakan perasaan-perasaan kasar yang bisa
menggagalkan kontrol diri manusia dan sekaligus membelenggunya secara buta pada dunia
lahir. Sedangkan pamrih adalah tindakan yang semata-mata mengusahakan kepentingannya
sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain.
Dalam bukunya Falsafah Hidup Pancasila sebagaimana tercermin dalam Falsafah Hidup
Orang Jawa, Soetrisno melihat adanya tiga nafsu yang begitu menonjolkan aspek pamrih,
antara lain: selalu ingin menang sendiri, selalu ingin benar sendiri, dan hanya mementingkan
kebutuhan sendiri.
5. Manusia Dan Pandangan Hidup
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia
tersebut. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan
makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu
pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain manusia menyadari
kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua
manusia menyadari, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu agama semata-mata
atau dasar keturunan. Pandangan hidup penting bagi kehidupan manusia dimasa sekarang
maupun kehidupan di akhirat, dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan.
Buka kebutuhan sesaat melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap
saat kita memerlukan perlindungan Tuhan dan petunjuk agama sampai di akhir nanti.
37. 6. Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat
dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul
perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,
keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu
1. aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi
yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan
spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
2. aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal.
Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik,
walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan
kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan
teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini
dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal.
Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar
menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan
akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan
perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani.
38. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang
berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah
(bodoh)
3. aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib
artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar
keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir
maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga
dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih
berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan,
kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir
tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif
(masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu
kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara
berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa
(hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan
hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan
menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat
karunia Tuhan
7. Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinanatau kepercayaan berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Manusia memiliki
pandangan hidup yang berbeda-beda dalam meraih tujuan atau cita-cita masing-masing.
Pandangan hidup ini mau tidak mau akan menjadi pedoman untuk mengantarkan
mereka pada tujuan atau cita-cita tersebut. Maka yang sebaiknya dilakukan manusia
adalah memikirkan, merancang, atau menentukan langkah- langkah berpandangan
hidup yang baik
39. Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu
sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan
kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat
tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Keyakinan adalah jaminan yang kita miliki di orang lain. Hal ini bisa menjadi teman kita,
kolega, pengusaha dan karyawan dan lain-lain. Ini adalah keyakinan bahwa mereka dapat
melakukan sesuatu atau yang lain reliabilitas yang kita miliki pada seseorang. Misalnya,
delegasi sebuah proyek khusus ke salah satu karyawan dan majikan.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu hal yang
benar. Kepercayaan adalah keyakinan yang kita miliki di orang lain. Bahkan mengisyaratkan
bahwa orang tersebut akan percaya orang lain tanpa bukti atau pertanyaan. Kepercayaan dapat
memiliki dasar pemikiran dalam beberapa kasus, tetapi di orang lain, cenderung mempercayai
orang lain tanpa alasan apapun. Dalam hubungan dan persahabatan, kepercayaan diperlakukan
sebagai elemen inti. Hal ini karena teman-teman atau mitra yang bersedia menerima lain tanpa
pertanyaan apapun. Ketika hubungan tidak memiliki kepercayaan, menyebabkan banyak
masalah. Kepercayaan tidak dapat dibangun di atas skenario masa lalu atau pengalaman;
mungkin datang dari dalam diri individu.
Perbedaan antara Kepercayaan dan Keyakinan
Keyakinan mengacu pada jaminan yang kita miliki pada seseorang.
Kepercayaan mengacu pada keyakinan bahwa seseorang pada individu lain.
Keyakinan dibangun di atas pengalaman, tapi kepercayaan tidak.
Seseorang dapat memiliki dasar alasan untuk mempercayai lain. Lain seseorang secara membabi
buta bisa mempercayai orang lain. Kualitas ini tidak dapat dilihat pada Keyakinan.
40. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya.
Bagaimana kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai
tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul
kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnernpunyai langkah-
langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai langkah-
langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mcncapai
tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu pasti
rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup
itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn
turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama,
dan berarti pula mereka rnernpunyai pandangan hidup yang digunakan sebagai
pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama pasti
mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita
rnernpunyai pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang
rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
41. (2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita
berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan
bernegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama
Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan
bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat Selain itu
juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga
dengan demikian mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup
dalam Agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan
mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu
sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalanmya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-
langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-
hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap
lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hid up kita akan
memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
42. Yang perIu diingat dalam langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup itu,
yaitu harus ada. Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap
penerimaan pandangan hidup ini ada dua altematif yaitu penerimaan secara ikhlas dan
penerimaaan secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan
dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila dalarn
mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya langkah selanjutnya tidak berguna.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi kemasyarakatan maupun negara dan
dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita
hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian
sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap
pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan
untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu
dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga adanya
iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh
dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat yang beragama
Islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang malla dari segala yang diantaranya adalah
maha mengetahui. Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat
baik, Dalam hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benamya. Akan tetapi dalam kasus tertentu
ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar
ketentuannya.
43. (5.) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan
meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih
oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya
Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita
sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau
sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi
kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila
didasari oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai
dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita
menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita
dahulu yaitu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita
dididik kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan
dan tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini
pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan
pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram Iebih-
lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.
