SlideShare a Scribd company logo
1 of 107
Download to read offline
Art Week 2021
filosofi nama
Menurut KBBI;
Niskala : tidak berwujud, abstrak
Purna : penuh, selesai; atau diambil dari kata sempurna
Niskala Purna : kesempurnaan yang tidak berwujud
filosofi nama
Karena kesempurnaan tidak memiliki bentuk fisik. Kesempurnaan
hanya berada di angan masing-masing manusia dan tidak pernah
tercapai. Untuk setiap individu, pengertian kesempurnaan selalu
dinamis. Manusia selalu meminta dan menerima, namun tidak
pernah puas. Lalu apa yang kurang? Rasa bersyukur. Rasa yang
selama ini dipandang sebelah mata, siapa sangka bisa menjadi kunci
terbesar dalam kebahagiaan manusia. Inilah waktunya untuk kita
belajar berlapang dada dan merasa “cukup”.
objektif
-BEING HAPPY BY BEING GRATEFUL
-everything happens for a reason
-mengajak orang biar lebih peka terhadap blessings
mengajak orang lain
biar lebih peka
terhadap blessings
being happy by
being grateful
everything happens
for a reason
Konsep: Interactive Movie/ Escape Room Online
Setiap peserta akan mendapatkan kit yang berhubungan dengan movie. Objek pada kit tersebut
akan menjadi clue / jawaban bagi para peserta untuk menyelesaikan rangkaian cerita yang
masih menjadi misteri pada film yang akan mereka saksikan.
Cerita akan dibagi menjadi 6 episode dimana dari episode satu ke yang lainnya, para peserta
harus menyelesaikan terlebih dahulu teka-teki yang ada di episode sebelumnya. Selain itu,
kit juga bertujuan untuk memberikan immersive experience kepada para peserta agar mereka
merasa menjadi bagian dalam cerita tersebut.
Contoh :
Dalam movie, karakter menemukan sebuah buku, dalam kit, para peserta akan mendapatkan
buku yang sama berisi teka-teki. Peserta harus memecahkan teka-teki tersebut agar
bisa lanjut menonton.
Tanggung jawab tim Art Week
1. Membuat storyline dan script
2. Memutuskan adegan mana yang perlu di-shoot
3. Menyediakan talent
4. Menyiapkan venue
5. Menyiapkan properti shooting
6. Menyiapkan wardrobe para talent
7. Bertindak sebagai art director
Tanggung jawab Production House
1. Menyediakan seluruh alat keperluan produksi (kamera, lighting, sound,
dll)
2. Membuat storyboard
3. Menjadi co-director untuk mengeksekusi project ini
4. Menjadi DoP
5. Menyiapkan full crew produksi
6. meng-edit Teaser, Trailer, Full Movie, dan Full Movie yang akan dibagi
menjadi 6 episode
Harapan bagi PH
1. Co-directing bersama tim Art Week
Menjadi Co-Director (menjadi ‘guide’ bagi tim Art Week), memberikan sudut pandang seorang
cinematographer sehingga perwujudan ide visualisasi dapat maksimal.
2. Memvisualisasikan cerita yang telah dikembangkan oleh tim Art Week dengan keputusan
pengambilan gambar yang disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Mood dan style video yang sesuai dengan style Art Week .
an interactive movie
List karakter
1. Sakala kecil
● 11 tahun
● Pemalu, manis, lugu (berkacamata)
Laras
● 10 tahun
● Energetic, adventurous, happy go lucky
Sakala Besar
● 27 tahun
● Pemalu, manis, lugu (berkacamata)
● Dingin, kaku, ungrateful, suka mengeluh
Luna
● 25 tahun
● Manis
● Energetic, adventurous, happy go lucky
Ibu Sakala
● 55 tahun
● Janda
● Serabutan : jualan kue & snack-snack kecil,
ART, & anything to keep the family afloat
● bercita-cita menjadi penulis
● Menawan, lembut sabar, berwibawa
Nenek Sakala
● 78 tahun
● Caring, penyayang, dermawan
Ayah Sakala
● 57 tahun
● Meninggalkan keluarganya ke New York
demi mengejar cita-citanya di industri
perfilman
● Idealis, berpendirian teguh
Sinopsis episode 1
Sakala Purnama , seorang pria yang tak banyak kata dengan kacamata yang bulat
sempurna.setiap hari nya selalu sama dan begitu begitu saja, namun di satu hari yang sendu dan
biru, ia menemukan beberapa barang yang menyimpan kenangan dirinya dengan masa lalu.
Beberapa album foto dan buku dari almarhum Ibunya yang kelak perlahan membuat sakala
banyak mempertanyakan. Buku resep Ibu nya yang berakhir membuat sakala memasak makanan yang
membuat dirinya dibanjiri kerinduan yang mendalam kepada Ibu nya yang sudah pergi.
Episode 1: 01
(scene ini pengen kek transisi dari lagu upbeat ke lagu sendu gt tp bingung gmn ya jelasinnya :/)
INT - LOBI APARTMENT - 5 PM
SAKALA (C.O.) → in sync dengan v.o.
(Sakala berjalan memasuki lobi apartment. Sakala menyapa satpam dan resepsionis apartment)
CUT TO-
INT - LIFT APARTMENT - 5 PM
(Sakala berdiri di dalam lift sambil melihat screen diatas pintu lift untuk melihat sudah di lantai berapa, setelah itu
mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mendengarkan musik dari earphone)
DUBER (V.O.) : Hi, kenalin gue Sakala, umur gue 27 tahun, dan saat ini gue bekerja di salah satu firma arsitektur di Jakarta sebagai
landscape architect. Apakah ini dream job gue? Ya bisa bayar cicilan KPR gue sih..Anyways- hobi, hunting tempat makan soto terenak di
Jakarta.
INT - APARTMENT SAKALA - 5 PM
(Sakala membuka pintu apartmentnya. Dengan raut wajah yang letih, ia berdiri sebentar untuk memperhatikan ruangan apartmentnya dan
menghela napas sambil berjalan menuju kamarnya)
1. Semenjak ibu ga ada hidup jd hampa blabllabla
INT - KAMAR SAKALA - DAY
PEMERAN - SAKALA, MAMA
Keesokan harinya, Sakala kembali melanjutkan merapikan barang-barang dan secara tidak sengaja menemukan sebuah kotak kenangan miliknya ketika ia masih kecil di
balik lemari buku yang berada di ruang kerjanya yang berisikan album foto masa kecilnya.
SAKALA (O.C.)
(Merapikan dan memindahkan barang-barang miliknya. Sakala kemudian menemukan album foto masa kecilnya, lalu tiba tiba terdiam sambil mengamati album foto
tersebut dan tersenyum)
Sakala juga menemukan suatu benda yang dibungkus kertas kado bertuliskan “Untuk Sakala” saat sedang merapikan barang saat ingin pindahan yang ternyata
berisikan buku diary perjalanan kuliner ibunya.
SAKALA (O.C.)
(Meletakkan album foto ditumpukan lain, lalu mengambil diary Ibunya. Dengan raut muka penasaran, Sakala membolak-balik eksterior buku tersebut (belum dibuka))
Sakala membuka buku itu dan ternyata di dalamnya adalah buku resep ibunya. Sakala seketika teringat masa kecilnya dulu yang selalu menemani Ibunya memasak.
Memasak merupakan kegiatan quality time antara Sakala dan ibunya. Di buku tersebut juga tertulis suatu surat.
SAKALA (O.C.)
(Membuka buku, dan membolak-balik halamannya sambil tersenyum. Lalu membuka halaman Surat Untuk Sakala)
DUBER (V.O.)
Untuk Sakala. jika kamu menemukan buku ini artinya ibu sudah tiada. Saat menulis surat ini ibu teringat akan masa dimana kita memasak bersama. Ibu
bersyukur memiliki anak yang sangat menyayangi ibu. Kamu adalah anugerah terindah dalam hidup ibu ini. Ibu menyiapkan buku resep ini agar kamu bisa
memasak ulang masakan yang sering kita buat dulu. Jika kelak ada waktu kamu merindukan ibu, masaklah, dan makanlah.
Episode 1: 02
Episode 1: 03
INT - DEPAN PINTU KAMAR SAKALA - DAY
PEMERAN : SAKALA
Sakala Bangun tidur dan berniat untuk mencoba resep ibunya dari diary peninggalan beliau
SAKALA (O.C.)
(Sakala keluar dari kamarnya dan menutup pintu, lalu ngulet sambil menguap, dan berjalan menuju dapur)
Sakala menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat hidangan tersebut. (flat lay & medium full shot Sakala
sedang memasak) Di setiap langkah dari memotong dan menggoreng tempe sampai memotong tomat dan mengulek sambal, Sakala
terlihat bahagia.
SAKALA (O.C.)
(Sakala membuka halaman resep, dan mulai menyiapkan bahan. Dengan raut wajah bahagia, Sakala memotong tempe dan
menggorengnya. Selagi menunggu, Sakala juga memotong tomat dan mengulek sambal)
Saat makanan itu selesai dimasak dan siap disantap, Sakala mengambil dan memakan nya, dan semua rasa itu kembali
membanjiri dirinya dengan banyak kenangan. Kemudian hanyalah ada air mata yang perlahan berjatuhan, sebuah bentuk
frustasi dan rindu yang terlampau dalam kepada Ibunya.
SAKALA (O.C.)
(Sakala menyantap hidangan tersebut dengan perasaan campur aduk, senang, sedih, terharu. Tak lama, air mata Sakala
menggenang dan berjatuhan)
INT - LIVING ROOM - DAY
Setelah Sakala selesai memakan hidangan dengan penuh haru itu, ia pun memutuskan untuk memaksa memejamkan matanya dan
sebentar kabur dari dunia dan berharap bermimpi indah setelah hari yang cukup melelahkan.
SAKALA (O.C.)
(Dengan lelah, Sakala beranjak dari meja makan menuju sofa ruang tamu, lalu berbaring terlentang di sofa tersebut
sambil memejamkan mata)
FADE TO BLACK
Episode 1: 04
Episode 1: 06
INT - KAMAR SAKALA - DAY
PEMERAN : SAKALA
Keesokan harinya, Sakala kembali melanjutkan merapikan barang-barang dan secara tidak sengaja menemukan sebuah kotak
kenangan miliknya ketika ia masih kecil di balik lemari buku yang berada di ruang kerjanya.
SAKALA (C.O.)
(Sakala mengambil kotak kenangan tersebut dan merogohnya. Ia menemukan album foto keluarganya yang tak pernah ia liat.
Sakala terdiam sejenak dan teriang akan mendiang Ibunya)
SAKALA (C.O.)
(Long shot Sakala sedang duduk di lantai kamarnya)
(Dengan raut wajah sedih sekaligus senang dan lega, Sakala melihat-lihat album foto tersebut. Sakala membalik-balikkan
halaman album foto tersebut sampai ia menemukan sebuah foto dirinya dan kedua orang tuanya)
(extreme close up shot foto keluarga & raut wajah Sakala).
(Dengan raut wajah yang pahit, Sakala langsung membalikkan halaman album foto tersebut.)
INT - LIVING ROOM - DAY
Setelah Sakala selesai memakan hidangan dengan penuh haru itu, ia pun memutuskan untuk memaksa
memejamkan matanya dan sebentar kabur dari dunia dan berharap bermimpi indah setelah hari yang cukup
melelahkan.
SAKALA (O.C.)
(Dengan lelah, Sakala beranjak dari meja makan menuju sofa ruang tamu, lalu berbaring terlentang di
sofa tersebut sambil memejamkan mata)
FADE TO BLACK
Episode 1: 05
Episode 1: 07
Sakala segera membalik halaman album foto tersebut dan disana juga terdapat foto Sakala ketika sedang liburan musim
panas yang selalu rutin dia habiskan di rumah neneknya
SAKALA (C.O.)
(Sakala melihat foto-foto kenangan liburan musim panas. Lalu, Sakala teringat akan sosok anak perempuan yang merupakan
sahabat masa kecilnya.)
(scene flashback???) : *ambil clips dari this slide
(Dengan raut wajah yang mengkerut, ia mencoba untuk mengingat kembali secara paksa siapa perempuan itu. Sakala membaca
tahun foto itu diambil yaitu “September, tahun 2005”)
(Seketika Sakala yang sedang duduk sambil memegang kedua kepalanya bangkit berdiri dengan tatapan yang seakan menemukan
suatu harta karun yang lama hilang)
Laras
Episode 1: 08
Sakala dengan putus asa dan tergesa-gesa mencoba mencari nama itu di semua sosial media, dan tidak kunjung mendapatkan petunjuk ataupun keberadaan tentang
wanita bernama Laras itu
SAKALA (O.C.)
(Sakala mengambil HPnya dan membuka Instagram lalu mengetik ‘Laras’ di search bar, lalu melakukan hal yang sama di Facebook dan Google. Sakala tidak
mendapatkan clue apapun dan ia merasa frustasi)
Ngeliat foto-foto sama neneknya bikin Sakala jadi kangen sama neneknya, dia memutuskan untuk telepon neneknya
