Dokumen tersebut membahas tentang persiapan lokakarya pengelolaan pengaduan masyarakat terhadap layanan kesehatan di puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Terdapat beberapa tahapan yang dijelaskan seperti penyusunan kuesioner pengaduan, pelaksanaan survei pengaduan, hingga analisis masalah dan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan pelayanan.
1. 7/28/2022`1 1
PENINGKATAN LAYANAN PUBLIK (KIA – PUSKESMAS)
DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT
DI
KABUPATEN TASIKMALAYA
Persiapan Lokakarya Pengelolaan Pengaduan, Oktober 2021
2. DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah Nomor 96
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik
Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: 13 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Dengan
Partisipasi Masyarakat
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Standar Pelayanan
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Sistem Pengaduan
Pelayanan Publik Nasional
3. PELAYANAN
PUBLIK (Psl 1
UU25/2009)
• Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
3
4. Standar Pelayanan (Pasal 21 UU No 25/2009)
Dasar Hukum; Persyaratan
Sistem, Mekanisme, Dan
Prosedur;
Jangka Waktu
Penyelesaian;
Biaya/Tarif;
Produk Pelayanan;
Sarana, Prasarana,
Dan/Atau Fasilitas;
Kompetensi Pelaksana; Pengawasan Internal;
Penanganan Pengaduan,
Saran, Dan Masukan;
Jumlah Pelaksana;
Jaminan Pelayanan Yang
Memberikan Kepastian
Pelayanan Dilaksanakan
Sesuai Dengan Standar
Pelayanan;
Jaminan Keamanan Dan
Keselamatan Pelayanan
Dalam Bentuk Komitmen
Untuk Memberikan Rasa
Aman, Bebas Dari
Bahaya, Dan Risiko
Keraguraguan;
Evaluasi Kinerja
Pelaksana.
5. Metode Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
dengan Partisipasi
Masyarakat (Survey
Pengaduan)
Rangkaian tindakan sistematis
menuju perbaikan pelayanan publik
yang dimulai dari pengelolaan
pengaduan masyarakat pengguna
pelayanan sebagai dasar awalan
(orientasi), merumuskan tindakan
nyata perbaikan pelayanan,
memantau dan mengevaluasi
keberhasilan dan
mengkomunikasikannya kepada
masyarakat pengguna pelayanan.
6. Manfaat Survey Pengaduan
Meraih kepercayaan publik terhadap
kinerja penanggungjawab,
penyelenggara dan pelaksana
pelayanan public (Puskesmas),
Meningkatkan efektifitas komunikasi
dan interaksi antara
penanggungjawab, penyelenggara
dan pelaksana pelayanan publik
dengan masyarakat pengguna
pelayanan,
Membantu para pengambil
keputusan (Kepala Puskesmas,
Kepala Dinas, Kepala Daerah dan
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat)
dalam mengarahkan perencanaan
program dan alokasi anggaran sesuai
dengan kebutuhan masyarakat,
Membantu institusi-institusi
pengawasan (intern maupun
ekstern) dalam melakukan fungsinya
secara lebih efektif.
8. 1. Penataan Awal
• Komitmen Pemerintah Daerah –
Penandatanganan Berita Acara Program
Kolaborasi Parapihak – Modeling
Peningkatan Partisipasi & Pengawasan
masyarakat terhadap layanan KIA di
Puskesmas
• Pembentukan Tim Teknis Pelaksana
Program Modeling
10. Tujuan
• Mengidentifikasi pengaduan masyarakat pengguna pelayanan,
• Menciptakan kesadaran penyelenggara pelayanan/organisasi
penyelenggara pelayanan tentang aspek positif pengaduan
(keluhan),
• Menciptakan kesadaran masyarakat pengguna pelayanan
tentang aspek positif menyampaikan pengaduan (keluhan)
sebagai wujud partisipasi masyarakat guna peningkatan
kualitas pelayanan,
• Membangun kepercayaan masyarakat pengguna pelayanan
terhadap komitmen penyelenggara pelayanan dalam
upayanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
• Tersusunnya rancangan kuesioner pernyataan pengaduan
masyarakat pengguna pelayanan yang telah disepakati oleh
seluruh peserta lokakarya,
11. Persiapan
Lokakarya
Pengelolaan
Pengaduan
1. Kerangka acuan (ToR)
2. Peserta Lokakarya dengan komposisi 20 orang
terdiri dari ; 20 % pihak puskesmas (penyedia
layanan), 40 % dari pengguna layanan, 20 % tokoh
agama, tokoh pemuda, OMS, 20 % dari kader
3. Penyiapan tempat
4. Penyiapan Narasumber dan Fasilitator
5. Surat undangan dari DKPP atau Puskemas
Seluruh rangkaian persiapan ini dikoordinasikan
kepada Tim Teknis dan Pihak Puskesmas
13. Tahapan pelaksanaan
Lokakarya Pengelolaan
Pengaduan
1. Pembukaan lokakarya
• Sesuaikan dengan protokoler pelaksanaan acara
lokakarya,
• Pastikan pengambil keputusan setidaknya
memberi amanat tentang perbaikan pelayanan
publik kepada peserta lokakarya, jika tidak dapat
hadir secara fisik.
