Buku ini membahas tentang semangat kerja yang konsisten sebagai kunci menuju kesuksesan. Buku ini menekankan pentingnya bahasa positif dan programing pikiran bawah sadar untuk menanamkan semangat tinggi secara terus-menerus. Buku ini juga menyarankan untuk selalu merefleksikan kondisi diri sendiri dan berusaha menjadi lebih baik setiap harinya melalui perubahan yang konsisten.
4. ZaM Publising
Antarkan hikmah, ilmu dan pengalaman menuju iman yang
semakin berkualitas
ii
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Cetakan kedua (revisi), 2020
Penerbit : Zam Publishing, Padasuka Ideal
Residence Blok E4. No. 20. Bandung
Semangat kerja yang konsisten
Cara mudah dan murah menuju sukses
Editor : Munir HB
Desian sampul : Munir HB
6. iv
Daftar isi
1. Daftar
isi
2. Terima
kasih
3. Yang berbeda dari
buku ini
4. Akhirnya
5. Apa kabar hari
ini
6. Perubahan itu yang kecil dan
konsisten
7. Merasakan semangat
tinggi
8. Motivasi dan semangat
9. TanDA SAYA BERSEMANGAT
10. SEMANGAT SUKSES
11. RESEP SUKSES
7. v
Selamat berselancar ....
12. SAYA BERIMAN SAYA
BERSEMANGAT
13. Bersemangat detik ini
15. profil penulis
16 Pelatihan spiritual
14. Daftar Pustaka
8. vi
Terima kasih
Mak dan Ayah (almh. Maimunah Hasan Basri dan
alm. KH. Hasan Basri Sulaiman) yang
menanamkan nilai Islam sejak kecil dan selalu
berdoa untuk anak-anaknya
Ahmad Zakiy dan Nur Faridah (almarhum dan
almarhumah) anak kami yang mengajari kami
ikhlas kepadaMu
Wagiati Romlah (isteri), Nisa, Fajri, Nur, Kiki (anak-
anak) yang selalu memacu semangat saya
Rekan-kerja yang selalu menginspirasi saya
mengamalkan semangat kerja
9. vii
Mr Seah dan Ibu Magdalena yang memberi
kepercayaan dan amanah dalam kerja yang
membuat saya tumbuh menjadi semakin baik
Saudara kami Abang Mudzakkir, Munawwir,
Mubasyir, Mundzir, dan Adik Husni, Una dan
Mursyid yang memberi support bagi kehidupan
saya
Tiada hari tanpa doa dan dukungan moril dari
mereka untuk menjadikan saya selalu
bersemangat.
Terima kasih ya Allah yang telah mengizinkan
semua ini terjadi.
Berterima kasih membuka hati untuk rendah hati …
10. viii
Bismillahirrahmanirrahiim, Insya Allah Buku ini
mampu membuat saya dan setiap orang yang
membacanya semakin baik hari ini. Tentunya
semua itu atas izinNya. Saya bersungguh-
sungguh untuk memahami isi buku ini dan selalu
mereferensikannya dengan Al Qur’an agar
memperoleh hikmah yang diizinkan Allah.
Saya mesti menikmati setiap kalimat dari buku ini
agar mampu membangkitkan semangat tinggi.
Insya Allah kebaikan dari semangat itu
memberikan kebaikan dan bisa menularkan
kepada orang lain. Semangat dengan karakter
yang baik SIAP mengantarkan saya untuk sukses
di dunia dan diakhirat.
Yang berbeda dari buku ini
11. ix
Saya mengerjakan dari apa yang saya baca, apa
yang saya lihat dan berharap hasilnya baik. Ini
menunjukkan kerja saya meniru saja dan mestinya
tidak seperrti itu tapi meneladani (menginstallnya)
sesuai karakter saya. Semangat yang mengakar
pada karakter baik pada diri saya menjadi dasar
untuk membawa semangat itu menjadi kuat dan
mengantarkan saya kepada kesuksesan saya
sendiri. Karakter diri yang baik itu adalah iman dan
akhlak Al Qur’an. Karakter sebagai software adalah
operating system yang mampu menjalankan
semangat yang membentuk kepribadian diri yang
kuat untuk SUKSES.
Yang berbeda dari buku ini adalah menggunakan
Bahasa Positif dan saat dibaca sekaligus bisa
memprogram alam bawah sadar saya.
12. x
Apa yang dimaksud dengan Bahasa Positif ? Ikuti
penjelasan berikut ini :
Saya memberanikan diri menyusun buku ini
dengan banyak kebaikan, baik dari isinya maupun
bahasanya yang bisa sekaligus sebagai
pemrograman alam bawah sadar.
100% kalimat dalam buku ini menanamkan “Bahasa
Positif” yang tanpa saya sadari telah tersimpan di
dalam memori alam bawah sadar dan menjadi
referensi untuk melakukan tindakan yang baik. Saat
membaca buku ini kalimat yang dibaca langsung
masuk ke alam bawah sadar saya dan tersimpan
dalam memori yang bisa diakses keluar menjadi
sebuah tindakan baik. Penerapan Bahasa positif ini
sebagai langkah membuat buku ini yang berbeda
dengan buku yang lain.
13. xi
Bacalah dengan seksama dan Insya Allah saya
sudah melakukan pemrograman pikiran bawah
sadar untuk sukses. Saya memberanikan untuk
menulis Bahasa positif dalam buku ini, Apa yang
saya maksudkan dengan bahasa positif itu ?
Perhatikan contoh berikut ini :
1. Saya menggunakan kata “tidak” seperti contoh
berikut kata “tidak baik” untuk menggantikan kata
“buruk”, kata “tidak sehat” untuk kata “sakit”.
Pikiran hanya mengenal kata baik dan sehat yang
dimaknai positif.
2. Kata “akan” tidak saya gunakan untuk memberi
keyakinan bagi pikiran mendapatkan kepastian.
Menjadi berbeda jika saya mengatakan,”saya akan
bangun besok pagi” dengan “saya bangun besok
pagi jam 4”
14. 3. Penggunaan kata “saya” dalam kalimat bukan
sekedar “saya sebagai penulis” tapi sekaligus
mengajak saya adalah Anda yang membaca kalimat
tersebut sebagai pelaku. Insya Allah, kalimat
dengan pelakunya mampu memprogram Bahasa
positif dalam memori alam bawah sadar sehingga
mampu mendorong saya melakukannya.
4. Kata “besok” saya ganti dengan Insya Allah.
“Besok saya ke rumahmu” menjadi lebih baik
mengatakan,”Insya Allah Selasa saya ke rumahmu”
5. Kata “mungkin” saya ganti dengan “bisa jadi”,
dalam hal ini bisa memberi makna motivasi untuk
membuktikan bisa terjadi (optimis membuat
sesuatu terjadi) daripada menciptakan yang belum
terjadi.
xi
i
15. 6. Kata “coba” atau “usahakan” atau “kebetulan”
saya hilangkan dalam kalimat. “saya coba untuk
mengerjakannya” menjadi “saya bisa
mengerjakannya
xiii
7. Anda sebagai pembaca diajak menjadi
“penulis”untuk melakukannya saat ini, hari ini, dan
sekarang. Saya tidak menggunakan kata “kita” atau
“Anda”yang berfungsi saat membaca “Anda
sebagai pembaca” menjadi pelaku untuk
bersemangat kerja.
Insya Allah buku ini memberi banyak kebaikan
dengan seizin Allah.
Salam bahagia dan sukses
Munir Hasan Basri
16. Akhirnya …
Alhamdulillahi rabbil alamin, akhirnya buku ini
dapat saya wujudkan dengan izin Allah. "La haula
wala quwwata illa billahil `aliyil adzim" ("Tiada daya
dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan
Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung"). Insya
Allah dengan izinMu, buku ini memberi hikmah
kebaikan.
Buku tentang semangat ini adalah bagian dari
pengalaman saya menemukan kerja yang
menyenangkan, dimana semangat itu memberi
energi pada pekerjaan.
xiv
17. Berawal dari saya kerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarga. Yang saya cari dalam kerja adalah
uang. Uang menjadi penyemangat. Saya berharap
dengan kerja yang lebih baik dapat memberikan
hasil yaitu uang yang bertambah. Sebagai
karyawan, ternyata uang itu tidak selalu
proporsional dengan kerja yang berkualitas. Apakah
gaji saya bisa naik setiap bulan ? Memang ada
insentif, tapi semua itu tidak mencukupi kebutuhan
hidup saya. Pastilah semangat itu terus
mendorong saya untuk
belajar banyak hal agar
mampu mengerjakan lebih
baik. Ternyata hasilnya
bukan uang saja tapi ada
adalah karir
xv
18. yang meningkat.
Ternyata karir itu
memiliki kesesuaian
uang yang diterima.
Ternyata hasilnya tidak
sesuai target. Akibatnya
semangat menurun dan
semakin banyak masalah
yang dialami. Laju dari
kerja tidak seimbang
dengan masalah yang
dihadapi.
Sayapun berusaha
meningkatkan
pendapatan lagi maka
semangat itu
bertumbuh dengan
membuat rencana atau
target yang lebih tinggi.
Semangat baru dengan
terus belajar dan
menerapkan ilmu pada
pekerjaan. Target tinggi
dibuat mendapatkan
hasil lebih tinggi.
xv
i
19. Begitulah semangat sangat bergantung kepada
target dan masalah yang menyertainya. Masalah itu
dimulai dari adanya keinginan. Karir menuntun saya
memenuhi keinginan ini dan itu sedangkan hasilnya
tidak sesuai. Disinilah saya mulai menurun
semangatnya karena kemampuan dipacu untuk
memenuhi keinginan. Semangat menghadapi target
dan masalah memerlukan fisik yang sehat,
semangat tidak boleh turun saat memiliki masalah.
Melewati masalah berarti menuju target.
Akhirnya saya dituntun menuju Sang
Pencipta mengatasi semuanya, saya
memiliki semangat konsisten karena
saya percaya kepada Allah. Semangat
dan energi ini menjadi modal untuk
mencapai kebahagiaan yang
sebenarnya. Saya kerja bersama Allah
xvii
20. Dalam diri seorang yang
sudah sukses ada semangat,
dan orang yang bersemangat
sedang berjalan menuju
sukses
Bersiaplah “semakin baik hari
ini”
Dengan Allah saya bersemangat
…
Saat memulai selalu
menghadirkan semangat,
teruskan semangat itu dengan
tindakan yang baik.
xviii
22. Apa kabar saya hari
ini ?
Kabar hari ini
mengantarkan saya
lebih baik di masa
mendatang
1
23. 1. Apakah saya memiliki hubungan dengan
keluarga yang harmonis (saling membahagiakan)
?
2. Apakah pendapatan saya mencukupi untuk
kebutuhan keluarga sampai hari ini dan
beberapa hari mendatang ??
3. Apakah saya dan keluarga selalu sehat dan bugar
untuk beraktivitas ?
4. Apakah saya dapat mengembangkan diri di
tempat kerja saat ini yang menjadikan saya
semakin baik ?
5. Apakah saya merasakan sesuatu tidak nyaman
saat ini tapi saya tidak yakin tahu detail
penyebabnya dan belum menemukan solusinya
??
5 Pertanyaan tentang, apa kabar hari ini ?
2
24. Jawaban atas 5 pertanyaan
“kabar saya hari ini” bisa
“iya” dan “tidak”
Apapun jawabannya saya mesti
memahami “kabar saya hari ini”
dan mendorong saya menjadi
semakin baik
3
25. Jawaban atas pertanyaan
tentang “kabar saya hari
ini”, tidak sekedar
menjawab “iya” untuk
saat ini, tapi belum tentu
“iya” hari berikutnya. Saya
mesti sadar apa yang
saya lakukan kemarin dan
apa yang saya dapatkan
hari ini menjadi penentu
kabar saya hari
berikutnya. Apa benar
saat saya berfokus hari ini
tidak memberi dampak
hari berikutnya ?
Bukankah apa yang saya
kerjakan hari ini
memberi hasil hari ini
dan hari berikutnya.
Kerja hari ini menjadi
landasan saya untuk hari
berikutnya. Fokuslah
dengan kesadaran
penuh hari ini, “saya oke
hari ini”, dan mesti oke
hari berikutnya atau hal
lain. Faktanya, saya oke
hari ini tapi tidak oke
hari berikutnya, uang
oke tapi tidak bahagia
4
26. Saya sering merasa nyaman
saat ini, tapi tanpa saya
sadari “saya berubah”
mengikuti lingkungan
5
27. Uang tercukupi dengan
kerja, tapi waktu yang
sedikit tidak membuat
saya bahagia bersama
keluarga. Dilain waktu
saya fokus bersama
keluarga untuk bahagia,
tapi keuangan menjadi
tidak tercukupi karena
saya butuh ini dan itu
untuk menciptakan
kebahagiaan itu
sehingga keuangan
menjadi “not oke”. Saya
mesti mendorong untuk
kerja yang lebih baik
untuk keuangan saya.
Apakah saya siap dengan
perubahan ini ? Ada
ketidaknyaman dan
dorongan kebutuhan,
yang bisa meningkatkan
kemampuan menjadi
semakin tinggi.
Saya memahami keadaan
ini untuk oke dalam
semua hal, saya tahu
masalahnya tapi saya
tidak mampu melakukan
dengan cepat dan
sendiri. Inilah yang mesti
dihadapi.
6
28. Perubahan itu melalui
waktu dan proses, apakah
saya konsisten untuk
menjalaninya sedangkan
kebutuhan tidak dapat
ditunggu ?
7
29. Apapun kabar saya hari
ini, saya mesti menjadi
semakin baik. Saya tidak
bergerak menuju
perubahan itu, maka
hidup saya semakin
tidak ringan. Apa yang
saya miliki bisa tidak
bertambah seiring
waktu. Waktu saja yang
membuktikannya.
Apakah saya siap
konsisten berubah (tidak
bisa instan), sedangkan
kebutuhan minta
dipenuhi.
Jika saya tidak berubah
atau perubahan yang
lambat, maka saya dipacu
untuk berubah oleh
lingkungan. Saya bukan
sekedar berubah tapi saya
dipacu (dipaksa) berubah
semakin cepat. Kondisi ini
membuat saya semakin
tidak nyaman. Saya mesti
melakukan perubahan
dari diri sendiri agar
perubahan itu menjadi
nyaman. Mau tidak mau
...
8
30. 9
3 cara saya berubah :
3. Mengikuti target yang
diberikan atasan tanpa
ada target sendiri
1. Berubah karena
memang saya sudah
mengerjakannya terus-
menerus, semakin lama
semakin mahir.
2. Sengaja berubah dan
direncanakan. Saya
menetapkan target dan
mewujudkan dalam
kerja yang terukur agar
bisa dievaluasi, dan
diperbaiki.
Bagaimana dengan
perubahan yang saya
lakukan ? Kombinasi 3
cara tersebut saya
lakukan untuk kondisi
yang berbeda-beda.
Tetapi saya fokus untuk
berubah dengan cara
kedua agar sesuai
dengan kebutuhan saya.
Perubahan lain saya
gunakan cara lain,
Yang pasti dilakukan
dengan senang.