Sakala (O.C.)
Halo Nek?
Nenek (O.C)
Sakala? Tumben kamu telepon. Ada apa nak?
(mereka diskusi, sakala nanya kabar neneknya, tukar kabar dan akhirnya neneknya suruh sakala berkunjung ke rumah dia karena udah lama enggak. Akhirnya
sakala memutuskan untuk berkunjung ke rumah neneknya)
Sinopsis episode 2
Sakala memutuskan untuk menghampiri kampong halaman nenek nya. Disana ia melepas rindu dengan
nenek nya dan bersama menghabiskan waktu dengan bercanda dan makan makanan yang sudah lama tak sakala
santap di kota.
Tak disangka kampung halaman sakala memberi banyak kenangan masa lampau tentang
dirinya dengan satu wanita bernama laras. Perjalanan masa lalu sakala di kampung halaman nya pun
dimulai.
Episode 2: 01
01
N1 INT - Ruang tamu Nenek - Day
Pemeran: Sakala dan Nenek
NENEK menyambut SAKALA di pintu rumah.
Duber (V.O.)
Beberapa hari kemudian, gue memutuskan untuk berkunjung ke rumah nenek di Jogja. Wajah nenek terlihat menua dibandingkan saat
terakhir kali gue melihatnya. Sepertinya, kerutannya bertambah banyak. Yaa, sudah cukup lama sih sejak terakhir kami bertemu.”
NENEK menyuruh SAKALA untuk masuk kedalam rumah dan menyuguhkan kudapan seperti kue kering dengan jamu kesukaan SAKALA. Dengan
hati yang berat karena harus kehilangan anaknya, NENEK harus terlihat kuat untuk SAKALA.
NENEK (O.C.)
Sakala sehat? Kamu gimana aja belakangan ini? (raut wajah yang perlahan mengkerut sedih) Ibu-mu, pergi nya tenang?
SAKALA (O.C.)
(memeluk NENEK) Sehat Nek… Alhamdulillah tenang. Nenek sendiri gimana?
Terlihat NENEK dan SAKALA bercakap-cakap dari kejauhan.
Episode 2: 02
02
N1 INT - Dapur Nenek - Night
Pemeran: Sakala dan Nenek
Saat SAKALA (mengintip dapur), NENEK sedang (membuat makanan) kesukaan IBU, Gudeg!
(close-up shots menyiapkan bumbu dan memasak)
SAKALA (O.C.)
Nek, lagi bikin apa? Wangi banget nih (mengendus udara dan melambaikan tangan secara dramatis)
NENEK (O.C.)
Ah Sakala bisa saja (tersenyum tipis) Ini Gudeg favorit Ibumu Nak… Tunggu sebentar ya
Duber (V.O.)
Gudeg buatan Nenek memang yang terbaik dan tidak ada yang bisa menandingi. Kalau gue pikir, mungkin juga ini cara Nenek
menghilangkan rasa rindu kepada anaknya yang sudah pergi untuk selamanya.
SAKALA dan NENEK menyantap makan malam dengan (berbincang hangat)
Episode 2: 03
03
N1 INT - Ruang tamu Nenek - Night
Pemeran: Sakala dan Nenek
Selesainya menyantap makan malam dengan NENEK, SAKALA pun (membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu), namun sofa nya kurang empuk
untuk beristirahat.
NENEK (O.C.)
Sakala, malam ini tidurnya di sofa ruang tamu dulu ya. Kamar kamu sudah lama tidak terpakai, Nenek jadikan gudang, banyak sekali
barangnya.
SAKALA (O.C.)
(tanpa bertanya ataupun marah, Sakala mengangguk menuruti perkataan neneknya) (membaringkan diri di sofa sambil mengarah kepada
bulan dan hujan)
Shot suara hujan berhasil membuat SAKALA langsung (tertidur pulas)
Duber (V.O.)
Dan untuk pertama kalinya setelah Ibu pergi meninggalkan dunia, gue pun bisa tertidur lelap
Episode 2: 04
04
N1 INT - Ruang tamu Nenek - Day
Pemeran: Sakala dan Nenek
SAKALA (O.C.) (bangun dan sarapan) (duduk bersama NENEK)
NENEK (O.C.) Sa...Sakala, kamu rapikan kamarmu itu nak, mana enak tidur di sofa” (sambil membereskan meja makan)
SAKALA (O.C.) Enak kok Nek, bisa denger suara hujan
NENEK (O.C.) Haduh, kalo malem-malem ada yang ngintip gimana?” (dengan nada menakut nakuti)
SAKALA yang memang pada dasarnya pemalu dan penakut pun mengalah dan seketika (berjalan dengan NENEK) menuju kamarnya untuk
merapikan kamar tersebut.
Long Shot kamar Sakala: Banyak kardus bertumpuk-tumpuk dan tampak berdebu, kecuali sebuah gambar yang tergantung dengan rapi di
dalam frame (close-up)
SAKALA (O.C.) Nenek masih menyimpan ini?
NENEK (O.C.) Lho iya toh, ini kan lukisanmu waktu kecil, sayang kamu sudah tidak melukis lagi ya?
Episode 2: 05
05
N1 INT - Kamar Masa Kecil - Day
Pemeran: Sakala dan Nenek
SAKALA membersihkan kamarnya, menyapu debu-debu sambil terbatuk dan diiringi dengan tawa NENEK yang melihat cucunya kesulitan.
Kemudian ia membuka lemari kayu tua yang berdiam di ujung kamar itu, Sakala melihat beberapa baju dan mainan yang tertinggal.
Ketika tangannya ingin menggapai mainan itu, ia menyentuh sebuah benda, tanpa banyak bertanya Sakala pun mengambilnya.
Close-up shot: Sebuah kotak kardus yang usang, ia pun menaruh nya di lantai dan membuka kardus tersebut. Sakala berakhir mengingat
kembali Ibunya karena ada beberapa kain kemeja Ibunya yang terlipat rapi di dalamnya, ia mengambil dan mencoba mencium wangi Ibu
nya, namun apa daya, waktu dan debu memakan hal itu, harum ibunya tergantikan sama seperti barang yang sudah lama tak dipegang
manusia. Dalam kesedihan itu sakala menemukan satu buku coklat yang hampir tak terlihat karena warnanya yang identik dengan kardus.
Buku tersebut merupakan buku harian Sakala ketika kecil dulu. Di kotak tersebut juga terdapat beberapa surat yang bertuliskan
“LARAS“.
Sakala membuka buku harian tersebut, dan seketika kenangan yang belakangan ini menghantui nya perlahan kembali. Ia tidak merasa
bahagia, juga tidak merasa sedih, perasaan Sakala terasa tawar mungkin, namun perlahan perasaan tenang ini akan meledak bagai
ratusan kembang api di dalam diri Sakala, setiap ia membaca kata kata yang perlahan menghidupkan kembali gambaran dan perasaan yang
ia pernah miliki kepada Laras. Kemudian Sakala membuka buku harian dirinya, kertas nya sudah menguning dipeluk debu,
Episode 2: 06
06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”)
Tulisan dalam buku: “Hari ini seperti hari-hari biasanya, aku bermain lagi ke padang rumput di belakang rumah
nenek. Langit sangat cerah hari ini. Sehingga aku memutuskan untuk mengajak tuan kucing, binatang peliharaan
nenekku untuk ikut menemaniku ke padang rumput. Tuan kucing biasanya hanya bermalas-malasan dirumah sehingga
sepertinya hal ini merupakan ide bagus untuk mengajak tuan kucing mencari udara segar. Aku juga bermain
dengan tuan burung dan nyonya belalang, dua teman favoritku yang tinggal di padang rumput. Namun ketika aku
sedang asyik menjelajah padang rumput, aku baru menyadari tuan kucing hilang dari pandanganku. Aku panik! Aku
segera berteriak sekencang mungkin memanggil tuan kucing namun tidak terdengar balasan darinya. Ternyata
mengajak tuan kucing ke padang rumput bersamaku bukanlah ide yang baik. Untunglah akhirnya aku menemukan tuan
kucing. Tapi ternyata dia terjebak di atas pohon dan tidak berani untuk turun! Aku juga tidak berani untuk
menjemputnya dengan ikut memanjat pohon. Namun hanya itu satu-satunya jalan untuk bisa membantunya turun. Aku
pun mencoba memanjat pohon tapi ini terlalu sulit! Aku takut ketinggian. Ditengah kegelisahanku itu datanglah
seorang anak perempuan yang dengan lincahnya memanjat pohon dan menyelamatkan tuan kucing. Dia juga
membantuku turun dari pohon, karena aku juga takut turun dari pohon sama seperti tuan kucing. Nama gadis itu
Laras.”*
* yang di-bold dijadikan adegan
Episode 2: 07
06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”)
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA KECIL dan LARAS
Duber (V.O.)
Hari ini seperti hari-hari biasanya, aku bermain lagi ke padang rumput di belakang rumah nenek. Langit sangat cerah hari ini.
Sehingga aku memutuskan untuk mengajak tuan kucing, binatang peliharaan nenekku untuk ikut menemaniku ke padang rumput. Tuan kucing
biasanya hanya bermalas-malasan dirumah sehingga sepertinya hal ini merupakan ide bagus untuk mengajak tuan kucing mencari udara
segar. Aku juga bermain dengan tuan burung dan nyonya belalang, dua teman favoritku yang tinggal di padang rumput.
SAKALA KECIL (O.C.)
(berjalan-jalan, berlarian di padang rumput) (membelai kucing) (mengejar kucing)
Scenery shots padang rumput, kucing
Episode 2: 08
06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”)
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
Duber (V.O.)
Namun ketika aku sedang asyik menjelajah padang rumput, aku baru menyadari tuan kucing hilang dari pandanganku.
SAKALA KECIL (O.C.)
(berteriak) Tuan Kucing! Tuan Kucing! Kamu kemana? (berlari-lari) (mencari di semak-semak)
Namun, tidak terdengar balasan darinya
Episode 2: 09
06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”)
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
SAKALA (O.C.)
(menemukan kucing di atas pohon) Tuan kucing! Turun yuk… Kucing baik… Ckckckkckcck Tuan Kucing… (memandang dan melambaikan tangan
ke atas pohon)
Untunglah akhirnya aku menemukan tuan kucing. Tapi ternyata dia terjebak di atas pohon dan tidak berani untuk turun! Aku juga tidak
berani untuk menjemputnya dengan ikut memanjat pohon. Namun hanya itu satu-satunya jalan untuk bisa membantunya turun. Aku pun
mencoba memanjat pohon tapi ini terlalu sulit! Aku takut ketinggian.
Episode 2: 10
06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”)
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
SAKALA (O.C.)
LARAS (O.C.)
(datang menghampiri) (menatap
Ditengah kegelisahanku itu datanglah seorang anak perempuan yang dengan lincahnya memanjat pohon dan menyelamatkan tuan kucing. Dia
juga membantuku turun dari pohon, karena aku juga takut turun dari pohon sama seperti tuan kucing. Nama gadis itu Laras.”*
Episode 2: 11
HARIAN 2
“Semenjak pertemuanku dengan Laras, sekarang bertambah satu teman bermainku di padang rumput. Aku senang akan kehadiran
Laras di sisiku. Kegiatan paling favorit kami berdua adalah berbaring sambil menatap awan dan membayangkan
bentuk-bentuk awan yang ada di langit mirip dengan apa. Kami juga suka berlarian disana. Berlari bersama Laras ternyata
lebih menyenangkan daripada berlari sendirian disana. Kami sering beradu siapa yang lari lebih cepat dan sayangnya aku
selalu kalah! Laras terlalu pandai dalam segala hal. Aku ingin menjadi sepertinya. Namun Laras tidak pernah membuatku
rendah diri walaupun dia selalu lebih handal dibanding aku. Laras juga sangat perhatian. Seperti hari ini, aku yang
tergesa-gesa mencoba berlari ke arah Laras terjatuh dan membuat kakiku terluka. Aku menangis karena kesakitan. Laras
dengan sabar merawatku dan memberikanku wejangan untuk berhati-hati, seperti ibu yang biasanya selalu menjagaku. Aku
malu menangis di depan Laras bahkan dia yang merawatku. Namun Laras malah tersenyum manis kepadaku, membuatku akhirnya
berhenti menangis.”
* yang di-bold dijadikan adegan
Episode 2: 12
HARIAN 2
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
Semenjak pertemuanku dengan Laras, sekarang bertambah satu teman bermainku di padang rumput. Aku senang akan kehadiran
Laras di sisiku. Kegiatan paling favorit kami berdua adalah berbaring sambil menatap awan dan membayangkan
bentuk-bentuk awan yang ada di langit mirip dengan apa.
Episode 2: 13
HARIAN 2
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
Kami juga suka berlarian disana. Berlari bersama Laras ternyata lebih menyenangkan daripada berlari sendirian disana.