2. Perkenalan dan pengantar lokakarya
• Perkenalkan diri dan fasilitator lain,
• Jelaskan dasar peraturan dan manfaat sistem
pengelolaan pengaduan yang baik.
14. Tahapan pelaksanaan Lokakarya
Pengelolaan Pengaduan
3. Curah Pendapat tentang pengaduan (Bahan Quisioner)
• Setiap peserta diminta untuk menuliskan pengaduan yang pernah didengar,
diketahui dan/atau diajukan sendiri satu per satu di atas metaplan/satu metaplan
untuk satu pernyataan pengaduan
• Tempelkan metaplan yang sudah diisi peserta di papan tancap (pinboard) atau
media lainnya
• Fasilitator membaca satu per satu pernyataan pengaduan pada metaplan-
metaplan tersebut. Pernyataan pengaduan yang sama substansinya
dikelompokkan dan metaplan yang berisi bukan pernyataan pengaduan
masyarakat dicoret atau dipisahkan setelah terlebih dahulu dikonfirmasikan
kepada para peserta.
• Apabila Fasilitator telah selesai membacakan satu per satau pernyataan
pengaduan, fasilitator kemudian mempersilahkan peserta apabila masih ada
pernyataan pengaduan yang belum tertuliskan atau terlewat
• Proses penyusunan bahan quisioner pengaduan selesai sampai tahap ini,
kemudian bahan quisioner ini akan di finalisasi bersama Tim Teknis Pelaksana
Modeling
16. Finalisasi
quisioner
Pengaduan
Rancangan Quisoner
1. Tim AKSARA merekap pernyataan
pengaduan hasil Lokakarya
sebelumnya kedalam Format survey
pengaduan seperti contoh disamping
2. Draft Quisioner ini didiskusikan dengan
Tim Teknis kemudian difinalisisasi
18. Persiapan Survei Pengaduan
Masyarakat
1. Penyiapan Tim Surveyor
• Tim ini berasal dari AKSARA dan bisa juga berasal dari kader kesehatan apabila diperlukan.
• Jumlah surveyor disesuaikan dengan kebutuhan
2. Penggandaan kuesioner
Langkah kedua terkait dengan persiapan survei ini adalah penggandaan kuesioner. Sebelum waktu
pelaksanaan survei.
3. Pembagian wilayah dan strategi kerja
Untuk memudahkan tim dalam melaksanakan survei, maka perlu dilakukan pembagian wilayah kerja bagi
anggota tim. Pembagian wilayah ini dimaksudkan untuk mempermudah tim dalam menjangkau responden
yang telah ditargetkan. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya dua kali atau lebih survei kepada
responden yang sama.
19. Persiapan
Survei
Pengadua
n
Masyaraka
t
4. Penetapan jumlah responden
Kuesioner yang disebarkan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah masyarakat pengguna
pelayanan. Tiap organisasi penyelenggara pelayanan biasanya telah memiliki data
periodik tentang jumlah pengguna pelayanan (bulanan, kwartal atau tahunan).
Berdasarkan data jumlah rata-rata pengguna pelayanan tersebut, jumlah responden
minimum yang harus dijangkau selama pelaksanaan survei dapat ditentukan. Sebaiknya,
survei dapat menjangkau responden paling sedikit 80% dari jumlah pengguna yang ada.
Untuk Responden di Puskesmas, minimal 200 responden dengan periode layanan 3
bulan berjalan (Agustus-September-Oktober).
