SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
TROMBOPHLEBITIS DAN
LUKA PERITONITIS
1. Maharani savitri emillia utomo
2. Muzna halek
3. Rheka hernanda
4. Siti aisyah
5. Ulil maftukhah
PENGERTIAN
 Tromboflebitis adalah radang vena yang berhubungan dengan
pembentukan trombus. Tromboflebitis merupakan inflamasi
permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan
darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca
partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat
akibat peningkatan fibrinogen .
KLASIFIKASI
 Tromboflebitis Femoralis
 Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena
femoralis.
 Tromboflebitis Pelvik
 Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu
vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling
sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada
tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus.
ETIOLOGI
 Secara umum etiologi tromboflebitis adalah sebagai berikut:
a. perluasan infeksi endometrium
b. mempunyai varises pada vena
c. Obesitas
FAKTOR PREDISPOSISI
 Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi
tromboflebitis.
 Perluasan infeksi endometrium
 Mempunyai varises pada vena
 Obesitas
 Pernah mengalami tramboflebitis
 Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir
up untuk waktu yang lama
 Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
PATOFISIOLOGI
 Terjadinya trombus
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan
koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial.
Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi
maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang
tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga
mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan
lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas,
tumor maupun wanita hamil.
LANJUTAN…
b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)
hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA
juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak
faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis
MANIFESTASI KLINIS
 Pelvio tromboflebitis
a. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian
samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai
berikut:
 Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)
dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada
waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
 Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti
penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada
endometritis).
 Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.
c. Abses pada pelvis
LANJUTAN…
 Tromboflebitis femoralis
a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari,
kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang
disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan
tanda-tanda sebagai berikut:
 Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
 Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras
pada paha bagian atas.
 Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
 Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi
bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
 Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada
umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai
dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke
atas.
 Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau
dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).
KOMPLIKASI
 Tromboflebitis pelvica
Komplikasi potensial dari tromboflebitis pelvica antara lain
adalah:
a. emboli paru septik
b. Septikemia
c. emfisema
 Tromboflebitis femoralis
Komplikasi potensial dari tromboflebitis femoralis yang paling
serius adalah emboli paru.
DIAGNOSA BANDING
 Tromboflebitis pelvica
Diagnosa banding dari tromboflebitis pelvica antara lain adalah:
a. apendiktis akut
b. kista ovarium yang terpuntir
c. Hematoma
d. ligamentum lantum
e. abses pelvis
f. Infeksi traktus urinarius
g. infeksi luka.
LANJUTAN…
 Tromboflebitis femoralis
Diagnosa banding dari tromboflebitis femoralis antara lain adalah:
a. Selulitis
b. vena varikosa
c. trauma dengan hematoma subfasial
d. Limfangitis
e. artritis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan hematokrit
Mengidentifikasi Hemokonsentrasi
 Pemeriksaan Koagulasi
Menunjukkan hiperkoagulabilitas
 Biakan darah
Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme
yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan
anaerob. Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes
 Pemindai ultrasuond dupleks
Dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan
dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak
kompeten
 Venografi
Bahan kontras disuntikkan kedalam sistem vena untuk memberikan
gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.
PENATALAKSANAAN
 Pelvio tromboflebitis
a. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik
b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit
dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda
atau dugaan adanya emboli pulmonum
d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun
sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
 Tromboflebitis femoralis
a. Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.
b. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas
bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan
mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
c. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan.
Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan
menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas
pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada
betis.
d. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang
memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu
mencegah kondisi stasis.
e. Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung
sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji
keadaan kulit dibawahnya.
f. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
g. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan
diberikan.
h. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
i. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai
instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak
menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.
j. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang
terkena.
k. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian
bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk
melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
l. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal
untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan.
m. Adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada
gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan
episiotomi.
n. Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan
pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air
susu.
o. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
p. Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan
melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk
kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang
dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang
tepat telah dilakukan.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “S” P10001 POST PARTUM HARI KE 4 PATOLOGIS