Kami sering beradu siapa yang lari lebih cepat dan sayangnya aku selalu kalah! Laras terlalu pandai dalam segala hal.
Aku ingin menjadi sepertinya. Namun Laras tidak pernah membuatku rendah diri walaupun dia selalu lebih handal dibanding
aku.
Episode 2: 14
HARIAN 2
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
Laras juga sangat perhatian. Seperti hari ini, aku yang tergesa-gesa mencoba berlari ke arah Laras terjatuh dan membuat
kakiku terluka. Aku menangis karena kesakitan. Laras dengan sabar merawatku dan memberikanku wejangan untuk
berhati-hati, seperti ibu yang biasanya selalu menjagaku. Aku malu menangis di depan Laras bahkan dia yang merawatku.
Namun Laras malah tersenyum manis kepadaku, membuatku akhirnya berhenti menangis.
Episode 2: 15
“Hari ini aku membawa hasil gambaranku dan memperlihatkannya kepada Laras dan Laras menyukainya! Aku senang sekali dia
menyukai karyaku ini. Laras juga yang memberi ku ide untuk membawa buku gambar kesayanganku dan peralatan gambarku ke
sini. Ini pertama kalinya aku menggambar pemandangan padang rumput ini, padahal hampir setiap hari aku bermain kesini.
Tak terasa langit sudah gelap! Setelah selesai menggambar Laras mengajakku memanjat pohon untuk melihat pemandangan
padang rumput di malam hari. Langit penuh bintang, indah sekali. Dan disana ada aku berdua dengan Laras.
Seakan Sakala yang pemalu dan penakut itu perlahan keluar dari zona nyaman yang selama ini menyelimuti dirinya, dan itu
semua karena Laras. Sakala yang tak pernah sekalipun memanjati satu pohon besar di tengah ladang ilalang itu seakan
mendapat kekuatan dan keberanian untuk menaklukan pohon itu semata-mata untuk bisa bersama Laras diatas sembari
memandang padang dan langit dari ketinggian pohon tua. Aku bercerita tentang Ayah kepada Laras.
Laras: “Apa arti dari nama Sakala Purnama?”
Sakala: “Kata Ibu, Ayahku yang memberikan nama itu, karena ia ingin aku tumbuh menjadi seorang bulan yang dapat
menerangi kegelapan bersama dengan bintang-bintang di langit. Sehingga saat aku melihat bulan purnama hadir menghiasi
jendela kamarku, aku sering teringat akan dirinya” “
Laras: “Apakah kamu merindukannya?”
Sakala: “Ya.. kadang.”
* yang di-bold dijadikan adegan
Episode 2: 16
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
Hari ini aku membawa hasil gambaranku dan memperlihatkannya kepada Laras dan Laras menyukainya! Aku senang sekali dia
menyukai karyaku ini. Laras juga yang memberi ku ide untuk membawa buku gambar kesayanganku dan peralatan gambarku ke
sini. Ini pertama kalinya aku menggambar pemandangan padang rumput ini, padahal hampir setiap hari aku bermain kesini.
Episode 2: 17
P1 EXT - Padang Rumput - Afternoon
Pemeran: SAKALA dan LARAS
Setelah selesai menggambar Laras mengajakku memanjat pohon untuk melihat pemandangan padang rumput di malam hari.
Langit penuh bintang, indah sekali. Dan disana ada aku berdua dengan Laras.
Seakan Sakala yang pemalu dan penakut itu perlahan keluar dari zona nyaman yang selama ini menyelimuti dirinya, dan itu
semua karena Laras. Sakala yang tak pernah sekalipun memanjati satu pohon besar di tengah ladang ilalang itu seakan
mendapat kekuatan dan keberanian untuk menaklukan pohon itu semata-mata untuk bisa bersama Laras diatas sembari
memandang padang dan langit dari ketinggian pohon tua. Aku bercerita tentang Ayah kepada Laras.
Laras: “Apa arti dari nama Sakala Purnama?”
Sakala: “Kata Ibu, Ayahku yang memberikan nama itu, karena ia ingin aku tumbuh menjadi seorang bulan yang dapat
menerangi kegelapan bersama dengan bintang-bintang di langit. Sehingga saat aku melihat bulan purnama hadir menghiasi
jendela kamarku, aku sering teringat akan dirinya” “
Laras: “Apakah kamu merindukannya?”
Sakala: “Ya.. kadang.”
References Chapter 2
Sinopsis episode 3
Banyak yang kembali terungkap kembali pada saat sakala berada di kampung halaman
nya, masa lalu dia, dan masa lalu kedua orang tua nya. Dan setelah semua kejadian itu kembali ke
dirinya, sakala harus kembali ke kota untuk melanjutkan kehidupan nya, Namun dirinya tak bisa
berhenti merasa dihantui oleh masa lalu yang ada.
Episode 3: 01
04
N1 INT - Ruang tamu Nenek - Day
Pemeran: Sakala dan Nenek
Setelah semalaman menyelam kembali membaca surat surat itu, sakala pun bertanya kepada neneknya,
“Nek, surat surat ini tidak ada yang pernah mencarinya kesini ? Namanya laras” tanya sakala.
“Tidak ada ndok.. Makanya nenek taruh suratnya di kotak.” jawab nenek nya.
Sakala bingung dan merasa sedikit sedih mengetahui bahwa ternyata surat ini tak pernah sampai ke tangan Laras.
“Ituloh nek, pas masih kecil kan aku punya satu teman dekat perempuan namanya Laras”
“Seinget nenek dulu kamu selalu main sendirian, kalau kamu main sama temanpun nenek gak tau kamu main sama siapa”
“Nenek belum pernah bertemu laras? Aku ingat betul aku pernah mengajak laras datang ke rumah kok. Aku ingat betul ibu bahkan
pernah ngobrol sama Laras “
(si nenek emang beneran gapernah ketemu laras, yang dulu pernah ketemu sekilas itu ibunya sakala. Laras emang gamau ketauan
sama org2 kalo dia main sama banyak org karena ortunya itu galak dan suka larang dia main sama anak2 lain makanya dia suka
kabur dan diem2 main sama anak lain, jadi dia anti ketemu sama orang dewasa)
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA dan LARAS
Sakala memutuskan untuk ke padang rumput. Sakala berjalan dengan surat surat itu ditangan nya, ia memilih untuk membaca dan sekaligus mengenang nya di padang rumput dimana
dirinya dan laras banyak menghabiskan waktu berdua dulu.
*throwback* SAKALA dan LARAS berbaring telentang memandang langit. LARAS memandang langit, SAKALA malah keasikan memandangi LARAS
hal ini yg bikin sakala sadar dia cinta sama laras. → jadi baru sakala berani ngomong perasaan dia (contoh: kamu keren atau apa
kek) → ngomong kalimat yang cukup dewasa untuk anak kecil, terus ada role play gitu
Episode 3: 02
SAKALA (O.C.)
(menengok memandang LARAS) Laras, nanti kalo udah gede
kamu mau jadi apa?
LARAS (O.C.)
Aku mau jadi itu (menunjuk langit dan burung)
SAKALA (O.C.)
Jadi awan?? (menggeleng dan tertawa)
LARAS (O.C.)
Bukannn, aku mau jadi burungggg (nunjuk burung di
langit)
SAKALA (O.C.)
Hah? Kenapa? (kebingungan)
LARAS (O.C.)
Akuu, mau terbang bebas kemana pun! (tertawa ceria)
S : mana bisa manusia terbang jadi kayak burung
L : kenapa ga bisa?
Sakala diem doang gatau mau jawab apa “
L : ibuku bilang kalau selama aku tekun, aku bisa jadi apapun
yang aku mau. Ibuku juga bilang mimpi itu yang membuat hidup
lebih berwarna.
S : ya.. Tapi kan.. Burung itu..?
L : hhm? kenapa?
S : kalau gitu aku mau jadi Pohon
L : kenapa?
S : jadi kalau kamu cape terbang melulu kamu bisa istirahat di
ranting *sambil menunjuk buruk yang sedang singgah di ranting
pohon tua*
*terus mereka katawa2* kejar2an dll
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA
Setelah throwback scene, sakala membaca suratnya dulu untuk laras. SAKALA duduk menyandarkan dirinya ke pohon tua pun membaca
surat itu, yang berisi tentang permintaan maaf nya kepada LARAS karena pergi tanpa pamit, cerita SAKALA tentang hidup barunya yang
harus berpindah sekolah dan beberapa cerita lainnya. Sakala juga menaruh alamat baru dirinya, berharap laras membalas surat itu.
Isi suratnya kyk Sakala minta maaf ke laras karena dia pergi tiba-tiba tanpa pamitan, lalu tanya apa kabar laras, dan ceritain kenapa
dia harus pindah dan kehidupan sekolah barunya singkat dan kasih alamat rumah barunya agar laras bisa kirim balik surat , terus surat
berikutnya kyk dia bingung kenapa gaada balasan surat dari laras? → sedih, kesal, kecewa
SAKALA (O.C.)
(nafas yang berat) (raut muka sedih) dengan kenyataan bahwa laras tak pernah membalas dirinya sekalipun.
Episode 3: 03
R1 INT - Rumah Lama Sakala - Day
Pemeran: SAKALA KECIL, BAPAK, dan IBU
Scene throwback
Duber (V.O,) Gue terpaksa pindah rumah setelah Ibu dan Bapak bercerai. Bapak meninggalkan kami berdua untuk pergi ke New York demi
mengejar mimpinya.
IBU dan BAPAK bertengkar. Setiap hari SAKALA harus mendengar teriakan marah BAPAK dan tangisan IBU.
SAKALA (O.C.)
(sambil bersembunyi dibalik pintu) (menatap BAPAK pergi)
Duber (V.O.)
Inilah terakhir kalinya aku melihat Bapak. Setelah perceraian ibu dan bapak, aku dan ibu tinggal beberapa bulan dirumah nenek.
Disitulah akhirnya aku mengenal Laras. Masa-masa terindah dalam hidupku. Aku jadi rindu menjadi anak kecil, masih belum mengerti
seberapa beratnya hidup ini.Untuk pertama kalinya juga aku menemukan orang yang mengerti aku. Bersama laras selalu membuatku
bahagia. Namun masa-masa indah tersebut tidak berlangsung lama
Episode 4: 03
R1 INT - Rumah Sakala di Jakarta- Day
Pemeran: SAKALA KECIL dan IBU
Duber V.O
Ibuku akhirnya memutuskan untuk memulai lembaran baru hidup kami ke Jakarta. Akupun baru tahu akan kabar ini beberapa saat sebelum
akhirnya kita pindah. Aku tak sempat berpamitan dengan Laras. Aku marah kepada ibu karena saat itu aku merasa dia bertindah
seenaknya saja tanpa memikirkan aku. Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru di ibukota, sekolah baru, lingkungan baru, tanpa
seorang ayah. Tanpa laras. Disini juga ibu sangat sibuk bekerja , hingga jarang memperhatikanku. Aku harus berjalan kaki setiap
hari ke sekolah, mengurus diriku sendiri karena ibu hampir tidak pernah ada dirumah. Aku kesal. Aku benci ibu. Disaat teman-temanku
disayang dan lengkap memiliki 2 orang tua, rasanya sekarang aku sebatang kara. Aku kesepian.
Salah satu bentuk pelarianku adalah sering menulis surat kepada Laras. Tapi aku tidak tahu alamat rumah Laras. Sehingga aku selalu
mengirim suratku ke rumah Nenek, berharap Laras mencariku dan akhirnya menerima surat-suratku itu.
(disini itu montage kehidupan sakala pas di Jakarta awal-awalnya gimana)
Episode 3: 05
R1 INT - Rumah Jakarta - Day
Pemeran: SAKALA KECIL
Sakala sedih banget sama kehidupan dia sekarang : kehilangan best friend & ayah. Dia liat anak lain bahagia sama ayahnya (pas di
sekolah gt temennya dijemput) tapi dia harus jalan kaki pulang sendiri (dan jauh). Dia juga kehilangan sahabatnya. Sakala bener2
mulai makin menutup diri sama dunia luar, merasa terpuruk karena berasa ga ada siapa2. Mamanya notice hal ini
Episode 3: 06
R1 INT - Rumah Lama Sakala - Day
Pemeran: SAKALA KECIL dan IBU
Hari ulang tahun Sakala, Sakala masih bete sama ibunya. Ibunya memesan makanan dari salah satu restoran favoritnya, lalu mengajak
Sakala berbicara.
IBU (O.C.)
Sakala, ini restoran legendaris! Kamu harus coba ini!! (coba suapin makanan ke Sakala) pasti kamu suka! Enak gak?
Sakala dengan bete admit kalau makanan itu emang enak banget
IBU (O.C)
Makan makanan enak kayak gini mukanya jangan cemberut gitu dong… (diem sebentar) Nak.. maafin Ibu yaa… Maaf Ibu ngga beliin kado
apa-apa untuk Sakala. Ibu juga tahu sekarang berat banget buat Sakala. Maafin ibu kalau kamu harus laluin ini semua. Maaf karena
