2. Sejarah
PT. Pertamina
(Persero)
Pada tahun 1960, PT
Permina berubah status
menjadi Perusahaan
Negara (PN) Permina.
Kemudian, PN Permina
bergabung dengan PN
Pertamin menjadi PN
Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi Negara
(Pertamina) pada 20
Agustus 1968
2
◦PT. Pertamina dibangun sejak tahun
1950-an, ketika Pemerintah Republik
Indonesia menunjuk Angkatan Darat
yang kemudian mendirikan PT.
Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera
Utara untuk mengelola ladang minyak di
wilayah Sumatera. Kemudian
perusahaan tersebut berubah nama
menjadi PT. Perusahaan Minyak
Nasional, disingkat PERTAMINA, pada
tanggal 10 Desember 1957yang hingga
kinidiperingati sebagai hari lahirnya
Pertamina
3. Planning
(Perencanaan)
VISI DAN MISI
Visi:
Menjadi Perusahaan
Energi Nasional Kelas
Dunia
Misi:
Menjalankan Ssaha
Minyak, Gas, serta Energi
Baru dan Terbarukan
Secara Terintegrasi,
Berdasarkan
PrinsipPrinsip Komersial
yang Kuat.
PLANNING
Planning PT Pertamina
(Persero) secara garis
besar tergambarkan
dalam visi dan misi serta
tujuan perusahaan yang
ada dalam Laporan
Tahunan. Berikut adalah
Visi dan Misi PT
Pertamina (Persero)
3
4. Tujuan
Perusahaan
2. Pengembangan optimalisasi
sumber daya yang dimiliki
Perseroan untuk
menghasilkan barang
dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan berdaya saing kuat
serta mengejar keuntungan
guna meningkatkan nilai
Oerseroan dengan
menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas
1. Melaksanakan dan menunjang
kebijakan Program Pemerintah di
bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada
umumnya, terutama di bidang
Penyelenggaraan Usaha Minyak
dan Gas Bumi baik di dalam
maupun luar negeri serta
kegiatan lain yang terkait atau
menunjang kegiatan usaha di
bidang minyak dan gas bumi
tersebut adalah Visi dan Misi PT
Pertamina (Persero)
4
5. Rencana
Strategi
5
Guna mencapai hal
tersebut, PT Pertamina
(Persero) tentu memerlukan
sebuah rencana strategi
yang tepat sasaran. Strategi
tersebut yaitu
1. Eksplorasi dan produksi
2. Meningkatkan produksidari
lapangan eksisting
3. Melakukan aliansi strategis
untuk ekspansi maupun
membangun kemampuan
spesifik.
4. Non eksplorasi dan produksi
5. Meningkatkan bisnis perniagaan
gas di dalam negeri serta
memanfaatkan peluang untuk
memperbesar bisnis
6. Proaktif dalam perumusan
Pricing Policy Selaras dengan
kebijakan nasional
7. Peningkatan kapasitas dan
kemampuan spesifik jasa
pengeboranuntuk
menunjangRencana Ekspansi
Perusahaan
6. Fungsi
Perencanaan
dalam Divisi
Sumber Daya
Manusia PT
Pertamina
(Persero)
Untuk mendukung pencapain Visi
Perusahaan, Pertamina menyusun HC
Strategy House yang merefleksikan visi
dan strategi HC yang selaras dengan
kebutuhan bisnis. Dengan demikian,
diharapkan pengelolaan sumber daya
manusia berjalan dengan terstruktur
dan efektif agar setiap individu mampu
memberikan kontribusi terbaik sesuai
kapabilitasnya
Dalam hal manajemen sumber daya
manusia, PT Pertamina (Persero)
memiliki divisi tersendiri yang
dikepalai oleh seorang Direktur
Sumber Daya Manusia. Dimana salah
satu tugas dari seorang direktur SDM
adalah melakukan Perencanaanpada
pengelolaan dan pengembangan
karyawan
6
7. Kebijakan
Perencanaan dan
Pengelolaan
Talent Sourcing
1. Buy, melakukan rekrutmen eksternal sesuai
kebutuhan perusahaan, baik fresh graduate
maupun experienced hire dengan status PWTT
maupun PWT.
2. Borrow, mengoptimalkan sumber daya anak
perusahaan melalui mekanisme perbantuan
ke PT Pertamina (Persero).
3. Transform, menggunakan metode baru dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui
reorgansasi,penggunaan teknologi, dan
transformasi digital.
4. Regroup, melalukan perubahanstrategi bisnis
maupun business prosessre-engineering.
5. Build, melakukan pengembangan kapabilitas
pekerja sesuai dengan tuntutan bisnis untuk
memastikan ketersedian suksesor di setiap
level jabatan.