DENGAN TROMBOPHLEBITIS
 SUBJEKIF
 Tanggal 5 November 2007 pukul 17.00 WIB
 Identitas
 Nama Istri : Ny S Nama Suami : Tn. T
 Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
 Agama : Islam Agama : Islam
 Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru
 Suku : Jawa Suku : Jawa
 Alamat : Jl. Dahlia Alamat : Jl. Dahlia
 Keluhan utama
Ibu mengatakan sejak 4 hari yang lalu (1 November 2007)
mengeluh badannya terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri
bengkak dan kemerahan.
 Riwayat persalinan
Ibu melahirkan pada tanggal 1 November 2007 pukul 19.00 WIB
 Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak menggunakan KB apapun karena ini adalah
kehamilan yang pertama
 Pola Hidup Sehari-Hari
a. Nutrisi
 Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu
piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-12 gelas / hari
dan minum susu 2 gelas / hari
 Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan,
dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe, ikan,
telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum
susu 2 gelas/hari
b. Eliminasi
 Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x
sehari
 Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah
melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x BAK.
c. Istirahat
 Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari,
1 jam tidur siang.
 Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri
pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari, tidur siang ½
jam.
d. Aktifitas
 Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah
tangga sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari sendiri tanpa
bantuan.
 Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas,
namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri.
e. Personal Hygiene
 Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x
sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan sesudah BAK dan
BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
 Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x
sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti pembalut 3x sehari, cuci
tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
 Keadan Psikologis
Ibu mengatakan saat ini merasa bahagia dengan kelahiran bayinya
karena sudah lama menantikannya dan jenis kelaminnya sesuai
dengan yang diinginkannya, namun ibu agak cemas tidak bisa
merawat bayinya dengan baik karena ini pengalamannya yang
pertama. Suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran
bayinya. Ibu takut bergerak karena terasa nyeri, Ibu menyusui
bayinya dan ibu ingin KB setelah melahirkan untuk menunda
kehamilan selanjutnya.
 Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan badannya letih dan pegal tidak ada luka hecting,
nyeri pada kaki dan betis ibu mengatakan takut bergerak, tidak
ada penyakit menular dan menahun
 Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada penyakit menular
(HIV/AIDS,hepatitis,TBC) menurun(DM, hipertensi) dan
menahun (jantung,asma).
 OBYEKTIF
 Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 BB sebelum hamil : 56 Kg
 Hamil aterm : 64 Kg
 Setelah melahirkan : 58 Kg
 TB : 157 Cm
 Tanda-tanda vital
 TD : 110/70 nnHg
 Nadi : 80x / menit
 Temperatur : 37,5 oC
 Pernafasan : 22x / menit
 Pemeriksaan Fisik Khusus
 Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi
 Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih
 Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema
 Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak
iklerik simetris kanan dan kiri
 Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana
merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.
 Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada
pengeluaran serum, daun telinga ada.
 Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi
lengkap tidak ada stomatitis dan tidak ada caries
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan
vena jugularis
 Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan
ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi
wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
 Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri,
putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola
mamae, tidak ada nyeri, abses, dan pembengkakan, kolostrum
sudah keluar lancar.
 Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, strie albikans ada, linea
nigra ada, kandung kemih kosong, konsistensi keras, kontraksi
uterus baik.
 Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada
vagina, peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada oedema,
kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban. m. Bokong :
Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak
terdapat hemoroid
 Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada
oedema, kuku bersih, simetris kanan-kiri
 Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan
kemerahan, nyeri pada betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit
digerakkan, simetris kanan-kiri
 ASSESSEMENT
Ny “S” P10001 post partum hari ke-4 dengan Tromboflebitis
femoralis
PENATALAKSANAAN
 Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saaat ini
yaitu mengalami tromboflebitis femoralis sehingga kaki ibu bengkak
dan tegang dan terasa nyeri, suhu tubuh 37,5 °C
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang kondisinya saat ini
 Menjelaskan pada ibu untuk melakukan ambulasi dini agar dapat
meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan
kemungkinan pembentukan bekuan darah, misalnya: jika ibu sudah
merasa tidak lelah anjurkan untuk kekamar mandi namun tetap
ditemani.
 Menjelaskan pada ibu untuk tidak berada pada posisi litotomi dan
tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam dan memberi alas
penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yang kuat pada
betis.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan dari bidan dan bersedia
melakukan anjuran dari bidan
 Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu tentang cara mengurangi
nyeri yaitu:
1. tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena
tromboflebitis
2. menyediakan stoking pendukung untuk meningkatkan sirkulasi
vena dan membantu mencegah kondisi statis
3. memakai stoking pendukung sebelum bangun pagi dan melepasnya
2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya
4. kaki dikompres dengan air hangat
E/ Ibu besedia melakukan anjuran dari bidan
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan melibatakan diri
dalam kegiatan ibu untuk mengatasi tromboflebis misalnya
membantu ibu unutuk melakukan ambulasi dini dengan cara
menemani ibu kekamar mandi, jalan-jalan disekitar tempat tidur,
mengingatkan ibu untuk tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam,
membantu ibu melakukan kompres pada kaki yang nyeri dan
membantu ibu dalam memakaikan stoking
E/ Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam melakukan
anjuran bidan
 Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya pemenuhan keutuhan
nutrisi bagi ibu nifas seperti mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung protein, mineral, vitamin, cukup (sayur-sayuran,
tempe, tahu, telur, ikan, buah-buahan, apabila ibu mampu membeli
susu dan mencobanya walau tidak suka susu)