ayahmu dan ibu pisah dan kamu yang kena dampaknya. Mulai saat ini cuma bakal ada kita berdua nak. Walau begitu, ibu janji akan
bekerja 2x lebih keras buat sakala ga pernah ngerasa kekurangan kasih sayang walau cuma sama ibu aja. Tapi ibu juga butuh bantuan
Sakala. Ibu minta Sakala buat bisa jadi partner ibu untuk bisa laluin semua ini bareng2. Bisa kan, sayang?? Ibu janji tahun depan
bisa kasih kamu hadiah bagus di tahun depan!!
(semenjak saat ini Sakala sadar seberapa precious ibunya, dan yang terluka akan kejadian ini bukan cuma Sakala tapi juga ibunya.
Sakala jadi udah gak manja-manja lagi karena dia gamau nyusahin hidup ibunya, dan bertekad untuk bisa bahagiain ibunya kelak)
-
Episode 3: 07
P1 EXT - Padang Rumput - Day
Pemeran: SAKALA
Balik ke masa present sakala. Dia ketika strolling around the neighborhood ketemu beberapa temen masa kecilnya, tetangga, dan ga
dapetin hasil apa-apa soal laras
Setelah beberapa lama berkunjung kerumah neneknya akhirnya sakala balik ke Jakarta
Episode 3: 08
DUBER (V.0.) *in sync dengan scene montage
Setelah ayah dan ibu cerai, bisa dibilang gaya hidup gue berubah 180 derajat. Gue udah gamau ngerepotin Ibu lagi. Sejak saat itu, gue jadi rajin belajar, bantu-bantu ibu
sebisa gue, kerja part time agar dapat uang tambahan, dan akhirnya gue juga harus meninggalkan mimpi gue untuk menjadi seorang seniman agar bisa kerja bantuin ibu.
Perlahan, sosok Laras hilang dari hidup gue, namun begitu, gue tetap berharap yang terbaik buat dia.
BEGIN MONTAGE
Flashback kejadian saat SMA dimana Sakala harus bekerja keras membantu Ibunya
INT - KAMAR LAMA SAKALA - DAY
Sakala saat SMA sedang belajar dengan serius
INT - DAPUR - DAY
Sakala bantu Ibunya memasak
EXT - DEPAN RUKO - DAY
Sakala bagi-bagi flyer ke orang yang lewat
INT - KAMAR LAMA SAKALA - DAY
Sakala masuk kamar dengan muka letih karena hari yang sibuk, lalu langsung berbaring di kasur dan memejamkan matanya
END MONTAGE
FADE TO BLACK
Episode 3: 09 (ilan
R1 INT - Rumah Sakala - Day
Pemeran: SAKALA
SAKALA (O.C.)
(duduk termenung di meja) (mengaduk makanan tanpa memakan, ini makanan yang sama makanan favorit dia yang dia makan pas dia ultah
itu)
Duber (V.O.)
Dulu di hari ulang tahunku itu aku berjanji harus membahagiakan ibuku suatu saat nanti. Tapi ternyata semua terlambat. Aku tak
sempat membahagiakan ibuku. Selama aku mengenal ibuku, aku selalu melihatnya berkorban untuk orang lain, berkorban untukku,
ayahku.. Aku tak pernah melihatnya menikmati hidupnya.
Sakala realize kalo hidupnya jadi miserable smua bermula semenjak ayahnya ninggalin keluarganya. IBunya jadi harus kerja pontang
panting sendirian, dia ga punya sosok ayah, dia harus pindah ke jakarta. Pokoknya sakala makin benci sama ayahnya.
Episode 3: 10
Sinopsis episode 4
Sakala yang kembali menjalani hari hari nya yang tak berwarna itu seketika karena kejadian yang
mempertemukan nya dengan Luna. Luna yang perlahan memberi warna ke hidup sakala
memberi banyak pelajaran dan membuat hati sakala kembali merah merona namun membuat
sakala bertanya tentang siapa sebenar nya Luna yang membuat dirinya teringat oleh sosok laras
, wanita yang sakala cari selama ini.
Bayangan Ibu sakala pun berdatangan dan memberikan gambaran tentang siapa dan
orang yang seperti apa sosok Ibu sakala.
EXT - Rumah Sakala - Day
Pemeran: SAKALA
SAKALA bangun dari tidur dan mematikan alarm
(close up alarm)
SAKALA bangun dan bersiap untuk rapi-rapi di toilet.
SAKALA (O.C)
Keluar dari toilet, Sakala telah rapi siap dan sempat termenung memandangi lukisan yang ditutupi oleh kain putih
(long shot dari samping Sakala melihat lukisan) Sakala menghela nafas (Sakala pergi meninggalkan lukisan)
Episode 4: 01
EXT - Jalan pulang sekitar kantor - Day
Pemeran: SAKALA
SAKALA sedang jalan dan tidak sengaja melihat buku di lantai milik seseorang entah siapa yang sepertinya terjatuh.
(close up shot buku dengan satu stiker di depannya yang tergeletak di lantai)
SAKALA berhenti jalan dan mengambil buku tersebut.
SAKALA (O.C)
(Mengambil buku, berusaha mencari nama pemilik di depan atau belakang buku namun tidak ada. SAKALA membuka buku)
(close up shot muka SAKALA) dengan raut wajah bingung sedang mencari tahu pemilik buku
DUBER (V.O)
Kelihatannya ini buku penting… Harus gue balikin, tapi ini punya siapa?
(close up shot tulisan “ADA JANJI DI RESTORAN BLABLABLA JAM 13.00 TANGGAL *TGL HARI ITU*!! JANGAN LUPA!!”
SAKALA (O.C)
(Mengecek jam)
(long shot SAKALA berdiri sambil liat-liat buku itu)
Episode 4: 02
R1 INT - Restoran (Katsyu) - Day
Pemeran: SAKALA dan LUNA
SAKALA (O.C)
(Berjalan masuk restoran sambil memegang buku tersebut) (Melihat sekeliling kebingungan sambil sesekali melihat buku yang ia pegang
dengan kedua tangannya)
Restoran terlihat sepi, hanya ada beberapa meja yang terisi. SAKALA melihat satu perempuan yang sedang merapikan barangnya.
LUNA (O.C)
(Memasukkan barang nya ke dalam tas, lalu melihat ke arah SAKALA yang sedang melihat sekeliling kebingungan dan menyadari buku yang
dipegang SAKALA)
(close up shot stiker yang ada di bukunya)
(Memasang raut wajah kaget dan membuka kembali tasnya dan mencari bukunya yang hilang, lalu melihat lagi ke arah SAKALA)
SAKALA melihat LUNA yang kebingungan melihat buku dengan stiker familiar di tangan SAKALA
DUBER (V.O)
Pasti ini.
SAKALA jalan menghampiri LUNA sambil mengangkat buku tersebut.
SAKALA (O.C)
Permisi, ini buku kamu?
((((trs sisanya dialog kenalan dll, SAKALA ngejelasin buku ketemu dimana dan knp akhirnya mutusin buat dateng ke tempat ini trs
LUNA bilang makasih dan ngajak SAKALA buat ditraktir kopi)))
Episode 4: 03
Pindahin ke docs naskah 63-68 DONE
Episode 4 - Luna ajak sakala jalan jalan
Set : kamar sakala dan kamar Luna
*sakala sedang main hape dan melihat story Luna dan dia berakhir stalk Luna lalu tiba tiba ada notif DM dari Luna*
L : Halo! Lu yang tadi nemuin buku gua kan??
S : oh iya hahaha halo
L : lo besok sibuk?
S : mmm engga sih, kenapa?
L : oke de! Besok ya jam …. Di…
S : hah ? maksudnya?? *sakala bingung tb tb diajak luna jalan*
L : ahahaha gua mau jalan jalan keliling jakarta buat motret, kalo lu mau ikut datang aja ya, sekalian gua mau traktir lu buat yg kemaren hehe
S : ohh.. Hahaha
L : ya tapi kalo lo gamau gausa dateng HAHAHA
*lalu sakala tidak lagi membalas
L : kaku amat *sambil smirk*
Episode 4: 10 dialog
EXT - Jalanan Jakarta - Sore
* Luna nunggu di tempat yang dia suruh sakala datang sambil liatin jam
L : *jam sudah lewat 10 menit dari jam yang dia janjikan* okay he’s not coming *dan mutar balik mau lanjut berjalan* *dan disaat dia muter
balik dia nabrak orang yaitu sakala *
L : eh sorry sorry *lalu melihat wajah sakala* EH?! Dateng juga lo?! *ketawa dan menepuk pundak sakala *
S : sorry ya gua telat, ngantri nya lama banget
L : ngantri apaan? *Sakala memberi roti ke tangan Luna*
S : Nih sarapan dulu
L : lu tau darimana gua belokm sarapan?! Dukun ya lu?!
S : *membuka hape dan kasih unjuk story Luna**
(Story luna :hello guys gua hari ini bakal jalan jalan dengan kedua kaki gua di jakarta *ketawa* hari ini gua bakal motret beberapa hal menarik
di sini so stay tune ok guys, btw gua blm sarapan bentar lagi pingsan kali? *ketawa*)
L : oh..heheheehe bukan dukun ternyata
S : *ketawa kecil* kearah mana ni? *sambil menunjuk arah kanan dan kiri.
*montage shots mereka jalan jalan ketawa ketawa ada bg music tp sesekali suara mereka kedengeran*
-
*luna lagi duduk dan sakala lagi beliin minum, Luna sembari buka kamera liatin foto foto dan sakala liat foto yg luna buka (foto luna kecil yang mirip sama
laras)
S : Eh itu lu dimana na?
L : ini ? *sambil kasi liat foto nya lebih jelas*
S : *sakala mulai kaget dan kebingungan* itu lu???
L : yes ini gua! *ketawa* gua sengaja masih simpan foto ini di camera gua.lucu kan gua? *hahahaha* btw sa kt ke cafe yok gua kepanasan.
S : oh iya boleh boleh
Episode 4: 10
EXT - Cafe - Sore
Luna (O.C)
Gimana kerja hari ini?
Sakala (O.C)
Hmm gimana ya.. Sejujurnya gue mulai ngerasa kalo tempat gue kerja ga bikin gue nyaman. Belakangan ini gue ngerasa stress dan ‘in a work slump’, ada aja satu dua hal
yang bikin masalah di kantor.
Luna (O.C)
There’s no such thing as the perfect job, La. Pasti bakal ada satu dua hal yang gak ngenakin. Tapi kalo emang lo udah ngerasa sampai ke titik rendah banget, baru lo
bisa coba pikirin lagi apakah kerjaan itu tepat buat lo atau udah saatnya lo berhenti.
Sakala (O.C)
Iyaaa, gue bakal tetep berusaha jalanin.
Luna (O.C)
Ngeluh itu boleh, tapi kalo kebanyakan nanti lo akan ada di mindset yang buruk dan gabisa liat hal positif lagi. Gue yakin kok kalo lo bisa ngelewatin ‘work slump’ lo
ini.
*Kata kata yang persis dengan laras*
Sakala : ahaha iya iya, btw na mimpi lu apa?
Luna : mimpi? *ketawa* berat amat pertanyaan lu. Mmmm gua mau jadi satu manusia yang bebas aja sih ga di kekang apapun dan bisa rasain semua nya dari pahit sampe manis
*dengan nada serius sambil senyum melihat jendela/langit*
Sakala menatap Luna di sampingnya dan tersenyum
DUBER (V.O)
Luna, lo ngingetin gue banget sama Laras.
*dan mereka lanjut berbincang
Sakala ttp skeptic, walau pelan2 dia jalanin juga. Dia dengerin nasihat dari luna. Sampe satu titik Sakala mulai duga bisa jadi Luna ini temen masa kecilnya dia (laras)
Di stiap cerita2 itu, Satu hal yg Luna sadar dari Sakala tuh Sakala orangnya suka ngeluh, tapi awalnya Luna masih mencoba positif aja dan masih encourage Sakala terus
Episode 4: 04
R1 INT - Cafe - Night
Pemeran: SAKALA dan LUNA
*montage jalan-jalan random*
DUBER (V.O)
Traktiran Luna berujung kita eksplor banyak tempat barengan seharian sampe udah gelap gini. Gak kerasa kita ceritain banyak banget
hal, mulai dari dia cerita tentang kerjaannya sebagai fotografer yang lagi stay di Jakarta selama sebulan doang, sampai latar
belakang kita satu sama lain.
(long shot SAKALA dan LUNA duduk barengan sambil cerita sambil ketawa)
LUNA (O.C)
Kalo lo gimana masa kecilnya?
SAKALA (O.C)
(Menghela nafas panjang) Hmmm, gue dibesarin sama nyokap gue. Ngeliat seberapa berjuangnya dulu ibu gue ngebesarin gue sendirian,
gue jadi salut banget sih sama para working mom, especially para single parent. Bahkan dia apply kerja sana sini selalu ditolak
dengan alasan ‘udah punya anak’ karena dianggap ga akan bisa kerja. Sekalinya dapet kerja, bossnya sama sekali ga ngerti kondisi
nyokap gue yang pada saat itu sibuk ngurus gue sakit. Tapi dia punya satu hobi yaitu nulis. Cita-cita jadi penulis yang bikin dia
pindah ke ibu kota, walaupun sampai akhir hidupnya juga ga tercapai.
Episode 4: 04
R1 INT - Cafe - Night
Pemeran: SAKALA dan LUNA
L : hmm i seeeee *sambil minum dari sedotan* so, mimpi lu apa sa?? Hehe
S : gua?hmm.. Gua gapernah bener bener mikirin sih. Maybe jadi arsitek terkenal *ketawa dikit* ?
L : gua kira lu mau jadi purnama? *ketawa*
S : hah purnama?bulan?
L : iya! Selalu bebas diatas sana, terang sendirian ga butuh orang lain buat bahagia.
S : tapi kan bulan butuh cahaya matahari na, *ketawa*
L : oh iya ya!! Yaudah gimana kalo jadi kukila?
