Dokumen tersebut membahas tentang percobaan menggunakan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai California Bearing Ratio (CBR) tanah. DCP digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar dengan mencatat penetrasi konus setelah menerima tumbukan palu. Data penetrasi dan tumbukan kemudian diolah untuk menentukan nilai CBR lapangan pada titik yang diuji.
1. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 1
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
BAB IV
DYNAMIC CONE PENETROMETER
7.1 Tujuan Percobaan
Percobaan ini digunakan untuk mengetahui nilai CBR yang ada pada
tanah asli, sedangkan percobaan alat ini hanya untuk mendapat kekuatan
tanah timbunan.
7.2 Teori Ringkas
Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah asli,
permukaangalian, atau permukaan tanah timbunan yang merupakan
permukaanuntuk perletakan bagian–bagian perkerasan lainnya. Fungsi
tanah dasar adalah menerima tekanan akibat beban lalu lintas yang ada
diatasnyaoleh karena itu tanah dasar harus mempunyai kapasitas daya
dukungyang optimal sehingga mampu menerima gaya akibat beban lalu
lintastanpa mengalami kerusakan.
Pada umumnya perencanaan jalan raya, bandar udara serta
pekerjaan kontruksi yang luas lainnya di Indonesia khususnya di
Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum di daerah
menggunakan nilai CBR (California Bearing Ratio) dalam menentukan tebal
perkerasan. Data CBR dapat digunakan untuk mengevaluasi perlunya
pemeliharaan dan peningkatan perkerasan. Dalam upaya mendapatkan
data CBR di lapangan, dapat dilakukan penentuan nilai CBR di tempat (in
2. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 2
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
situ) secara konvensional (SNI 03- 1738-1989), namun cara ini memerlukan
waktu yang relatif lama dan peralatan CBR Laboratorium yang relatif mahal
(SNI 03-1744- 1989). Cara lain yang relatif baru tetapi sudah diterapkan di
lapangan adalah dengan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
stratifikasilapisan tanah dan kapasitas dukung lapisan sub-permukaan
tanah adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dan California
Bearing Ratio (CBR). DCP atau Dynamic Cone Penetration adalah alat
yang digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung
ditempat. Daya dukung tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan
pengolahan atas hasil test DCP yang dilakukan dengan cara mengukur
berapa dalam (mm) ujung konus masuk ke dalam tanah dasar tersebut
setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batang utamanya.
Korelasi antara banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung konus dari alat
DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar
pada titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap
tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian dengan
menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang setelah diolah akan
menghasilkan CBR lapangan tanah dasar pada titik yang ditinjau.
Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting
dalammendukung suatu konstruksi seperti jalan, bangunan gedung ,
jembatan dan sebagainya. Khusus untuk perencanaan jalan raya kekuatan
3. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 3
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
tanah dasar ditandai dengan meningkatnya nilai California Bearing Ratio
(CBR) dari tanah tersebut. Untuk mendapatkan nilai CBR dari tanah dasar
tersebut dapat digunakan alat Dinamic Cone Penetration (DCP), yaitu alat
yang digunakan untuk mengevaluasi nilai California Bearing Ratio (CBR)
pada pekerjaan konstruksi jalan.
Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRL (Transport and
Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkan
di Indonesia sejak tahun 1985/1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan,
dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data
kekuatan tanah sampai kedalaman kurang lebih 70 cm di bawah
permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian
ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konusyang tertentu dimensi
dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang
berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
Pengujian dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow)dan
penetrasi dari konus (kerucut logam) yang tertanam padatanah/lapisan
pondasi karena pengaruh penumbuk kemudian dengan menggunakan
grafik dan rumus, pembacaan penetrometer diubah menjadi pembacaan
yang setara dengan nilai CBR.
Dalam peraturan ASTM D6951 / D6951M (2009)
dikemukakan bahwa pemilihan korelasi yang tepat adalah tergantung
4. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 4
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
kepada penilaian profesional pengguna. Namun, USACE (US Army Corps
of Engineers) merekomendasikan rumusan yang dipakai adalah
persamaan yang dikembangkan oleh Webster dkk (1992) dan kemudian
dimodifikasi untuk CL dan CH tanah,Webster dkk (1994). Dengan ujung
konus yang dipakai adalah dengan keruncingan sudut 60 derajat, dan ini
berlaku untuk semua gradasi butiran tanah, baik untuk tanah berbutir halus
(tanah asli dilapangan) maupun tanah berbutir kasar (agregat untuk lapisan
pondasi jalan raya). Penelitian sejumlah peneliti diberbagai negara
menghasilkan rumusan Korelasi Nilai DCP-CBR dan menjadi suatu
rumusan yang adopsi oleh masing-masing Negara . Negara kita Indonesia
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum (sekarang,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) No. 04/SE/M/2010
tentang Pemberlakukan Pedoman Cara Uji California Bearing Ratio (CBR)
dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP), ditetapkan dua rumusan
Korelasi DCP-CBR.