31. 10
Selain itu saya berubah
karena melihat orang
yang lebih baik dari saya
dan. Cara ini saya
hindari. Karena setiap
orang tidak sama. Yang
terbaik adalah menjadi
diri sendiri dan bisa saja
orang lain menginspirasi
saya berubah. Tapi tetap
saya yang berubah
Apa kabar saya hari ini ?
Saya diingatkan dengan
apa yang sudah saya
kerjakan. Saat ini saya
bisa mengukurnya
sehingga apa yang
terjadi berikutnya dapat
saya tentukan oleh kerja
saya hari ini dengan
mengubah apa yang
sudah dikerjakan
sebelumnya. Kesadaran
ini membangkitkan
semangat saya, karena
apa ?
32. 11
Karena saya mau
berubah untuk keadaan
saya yang lebih baik.
Apapun kabar saya hari
ini mesti mampu
mendorong saya
banyak merubah diri
dan hasil yang saya
capai hari ini semakin
menyemangati saya.
Cek kabar Saya ?
1. Apakah saya hari ini
dalam keadaan baik ? Iya
2. Apakah saya kerja
lebih baik hari ini ? Iya
3. Apakah saya merasa
yakin keadaan baik hari
ini menjamin kehidupan
saya besok hari ? Iya
4. Apakah kemampuan
saya cukup untuk
berubah yang besar ?
Iya
5. Apakah kemampuan
saya berubah dalam satu
bulan ini ? Ada tapi sedikit
33. 12
Lalu bagaimana saya
merasa yakin
kemampuan saat ini
bisa kehidupan yang
semakin baik ? iya saya
mesti berubah, Yakin
kah saya ? Yakin. Tapi
mengapa pendapatan
saya belum meningkat
? Sedangkan kebutuhan
saya meningkat ?
Artinya saya mesti
sadar bahwa keadaan
yang “oke” hari ini mesti
memberi dampak untuk
hari berikutnya.
Keadaaan saya hari ini
tidak oke. sedangkah
saya merasa sudah kerja,
ibadah dan doa.
Harapan saya belum
diizinkan Allah. Hasilnya
tidak berubah dan
nyaman. Saya seolah
membiarkan keadaan ini
dan bahwa menunjukkan
saya sudah kerja di
kantor atau masyarakat.
Sadarkah saya dengan
perilaku tidak baik ini ?
Saya mesti berubah
dengan tindakan nyata
yang semakin baik.
34. 13
Keadaan hari ini yang
tidak oke, tidak banyak
yang bisa saya lakukan.
Saya menerima keadaan
dan berharap ada
perubahan yang terjadi.
Ternyata sikap ini tidak
merubah apa-apa.
Hanya dengan merubah
sikap dan perilaku yang
lebih baik membuat
keadaan semakin baik.
Saya sadar keadaan hari
ini mesti memampukan
perubahan yang cepat
dan benar. Berani nggak
? Saya beranikan diri.
Ngomong terus
tentang perubahan tak
ada pernah habisnya.
Yang penting hari ini,
saya ganti kebiasaan
sekarang dengan
tindakan baru yang
mengantarkan saya
kepada perubahan.
Tindakan baru itu
terjadi karena semangat
dan energi ingin
berubah.
35. 14
Semangat dan energi
saya siap membuat kabar
baik saya hari ini, saya
perlu menjaga fisik terus
sehat untuk selalu
menghadir kan semangat
dan energi yang ada.
Ada kekuatan yang mesti
saya dobrak agar saya
berubah dengan
tindakan baru, yaitu
mengganti rutinitas dan
keluar dari kenyamanan
menjadi lebih baik hari
ini.
Ada hambatan yang
dalam diri saya yang
harus dilewati yaitu
bisikan untuk malas,
“buat apa berubah ?
Atau “Lihat nanti, tidak
ada yang berubah kok ?”
atau “cari jalan pintas aja”
atau bisikan lain “capek
ah berubah” . Semua itu
tidak hanya
menghambat tapi
menurunkan semangat
saya.
36. 15
Hari ini tidak cukup dengan rutinitasdan
kenyamananbagi sayauntuk hidupsukses dan
bahagia, sayamesti berubah lebihcepat dari
kebutuhan dan tuntutanhidupsaya
39. 18
Sejak ada semangat
telah mendorong saya
untuk berubah lebih
cepat dan pengen
cepet-cepet terjadi
(instan). Emangnya bisa
? Perubahan instan
bukan perubahan
mendasar dan kuat.
Perubahan itu butuh
menjalani proses dan
waktunya. Hasil
perubahan itu
membentuk kebiasaan
baru. Sering terjadi
dalam seminggu saya
berubah, tapi
hasilnya kembali seperti
biasa. Tindakan baru itu
membutuhkan ilmu dan
perilaku baru, bukan
dengan ilmu dan perilaku
lama.
Jadi bukan lagi target
yang mesti saya raih, tapi
saya mesti belajar
dengan ilmu dan
wawasan yang lebih luas
agar memiliki landasan
yang kuat untuk
berubah. Misalkan saya
mau disiplin, tidak cukup
dengan semangat saja.
40. 19
Perubahan tidak mesti yang besar,
tapi berproses dari yang kecil dan
dilakukan terus-menerus. Saya tidak
cukup waktu, ilmu dan energi untuk
berubah dengan cara instan dan
besar
41. 20
Penyebab tidak disiplin
yaitu kalah melawan diri
sendiri, ”saya disiplin tapi
orang lain nggak disiplin
tuh, hasilnya sama
dengan saya”. Saya
mesti belajar mengelola
diri agar mandiri .
Saya juga berhati-hati
dalam berubah, bisa jadi
perubahan yang saya
lakukan tidak pernah
terjadi karena saya larut
dengan belajar ilmu
terus tanpa ada
tindakan (banyak
pertimbangan).
Saya semakin tahu
membuat saya semakin
haus ilmunya dan saya
larut cari ilmu terus.
Akibatnya tidak ada
tindakan baru yang saya
lakukan. Ada ilmu yang
saya cari tidak ketemu
membuat saya semakin
malas. Intinya saya larut
cari ilmu tanpa tindakan
dan menjadikan saya
kembali kepada rutinitas.
Saya mesti terus-menerus
bertindak agar tetap
bersemangat.
43. 22
Tindakan tidak didukung
oleh ilmu yang cukup.
Kesimpulannya, ”semakin
berilmu semakin banyak
cara untuk berubah, dan
praktekkan segera.
Hindari cari ilmu terus
dan bertindak, semakin
tidak yakin yang
membuat tidak
melakukan apapun,
sebaliknya mereka yang
memiliki sedikit ilmu
mendorong mudah
bertindak dan itu sudah
berubah.
Hikmahnya, saya
berpikir seperti penjual
gorengan. Apa itu ?
Tidak perlu menjadi
penjual dengan banyak
ilmu, tapi cukup ilmu
yang ada dan berani
untuk bertindak. Belajar
ilmunya dari komentar
pembeli (Pembeli
adalah guru mereka).
Perubahan itu tidak
mesti besar, tapi dari hal
kecil agar mudah dan
bisa diperbaiki untuk
perubahan besar.
44. 23
Selanjutnya saya
dihadapkan pada kerja
dengan target kantor
dan keinginan pribadi
yang berbeda arah. Saya
mengerjakan salah
satunya maka yang lain
bisa terganggu. Saya
cenderung mendahulu
kan target kantor agar
hasilnya bisa merubah
keadaan pribadi saya.
Masihkah ada waktu dan
pikiran untuk keinginan
pribadi ? Waktu yang
sedikit dan tenaga yang
sudah lelah.
Pendapatan yang saya
dapatkan tidak pernah
cukup untuk keinginan
pribadi saya. Saya mesti
pasang target pribadi
yang besar dari target
kantor. Jika saya hanya
berpegang dengan
target kantor saja, maka
saya sudah tertekan dan
terpaksa menjalaninya.
Perasaan bilang,”saya
kerja buat perusahaan
bukan buat saya. Rugi
dong saya” Perasaan ini
bisa mempengaruhi saya
untuk berubah.
46. 25
Saya tidak merasa
terbebani sekalipun
hanya 50% dan nyaman
saja. Tidak ada tekanan
dari kerja, yang ada
dorongan semakin
bersemangat untuk
meraih target pribadi.
Bagaimana agar kerja
memberi kebaikan pada
diri sendiri ? Saya mesti
menjadikan kedua target
itu sejalan, target
perusahaan sejalan
dengan keinginan saya.
Perhatikan gambar hal
24. Target pribadi itu
menjadi acuan saya.
Saya kerja untuk saya
sendiri, kantor adalah
media dan fasilitator
buat mencapai target
saya. Target pribadi mesti
2 kali agar pencapaian
50% saja bisa memenuhi
target kantor.
Masihkah saya berpikir
kerja untuk target kantor
yang hanya mendapat
Penghargaan, insentif
dan pujian. Kemudian
target naik. Apa saya
dapatkan tidak
membuat saya semakin
baik.
47. 26
Apakah target itu hanya
sampai disitu saja ?
Tidak, target itu semakin
naik (dicapai atau tidak
dicapai). Target ini sudah
menyita waktu saya dan
membuat saya tertekan
karena target waktu yang
ditentukan. Saya mesti
membuat target pribadi
untuk kebaikan saya.
Artinnya saya sudah
memberikan pekerjaan
yang lebih dari yang
diminta kantor. Dengan
demikian saya dinilai
lebih baik oleh kantor
Penilaian ini dapat
mengantarkan saya
dalam berkarir dan
peningkatan
pendapatan. Beranikah
saya ? Target kantor saja
udah tidak ringan apalagi
membuat target pribadi
yang lebih tinggi ?
Bandingkan, Kok saya
mau kerja buat kantor ?
Saya mesti berani dan
yakin apa yang saya
kerjakan untuk saya
sendiri. Semangat itu
mengalir dalam darah
saya dan saya berani.
48. 27
Saya yakin dan berani untuk target
pribadi lebih tinggi dari kantor,
maka saya kerja untuk diri sendiri
dan kantor adalah media dan
fasilitas serta saya kerja dibayar.
51. 30
Perasaan saat semangat
tinggi seperti berenergi,
senang mengerjakan
semuanya, dan diakhir
kerja saya merasa tidak
lelah dan pengen kerja
lagi. Biasanya terjadi
karena saya menyenangi
pekerjaan itu yang
membuat saya fokus.
Kapan lagi saya
merasakan semangat
tinggi ? Memulai kerja,
gajian bulanan, promosi/
dipercaya. Diberitahu
diPHK karena kinerja
Yang terakhir ini saya
merasakan semangat
yang berbeda, yaitu
semangat tinggi untuk
mempertunjukkan kerja
yang lebih baik, sedikit
tidak nyaman. Saya juga
bersemangat tinggi
karena ada kebahagiaan
dari rumah.
Perasaan senang dan
percaya diri mengikuti
semangat tinggi,
sepertinya tidak ada
masalah dalam kerja.
Sekalipun ada masalah,
52. 31
saya yakin bisa
menyelesaikannya. Saya
banyak tersenyum dan
senang menyapa orang
yang saya temui.
Perasaan bersemangat
tinggi ini menjadi
memori kuat dalam
pikiran saya. Setiap saya
tidak bersemangat maka
perasaan dalam memori
tadi menggoda saya
untuk merasakannya lagi.
Memori ini mampu
mengembalikan
semangat yang lemah
Bersemangat dan
kadang tidak semangat,
berulang terus.
Bukankah semangat itu
bisa menular untuk
semangat pada
pekerjaan yang lain,
Artinya Saat semangat
dapat menyelesaikan
satu pekerjaan, maka
semangat itu
membesar untuk kerja
selanjutnya. Seringnya,
saya butuh semangat
saat mengerjakan
sesuatu, ini
menunjukkan bahwa
53. 32
pekerjaan saya belum
tuntas.
Saat hasil belum ada
menyebabkan
semangat saya turun,
akhirnya butuh
semangat lagi (bukan
dari semangat yang
sebelumnya) Semangat
seperti ini berasal dari
luar. Saya bersemangat
saat faktor luar itu hadir,
maka kerja saya jarang
tuntas karena faktor luar
tidak selalu bersama
saya.
Jadi semangat yang
berasal dari dalam diri
dengan target sendiri
menguatkan saya
mengerjakan segala hal
sampai tuntas. Hasil dari
pekerjaan tuntas
tersebut membangun
semangat baru.
Begitulah seterusnya
semangat berkembang.
Contoh, Bayangkan jika
saya menjadi seorang
salesmen, apa yang saya
lakukan :
54. 33
Saya sebagai salesmen
dengan target 1 M. Maka
saya menetapkan 1,5M
menjadi target pribadi
saya. Saat saya melihat
1,5M itu membuat saya
tertekan sebelum melihat
lebih detail. Bagaimana
cara mencapainya ?
Sepertinya tidak mudah.
Saya mulai menghitung
dulu 1,5 Milyar dibagi 25
hari (1 bulan), maka
target saya per hari
sebesar 60 juta.
Lalu dari 60 juta saya
bagi lagi dengan
kesanggupan bertemu
jumlah orang. Anggap
saja konsumennya
6/hari, maka target per
konsumen sebesar 10
juta/hari. Karena tingkat
keberhasilan itu tidak
100% maka saya
menargetkan konsumen
sebanyak 10 orang.
Maka perilaku saya
untuk meraih tahapan
target per hari 60 juta
atau 10 juta/konsumen.
55. 34
1. Saya mesti
memahami ilmu
manajemen waktu
mengunjungi konsumen
minimal 10 orang/hari
2. Saya mesti memiliki
ilmu closing yang hebat.
Harus ada terobosan
dalam menjual.
3. Saya mesti mencatat
banyak hal dan
didukung manajemen
operasional yang tidak
bikin saya tertekan saat
ada masalah.
Mesti ada perilaku (baru)
yang saya miliki untuk
mencapai target saya.
Yang sering diabaikan
adalah tidak melakukan
perubahan perilaku.
Perilaku-perilaku baru
membangkitkan
semangat tinggi agar
bisa meraih targetnya.
56. 35
Begitulah pola kerja yang
memberi semangat pada
diri saya. Sebelumnya
saya masih berpegang
kepada target perusahan.
Saya kerja memenuhi
keinginan perusahaan
dimana saya terpaksa
bersemangat, hanya
reward saja yang
mendorong meraihnya.
Saat saya belum
mencapai target pribadi
tapi sudah mencapai
target perusahaan, maka
semangat itu
Tetap tumbuh.
Semakin bersemangat
lebih besar lagi. Tak
hanya itu saya semakin
ingin mencapai target
pribadi saya karena
saat memenuhi
keinginan saya dan
saya mendapatkan
kebahagiaan.
59. 38
Saya mesti memahami
dari berbagai referensi
tentang semangat agar
pemahaman semangat
saya semakin kaya dan
benar.
Dalam kamus bahasa
Indonesia kata semangat
mempunyai arti sebagai
berikut : kekuatan
(kegembiraan, gairah)
batin,
contoh,“ semangat
rakyat semakin
berkobar setelah
mendengar pidato itu”.
Bisa berarti perasaan
hati atau nafsu
(kemauan, gairah)
untuk bekerja, berjuang
dan sebagainya.