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan bidan dan
bersedia melakukannya
 Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk minum 3 liter setiap hari
(8-12 gelas setiap hari) untuk mencegah dehidrasi dan
menurunkan panas dengan adanya peningkatan pengeluaran urine
E/ Ibu bersedia melakukan anjuran dari bidan
 Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan
melibatkan keluarganya seperti pemenuhan kebutuhan cairan dan
nutrisinya
E/ Kebutuhan ibu terpenuhi
 Megobservasi apakah ibu sudah dapat nengurangi nyeri,
melakukan ambulasi dini dengan atau tanpa bantuan keluarga dan
observasi suhu badan ibu
E/ ibu sudah melakukan ambulasi dini dan dapat mengurangi rasa
nyeri
 Mengevaluasi keadaan ibu apakah sudah bisa melakukan ambulasi
dini dan tidak nyeri lagi pada kakinya
E/ Ibu sudah melakukan ambulasi dini, rasa nyeri berkurang
 Memberikan terapi antipiretik parasetamol 3x1mg untuk
mengatasi demam
E/ Ibu sudah diberikan terapi
 Mengevaluasi keadaan ibu apakah tidak demam lagi
E/ ibu sudah tidk demam
LUKA PERITONITIS
PENGERTIAN
 Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan
membrane serosa rongga abdomen
 Peritonitis merupakan sebuah proses peradangan
pada membrane serosa yang melingkupi kavitas
abdomen dan organ yang terletak didalamnya
 Padawanita sangat dimungkinkan peritonitis
terlokalisasi pada rongga pelvis dari infeksi tuba
falopi atau rupturnya kista ovari
PENYEBAB
 Bentuk peritonitis yang paling sering ialah.
Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) dan
peritonitis sekunder. SBP terjadi bukan
karena ninfeksi intra abdomen,tetapi biasanya
terjadi pada pasien yang asites terjadi kontaminasi
hingga ke rongga peritoneal sehingga menjadi
translokasi bakteri munuju dinding perut atau
pembuluh limfe mesenterium, kadang terjadi
penyebaran hematogen jika terjadi bakterimia dan
akibat penyakit hati yang kronik. Semakin rendah
kadar protein cairan asites, semakin tinggi risiko
terjadinya peritonitis dan abses
 Peritonitis sekunder yang paling sering terjadi
disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infeksi
transmural) organ-organ dalam dengan inokulasi bakteri
rongga peritonealterutama disebabkan bakteri gram
positif yang berasal dari saluran cerna bagian atas.
 Peritonitis tersier terjadi karena infeksi
peritoneal berulang setelah mendapatkan terapi SBP
atau peritonitis sekunder yang adekuat, bukan berasal
dari kelainan organ, pada pasienperitonisis tersier
biasanya timbul abses atau flagmon dengan atau tanpa
fistula. Selain itu juga terdapat peritonitis TB, peritonitis
steril atau kimiawi terjadi karena iritasi bahan-bahan
kimia, misalnya cairan empedu, barium, dan substansi
kimia lain atau prses inflamasi transmural dari organ-
organ dalam
KLASIFIKASI
1. Peritonitis Bakterial Primer
Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial
secara hematogen pada cavum peritoneum dan
tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen.
Penyebabnya bersifat monomikrobial, biasanya E.
Coli, Sreptococus atau Pneumococus.
Peritonitis bakterial primer dibagi menjadi dua,
yaitu:
 Spesifik : misalnya Tuberculosis
 Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis an
Tonsilitis.
 Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini
adalah adanya malnutrisi, keganasan
intraabdomen, imunosupresi dan splenektomi.
 Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan
sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus
eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan
asites.
2. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa).
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau
perforasi tractusi gastrointestinal atau tractus urinarius.
Pada umumnya organism tunggal tidak akan
menyebabkan peritonitis yangfatal. Sinergisme dari
multipel organisme dapat memperberat terjadinya
infeksi ini. Bakteriianaerob,khususnya spesies
Bacteroides, dapat memperbesar pengaruh bakteri
aerob dalam menimbulkan infeksi.
 Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar
masuk ke dalam cavum peritoneal.
 Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis
yang disebabkan oleh bahankimia, perforasi usus sehingga
feces keluar dari usus.
 Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra
abdominal, misalnya appendisitis.
3. Peritonitis tersier
Peritonitis yang disebabkan oleh jamur. Peritonitis
yang sumber kumannya tidak dapat
ditemukan.Merupakan peritonitis yang disebabkan
oleh iritan langsung, sepertii misalnya empedu,
getah lambung, getah pankreas, dan urine.
4. Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:
 Aseptik/steril peritonitis
 Granulomatous peritonitis
 Hiperlipidemik peritonitis
 Talkum peritonitis
GEJALA DAN TANDA
 demam tinggi
 pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, takikardi,
dehidrasi hingga menjadi hipotensi.
 Pada wanita dilakukan pemeriksaan vagina bimanual
untuk membedakan nyeri akibat PID . Pemeriksaan-
pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu pada
penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya
diabetes berat, penggunaan steroid, pascatransplantasi,
atau HIV), penderita dengan penurunan kesadaran
(misalnya trauma cranial, ensefalopati toksik, syok
sepsis, atau penggunaan analgesic), penderita dnegan
paraplegia dan penderita geriatric.
KOMPLIKASI
 Eviserasi Luka
 Pembentukan abses
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Test laboratorium
 Leukositosis
 Hematokrit meningkat
 Asidosis metabolik
 X. Ray
Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior,
lateral), didapatkan :Illeus merupakan penemuan
yang tak khas pada peritonitis.Usus halus dan usus
besar dilatasi.Udara bebas dalam rongga abdomen
terlihat pada kasus perforasi.
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny “T” P1OOO1 7 Hari Post Partum Dengan
Infeksi Nifas (Peritonitis)
SUBJEKTIF
Tanggal : 1 januari 2016
Jam : 18.00 wib
 Identitas
 Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. K
 Umur : 30 tahun Umur :31 tahun
 Agama : Islam Agama : Islam
 Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
 Suku/Bangsa: Jawa Suku/Bangsa : Jawa
 Alamat : Purwakarta Alamat :
Purwakarta
 Keluhan Utama :
Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah perut kanan
bagian bawah dan masih merasakan mules, ibu takut jika
mau cebok, ibu kurang istirahat.
 Status Perkawinan :
 Kawin ke : 1
 Usia kawin : 19 tahun
 Lama Kawin : 11 tahun
 Riwayat Menstruasi :
 Menarche : 11 tahun
 Siklus : 30 hari
 Lama : 5 hari
 Warnanya : Merah Kehitaman
 Baumya :Khas anyir
 Jumlahnya :2-3 pembalut/hari
 Dismenorhea : kadang-kadang
 Flour Albus : Tidak ada
 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
nifas ini
 Riwayat KB
ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB, karena ini
kehamilannya yang pertama
 Riwayat Kesehatan Ibu :
Ibu mengatakan tidak pernah mamiliki riwayat peyakt menular seperti
(HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun (DM,hipertensi), menahun
(jantung,asma)
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam kelurganya tidak ada yang memiliki riwayat
peyakt menular seperti (HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun
(DM,hipertensi), menahun (jantung,asma)
 Riwayat keluarga berencana :
Ny.T mengaku menggunakan alat kontrasepsi barier kombinasi pil
