SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 1
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
BAB IV
DYNAMIC CONE PENETROMETER
7.1 Tujuan Percobaan
Percobaan ini digunakan untuk mengetahui nilai CBR yang ada pada
tanah asli, sedangkan percobaan alat ini hanya untuk mendapat kekuatan
tanah timbunan.
7.2 Teori Ringkas
Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah asli,
permukaangalian, atau permukaan tanah timbunan yang merupakan
permukaanuntuk perletakan bagian–bagian perkerasan lainnya. Fungsi
tanah dasar adalah menerima tekanan akibat beban lalu lintas yang ada
diatasnyaoleh karena itu tanah dasar harus mempunyai kapasitas daya
dukungyang optimal sehingga mampu menerima gaya akibat beban lalu
lintastanpa mengalami kerusakan.
Pada umumnya perencanaan jalan raya, bandar udara serta
pekerjaan kontruksi yang luas lainnya di Indonesia khususnya di
Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum di daerah
menggunakan nilai CBR (California Bearing Ratio) dalam menentukan tebal
perkerasan. Data CBR dapat digunakan untuk mengevaluasi perlunya
pemeliharaan dan peningkatan perkerasan. Dalam upaya mendapatkan
data CBR di lapangan, dapat dilakukan penentuan nilai CBR di tempat (in
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 2
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
situ) secara konvensional (SNI 03- 1738-1989), namun cara ini memerlukan
waktu yang relatif lama dan peralatan CBR Laboratorium yang relatif mahal
(SNI 03-1744- 1989). Cara lain yang relatif baru tetapi sudah diterapkan di
lapangan adalah dengan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
stratifikasilapisan tanah dan kapasitas dukung lapisan sub-permukaan
tanah adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dan California
Bearing Ratio (CBR). DCP atau Dynamic Cone Penetration adalah alat
yang digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung
ditempat. Daya dukung tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan
pengolahan atas hasil test DCP yang dilakukan dengan cara mengukur
berapa dalam (mm) ujung konus masuk ke dalam tanah dasar tersebut
setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batang utamanya.
Korelasi antara banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung konus dari alat
DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar
pada titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap
tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian dengan
menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang setelah diolah akan
menghasilkan CBR lapangan tanah dasar pada titik yang ditinjau.
Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting
dalammendukung suatu konstruksi seperti jalan, bangunan gedung ,
jembatan dan sebagainya. Khusus untuk perencanaan jalan raya kekuatan
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 3
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
tanah dasar ditandai dengan meningkatnya nilai California Bearing Ratio
(CBR) dari tanah tersebut. Untuk mendapatkan nilai CBR dari tanah dasar
tersebut dapat digunakan alat Dinamic Cone Penetration (DCP), yaitu alat
yang digunakan untuk mengevaluasi nilai California Bearing Ratio (CBR)
pada pekerjaan konstruksi jalan.
Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRL (Transport and
Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkan
di Indonesia sejak tahun 1985/1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan,
dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data
kekuatan tanah sampai kedalaman kurang lebih 70 cm di bawah
permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian
ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konusyang tertentu dimensi
dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang
berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
Pengujian dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow)dan
penetrasi dari konus (kerucut logam) yang tertanam padatanah/lapisan
pondasi karena pengaruh penumbuk kemudian dengan menggunakan
grafik dan rumus, pembacaan penetrometer diubah menjadi pembacaan
yang setara dengan nilai CBR.
Dalam peraturan ASTM D6951 / D6951M (2009)
dikemukakan bahwa pemilihan korelasi yang tepat adalah tergantung
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 4
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
kepada penilaian profesional pengguna. Namun, USACE (US Army Corps
of Engineers) merekomendasikan rumusan yang dipakai adalah
persamaan yang dikembangkan oleh Webster dkk (1992) dan kemudian
dimodifikasi untuk CL dan CH tanah,Webster dkk (1994). Dengan ujung
konus yang dipakai adalah dengan keruncingan sudut 60 derajat, dan ini
berlaku untuk semua gradasi butiran tanah, baik untuk tanah berbutir halus
(tanah asli dilapangan) maupun tanah berbutir kasar (agregat untuk lapisan
pondasi jalan raya). Penelitian sejumlah peneliti diberbagai negara
menghasilkan rumusan Korelasi Nilai DCP-CBR dan menjadi suatu
rumusan yang adopsi oleh masing-masing Negara . Negara kita Indonesia
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum (sekarang,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) No. 04/SE/M/2010
tentang Pemberlakukan Pedoman Cara Uji California Bearing Ratio (CBR)
dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP), ditetapkan dua rumusan
Korelasi DCP-CBR.
Log10 CBR = 2.8135 – 1.313 Log10DCP(mm)
Untuk tanah berbutir halus, kelancipan konus 600
Log10 CBR = 1.3520 – 1.125 Log1 DCP(cm )
Untuk tanah berbutir kasar, kelancipan konus 300
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 5
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.3 Spesifikasi Peralatan
1. Penumbuk berat 8 kg dan tinggi jatuh 575 mm.
2. Konus Baja dengan diameter 2 mm kemiringan 60°
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 6
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
3. Mistar penetrasi
4. Stang penetrasi
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 7
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.4 Prosedur Percobaan
1. Penetrometer yang telah ditarik diletakkan di atas permukaan tanah
yang akan diperiksa.
2. Alat ini diletakkan sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi
vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan
pengukuran yang relatif besar.
3. Posisi awal penunjukan mistar (X1) dibaca dalam satuan terdekat.
Penunjukan nilai X0 karena nilai X0 akan diperhitungkan pada nilai
penetrasi.
4. Palu penumbuk diangkat sampai menyentuh pemegang, lalu
dilepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan ini
menyebabkan konus menembus tanah di bawahnya.
5. Posisi penunjukan pada blangko data untuk tumbukan n = 1.
6. Prosedur di atas di lakukan berulang kali sampai batas kedalaman
lapisan yang akan diperiksa.
7. Data X1,X2,X3,... dimasukkan pada blangko data antara nilai X1 dan
X3.
8. Nilai penetrasi diisi pada blangko data yaitu selisih antara nilai Xa
dan Xb.
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 8
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
9. Nilai tumbukan diisi per 25 mm dengan rumus :
25
𝑋𝑛 − 𝑋0
. 𝑛
10.Dengan menggunakan grafik 1 tentukan nilai CBR yang
bersangkutan dengan cara sebagai berikut :
 Angka tumbukan per 25 mm dimasukkan pada skala mendatar.
 Tarik garis vertikal ke atas sampai memotong grafik.
 Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri
sampai memotong skala vertikal.
 Masukkan nilai CBR pada blangko data.
11.Dengan menggunakan grafik 2, tentukan nilai CBR dengan cara
sebagai berikut :
 Angka yang menunjukkan nilai tumbukan dimasukkan / diplotkan
pada skala mendatar.
 Tarik garis vertikal ke atas.
 Angka penetrasi dimasukkan pada skala vertikal.
 Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri
sampai memotong skala vertikal.
 Titik perpotongan tersebut menunjukan nilai CBR – nya.
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 9
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
 Masukkan nilai CBR pada blangko data.
12.Ambil harga CBR terkecil di antara nilai CBR yang di peroleh melalui
grafik tersebut.
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 10
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.5 Alur Bagan Penelitian
Angkat palu penumbuk lalu biarkan jatuh bebas, sehingga
konus akan turun dan menembus kedalam tanah
Lakukan tumbukan selama beberapa kali berdasarkan jumlah
ketentuan pada tabel isian hingga mencapai tanah keras dan
tidak lagi mengalami penurunan pada konus
Catat dan amati kedalam untuk setiap jumlah tumbukan
yang telah ditentukan
Lakukan langkah yang sama untuk lokasi lain
Analisa data
Kesimpulan dan Saran
Letakkan alat tegak lurus secara vertikal diatas permukaan
tanah
Tentukan lokasi yang akan diambil nilai CBR tanahnya
Siapkan Alat DCP
Mulai
Selesai
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 11
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.6 Analisis Data
7.6.1 Uraian Perhitungan
Lokasi 1
8,6
5
= 1,72 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,720 )
= 2,504 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 319,34 %
19
10
= 1,90 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,900 )
= 2,447 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 280,22 %
25
15
= 1,67 mm
2,504
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
Log CBR
2,447
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 12
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,667 )
= 2,522 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 332,82 %
29,1
20
= 1,46 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,455 )
= 2,600 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 397,80 %
32,9
25
= 1,32 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,316 )
= 2,657 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 453,85 %
Kumulatif Pukulan
2,657
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
=
Log CBR
=
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,600
Log CBR
2,522
DCP 20
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 13
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 2
7
5
= 1,40 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,400 )
= 2,622 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 418,44 %
15
10
= 1,50 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,500 )
= 2,582 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 382,20 %
45
15
= 3,00 mm
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Kumulatif Pukulan
2,582
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
=
Log CBR
2,622
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
=
Log CBR
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 14
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,000 )
= 2,187 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 153,83 %
63
20
= 3,15 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,150 )
= 2,159 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 144,28 %
80
25
= 3,20 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,200 )
= 2,150 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 141,33 %
=
Log CBR
2,150
=
Log CBR
2,159
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Log CBR
2,187
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 15
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 3
12
5
= 2,40 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,400 )
= 2,314 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 206,20 %
24
10
= 2,40 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,400 )
= 2,314 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 206,20 %
37
15
= 2,47 mm
=
2,314
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,314
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 16
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,467 )
= 2,299 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 198,91 %
57
20
= 2,85 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,850 )
= 2,216 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 164,55 %
72
25
= 2,88 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,880 )
= 2,210 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 162,30 %
=
Log CBR
2,210
=
Log CBR
2,216
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Log CBR
2,299
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 17
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 4
5,5
5