Mengutip makna
semangat dalam dunia
kerja :
60. 39
Semangat kerja adalah
sikap individu untuk
bekerja sama dengan
disiplin dan rasa tanggung
jawab terhadap kegiatan
nya (Alfred R.L, 1971 : 66).
Semangat kerja juga
merupakan suatu sikap
individu atau kelompok
terhadap
kesukarelaannya untuk
bekerjasama agar
mencurahkan
kemampuanya secara
menyeluruh. (Pariata
Westra, 1988:65).
61. 40
Saya mengambil makna
semangat kerja itu
merupakan suatu sikap,
perasaan untuk
bertindak dalam
suasana menyenangkan
sehingga mendapatkan
hasil kerja yang lebih
cepat atau lebih banyak.
Sedangkan saya sendiri
memaknai semangat
sebagai energi yang
bersumber dari jiwa
untuk beraktivitas, yang
mampu memperkaya
aktivitas dan memberi
pengalaman batin.
Pencapaian yang dituju
semakin “kaya” dan
bisa lebih cepat atau
lebih berkualitas.
Saya dan ada beberapa
orang menjadi tidak
semangat dalam kerja
bukan karena tidak
bertenaga, tapi tidak
ada dukungan dari
dalam diri yang kuat.
Tidak semangat kerja,
tidak semangat dalam
belajar, tidak semangat
mengejar target pribadi
dan bahkan
62. 41
tidak semangat dalam
menjalani hidup. Semua
itu terlihat dari saya tidak
mengerjakan perubahan,
hanya ingin cepat-cepat
selesai dan banyak yang
tidak diselesaikan. Tidak
bersemangat ini terjadi di
awal, ditengah atau di
akhir pekerjaan.
benar-benar tidak
memberi dorongan
bersemangat dari
dalam. Selalu ada
pendorong yang
membuat orang
menjadi bersemangat,
tapi bisa jadi pendorong
saya tidak mendukung
(tidak sesuai hati
nuraninya). Jadi saat
saya membicarakan
tidak semangat berarti
saya tidak termotivasi
atau tidak kuat
pendorongnya untuk
mengerjakan sesuatu.
Apakah saya yang tidak
semangat itu tidak ada
pendorongnya ? Saya
memiliki pendorong
dalam kerja, sekalipun
pendorong itu hanya
formalitas saja, sehingga
63. 42
Beberapa sebab saya
tidak bersemangat :
Contoh : saya menjadi
tidak bersemangat
karena orang yang saya
cintai telah pergi.
1. Karena saya tidak
mampu mengatasi
masalah dalam kerja
dengan benar. Contoh
saya tidak semangat
saat melihat apa yang
saya harus kerjakan
begitu banyak dan
tidak ringan dan terus
terjadi (tidak
terselesaikan).
3. Karena fisik tidak
bugar atau apa yang
saya lakukan sudah
tidak menarik lagi untuk
diraih (berubah target
pribadi). Contoh
menekuni hobby/
pekerjaan dimana hal
itu sudah tidak menarik
karena sudah banyak
yang bergelut dibidang
tersebut
2. Karena tidak kuatnya
pendorong-pendorong
yang selama ini
menjadi pegangan
saya.
64. 43
5. Karena ada banyak
tugas yang tidak
terselesaikan dalam
kerja sehingga kerja
yang dijalani semakin
tidak ringan.
4. Karena tidak adanya
pengakuan dan respon
dari orang disekitar saya
atau bahkan tidak
mendukung terhadap
apa yang saya lakukan.
Contoh menjadi tidak
bersemangat karena
beberapa orang disekitar
saya tidak menghargai
dan tidak merespon baik
apa yang sudah saya
lakukan. Hal ini bisa
disebabkan karena tidak
disenangi orang.
6. Karena disebabkan
oleh orang lain. Saya
tidak semangat bukan
berarti tidak kerja, tapi
saya kerja seadanya,
tidak konsisten, Inilah
yang harus saya
hadapi. Akibatnya
adalah saya merasa
tidak bugar
65. 44
Akibatnya produktivitas
tidak semakin baik. Yang
ada, malah saya
mencari “jalan pintas”
agar nyaman dengan
kerja seadanya. Apa
sikap saya saat tidak
bersemangat :
dalam kerja dan
membuat pekerjaan
menjadi tidak cepat.
Saya dan semua orang
bisa mengalami kondisi
tidak semangat
terutama dalam kerja
di kantor. Akibatnya
produktivitas kerja saya
tidak semakin baik.
Saya tahu banyak hal
menjadi penyebabnya,
tapi saya tidak ingin
mencari solusinya.
Kondisi ini tidak
menyemangati.
2. Saya tidak
mengerjakan pekerjaan
semakin baik dengan
mengalihkan fokus pada
aktivitas rutin
1. Saya tetap bekerja
dengan seadanya.
66. 45
Sadarkah saya bahwa
tidak semangat berarti
tidak produktif, sekalipun
saya beraktivitas. Saya
sering tidak tepat
menghadapi keadaan
yang tidak semangat
Ternyata saat saya tidak
semangat bikin saya
semakin tidak
bersemangat & semakin
tidak nyaman. Saya mau
bersemangat lagi
3. Saya berusaha untuk
bersemangat sekalipun
tidak mudah dengan
berbagai aktivitas.
dan membuat semakin
tidak semangat. Akibat
tidak semangat itu
menjadikan pekerjaan
semakin tidak mudah
diselesaikan, dan fisik
menjadi tidak bugar.
Mau terus begini ?
Tidak. Saya mesti
semangat.
Saya mesti memahami
makna semangat dalam
kerja agar dapat
menemukan dan
mengelolanya dengan
benar
69. 48
Berikut ini referensi
definisi (makna) dari
Motivasi dan Semangat.
Motivasi adalah suatu
dorongan kehendak
yang menyebabkan
seseorang melakukan
perbuatan untuk
mencapai tujuan.
Motivasi berasal dari
kata motif, berarti
"dorongan" atau
rangsangan atau "daya
penggerak“, ada dalam
diri. Saya menyebutnya
alasan kuat mengapa
saya melakukan sesuatu.
Motivasi adalah
dorongan yang timbul
pada diri seseorang
secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan
tujuan tertentu; yang
kedua mempunyai arti
usaha yang dapat
menyebabkan seseorang
atau kelompok orang
tertentu tergerak
melakukan sesuatu
karena ingin mencapai
tujuan yang
dikehendakinya.
70. 49
a. motivasi bawah sadar
merupakan dorongan
bertindak yang pada
hakikatnya terselubung
bagi yang bersangkutan,
tetapi dapat ditelusuri
melalui perilakunya
c. motivasi intrinsic,
dorongan atau
keinginan yang tidak
perlu disertai
perangsang dari luar;
b. motivasi ekstrinsik
merupakan dorongan
yang datangnya dari luar
diri seseorang;
Memotivasi adalah
memberikan motivasi,
menciptakan suasana
yang kondusif untuk
lahirnya motif,
memotivasi karyawan
diharapkan dapat
terjadi perubahan
sikap dan peningkatan
mutu kerja pegawai
yang bersangkutan.
Menurut Weiner (1990)
yang dikutip Elliot et al.
(2000), motivasi
didefenisikan sebagai
kondisi internal
membangkitkan kita
71. 50
bertindak, mendorong
kita mencapai tujuan
tertentu, dan membuat
kita tetap tertarik dalam
kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007),
motivasi dapat diartikan
sebagai dorongan
internal dan eksternal
dalam diri seseorang
yang diindikasikan
dengan adanya; hasrat
dan minat; dorongan
dan kebutuhan;
harapan dan cita-cita;
penghargaan dan
penghormatan.
Saya menyimpulkan 3
bagian yaitu
1. Motivasi-motivasi yang
membangkitkan
seseorang melakukan
sesuatu, motivasi itu bisa
berasal dari dalam dan
bisa dari luar.
2. Melakukan kerja yang
merupakan “proses”
3. Tujuan yang ditafsirkan
sebagai hasil
72. 51
Bagaimana gambar di
atas bekerja ? Seseorang
tergerak (terdorong)
untuk melakukan kerja
karena memiliki tujuan.
Motivasi
membangkitkan
semangat untuk
melakukan kerja.
Setiap kerja (Action)
sudah ada pendorong
dasar yang membuat
saya kerja (Action) dan
motivasi yang lebih
lanjut dapat
memperkaya dan
mempercepat waktu
kerja.
Apakah setiap kerja
(Action) itu memerlukan
motivasi ? Motivasi itu
timbul karena ada tujuan.
Yang saya bicarakan
adalah pendorong yang
jika dihadirkan bisa
menambah kekuatan
dalam kerja (Action).
Renungkan hal berikut
ini tentang motivasi
1. Aktivitas rutin seperti
makan, minum, mandi
dan sejenisnya terjadi
begitu saja,
73. 52
seperti tidak ada
motivasi (pendorong).
Sebenarnya ada motivasi
yaitu tujuannya itu
sendiri. Mengapa minum
? Karena kekurangan air
dalam tubuh. Menjadi
berbeda saat saya
minum bukan sebagai
rutinitas, minum di kafe
…. maka motivasinya
bisa gengsi, bisa status
sosial dan lain-lain.
yang dikerjakan terjadi
secara otomatis sehingga
terasa seperti tidak ada
motivasi. Sebenarnya
motivasi kerja itu berasal
dari target atau tugas
yang diberikan (tujuan)
dan ada perintah.
Menjadi berbeda jika
saat saya kerja dimotivasi
oleh pendorong lain
seperti ingin meraih karir,
menyembuhkan ibu yang
lagi tidak sehat dan
sebagainya.
2. Kerja sudah jadi
rutinitas sehingga
semua apa
74. 53
Motivasi itu (pendorong)
sudah ada sejak saya
menetapkan tujuan.
Tujuan bisa dari diri saya
sendiri atau berasal dari
luar berupa perintah atau
tuntutan/target. Mereka
yang menjadi karyawan
seringkali tujuan hidup
nya ditentukan oleh
atasannya atau target
kerja dari perusahaan
nya, sedangkan
pimpinan puncak atau
pengusaha bisa
menentukan tujuannya
sendiri. Apakah ini baik ?
Belum tentu baik buat
saya atau bisa
sebaliknya. Bayangkan
saya kerja untuk atasan
(orang lain), maka saya
wajib mengikuti
keinginan atasan.
Keadaan untuk
mengikuti dan
menuruti perintah
atasan dapat membuat
saya :
1. Merasa tidak bugar.
2. Merasa benar apa
yang saya kerjakan,
tapi belum tentu benar
dihadapan atasan.
75. 54
3. Belum tentu sejalan
dengan tujuan atasan.
Membuat saya tidak
pernah nyaman.
orang lain kepada saya
atau tujuan saya sendiri
berbeda arah dengan
apa yang dikerjakannya
sehingga tidak pernah
tercapai.
Tujuan menjadi
referensi bagi ukuran
keberhasilan.
Bagaimana jika saya
tidak mempunyai
tujuan ? Saya yang
tidak mempunyai
tujuan menjadi orang
yang selalu mengikuti
orang lain. Sebenarnya
tujuan saya lebih kecil
dari apa yang
diberikan
Apa dampaknya jika
semua orang mempunyai
tujuan sama ? Misalkan
Semua orang ingin beli
rumah, faktanya tidak
semua orang memiliki
rumah. Ada yang cepat
mendapatkannya, dan
sebaliknya dan ada yang
hanya bisa ngontrak
rumah.
76. 55
Ternyata perbedaan itu
disebabkan seberapa
kuat tafsiran mereka
tentang memiliki rumah
itu sendiri.
3. Ada yang ingin
membeli rumah untuk
gengsi dan banyak lagi
Ada beberapa contoh
motivasi dari tujuan yang
ingin dicapai
Membeli rumah adalah
tujuannya, tapi
seberapa kuat alasan
membeli rumah itu
menentukan kekuatan
dari kerja (Action).
Alasan-alasan ini bisa
menjadi kuat karena
tersimpan dalam alam
bawah sadar dan alam
sadar. Untuk
menguatkan alasan-
alasan tersebut dalam
diri
1. Ada yang ingin
membeli rumah agar
disebut mandiri dan
dihargai oleh
keluarganya
2. Ada yang ingin
membeli rumah untuk
memberi kenyamanan
bagi keluarga
77. 56
saya adalah selalu
memprogram atau
mengafirmasi pada
alam bawah sadar.
Apa yang saya rasakan
saat motivasi itu
semakin kuat ???
Benarkah saya
merasakan semangat
yang menambah energi
dalam kerja ?
naik karena saat saya
menghadapi masalah
atau belum ada hasil
selama kerja. Misalkan
saya tidak bersyukur saat
melihat keadaan tidak
kondusif untuk kerja
sekalipun saya sangat
termotivasi. Ada rasa
tidak suka dan emosional
yang membuat saya
tidak bersemangat
karena apa yang saya
kerjakan sangat
bergantung kepada
orang lain. “Atasan tidak
apakah motivasi dapat
benar-benar
menyemangati saya
dalam kerja ? Iya,
motivasi ini bisa tidak
78. 57
TUJUAN yang KUAT memunculkan MOTIVASI
(alasan kita bekerja) yang KUAT
MOTIVASI yang KUAT menimbulkan
SEMANGAT
TUJUAN MOTIVASI SEMANGAT BEKERJA
LUAR BIASA
79. 58
memperhatikan, terus ..
mesti saya kerjakan
sendiri”, ungkapan saat
menghadapi situasi tidak
mudah dan yang tidak
kondusif. Maka tidak
cukup bagi saya hanya
dengan menemukan
dan menghadirkan
motivasi agar
bersemangat.
Bagaimana jika saya
menemukan sumber
semangat itu ?
Bukankah semangat
hadir karena saya
memiliki motivasi dan
tujuan yang kuat.
Contoh : Saya ingin
bahagia bersama
keluarga dengan kerja.
Apa makna kalimat
tersebut ? Bahagia
bersama keluarga
adalah TUJUAN saya.
Kebahagiaan yang saya
maksud adalah apa
yang diinginkan agar
dengan jelas dapat
diukur dan dapat
dicapai. Sesuatu
80. 58
memperhatikan, terus ..
mesti saya kerjakan
sendiri”, ungkapan saat
menghadapi situasi tidak
mudah dan yang tidak
kondusif. Maka tidak
cukup bagi saya hanya
dengan menemukan
dan menghadirkan
motivasi agar
bersemangat.
Bagaimana jika saya
menemukan sumber
semangat itu ?
Bukankah semangat
hadir karena saya
memiliki motivasi dan
tujuan yang kuat.
Contoh : Saya ingin
bahagia bersama
keluarga dengan kerja.
Apa makna kalimat
tersebut ? Bahagia
bersama keluarga
adalah TUJUAN saya.
Kebahagiaan yang saya
maksud adalah apa
yang diinginkan agar
dengan jelas dapat
diukur dan dapat
dicapai. Sesuatu yang
tidak terukur oleh logika
tidak bisa dicapai.
81. 59
Ada pendapat bahwa
kebahagiaan tidak tentu
nilainya bisa dicapai
dengan uang (tercukupi
kebutuhan) dan terbukti
pula uang tidak
membahagiakan orang.
