Kampung nelayan Tambak Lorok di Kota Semarang masih teridentifikasi sebagai kawasan miskin. Faktor-faktor penyebab kemiskinan di antaranya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia, keterbatasan modal usaha dan teknologi, serta gaya hidup masyarakat yang kurang berorientasi pada masa depan. Untuk itu, diperlukan kebijakan penangkapan hasil laut yang ramah lingkungan, peningkatan kual
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Tugas ti p px mendeley
1. 1
KAMPUNG NELAYAN
TAMBAKLOROK
K A J I A N K E M I S K I N A N D I P E S I S I R S E M A R A N G
Tambak Lorok merupak an Kawas an pes is ir yang
ter letak di s ebelah utar a k ota Semar ang.
Letak nya yang ber dek atan d e n g a n laut
mengak ibatk an Kaw as an ini ber k embang
menjadi k ampung nelayan yang mayor itas
mas yar ak atnya bek er ja menjadi nelayan .
L E A R N M O R E
Letak Tambak Lor ok yang dek at d e n g a n
s umber daya laut nyatanya belum mampu
mens ejahter ak an mas yar ak atnya k ar ena
Kaw as an Tambak Lor ok mas ih ter identifik as i
s ebagai s alah s atu Kaw as an mis k in. D ar i
per mas alahan diatas mak a munc ul per tanyaan
penelitian mengenai fak tor -faktor penyebab
ter jadinya k emis k inan di k ampung ter s ebut .
2. LATAR BELAKANG
K A M P U N G T A M B A K
L O R O K
D AN METOD E PEN ELITIAN TER H AD AP KAMPU N G MISKIN D I PESISIR SEMAR AN G
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sumber daya laut yang
melimpah, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan wilayah pesisir
sebagai mata pencaharian utama. Namun dengan kondisi sumber daya laut
yang melimpah di Kawasan pesisir nyatanya belum mampu mensejahterakan
masyarakatnya. Wilayah pesisir masih termasuk kedalam Kawasan yang
identik dengan kemiskinan.
Lokasi Tambak Lorok yang dekat dengan laut mengakibatkan kampung ini
tumbuh menjadi kampung nelayan. para nelayan disini sebagian besar adalah
nelayan tradisional yang menggunakan alat sederhana dan sangat bergantung
cuaca. Hal ini menyebabkan Tambak Lorok masuk kedalam kategori kampung
miskin yang jumlah penduduknya tercatat ada lebih dari 500 orang.
Penelitian pun dilakukan untuk mengetahui hal ini lebih dalam. Penelitian
dilakukan dengan metode kualitatif atau biasa disebut metode interpretative
karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data
yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini mencakup penjelasan data dan
mendeskripsikan data yang telah diperoleh untuk menenntukan faktor-faktor
3. FAKTOR KEMISKINAN
D I K A M P U N G T A M B A K
L O R O K
Keterbatasan kualitas sumber daya manusia, keterbatasan kemampuan modal usaha, dan teknologi
penangkapan, hubungan kerja organisasi penangkapan yang kurang menguntungkan bagi nelayan
buruh, kesulitan melakukan diversifikasi usaha pengangkapan, ketergantungan yang tinggi terhadap
okupasi melaut, dan gaya hidup yang dipandang boros yang kurang beroerientasi pada masa depan.
FA K TO R I N T E R N A L
Kebijakan pembangunan perikanan yang lebih berfokus pada produktivitas guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, sistem pemasaran hasil laut yang lebih menguntungkan perantara, kerusakan
akan ekosistem pesisir dan laut karena terjadinya pencemaran dari wilayah darat, penggunaan
peralatan tangkap yang tidak ramah lingkungan, penegakan hokum yang lemah, terbatasnya
tekonologi pengolahan pasca panen, kondisi alam yang fluktuatif sehingga tidak memungkinkan
nelayan melaut sepanjang tahun, dan terjadinya isolasi geografis kampung nelayan yang
mengganggu mobilitas barang, jasa, dan manusia.
FA K TO R E K S T E R N A L
4. 4
ANALISIS FAKTOR KEMISKINAN
YAN G TER J AD I D I D ESA TAMBAK LOR OK, SEMAR AN G
. Gaya hidup masyarakat
pesisir yang tidak memiliki
pandangan yang
berorientasi pada masa
depan seperti menabung
karena kondisi keuangan
mereka yang rendah
G AYA H I D U P
M A S YA R A K AT
Tingkat pendidkan dan
keterampilan yang rendah
mengakibatkan mereka
tidak dapat menjangkau
pekerjaan yang lebih luas.
K U A L I TA S S U M B E R
D AYA M A N U S I A
Kebiasaan masyarakat
membuang limbah rumah
tangga langsung ke laut
membuat ekosistem
tercemar dan penggunaan
alat tangkap seperti arad
dapat membuat ekosistem
di dalamnya menjadi
rusak.
K E R U S A K A N S U M B E R
D AYA P E S I S I R
Jalan yang rusak
mengakibatkan
melambatnya
pertumbuhan ekonomi.
Hal ini diperparah dengan
sistem drainase air yang
buruk.
R E N D A H N YA
I N F R A S T R U K T U R D E S A
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYELESAIAN
BER IKU T BEBER APA R EKOMEN D ASI PEN YELESAIAN TER H AD AP PER MASALAH AN D I ATAS
Membuat kebijakan penangkapan
hasil laut agar dapat menjaga
kelestarian ekosistem laut. Adakan
pula pengenalan terhadap teknologi
penangkapan dan pasca panen guna
menamnbah produktivitas nelayan.
B E N T U K K E B I J A K A N
P E N A N G K A PA N H A S I L L A U T
Perlunya perhatian khusus dalam
peningkatan kualitas sumber
daya manusia, seperti pelatihan
keterampilan. Karena SDM yang
berkualitas dapat meningkatkan
nilai jual masyarakat
P E N I N G K ATA N
K U A L I TA S S D M
Perlunya perbaikan sarana
prasarana di daerah tersebut
terutama dalam persampahan,
drainase, dan air bersih.
P E R B A I K A N S A R A N A
P R A S A R A N A
O N E
S
E
C
O
N
D
F O U R T H
Kesimpulan yang bias diambil yaitu kemiskinan yang terjadi di kampung nelayan tambak lorok disebabkan oleh faktor rendahnya kualitas
sumber daya manusia, minimnya kepemilikan usaha dan modal teknologi, dan gaya hidup masayarakatnya. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia dapat dilihat dari mayoritas masyarakatnya yang hanya tamatan sekolah dasar. Hal ini menyebabkan masyarakat memiliki peluang yang
kecil untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Pekerjaan sebagai nelayan tradisional yang bergantung pada musim dan cuaca
menyebabkan hasil pendapatan yang diperoleh pun tidak menentu.
Referensi artikel : Kajian Kemiskinan Pesisir di Kota Semarang oleh Mita Natalia dan
Muhammad Mukti Alie
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/4384