S : kukila? Kukila burung?
L : iya jadi burung, abis nya ngedenger cerita lo, gua pikir lu mau jadi satu manusia yang bebas.
S : *smirk* burung ya....(flashback kata kata laras yang sama)
Episode 4
DUBER (V.O)
Semenjak hari itu, gue dan Luna tumbuh semakin dekat dan kita banyak habisin waktu bareng.
Episode 4: 05
KANTOR yang berbeda-beda
Pemeran: SAKALA dan Ibu
FADE TO:
FLASHBACK
selama gedein sakala sendiri (jadi orang tua tunggal, gimana perempuan di perlakukan di dunia kerja)
Pas apply kerja ditolak karena dianggep ud punya anak, ntar dianggep ga bisa kerja maksimal karena udah punya anak
Pas ud dapet kerjaan pas emg urgent banget harus urus sakala karena sakala sakit, ga dikasih ijin / dimarah-marahin
banget pokoknya bossnya ga mau toleransi
Walau begitu ibu sakala tetep semangat sama hidupnya, setiap pulang kerja dia selalu nulis di buku diarynya. karena
dirinya memiliki cita-cita yaitu menjadi seorang penulis. Sebenarnya, alasan ibunya memutuskan untuk pindah ke ibu kota adalah
untuk mencoba mengubah nasibnya di kota besar dan menunjukan pada dunia bahwa dirinya dapat menjadi idealis seperti mantan suaminya
yang telah meninggalkan keluarganya tahun lalu demi melanjutkan studinya di New York.
Episode 4: 06
RUMAH SAKALA dan IBUNYA - MALAM HARI
Pemeran: SAKALA KECIL dan Ibu
FADE TO:
FLASHBACK
Dubber (V.O)
IBU SAKALA tetap semangat dengan hidupnya, setiap pulang kerja ia selalu menulis catatan hariannya di buku diarynya.
(Shot IBU SAKALA sedang menulis diary di mejanya) (SAKALA datang menghampiri)
SAKALA (O.C)
Ibu, Ibu sedang menulis apa? Kenapa Ibu terlihat serius sekali?
IBU SAKALA (O.C)
(Berhenti menulis)(Menatap Sakala dan tersenyum) Ibu sedang menulis keseharian ibu di buku ini. (Shot buku diary IBU
SAKALA) Dahulu, Ibu bercita-cita menjadi seorang penulis.
Episode 4: 07
Throwback
SEKOLAH - SIANG HARI
PEMERAN : SAKALA + beberapa orang di background
SAKALA (O.C)
(SAKALA menulis surat di bangku paling belakang pojok kelas)(Terlihat di background anak-anak yang lain mengobrol dan
bermain)
(Close Up ke menulis surat)
JALAN PULANG - SORE HARI
(SAKALA berjalan pulang dan meletakkan surat ke dalam kotak pos
DI DEPAN RUMAH SAKALA - SORE HARI
(SAKALA mengecek kotak surat di depan rumahnya, terlihat beberapa surat namun tidak ada satupun yang bertuliskan dari
LARAS)
(V.O) Kenapa LARAS tidak pernah membalas suartku, ya?
Episode 4: 08
Throwback
DI RUMAH LAMA SAKALA- SIANG HARI
PEMERAN : SAKALA KECIL
(SAKALA membuka amplop pengumuman beasiswa)
CLOSE UP Tulisan di surat (MAAF, ANDA TIDAK DITERIMA BEASISWA CULINARY)
(SAKALA membuka amplop lainnya dan berisi pernyataan mendapatkan beasiswa
di jurusan Akuntansi)
(SAKALA menghela nafas)
Episode 4: 09
Throwback
KANTOR - SIANG HARI
PEMERAN : SAKALA
Sakala sedang bekerja di kantor sebelum ia mendapatkan telepon dari seseorang
(SAKALIA mengangkat telepon)(CLOSE UP wajah SAKALA kaget)
SHOOT HP SAKALA ISINYA NOTIF DUKA CITA (mamanya meninggal)
Sakala-nya tiduran sad & depresses, sebelahnya zoom ke notif duka cita di hp
PEMERAN : IBU SAKALA, SAKALA
voicem
SAKALA menangis mendapati IBU nya yang telah dipanggil pulang
Episode 4: 08
Sakala susah nyari kerjaan, gak ada duit krn duit juga ud abis biayain ibu berobat. Sampe
akhirnya dia harus jual rumah ibunya, hal yang ibunya udah susah2 beli harus dia jual karena emang
gak punya duit
INTERCUT
(SAKALA melamar ke beberapa kantor)(SAKALA part time di sebuah cafe, menjadi seorang
kasir)(SAKALA sampai di rumah dan terlihat kelelahan)
(SAKALA membuka laptop)(CLOSE UP ke layar laptop)
SAKALA (O.C)
Akhirnya aku dapat sebuah pekerjaan!
Episode 4: 11
KANTOR - SIANG HARI
PEMERAN : SAKALA, BOS SAKALA
(LS SAKALA sedang dimarahi oleh bos nya)(SAKALA menundukkan kepala dan hanya bisa mengangguk-angguk)
BOS SAKALA (O.C)
Kalau sekali lagi kamu salah, kamu akan saya pecat ya! (Membentak dengan suara tinggi)
(SAKALA menunduk dan minta maaf)
(Orang lain ramai-ramai membicarakan SAKALA yang dimarahi)
(SAKALA kembali ke tempat duduk)
(SAKALA duduk dan menghela nafas)(CLOSE up raut wajah SAKALA yang stress)
Sinopsis episode 5
Setelah beberapa lama menghabiskan waktu dengan Luna, sakala menemukan masalah
baru yang membuat hubungan kedua nya kurang baik. Luna dengan mimpinya dan sakala dengan
dirinya yang tak lagi ingin sendiri. Banyak yang diperdebatkan diantara mereka berdua dengan
sakala yang masih belum bisa memaafkan masa lalu nya.
Dan hubungan sakala dan luna harus berakhir pada waktunya.
Episode 5: 01
INT- RUMAH SAKALA - DAY / NIGHT
Pemeran : Sakala
Disini Sakala yang sudah dekat sama Luna. Sakala nyaman banget sama Luna dia ud sampe cerita apapun ke Luna. Tapi di hati sakala masih ada tanda tanya dimana
keberadaan Laras? Pertanyaan itu semakin membuat Sakala penasaran, terlebih karena ucapan Luna yang sama persis dengan ucapan Laras dulu. Sakala ingin memastikan
hal tersebut dengan bertanya kepada Luna, tetapi dia masih belum yakin sehingga memilih untuk tidak menanyakan hal tersebut. Setidaknya menurut Sakala dia harus
yakin dulu akan hal ini baru menanyakan ke Luna.
Sakala (O.C)
(mengecek barang-barang masih kecilnya itu dan mencoba menelusuri jejak Laras yang masih dimilikinya) Dia mencoba lagi untuk kesekian kalinya mencari Laras di
sosial media tetapi hasilnya tetap saja nihil. Sakala menyadari mungkin dia bisa menelusuri Luna. Mungkin bisa jadi ada titik cerah disitu.
(Scrolling sosial media) Setelah mencari di sosial media untuk beberapa lama, Sakala mendapati bahwa ternyata Luna dulunya adalah seorang artis cilik. Dia dulu
membintangi beberapa iklan, bahkan menjadi sampul beberapa majalah
“Ini.. Luna?”
Flashback Sakala dulu pernah liat buku itu. Sakala ingat betul bahwa dia pernah melihat majalah tersebut sebelumnya
“Muka Luna kecil sangat mirip dengan laras..”
Sakala mencoba membuka kembali album foto kenangan masa kecilnya. Hingga sakala tertuju ke salah satu foto. Sakala berada di pantai bersama keluarganya. Dia
menyadari bahwa dulu dia pernah bertemu dengan Luna kecil
“Ini.. luna? Atau laras?”
Dibalik foto tersebut tertulis lokasi dan tanggal foto itu diambil. Dan lokasinya sama seperti yang luna pakai di foto yang Luna kasih unjuk ke sakala itu.
Bajunya juga mirip dengan baju Luna. Sakala yakin bahwa luna adalah laras, sahabat masa kecilnya. Sakala langsung pergi keluar dari rumahnya bergegas menghampiri
Luna
Episode 5: 02
INT- RUMAH SAKALA - DAY / NIGHT
Pemeran : Sakala
Disini Sakala yang sudah dekat sama Luna. Sakala nyaman banget sama Luna dia ud sampe cerita apapun ke Luna. Tapi di hati sakala masih ada tanda tanya dimana
keberadaan Laras? Pertanyaan itu semakin membuat Sakala penasaran, terlebih karena ucapan Luna yang sama persis dengan ucapan Laras dulu. Sakala ingin memastikan
hal tersebut dengan bertanya kepada Luna, tetapi dia masih belum yakin sehingga memilih untuk tidak menanyakan hal tersebut. Setidaknya menurut Sakala dia harus
yakin dulu akan hal ini baru menanyakan ke Luna.
Sakala (O.C)
(mengecek barang-barang masih kecilnya itu dan mencoba menelusuri jejak Laras yang masih dimilikinya) Dia mencoba lagi untuk kesekian kalinya mencari Laras di
sosial media tetapi hasilnya tetap saja nihil. Sakala menyadari mungkin dia bisa menelusuri Luna. Mungkin bisa jadi ada titik cerah disitu.
(Scrolling sosial media) Setelah mencari di sosial media untuk beberapa lama, Sakala mendapati bahwa ternyata Luna dulunya adalah seorang artis cilik. Dia dulu
membintangi beberapa iklan, bahkan menjadi sampul beberapa majalah
“Ini.. Luna?”
Flashback Sakala dulu pernah liat buku itu. Sakala ingat betul bahwa dia pernah melihat majalah tersebut sebelumnya
“Muka Luna kecil sangat mirip dengan laras..”
Sakala mencoba membuka kembali album foto kenangan masa kecilnya. Hingga sakala tertuju ke salah satu foto. Sakala berada di pantai bersama keluarganya. Dia
menyadari bahwa dulu dia pernah bertemu dengan Luna kecil
“Ini.. luna? Atau laras?”
Dibalik foto tersebut tertulis lokasi dan tanggal foto itu diambil. Dan lokasinya sama seperti yang luna pakai di foto yang Luna kasih unjuk ke sakala itu.
Bajunya juga mirip dengan baju Luna. Sakala yakin bahwa luna adalah laras, sahabat masa kecilnya. Sakala langsung pergi keluar dari rumahnya bergegas menghampiri
Luna
Episode 5: 03
EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu)
Pemeran : Sakala & Luna
Sakala tiba2 datang ke tempat tinggal luna, Luna bingung dan Sakala ajak Luna pergi. Akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan.
Luna (O.C)
(muka kebingungan, melihat ke arah muka Sakala yang penuh tanda tanya) “kenapa? Ada apa Kal?”
Sakala (O.C)
“Kenapa lo selama ini diem aja?”
Luna (O.C)
“Diem gimana? Lu lagi ngomongin apa sih? Gue ga ngerti maksud lo apa”
Sakala (O.C)
“Lu ga inget ini?” (sambil kasih liat barang2 kenangan dia sama laras dulu)
Luna (O.C)
(muka tambah bingung) “gue ga pernah liat itu sebelumnya”
Sakala (O.C)
(kasih liat foto yang ada sakala dan luna di pantai itu) “Ini lu kan?”
Luna (O.C)
“I..ya..? Loh ternyata kita ud pernah ketemu dulu pas masih kecil ya?”
Episode 5: 04
EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu)
Pemeran : Sakala & Luna
Sakala (O.C)
“Kenapa lu pura-pura lupa sama gue, ras? Lu kemana aja selama ini? Gue setengah mati nyariin lu selama ini”
Luna (O.C)
“Ras..? gue masih ga ngerti maksud omongan lu ini apa”
Sakala (O.C)
“lu laras kan? Sahabat masa kecil gue? Inget ini? Kita buat ini bareng. Yang ini, lu dulu pernah kasih ini buat gue dulu. Kenapa lu ga pernah cariin gue setelah
gue pergi ke Jakarta? Gue kirim banyak surat buat lu ke alamat rumah nenek ? dan kenapa selama ini ga sadar kalo ini gua?”
Luna (O.C)
“Gue gatau siapa laras yang lo maksud itu, tapi yang pasti orangnya bukan gua.. Gua aja baru sadar kalo dulu kita pernah ketemu pas masih kecil dulu.. Itu pun
pas gue lagi liburan ke Jogja. Pas saat itu gue tinggal di surabaya. Gamungkin orang yang lu maksud itu gua. Lu kenapa jadi ngaco gini?”
Sakala (O.C)
“Tapi.. ini lu pake kalung yang sama persis Laras dulu pake.. Muka lu dulu juga mirip banget sama Laras pas masih kecil. Gue yakin banget lu itu Laras”
Luna (O.C)
“Lu gila ya?? Udah gue jelasin kan barusan kalo..”
Sakala (O.C)
“Terus laras dimana..?” (muka sakala mikir, mulai sedih putus asa)
“Bertahun-tahun gue cari Laras, setiap denger nama laras jantung gue rasanya mau copot. Berharap kalo itu dia. Tapi gue gapernah nemuin jejak dia. Kok bisa dia
menghilang gitu aja tanpa jejak.. Kayak emang gak pernah ada”
Episode 5: 05
EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu)
Pemeran : Sakala & Luna
Luna (O.C)
(agak bingung karena gatau mau ngomong apa) “Kal…”
*ngacak ngacak rambut kek org frustasi*
Sakala (O.C)
“Laras itu sahabat gue pas gue tinggal di Yogya. Dia satu-satunya orang yang ngertiin gue. Semangat hidup gue. Dia cantik, manis, semangat. Dia yang nemenin gue
pas ayah gue ninggalin kita. Tapi tiba-tiba gue harus pindah ke Jakarta sama ibu. Gue ga pernah sempet pamitan sama dia. Gue kirim surat ke rumah nenek, berharap