Makna kebahagiaan itu
meliputi 2 hal yaitu
sesuatu yang terukur
untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan
terukur atas perasaaan
tenang/bahagia. Berikut
langkah saya untuk
keluarga bahagia …
a. Mencukupkan kebutuh
an hidup isteri dan
beraktivitas mendukung
keluarga. Isteri dibekali
bulanan Rp 2.500.000
b. Kebutuhan sekolah
anak di sekolah yang
bagus dan segala
kebutuhan sekolah
dipenuhi = anak dibekali
bulanan Rp 1.000.000
c. Kebutuhan saya sendiri
harus terpenuhi setara
minimal Rp 2.000.000
d. Tidak sekedar nilai
UANG untuk memenuhi
kebutuhan hidup
82. 60
tanggung jawab sebagai
kepala keluarga dan
secara emosional
membuat saya ingin
meraihnya. TUJUAN
menjadi kuat dengan
imanjinasi atas tujuan
yang tertanam di dalam
pikiran dan perasaan pun
sangat kuat (emosional).
Berikut menjadikan
tujuan semakin kuat
dengan imajinasi berikut :
tapi juga pemenuhan
jiwa untuk saling
berinteraksi dan lainnya
yang membuat saling
percaya, saling
mengasihi dan
membangun nilai
agama dengan
kondusif.
Makna kebahagiaan di
atas menjadi mudah
bagi saya untuk
meraihnya karena ada
nilainya. Motivasi saya
dibangun oleh
kekuatan TUJUAN itu
sendiri sebagai bentuk
1. Merasa
senang/bahagia melihat
isteri saya terpenuhi
kebutuhannya
83. 60
tanggung jawab sebagai
kepala keluarga dan
secara emosional
membuat saya ingin
meraihnya. TUJUAN
menjadi kuat dengan
imanjinasi atas tujuan
yang tertanam di dalam
pikiran dan perasaan pun
sangat kuat (emosional).
Beberapa hal yang
menjadikan tujuan
semakin kuat dengan
imajinasi :
tapi juga pemenuhan
jiwa untuk saling
berinteraksi dan lainnya
yang membuat saling
percaya, saling
mengasihi dan
membangun nilai
agama dengan
kondusif.
Makna kebahagiaan di
atas menjadi mudah
bagi saya untuk
meraihnya karena ada
nilainya. Motivasi saya
dibangun oleh
kekuatan TUJUAN itu
sendiri sebagai bentuk
84. 61
(emosi positif) –
tergambar visual isteri
tersenyum bahagia.
2. Merasa tidak ingin
melihat isteri saya
“tidak bahagia” dengan
kebutuhan yang tidak
tercukupi (emosi tidak
positif) – tergambar
visual dari wajah isteri
yang terlihat tidak baik
dengan kondisi yang
tidak tercukupi,
3. Merasa senang/
bahagia dan bangga
dengan anak bisa
bersekolah dan meraih
nilai bagus (emosi
positif) – tergambar
visual anak yang selalu
juara kelas
4. Merasa tidak ingin
melihat anak tidak
mendapatkan sekolah
bagus yang
menyebabkan anak
menjadi anak yang
tidak terdidik dengan
baik
– tergambarkan visual
anak saya yang tidak
mempedulikan orang
tua karena tidak
membanggakan di
sekolah.
85. 62
Emosional-emosional
dari tujuan di atas
menjadi motivasi bagi
SEMANGAT. Kerja saya
semakin baik dan ingin
cepat diraih. Saya
merasa hanya dengan
cara itulah saya dapat
membuat emosional
saya semakin baik.
Begitulah semestinya
SEMANGAT itu dibangun
dengan kuat sehingga
bisa menemani saya
dalam kerja. Apapun
yang saya kerjakan
harus selalu menuju
pada TUJUAN yang kuat.
Saat mengalami tidak
semangat maka saya
hadirkan kembali
imajinasi tujuan tersebut
agar membangkitkan
semangat lagi untuk
meneruskan apa yang
sudah saya kerjakan.
UANG atau faktor dari
luar bukan lagi TUJUAN
saya kerja. Bukankah
saya kerja untuk
mendapatkan UANG.
UANG sebagai ukuran
86. 63
dari kerja saya, seperti
halnya kebahagiaan
dapat dimaknai
kebutuhan hidup yang
memerlukan UANG, dan
kebutuhan jiwa. Saya
memahami hubungan
semangat dan motivasi
1. Motivasi menghadirkan
semangat. Semakin besar
dan kuat motivasi
semakin kuat pula
semangat
2. Tidak ada jaminan
bahwa motivasi dan
semangat itu membuat
saya sukses. Bahkan
saya sudah kerja yang
luar biasapun belum
ada jaminan sampai
kepada kesuksesan.
3. Seharusnya ada
hubungan yang benar
antara motivasi –
semangat – kerja –
sukses. Motivasi seperti
apa yang membangun
semangat yang benar
sehingga mendorong
saya kerja yang benar,
dan hasilnya membuat
saya sukses.
88. 65
TANDA SAYA BERSEMANGAT
Saat saya bersemangat ditunjukkan saya merasa
waktu itu terasa cepat karena sangat menikmati
apa yang dikerjakan. Saya melihat semua hal yang
tidak baik sebagai hal yang baik dan dijalani
dengan senang hati. Saya mesti memahami tanda-
tanda saya bersemangat agar saya mampu
memelihara semangat sukses yang saya miliki.
Apakah saya memiliki tanda-tanda bersemangat
itu ?
1. Ada energi tambahan untuk memperkaya
aktivitas dan bisa mempercepat waktu meraih
tujuan.
2. Aktivitas dilakukan dengan perasaan senang
(tidak ala kadarnya) dan bahkan ikhlas
89. 66
3. Ada sikap positif dan kreatif dalam menemukan
solusi dalam pekerjaan yang dihadapi.
4. Memperkaya nilai aktivitas semakin bagus atau
semakin cepat dari waktu ke waktu.
5. Menyenangi tantangan dan hal yang terkait apa
yang sedang dikerjakan, mampu memberi
semangat untuk banyak belajar lebih baik lagi.
6. Semangat yang mentuntaskan kerja, dan
membangkitkan semangat untuk kerja berikutnya
Adakah tanda di atas pada diri saya ? Saya ingin
memiliki tanda itu, tapi bagaimana caranya ?
Setiap orang memiliki semangat yang berbeda.
Sebenarnya setiap orang selalu berusaha
menjadikan dirinya bersemangat dengan
berbagai cara lewat trial & error. Hal yang baik
dan mesti terus saya bangun karena saya lah yang
mempunyai
90. 67
kepentingan untuk
bersemangat dalam
beraktivitas.
Orang melakukan
aktivitas berikut ini
untuk bersemangat :
1. Berteman dan
bertukar pendapat
dengan orang lain
yang sudah sukses
agar semangat itu
menular
2. Meminta dimotivasi
oleh atasan dengan
pemberian insentif
(uang) karena kerjanya
untuk dapat uang.
3. Menambah energi
lewat makanan dan
minuman tambahan
untuk tetap fit.
6. Menyemangati
dengan kerja dan kerja
4. Mencontoh dengan
Melihat dan membaca
cerita orang-orang
sukses.
5. Menyemangati diri
dengan hasil yang
dapat diperoleh seperti
uang, penghargaan dan
sebagainya.
91. 68
7. Mengharapkan semangat datang dari
perusahaan, atasan, orang tua, orang terdekat.
Ada yang berhasil menyemangati dirinya sehingga
memacu aktivitasnya dan ada juga yang tidak
mudah mendapatkan semangat itu. Kadang
semangat dan tidak semangat, hal ini terus
berulang. Ada orang selalu menyalahkan orang
lain sebagai penyebabnya. Banyak alasan untuk
selalu mengaitkan semangat saya dengan orang
lain. Tidak semangat dikaitkan dengan tidak
adanya dukungan dari perusahaan atau tidak ada
orang yang memotivasi. Misalkan saya tidak
semangat karena gaji kecil dan tidak ada perhatian
dari perusahaan. Lalu dengan tidak semangat itu,
apakah saya bisa berubah jadi sukses ? Saya
bilang,”Perusahaan menjadi rugi karena tidak
mendukung saya ?”
92. 69
Pertanyaan ini mesti
saya dalami, sebenarnya
siapa yang tidak untung
saat saya tidak
semangat ? Contoh,
karyawan yang tidak
semangat merasa tidak
perlu melakukan apapun
karena merasa, yang
tidak untung bukan si
karyawan sendiri tapi
perusahaan yang tidak
untung. Sebenarnya
tidak ada yang tidak
untung jika saya tidak
semangat kecuali saya
sendiri. Sebentar ...
bukankah perusahaan
juga tidak untung
karena saya tidak
semangat dan
produktivitas tidak
bagus. Maka saya
sangat berharap
perusahaan memberi
perhatian dan motivasi,
misalkan dengan
gaji/insentif tinggi dan
penghargaan atas apa
yang
direncanakan/dikerjakan
/ dan hasilnya. Dapatkah
semangat itu
terbangkitkan ? Siapa
93. 70
(membangkitkan semangat) itu ? Apakah
perusahaan bisa memotivasi saya terus-menerus ?
dan masih banyak pertanyaan lainnya. Pikirkan
semangat itu ada di dalam diri saya dan mestinya
sayalah yang tahu dan bisa menyemangati.
Tapi sebenarnya perusahaan tidak begitu tidak
untung, mengapa ? Karena … Perusahaan
membayar apa yang saya kerjakan dengan target
yang telah ditetapkan. Jika saya tidak
menyelesaikan sesuai waktu yang ditentukan
karena tidak semangat, maka target saya tetap
tidak terselesaikan dan harus dicapai atau bahkan
bisa jadi target saya dinaikkan oleh perusahaan
dan terus menjadi tanggung jawab saya.
Bersamaan dengan itu saya merasa tidak fit lagi
dan tidak nyaman yang bisa membuat saya
lebidak bersemangat lagi
94. 71
Saya tidak sehatpun
dibayar untuk sembuh
kembali agar dapat
mencapai target yang
ditetapkan. Artinya
mengerjakan dengan
SEMANGAT tinggi itu
hanya untuk saya dan
untuk kebaikan saya
sendiri dan perusahaan
hanya tempat/media
saya menumpahkan
semangat dalam
mengejar cita-cita saya.
Cita-cita saya lebih
tinggi dari target yang
perusahaan berikan.
Saya mesti bersemangat
yang tinggi agar dapat
kerja dengan nyaman
(mudah dan tetap sehat).
Perusahaan tidak peduli,
saya semangat atau tidak
semangat, yang penting
hasil dari apa yang saya
kerjakan dapat dicapai
untuk perusahaan.
Pimpinan atau manager
ikut senang dengan
semangat tinggi saya dan
sebaliknya menjadi reaktif
terhadap saya. Kondisi
yang tidak nyaman.
95. 72
Saya menyimpulkan bahwa tidak semangat itu bisa
disebabkan oleh banyak faktor luar dan faktor
dalam diri saya, tapi untuk membangkitkan
semangat tinggi itu hanya saya yang tahu dan
hanya saya yang bisa melakukannya.
Jika saya ingin jujur kepada diri saya sendiri maka
saya dapat menganalisa hal berikut ini ; apa yang
saya rasakan saat bersemangat ? Ada perasaan
SENANG dan bentuknya
berupa bahasa tubuh yang positif diantaranya
adalah senyum atau mempunyai aura positif yang
ingin mengajak orang untuk bersemangat.
Jika bersemangat itu karena …
Jika semangat itu karena uang, maka orang yang
banyak uanglah yang selalu bersemangat
96. 73
Jika semangat itu
karena pintar, maka
orang pintar saja yang
bisa bersemangat. Jika
semangat itu karena
motivasi, maka
motivator saja yang
bersemangat.
Ternyata semangat itu
memberi indikasi lewat
senyuman, tapi setiap
senyuman belum tentu
bersemangat.
Mau tersenyum dulu,
“oke” (senyum ikhlas)
teruskan senyum itu
agar menciptakan
perasaan senang dan
menghadirkan semangat.
Belajar menyenangi
pekerjaan dari waktu ke
waktu membuat saya bisa
kerja dengan benar.
Semakin senang dengan
kerjaan dan perasaan
senang ini bisa mengajak
saya mudah untuk
tersenyum. Akhirnya
semangat pun bisa
bersemangat kerja lagi.
99. 76
Semangat kerja saya
pastilah menuju sukses,
yaitu semangat sukses,
semangat melakukan apa
saja yang mengantarkan
saya menuju sukses. Saya
mesti memahami
semangat sukses agar
bisa menanamkan dalam
diri saya. Ada dua kata
dari “semangat sukses”,
yaitu kata “SEMANGAT”
dan kata “SUKSES”. Kata
“semangat” bisa memberi
makna positif atau
negatif, tapi secara
umum kata semangat
mengacu untuk hal-hal
yang baik, hasil yang
lebih baik. Kata “sukses”
menjadi idaman setiap
orang sesuai dengan
apa yang dicita-citakan.
Sukses jadi chef, sukses
jadi orang kaya, sukses
dalam bisnis, sukses
menjadi pejabat dan
banyak lagi. “Semangat
Sukses” saya fokuskan
pada SEMANGATnya
daripada SUKSESnya.
Sukses merupakan
tujuan yang diinginkan.
100. 77
Apa sih SEMANGAT itu ?
Saya dan semua orang
tahu dan paham, tapi
tidak mudah
penjelasannya. Semangat
itu “ya semangat “ atau
“saya semangat jika ada
imbalannya atau jika ada
keinginan kuat” atau “saya
semangat jika disuruh
BOS/orang yang saya
segani karena saya tidak
mau mengalami kondisi
yang tidak baik. “saya mau
jadi orang kaya, dan saya
mau buktikan saya bisa.
SEMANGAT itu ada
karena
ada sebabnya. Akibat
nya ada semangat
Saya mendapatkan
SEMANGAT jika ada
sesuatunya, dalam hal
ini sesuatu itu adalah
SUKSES (sebagai tujuan
keinginan). Saat saya
menetapkan SUKSES
(tujuan), maka saat itu
membuat saya
berSEMANGAT sangat
kuat untuk kerja.
Jadilah SUKSES itu.
Sebagai motivasi,
memberi arah yang
ditempuh dan sebagai
101. 78
ukuran yang ingin diraih.
Tidak semua TUJUAN
memberi SEMANGAT,
“target kerja” dibicarakan
sebagai beban daripada
menyemangati.
SEMANGAT seperti ini
cenderung membuat
saya tidak nyaman, ber
beda dengan semangat
karena tujuan yang saya
sukai.
Tanpa kata “SUKSES”
pun, kata “SEMANGAT”
sudah tertuju kepada
kesuksesan.
Selanjutnya kata sukses
merupakan keinginan
dari semua orang dan
tujuan yang ingin diraih.
Siapapun ingin sukses,
mulai dari anak sekolah,
mahasiswa, ibu rumah
tangga, orang
kampung, orang kota,
wanita, pria, ulama, kuli,
buruh, karyawan sampai
pemilik
Saya paham tentang
semangat. Saat saya
bersemangat, saat itulah
saya siap kerja untuk
kebaikan saya.