44. (6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri
pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan
perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan
hidup itu dia telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-
langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya
bila ada orang lain yang mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu
respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada
proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat
dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam
menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh
kepada pandangan hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung, maka
jelas dia tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada
orang yang ingin merusak atau bahkan ingin memusnahkan agama Islam baik
terang-terangan ataupun secara diam-diam,
sudah tentu dan sudah selayaknya kita
mengadakan tindakan terhadap segala sesuatu yang menjadi pengganggu.
.
45. MANUSIA DAN TANGGUNGJAWAB
1. Pengertian Tanggungjawab
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
wujud dan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupa-kan makhluk
individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan.
2. Macam-macam tanggung jawab
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.
Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang
ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat
dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini,
dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
a. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang
pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan
sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila
perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang
kekeliruan dan juga kesalahan.
46. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna,
maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
b. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-
anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
c. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan
anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan
sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku
dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang
lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung
maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain
untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia
membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik
ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan
manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka
dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan
makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan
harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
47. d. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu
negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah
norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat
berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung
jawab kepada negara.
e. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-
sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu
dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja
maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala
perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah
Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung
jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak
bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul
sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya
(ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
48. 3. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat,
atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita
bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan
rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita
pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada
kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu
bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan
cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan
pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang
tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian
kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri
kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain,
karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di
masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri,
maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh
masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada
masyarakat lingkungannya.
49. c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu
negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa
pengabdian.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan
tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
4. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,sehingga
pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak
mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang
tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat
dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh
agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib
berkorban. Berikut ini diberikan dua buah penggambaran. Pangeran Sidharta Gautama
dari Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk kemudian menggantikan
kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut lebih tetarik pada kehidupan
pertapa untuk memperoleh penerangan agung bagaimana caranya manusia dapat
membebaskan dirinya dari sengsara (samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan
mencapai kehidupan abadi di sorga (nirvana).
50. Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana, ia mengorbankan
kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa kepentingan umat manusia yang bodoh
(avidhya) perlu didahulukan. Usahanya berhasil memperoleh penerangan agung di tcmpat
pertapaan Bodh Gaya, yang kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela
mengorbankan duniawinya, keluarganya. demi kepentingan umat manusia yang derajatnya
lebih tinggi. Ia menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahirkan kembali dan menjadi
pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan putra tunggalnya Ismail.
Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan
tetap dipatuhinya. Allah menguji kesetiaan dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi
Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah
bertekad setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti. bahwa putra yang mau
dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh
Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadamya daripada pengorbanan oleh nabi ibrahim
sekarang yang ditiru oleh oleh umat Islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci
maupun umat Islam di wilayah lain dengan mengorbanan temak untuk keperluan fakir
miskin pada hari raya Idul Qurban.
Perbedaan antara pengertian pcngabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena
kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kala pengorbanan
dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian.
Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa
jiwanya.Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan
sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa
pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan,tetapi
pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
51. Perbedaan Pengabdian Dan Pengorbanan
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanannya. Antara sesama kawan sulit di katakannya
pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatnya, tetapi untuk
kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa bentuk harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengabdian lebih banyak menunjukan kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih
banyak menunjukan kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran ,perasaan, tenaga,
biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut suatu pengorbanan, tetapi pengorbanan
belum tentu menuntut suatu pengabdian.
Sebuah rasa tanggung jawab itu sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Setiap manusia
pasti mempunyai tanggung jawab masing-masing. Di dalam suatu keluarga kita mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Orang tua tugasnya mendidik anak dengan baik
tanggung jawabnya membesarkan dan membiayai anaknya hingga dewasa. Sebagai anak
tugasnya membantu pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel dan mencuci baju
orang tua kita sendiri. Tanggung jawab anak kepada orang tua itu berbakti kepada mereka
dan menjaga keutuhan nama baik keluarga kita. Bukan hanya itu saja kita sebagai anak
bangsa harus bertanggung jawab juga untuk menjaga dan mengharumkan nama bangsa kita
dengan prestasi dan bakat yang kita miliki. Seorang pemimpin harus memberi contoh yang
baik kepada anak buah nya. Tanggung jawab dengan rakyat kecil yang belum mendapatkan
suatu keadilan di dalam kehidupan ini. Kita sabagai satu kesatuan bangsa indonesia harus
saling membantu satu dengan yang lain nya karena itu yang membuat kita utuh. Dan kita
juga harus mempunyai jiwa pengabdian dan pengorbanan
52. MANUSIA DAN KEGELISAHAN
A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak
tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya,
misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala,
memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil
memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-
hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah
kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat
disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap kcadaan dalam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk meneelakakannya. Pengalaman bahaya dan
timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang
mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda
tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
53. Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pernah diperkosa oleh
sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian,
lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecnemasan akibat
dan kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam
eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah
kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak
keeil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia
mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan
dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi
membalik karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam
sebagai pelampiasannya.
(b). Kecemasan neorotis (syarat)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :.