Laras bakal cari gue ke rumah nenek. Tapi ternyata dia gapernah dateng. Nenek pun juga ga tahu gue punya temen namanya Laras. Gue ud coba cari dia sebisa gue.
Nanya ke tetangga di sekitar rumah nenek, lewat sosial media.. Gue gatau juga nama panjang laras siapa. Gue kangen banget sama dia. Dan lu mirip banget sama dia.
Awalnya gue cuma kira lu ingetin gue akan dia. Sampe akhirnya gue yakin kalo.. Lu itu dia”
Luna (O.C)
“Maaf banget.. Tapi gue beneran bukan Laras yang lu maksud itu”
Sakala (O.C)
“Ini semua karena orang bangsat itu. Masa sama Laras adalah masa paling indah dalam hidup gua.. Semenjak ayah gue pergi, hidup gue ancur. Gak punya ayah, hidup
ibu juga jadi berantakan. Gue merasa segala kesusahan hidup gue dan ibu gue semua karena Ayah gue. Gue benci banget sama dia.” (sakala terdiam, airnya berlinang
air mata) “gue juga kecewa sama diri gue sendiri, yang gagal bahagiain ibu.. Gue sama aja kayak ayah gue. Seumur hidup gue coba sebisa mungkin buat ga jadi sama
kayak manusia itu. Tapi ternyata gue gagal” (mata sakala berlinang air mata)
Luna (O.C)
“It’s not your fault sakala.. Dari apa yang lu cerita ke gue selama ini.. Gue rasa lu ud coba segala yang lu bisa. Gue tau lu sayang banget sama ibu lu, dan gue
rasa ibu lu pun juga tahu itu. Yang udah berlalu ga perlu di sesalin.. Biar jadi pelajaran, semua ada berkahnya” (Luna mencoba untuk nenangin sakala)
Episode 5: 06
EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu)
Pemeran : Sakala & Luna
Sakala (O.C)
“Apa berkahnya? Gue ga pernah merasa ada hikmahnya. Gue ud selalu mencoba lakuin yang terbaik, lakuin hal yang menurut gue bener. Gue selalu mencoba kuat,
berjuang terus untuk hidup ini. Tapi apa? Gue ga pernah dapetin apa-apa. Yang ada semakin hari gue makin ngerasa hampa”
Luna (O.C)
“Karena ada banyak hal yang lu laluin selama ini lu akhirnya jadi sosok yang kuat. Tanpa journey yang lu laluin selama ini lu gabakal bisa sampe dititik ini. Lu
sendiri yang pernah bilang kalo lu heran kenapa ibu lu bisa selalu positive terus, gue rasa ibu lu juga sependapat sama gue.. kalo lu mau coba liat pake
prespektif baru, gue yakin lu bisa liat dunia dari keindahan yang baru. Dan maksud gue, selama ini lu selalu salahin ayah lu dan mendem benci yang dalem banget
buat ayah lu. Gue tau kok keputusannya emang nyakitin banget, but maybe dia punya alesannya sendiri. Dia punya sudut pandangnya sendiri akan kalian dulu. Semua ud
terlanjur terjadi dan ga ada yang bisa lu ubah, la. Lu harus coba untuk relain and move on. Kalo lu emang ga se terima itu, mungkin lu bisa coba tanya ke ayah lu
apa alesannya dia pergi? Buat lu bisa lega juga…”
Sakala (O.C)
“Lu tahu apa sih, na? Lu gatau rasanya jadi gue gimana, jalanin hidup gue selama ini kayak gimana. Buat lu yang hidupnya tinggal pindah dari satu tempat ke
tempat lain, jalan-jalan terus apa sih yang lu tau jalanin hidup kayak gue?
Luna (O.C)
(muka kecewa, agak marah, tapi ketawa kecewa) “dan liat siapa sekarang merasa maha tahu? Lu sendiri juga gak kenal gue. Kenapa malah lu jadi menghakimi cara gue
jalanin hidup?”
Episode 5: 07
EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu)
Pemeran : Sakala & Luna
Luna (O.C)
“Pas gue pertama kali ketemu lu, gue liat sosok yang kesepian, pemalu.. Buat gue yang jauh bertolak belakang sama lu, banyak pertanyaan yang muncul di otak gue
yang bikin gue pengen nyari tahu kenapa lu bisa jadi lu yang kayak sekarang? Karena setiap orang punya cerita, lukanya masing-masing. Tapi gue ga nyangka ternyata
lu orang yang arogan dan seegois ini”
Sakala terdiam gatau ngomong apa
Luna (O.C)
Dulu gue juga pernah susah Kal, dan ya gue memilih untuk bangkit, gak nyerah sama keadaan. Kita gabisa kontrol apa yang bakal terjadi di sekeliling kita, tapi
semua itu pilihan kita gimana cara menghadapinya. Lu itu pengecut cuma nyalahin keadaan, padahal the only one yang punya kendali akan hidup lu ya elu. Despite
memang kadang ada orang-orang yang terbatas akan privilege, gue ngerti emg ada hal dalam hidup lu yang ga sesuai keinginan lu. Tapi lu ga bisa selalu salahin
keadaan, Sakalaa... Ga selalu semuanya tentang lu. Setiap orang punya lukanya masing-masing. Gue kecewa banget sama lu, Kal”
Sakala (O.C)
“Sorry, luna.. Gue.. gue ga..”
Luna akhirnya pergi
Episode 5: 08
INT- NIGHT RUMAH SAKALA
Pemeran : Sakala
Sakala nyampe rumah setelah ribut sama luna barusan, dengan tatapan kosong. Sakala menyadari bahwa mungkin ada beberapa kalimat yang diucapkannya mungkin memang
sebaiknya tidak diucapkan olehnya. Mungkin dia memang sudah kelewatan kali ini? Ada sedikit rasa menyesal di dalam hati Sakala, tapi egonya masih merasa bahwa dia
memiliki hak untuk mengatakan itu semua kepada Luna. Dia rasa dia berhak untuk marah hari ini, karena dunia sudah begitu kejam terhadap dirinya.
Sakala (O.C)
“Kenapa semesta tak pernah berpihak kepadaku?”, pikir Sakala dalam hati. Sakala menghempaskan tubuhnya ke atas kasurnya, sambil merenung menatap plafon kamarnya.
Dia uring-uringan, karena hatinya tak lega.
“Akhirnya aku meledak, mengeluarkan isi hatiku yang terpendam selama ini. Tapi mengapa hatiku masih belum lega?”. Sakala bingung.
“Bukankah dengan mengutarakan isi hati seharusnya hati bisa lebih damai? Itu kan yang selama ini Luna katakan kepadaku untuk coba lebih jujur kepada diri
sendiri? Yang ada aku malah merasa semakin tak karuan”
Ditengah kepenatan pikirannya, Sakala teringat akan ibunya. Dia merindukan ibunya. Setiap sedih biasanya Sakala memilih untuk melihat lagi kenangan akan ibunya.
Entah itu foto ibunya ataupun menonton video mereka bersama dulu. Sakala memilih untuk membuka kotak kenangan yang berisi barang2 almarhum ibundanya. Sakala baru
menyadari bahwa ada 1 surat yang belum pernah dia buka sebelumya
“Untuk Sakala” begitu judul dari surat tersebut, ditulis dengan tulisan ibu sakala yang begitu khas. Entah mengapa muncul rasa pilu di hati Sakala ketika melihat
surat tersebut. Namun dia memutuskan untuk membuka surat tersebut
Episode 5: 09
INT- NIGHT RUMAH SAKALA
Pemeran : Sakala
Isi surat dari ibu sakala
Ibu (V.O) → selama ibunya baca ini nanti footagenya dari muka sakala beralih ke scene ibunya dulu pas nulis surat, lalu ke scene2 flashback dulu ibunya sama
sakala
“ Halo Sakala? Apa kabarmu? Ibu tebak ketika kamu membaca surat ini, kemungkinan besar ibu sudah tidak berada bersama denganmu sekarang. Ibu berharap kabarmu
sekarang
Maaf ya ibu tidak bisa bersamamu sekarang. Tapi kamu harus tahu bahwa ibu sangat menyayangimu dengan sepenuh hati ibu. Maafkan ibu yang punya banyak
keterbatasan. Masih banyak hal yang ibu ingin lakukan bersamamu, tapi semesta mungkin berkehendak lain. Dulu kamu pernah bertanya kepada ibu apakah ibu membenci
ayahmu karena memutuskan untuk meninggalkan kita. Pada saat itu ibu masih belum bisa menjawab pertanyaanmu itu, karena saat itu ibu juga masih sangat terluka.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, ibu sadar bahwa ya tentu ibu terluka dan kecewa namun ibu tidak pernah membenci ayahmu. Ayahmu itu adalah sosok lelaki
yang hebat, dan cuma karena satu kesalahan tidak berarti segala kenangan yang pernah ada diantara kita hilang begitu saja. Kami berdua tumbuh di jalan yang
berbeda. Karena tidak ada gunanya juga untuk menghakimi pilihannya. Itu hal yang ayahmu yakini yang menjadi pilihan terbaik untuk dirinya. Dan ibu sebagai orang
yang menyayanginya tentu akan terus berharap yang terbaik untuknya, walau semua ini juga butuh proses yang panjang. Yang penting pada akhirnya, kita berdua
sama-sama bahagia. Perpisahan ibu dengan ayahmu memberikan banyak pelajaran hidup untuk ibu. Sejak kecil ibu tumbuh besar bersama ayahmu, kami masih sangat muda
ketika tiba-tiba muncul kamu di hidup kami. Sehingga ibu akhirnya terpaksa harus hidup mandiri. Perpisahan itu yang menyadarkan ibu bahwa ibu juga punya mimpi dan
ibu mau mengejar mimpi ibu itu untuk menjadi seorang penulis dan menjelajah ke banyak tempat baru. Itulah sebabnya akhirnya ibu memutuskan kita untuk pindah ke
Jakarta. Dan akhirnya ibu bisa merasa hidup seutuhnya yaitu menjalani hidup dengan penuh ambisi sambil mengejar mimpi. Terlalu banyak sudut kota Jakarta yang
begitu manis untuk dinikmati. Sederhana namun begitu melekat di hati ibu. Begitulah hidup, sakala. Ada perjumpaan dan perpisahaan. Ibu bersyukur memiliki anak
yang sangat mandiri dan pengertian seperti kamu. Kamu membuat perjalanan ibu menjadi seorang orang tua tunggal menjadi mudah dan indah. Kamu adalah anugerah
terindah dalam hidup ibu. Namun karena kemandirianmu itu juga kadang ibu merasa kamu sangat menutup hati dan dirimu dari sekeliling, hingga semakin hari rasanya
semakin sulit untuk bisa ibu menghabiskan waktu bersamamu. Ibu rindu akan masa-masa kita bersama ketika kamu masih kecil, sebelum perceraian ibu dan bapakmu.
Hingga saat ini walau kamu tidak pernah mengakuinya namun ibu bisa merasakan bahwa kamu masih sangat terluka akan kejadian itu. Ibu tahu ini mungkin permitaan
yang sulit, tapi ibu berharap suatu saat nanti kamu bisa untuk pelan-pelan merelakan dan memaafkan bapakmu. Karena tidak ada seseorang pun yang sempurna di dunia
ini. Dan mengejar suatu kesempurnaan yang fana ini adalah suatu ke sia-siaan. Jangan mempersulit dirimu nak, coba untuk lebih menikmati hidupmu ini
Setelah membaca surat dari ibunya sakala menangis tak karuan. Apa yang ibunya katakan benar, (pokoknya ya abis itu dia yang scene2 org sedih gtu deh cuma bingung
mau describenya gmn)
Sinopsis episode 6
Sakala berakhir sendiri tanpa Luna di hidupnya. Namun Sakala bukan lagi
orang yang dingin dan melihat hidup dalam kacamata yang hitam dan
menyedihkan. Perjalanan sakala dalam mengejar mimpinya dengan mengikuti jejak
Ibu nya pun dimulai.
Dan sosok seorang wanita di akhir memberi banyak tanda tanya besar.
Episode 6: 01
INT- RUMAH SAKALA (DAPUR, MEJA KERJA) - NIGHT
Pemeran : Sakala
Sakala sadar akan segala kesalahannya, sadar kalo dia harus berubah. Dia juga akhirnya lega, pelan2 juga ud maafin ayahnya
*di scene ini sakala sambil masak dan kita kasih flashback dia pas kecil memori dan kenangan dia sama mama nya. Dan pas dia
flashback dia keinget sama papanya. Dan dia berhenti motong sayur. Lalu sakala mengambil dompetnya yang selalu ada foto dia dan
mamanya. Dan dia buka lipetan foto itu yang kasih liat ayah nya (jd itu foto ber 3 tp sakala lipat ilangin papanya karena kebencian
selama ini).
Notes : aksi itu shows dia nyoba maafin papa nya.
Dialog flashback :
INT- RUMAH LAMA SAKALA - NIGHT
Pemeran : Sakala
Ibu : nih sakala mama bawa makanan
Sakala : apa itu ma?
Ibu : tahu telor!
Sakala : hah tahu telor?
Ibu : iya nak, ini makanan kesukaan ayah kamu.
Sakala : kenapa ayah bisa suka ma?
Ibu : mmm, kata nya tahu telor itu ngajarin kita buat bisa menerima hidup *sambil senyum*
Sakala : *melihat kebingungan* menerima?
Ibu : sama kayak tahu telor nak, tahu sama telor aja ga akan bikin ini enak.