102. 79
perusahaan bahkan
orang malas dan orang
tanpa pekerjaan. Yang
membedakan adalah
jenis dan kuantitas sukses
itu sendiri. Ada yang mau
sukses jadi orang kaya,
jadi bahagia, jadi pejabat,
jadi pedagang, jadi
orang pintar, menguasai
banyak Bahasa, dan
sebagainya. Untuk itu
semua orang kerja sesuai
kemampuan nya.
Interaksi semua orang itu
menjadikan
Kehidupan ini menjadi
saling membutuhkan
dan saling melengkapi.
Bisa juga terjadi saling
menjatuhkan atau
mengalahkan agar
sukses itu bisa diraih.
Saya dapat meraih
SUKSES dengan men
definikan terlebih dahulu
“apa yang dimaksudkan
dengan SUKSES saya”.
Sukses bagi saya adalah
1. Penggerak atau
motivasi dalam kerja
yang saya lakukan.
103. 80
2. Menciptakan arah atau
peta perjalanan yang
harus saya lakukan.
3. Tujuan yang terukur
dan dapat saya capai.
b. Sukses itu adalah
saya memiliki uang
banyak, dan uang itu
bisa membeli apa saja
yang saya inginkan.
c. Sukses itu adalah
semua keinginan saya
tercapai.
Tanpa berpikir, Saat saya
mendengar kata “sukses”,
maka di alam bawah
sadar saya muncul
persepsi sebagai berikut :
a. Sukses itu adalah
hidup saya berkecukupan
dengan rumah bagus,
mobil, memiliki jabatan
dan gaya hidup modern
Tidak sekedar itu saja,
kesuksesan mesti
didefinisikan secara jelas
dan detail. Setiap orang
bisa berbeda, ada yang
tidak setuju dengan
kesuksesan saya dan
bilang “sukses itu tidak
begitu”.
104. 81
Beberapa sudut pandang
tentang kesuksesan :
1. Sukses itu bukan tujuan
perubahan tapi
perjalanan menuju
sukses. Setiap perjalanan
(langkah) memberi
tantangan dan daya tarik
sehingga saat bisa
melewati perjalanan itu
sudah merupakan
kesuksesan (kepuasan
dan kebanggaan)
2. Sukses itu tidak
penting bagi sebagian
orang, “buat apa sukses
tapi tidak bahagia”
Bahagia lebih penting
dari sukses, karena
banyak orang sukses
tapi tidak bahagia.
3. Bagi sebagian
Muslim mengatakan,
”seberapa penting
untuk menjadi orang
sukses ?, sedangkan
ibadah dan amal saleh
tidak diperhatikan”.
Jauh lebih penting
masuk surga dengan
ibadah dan amal saleh
daripada mengejar
kesuksesan di dunia.
105. 82
Nilai sukses setiap orang
berbeda, baik ukuran
dan jenisnya. Bukan
sekedar definisi sukses,
tapi yang lebih penting
menghadirkan
semangat untuk sukses
itu. Orang yang
bersemangat belum
tentu sukses, tapi
semangat
mengantarkan kepada
kesuksesan (orang
sukses memiliki
semangat)
Ada pula yang bilang
“sukses itu nggak
penting lagi” karena
sudah diraih. Semua
orang sepakat bahwa
“sukses itu tidak mudah,
apalagi tidak sukses”,
Yang pasti semua orang
memiliki pendapat yang
sama harus KERJA untuk
meraih SUKSES. Kerjalah
terus-menerus sampai
akhir hayat untuk
meraih dari satu
kesuksesan ke
kesuksesan berikutnya.
Ada yang bilang sukses
itu wajib karena bikin
hidup lebih baik.
106. 83
Adakalanya saya
mengukur kesuksesan
dengan perasaan.
Apa yang saya raih
belum tentu sesuai
kesuksesan yang saya
inginkan (berupa materi),
tapi di saat saya
merasakan ketenangan
hati, gembira dan
bahagia maka saya
merasa sudah sukses.
Walaupun saya belum
meraih yang sifatnya
materi. Apakah
kesuksesan itu hanya
terukur dengan materi
saja ???
Saya melihat orang
sukses itu dari apa yang
sudah mereka dikumpul
kan. Ternyata Apa yang
mereka miliki ada yang
berkurang atau ada
yang hilang atau sudah
tidak update lagi
sehingga tidak bernilai
yang menyebabkan saya
selalu ingin menambah
terus materinya. Terus,
“mau sampai kapan saya
mengejar materi untuk
meraih kesuksesan ?”.
Apakah saya mau seperti
itu ? Saya
membutuhkan
107. 84
Semangat yang tidak
habis-habisnya mengejar
kesuksesan “dunia”.
Apakah kesehatan dan
kebahagiaan bisa
dibayar dengan materi
yang banyak. Apakah ini
yang disebut
“kesuksesan” ? Saya tidak
ingin menjadi kesuksesan
seperti ini.
mengukur nilai dari
kesuksesan itu ?
Misalkan Sukses itu
didefinisikan punya
rumah 2 lantai,
tabungan uang 500 juta,
2 mobil dan jabatan
manager dalam 3
tahun. Jika tidak
dibuatkan ukurannya
maka saya tidak pernah
mencapainya. Nilai
kesuksesan inilah yang
menentukan besarnya
SEMANGAT untuk
SUKSES.
Kesuksesan itu tidak
mudah dicapai sekalipun
ada parameternya.
Hanya beberapa orang
saja yang membuatnya.
Pernahkah saya
108. 85
SEMANGAT SUKSES itu
menggerakkan kerja dan
kerja.
Kerja sebagai karyawan
Kerja sebagai pebisnis
Kerja sebagai apapun
Kerja menjadi satu-satu
jalan menuju sukses dan
orang bisa memilih kerja
sebagai karyawan,
pebisnis atau lainnya.
Dalam pandangan saya,
hasil kerja memberi saya
uang dan uang itu saya
tingkatkan nilainya
mengantarkan saya bisa
meraih kesuksesan itu.
Tak dipungkiri ada nafsu
(Ketidaksabaran) yang
membuat saya ingin
meraihnya lebih cepat.
Saya mesti melakukan
langkah
1. Menguatkan
dorongan untuk kerja
luar biasa
2. Saya berharap ada
keberuntungan dalam
meraih kesuksesan saya.
3. Belajar banyak ilmu,
memaksimalkan modal
dan ketrampilan yang
tinggi agar sukses lebih
mudah.
109. 86
Saya mesti memahami
pesan ini agar percaya
diri untuk memulai
sukses saya. Pendorong
dan percaya diri yang
kuat mampu
menggerakkan scara
konsisten menuju
sukses. Ada yang bilang,
”ada orang yang sudah
memiliki faktor sukses
tapi tidak sukses karena
tidak percaya diri
dengan apa yang
dikerjakannya”, dan
sebaliknya.
Masih ada hambatan
yaitu merasa tidak
percaya diri. Faktor ini
menjadi penghambat
kesuksesan saya.
Sedangkan orang lain
yang sudah sukses tidak
mutlak memiliki
semuanya. Teman
sekolah saya yang tidak
pintar jadi sukses atau
orang yang biasa-biasa
saja dapat meraih
kesuksesan, sebaliknya
ada orang lain yang
punya semua faktor di
atas tidak sukses.
110. 87
Yakinkah saya bisa
meraih sukses saat ini ?
Atau dengan modal
semangat yang kuat saja
cukup. Saya sadar dan
paham. Memiliki
semangat sukses itu
sudah cukup untuk
memulai semuanya. Saya
mesti belajar dari orang-
orang yang
menganggap bahwa
kesuksesan itu wajib
punya ilmu dan modal
berupa uang dan fasilitas
atau lainnya. Padahal
mereka dulunya juga
memulai dari nol.
Mereka memulai dan
terus bergelut
memenuhi persyaratan
untuk sukses. Mereka
berusaha meningkatkan
ilmu dan modal untuk
meraih sukses, motivasi
yang kuat hanya
sebagai penggerak dan
energi pada saat
dibutuhkan. Kondisi ini
membuka peluang
“bisnis pelatihan
percaya diri” yang
menjamur dengan
menawarkan resep
sukses. Hasilnya ?
111. 88
Hanya beberapa orang
saja yang sukses karena
mampu mengambil
pelajaran. Sebagian
yang lain tidak sukses
karena hanya meniru
resep yang dijanjikan.
Kalimat bijak yang bisa
memanjakan seseorang
yang tidak sukses untuk
terus kerja, ”kegagalan
itu adalah kesuksesan
yang tertunda”.
Fokuslah kerja karena
tidak pernah ada orang
yang tahu waktu
suksesnya.
Sebuah pertanyaan di
benak saya. apakah saya
dapat meraih sukses
dengan kerja keras ?
Saya bayangkan hal
berikut ini,
Misalkan semua orang
sukses menjadi BOS atau
menjadi orang KAYA.
Dunia ini menjadi tidak
saling melengkapi dan
bahkan jadi semrawut.
Jika semua orang jadi
orang KAYA, maka siapa
yang mau jadi anak
buah, mau jadi orang
yang disuruh
112. 89
Pastilah tidak ada. Jadi
semua orang tidak selalu
mendapatkan sukses.
Allahlah yang Maha
mengaturnya. Ketika
seseorang menjadi
sukses menjadi orang
KAYA, maka keKAYAan
itu mengalir pula kepada
orang lain. Uangnya
dibelikan sayuran untuk
petani, Uangnya
diberikan kepada fakir
yang membutuhkan,
uangnya mengalir
kepada mereka yang
telah terkait.
Uangnya mengalir
mobil untuk salesmen
yang menjualnya,
Uangnya mengalir
kepada tukang yang
membangun rumahnya
dan banyak lagi.
Seseorang dibilang
KAYA jika ada orang
tidak KAYA disekitarnya.
Begitulah kehidupan ini
saling melengkapi. Lalu
apakah semua orang
bisa sukses ? Tidak
semua orang bisa
sukses, tapi semua
orang bisa sukses
sesuai bidangnya.
113. 90
Ada yang sukses jadi
petani, ada yang sukses
jadi pedagang, ada
yang sukses jadi supir,
ada yang sukses jadi
teknisi mobil dan
sebagainya. Begitulah
Allah yang Maha
Mengatur sukses bagi
semua orang asal mau
mengikutinya. Ketika
saya belum sukses, ada
pertanyaan yang
muncul. Irikah saya
atau adilkah Allah
dengan orang lain
yang sudah sukses ?
Ketika saya belum
sukses
bukan berarti saya tidak
sukses, tapi saya sudah
sukses mengantarkan
orang lain sukses. Saya
sukses sebagai karyawan
karena membuat bos
saya semakin sukses.
Bersikap baik sehingga
keluarga, masyarakat,
perusahaan dan negara
ini menjadi kuat dan
saling menguatkan untuk
sukses bersama.
Bagaimana saya bersikap
ketika belum sukses ?
Memang ada perasaan
tidak senang
114. 91
dan muncul keluhan
terhadap hasil yang saya
peroleh. “Saya merasa
sudah kerja luar biasa”.
Padahal, saya masih ada
pekerjaan yang belum
selesai dan terus
bertambah. Disinilah jika
saya tidak meningatkan
kemampuan, maka saya
merasa tidak nyaman
dan semakin membuat
saya semakin tidak lebih
baik. Tidak ada dorongan
(semangat) lagi untuk
kerja, membuat saya
menerima apa adanya.
Sikap saya seperti ini
tidak seharusnya terjadi
dan tetaplah semangat
untuk menjadi diri
sendiri semakin baik.
Semangat dan kerja
saya sudah memberi
perubahan dan bisa jadi
itulah sukses kecil yang
saya buat. Memang
saya belum sukses di
mata orang lain, tapi
apa yang telah saya
lakukan sudah berbeda
atau mengantarkan
orang lain sukses.
115. 92
Dibalik kesuksesan
seseorang ada orang
yang membantunya
(belum sukses) dan
ternyata orang yang
belum sukses itu bisa
dikatakan orang sukses
karena sudah
mengantarkan orang
lain sukses. Saya mesti
terus kerja untuk sukses
saya, tanpa sikap untuk
“mengalahkan” orang
lain untuk meraih
kesuksesannya.
SEMUA ORANG SUKSES
Seorang motivator
memberi semangat
agar saya terus
mengejar kesuksesan.
Jika ada hak, maka pasti
ada kewajiban.
Sudahkah saya
mengerjakan kewajiban
untuk sukses ?
Mengerjakan kewajiban
itu tidaklah tidak
ringan.
Saya bilang, “Saya
.
116. 93
tidak pintar, saya tidak
punya modal dan
sebagainya”. saya tidak
mudah memulainya
Saya bukan seorang
sarjana, saya pun tidak
punya pengetahuan
yang cukup untuk
sukses. Saya bukan
orang yang hebat
banget, saya pun tidak
memiliki kekuatan.
Banyak lagi alasan untuk
disebutkan …..
Dengan semangat, sang
motivator
mengatakan,”kamu bisa”
Saya pun menguatkan
diri
Saya tidak trampil
karena memang saya
memang belum pernah
mengerjakannya, saya
pun semakin tidak
mudah
mengerjakannya
Saya bukan orang kaya,
saya pun tidak mudah
memulai dengan uang
yang tidak seberapa.
117. 94
bahwa “saya bisa’ . Saat
itu saya bersemangat,
Lalu semangat itu pun
tidak memberikan apa-
apa saat saya
mengerjakannya sendiri.
Jika saya berhak untuk
sukses, mengapa hak itu
tidak diberikan ?
Tidak lebih dari itu.
Ada yang sukses dan
banyak yang tidak
sukses, sedangkan
mereka sudah
mengerjakan hal yang
luar biasa untuk
kesuksesan mereka.
Lalu … jika saya
berhak untuk sukses,
maka apakah hidup ini
hanya untuk sukses
???
Apakah Motivator yang
memberikannya ? Sang
Motivator hanya sekedar
memberi semangat dan
pengetahuan saja.
118. 95
Jauh lebih berarti dan
bermakna hidup ini
untuk bersemangat
bekerja dan bekerja.
Jika orang sukses itu
adalah orang pintar
Jika orang sukses itu
adalah orang yang
punya ketrampilan
Jika orang sukses itu
adalah orang yang
kaya
Jika orang sukses itu
adalah orang sehat
dan sempurna fisiknya.
Jika orang sukses itu
adalah orang yang
tinggal di kota. Jika
orang sukses itu adalah
orang yang lulus
sarjana
Jika orang sukses itu
adalah orang yang
hebat kemampuannya
Maka begitu mudah
kesuksesan itu diraih
oleh orang yang
mampu dan bahkan
bisa dibeli ….
119. 96
kesuksesan itu
kepada mereka yang
ditunjukNya sebagai
balasan dan ujian
serta Allah
menunjukkan
kekuasaan dan
kebesaranNya
Atas semua
perbuatan semua
orang yang
bersungguh-
sungguh
Tidak adil bagi saya
yang terlahir lemah,
bodoh, tidak sekolah
karena tak ada uang,
yang tinggal di desa
dan sebagainya.
Pastilah ada sesuautu.
