2. PENGERTIAN
Tromboflebitis adalah radang vena yang berhubungan dengan
pembentukan trombus. Tromboflebitis merupakan inflamasi
permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan
darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca
partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat
akibat peningkatan fibrinogen .
3. KLASIFIKASI
Tromboflebitis Femoralis
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena
femoralis.
Tromboflebitis Pelvik
Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu
vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling
sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada
tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus.
4. ETIOLOGI
Secara umum etiologi tromboflebitis adalah sebagai berikut:
a. perluasan infeksi endometrium
b. mempunyai varises pada vena
c. Obesitas
5. FAKTOR PREDISPOSISI
Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi
tromboflebitis.
Perluasan infeksi endometrium
Mempunyai varises pada vena
Obesitas
Pernah mengalami tramboflebitis
Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir
up untuk waktu yang lama
Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
6. PATOFISIOLOGI
Terjadinya trombus
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan
koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial.
Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi
maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang
tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga
mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan
lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas,
tumor maupun wanita hamil.
7. LANJUTAN…
b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)
hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA
juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak
faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis
8. MANIFESTASI KLINIS
Pelvio tromboflebitis
a. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian
samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai
berikut:
Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)
dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada
waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti
penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada
endometritis).
Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.
c. Abses pada pelvis
9. LANJUTAN…
Tromboflebitis femoralis
a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari,
kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang
disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan
tanda-tanda sebagai berikut:
Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras
pada paha bagian atas.
Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
10. Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi
bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada
umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai
dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke
atas.
Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau
dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).
11. KOMPLIKASI
Tromboflebitis pelvica
Komplikasi potensial dari tromboflebitis pelvica antara lain
adalah:
a. emboli paru septik
b. Septikemia
c. emfisema
Tromboflebitis femoralis
Komplikasi potensial dari tromboflebitis femoralis yang paling
serius adalah emboli paru.
12. DIAGNOSA BANDING
Tromboflebitis pelvica
Diagnosa banding dari tromboflebitis pelvica antara lain adalah:
a. apendiktis akut
b. kista ovarium yang terpuntir
c. Hematoma
d. ligamentum lantum
e. abses pelvis
f. Infeksi traktus urinarius
g. infeksi luka.
13. LANJUTAN…
Tromboflebitis femoralis
Diagnosa banding dari tromboflebitis femoralis antara lain adalah:
a. Selulitis
b. vena varikosa
c. trauma dengan hematoma subfasial
d. Limfangitis
e. artritis
14. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan hematokrit
Mengidentifikasi Hemokonsentrasi
Pemeriksaan Koagulasi
Menunjukkan hiperkoagulabilitas
Biakan darah
Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme
yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan
anaerob. Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes
15. Pemindai ultrasuond dupleks
Dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan
dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak
kompeten
Venografi
Bahan kontras disuntikkan kedalam sistem vena untuk memberikan
gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.
16. PENATALAKSANAAN
Pelvio tromboflebitis
a. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik
b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit
dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda
atau dugaan adanya emboli pulmonum
d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun
sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
17. Tromboflebitis femoralis
a. Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.
b. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas
bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan
mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
c. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan.
Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan
menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas
pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada
betis.
18. d. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang
memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu
mencegah kondisi stasis.
e. Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung
sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji
keadaan kulit dibawahnya.
f. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
g. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan
diberikan.
h. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
i. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai
instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak
menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.
19. j. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang
terkena.
k. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian
bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk
melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
l. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal
untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan.
m. Adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada
gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan
episiotomi.
n. Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan
pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air
susu.
o. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
20. p. Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan
melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk
kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang
dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang
tepat telah dilakukan.
21. TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “S” P10001 POST PARTUM HARI KE 4 PATOLOGIS
DENGAN TROMBOPHLEBITIS
SUBJEKIF
Tanggal 5 November 2007 pukul 17.00 WIB
Identitas
Nama Istri : Ny S Nama Suami : Tn. T
Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru
Suku : Jawa Suku : Jawa
Alamat : Jl. Dahlia Alamat : Jl. Dahlia
22. Keluhan utama
Ibu mengatakan sejak 4 hari yang lalu (1 November 2007)
mengeluh badannya terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri
bengkak dan kemerahan.