*sambil suapin sakala tahu telor tanpa kuah/saos kecap nya*
Sakala : *membuka mulut dan memakan nya* ma gaada rasa nya.
Ibu : *tertawa, lalu menuang saos kecap yang hitam ke tahu telor nya dan kembali menyuap sakala lagi *
Sakala : *membuka mulut dan memakan nya lagi* MMMM!!! Enak ma!!
Ibu : enak ya? *tertawa* kamu inget ya sa, hidup tanpa hal hal susah yang gelap itu bukan hidup. Kamu harus rasain semua dan selalu bersyukur. Dengan begitu kamu
bisa rasain hal baik lebih lagi.
Sakala : *mengangguk tidak focus sambal melahap tahu telor nya*
*Kembali ke scene sakala dimana dia melihat foto itu untuk beberapa detik dan dia lanjutin masakan dia. Dan saat masakan nya jadi sakala ambil masakan di piring
itu lalu menaruh nya di meja kerja dia yang ada laptop terbuka dengan email bahwa dia resign dari pekerjaan dia.
Notes : angle camera nya menjauh dan ngasih liat kalo makanan yang sakala masak itu adalah tahu telor. Masakan kesukaan ayah nya.
Arti : sakala perlahan maafin ayahnya, dan berani untuk mengambil pilihan mengejar mimpinya.
Episode 6: 02
Episode 6: 03
Scene 2
Pas sakala mau minta maaf ke Luna, Luna juga bilang it’s time for her buat pindah ke lokasi lain (since dia
itu traveler) → emg simbolik Luna itu dtg ke hidup sakala emang cuma buat kasi sakala pelajaran bukan buat
stay
EXT - Jembatan - Sore
*di scene ini Luna udah ada di jembatan duluan, dan sakala melihat dirinya dari jauh (Luna lagi liatin lalu
lalang kendaraan) dan sakala bergegas naik tangga datengin Luna. Sakala langsung bawain kopi untuk Luna dan
Luna puter badan dan menyandar ke rail sedangkan sakala hadep jalanan. (jadi mereka melihat kearah
berlawanan).
*Scene ini mereka masih ngobrol biasa dengan lagu yang warm kayak romace vibes dan tbtb fade out suara
kendaraan focus ke muka luna yg di blkgnya ada sakala yg liat kearah berlawanan. Dan luna akhirnya ngomong.
Notes : raut wajah & gerak gerik luna kayak orang yang sedikit resah.
Episode 6: 04
Luna (o.c.)
sa, sakala.
Sakala (o.c.)
iya?
Luna (o.c.)
thank you ya udh beberapa waktu ini ada buat gua *dengan nada dan raut wajah serius sedikit resah*
Sakala (o.c.)
iya gua juga na, gua minta maaf… *Luna langsung potong*
Luna (o.c.)
gua mau ke bali sa, gua bakal pindah kesana dan ngejer apa yang selama ini gua mau.
Sakala (o.c.)
(sakala terdiam sebentar dan balik badan nya sama sama liat ke arah yang sama dengan luna)
lu harus banget pergi na?
Luna (o.c.)
iya, lu juga harus kejer apa yang lu mau sa.
Sakala (o.c.)
iya tapi..
Luna (o.c.)
sa, gua berharap lu bisa jadi apa yang lu mau. Kayak kata lu dulu pas pertama kali kita ketemu, makanan itu nikmat karena mereka
cuman ada sementara, lalu kita makan dengan lahap. Mereka hilang tapi bikin diri kita hangat, sebelas dua belas ya rupanya sama
manusia *ketawa dikit*
Sakala (o.c.)
(ketawa)
mmmm iya.
Luna (o.c.)
jadi gua berterimakasih untuk beberapa waktu ini. Dari lu gua merasakan hangat itu, dan gua lebih siap buat ngambil langkah yang
gua mau.
Sakala (o.c.)
(sakala tidak menjawab apapun dan cuman senyum dengan hangat sambal liatin jalanan)
Baik baik ya na (sambal copot gelang yang sakala selalu pake dan pakein ke luna)
Luna (o.c.)
Lu juga ya sa
(hp luna berdering dan di angkat)
halo (nama temen luna) iya ini gua otw kok, see you ya byee. Sa, gua pergi ya.
Sakala (o.c.)
(dengan berat hati sakala mengangguk) makasih ya na.
Episode 6 : New chapter of Sakala’s Life (epilog)
Notes :
*luna berjalan kearah lain (angle kamera ngasih liat dri pov sakala luna yang
berjalan menjauh) (angle kamera ambil dari arah luna sakala dibelakang nya)*
*dan luna berbalik badan sebelum bener bener pergi dan lambai tangan dia ke sakala
untuk kali terakhir pamitan., sakala juga membalas nya*
* sakala puter badan lagi liatin jalanan dan kendaraan sambal lega dan tersenyum,
dan akhirnya sakala jalan kea rah berlawanan luna dan dua dua nya menjauh sampai
jembatan kosong mereka ga keliatan lg*
Episode 6: 05
Scene 3
Sakala akhirnya buka diary Ibunya dan dia melakukan perjalanan dimana dia datengin satu satu tempat
makan yang ada di diary Ibunya dan perlahan setiap tempat makan itu ngasih pelajaran baru untuk
sakala (kebersamaan, bersyukur, sabar, dll). Di suatu lokasi yg ibunya tulis di buku diarynya itu,
dia ketemu satu cewe yg MIRIP bgt sama Laras (tapi kita gatau itu Laras atau bukan, jadi itu kek
ending gantung gt bikin org wonder itu siapa)
Notes : ini malam hari setelah siang/sore luna pergi
diary
Set 1: Rumah sakala
Waktu : malam hari
Episode 6: 06
Malam hari setelah kejadian Luna pergi, Sakala pulang duduk di sofa. Terus dia berdiri ambil buku diary ibu nya. Di scene ini dia
di meja/ranjang baca buku diary itu sambal senyum senyum mengenang masa lalu
BEGIN MONTAGE
Flashback 1
Ibu : Sakala Purnama, kamu harus bisa hidup untuk diri kamu ya, kejer apa yang kamu mau di hidup ini ya nak.
Flashback 2
*sakala flashback kata kata Luna yang semangatin dia selalu.
Flashback 3
*sakala keinget betapa bahagia dirinya pas masih kecil (ada sosok laras)
*Notes : jadi kayak flashback nya itu building up gitu sembari sakala yang terus menerus baca diary sambal ganti halaman.
END MONTAGE
*scene penutup dia itu dia searching salah satu tempat makan yang ada di diary tersebut dan pas dia buka di sosmed gambarnya kayak
zoom in gitu dan transisi nya gambarnya gerak dan kayak itu udh besokan nya sakala udah di tempat makan pertama itu.
*scene penutup dia itu dia searching salah satu tempat makan yang ada di diary tersebut dan pas dia buka di sosmed gambarnya kayak zoom
in gitu dan transisi nya gambarnya gerak dan kayak itu udh besokan nya sakala udah di tempat makan pertama itu.
Sakala (o.c.)
(Sakala membuka laptopnya dan mengetik nama restoran tersebut. Sakala terdiam sejenak memperhatikan foto restoran tersebut)
Camera zooms in ke foto restoran
CUT TO :
INT - RESTORAN - DAY
Sakala (o.c.)
(Berbagai hidangan sudah tersedia di meja Sakala. Sakala sedang mencicipi satu per satu hidangan tersebut)
Episode 6: 07
Perjalanan ke tempat tempat makan
Set 2 : beberapa tempat makan ( harus jabarin mau berapa )
Waktu : pagi-siang-sore
Masih harus di discuss lagi mau berapa tempat makan dan dpt izin atau engga nya.
Bertemu laras
Set 3 : café
Waktu : malam hari
*dan café ini itu tempat terakhir yang sakala datengin dari buku diary ibu nya. Malam hari (kalau bisa ujan mantap lebih dpt vibesnya) dia mau order tp sibuk buka tas cari
dompet dll jd belom liat wajah wanita kasir/barista nya. Dan setelah itu pas sakala kasih uang, Wanita kasir ini ambil dan angle nya bisa dari atas kasi liat tangan mereka
aja dan disitu wanita itu pake gelang yang yang sakala pernah kasih ke laras dulu. (gelang kembaran yang dia kasih ke luna). Terus nanti angle nya diambil dari jauh kasih
liat sakala sama si laras ini dalam satu scene dengan lagu di bg nya.
*sakala kayak lagi ngobrol aja gitu dan perlahan camera zoom pelan pelan ke satu foto di belakang wanita itu yang dimana foto itu adalah tempat ilalang saat sakala kecil
habisin waktu sama laras.
Notes : scene akhir ini cuan buat seru seruan aja ngegantung kasi tau laras ada atau gaada entah.
Props : lukisan/foto.
Messages
1. Character Development & Self Discovery Journey (self love)
Melihat peran utama yang mencoba keluar zona nyamannya, pelan-pelan mengejar mimpi,
bersyukur dan menghargai hidupnya
2. Ambisi mengejar mimpi (passion)
Setiap karakter yang ada di film ini memiliki mimpinya masing-masing tapi setiap orang menyingkapi
mimpi mereka masing-masing dengan cara yang berbeda
3. Adulthood & Life choices
Memperlihatkan realita kehidupan dari berbagai sudut pandang (single parent, working mom,
idealisme)
4. Enjoy the bittersweet of Life (gratitude, merasa cukup)
Tidak ada hidup yang sempurna, diatas langit masih ada langit & di bawah bumi yang kita pijak
masih ada lapisan lain lagi. Journey hidup orang berbeda sehingga tolak ukur kesedihan dan
bahagia itu subjektif
5. Setiap orang memiliki perannya masing-masing di hidup kita
Ada yang datang untuk memberikan pelajaran, ada yang memang bakal stay
Inspo shot makanan
● Aruna dengan lidahnya
● Tabula rasa
● Documentary street food
Restoran Lokasi Scene Tempat Jenis Sejarah Filosofi
Target
pengunjung
Restaurant
Trio
Jl. RP. Soeroso No.29A, RT.2/RW.2,
Gondangdia, Kec. Menteng, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 10350
Siang
dalam rumah
besar, tapi
jendela dan
aksesnya
terbuka ke
pinggir jalan
Main course 1947
makanan peranakan, yang
artinya makanannya
nyampur sama tradisi
chinese dan non.
boomer,
millenial
Kerak telor
babeh
marjuki
Jalan Kebon Jeruk Raya No.82A,
RT.9/RW.15, Palmerah, Kec.
Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 11540
Sore/malam di pinggir jalan Appetizer
1982, udah
jualan
Kalau kerak telor kan
masaknya dibalik, jadinya
melambangkan hidup yang
kadang turun membuat
hidup kita semakin banyak
rasa atau lebih berarti. justru
kerak sehabis dibalik lalu
dikenakan api membuat rasa
semakin unik
boomer,
millenial
Soto tangkar
dan date
kuah daging
sapi pak H
diding
Jl, Pasar Pagi II, RT.2/RW.2, Roa
Malaka, Kec. Tambora, Kota Jakarta
Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
11230
Siang
Agak sempit,
didalam
ruangan kecil
di pinggir jalan
Main course 1960an
Sejarah dari resto emang
yang dateng rame dan
menunjukan kebersamaan
gitu.
boomer,
millenial, cmn
gen Z mulai
dateng kesini
bikin konten
atau apa
Kopie Es Tak
Kie
Gang Gloria, Glodok, Jl. Pintu Besar
Selatan III No.4-6, RT.7/RW.6,
Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 11120
sore/malam
dalam ruko
kecil, tapi
jendela dan
aksesnya
terbuka ke
pinggir jalan
Dessert 1932
Pada saat indonesia masih di
jajah, seorang yang berasal
dr etnis asing justru bisa
deliver manis di saat waktu
yang susah. masih bisa kasih
rasa manis lewat es kopi
boomer,
millenial
Gado-gado
Bon Bin
Cikini IV no. 1, Jl. Cikini IV No.1,
RT.14/RW.5, Cikini, Menteng, Central
Jakarta City, Jakarta 10330
Siang
di dalam
rumah tertutup,
namun tak ber
AC, terbuka
mudah ke
akses jalan
Main course 1960
Gado-gado berasal dari
bahsa portugis yang artinya
campur-campur ini bisa
dikaitin ke mixed feelings
sama luna
boomer,
millenial
Maison
Weiner
Bakery
Jl. Kramat II No.2, RT.6/RW.7,
Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10420
Pagi
di dalam
gedung
ber-AC, namun
tdk terlalu
besar
Dessert 1936
Roti jadul jadi ingetin
kenangan manis masa lalu
yang lama terkubur gituu
boomer,
millenial, tapi
gen Z udah
mulai eksplor
kesini juga
Bubur Cikini
H.R.
Sulaeman
Jl. Cisadane No.121, RT.9/RW.4,
Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10330
Pagi
dalam rumah
kecil, sempit
tetapi terbuka
untuk jalan
Breakfast 1969
bubur ini diselipkan telur
kuning yang melambangkan
kehidupan, kedalam bubur
yang tawar sehingga
menggambarkan di dalam
rasa tawar terungkap makna
hidup. saat dicampur,
kehidupan itu bercampur rata
dengan rasa tawar itu
boomer,
millenial
Deck Short Movie Artweek.pdf