selama 3 tahun, dan menggunakan suntik 3 bulan selama 3 tahun,
karena mereka ingin menunda kehamilan dulu.
 Riwayat social :
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya, hubungan ibu dan
kelurga baik,
 Pola Kebiasan Sehari-hari :
 Nutrisi
 Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-
12 gelas / hari dan minum susu 2 gelas / hari
 Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan, dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur,
tempe, ikan, telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum susu 2 gelas/hari
 Eliminasi
 Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x sehari
 Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x
BAK.
 Istirahat
 Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari, 1 jam tidur siang.
 Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari,
tidur siang ½ jam.
 Aktifitas
 Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah tangga sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari
sendiri tanpa bantuan.
 Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas, namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri.
 Personal Hygiene
 Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan
sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
 Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti
pembalut 3x sehari, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
OBJEKTIF
 Pemeriksaan Fisik Umum :
 Keadaan umum : Cukup
 Kesadaran : composmentis
 Tanda-tanda Vital:
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 100x/menit
 Suhu : 38°C
 RR : 28x/menit
 Pemeriksaan Fisik Khusus
 Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi
 Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih
 Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema
 Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak iklerik
simetris kanan dan kiri
 Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana
merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.
 Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada
pengeluaran serum, daun telinga ada.
 Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi lengkap
tidak ada stomatitis dan tidak ada caries
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan
vena jugularis
 Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi
seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi wheezing,
suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
 Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri, putting susu menonjol,
terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, tidak ada nyeri, abses, dan
pembengkakan, kolostrum sudah keluar lancar.
 Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, konsistensi keras,
kontraksi uterus baik. Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae dan linea. Kandung
kemih kosong dan tidak adanya mules. Rahim terlihat membesar dan teraba sedikit
keras. nyeri tekan pada perut bagian bawah.
 Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada vagina, peneluaran
darah pervaginam normal, tidak ada oedema, kotor oleh lendir dan bekas darah serta air
ketuban. m. Bokong : Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak terdapat
hemoroid Adanya bekas luka parut, tidak ada tumor, tidak adanya benjolan dan tumor,
tidak adanya varises. Adanya lendir keluar dari vagina dan berbau.
 Pemeriksaan dalam
 Ibu merasakan nyeri tekan pada saat dipalpasi, kavum douglas terlihat menonjol
 Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada oedema, kuku bersih,
simetris kanan-kiri
 Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan, nyeri pada betis,
jari-jari lengkap, kaki kiri sulit digerakkan, simetris kanan-kiri
 Pemeriksaan Lab :
 Hematokrit : 45%
 Leukosit : 20.000/μl
 Kultur abses : e. Coli, bakteroide fragile,
viridians streptococci, enterococci
ASSESSMENT
Ny “T” P10001 7 hari post partum dengan infeksi
nifas (peritonitis).
PENATALAKSANAAN
 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, TD: 110/70mmhg, N:100x/mnt,
S:38 ͦc, R :24x/mnt, pemfis : Muka odema (-), Mata konjungtiva
anemis, sclera tdk icterik, mulut : membran mukosa kering. ibu
terlihat pucat dan dehidrasi,
e/ ibu mengerti dgn penjelasan yang diberikan.
 Menganjurkan ibu untuk banyak istrahat, menganjurkan ibu untuk
istrahat yang cukup dan membebaskan pikiran dan melakukan pola
istrahat tidur mlm 8 jam dan tidur siang 2 jam. e/ ibu akan banyak
istrahat.
 Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak
vitamin, serta mengatur pola makan seimbang, menganjurkan
ibu untuk makan yang cukup makanan yang mengandung gizi
dan vitamin untuk menjaga kondisi serta mengembalikan kondisi
ibu setelah melahirkan. Jangan biarkan ibu tidak memperhatikan
pola makannya sehingga membuat kondisi ibu menurun.
e/ Ibu dan keluarga mengerti saran yg disampaikan dan akan
mau mengkonsumsi makanan yang kaya gizi dan vit.
 Mengingatkan ibu untuk melakukan mobilisasi disekitar rumah,
menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dengan sering
bergerak untuk melakukan aktifitas yang dapat dikerjakan
sendiri, jangan terlalu memanjakan diri dengan banyak berbaring
karena setelah melahirkan dengan bergerak akan melatih kerja
otot untuk membakar lemak tubuh dan menghasilkan tenaga
untuk segera memulihkan keadaan ibu seperti semula.
e/ ibu dan keluarga mengerti dgn jelas dan akan melakukannya.
 Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygen, menganjurkan ibu untuk terus
menjaga personal hygen yaitu selalu menjaga perawatan payudara dengan
membersihkannya saat mandi serta menjaga kebersihkan kemaluannya setelah dari kamar
mandi untuk menghindarkan diri dari berbagai bakteri yg dapat masuk ke dalam tubuh.
e/ Ibu dan keluarga mengerti dengan jelas dan akan berusaha melakukannya.
 Menganjurkan ibu untuk tetap memberi asi kepada bayinya selama 6 bulan ekslusif karena
sangat baik bagi pertumbuhan bayi dan membantu pemulihan rahim ibu (masa involusi)
setelah melahirkan.
e/ Ibu mengerti dengan jelas dan sampai saat ini ibu mengaku selalu memberikan asi
ekslusif kepada bayi.
 Memberitahu cara mengatasi rasa nyeri tekan pada perut, memberitahu ibu cara mengatasi
keluhan rasa nyeri tekan pada perut dengan cara mengurangi aktifitas atau pekerjaan
rumah sehari-hari, dan belajar nafas yg teratur dgn menarik nafas panjang dan
mengeluarkannya perlahan lewat mulut untuk merelaksasikan otot perut saat terasa sakit.
e/ Ibu mengerti dan akan mengurangi aktivitas atau pekerjaan rumah dan berusaha/
mengikuti anjuran yg diberikan.
 Melakukan kolaborasi dgn SPOG dalam pemberian obat antibiotik, analgetik serta vitamin
untuk memulihkan kondisi ibu saat ini, serta berkolaborasi dalam deteksi lanjut untuk
melakukan USG
e/ kolaborasi telah di lakukan
 Memberikan pengertian untuk melakukan
pemeriksaan USG untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang dalam mendiagnosa masalah ibu, agar
mendapatkan penanganan lebih lanjut dan sesuai
dengan kebutuhan dan persiapan laparotomi.
e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan
USG ke dr.obgyne
 Memberikan pengertian untuk melakukan
laparotomy untuk mengeluarkan bakteri yang
menyebabkan abses.
e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan
laparotomy.
 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
e/ pendokumentasian telah dilakukan.