Selain pengguna layanan, pengantar pasien pun bisa menjadi narasumber (Suami,
Pendamping, Kader)
5. Penyiapan alat bantu
• Kuesioner pengaduan,
• Tabel rekapitulasi hasil survei,
• Tabel rekapitulasi harian,
• Papan Informasi,
• Meja Informasi, kusi,
• Poster, brosur, pamflet,
• Spanduk,
• Alat tulis.
20. Persiapan
Survei
Pengaduan
Masyarakat
6. Pengarahan kepada Tim Surveyor
• Pengarahan ini dilakukan dalam bentuk
pelatihan kepada surveyor selama
setengah hari
• Hal-hal yang perlu dipahami oleh surveyor
antara lain adalah:
Bagaimana menjangkau responden
Bagaimana menjelaskan maksud dari
kegiatan survei kepada responden
Tujuan yang ingin dicapai dari survei
Cara merekapitulasi hasil survei
(rekapitulasi hasil survei dan rekapitulasi
harian)
Etika perilaku dalam mewawancara
responden
21. Persiapan Survei Pengaduan
Masyarakat
Penetapan Teknik Survei
Survei yang dilaksanakan dalam metode ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan metode survei pada umumnya,
yaitu:
• Sebagai wadah immediate action, yaitu bentuk kegiatan yang dibutuhkan hasilnya secara cepat dan segera. Hal ini terkait
dengan upaya perbaikan yang harus segera dilaksanakan oleh organisasi penyelenggara pelayanan.
• Sebagai sebuah riset yang berbasiskan participatory (participatory research). Hal ini dikarenakan metode ini melibatkan unsur
masyarakat baik sebagai responden maupun dalam tim yang melaksanakan survei sehingga dibutuhkan suatu model survei
yang sesederhana mungkin.
• Tahapan wawancara responden dalam pelaksanaan survei pengaduan masayarakat, yaitu:
1. Melakukan wawancara atas pernyataan pengaduan yang ada di kuesioner dengan mempertanyakan apakah responden yang
bersangkutan mempunyai pengalaman, pernah melihat atau mendengar tentang hal-hal yang tercantum dalam kolom
pernyataan pengaduan,
2. Meminta responden untuk memberikan tanda contreng ( ) secara langsung pada kolom ‘YA’ tentang pernyataan pengaduan
yang mereka anggap sesuai dengan kondisi mereka, artinya mereka pernah alami, rasakan, lihat atau dengar terkait dengan
pelayanan,
22. Pelaksanaan
Survey
Pengaduan
1. Wawancara
Survei dilaksanakan setiap hari kerja di kantor-kantor organisasi penyelenggara
pelayanan dan di pertemuan-pertemuan atau kegiatan lainnya yang sedang
berlangsung sepanjang periode waktu yang telah ditentukan.
Di kantor-kantor pelayanan
Ketika masyarakat sedang/sudah menerima pelayanan maka tim melakukan
survei. Misalnya Ketika pasien sedang menunggu panggilan atau setelah diberikan
layanan. Tim menunjukkan kuesioner dan memberikan penjelasan mengenai
maksud dan tujuan survei. selanjutnya tim meminta reponden untuk mencontreng
pada kolom ‘YA’ jika mereka mempunyai pengalaman, mengetahui atau pernah
mendengar kejadian seperti yang tercantum dalam kolom pernyataan pengaduan
pada lembar kuesioner tersebut.
Untuk menghindari kekhawatiran atas ketidakmampuan responden dalam mengisi
kuesioner (misalnya buta huruf, hanya dapat berbahasa daerah, lanjut usia, dan
sebagainya), tim dapat memberi penjelasan tentang masing-masing pernyataan
pengaduan dengan tidak mengarahkan jawaban responden, bahkan jika
responden memiliki keterbatasan maka tim juga dapat membantu mengiisikan
jawaban responden.
Di luar kantor pelayanan
• Di tempat masyarakat pengguna pelayanan sering berkumpul, biasanya pada
saat pelaksanaan kegiatan sosial atau keagamaan, misalnya selepas Sholat
Jumat, pertemuan rutin pengurus desa atau pertemuan kelompok komunitas
lainnya. Pada saat semacam itu, surveyor dapat memberikan informasi tentang
pelaksanaan survei. Lembar kuesioner dibagikan untuk diisi dan responden
yang membutuhkan bantuan diberi bantuan.
USAID MADANI Civil Society Support Initiatives
The author’s views expressed in this publication do not necessarily reflect the views of the United States Agency for International Development or the United States Government.