Allah itu Maha Adil
dan Bijaksana untuk
memberikan
120. 97
Semakin dekat dengan
Sang Pencipta semakin
dekat pula kesuksesan
itu terwujud yaitu
kesuksesan di dunia
dan di akhirat
Yang menentramkan
hati dan tercukupi dan
tidak berlebih dan
tidak kekurangan
dalam kehidupan ini
Izinkan dan beri kami
semangat
kesungguhan untuk
mendekat kepadaMU
sang Pencipta yang
Maha SUKSES. Hak
untuk Sukses itu ada
di tanganMU dan
kewajiban menjadi
bagian kami untuk
semangat karenaMU
dan bersamaMU.
Aamiin
121. 98
Lalu saya memahami
sukses lebih baik agar
hadir semangat yang
sebenarnya. Saya catat
dari orang-orang
sukses, yang Allah
tunjukkan. Mereka
hanya melakukan apa
yang mesti dilakukan
terus-menerus dan
kesuksesan itu tidak
diduga. Mereka yakin
mereka mendapatkan
hasilnya. Saya tahu
mereka yang sudah
sukses di sekitar saya.
Ternyata mereka tidak
didukung oleh
kemampuan yang luar
biasa, seperti yang
ditulis dalam teori
sukses, dan bahkan
mereka memiliki banyak
kelemahan secara fisik
atau tidak memiliki
pendidikan tinggi atau
mereka yang berawal
dari hidup sederhana.
122. 100
1. Ada buku dan pernah
show di Indonesia. Dia
seorang wanita yang
tidak sempurna fisiknya.
Wanita Korea dengan
keterbatasannya dan
dibimbing dengan kasih
sayang dari seorang ibu
… mampu menjadi
pianis dunia dengan 2
jari ditangan dan kaki
yang tidak utuh. Itulah
dia Hee Ah Lee yang
pernah manggung di
Indonesia dan telah
menjadi inspirator dan
motivator
bagi banyak orang. Saat
saya berada di dekat
Hee Ah Lee yang
melihat langsung
permainan Pionanya,
maka tanpa saya sadari
muncul semangat dan
mengatakan, “kok saya
ngga bisa ya, padahal
dia … ? Perjalanan Hee
Ah Lee dari kecil sampai
sekarang merupakan
proses kerja keras yang
memerlukan waktu
(tidak ada yang instan)
124. 102
2. Seorang pria tanpa
kaki yang dikenal
dengan Half Body. Dia
mampu beraktivitas
dan bekerja layaknya
manusia sempurna
fisiknya. Bisa saya
bayangkan jika orang
ini memiliki
kesempurnaan fisik ….
Bisa bekerja luar biasa
untuk meraih
keinginannya.
Bagaimana dengan
saya ?
Masihkah saya tidak
bersemangat untuk
hanya mengerjakan
yang semestinya saya
lakukan terus-menerus.
bahwa apa saya lakukan
menjadi sempurna jika
saya belajar untuk
memperbaiki dan
meneruskannya lagi.
Dari Nol menjadi Zero.
126. 104
3. Habibie Afsyah "Si
Cacat yang Sukses Jadi
pebisnis, seorang anak
yang mempunyai
penyakit Muscular
Dystrophy Progressive
tipe Backer alias ada
kelainan pada otak kecil
yang menjadikan
perkembangan syaraf
terganggu sehingga
pertumbuhannya
terhambat dan
mengalami kelainan
sejak umur 8 bulan
merupakan sedikit cerita
inspiratif.
Habibie Afsyah pernah
di vonis dokter umurnya
25 tahun. Jika saya
berpikir logis, mungkin
saya kaget, mungkin
saya tidak percaya
bahwa Habibie bisa
sukses dalam berbisnis
online, bahkan sejak
umur 21 tahun dia
sudah bisa membuat
“yayasan Habibie
Afsyah” untuk
mengangkat kehidupan
para penyandang cacat
yang didanai dari
keuntungan berbisnis
online
128. 106
4. Setelah saya membaca
dan merenungkan 10
orang Sukses tanpa gelar
sarjana di Indonesia.
Maka saya semangat
untuk sukses. Mereka
sudah mencatatkan
dirinya dalam sejarah,
yang dikenang
sepanjang masa. Saya
ingin seperti mereka.
Pasti banyak cerita
kesuksesan lainnya yang
rasanya tidak cukup
waktu saya untuk
membacanya.
Ada makna kesuksesan
yang bisa saya dijadikan
inspirasi dan motivasi
dalam meraih
kesuksesan.
Kesuksesan mereka itu
tidak ada yang sama
(persis).
Mereka memulai
perjalanan sukses itu
dari tidak memiliki ilmu
yang banyak, tidak
punya modal yang
banyak, dan sebagainya.
Yang pasti memulai dari
apa yang mereka miliki.
130. 108
Mereka menyakini apa
yang mereka kerjakan
bisa membuahkan hasil.
Entah kapan dan
dimana terjadi ?
Satu yang mereka miliki
yaitu SEMANGAT karena
mereka mempunyai
keyakinan. Ketika belum
sukses, mereka tetap
SEMANGAT untuk terus
bekerja dengan
sungguh-sungguh. Jauh
lebih penting untuk
selalu SEMANGAT agar
dapat menikmati hidup
sampai waktunya.
Apakah saya bisa
mencari ilmu tanpa
semangat ??? bisa sih,
tapi tidak mudah dan
tidak cepat. Bagaimana
saat saya memiliki
semangat, dan mencari
ilmu ? Semangat
mampu memberi
perasaan senang dan
mendorong saya
mudah mencari ilmu
sekalipun ada
hambatan. Sama halnya
dengan mencari modal,
bahkan ada yang bilang,
”ngga perlu modal
besar, cukup dengan
132. 110
Apa yang mereka miliki.
Akibatnya saya mencari
semangat itu keluar dari
diri saya. Tapi selama ini,
Saya lebih fokus pada
faktor selain semangat
seperti menambah ilmu
agar ilmu itu
memudahkan jalan saya
jadi sukses, mencari
modal yang banyak agar
siap memulai untuk
sukses dan sebagainya.
Mana yang lebih utama
mencari semangat
terlebih dahulu atau
mencari ilmu dan modal
yang cukup. Saya
menyakini bahwa
semangat menjadi
penting dalam hidup ini.
Tapi saya sering tidak
bersemangat. Ditelusuri
lebih dalam, semangat
itu muncul begitu aja,
seiring adanya
keinginan atau harapan
yang ingin diraih atau
ada orang yang
memacunya. Maka
makna semangat itu
merupakan akibat dari
sesuatu (tujuan atau
imbalan)
133. 111
Modal dengkul yang
didasari semangat tinggi
membuat perjalanan
menuju sukses semakin
mudah”.
Secara visual saya dapat
melihat seseorang itu
sedang bersemangat
atau tidak. Yang mudah
dilihat adalah “senyum”
nya, karena senyum
merupakan indikasi
seseorang memiliki
perasaan nyaman dan
mengerjakan sesuatu
dengan “hati” atau
ikhlas.
Atau dapat dilihat dari
kerja dengan energi luar
biasa, kerja tanpa lelah.
Atau saya bisa melihat
pula seseorang
menyenangi kerjanya
dengan tetap menyukai
persoalannya dan
hambatan yang dihadapi.
Semangat dapat menular
kepada rekan kerjanya.
Disisi lain semangat itu
menjadi pelengkap dari
kekurangan seseorang,
misalkan semangat team
sepakbola dengan
kemampuan yang
134. 112
tidak tinggi DAPAT
mengalahkan team
sepakbola dengan
kualitas lebih baik.
Semangat tinggi
mampu seseorang
mencapai tujuannya
sekalipun ilmunya
belum cukup.
Bayangkan semangat
seseorang yang tinggi,
dengan ilmu terbatas
mampu kerja untuk
meraih tujuan.
Bagaimana caranya
agar semangat itu selalu
ada ?
Bab selanjutnya
dijelaskan cara
membangkitkannya.
Sekarang saya mengerti
bahwa kesuksesan itu
mesti menghadirkan
semangat.
Apabila Anda
mengatakan faktor
sukses itu adalah ilmu
dan pengetahuan,
kemampuan dan
ketrampilan, sikap dan
perilaku positif, dan
banyak faktor lainnya.
Maka pernahkah Anda
berpikir
135. 113
bahwa ternyata kerja
saya tanpa semangat
memberikan hasil yang
tidak memuaskan,
kalaupun tujuan itu bisa
dicapai tapi saya merasa
kelelahan yang luar
biasa, Atau saya berpikir
dua kali untuk kerja luar
biasa tanpa semangat.
Bukankah SEMANGAT
menjadi penting dalam
kerja, bahkan menjadi
faktor utama dan faktor
pendorong bagi faktor
lainnya (seperti ilmu dan
sebagainya). Semangat
membuat saya senang
untuk belajar, dengan
semangat saya senang
dengan masalah, dengan
semangat saya senang
untuk kreatif untuk
mengejar tujuan, dengan
semangat saya senang
bekerja untuk siapa saja
(ikhlas) dan tidak
mengenal waktu.
Semangat selalu
dikaitkan dengan tujuan,
seperti semangat sukses,
semangat bekerja,
semangat memberi,
semangat menabung
dan
136. 114
sebagainya. Bagaimana
jika saya bersemangat
untuk menabung
“bertabrakan” dengan
saya bersemangat
memberi ? atau saat saya
bersemangat kerja untuk
perusahaan tapi saat
bersamaan saya pun
ingin memberi waktu
untuk kebahagiaan
keluarga. Bukankah
semangat itu saling
melemahkan. Saya mesti
menemukan semangat
yang sebenarnya yaitu
semangat mendorong
semua hal dalam hidup
ini. Semangat
membahagiakan
keluarga juga
menyemangati diri kerja
luar biasa di kantor.
Akhirnya saya mem
bangun pribadi dengan
akhlak yang baik.
“SUKSES itu tidak cukup,
tapi jauh lebih penting
mengerjakan segala hal
dengan SEMANGAT.
Semangat itu telah
membuat saya berbeda,
bergerak menuju hidup
semakin (SUKSES)”
137. 115
Belum sukses bisa
berarti sukses bagi
saya karena saya
menyukseskan orang
lain
Sukses itu menjadi hak
semua orang, tapi
sudahkah saya memenuhi
kewajiban untuk sukses ?
140. 118
Ketika saya mempunyai TARGET, muncullah
SEMANGAT kerja yang luar biasa. Apa yang saya
kerjakan ? Saya mengerjakan sesuai dengan
pengetahuan, ilmu, kemampuan, dan beberapa
faktor lainnya. Saya YAKIN ada hubungan antara
apa yang saya kerjakan dengan TARGET. Bukan
saja saya, dan semua orang juga memiliki target,
sangat berharap apa yang sudah dikerjakannya
berakhir pencapaian targetnya. Memperhatikan
orang disekitar saya, banyak sekali orang yang
bekerja luar biasa, tapi Apakah TARGET mereka
tercapai ??? Banyak yang belum tercapai targetnya
dan hanya sedikit yang berhasil mencapai target
(data survey dibawah dari 3%). Mengapa ?
Pertanyaan ini muncul karena saya sudah merasa
sudah kerja luar biasa. Jawaban atas pertanyaan itu
menjadi langkah perbaikan saya menuju target.
141. 119
Bagi sudah capai targetnya, maka pertanyaannya
terjawab. Akhirnya sayapun bertanya, apa atau
siapa sih yang menjamin saya sampai pada target ?
Apakah saya sendiri atau kerja saya atau doa saya
atau orang yang memberikan cara mencapai target
itu ?? Ternyata Tidak ada yang menjamin saya
sampai pada target, termasuk saya sendiri atau
“kerja itu sendiri” yang menjaminnya atau doa saya
atau orang lain. Fakta membuktikan mereka yang
kerja luar biasapun belum tentu meraih targetnya.
Saya memahami lebih dalam tentang di atas : Saya
kerja kepada perusahaan. Pemilik perusahaan
mengatakan,”jika kamu bertanggung jawab dan
jujur maka digaji besar”. Hadirlah semangat kerja
untuk meraih janji pemilik. Jika saya sudah kerja
sesuai permintaan pemilik perusahaan
(bertanggung jawab dan jujur), maka pemilik
perusahaan
142. 120
yang memenuhi
janjinya. Pemilik
memberi jaminan atas
tercapainya target yang
dibebani kepada saya.
Dilain waktu pemilik
perusahaan tidak
menetapi janjinya
dengan berdalih apa
saja padahal saya sudah
memenuhi tanggung
jawab saya. Artinya Yang
menjamin kesuksesan
adalah pemilik
perusahaan. Bagaimana
dengan TARGET
pribadi saya ? Bukankah
target itu tidak menjamin
apa-apa buat saya.
Bagaimana saya sendiri ?
Saya tidak menjamin
apa-apa terhadap apa
yang saya kerjakan.
Pertanyaan siapa yang
menjamin saya mencapai
target (hasil) ? Tidak ada.
Apakah orang yang
memberi resep sukses ?
Juga tidak. Target
menghadirkan semangat,
dan semangat
mendorong saya kerja,
lalu hasilnya ?
143. 121
TARGET saya sifatnya
tidak nyata (imajinasi),
belum terjadi dan bisa
saja saya mengatakan
target itu “ghaib” (karena
tidak nyata) untuk saat
ini. Apakah saya bisa
menjamin sesuatu yang
tidak nyata (ghaib) ? Pasti
tidak bisa dan yang tidak
nyata itu bukan bagian
“kekuasaan” saya.
Contoh target ingin
membeli mobil, apakah
mobil itu nyata ?
Mobilnya nyata tapi
karena ingin (belum
memiliki) maka ingin
membeli mobil itu dan
tidak nyata untuk
sekarang. Apakah saya
bisa menjamin bahwa
saya bisa membeli
mobil itu ? Saya bisa
membelinya, untuk
membeli saya butuh
uang dan uang itu
diperoleh dari kerja.
Artinya belum tentu
saya bisa menjamin
bisa membeli mobil itu,
bergantung waktu saya
mendapatkan uangnya.
Contoh lain, saya ingin
144. 121
Target yang tidak nyata
tadi saya kategorikan :
Jawabannya tidak bisa,
tapi Tukang bubur bisa
memiliki rumah mewah
dalam waktu lama
dengan cara menyisihkan
hasil jualan bubur setiap
hari. Target ini bisa
berubah menjadi tidak
baik karena ada imajinasi
yang dibisikan “syetan”
yang menggodanya
untuk “lebih cepat”
memiliki rumah mewah
itu dengan cara yang
tidak benar/instan,
menempuh berbagai
cara yang tidak halal
untuk meraihnya.
bahagia, apakah bahagia
itu nyata ? tidak nyata
karena hanya bisa
dirasakan saja, sedang
ingin bahagia itu semakin
tidak nyata. Kebahagiaan
itu ditentukan oleh saya
sendiri tapi bisa
dipengaruhi orang lain.
Pertama, target yang
“tidak mudah” diraih.
Seorang tukang bubur
ingin memiliki rumah
mewah, apakah bisa ?