More Related Content

Similar to 310730203-Ppt-tromboflebitis-dan-peritonitis.pptx

3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
Pradasary
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
resty79
 
Asuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalAsuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektal
Rizky maulana
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to 310730203-Ppt-tromboflebitis-dan-peritonitis.pptx (20)

Appendiks kmb
Appendiks kmbAppendiks kmb
Appendiks kmb
 
372509570-Gambaran-Radiologi-Mioma-Uteri.pptx
372509570-Gambaran-Radiologi-Mioma-Uteri.pptx372509570-Gambaran-Radiologi-Mioma-Uteri.pptx
372509570-Gambaran-Radiologi-Mioma-Uteri.pptx
 
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Kgd trauma abdomen
Kgd trauma abdomenKgd trauma abdomen
Kgd trauma abdomen
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Askep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasAskep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.Egas
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.Egas
 
Penyakit rektum
Penyakit rektumPenyakit rektum
Penyakit rektum
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
 
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
Asuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalAsuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektal
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 
KET.pptx
KET.pptxKET.pptx
KET.pptx
 
Askep app n kdm
Askep app n kdmAskep app n kdm
Askep app n kdm
 
Askep intranatal retensi plasenta
Askep intranatal retensi plasentaAskep intranatal retensi plasenta
Askep intranatal retensi plasenta
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 

Recently uploaded

proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
serlinhae5
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 

Recently uploaded (6)

proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJAPOLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
 
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdfLaporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
 