= 1,10 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,100 )
= 2,759 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 574,32 %
16,5
10
= 1,65 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,650 )
= 2,528 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 337,24 %
22
15
= 1,47 mm
2,528
=
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
=
Log CBR
2,759
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 18
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,467 )
= 2,595 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 393,65 %
38
20
= 1,90 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,900 )
= 2,447 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 280,22 %
44
25
= 1,76 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,760 )
= 2,491 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 309,84 %
Log CBR
2,595
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,491
Log CBR
2,447
DCP 25 =
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 19
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 5
8,9
5
= 1,78 mm
Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,780 )
= 2,485 mm
CBR 5 = 10 ^
= 10 ^
= 305,28 %
17
10
= 1,70 mm
Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,700 )
= 2,511 mm
CBR 10 = 10 ^
= 10 ^
= 324,28 %
24
15
= 1,60 mm
=
DCP 5 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,511
DCP 15 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
2,485
DCP 10 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 20
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,600 )
= 2,545 mm
CBR 15 = 10 ^
= 10 ^
= 351,15 %
35
20
= 1,75 mm
Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,750 )
= 2,494 mm
CBR 20 = 10 ^
= 10 ^
= 312,17 %
42
25
= 1,68 mm
Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP )
= 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,680 )
= 2,518 mm
CBR 25 = 10 ^
= 10 ^
= 329,36 %
2,494
Log CBR
2,545
DCP 20 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
DCP 25 =
Kumulatif Penetrasi
Kumulatif Pukulan
=
Log CBR
=
Log CBR
2,518
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 21
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.6.2 Tabel Perhitungan
Lokasi 1
Kumulatif
Tumbukan
Penetrasi
(mm)
Kumulatif
Penetrasi
DCP
(mm/tumb)
Log
CBR
CBR (%)
0 0 0 0,00 0 1,00%
5 0 8,6 1,72 2,504 319,34%
10 10,4 19 1,90 2,447 280,22%
15 6 25 1,67 2,522 332,82%
20 4,1 29,1 1,46 2,600 397,80%
25 3,8 32,9 1,32 2,657 453,85%
Lokasi 2
Kumulatif
Tumbukan
Penetrasi
(mm)
Kumulatif
Penetrasi
DCP
(mm/tumb)
Log
CBR
CBR (%)
0 0 0 0,00 0 1,00%
5 0 7 1,40 2,622 418,44%
10 8 15 1,50 2,582 382,20%
15 30 45 3,00 2,187 153,83%
20 18 63 3,15 2,159 144,28%
25 17 80 3,20 2,150 141,33%
Lokasi 3
Kumulatif
Tumbukan
Penetrasi
(mm)
Kumulatif
Penetrasi
DCP
(mm/tumb)
Log
CBR
CBR (%)
0 0 0 0,00 0 1,00%
5 0 12 2,40 2,314 206,20%
10 12 24 2,40 2,314 206,20%
15 13 37 2,47 2,299 198,91%
20 20 57 2,85 2,216 164,55%
25 15 72 2,88 2,210 162,30%
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 22
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Lokasi 4
Kumulatif
Tumbukan
Penetrasi
(mm)
Kumulatif
Penetrasi
DCP
(mm/tumb)
Log
CBR
CBR (%)
0 0 0 0,00 0 1,00%
5 0 5,5 1,10 2,759 574,32%
10 11 16,5 1,65 2,528 337,24%
15 5,5 22 1,47 2,595 393,65%
20 16 38 1,90 2,447 280,22%
25 6 44 1,76 2,491 309,84%
Lokasi 5
Kumulatif
Tumbukan
Penetrasi
(mm)
Kumulatif
Penetrasi
DCP
(mm/tumb)
Log
CBR
CBR (%)
0 0 0 0,00 0 1,00%
5 0 8,9 1,78 2,485 305,28%
10 8,1 17 1,70 2,511 324,28%
15 7 24 1,60 2,545 351,15%
20 11 35 1,75 2,494 312,17%
25 7 42 1,68 2,518 329,36%
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 23
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.6.3 Grafik Hasil Perhitungan
Grafik 7.1 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
Grafik 7.2 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
0
20
40
60
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 1
0
20
40
60
80
100
120
140
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 2
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 24
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Grafik 7.3 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
Grafik 7.4 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
0
20
40
60
80
100
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 3
0
20
40
60
80
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 4
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 25
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Grafik 7.5 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan)
0
20
40
60
80
5 10 15 20 25 30 35
Kumulatif
Penetrasi
Kumulatif Pukulan
Lokasi 5
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 26
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.7 Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1) Dari hasil praktikum DCP, kita dapat mengetahui nilai CBR
lapangan melalui grafik hubungan kumulatif tumbukan dan
kumulatif penetrasi, dan didapat nilai CBR dari pengujian 5 lokasi
didapat nilai CBR terbesar , yaitu:
1. Lokasi 1 berada di tumbukan ke-25 sebesar 453,85%
2. Lokasi 2 berada di tumbukan ke-5 sebesar 418,44%
3. Lokasi 3 berada di tumbukan ke-5 dan ke-10 sebesar
206,20%
4. Lokasi 4 berada di tumbukan ke-5 sebesar 574,32%
5. Lokasi 5 berada di tumbukan ke-15 sebesar 351,15%
2) Dari 5 lokasi berbeda, di dapatkan persentase kumulatif penetrasi
yang terjadi dari tiap – tiap pukulan terjadi perbedaan yang tidak
terlalu signifikan
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 27
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
B. Saran
1. Dalam melakukan pengujian perlu diperhatikan dengan
teliti prosedur pengujian.
2. Perlu dilakukan pengujian tambahan yang mendukung
terhadap hasil uji yang telah dilakukan.
3. Diperlukan ketelitian dalam pengukuran bahan serta
ketelitian dalam pembacaan data yang dihasilkan.
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 28
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.8 Dokumentasi Penelitian
Meletakkan alat secara vertikal
Mengangkat palu penumbuk
Laboratorium Mekanika Tanah IV - 29
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Menjatuhkan palu penumbuk
Proses pembacaan nilai jumlah tumbukan