145. 122
Kedua, target yang tidak
mustahil. Seorang tukang
bubur bisa memiliki
rumah mewah dengan
niat baik. Rumah mewah
itu buat membahagiakan
keluarga. Target itu
ditindaklanjuti dengan
percaya kepada Allah
bahwa Allah dapat
mengabulkan keinginan
nya jika tukang bubur
tadi berjualan jujur
dengan bubur yang
semakin enak , beribadah
dan beramal saleh serta
doa. Target memiliki
rumah mewah
itu bukan target
sebenarnya tapi target
nya adalah hanya
mengharapkan ridho
Allah lewat berjualan
bubur, ibadah, amal
saleh dan doa. Saat
Allah meridhoi apa yang
dikerjakan tukang bubur,
maka Allah Maha Tahu
isi hati tukang bubur
dan mengabulkan
keinginan hatinya untuk
memiliki rumah mewah.
Target ini tidak mudah
dan ada bisikan syetan
agar saya tidak dapat
Allah, tapi
146. 124
mengikuti arahan
syetan, bisa sombong
atau atau mengubah
arah dengan cara
instan karena tidak
sabar.
Sebenarnya Allah bisa
menjamin asal saya
mengikuti jalanNya.
Sebenarnya izin atas
pencapaian mutlak dari
Allah. Mengapa demikian
? Semua kunci keghaiban
milik Allah dan Allah
yang memegang
kuncinya, maka pantaslah
saya harus mengikuti
petunjuk Allah BUKAN
mengikuti godaan
syetan.
Pertama, tujuannya
sudah dikuasai syetan,
yang berdampak buruk
pada perilaku dan
hasilnya. Apakah syetan
bisa menjamin
pencapaian target saya
? Tidak, sedangkan
yang kedua adalah Zat
yang pasti menjamin
target saya dan janjinya
benar.
147. 125
berubah. Faktanya
banyak janji seperti itu
hanya sebentar saja
saya penuhi dan
selebihnya tidak.
Sebenarnya keinginan
inipun sudah disusupi
syetan yang seolah-olah
mengajak saya beriman.
Terus saya tidak boleh
memiliki keinginan dong
? Boleh saja, sebaiknya
keinginan yang sudah
ditetapkan disampaikan
kepada Allah mohon
izinNya.
Saya mudah tergoda
untuk menetapkan
keinginan berupa
materi, seperti, Apakah
keinginan memiliki harta
yang banyak, mobil
bagus, rumah mewah
dan kehidupan yang
mapan dapat dicapai
tanpa Allah ? Seringkali
saya berjanji dalam hati
setelah keinginan
tercapai saya mau
beriman dengan
berbagi dari apa saya
miliki. Inilah janji saya
yang juga tidak pasti
dan bisa
148. 126
Maka kerja untuk
keinginan saya mesti
dijalani sesuai petunjuk
Allah, yaitu cara-cara
yang benar sehingga
pencapaian target
berkah dan digunakan
untuk kebaikan di jalan
Allah.
Karena iman yang naik-
turun, maka saya masih
mencari sesuatu agar
keinginan bisa diraih.
Kondisi inilah membuat
saya tidak yakin dengan
apa yang seharusnya
saya lakukan. Keadaan ini
mengajak saya untuk
mengikuti jejak orang
sukses. Muncullah
training dan seminar
sukses yang “menjual”
ilmu yakin saja. Karena
resep yang ditawarkan
sudah saya ketahui.
Penawaran resep sukses
dengan instan, ada
pelatihan “resep mudah
jadi kaya”, “cara cepat
jadi kaya dan sukses”
serta resep lainnya.
Hanya karena tidak ada
149. 127
uang saja, saya tidak
mengikutinya. Banyak
orang yang tidak
percaya diri dengan
kemampuannya tergoda
untuk mengikutinya dan
bersedia membayar
tidak murah. Mengikuti
pelatihan dan konsultasi
karena percaya resep itu
sudah pernah dijalani.
Ada pelatihan motivasi,
dengan kalimat “saya
bisa” atau “saya luar
biasa”. Suasana itu
membuat saya semakin
yakin untuk sukses. Tapi
setelah pulang dari
pelatihan itu, saya mulai
menerapkan dan bisa
menjaga semangat untuk
menjalaninya. Beberapa
hari kemudian, semangat
dan motivasinya tidak
semakin baik.
Semakin banyak orang
yang tidak yakin atau
tidak tahu membuat
bisnis ini berkembang
dan menjadi sebuah
kebutuhan. Tapi hasilnya
tidak semakin baik dan
150. 128
saya pun mulai melirik
resep sukses berikutnya
dan hasilnya pun sama.
Akhirnya saya menerima
keadaan dan tidak
melakukan resep
apapun, yang saya
lakukan hanyalah
aktivitas rutin di kantor
dan di rumah.
Apakah resep sukses si A
yang katanya bisa bikin
orang sukses itu bisa
mengantarkan saya
sukses ? Resep sukses si
A tentulah berdasarkan
latarbelakang
pendidikan, keluarga dan
kemampuan si A.
Padahal resep sukses si A
tidak sekedar mengajar
kan kesuksesan tapi
kesuksesan dibarengi
berbagai ketidaksukses
an (tidak diceritakan).
Ketidaksuksesan itu tidak
pernah diikutkan dalam
resep sukses si A.
Iya ya, bagaimana
dengan keadaan berikut
ini :
Resep sukses Si A
BUKANlah berarti resep
sukses si A yang mutlak
kebenarannya yaitu
151. 129
resep dan hasilnya
(sukses). Apakah saya
menerapkan penuh
dengan mengorbankan
karakter yang baik dari
saya ? BUKAN berarti
kita “bekerja” seolah
kepada si A. Tentunya
Bukankah si A yang
memberikan hasil
kesuksesan. Apakah si A
bisa menjamin dengan
resep suksesnya ?
Resep sukses si A
BUKAN sekedar resep
saja tapi memerlukan
penerapan sesuai
karakter saya. Bahasa
komputernya, resep
sukses itu ibaratnya
program yang ingin
diinstall pada operating
sistem (karakter) saya.
Tidak sukses bukan
berarti programnya
tidak baik tapi tidak
sesuai dengan karakter
saya. Jadi setiap resep
sukses si A memerlukan
penyesuaian sesuai
karakter. Bayangkan
saya yang ingin sukses
hanya dengan
152. 130
mengikuti resep si A.
Apakah saya dan si A
memiliki semua
latarbelakang yang
SAMA ? Pasti berbeda.
Pendidikan, kemampu
an, keluarga dan
sebagainya berbeda.
Saya yakin bahwa
meniru resep sukses si
A itu semakin membuat
konflik yang besar
karena ketidaksesuaian
antara resep sukses si A
dengan kondisi
(karakter) saya BUKAN
malah mengantarkan
saya kepada kesuksesan.
Ada yang bilang,”saya
bisa sukses kok dengan
resep si A”. Beneran ? Iya,
tapi yakinkah saya
menerapkan sempurna
resep si A ? Iya sih
beberapa hal dari resep
si A saya tambahkan/
modifikasi/kurangi.
Bahwa semua resep
sukses itu sudah tahu
dan paham. Hanya tidak
yakin. Jika saya bertanya
”Bagaimana caranya saya
bisa sukses ?”
153. 131
Jawaban saya adalah :
1. Menetapkan tujuan
2. Kerja keras
3. Bertanggung jawab
4. Kreatif dan inovasi
5. Sikap & pikiran positif
6. Jujur dan amanah
7. Sehat
8. Ada modal uang
9. Punya ilmu
10. Komunikatif
11. Disiplin
12. Konsisten
13. Mengukur &
evaluasi
mesti juga semangat.
Periksa resep sukses
yang ditawarkan, bisa
jadi 95% sama dengan
resep saya. Berbeda
pada detail aktivitasnya,
misalkan Disiplin menjadi
berbeda setiap orang
ada yang tepat waktu
dalam segala hal tapi ada
juga disiplin itu berarti
sebelum waktunya. Jika
demikian saya pun layak
membuat resep sukses
sendiri. Artinya resep
sukses saya hanya untuk
diri saya sendiri. Resep
Sukses si A resep yang
dijalani si A dengan latar
belakang si A
154. 132
Resep Sukses saya
resep yang dijalani saya
dengan latar belakang
dan karakter saya.
Artinya resep sukses itu
dimiliki setiap orang dan
berbeda (aktivitasnya).
Sekarang tergantung
saya mau percaya
dengan resep sukses
orang lain atau resep
sukses dari diri saya
sendiri. Bertanyalah pada
diri sendiri, “bagaimana
saya bisa sukses
sekarang ?”. Solusinya
adalah keyakinan pada
diri sendiri. Resep sukses
apapun bisa membuat
setiap orang bisa sukses.
Bagaimana perasaan
saya terhadap resep
sukses ? Ada
SEMANGAT.
SEMANGAT inilah yang
membuat saya yakin
dan menjalaninya.
Makna Uraian di atas :
Pertama, TARGET
menjadi tidak kuat
karena memang “ghaib”
atau “imajinatif” maka
155. 133
sangat relatif untuk
dicapai terhadap waktu
dan kemampuan.
Kedua, Setiap TARGET
memerlukan kerja yang
mesti saya lakukan.
Belum tentu kesesuaian
apa yang saya kerjakan
bisa mencapai TUJUAN,
karena kesesuaian itu
pun saya sendiri
ciptakan.
Ketiga, siapakah yang
bisa menjamin TARGET
itu tercapai ?
Jawaban ini tidak pernah
ada, tapi saya hanya
yakin untuk terus kerja.
Dalam hati saya ada doa
untuk berharap
dikabulkan. Bukankah
dengan apa yang saya
lakukan, sebenarnya saya
sudah menjawab dalam
hati bahwa Allahlah yang
menjamin atau memberi
terpenuhi TUJUAN saya.
Tapi sekali lagi, saya fokus
pada apa yang
dikerjakan dan doa
sebagai pelengkap.
156. 134
Keempat, Apakah resep
sukses yang saya ikuti
menjamin saya juga
sukses ?? Tidak ada
yang menjamin itu.
Tanpa disadari saya
telah membuat resep
sukses sendiri,
mengikuti dan
menggabungkan
(menyesuaikan dengan
pribadi saya).
Kelima, saya memiliki
resep sukses sendiri,
apakah saya PD
(percaya diri) dan mau
menjalaninya ???
Tidak ada yang
menjamin saya dapat
meraih tujuan saya dan
ada doa yang saya
sampaikan agar tujuan
saya dapat dicapai. Itu
artinya ada Dzat yang
mengabulkan doa saya.
Dialah yang menjamin
saya bisa sampai di
tujuan.
159. 13
7
Apa hubungan beriman,
semangat dan sukses
(meraih tujuan) ? Saya
ingin hubungkan dengan
logis. Ada apa dengan
orang yang berjuang di
jalan Allah ? Berjuang di
jalan Allah karena
mereka percaya
(beriman) kepada Allah.
Mereka itu adalah Nabi
Muhammad Saw, Para
Sahabat Nabi, Orang-
orang yang mengikuti
Allah dan Rasulnya. Saya
ingat kembali orang-
orang yang beriman
dari buku cerita sejarah
Islam, mereka beramal
saleh, mengamalkan
petunjuk Allah (“resep
sukses Allah baik dari Al
Qur’an dan Hadist”)
sehingga mereka
mendapatkan
“kesuksesan” berupa
kemenangan dan
kebahagiaan. Banyak
muslim yang bener,
yang hebat dalam
bidangnya, banyak
muslim pula yang
memimpin di zamannya
160. 138
Percayalah semua
“kesuksesan” yang
berupa kemenangan
dan kebahagiaan itu
merupakan balasan dari
Allah atas apa yang
mereka kerjakan yaitu
percaya kepada Allah,
dengan menjalankan
perintahNya.
Allah yang pasti benar).
Rezeki yang mereka
terima dari Allah,
menambah mereka
bersemangat untuk
banyak beramal saleh
lagi dengan rasa syukur
dan berbagi (sedekah).
Senyum yang luar biasa
dalam beribadah,
bersedekah atau berbagi,
senyum dan semangat
juang mereka dalam
berbisnis. Sudahkah saya
melihat bahwa hanya
dengan beriman kepada
Allah maka semangat itu
Mereka memiliki daya
juang yang tak pernah
habisnya, mereka
mempunyai semangat
yang luar biasa karena
percaya kepada Allah
(kepada janji-janji
161. 13
9
Hadir. Saya ingat
sewaktu bersemangat
puasa karena percaya
Allah membalas dengan
ampunanNya. Saya
semangat berpuasa di
bulan Ramadhan karena
menyakini Bulan
Ramadhan (bulan
puasa) yang menjadi
bulan yang lebih baik
dari 1000 bulan.
Saya pun bersemangat
shalat (rasa optimis)
untuk memohon
pertolongan Allah.
Berharap Allah memberi
yang semakin baik.
Saya juga merasa
bahagia saat berbagi
dengan ikhlas ? Ada
semangat untuk terus
berbagi lagi.
Saya juga sangat
bersemangat untuk
beramal saleh karena
percaya kepada Allah,
saat membayangkan
kematian datang atau
dapat merasakan melihat
kematian saudara/orang
tua/teman atau
merenungkan usia yang
semakin lanjut ?
162. 140
Saya dapat merasakan
semangat yang pernah
saya alami dulu, ternyata
semangat itu luar biasa
mempengaruhi saya
kerja … Allahlah yang
memberikannya ketika
saya menyakiniNya,
”saya beriman kepada
Allah, sayapun
bersemangat”.
memiliki kemampuan
dan ilmunya ?? “iya ya,
saya yakin bahwa
Allahlah yang
memunculkan semangat
sehingga memiliki energi
dan menuntun saya
menjadi tahu dari tidak
tahu sebelumnya atau
menjadi bisa dari yang
tidak bisa sebelumnya”.
Saya bisa bayangkan
betapa ar Rahman dan
ar Rahiim, Allah selalu
memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada saya,
Jika saya bertambah
imannya,
Apa benar begitu ? Saya
mengingat kembali
sewaktu kerja dulu. Ada
beberapa kejadian, saya
mendapatkan ide atau
solusi padahal saya tidak
163. 141
Insya Allah bertambah
kebaikan pada saya.
Untuk menyakinkan
saya, saya ingin
mendalami lebih lanjut
hal berikut ini :
Semangat itu bisa
diciptakan oleh saya,
seiring waktu semangat
itu bisa naik dan turun.
Saya sendiri yang bisa
menaikkan semangat
itu. Apakah semangat
itu bergantung pada
kesehatan dan kejiwaan
saya terutama perasaan
dan emosional saya ??
Saat saya sehat memang
saya bisa bersemangat,
tapi tidak ada semangat
saat tidak sehat.
Adakalanya semangat itu
mengubah tidak sehat
menjadi sehat dengan
terus beraktivitas
menjadikan saya semakin
sehat (tidak sakit lagi).
Semangat itu bisa terus
dijaga dengan
memelihara kesehatan
lewat aktivitas dan
istirahat yang cukup
serta mengelola pola
makan yang sehat.
164. 142
Apakah kesehatan saya
selalu bisa membangkit
kan dan memelihara
semangat saya ? Tidak
selalu. “Orang sehat
belum tentu semangat,
tapi orang yang
semangat pasti
menyehatkan”. Saya
bersemangat karena
memiliki target, tapi
semua orang juga
mempunyai target dan
mereka belum tentu
bersemangat. Saya
perhatikan, ada orang
yang semangat ingin
meraih targetnya dan
banyak orang pula yang
tidak bersemangat.