310730203-Ppt-tromboflebitis-dan-peritonitis.pptx

  • 1. TROMBOPHLEBITIS DAN LUKA PERITONITIS 1. Maharani savitri emillia utomo 2. Muzna halek 3. Rheka hernanda 4. Siti aisyah 5. Ulil maftukhah
  • 2. PENGERTIAN  Tromboflebitis adalah radang vena yang berhubungan dengan pembentukan trombus. Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen .
  • 3. KLASIFIKASI  Tromboflebitis Femoralis  Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis.  Tromboflebitis Pelvik  Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus.
  • 4. ETIOLOGI  Secara umum etiologi tromboflebitis adalah sebagai berikut: a. perluasan infeksi endometrium b. mempunyai varises pada vena c. Obesitas
  • 5. FAKTOR PREDISPOSISI  Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi tromboflebitis.  Perluasan infeksi endometrium  Mempunyai varises pada vena  Obesitas  Pernah mengalami tramboflebitis  Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama  Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
  • 6. PATOFISIOLOGI  Terjadinya trombus a. Abnormalitas dinding pembuluh darah Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor maupun wanita hamil.
  • 7. LANJUTAN… b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas) hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis
  • 8. MANIFESTASI KLINIS  Pelvio tromboflebitis a. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas. b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:  Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.  Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis).  Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan. c. Abses pada pelvis
  • 9. LANJUTAN…  Tromboflebitis femoralis a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:  Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.  Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.  Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
  • 10.  Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.  Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.  Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).
  • 11. KOMPLIKASI  Tromboflebitis pelvica Komplikasi potensial dari tromboflebitis pelvica antara lain adalah: a. emboli paru septik b. Septikemia c. emfisema  Tromboflebitis femoralis Komplikasi potensial dari tromboflebitis femoralis yang paling serius adalah emboli paru.
  • 12. DIAGNOSA BANDING  Tromboflebitis pelvica Diagnosa banding dari tromboflebitis pelvica antara lain adalah: a. apendiktis akut b. kista ovarium yang terpuntir c. Hematoma d. ligamentum lantum e. abses pelvis f. Infeksi traktus urinarius g. infeksi luka.
  • 13. LANJUTAN…  Tromboflebitis femoralis Diagnosa banding dari tromboflebitis femoralis antara lain adalah: a. Selulitis b. vena varikosa c. trauma dengan hematoma subfasial d. Limfangitis e. artritis
  • 14. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Pemeriksaan hematokrit Mengidentifikasi Hemokonsentrasi  Pemeriksaan Koagulasi Menunjukkan hiperkoagulabilitas  Biakan darah Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan anaerob. Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes
  • 15.  Pemindai ultrasuond dupleks Dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak kompeten  Venografi Bahan kontras disuntikkan kedalam sistem vena untuk memberikan gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.
  • 16. PENATALAKSANAAN  Pelvio tromboflebitis a. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
  • 17.  Tromboflebitis femoralis a. Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik. b. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut. c. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
  • 18. d. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis. e. Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya. f. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena. g. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan. h. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep. i. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.
  • 19. j. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena. k. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran. l. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan. m. Adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi. n. Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu. o. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
  • 20. p. Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.
  • 21. TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” P10001 POST PARTUM HARI KE 4 PATOLOGIS DENGAN TROMBOPHLEBITIS  SUBJEKIF  Tanggal 5 November 2007 pukul 17.00 WIB  Identitas  Nama Istri : Ny S Nama Suami : Tn. T  Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun  Agama : Islam Agama : Islam  Pendidikan : SMA Pendidikan : S1  Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru  Suku : Jawa Suku : Jawa  Alamat : Jl. Dahlia Alamat : Jl. Dahlia
  • 22.  Keluhan utama Ibu mengatakan sejak 4 hari yang lalu (1 November 2007) mengeluh badannya terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri bengkak dan kemerahan.  Riwayat persalinan Ibu melahirkan pada tanggal 1 November 2007 pukul 19.00 WIB  Riwayat KB Ibu mengatakan tidak menggunakan KB apapun karena ini adalah kehamilan yang pertama
  • 23.  Pola Hidup Sehari-Hari a. Nutrisi  Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-12 gelas / hari dan minum susu 2 gelas / hari  Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan, dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe, ikan, telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum susu 2 gelas/hari
  • 24. b. Eliminasi  Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x sehari  Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x BAK. c. Istirahat  Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari, 1 jam tidur siang.  Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari, tidur siang ½ jam.
  • 25. d. Aktifitas  Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah tangga sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari sendiri tanpa bantuan.  Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas, namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri. e. Personal Hygiene  Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.  Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti pembalut 3x sehari, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
  • 26.  Keadan Psikologis Ibu mengatakan saat ini merasa bahagia dengan kelahiran bayinya karena sudah lama menantikannya dan jenis kelaminnya sesuai dengan yang diinginkannya, namun ibu agak cemas tidak bisa merawat bayinya dengan baik karena ini pengalamannya yang pertama. Suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya. Ibu takut bergerak karena terasa nyeri, Ibu menyusui bayinya dan ibu ingin KB setelah melahirkan untuk menunda kehamilan selanjutnya.  Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan badannya letih dan pegal tidak ada luka hecting, nyeri pada kaki dan betis ibu mengatakan takut bergerak, tidak ada penyakit menular dan menahun
  • 27.  Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga tidak ada penyakit menular (HIV/AIDS,hepatitis,TBC) menurun(DM, hipertensi) dan menahun (jantung,asma).
  • 28.  OBYEKTIF  Pemeriksaan Umum  Keadaan Umum : Baik  Kesadaran : Composmentis  BB sebelum hamil : 56 Kg  Hamil aterm : 64 Kg  Setelah melahirkan : 58 Kg  TB : 157 Cm  Tanda-tanda vital  TD : 110/70 nnHg  Nadi : 80x / menit  Temperatur : 37,5 oC  Pernafasan : 22x / menit
  • 29.  Pemeriksaan Fisik Khusus  Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi  Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih  Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema  Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak iklerik simetris kanan dan kiri  Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.  Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada pengeluaran serum, daun telinga ada.  Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi lengkap tidak ada stomatitis dan tidak ada caries
  • 30.  Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan vena jugularis  Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.  Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, tidak ada nyeri, abses, dan pembengkakan, kolostrum sudah keluar lancar.  Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, strie albikans ada, linea nigra ada, kandung kemih kosong, konsistensi keras, kontraksi uterus baik.