Riwayat persalinan
Ibu melahirkan pada tanggal 1 November 2007 pukul 19.00 WIB
Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak menggunakan KB apapun karena ini adalah
kehamilan yang pertama
23. Pola Hidup Sehari-Hari
a. Nutrisi
Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu
piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-12 gelas / hari
dan minum susu 2 gelas / hari
Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan,
dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe, ikan,
telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum
susu 2 gelas/hari
24. b. Eliminasi
Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x
sehari
Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah
melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x BAK.
c. Istirahat
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari,
1 jam tidur siang.
Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri
pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari, tidur siang ½
jam.
25. d. Aktifitas
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah
tangga sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari sendiri tanpa
bantuan.
Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas,
namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri.
e. Personal Hygiene
Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x
sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan sesudah BAK dan
BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x
sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti pembalut 3x sehari, cuci
tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
26. Keadan Psikologis
Ibu mengatakan saat ini merasa bahagia dengan kelahiran bayinya
karena sudah lama menantikannya dan jenis kelaminnya sesuai
dengan yang diinginkannya, namun ibu agak cemas tidak bisa
merawat bayinya dengan baik karena ini pengalamannya yang
pertama. Suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran
bayinya. Ibu takut bergerak karena terasa nyeri, Ibu menyusui
bayinya dan ibu ingin KB setelah melahirkan untuk menunda
kehamilan selanjutnya.
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan badannya letih dan pegal tidak ada luka hecting,
nyeri pada kaki dan betis ibu mengatakan takut bergerak, tidak
ada penyakit menular dan menahun
27. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada penyakit menular
(HIV/AIDS,hepatitis,TBC) menurun(DM, hipertensi) dan
menahun (jantung,asma).
28. OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 56 Kg
Hamil aterm : 64 Kg
Setelah melahirkan : 58 Kg
TB : 157 Cm
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 nnHg
Nadi : 80x / menit
Temperatur : 37,5 oC
Pernafasan : 22x / menit
29. Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi
Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih
Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema
Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak
iklerik simetris kanan dan kiri
Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana
merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.
Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada
pengeluaran serum, daun telinga ada.
Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi
lengkap tidak ada stomatitis dan tidak ada caries
30. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan
vena jugularis
Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan
ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi
wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri,
putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola
mamae, tidak ada nyeri, abses, dan pembengkakan, kolostrum
sudah keluar lancar.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, strie albikans ada, linea
nigra ada, kandung kemih kosong, konsistensi keras, kontraksi
uterus baik.
31. Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada
vagina, peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada oedema,
kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban. m. Bokong :
Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak
terdapat hemoroid
Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada
oedema, kuku bersih, simetris kanan-kiri
Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan
kemerahan, nyeri pada betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit
digerakkan, simetris kanan-kiri
32. ASSESSEMENT
Ny “S” P10001 post partum hari ke-4 dengan Tromboflebitis
femoralis
PENATALAKSANAAN
Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saaat ini
yaitu mengalami tromboflebitis femoralis sehingga kaki ibu bengkak
dan tegang dan terasa nyeri, suhu tubuh 37,5 °C
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang kondisinya saat ini
Menjelaskan pada ibu untuk melakukan ambulasi dini agar dapat
meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan
kemungkinan pembentukan bekuan darah, misalnya: jika ibu sudah
merasa tidak lelah anjurkan untuk kekamar mandi namun tetap
ditemani.