Apakah target saya yang
“tidak kuat” untuk
mendorong saya
bersemangat ??? Saya
sudah melakukan
penguatan target itu
dengan membuat
afirmasi berbagai cara
(menempel tulisan di
kamar dan ikut pelatihan
dan konsultasi). Target
yang kuat telah mampu
menggerakkan saya
untuk kerja luar biasa.
165. 143
Tetap saja semangat itu
berubah-ubah dan
sangat relatif dalam
mendorong kerja. Saat
saya menghadapi hal
yang belum selesai atau
hasil yang tidak sesuai
target menjadikan kerja
saya “tidak
menggembirakan” dan
dampaknya semangat
pun turun.
Bukankah Target itu
sendiri sangat relatif, bisa
jadi Target itu sudah tidak
bernilai lagi atau
berkurang nilainya di
masa depan sehingga
membuat saya tidak
bersemangat lagi untuk
meraihnya. Apalagi saat
Target itu dibandingkan
dengan orang disekitar
saya yang jauh lebih
tinggi targetnya dan bikin
saya minder. Terus
apakah saya harus
membuat target hebat
dan besar seperti
Apakah Target selalu
memberi semangat ?
Pasti iya jawabannya,
apalagi target itu sangat
kuat ingin diraih secara
emosional. Bener ?
166. 144
peribahasa berikut
“buatlah cita-citamu
setinggi langit” ??
Apakah saya yakin
dengan Target yang
tinggi banget ??
Mampukah saya ?
beriman dan jalani
TARGET dari Allah
dengan Mengikuti
petunjukNya. Masihkah
saya tidak yakin ?? Tidak
berani menjalaninya
karena memang iman ini
belum kuat, karena masih
didominasi kehidupan
dunia dengan segala
kesenangan yang bikin
saya ingin menikmatinya.
Saya percaya maka Allah
memberikan semangat
yang kuat di hati
Saya berpikir logis saja
dan percaya kepada
Allah, maka saya
percaya bahwa Allah
menciptakan TARGET
untuk manusia, “tidak
diciptakan jin dan
manusia untuk
beribadah/mengabdi
kepadaNya”. Saya
167. 145
untuk mengamalkan
apa yang diperintahkan
Nya, untuk
mengerjakan secara
konsisten. Mengapa
saya tidak menemukan
semangat yang sejati
itu ? Saya hanya butuh
“percaya kepada Allah”
maka saya
bersemangat. Janji
Allah dalam Al Qur’an.
Siapa saja yang menuju
TARGETNya dan
melakukan sesuai
petunjuk Allah maka
Allah membalas
dengan yang lebih baik
di dunia dan di akhirat.
Saya selalu ingat Allah
maka Allahpun ingat
saya dengan memberi
ketenangan di hati, saya
bersedekah maka Allah
balas 10 kali lipat apa
yang saya sedekahkan,
Saya taat kepada Allah
maka Allah cukupkan
kehidupan di dunia dan
banyak lagi.
Bisa jadi saya sudah
merasakannya tapi
masihkah saya mencari
selain Allah ????
168. 146
1. Apakah saya masih
ingin memiliki target
sendiri ? TARGET ciptaan
saya sendiri yang belum
tentu baik buat saya dan
bisa dipengaruhi oleh
bisikan syetan. TARGET
yang baikpun dapat
dibelokkan oleh syetan
dengan angan-angan
kosong.
2. Untuk mencapai
TARGET tentulah ada
yang menjanjikan,
pernahkah saya berpikir
siapa yang bisa
memenuhi janji dari
TARGET saya ??? Saya
sendiri, apakah mungkin
saya yang mengerjakan
dan memberikan
hasilnya ? Atau janji itu
dipenuhi oleh kualitas
dan kuantitas kerja saya.
Sedangkan TARGET dan
kerja saya pun diciptakan
dengan apa yang ada di
pikiran, apa hubungan
kerja dan TARGET itu
pasti ? Apakah kerja saya
pasti dapat diraih ??? iya
dan tidak.
169. 147
3. Boleh saja saya
memiliki TARGET dari
diri sendiri atau dari
rangsangan luar, apa
yang harus saya lakukan
? Yakini bahwa TARGET
itu menuntut kerja yang
sesuai lalu installlah ke
dalam karakter saya
sendiri.
mengikuti caraNya. Allah
pun sudah memberikan
caraNya lewat petunjuk
Al Qur’an. Petunjuk Al
Qur’an adalah RESEP
SUKSES yang benar yang
mau tidak mau saya ikuti.
Ada RESEP SUKSES selain
dari Allah ?
5. Bagaimana dengan
Target yang mutlak ? Apa
yang mutlak itu ?? Yang
mutlak adalah Allah Swt,
Pencipta alam semesta
termasuk diri saya, Allah
Maha Tahu tentang saya,
Allah Maha Mengatur
4. Terakhir bayangkan
saja, gantilah TARGET
saya itu dengan TARGET
kepada Allah. Bukankah
dengan TARGET kepada
Allah maka Allahlah yang
menjamin asal saya
170. 148
alam semesta ini, Allah
Maha Tahu mana yang
benar dan mana yang
tidak benar, Allah Maha
Pemberi Petunjuk yang
mutlak kebenarannya ….
dan Allah juga Maha
Tahu Target yang benar
untuk saya dan sekaligus
Allah Maha Tahu apa
yang seharusnya saya
kerjakan (resep sukses)
dan Allah juga Maha
Mengabulkan doa apa
yang saya mohokan.
Allah meliputi saya
sendiri, meliputi yang
saya kerjakan dan
meliputi alam semesta
ini.
6. Mengapa Allah yang
mutlak itu dijadikan
Tujuan saya ?
a. Allah adalah Target
akhir dari perjalanan
hidup saya. Targetnya
adalah sampai mati.
Maka konsekuensinya
apa pun yang saya
kerjakan menuju Tujuan
akhir kehidupan saya.
Hebatnya lagi apa yang
saya kerjakan itu
171. 149
melakukan kerja yang
benar sepanjang hidup
(sampai mati) karena
Target akhir itu adalah
mengharap kebaikan di
akhirat. Referensi itu
dapat saya ketahui dan
pahami karena saya
percaya dan membaca
petunjukNya.
b. Allah sebagai Target,
maka Target tercipta
karena saya percaya
kepada Allah dengan
segala keMahaanNya
(kebesaran, kekuatan
dan kekuasaanNya). Allah
memberikan petunjuk
benar untuk “sukses di
dunia dan di akhirat”.
Petunjuk itu berupa
langkah-langkah yang
harus saya lakukan yang
terdapat dalam Al Qur’an
dan Hadist yang bisa saya
bilang sebagai resep
sukses Allah. Yakinkah
saya dengan resep sukses
Allah yang mutlak
hasilnya ?? saya yakin,
Allah tidak hanya
memberi resep sukses
tapi Allah pula yang
172. 150
menjamin hasilnya
(kesuksesan yang saya
ingin capai).
Semangat kerja itu
terwujud dalam amal
saleh (amal = perbuatan
dan saleh = baik dan
benar, amal saleh itu
adalah kerja yang baik
dan benar yang sesuai
petunjuk Allah). Apakah
saya tidak bersemangat
shalat hari ini untuk
kematian saya, yang bisa
terjadi kapan saja ?
Apakah saya tidak
bersemangat kerja ikhlas
untuk catatan di dunia
dan di akhirat ? Apakah
saya
c. Allah sebagai Target,
memberi ketenangan
jiwa (bahagia) dan tidak
khawatir atas kehidupan
dunia. Suasana ini
membuat saya
bersemangat untuk
mengerjakan apa yang
diperintahkan Allah. Saya
beriman dan Allah
memberi semangat kerja
(hidup), maka Allah itu
selalu mendampingi
saya
173. 150
Apakah saya tidak
bersemangat istiqamah
untuk janji Allah yang
mutlak kebenarannya ?
Apakah saya tidak
bersemangat untuk
sabar agar Allah selalu
mendampingi saya ?
Tentunya saya tidak
ingin menyia-nyiakan
waktu yang Allah
berikan untuk
bersemangat karena
saya percaya.
d. Apa target saya yang
sebenarnya, jika target
saya adalah Allah.
Allah menjelaskan dalam
Al Qur’an bahwa Tujuan
saya sama dengan
Tujuan diciptakannya
manusia, yaitu “Tidak
diciptakannya jin dan
manusia untuk mengabdi
kepada Allah”. Maknanya
Allah menciptakan tujuan
saya BUKAN lagi saya
yang menciptakan tujuan
saya sendiri karena saya
adalah makhluk yang
diciptakan Allah. Allahlah
yang berhak untuk
mempunyai tujuan
terhadap
174. 151
apa Allah ciptakan.
Apakah saya masih
berhak menciptakan
tujuan sendiri ??
Jawabannya tidak perlu..
Bagaimana dengan
kehidupan dunia yang
saya jalani ? Apakah
saya tidak pengen
membeli rumah, pengen
sukses dan sebagainya ?
Tujuan Allah itu baik buat
saya. Fakta membuktikan
bahwa dengan
dicapainya Tujuan saya
mudah membuat saya
sombong. Saya jadi kaya
membawa saya
berperilaku buruk.
Sebaliknya di saat saya
rendah hati untuk
mengabdi kepada Allah
maka saya mendapatkan
kebaikan dan keberkahan
yang membawa saya
bahagia.
* Apakah Tujuan Allah
itu tidak baik buat saya ?
Jika melihat Tujuannya
saja seolah tidak sesuai
dengan tujuan saya, tapi
* Apa sih Target saya ?
Pengen mobil atau
175. 152
Pengen sukses? Perhati
kan ternyata siklus dari
target Allah itu bekerja.
Jika saya menjalani
Tujuan Allah yaitu
mengabdi kepadaNya
dengan percaya dan
beramal saleh. Allah
menjanjikan kebaikan di
dunia dan di akhirat,
hidup dengan rezeki
yang berkah dan
ketenangan (kebahagian)
bersama Allah. Bukan
berarti saya hanya
beribadah dan beramal
saleh saja
, tapi amal saleh yang
sebenarnya adalah kerja
apa saja mulai bangun
tidur sampai tidur lagi,
termasuk kerja di kantor
atau kerja berbisnis. Allah
Swt memerintah kan saya
mengabdi dengan amal
saleh. Balasannya janji
kebaikan di dunia
(seperti dicukupkan
rezekinya, disehatkan,
dipintarkan dan diberi
kelapangan hidup).
Bagaimana dengan saya
? Saya menciptakan
terlebih
176. 153
dahulu, Tujuan yang
dimata Allah adalah janji
balasan atas apa yang
saya kerjakan, dan saya
baru berpikir apa yang
saya kerjakan untuk
mencapai Tujuan.
dengan amal saleh yang
selalu semakin baik
maka Allah memberikan
balasanNya. Balasan
Allah itu adalah hasil
dan sedangkan ibadah
dan amal saleh itu
adalah proses. Saya
tidak berhak atas hasil
karena Allah berkuasa.
Allah membuat formula :
Mengabdi (ibadah dan
amal saleh), Untuk bisa
beribadah dan beramal
saleh manusia telah
diberikan modal (nikmat)
berupa tubuh (pikiran,
emosional, jiwa dan fisik)
untuk disyukuri.
Bersyukur
Manusia menginginkan
formula :
Menciptakan Tujuan
agar bersemangat untuk
bekerja. Tujuan saya itu
adalah hasil
177. 154
yang saya ciptakan
sendiri, apakah saya bisa
menjaminnya ? sangat
tergantung atas kerja.
Apa yang harus saya
kerjakan ? Saya
mengerjakan apa yang
saya ketahui saja, dan
terus belajar untuk hal
yang belum saya ketahui.
Saya fokus pada proses
kerja dan kepunyaan
Allah hasilnya. mengapa
saya masih ngotot
menciptakan Tujuan ?
dan masihkah saya
ngotot untuk yakin atas
kerja saya sekarang
dalam meraih tujuan
saya ?
Renungkan, Saya iman
kepada Allah, pastilah
saya percaya dengan
petunjuk Allah (Al Qur’an
dan Hadist). Iman itu
menghadirkan semangat
bersyukur lewat amal
saleh, merupakan zikir
saya kepada Allah.
Kesibukan zikir itu
membuat saya tidak
sempat memikirkan
inginkan (Tujuan
178. 155
saya) dan Allah yang
Maha Tahu isi hati saya
daripada saya sendiri
dapat memenuhi Tujuan
saya sebelum Tujuan
terucap kepada Allah.
apa yang sudah saya
kerjakan, apakah saya
memang tetap
menginginkan hasilnya ?
Sikap ini mengurangi
nilai keikhlasan ?
Bukankah ikhlas itu
berharap hanya kepada
Allah ? Apa yang Allah
berikan sampai saat ini
(sesuai atau belum/tidak
sesuai keinginan adalah
nikmat yang baik. Yang
baik menurut Allah pasti
baik buat diri saya, baik
untuk kehidupan saya di
dunia dan baik untuk
* Bagaimana balasan
Allah yang saya tunggu
tidak terjadi padahal
saya sudah mengabdi ?
Balasan Allah itu pasti
dan Allah tidak
menyebutkan waktunya,
maka Allah mengajak
introspeksi diri agar
selalu menyempurnakan
179. 156
hasil yang semakin baik
di akhirat. Allah tidak
melarang keinginan
saya (membuat Tujuan
saya sendiri), tapi Allah
mengingatkan bahwa
keinginan saya itu
cenderung membawa
keburukan kecuali yang
dirahmati Allah. Jika
saya memiliki Tujuan
sendiri, maka mesti saya
sampaikan kepada Allah
dalam shalat dan doa
untuk dirahmati. Ada
yang lebih baik untuk
dirahmati adalah
mengabdi kepada Allah.
* Kata mengabdi adalah
beribadah dan beramal
saleh. Saya mengabdi
dengan amalan “jujur”.
Jujur kerja membuat saya
dipercaya dan diberi
amanah. Apakah
amanah sebagai
pemimpin karena jujur
tidak sesuai dengan
keinginan hati saya
(Tujuan saya) ? Apakah
dipercaya dengan
diberikan pekerjaan yang
membawa saya kepada
rezeki Allah tidak sesuai
180. 157
dengan keinginan hati
saya (Tujuan saya) ?
Apakah dengan jujur
bisa membuat banyak
teman ? Apakah rezeki
yang baik tidak sesuai
dengan keinginan hati
saya (TUjuan saya) ?
dalam menghadapi
sesuatu (orang sabar) ?
Bagaimana dengan
orang yang ulet dan
gigih (yang Allah katakan
sebagai orang yang
istiqamah) ?
Bagaimana sikap saya
yang selalu berpikir
positif ? Bagaimana
dengan orang yang
pintar (menguasai ilmu
& hikmah) ? bagaimana
dengan orang yang
tidak terburu-buru
(tenang)
Bahkan saat saya
beribadah dan beramal
saleh, Allah membuat
saya bahagia.
Kebahagian ini sudah
cukup dan membuat
saya tidak ingin lagi
hasilnya untuk didunia.
Rahmat Allah lebih baik
dari semua apa