  • 31.  Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada vagina, peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada oedema, kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban. m. Bokong : Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak terdapat hemoroid  Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada oedema, kuku bersih, simetris kanan-kiri  Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan, nyeri pada betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit digerakkan, simetris kanan-kiri
  • 32.  ASSESSEMENT Ny “S” P10001 post partum hari ke-4 dengan Tromboflebitis femoralis PENATALAKSANAAN  Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saaat ini yaitu mengalami tromboflebitis femoralis sehingga kaki ibu bengkak dan tegang dan terasa nyeri, suhu tubuh 37,5 °C E/ Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang kondisinya saat ini  Menjelaskan pada ibu untuk melakukan ambulasi dini agar dapat meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan bekuan darah, misalnya: jika ibu sudah merasa tidak lelah anjurkan untuk kekamar mandi namun tetap ditemani.
  • 33.  Menjelaskan pada ibu untuk tidak berada pada posisi litotomi dan tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam dan memberi alas penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yang kuat pada betis. E/ Ibu mengerti dengan penjelasan dari bidan dan bersedia melakukan anjuran dari bidan
  • 34.  Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu tentang cara mengurangi nyeri yaitu: 1. tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena tromboflebitis 2. menyediakan stoking pendukung untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi statis 3. memakai stoking pendukung sebelum bangun pagi dan melepasnya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya 4. kaki dikompres dengan air hangat E/ Ibu besedia melakukan anjuran dari bidan
  • 35.  Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan melibatakan diri dalam kegiatan ibu untuk mengatasi tromboflebis misalnya membantu ibu unutuk melakukan ambulasi dini dengan cara menemani ibu kekamar mandi, jalan-jalan disekitar tempat tidur, mengingatkan ibu untuk tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam, membantu ibu melakukan kompres pada kaki yang nyeri dan membantu ibu dalam memakaikan stoking E/ Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam melakukan anjuran bidan
  • 36.  Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya pemenuhan keutuhan nutrisi bagi ibu nifas seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, mineral, vitamin, cukup (sayur-sayuran, tempe, tahu, telur, ikan, buah-buahan, apabila ibu mampu membeli susu dan mencobanya walau tidak suka susu) E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan bidan dan bersedia melakukannya  Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk minum 3 liter setiap hari (8-12 gelas setiap hari) untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan panas dengan adanya peningkatan pengeluaran urine E/ Ibu bersedia melakukan anjuran dari bidan
  • 37.  Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melibatkan keluarganya seperti pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisinya E/ Kebutuhan ibu terpenuhi  Megobservasi apakah ibu sudah dapat nengurangi nyeri, melakukan ambulasi dini dengan atau tanpa bantuan keluarga dan observasi suhu badan ibu E/ ibu sudah melakukan ambulasi dini dan dapat mengurangi rasa nyeri  Mengevaluasi keadaan ibu apakah sudah bisa melakukan ambulasi dini dan tidak nyeri lagi pada kakinya E/ Ibu sudah melakukan ambulasi dini, rasa nyeri berkurang
  • 38.  Memberikan terapi antipiretik parasetamol 3x1mg untuk mengatasi demam E/ Ibu sudah diberikan terapi  Mengevaluasi keadaan ibu apakah tidak demam lagi E/ ibu sudah tidk demam
  • 40. PENGERTIAN  Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa rongga abdomen  Peritonitis merupakan sebuah proses peradangan pada membrane serosa yang melingkupi kavitas abdomen dan organ yang terletak didalamnya  Padawanita sangat dimungkinkan peritonitis terlokalisasi pada rongga pelvis dari infeksi tuba falopi atau rupturnya kista ovari
  • 41. PENYEBAB  Bentuk peritonitis yang paling sering ialah. Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) dan peritonitis sekunder. SBP terjadi bukan karena ninfeksi intra abdomen,tetapi biasanya terjadi pada pasien yang asites terjadi kontaminasi hingga ke rongga peritoneal sehingga menjadi translokasi bakteri munuju dinding perut atau pembuluh limfe mesenterium, kadang terjadi penyebaran hematogen jika terjadi bakterimia dan akibat penyakit hati yang kronik. Semakin rendah kadar protein cairan asites, semakin tinggi risiko terjadinya peritonitis dan abses
  • 42.  Peritonitis sekunder yang paling sering terjadi disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infeksi transmural) organ-organ dalam dengan inokulasi bakteri rongga peritonealterutama disebabkan bakteri gram positif yang berasal dari saluran cerna bagian atas.  Peritonitis tersier terjadi karena infeksi peritoneal berulang setelah mendapatkan terapi SBP atau peritonitis sekunder yang adekuat, bukan berasal dari kelainan organ, pada pasienperitonisis tersier biasanya timbul abses atau flagmon dengan atau tanpa fistula. Selain itu juga terdapat peritonitis TB, peritonitis steril atau kimiawi terjadi karena iritasi bahan-bahan kimia, misalnya cairan empedu, barium, dan substansi kimia lain atau prses inflamasi transmural dari organ- organ dalam
  • 43. KLASIFIKASI 1. Peritonitis Bakterial Primer Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial secara hematogen pada cavum peritoneum dan tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen. Penyebabnya bersifat monomikrobial, biasanya E. Coli, Sreptococus atau Pneumococus. Peritonitis bakterial primer dibagi menjadi dua, yaitu:  Spesifik : misalnya Tuberculosis  Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis an Tonsilitis.
  • 44.  Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalah adanya malnutrisi, keganasan intraabdomen, imunosupresi dan splenektomi.  Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan asites.
  • 45. 2. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa). Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractusi gastrointestinal atau tractus urinarius. Pada umumnya organism tunggal tidak akan menyebabkan peritonitis yangfatal. Sinergisme dari multipel organisme dapat memperberat terjadinya infeksi ini. Bakteriianaerob,khususnya spesies Bacteroides, dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi.  Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam cavum peritoneal.  Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis yang disebabkan oleh bahankimia, perforasi usus sehingga feces keluar dari usus.  Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra abdominal, misalnya appendisitis.
  • 46. 3. Peritonitis tersier Peritonitis yang disebabkan oleh jamur. Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan.Merupakan peritonitis yang disebabkan oleh iritan langsung, sepertii misalnya empedu, getah lambung, getah pankreas, dan urine. 4. Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:  Aseptik/steril peritonitis  Granulomatous peritonitis  Hiperlipidemik peritonitis  Talkum peritonitis
  • 47. GEJALA DAN TANDA  demam tinggi  pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, takikardi, dehidrasi hingga menjadi hipotensi.  Pada wanita dilakukan pemeriksaan vagina bimanual untuk membedakan nyeri akibat PID . Pemeriksaan- pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu pada penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya diabetes berat, penggunaan steroid, pascatransplantasi, atau HIV), penderita dengan penurunan kesadaran (misalnya trauma cranial, ensefalopati toksik, syok sepsis, atau penggunaan analgesic), penderita dnegan paraplegia dan penderita geriatric.
  • 49. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Test laboratorium  Leukositosis  Hematokrit meningkat  Asidosis metabolik  X. Ray Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan :Illeus merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis.Usus halus dan usus besar dilatasi.Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
  • 50. ASUHAN KEBIDANAN Pada Ny “T” P1OOO1 7 Hari Post Partum Dengan Infeksi Nifas (Peritonitis)