33. Menjelaskan pada ibu untuk tidak berada pada posisi litotomi dan
tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam dan memberi alas
penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yang kuat pada
betis.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan dari bidan dan bersedia
melakukan anjuran dari bidan
34. Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu tentang cara mengurangi
nyeri yaitu:
1. tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena
tromboflebitis
2. menyediakan stoking pendukung untuk meningkatkan sirkulasi
vena dan membantu mencegah kondisi statis
3. memakai stoking pendukung sebelum bangun pagi dan melepasnya
2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya
4. kaki dikompres dengan air hangat
E/ Ibu besedia melakukan anjuran dari bidan
35. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan melibatakan diri
dalam kegiatan ibu untuk mengatasi tromboflebis misalnya
membantu ibu unutuk melakukan ambulasi dini dengan cara
menemani ibu kekamar mandi, jalan-jalan disekitar tempat tidur,
mengingatkan ibu untuk tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam,
membantu ibu melakukan kompres pada kaki yang nyeri dan
membantu ibu dalam memakaikan stoking
E/ Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam melakukan
anjuran bidan
36. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya pemenuhan keutuhan
nutrisi bagi ibu nifas seperti mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung protein, mineral, vitamin, cukup (sayur-sayuran,
tempe, tahu, telur, ikan, buah-buahan, apabila ibu mampu membeli
susu dan mencobanya walau tidak suka susu)
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan bidan dan
bersedia melakukannya
Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk minum 3 liter setiap hari
(8-12 gelas setiap hari) untuk mencegah dehidrasi dan
menurunkan panas dengan adanya peningkatan pengeluaran urine
E/ Ibu bersedia melakukan anjuran dari bidan
37. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan
melibatkan keluarganya seperti pemenuhan kebutuhan cairan dan
nutrisinya
E/ Kebutuhan ibu terpenuhi
Megobservasi apakah ibu sudah dapat nengurangi nyeri,
melakukan ambulasi dini dengan atau tanpa bantuan keluarga dan
observasi suhu badan ibu
E/ ibu sudah melakukan ambulasi dini dan dapat mengurangi rasa
nyeri
Mengevaluasi keadaan ibu apakah sudah bisa melakukan ambulasi
dini dan tidak nyeri lagi pada kakinya
E/ Ibu sudah melakukan ambulasi dini, rasa nyeri berkurang
38. Memberikan terapi antipiretik parasetamol 3x1mg untuk
mengatasi demam
E/ Ibu sudah diberikan terapi
Mengevaluasi keadaan ibu apakah tidak demam lagi
E/ ibu sudah tidk demam
40. PENGERTIAN
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan
membrane serosa rongga abdomen
Peritonitis merupakan sebuah proses peradangan
pada membrane serosa yang melingkupi kavitas
abdomen dan organ yang terletak didalamnya
Padawanita sangat dimungkinkan peritonitis
terlokalisasi pada rongga pelvis dari infeksi tuba
falopi atau rupturnya kista ovari
41. PENYEBAB
Bentuk peritonitis yang paling sering ialah.
Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) dan
peritonitis sekunder. SBP terjadi bukan
karena ninfeksi intra abdomen,tetapi biasanya
terjadi pada pasien yang asites terjadi kontaminasi
hingga ke rongga peritoneal sehingga menjadi
translokasi bakteri munuju dinding perut atau
pembuluh limfe mesenterium, kadang terjadi
penyebaran hematogen jika terjadi bakterimia dan
akibat penyakit hati yang kronik. Semakin rendah
kadar protein cairan asites, semakin tinggi risiko
terjadinya peritonitis dan abses
42. Peritonitis sekunder yang paling sering terjadi
disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infeksi
transmural) organ-organ dalam dengan inokulasi bakteri
rongga peritonealterutama disebabkan bakteri gram
positif yang berasal dari saluran cerna bagian atas.
Peritonitis tersier terjadi karena infeksi
peritoneal berulang setelah mendapatkan terapi SBP
atau peritonitis sekunder yang adekuat, bukan berasal
dari kelainan organ, pada pasienperitonisis tersier
biasanya timbul abses atau flagmon dengan atau tanpa
fistula. Selain itu juga terdapat peritonitis TB, peritonitis
steril atau kimiawi terjadi karena iritasi bahan-bahan
kimia, misalnya cairan empedu, barium, dan substansi
kimia lain atau prses inflamasi transmural dari organ-
organ dalam
43. KLASIFIKASI
1. Peritonitis Bakterial Primer
Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial
secara hematogen pada cavum peritoneum dan
tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen.
Penyebabnya bersifat monomikrobial, biasanya E.
Coli, Sreptococus atau Pneumococus.
Peritonitis bakterial primer dibagi menjadi dua,
yaitu:
Spesifik : misalnya Tuberculosis
Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis an
Tonsilitis.
44. Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini
adalah adanya malnutrisi, keganasan
intraabdomen, imunosupresi dan splenektomi.
Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan
sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus
eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan
asites.
45. 2. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa).
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau
perforasi tractusi gastrointestinal atau tractus urinarius.
Pada umumnya organism tunggal tidak akan
menyebabkan peritonitis yangfatal. Sinergisme dari
multipel organisme dapat memperberat terjadinya
infeksi ini. Bakteriianaerob,khususnya spesies
Bacteroides, dapat memperbesar pengaruh bakteri
aerob dalam menimbulkan infeksi.
Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar
masuk ke dalam cavum peritoneal.
Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis
yang disebabkan oleh bahankimia, perforasi usus sehingga
feces keluar dari usus.
Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra
abdominal, misalnya appendisitis.
46. 3. Peritonitis tersier
Peritonitis yang disebabkan oleh jamur. Peritonitis
yang sumber kumannya tidak dapat
ditemukan.Merupakan peritonitis yang disebabkan
oleh iritan langsung, sepertii misalnya empedu,
getah lambung, getah pankreas, dan urine.
4. Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:
Aseptik/steril peritonitis
Granulomatous peritonitis
Hiperlipidemik peritonitis
Talkum peritonitis
47. GEJALA DAN TANDA
demam tinggi
pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, takikardi,
dehidrasi hingga menjadi hipotensi.
Pada wanita dilakukan pemeriksaan vagina bimanual
untuk membedakan nyeri akibat PID . Pemeriksaan-
pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu pada
penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya
diabetes berat, penggunaan steroid, pascatransplantasi,
atau HIV), penderita dengan penurunan kesadaran
(misalnya trauma cranial, ensefalopati toksik, syok
sepsis, atau penggunaan analgesic), penderita dnegan
paraplegia dan penderita geriatric.
49. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Test laboratorium
Leukositosis
Hematokrit meningkat
Asidosis metabolik
X. Ray
Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior,
lateral), didapatkan :Illeus merupakan penemuan
yang tak khas pada peritonitis.Usus halus dan usus
besar dilatasi.Udara bebas dalam rongga abdomen
terlihat pada kasus perforasi.
51. SUBJEKTIF
Tanggal : 1 januari 2016
Jam : 18.00 wib
Identitas
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. K
Umur : 30 tahun Umur :31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa: Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Purwakarta Alamat :
Purwakarta
Keluhan Utama :
Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah perut kanan
bagian bawah dan masih merasakan mules, ibu takut jika
mau cebok, ibu kurang istirahat.
52. Status Perkawinan :
Kawin ke : 1
Usia kawin : 19 tahun
Lama Kawin : 11 tahun
Riwayat Menstruasi :
Menarche : 11 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 5 hari
Warnanya : Merah Kehitaman
Baumya :Khas anyir
Jumlahnya :2-3 pembalut/hari
Dismenorhea : kadang-kadang
Flour Albus : Tidak ada
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
nifas ini
Riwayat KB
ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB, karena ini
kehamilannya yang pertama
53. Riwayat Kesehatan Ibu :
Ibu mengatakan tidak pernah mamiliki riwayat peyakt menular seperti
(HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun (DM,hipertensi), menahun
(jantung,asma)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam kelurganya tidak ada yang memiliki riwayat
peyakt menular seperti (HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun
(DM,hipertensi), menahun (jantung,asma)
Riwayat keluarga berencana :
Ny.T mengaku menggunakan alat kontrasepsi barier kombinasi pil
selama 3 tahun, dan menggunakan suntik 3 bulan selama 3 tahun,
karena mereka ingin menunda kehamilan dulu.
Riwayat social :
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya, hubungan ibu dan
kelurga baik,
54. Pola Kebiasan Sehari-hari :
Nutrisi
Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-
12 gelas / hari dan minum susu 2 gelas / hari
Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan, dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur,
tempe, ikan, telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum susu 2 gelas/hari
Eliminasi
Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x sehari
Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x
BAK.
Istirahat
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari, 1 jam tidur siang.
Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari,
tidur siang ½ jam.
Aktifitas
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah tangga sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari
sendiri tanpa bantuan.
Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas, namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri.
Personal Hygiene
Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan
sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti
pembalut 3x sehari, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
55. OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik Umum :
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital:
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 38°C
RR : 28x/menit
56. Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi
Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih
Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema
Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak iklerik
simetris kanan dan kiri
Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana
merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.
Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada
pengeluaran serum, daun telinga ada.
Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi lengkap
tidak ada stomatitis dan tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan
vena jugularis
Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi
seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi wheezing,
suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
57. Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri, putting susu menonjol,
terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, tidak ada nyeri, abses, dan
pembengkakan, kolostrum sudah keluar lancar.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, konsistensi keras,
kontraksi uterus baik. Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae dan linea. Kandung
kemih kosong dan tidak adanya mules. Rahim terlihat membesar dan teraba sedikit
keras. nyeri tekan pada perut bagian bawah.
Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada vagina, peneluaran
darah pervaginam normal, tidak ada oedema, kotor oleh lendir dan bekas darah serta air
ketuban. m. Bokong : Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak terdapat
hemoroid Adanya bekas luka parut, tidak ada tumor, tidak adanya benjolan dan tumor,
tidak adanya varises. Adanya lendir keluar dari vagina dan berbau.
Pemeriksaan dalam
Ibu merasakan nyeri tekan pada saat dipalpasi, kavum douglas terlihat menonjol
Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada oedema, kuku bersih,
simetris kanan-kiri
Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan, nyeri pada betis,
jari-jari lengkap, kaki kiri sulit digerakkan, simetris kanan-kiri
60. PENATALAKSANAAN
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, TD: 110/70mmhg, N:100x/mnt,
S:38 ͦc, R :24x/mnt, pemfis : Muka odema (-), Mata konjungtiva
anemis, sclera tdk icterik, mulut : membran mukosa kering. ibu
terlihat pucat dan dehidrasi,
e/ ibu mengerti dgn penjelasan yang diberikan.
Menganjurkan ibu untuk banyak istrahat, menganjurkan ibu untuk
istrahat yang cukup dan membebaskan pikiran dan melakukan pola
istrahat tidur mlm 8 jam dan tidur siang 2 jam. e/ ibu akan banyak
istrahat.
61. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak
vitamin, serta mengatur pola makan seimbang, menganjurkan
ibu untuk makan yang cukup makanan yang mengandung gizi
dan vitamin untuk menjaga kondisi serta mengembalikan kondisi
ibu setelah melahirkan. Jangan biarkan ibu tidak memperhatikan
pola makannya sehingga membuat kondisi ibu menurun.
e/ Ibu dan keluarga mengerti saran yg disampaikan dan akan
mau mengkonsumsi makanan yang kaya gizi dan vit.
Mengingatkan ibu untuk melakukan mobilisasi disekitar rumah,
menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dengan sering
bergerak untuk melakukan aktifitas yang dapat dikerjakan
sendiri, jangan terlalu memanjakan diri dengan banyak berbaring
karena setelah melahirkan dengan bergerak akan melatih kerja
otot untuk membakar lemak tubuh dan menghasilkan tenaga
untuk segera memulihkan keadaan ibu seperti semula.
e/ ibu dan keluarga mengerti dgn jelas dan akan melakukannya.
62. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygen, menganjurkan ibu untuk terus
menjaga personal hygen yaitu selalu menjaga perawatan payudara dengan
membersihkannya saat mandi serta menjaga kebersihkan kemaluannya setelah dari kamar
mandi untuk menghindarkan diri dari berbagai bakteri yg dapat masuk ke dalam tubuh.
e/ Ibu dan keluarga mengerti dengan jelas dan akan berusaha melakukannya.
Menganjurkan ibu untuk tetap memberi asi kepada bayinya selama 6 bulan ekslusif karena
sangat baik bagi pertumbuhan bayi dan membantu pemulihan rahim ibu (masa involusi)
setelah melahirkan.
e/ Ibu mengerti dengan jelas dan sampai saat ini ibu mengaku selalu memberikan asi
ekslusif kepada bayi.
Memberitahu cara mengatasi rasa nyeri tekan pada perut, memberitahu ibu cara mengatasi
keluhan rasa nyeri tekan pada perut dengan cara mengurangi aktifitas atau pekerjaan
rumah sehari-hari, dan belajar nafas yg teratur dgn menarik nafas panjang dan
mengeluarkannya perlahan lewat mulut untuk merelaksasikan otot perut saat terasa sakit.
e/ Ibu mengerti dan akan mengurangi aktivitas atau pekerjaan rumah dan berusaha/
mengikuti anjuran yg diberikan.
Melakukan kolaborasi dgn SPOG dalam pemberian obat antibiotik, analgetik serta vitamin
untuk memulihkan kondisi ibu saat ini, serta berkolaborasi dalam deteksi lanjut untuk
melakukan USG
e/ kolaborasi telah di lakukan
63. Memberikan pengertian untuk melakukan
pemeriksaan USG untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang dalam mendiagnosa masalah ibu, agar
mendapatkan penanganan lebih lanjut dan sesuai
dengan kebutuhan dan persiapan laparotomi.
e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan
USG ke dr.obgyne
Memberikan pengertian untuk melakukan
laparotomy untuk mengeluarkan bakteri yang
menyebabkan abses.
e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan
laparotomy.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
e/ pendokumentasian telah dilakukan.