Log10 CBR = 2.8135 – 1.313 Log10DCP(mm)
Untuk tanah berbutir halus, kelancipan konus 600
Log10 CBR = 1.3520 – 1.125 Log1 DCP(cm )
Untuk tanah berbutir kasar, kelancipan konus 300
5. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 5
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.3 Spesifikasi Peralatan
1. Penumbuk berat 8 kg dan tinggi jatuh 575 mm.
2. Konus Baja dengan diameter 2 mm kemiringan 60°
6. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 6
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
3. Mistar penetrasi
4. Stang penetrasi
7. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 7
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.4 Prosedur Percobaan
1. Penetrometer yang telah ditarik diletakkan di atas permukaan tanah
yang akan diperiksa.
2. Alat ini diletakkan sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi
vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan
pengukuran yang relatif besar.
3. Posisi awal penunjukan mistar (X1) dibaca dalam satuan terdekat.
Penunjukan nilai X0 karena nilai X0 akan diperhitungkan pada nilai
penetrasi.
4. Palu penumbuk diangkat sampai menyentuh pemegang, lalu
dilepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan ini
menyebabkan konus menembus tanah di bawahnya.
5. Posisi penunjukan pada blangko data untuk tumbukan n = 1.
6. Prosedur di atas di lakukan berulang kali sampai batas kedalaman
lapisan yang akan diperiksa.
7. Data X1,X2,X3,... dimasukkan pada blangko data antara nilai X1 dan
X3.
8. Nilai penetrasi diisi pada blangko data yaitu selisih antara nilai Xa
dan Xb.
8. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 8
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
9. Nilai tumbukan diisi per 25 mm dengan rumus :
25
𝑋𝑛 − 𝑋0
. 𝑛
10.Dengan menggunakan grafik 1 tentukan nilai CBR yang
bersangkutan dengan cara sebagai berikut :
Angka tumbukan per 25 mm dimasukkan pada skala mendatar.
Tarik garis vertikal ke atas sampai memotong grafik.
Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri
sampai memotong skala vertikal.
Masukkan nilai CBR pada blangko data.
11.Dengan menggunakan grafik 2, tentukan nilai CBR dengan cara
sebagai berikut :
Angka yang menunjukkan nilai tumbukan dimasukkan / diplotkan
pada skala mendatar.
Tarik garis vertikal ke atas.
Angka penetrasi dimasukkan pada skala vertikal.
Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri
sampai memotong skala vertikal.
Titik perpotongan tersebut menunjukan nilai CBR – nya.
9. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 9
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Masukkan nilai CBR pada blangko data.
12.Ambil harga CBR terkecil di antara nilai CBR yang di peroleh melalui
grafik tersebut.
10. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 10
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.5 Alur Bagan Penelitian
Angkat palu penumbuk lalu biarkan jatuh bebas, sehingga
konus akan turun dan menembus kedalam tanah
Lakukan tumbukan selama beberapa kali berdasarkan jumlah
ketentuan pada tabel isian hingga mencapai tanah keras dan
tidak lagi mengalami penurunan pada konus
Catat dan amati kedalam untuk setiap jumlah tumbukan
yang telah ditentukan
Lakukan langkah yang sama untuk lokasi lain
Analisa data
Kesimpulan dan Saran
Letakkan alat tegak lurus secara vertikal diatas permukaan
tanah
Tentukan lokasi yang akan diambil nilai CBR tanahnya
Siapkan Alat DCP
Mulai
Selesai
11. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 11
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.6 Analisis Data
7.6.1 Uraian Perhitungan
Lokasi 1
8,6
5
= 1,72 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,720 )
= 2,504 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 319,34 %
19
10
= 1,90 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,900 )
= 2,447 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 280,22 %
25
15
= 1,67 mm
2,504
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
Log CBR
2,447
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
12. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 12
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,667 )
= 2,522 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 332,82 %
29,1
20
= 1,46 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,455 )
= 2,600 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 397,80 %
32,9
25
= 1,32 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,316 )
= 2,657 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 453,85 %
Kumulatif Pukulan
2,657
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
=
Log CBR
=
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,600
Log CBR
2,522
DCP 20
13. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 13
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 2
7
5
= 1,40 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,400 )
= 2,622 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 418,44 %
15
10
= 1,50 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,500 )
= 2,582 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 382,20 %
45
15
= 3,00 mm
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Kumulatif Pukulan
2,582
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
=
Log CBR
2,622
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
=
Log CBR
14. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 14
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,000 )
= 2,187 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 153,83 %
63
20
= 3,15 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,150 )
= 2,159 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 144,28 %
80
25
= 3,20 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,200 )
= 2,150 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 141,33 %
=
Log CBR
2,150
=
Log CBR
2,159
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Log CBR
2,187
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
15. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 15
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 3
12
5
= 2,40 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,400 )
= 2,314 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 206,20 %
24
10
= 2,40 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,400 )
= 2,314 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 206,20 %
37
15
= 2,47 mm
=
2,314
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,314
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
16. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 16
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,467 )
= 2,299 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 198,91 %
57
20
= 2,85 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,850 )
= 2,216 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 164,55 %
72
25
= 2,88 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,880 )
= 2,210 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 162,30 %
=
Log CBR
2,210
=
Log CBR
2,216
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Log CBR
2,299
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
17. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 17
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 4
5,5
5
= 1,10 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,100 )
= 2,759 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 574,32 %
16,5
10
= 1,65 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,650 )
= 2,528 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 337,24 %
22
15
= 1,47 mm
2,528
=
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
=
Log CBR
2,759
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
18. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 18
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,467 )
= 2,595 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 393,65 %
38
20
= 1,90 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,900 )
= 2,447 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 280,22 %
44
25
= 1,76 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,760 )
= 2,491 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 309,84 %
Log CBR
2,595
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,491
Log CBR
2,447
DCP 25 =
19. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 19
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 5
8,9
5
= 1,78 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,780 )
= 2,485 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 305,28 %
17
10
= 1,70 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,700 )
= 2,511 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 324,28 %
24
15
= 1,60 mm
=
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,511
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,485
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
20. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 20
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,600 )
= 2,545 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 351,15 %
35
20
= 1,75 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,750 )
= 2,494 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 312,17 %
42
25
= 1,68 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,680 )
= 2,518 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 329,36 %
2,494
Log CBR
2,545
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
=
Log CBR
2,518
23. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 23
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.6.3 Grafik Hasil Perhitungan
Grafik 7.1 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
Grafik 7.2 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
0
20
40
60
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 1
0
20
40
60
80
100
120
140
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 2
24. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 24
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Grafik 7.3 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
Grafik 7.4 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
0
20
40
60
80
100
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 3
0
20
40
60
80
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 4
25. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 25
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Grafik 7.5 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
0
20
40
60
80
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 5
26. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 26
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.7 Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1) Dari hasil praktikum DCP, kita dapat mengetahui nilai CBR
lapangan melalui grafik hubungan kumulatif tumbukan dan
kumulatif penetrasi, dan didapat nilai CBR dari pengujian 5 lokasi
didapat nilai CBR terbesar , yaitu:
1. Lokasi 1 berada di tumbukan ke-25 sebesar 453,85%
2. Lokasi 2 berada di tumbukan ke-5 sebesar 418,44%
3. Lokasi 3 berada di tumbukan ke-5 dan ke-10 sebesar
206,20%
4. Lokasi 4 berada di tumbukan ke-5 sebesar 574,32%
5. Lokasi 5 berada di tumbukan ke-15 sebesar 351,15%
2) Dari 5 lokasi berbeda, di dapatkan persentase kumulatif penetrasi
yang terjadi dari tiap – tiap pukulan terjadi perbedaan yang tidak
terlalu signifikan
27. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 27
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
B. Saran
1. Dalam melakukan pengujian perlu diperhatikan dengan
teliti prosedur pengujian.
2. Perlu dilakukan pengujian tambahan yang mendukung
terhadap hasil uji yang telah dilakukan.
3. Diperlukan ketelitian dalam pengukuran bahan serta
ketelitian dalam pembacaan data yang dihasilkan.
28. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 28
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.8 Dokumentasi Penelitian
Meletakkan alat secara vertikal
Mengangkat palu penumbuk
29. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 29
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Menjatuhkan palu penumbuk
Proses pembacaan nilai jumlah tumbukan