More Related Content

Similar to +BAB IV DCP (R) (1) (1).docx

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptPERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
darmadi27
 
INDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdf
INDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdfINDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdf
INDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdf
adikurniawan496176
 
BAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docx
BAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docxBAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docx
BAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docx
MukbilHadi1
 

Similar to +BAB IV DCP (R) (1) (1).docx (20)

+BAB XI CBR (FIX) KLP 6 (1).docx
+BAB XI CBR (FIX) KLP 6 (1).docx+BAB XI CBR (FIX) KLP 6 (1).docx
+BAB XI CBR (FIX) KLP 6 (1).docx
 
Dcp laporan
Dcp laporanDcp laporan
Dcp laporan
 
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
 
Pp ta
Pp taPp ta
Pp ta
 
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdfTugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
 
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptPERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
 
Modul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdfModul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdf
 
Rizky dian amalia i0118128
Rizky dian amalia i0118128Rizky dian amalia i0118128
Rizky dian amalia i0118128
 
Modul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdfModul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdf
 
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBRTugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
 
Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)
 
11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang
 
abstract
abstractabstract
abstract
 
Soiltest
SoiltestSoiltest
Soiltest
 
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS SurakartaDesain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
 
INDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdf
INDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdfINDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdf
INDRASURYA_B_M_-_PRESENTASI_UNTUK_SEMINAR_HPJI_26-02-2019.pdf
 
Perkerasan lentur dan kaku kelompok 1 kelas pak ary s
Perkerasan lentur dan kaku kelompok 1 kelas pak ary sPerkerasan lentur dan kaku kelompok 1 kelas pak ary s
Perkerasan lentur dan kaku kelompok 1 kelas pak ary s
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
 
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancangPondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang
 
BAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docx
BAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docxBAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docx
BAB 9 KUAT GESER TANAH KLP 6 y.docx
 

Recently uploaded

Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 

Recently uploaded (20)

Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 

+BAB IV DCP (R) (1) (1).docx

  • 1. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar BAB IV DYNAMIC CONE PENETROMETER 7.1 Tujuan Percobaan Percobaan ini digunakan untuk mengetahui nilai CBR yang ada pada tanah asli, sedangkan percobaan alat ini hanya untuk mendapat kekuatan tanah timbunan. 7.2 Teori Ringkas Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah asli, permukaangalian, atau permukaan tanah timbunan yang merupakan permukaanuntuk perletakan bagian–bagian perkerasan lainnya. Fungsi tanah dasar adalah menerima tekanan akibat beban lalu lintas yang ada diatasnyaoleh karena itu tanah dasar harus mempunyai kapasitas daya dukungyang optimal sehingga mampu menerima gaya akibat beban lalu lintastanpa mengalami kerusakan. Pada umumnya perencanaan jalan raya, bandar udara serta pekerjaan kontruksi yang luas lainnya di Indonesia khususnya di Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum di daerah menggunakan nilai CBR (California Bearing Ratio) dalam menentukan tebal perkerasan. Data CBR dapat digunakan untuk mengevaluasi perlunya pemeliharaan dan peningkatan perkerasan. Dalam upaya mendapatkan data CBR di lapangan, dapat dilakukan penentuan nilai CBR di tempat (in
  • 2. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 2 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar situ) secara konvensional (SNI 03- 1738-1989), namun cara ini memerlukan waktu yang relatif lama dan peralatan CBR Laboratorium yang relatif mahal (SNI 03-1744- 1989). Cara lain yang relatif baru tetapi sudah diterapkan di lapangan adalah dengan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui stratifikasilapisan tanah dan kapasitas dukung lapisan sub-permukaan tanah adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dan California Bearing Ratio (CBR). DCP atau Dynamic Cone Penetration adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung ditempat. Daya dukung tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil test DCP yang dilakukan dengan cara mengukur berapa dalam (mm) ujung konus masuk ke dalam tanah dasar tersebut setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batang utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung konus dari alat DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar pada titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian dengan menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang setelah diolah akan menghasilkan CBR lapangan tanah dasar pada titik yang ditinjau. Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalammendukung suatu konstruksi seperti jalan, bangunan gedung , jembatan dan sebagainya. Khusus untuk perencanaan jalan raya kekuatan
  • 3. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 3 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar tanah dasar ditandai dengan meningkatnya nilai California Bearing Ratio (CBR) dari tanah tersebut. Untuk mendapatkan nilai CBR dari tanah dasar tersebut dapat digunakan alat Dinamic Cone Penetration (DCP), yaitu alat yang digunakan untuk mengevaluasi nilai California Bearing Ratio (CBR) pada pekerjaan konstruksi jalan. Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRL (Transport and Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985/1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalaman kurang lebih 70 cm di bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konusyang tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula. Pengujian dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow)dan penetrasi dari konus (kerucut logam) yang tertanam padatanah/lapisan pondasi karena pengaruh penumbuk kemudian dengan menggunakan grafik dan rumus, pembacaan penetrometer diubah menjadi pembacaan yang setara dengan nilai CBR. Dalam peraturan ASTM D6951 / D6951M (2009) dikemukakan bahwa pemilihan korelasi yang tepat adalah tergantung