(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dcngan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan bayangannya scndiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat
dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat
akan terjadi.
Contoh:
Didi anak laki-laki berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V SO. Pada suatu hari ia
diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka
sekeluarga harus pindah. Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi ia harus pindah sekolah di
kota tempat ayahnya bertugas.
54. Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat yang lama ia sudah betah, berkat adanya
seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-Iebih Didi, karena baik
di kampung maupun di sekolah Didi banyak kawannya. Karena itu ia takut kalau di tempat
yang bam kelak ia tidak akan merasa betah. Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa, ikut
pindah bagaimana di tempat yang bam nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
(2) Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenamya dan obyek
yang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis takut memegang benda yang terbuat
dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika
masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya. satu untuk dia dan satu
untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan
perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
(3) Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya
secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis
yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id
meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan umum, sekonyong-konyong
diminta untuk menyanyi atau berpidato. maka ia gelisah, gemetar, dan hilang
keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bermacam-
macam emosi antara lain: iri, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Rasa iri,
benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara
keseluruhan berdasarkan konsep yang
55. kurang sehat Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu
kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia
akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang
merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan,
sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya
lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian
menimbulkan kecemasan moril.
B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang
takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari
luar maupun dari dalam.
Contoh:
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu
akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang sekaligus. misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh
perlindungan, hak kemerdekaan hid up, dan mungkin hak nama baik.
c. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
- Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kna scndiri, yaitu kita
harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala
kesulitan dapat kita atasi.
Contoh
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa
tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa
bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini
dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
56. - Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau
kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama-tarna, kita tanyakan
kepada diri kita sendiri (introspeksi). akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang
akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan
sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan olch kecernasan
tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk
menghadapinya,karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang
kedua kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya
kecemasan tersebut akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama-sama
berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-
keburukan akibat timbulnya kecernasan,dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi
adanya rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
- Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri
kepada Tuhan.Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-
Nya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa. Maha Pengasih, Maha
penyayang dan Maha Pengampun.
D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dar
i pergaulan, terpisahkan dari yang lain. atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan,terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang
pemah mengalami hidup dalarn keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yan
g berbeda satu sarna lain.
57. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada
pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri
dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan
keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-
nilai kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta, nama baik, martabat,
harga diri orang lain. Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan
berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu
istri orang, menghina orang, sombong.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun
oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si
pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain. dan si
pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu
mungkin dapat terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
Keterasingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak
simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak
mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi
di pelaku. Apabila dengan perilaku masyarakat ini masih tidak mempan
menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh istitusi yang
diciptakan masyarakat misalnya pengadilan.
Orang yang bersikap angkuh, sombong. besar kepala, tidak menghonnati orang lain
selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak
disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai-
nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong
58. dan tidak menghonnati orang lain. Karena itu ia dibenci orang lain. sehingga membuat ia
dalam keterasingan.
Dalam karya sastra Abdul Muis yang berjudul “Salah Asuhan”, Hanafi yang
berpendidikan Barat adalah tipe orang yang sombong, angkuh, tak menghonnati orang lain.
Ia menganggap rendah dan kolot masyarakat Minangkabau, sehingga ia terasing karena
dibenci, tak disukai oleh masyarakat sekitarnya. Dikalangan teman-temannya sendiri ia dibenci
dan dijauhi karena sifatnya yang membeda-bedakan teman-temannya. Ini terbukti ketika ia
bersama istrinya Corrie de Busye mengadakan pesta makan malam di rumahnya di Jakarta.
dengan mengundang teman-temannya tetapi yang diundang hanya ternan-
ternan tamatan sekolah di Negeri Belanda Pembedaan seperti ini tak disenangi oleh teman-
temannya. sehingga tak seorangpun yang hadir pada malam itu. Hanafi
dan Corrie istrinya dalam keterasingan.
Kekurang yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal
ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing. melainkan dirinya sendiri karena
ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan.
Ketidakmampuan atau kesalahan ini
berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan.
Ketidakmampuan disini meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun
ketidakmampuan fisiko Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang
belurn sampai pada taraf tertentu yang
dihadapinya sekarang. Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak
japat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya Karena itu ia
merasa gelisah, terasing. Kesalahan yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu
dalam keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah.
59. E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang
pemah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu
bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab teIjadinya kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian.
Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi,
tidak suka bergaul, dan sebagainya. la lebih senang hidup sendiri.
Contoh
Pangeran Sidharta meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian dan
ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana
dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi
ke tempat yang sepi, mencari hakekat hidup.
Bila
kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sarna,
namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong. angkuh,
kaku, keras kepala, sehingga dijauhi ternan-ternan sepergaulan. Karena ternan-ternan
menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian
hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan
dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minde
r. merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka
menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
60. F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang
jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul
yangjelas. ltu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama
ditunggu-tunggu membuat orang gelisah.lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan
menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan
merugikan. karena status dari karir itu terancam.Karena ketidakpastian itu
status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain
yang lebih dulu memenuhinya.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain,
sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat
berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan
tanda-tandaobsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan
pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak
diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.