  • 51. SUBJEKTIF Tanggal : 1 januari 2016 Jam : 18.00 wib  Identitas  Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. K  Umur : 30 tahun Umur :31 tahun  Agama : Islam Agama : Islam  Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA  Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta  Suku/Bangsa: Jawa Suku/Bangsa : Jawa  Alamat : Purwakarta Alamat : Purwakarta  Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah perut kanan bagian bawah dan masih merasakan mules, ibu takut jika mau cebok, ibu kurang istirahat.
  • 52.  Status Perkawinan :  Kawin ke : 1  Usia kawin : 19 tahun  Lama Kawin : 11 tahun  Riwayat Menstruasi :  Menarche : 11 tahun  Siklus : 30 hari  Lama : 5 hari  Warnanya : Merah Kehitaman  Baumya :Khas anyir  Jumlahnya :2-3 pembalut/hari  Dismenorhea : kadang-kadang  Flour Albus : Tidak ada  Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas nifas ini  Riwayat KB ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB, karena ini kehamilannya yang pertama
  • 53.  Riwayat Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan tidak pernah mamiliki riwayat peyakt menular seperti (HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun (DM,hipertensi), menahun (jantung,asma)  Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan di dalam kelurganya tidak ada yang memiliki riwayat peyakt menular seperti (HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun (DM,hipertensi), menahun (jantung,asma)  Riwayat keluarga berencana : Ny.T mengaku menggunakan alat kontrasepsi barier kombinasi pil selama 3 tahun, dan menggunakan suntik 3 bulan selama 3 tahun, karena mereka ingin menunda kehamilan dulu.  Riwayat social : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya, hubungan ibu dan kelurga baik,
  • 54.  Pola Kebiasan Sehari-hari :  Nutrisi  Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8- 12 gelas / hari dan minum susu 2 gelas / hari  Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan, dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe, ikan, telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum susu 2 gelas/hari  Eliminasi  Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x sehari  Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x BAK.  Istirahat  Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari, 1 jam tidur siang.  Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari, tidur siang ½ jam.  Aktifitas  Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah tangga sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari sendiri tanpa bantuan.  Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas, namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri.  Personal Hygiene  Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.  Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti pembalut 3x sehari, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
  • 55. OBJEKTIF  Pemeriksaan Fisik Umum :  Keadaan umum : Cukup  Kesadaran : composmentis  Tanda-tanda Vital:  TD : 120/70 mmHg  Nadi : 100x/menit  Suhu : 38°C  RR : 28x/menit
  • 56.  Pemeriksaan Fisik Khusus  Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi  Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih  Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema  Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak iklerik simetris kanan dan kiri  Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.  Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada pengeluaran serum, daun telinga ada.  Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi lengkap tidak ada stomatitis dan tidak ada caries  Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan vena jugularis  Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
  • 57.  Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, tidak ada nyeri, abses, dan pembengkakan, kolostrum sudah keluar lancar.  Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, konsistensi keras, kontraksi uterus baik. Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae dan linea. Kandung kemih kosong dan tidak adanya mules. Rahim terlihat membesar dan teraba sedikit keras. nyeri tekan pada perut bagian bawah.  Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada vagina, peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada oedema, kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban. m. Bokong : Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak terdapat hemoroid Adanya bekas luka parut, tidak ada tumor, tidak adanya benjolan dan tumor, tidak adanya varises. Adanya lendir keluar dari vagina dan berbau.  Pemeriksaan dalam  Ibu merasakan nyeri tekan pada saat dipalpasi, kavum douglas terlihat menonjol  Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada oedema, kuku bersih, simetris kanan-kiri  Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan, nyeri pada betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit digerakkan, simetris kanan-kiri
  • 58.  Pemeriksaan Lab :  Hematokrit : 45%  Leukosit : 20.000/μl  Kultur abses : e. Coli, bakteroide fragile, viridians streptococci, enterococci
  • 59. ASSESSMENT Ny “T” P10001 7 hari post partum dengan infeksi nifas (peritonitis).
  • 60. PENATALAKSANAAN  Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, TD: 110/70mmhg, N:100x/mnt, S:38 ͦc, R :24x/mnt, pemfis : Muka odema (-), Mata konjungtiva anemis, sclera tdk icterik, mulut : membran mukosa kering. ibu terlihat pucat dan dehidrasi, e/ ibu mengerti dgn penjelasan yang diberikan.  Menganjurkan ibu untuk banyak istrahat, menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup dan membebaskan pikiran dan melakukan pola istrahat tidur mlm 8 jam dan tidur siang 2 jam. e/ ibu akan banyak istrahat.
  • 61.  Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak vitamin, serta mengatur pola makan seimbang, menganjurkan ibu untuk makan yang cukup makanan yang mengandung gizi dan vitamin untuk menjaga kondisi serta mengembalikan kondisi ibu setelah melahirkan. Jangan biarkan ibu tidak memperhatikan pola makannya sehingga membuat kondisi ibu menurun. e/ Ibu dan keluarga mengerti saran yg disampaikan dan akan mau mengkonsumsi makanan yang kaya gizi dan vit.  Mengingatkan ibu untuk melakukan mobilisasi disekitar rumah, menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dengan sering bergerak untuk melakukan aktifitas yang dapat dikerjakan sendiri, jangan terlalu memanjakan diri dengan banyak berbaring karena setelah melahirkan dengan bergerak akan melatih kerja otot untuk membakar lemak tubuh dan menghasilkan tenaga untuk segera memulihkan keadaan ibu seperti semula. e/ ibu dan keluarga mengerti dgn jelas dan akan melakukannya.
  • 62.  Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygen, menganjurkan ibu untuk terus menjaga personal hygen yaitu selalu menjaga perawatan payudara dengan membersihkannya saat mandi serta menjaga kebersihkan kemaluannya setelah dari kamar mandi untuk menghindarkan diri dari berbagai bakteri yg dapat masuk ke dalam tubuh. e/ Ibu dan keluarga mengerti dengan jelas dan akan berusaha melakukannya.  Menganjurkan ibu untuk tetap memberi asi kepada bayinya selama 6 bulan ekslusif karena sangat baik bagi pertumbuhan bayi dan membantu pemulihan rahim ibu (masa involusi) setelah melahirkan. e/ Ibu mengerti dengan jelas dan sampai saat ini ibu mengaku selalu memberikan asi ekslusif kepada bayi.  Memberitahu cara mengatasi rasa nyeri tekan pada perut, memberitahu ibu cara mengatasi keluhan rasa nyeri tekan pada perut dengan cara mengurangi aktifitas atau pekerjaan rumah sehari-hari, dan belajar nafas yg teratur dgn menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan lewat mulut untuk merelaksasikan otot perut saat terasa sakit. e/ Ibu mengerti dan akan mengurangi aktivitas atau pekerjaan rumah dan berusaha/ mengikuti anjuran yg diberikan.  Melakukan kolaborasi dgn SPOG dalam pemberian obat antibiotik, analgetik serta vitamin untuk memulihkan kondisi ibu saat ini, serta berkolaborasi dalam deteksi lanjut untuk melakukan USG e/ kolaborasi telah di lakukan
  • 63.  Memberikan pengertian untuk melakukan pemeriksaan USG untuk dilakukan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosa masalah ibu, agar mendapatkan penanganan lebih lanjut dan sesuai dengan kebutuhan dan persiapan laparotomi. e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan USG ke dr.obgyne  Memberikan pengertian untuk melakukan laparotomy untuk mengeluarkan bakteri yang menyebabkan abses. e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan laparotomy.  Mendokumentasikan hasil pemeriksaan e/ pendokumentasian telah dilakukan.