  • 4. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 4 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar kepada penilaian profesional pengguna. Namun, USACE (US Army Corps of Engineers) merekomendasikan rumusan yang dipakai adalah persamaan yang dikembangkan oleh Webster dkk (1992) dan kemudian dimodifikasi untuk CL dan CH tanah,Webster dkk (1994). Dengan ujung konus yang dipakai adalah dengan keruncingan sudut 60 derajat, dan ini berlaku untuk semua gradasi butiran tanah, baik untuk tanah berbutir halus (tanah asli dilapangan) maupun tanah berbutir kasar (agregat untuk lapisan pondasi jalan raya). Penelitian sejumlah peneliti diberbagai negara menghasilkan rumusan Korelasi Nilai DCP-CBR dan menjadi suatu rumusan yang adopsi oleh masing-masing Negara . Negara kita Indonesia Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum (sekarang, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) No. 04/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Cara Uji California Bearing Ratio (CBR) dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP), ditetapkan dua rumusan Korelasi DCP-CBR. Log10 CBR = 2.8135 – 1.313 Log10DCP(mm) Untuk tanah berbutir halus, kelancipan konus 600 Log10 CBR = 1.3520 – 1.125 Log1 DCP(cm ) Untuk tanah berbutir kasar, kelancipan konus 300
  • 5. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 5 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.3 Spesifikasi Peralatan 1. Penumbuk berat 8 kg dan tinggi jatuh 575 mm. 2. Konus Baja dengan diameter 2 mm kemiringan 60°
  • 6. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 6 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 3. Mistar penetrasi 4. Stang penetrasi
  • 7. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 7 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.4 Prosedur Percobaan 1. Penetrometer yang telah ditarik diletakkan di atas permukaan tanah yang akan diperiksa. 2. Alat ini diletakkan sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif besar. 3. Posisi awal penunjukan mistar (X1) dibaca dalam satuan terdekat. Penunjukan nilai X0 karena nilai X0 akan diperhitungkan pada nilai penetrasi. 4. Palu penumbuk diangkat sampai menyentuh pemegang, lalu dilepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan ini menyebabkan konus menembus tanah di bawahnya. 5. Posisi penunjukan pada blangko data untuk tumbukan n = 1. 6. Prosedur di atas di lakukan berulang kali sampai batas kedalaman lapisan yang akan diperiksa. 7. Data X1,X2,X3,... dimasukkan pada blangko data antara nilai X1 dan X3. 8. Nilai penetrasi diisi pada blangko data yaitu selisih antara nilai Xa dan Xb.
  • 8. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 8 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 9. Nilai tumbukan diisi per 25 mm dengan rumus : 25 𝑋𝑛 − 𝑋0 . 𝑛 10.Dengan menggunakan grafik 1 tentukan nilai CBR yang bersangkutan dengan cara sebagai berikut :  Angka tumbukan per 25 mm dimasukkan pada skala mendatar.  Tarik garis vertikal ke atas sampai memotong grafik.  Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri sampai memotong skala vertikal.  Masukkan nilai CBR pada blangko data. 11.Dengan menggunakan grafik 2, tentukan nilai CBR dengan cara sebagai berikut :  Angka yang menunjukkan nilai tumbukan dimasukkan / diplotkan pada skala mendatar.  Tarik garis vertikal ke atas.  Angka penetrasi dimasukkan pada skala vertikal.  Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri sampai memotong skala vertikal.  Titik perpotongan tersebut menunjukan nilai CBR – nya.
  • 9. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 9 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar  Masukkan nilai CBR pada blangko data. 12.Ambil harga CBR terkecil di antara nilai CBR yang di peroleh melalui grafik tersebut.
  • 10. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 10 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.5 Alur Bagan Penelitian Angkat palu penumbuk lalu biarkan jatuh bebas, sehingga konus akan turun dan menembus kedalam tanah Lakukan tumbukan selama beberapa kali berdasarkan jumlah ketentuan pada tabel isian hingga mencapai tanah keras dan tidak lagi mengalami penurunan pada konus Catat dan amati kedalam untuk setiap jumlah tumbukan yang telah ditentukan Lakukan langkah yang sama untuk lokasi lain Analisa data Kesimpulan dan Saran Letakkan alat tegak lurus secara vertikal diatas permukaan tanah Tentukan lokasi yang akan diambil nilai CBR tanahnya Siapkan Alat DCP Mulai Selesai
  • 11. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 11 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.6 Analisis Data 7.6.1 Uraian Perhitungan Lokasi 1 8,6 5 = 1,72 mm Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,720 ) = 2,504 mm CBR 5 = 10 ^ = 10 ^ = 319,34 % 19 10 = 1,90 mm Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,900 ) = 2,447 mm CBR 10 = 10 ^ = 10 ^ = 280,22 % 25 15 = 1,67 mm 2,504 DCP 10 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = DCP 5 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR Log CBR 2,447 DCP 15 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan =
  • 12. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 12 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,667 ) = 2,522 mm CBR 15 = 10 ^ = 10 ^ = 332,82 % 29,1 20 = 1,46 mm Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,455 ) = 2,600 mm CBR 20 = 10 ^ = 10 ^ = 397,80 % 32,9 25 = 1,32 mm Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,316 ) = 2,657 mm CBR 25 = 10 ^ = 10 ^ = 453,85 % Kumulatif Pukulan 2,657 DCP 25 = Kumulatif Penetrasi = Log CBR = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR 2,600 Log CBR 2,522 DCP 20
  • 13. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 13 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Lokasi 2 7 5 = 1,40 mm Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,400 ) = 2,622 mm CBR 5 = 10 ^ = 10 ^ = 418,44 % 15 10 = 1,50 mm Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,500 ) = 2,582 mm CBR 10 = 10 ^ = 10 ^ = 382,20 % 45 15 = 3,00 mm DCP 15 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Kumulatif Pukulan 2,582 DCP 5 = Kumulatif Penetrasi = Log CBR 2,622 DCP 10 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = = Log CBR
  • 14. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 14 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,000 ) = 2,187 mm CBR 15 = 10 ^ = 10 ^ = 153,83 % 63 20 = 3,15 mm Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,150 ) = 2,159 mm CBR 20 = 10 ^ = 10 ^ = 144,28 % 80 25 = 3,20 mm Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 3,200 ) = 2,150 mm CBR 25 = 10 ^ = 10 ^ = 141,33 % = Log CBR 2,150 = Log CBR 2,159 DCP 25 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Log CBR 2,187 DCP 20 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan
  • 15. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 15 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Lokasi 3 12 5 = 2,40 mm Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,400 ) = 2,314 mm CBR 5 = 10 ^ = 10 ^ = 206,20 % 24 10 = 2,40 mm Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,400 ) = 2,314 mm CBR 10 = 10 ^ = 10 ^ = 206,20 % 37 15 = 2,47 mm = 2,314 DCP 15 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR 2,314 DCP 10 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan DCP 5 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR
  • 16. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 16 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,467 ) = 2,299 mm CBR 15 = 10 ^ = 10 ^ = 198,91 % 57 20 = 2,85 mm Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,850 ) = 2,216 mm CBR 20 = 10 ^ = 10 ^ = 164,55 % 72 25 = 2,88 mm Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 2,880 ) = 2,210 mm CBR 25 = 10 ^ = 10 ^ = 162,30 % = Log CBR 2,210 = Log CBR 2,216 DCP 25 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Log CBR 2,299 DCP 20 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan
  • 17. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 17 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Lokasi 4 5,5 5 = 1,10 mm Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,100 ) = 2,759 mm CBR 5 = 10 ^ = 10 ^ = 574,32 % 16,5 10 = 1,65 mm Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,650 ) = 2,528 mm CBR 10 = 10 ^ = 10 ^ = 337,24 % 22 15 = 1,47 mm 2,528 = DCP 15 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan DCP 5 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR = Log CBR 2,759 DCP 10 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan
  • 18. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 18 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,467 ) = 2,595 mm CBR 15 = 10 ^ = 10 ^ = 393,65 % 38 20 = 1,90 mm Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,900 ) = 2,447 mm CBR 20 = 10 ^ = 10 ^ = 280,22 % 44 25 = 1,76 mm Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,760 ) = 2,491 mm CBR 25 = 10 ^ = 10 ^ = 309,84 % Log CBR 2,595 DCP 20 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR 2,491 Log CBR 2,447 DCP 25 =
  • 19. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 19 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Lokasi 5 8,9 5 = 1,78 mm Log CBR 5 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,780 ) = 2,485 mm CBR 5 = 10 ^ = 10 ^ = 305,28 % 17 10 = 1,70 mm Log CBR 10 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,700 ) = 2,511 mm CBR 10 = 10 ^ = 10 ^ = 324,28 % 24 15 = 1,60 mm = DCP 5 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR 2,511 DCP 15 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR 2,485 DCP 10 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan
  • 20. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 20 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Log CBR 15 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,600 ) = 2,545 mm CBR 15 = 10 ^ = 10 ^ = 351,15 % 35 20 = 1,75 mm Log CBR 20 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,750 ) = 2,494 mm CBR 20 = 10 ^ = 10 ^ = 312,17 % 42 25 = 1,68 mm Log CBR 25 = 2,814 - ( 1,313 x ( Log DCP ) = 2,814 - ( 1,313 x ( Log 1,680 ) = 2,518 mm CBR 25 = 10 ^ = 10 ^ = 329,36 % 2,494 Log CBR 2,545 DCP 20 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan DCP 25 = Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan = Log CBR = Log CBR 2,518
  • 21. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 21 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.6.2 Tabel Perhitungan Lokasi 1 Kumulatif Tumbukan Penetrasi (mm) Kumulatif Penetrasi DCP (mm/tumb) Log CBR CBR (%) 0 0 0 0,00 0 1,00% 5 0 8,6 1,72 2,504 319,34% 10 10,4 19 1,90 2,447 280,22% 15 6 25 1,67 2,522 332,82% 20 4,1 29,1 1,46 2,600 397,80% 25 3,8 32,9 1,32 2,657 453,85% Lokasi 2 Kumulatif Tumbukan Penetrasi (mm) Kumulatif Penetrasi DCP (mm/tumb) Log CBR CBR (%) 0 0 0 0,00 0 1,00% 5 0 7 1,40 2,622 418,44% 10 8 15 1,50 2,582 382,20% 15 30 45 3,00 2,187 153,83% 20 18 63 3,15 2,159 144,28% 25 17 80 3,20 2,150 141,33% Lokasi 3 Kumulatif Tumbukan Penetrasi (mm) Kumulatif Penetrasi DCP (mm/tumb) Log CBR CBR (%) 0 0 0 0,00 0 1,00% 5 0 12 2,40 2,314 206,20% 10 12 24 2,40 2,314 206,20% 15 13 37 2,47 2,299 198,91% 20 20 57 2,85 2,216 164,55% 25 15 72 2,88 2,210 162,30%
  • 22. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 22 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Lokasi 4 Kumulatif Tumbukan Penetrasi (mm) Kumulatif Penetrasi DCP (mm/tumb) Log CBR CBR (%) 0 0 0 0,00 0 1,00% 5 0 5,5 1,10 2,759 574,32% 10 11 16,5 1,65 2,528 337,24% 15 5,5 22 1,47 2,595 393,65% 20 16 38 1,90 2,447 280,22% 25 6 44 1,76 2,491 309,84% Lokasi 5 Kumulatif Tumbukan Penetrasi (mm) Kumulatif Penetrasi DCP (mm/tumb) Log CBR CBR (%) 0 0 0 0,00 0 1,00% 5 0 8,9 1,78 2,485 305,28% 10 8,1 17 1,70 2,511 324,28% 15 7 24 1,60 2,545 351,15% 20 11 35 1,75 2,494 312,17% 25 7 42 1,68 2,518 329,36%
  • 23. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 23 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.6.3 Grafik Hasil Perhitungan Grafik 7.1 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan) Grafik 7.2 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan) 0 20 40 60 5 10 15 20 25 30 35 Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Lokasi 1 0 20 40 60 80 100 120 140 5 10 15 20 25 30 35 Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Lokasi 2
  • 24. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 24 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Grafik 7.3 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan) Grafik 7.4 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan) 0 20 40 60 80 100 5 10 15 20 25 30 35 Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Lokasi 3 0 20 40 60 80 5 10 15 20 25 30 35 Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Lokasi 4
  • 25. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 25 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Grafik 7.5 (Hubungan antara kumulatif penetrasi dan kumulatif pukulan) 0 20 40 60 80 5 10 15 20 25 30 35 Kumulatif Penetrasi Kumulatif Pukulan Lokasi 5
  • 26. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 26 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.7 Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1) Dari hasil praktikum DCP, kita dapat mengetahui nilai CBR lapangan melalui grafik hubungan kumulatif tumbukan dan kumulatif penetrasi, dan didapat nilai CBR dari pengujian 5 lokasi didapat nilai CBR terbesar , yaitu: 1. Lokasi 1 berada di tumbukan ke-25 sebesar 453,85% 2. Lokasi 2 berada di tumbukan ke-5 sebesar 418,44% 3. Lokasi 3 berada di tumbukan ke-5 dan ke-10 sebesar 206,20% 4. Lokasi 4 berada di tumbukan ke-5 sebesar 574,32% 5. Lokasi 5 berada di tumbukan ke-15 sebesar 351,15% 2) Dari 5 lokasi berbeda, di dapatkan persentase kumulatif penetrasi yang terjadi dari tiap – tiap pukulan terjadi perbedaan yang tidak terlalu signifikan
  • 27. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 27 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar B. Saran 1. Dalam melakukan pengujian perlu diperhatikan dengan teliti prosedur pengujian. 2. Perlu dilakukan pengujian tambahan yang mendukung terhadap hasil uji yang telah dilakukan. 3. Diperlukan ketelitian dalam pengukuran bahan serta ketelitian dalam pembacaan data yang dihasilkan.
  • 28. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 28 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.8 Dokumentasi Penelitian Meletakkan alat secara vertikal Mengangkat palu penumbuk
  • 29. Laboratorium Mekanika Tanah IV - 29 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Menjatuhkan palu penumbuk Proses pembacaan nilai jumlah tumbukan