Dokumen tersebut membahas tentang kerusakan lingkungan pesisir Pulau Jawa akibat pembangunan yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan. Pembangunan besar-besaran telah menyebabkan abrasi pantai, banjir, kemiskinan masyarakat pesisir, dan kerusakan ekosistem laut. Diperlukan kebijakan baru untuk pembangunan berkelanjutan di Pulau Jawa.
Kerusakan Lingkungan Pesisir Jawa Mengancam 60% Penduduk Indonesia
1. Tugas mencari artikel “Kerusakan Lingkungan”.
Nama : Queena Nur Alifah Sophiani (17)
Kelas : XI IPA 1
Kerusakan Lingkungan Pesisir Jawa
Indonesia dikaruniai jumlah pulau yang cukup banyak, dimana sedikitnya ada 17.508
pulau kecil maupun besar yang menaburi perairan nusantara dari Sabang hingga Marauke.
Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar yang berada tepat di tengah-tengah perairan
Indonesia. Ciri yang paling menonjol dari Pulau Jawa adalah kepadatan penduduk yang
sangat tinggi (tertinggi di Indonesia), yakni hampir 60% jumlah penduduk Indonesia hidup
dan tinggal di Pulau Jawa. Dari hasil Susenas 1980 hingga tahun 2000, identitas Pulau Jawa
sebagai pulau terpadat di Indonesia belum juga hilang. Ironisnya, sebagian pulau lain, seperti
Maluku dan Papua, yang luasnya masing-masing hampir empat dan lima kali luas Pulau Jawa
hanya dihuni oleh sekitar 2 hingga 5 persen dari total penduduk Indonesia.
Praktek-praktek pembangunan yang bias daratan pasca diberlakukannya UU No. 32
Tahun 2004 (sebelumnya UU No. 22 Tahun 1999) tentang Pemerintahan Daerah, mendorong
percepatan eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir.
Bergesernya kepentingan eksplorasi menjadi eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan,
secara besar-besaran, dirasa sudah jauh meninggalkan prinsip-prinsip keselamatan
lingkungan. Hal ini tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan bio-fisik saja, namun
juga turut memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kesejahteraan masyarakat yang
terlanjur menggantungkan kehidupannya pada pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan.
Pantai Selatan maupun Pantai Utara Jawa merupakan pusat aktivitas berbagai kegiatan
perekonomian di Pulau Jawa. Berbagai aktivitas tersebut tidak lepas dari sejumlah persoalan
yang cukup kompleks, mulai dari kerusakan fisik lingkungan, semakin parahnya kerusakan
ekosistem pesisir dan laut hingga berbagai masalah sosial yang hadir di tengah-tengah
masyarakat pesisir yang jumlahnya mencapai 65% dari seluruh penduduk Pulau Jawa.
Qur’an Hadits 1
2. Pembangunan yang merusak
Sebagai pulau yang strategis dengan berbagai aktivitas perekonomian yang
menjanjikan, pemerintah membangun berbagai fasilitas yang cukup fantastis di Pulau Jawa,
mulai dari penyediaan kawasan industri, perkantoran, transportasi, pariwisata hingga
pemukiman mewah, yang sebahagian besar didirikan disepanjang pesisir Jawa. Sayangnya,
kegiatan pembangunan ini tidak mempertimbangkan fisik Pulau Jawa yang luasnya hanya 7%
dari total luas daratan Indonesia. Akibatnya, Pulau Jawa tidak mampu menampung atau
memenuhi segala kegiatan tersebut. Untuk mengatasinya, pemeritah membuat kebijakan
reklamasi serta berbagai bentuk konversi lahan untuk pemenuhan kegiatan pembangunan dan
investasi jangka pendek, yang mengakibatkan 47 lokasi di sepanjang Pantai Utara dan Selatan
Jawa telah dikonversi untuk berbagai peruntukan. Setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir, lebih dari 90 desa di sepanjang Pantai Utara maupun Selatan Jawa terkena bencana
abrasi. Bahkan, sebuah desa beserta 300 hektar lahan tambak masyarakat di Kabupaten
Demak hilang akibat abrasi pasca kegiatan reklamasi dan pembangunan break water di
pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Selain itu, intensitas bencana banjir dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada kurun
waktu 1996 hingga 1999, setidaknya terdapat 1.289 desa terkena bencana banjir. Jumlahnya
semakin meningkat hingga lebih dari 100% (2.823 desa) di akhir tahun 2003.
Masyarakat Pesisir Korban Pembangunan
Data menunjukkan bahwa sedikitnya ada 63 Kabupaten/Kota yang berada di
sepanjang Pantai Utara dan Selatan Pulau Jawa dengan jumlah penduduk tidak kurang dari
74.910.306 jiwa (sekitar 65% dari total penduduk Pulau Jawa). Jika dilihat tren pertumbuhan
penduduk pesisir Jawa di era 90an hingga 2000an, maka pertumbuhan penduduk pesisir Jawa
rata-rata sekitar 2,2% (lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk rata-rata nasional).
Peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan tersebut juga diikuti secara konsisten
oleh jumlah penduduk miskin yang kini mencapai 20% dari jumlah keseluruhan penduduk
pesisir Pulau Jawa.
Di Propinsi Jawa tengah, misalnya, tidak kurang dari 4 juta masyarakat pesisir hidup
dalam kemiskinan. Demikian juga di Propinsi Jawa Timur, setidaknya sepertiga (33,86%) dari
masyarakat desa yang tinggal di pesisir dalam kondisi miskin. Bahkan, di Kabupaten
Trenggalek dan Kabupaten Sumenep lebih dari 50% dari total jumlah penduduknya dalam
kategori miskin.Selain itu, aktivitas pembangunan di Pesisir Jawa juga berimplikasi buruk
terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Kasus reklamasi Pantai Utara Jakarta seluas 2.700 Ha
Qur’an Hadits 2
3. dengan panjang 32 Km yang membentang dari Tangerang hingga Bekasi, telah menyebabkan
hilangnya perkampungan dan pekerjaan ribuan nelayan di Kanal muara Angke, Muara Baru,
Kampung Luar Batang, pemukiman di depan Taman impian Jaya Ancol serta Marunda Pulo.
Hal serupa juga dialami oleh masyarakat pesisir Semarang, dimana pemerintah secara terang-
terangan melakukan perampasan tempat tinggal, pekerjaan, dan identitas nelayan tradisional.
Pencaplokan lahan masyarakat pesisir seluas 108 hektar untuk pembangunan tempat wisata
dan perumahan mewah telah mengakibatkan nelayan kehilangan hak atas sumber daya pesisir
dan laut sebagai tempat hidup dan mencari penghidupan. Pasca pencaplokan tersebut, tercatat
20 orang perempuan dari desa pesisir tersebut terpaksa menjadi pekerja seks akibat hilangnya
sumber pencahariaan mereka sebagai pengolah hasil perikanan pasca tangkap, seperti
pengasapan ikan dan terasi. Sedangkan sebagian besar nelayan terpaksa menjadi kuli
bangunan, penarik becak, dan buruh pabrik untuk memenuhi kebutuhan hidup ala kadarnya.
Gizi dan kesehatan tidak lagi menjadi perhatian masyarakat, akibatnya berbagai wabah
penyakit, seperti disentri, malaria, demam berdarah, dan penyakit kulit bermunculan.
Kejadian yang lebih menyedihkan lagi bahwa 5 bayi meninggal di tahun 2000 akibat kurang
gizi, dan satu di antaranya tanpa tempurung kepala.
Menyelamatkan Pulau Jawa, Menyelamatkan 60% Penduduk
IndonesiaMenyelamatkan Pesisir Jawa, Menyelamatkan 65% Penduduk Pulau Jawa
Dengan fakta-fakta:
Bahwa 60% penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa.
Bahwa 65% penduduk Pulau Jawa hidup di daerah pesisir dan sangat tergantung pada
kualitas dan kuantitas sumber daya pesisir dan laut.
Bahwa pertumbuhan penduduk pesisir Jawa rata-rata cukup tinggi, mencapai 2,2%
pertahun (di atas pertumbuhan penduduk rata-rata nasional).
Bahwa luas Pulau Jawa hanya 7% dari total pulau di Indonesia.
Bahwa lebih dari 20% nelayan Indonesia merupakan nelayan yang berasal dari Pulau
Jawa.
Bahwa peningkatan jumlah nelayan di Pulau Jawa setiap tahunnya mencapai 13%.
Bahwa hampir 20% masyarakat pesisir yang tinggal dan hidup di daerah pesisir Jawa
berkutat dalam kemiskinan.
Bahwa hampir 3.000 desa di Pesisir Jawa mengalami bencana banjir setiap tahunnya.
Qur’an Hadits 3
4. Bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, setidaknya terdapat 90 lokasi pesisir Jawa
mengalami bencana abrasi pantai hingga puluhan kilometer.
Maka dari hal tersebut di atas, telah mengisyaratkan bahwa kegiatan pembangunan dengan
pola-pola perusakan lingkungan pesisir yang dilakukan selama ini sudah berdampak buruk
terhadap kualitas lingkungan secara keseluruhan. Eksploitasi sumber daya pesisir, secara
besar-besaran, telah nyata mengundang berbagai bencana alam di Pulau Jawa. Hal ini juga
telah mengakibatkan keterpurukan masyarakat dalam kesehariannya, mulai dari kehilangan
hak atas pekerjaan, kehilangan hak atas tempat tinggal, hingga kehilangan hak atas pelayanan
kesehatan yang memadai. Untuk itu, diperlukan pola pembangunan pulau dengan
memperhatikan daya dukung pulau, khususnya daerah Pesisir Jawa yang sangat rentan
terhadap perubahan lingkungan.
Dalil Kerusakan Lingkungan :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)".
Sumber:
http://cut3z.blogspot.com/2008/11/contoh-kerusakan-lingkungan-pesisir.html
Qur’an Hadits 4