6. Bind, mempertahankan top talent melalui
program pengembangan yang dapat
meningkatkan nilai tambah terhadap
Perusahaan
Pertamina melakukan
perencanaan tenaga kerja
(strategic workforce planning)
dengan mempertimbangkan
sejumlah aspek secara
komprehensif di antaranya
produktivitas,kinerja
keuangan, strategi bisnis,
rencana perubahan
organisasi, internal ovement,
dan jumlah pekerja yang
akan pensiun. Hasil dari
strategic workforce planning
tersebut iterjemahkan ke
dalam 6 (enam) strategi
pemenuhan jabatan (job
fulfillment strategies) yaitu:
7
8. Organizing
(Pengorganisasian)
Fungsi ini adalah seluruh proses dalam mengelompokkan semua
orang, alat, tugas, tanggungjawab dan wewenang yang dimiliki
sedemikian rupa hingga memunculkan kesatuan yang bisa
digerakkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Fungsi Organizing dalam suatu perusahaan biasanya berbentuk
struktus organisasi yang mencerminkan Tugas dan Wewenang
setiap jabatan dalam perusahaan. Berikut adalah struktur
organisasi PT Pertamina (Persero)
8
10. Tugas &
Wewenang
Masing-Masing
Anggota
Direksi
◦ Direksi merupakan organ tata kelola yang
bertanggung jawab atas kepengurusan Perusahaan
untuk kepentingan dan tujuan Perseroan. Direksi
bertugas menetapkan arah tujuan Perseroan,
menetapkan kebijakan serta upaya-upaya
pencapaiannya.
10
11. Direktur
Utama
1. Sebagai Chief Executive Officer (CEO), memberikan arahan dan
mengendalikan kebijakan visi, misi, dan strategi Perseroan.
2. Memimpin para anggota Direksi dalam melaksanakan keputusan Direksi.
3. Menyelenggarakan dan memimpin Rapat Direksi sesuai ketentuan
Anggaran Dasar.
4. Menentukan keputusan yang diambil apabila dalam Rapat Direksi
terdapat jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya.
5. Atas nama Direksi, mengesahkan semua Surat Keputusan Direksi/Direktur
Utama sesuai dengan jenis keputusan yag diatur dalam AD/ART atau
ketetapan lainnya.
6. Atas nama Direksi, menunjuk pekerja atau perihal lain untuk mewakili
Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan.
7. Memimpin dan mendorong terlaksananya pembentukan budaya
Perusahaan, peningkatan citra, dan tata kelola Perseroan (Good Corporate
Governance)
11
12. Direktur
Perencanaan,
Investasi, dan
Manajemen
Risiko
1. Mengembangkan strategi dan masterplan bisnis perusahaan untuk menjadi
acuan sasaran kerja jangka pendek, menengah dan panjang.
2. Mengkaji dan mengevaluasi rencana investasi dan portofolio bisnis perusahaan
sesuai dengan prinsip bisnis dan manajemen risiko dalam mendukung daya
saing dan kelangsungan bisnis perusahaan.
3. Mengembangkan engineering dan teknologi melalui riset yang terintegrasi
dengan masterplan bisnis untuk mendukung daya saing dan kelangsungan
bisnis perusahaan.
4. Mengelola, mengoptimalkan dan mengembangkan bisnis gas, power dan New
& Renewable Energy (NRE) secara terintegrasi melalui pengembangan pasar
dan akselerasi komersialisasi bisnis. NRE dalam mendukung kelangsungan
bisnis perusahaan.
5. Mengelola Quality, System, Knowldege & Integrated Loss Management untuk
mendukung operasi dan efisiensi perusahaan
12
13. Direktur
SDM
1. Mengelola dan mengembangkan human capital untuk mendukung
strategi bisnis dan perasional perusahaan.
2. Mengelola dan mengembangkan talent & infrastruktur human
capital untuk mendukung strategi bisnis dan operasional
perusahaan dengan produktifitas tinggi
13
14. Direktur
Manajemen
Aset
1. Mengembangkan strategi dan
pengelolaan aset penunjang usaha secara
optimal, efisien dan memberikan nilai
tambah bagi Perusahaan.
2. Mengelola, mengoptimalkan dan
mengintegrasikan proses procurement
secara Pertamina Group
14
15. Coordinating
(Koordinasi)
Fungsi koordinasi bertujuan untuk membuat organisasi terarah serta tepat pada
sasaran.
Koordinasi diperlukan untuk mendelegasikan tugas dari pimpinan ke seluruh
anggota organisasi. Dengan adanya koordinasi yang berjalan dari atasan sampai
bawahan membuktikan bahwa organisasi tersebut masih hidup. Semakin besar
sebuah organisasi maka fungsi koordinasi yang dilakukan semakin rumit, maka
dibutuhkan ketrampilan manajemen yang lebih besar.
Fungsi koordinasi pada PT Pertamina (Persero) terlaksana dengan baik. Hal ini
terbukti dari adanya sinergi antar bagian atau fungsi. Seperti adanya koordinasi
yang baik antara sektor hulu dan hilir sehingga roda bisnis dapat dapat terus
berjalan.
15
16. Controlling
(Pengendalian)
Fungsi manajemen yang terakhir adalah fungsi pengendalian atau controlling.
Fungsi ini dilakukan dengan menilai kinerja yang berdasarkan pada standar yang
sudah dibuat, kemudian dilakukan perubahanatau perbaikan jika dibutuhkan.
Dalam menjalankan fungsi pengendalian atau pengawasan ini, suatu perusahaan
perlu menyiapkan langkah tata pola dan rencana perusahaan agar bisa dilakukan
dengan efisien dan tidak menelan banyak biaya.
Yang melakukan pegawasan adalah unit internal audit. Mempunyai kedudukan
langsung di bawah Direktur Utama untuk menjaminindependensinya dari kegiatan
atau unit kerja yang diaudit. Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan
kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan
persetujuan Komisaris
16