More Related Content

Recently uploaded

Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin TerpercayaPapilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin TerpercayaPapilo99
 
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam IniPopi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam IniPopi99
 
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024Neta
 
Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024
Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024
Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024Popi99
 
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang TerbaruKisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang TerbaruKisetoto
 
Sakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto Cuan
Sakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto CuanSakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto Cuan
Sakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto CuanSakai99
 
ucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMKucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMKMitratunggalsentosaB
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINIIDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINIbane8603
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024dombatoto
 
Nila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari Ini
Nila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari IniNila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari Ini
Nila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari IniNila88
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus Terbesar
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus TerbesarUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus Terbesar
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus Terbesarunikbetslotbankmaybank
 
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang TerbaruLim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang TerbaruLim4D
 
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYAIDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYANeta
 
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024dombatoto
 

Recently uploaded (17)

Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin TerpercayaPapilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
 
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam IniPopi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
 
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
 
Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024
Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024
Popi99 Link Situs Slot Gacor Paling Gampang Menang 2024
 
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang TerbaruKisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
 
Sakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto Cuan
Sakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto CuanSakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto Cuan
Sakai99 Agen Situs Slot Online Resmi Terpercaya Mudah Maxwin Auto Cuan
 
ucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMKucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMK
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINIIDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
 
Nila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari Ini
Nila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari IniNila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari Ini
Nila88 Link Situs Slot Anti Rungkad Paling Viral Hari Ini
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus Terbesar
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus TerbesarUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus Terbesar
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Menggunakan Paytren Bonus Terbesar
 
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang TerbaruLim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
 
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYAIDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
 
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
 
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
 

Featured

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

Featured (20)

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 

Deck Short Movie Artweek.pdf

  • 2. filosofi nama Menurut KBBI; Niskala : tidak berwujud, abstrak Purna : penuh, selesai; atau diambil dari kata sempurna Niskala Purna : kesempurnaan yang tidak berwujud
  • 3. filosofi nama Karena kesempurnaan tidak memiliki bentuk fisik. Kesempurnaan hanya berada di angan masing-masing manusia dan tidak pernah tercapai. Untuk setiap individu, pengertian kesempurnaan selalu dinamis. Manusia selalu meminta dan menerima, namun tidak pernah puas. Lalu apa yang kurang? Rasa bersyukur. Rasa yang selama ini dipandang sebelah mata, siapa sangka bisa menjadi kunci terbesar dalam kebahagiaan manusia. Inilah waktunya untuk kita belajar berlapang dada dan merasa “cukup”.
  • 4. objektif -BEING HAPPY BY BEING GRATEFUL -everything happens for a reason -mengajak orang biar lebih peka terhadap blessings mengajak orang lain biar lebih peka terhadap blessings being happy by being grateful everything happens for a reason
  • 5. Konsep: Interactive Movie/ Escape Room Online Setiap peserta akan mendapatkan kit yang berhubungan dengan movie. Objek pada kit tersebut akan menjadi clue / jawaban bagi para peserta untuk menyelesaikan rangkaian cerita yang masih menjadi misteri pada film yang akan mereka saksikan. Cerita akan dibagi menjadi 6 episode dimana dari episode satu ke yang lainnya, para peserta harus menyelesaikan terlebih dahulu teka-teki yang ada di episode sebelumnya. Selain itu, kit juga bertujuan untuk memberikan immersive experience kepada para peserta agar mereka merasa menjadi bagian dalam cerita tersebut. Contoh : Dalam movie, karakter menemukan sebuah buku, dalam kit, para peserta akan mendapatkan buku yang sama berisi teka-teki. Peserta harus memecahkan teka-teki tersebut agar bisa lanjut menonton.
  • 6. Tanggung jawab tim Art Week 1. Membuat storyline dan script 2. Memutuskan adegan mana yang perlu di-shoot 3. Menyediakan talent 4. Menyiapkan venue 5. Menyiapkan properti shooting 6. Menyiapkan wardrobe para talent 7. Bertindak sebagai art director
  • 7. Tanggung jawab Production House 1. Menyediakan seluruh alat keperluan produksi (kamera, lighting, sound, dll) 2. Membuat storyboard 3. Menjadi co-director untuk mengeksekusi project ini 4. Menjadi DoP 5. Menyiapkan full crew produksi 6. meng-edit Teaser, Trailer, Full Movie, dan Full Movie yang akan dibagi menjadi 6 episode
  • 8. Harapan bagi PH 1. Co-directing bersama tim Art Week Menjadi Co-Director (menjadi ‘guide’ bagi tim Art Week), memberikan sudut pandang seorang cinematographer sehingga perwujudan ide visualisasi dapat maksimal. 2. Memvisualisasikan cerita yang telah dikembangkan oleh tim Art Week dengan keputusan pengambilan gambar yang disetujui oleh kedua belah pihak. 3. Mood dan style video yang sesuai dengan style Art Week .
  • 10. List karakter 1. Sakala kecil ● 11 tahun ● Pemalu, manis, lugu (berkacamata)
  • 11. Laras ● 10 tahun ● Energetic, adventurous, happy go lucky
  • 12. Sakala Besar ● 27 tahun ● Pemalu, manis, lugu (berkacamata) ● Dingin, kaku, ungrateful, suka mengeluh
  • 13. Luna ● 25 tahun ● Manis ● Energetic, adventurous, happy go lucky
  • 14. Ibu Sakala ● 55 tahun ● Janda ● Serabutan : jualan kue & snack-snack kecil, ART, & anything to keep the family afloat ● bercita-cita menjadi penulis ● Menawan, lembut sabar, berwibawa
  • 15. Nenek Sakala ● 78 tahun ● Caring, penyayang, dermawan
  • 16. Ayah Sakala ● 57 tahun ● Meninggalkan keluarganya ke New York demi mengejar cita-citanya di industri perfilman ● Idealis, berpendirian teguh
  • 17.
  • 18. Sinopsis episode 1 Sakala Purnama , seorang pria yang tak banyak kata dengan kacamata yang bulat sempurna.setiap hari nya selalu sama dan begitu begitu saja, namun di satu hari yang sendu dan biru, ia menemukan beberapa barang yang menyimpan kenangan dirinya dengan masa lalu. Beberapa album foto dan buku dari almarhum Ibunya yang kelak perlahan membuat sakala banyak mempertanyakan. Buku resep Ibu nya yang berakhir membuat sakala memasak makanan yang membuat dirinya dibanjiri kerinduan yang mendalam kepada Ibu nya yang sudah pergi.
  • 19. Episode 1: 01 (scene ini pengen kek transisi dari lagu upbeat ke lagu sendu gt tp bingung gmn ya jelasinnya :/) INT - LOBI APARTMENT - 5 PM SAKALA (C.O.) → in sync dengan v.o. (Sakala berjalan memasuki lobi apartment. Sakala menyapa satpam dan resepsionis apartment) CUT TO- INT - LIFT APARTMENT - 5 PM (Sakala berdiri di dalam lift sambil melihat screen diatas pintu lift untuk melihat sudah di lantai berapa, setelah itu mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mendengarkan musik dari earphone) DUBER (V.O.) : Hi, kenalin gue Sakala, umur gue 27 tahun, dan saat ini gue bekerja di salah satu firma arsitektur di Jakarta sebagai landscape architect. Apakah ini dream job gue? Ya bisa bayar cicilan KPR gue sih..Anyways- hobi, hunting tempat makan soto terenak di Jakarta. INT - APARTMENT SAKALA - 5 PM (Sakala membuka pintu apartmentnya. Dengan raut wajah yang letih, ia berdiri sebentar untuk memperhatikan ruangan apartmentnya dan menghela napas sambil berjalan menuju kamarnya) 1. Semenjak ibu ga ada hidup jd hampa blabllabla
  • 20. INT - KAMAR SAKALA - DAY PEMERAN - SAKALA, MAMA Keesokan harinya, Sakala kembali melanjutkan merapikan barang-barang dan secara tidak sengaja menemukan sebuah kotak kenangan miliknya ketika ia masih kecil di balik lemari buku yang berada di ruang kerjanya yang berisikan album foto masa kecilnya. SAKALA (O.C.) (Merapikan dan memindahkan barang-barang miliknya. Sakala kemudian menemukan album foto masa kecilnya, lalu tiba tiba terdiam sambil mengamati album foto tersebut dan tersenyum) Sakala juga menemukan suatu benda yang dibungkus kertas kado bertuliskan “Untuk Sakala” saat sedang merapikan barang saat ingin pindahan yang ternyata berisikan buku diary perjalanan kuliner ibunya. SAKALA (O.C.) (Meletakkan album foto ditumpukan lain, lalu mengambil diary Ibunya. Dengan raut muka penasaran, Sakala membolak-balik eksterior buku tersebut (belum dibuka)) Sakala membuka buku itu dan ternyata di dalamnya adalah buku resep ibunya. Sakala seketika teringat masa kecilnya dulu yang selalu menemani Ibunya memasak. Memasak merupakan kegiatan quality time antara Sakala dan ibunya. Di buku tersebut juga tertulis suatu surat. SAKALA (O.C.) (Membuka buku, dan membolak-balik halamannya sambil tersenyum. Lalu membuka halaman Surat Untuk Sakala) DUBER (V.O.) Untuk Sakala. jika kamu menemukan buku ini artinya ibu sudah tiada. Saat menulis surat ini ibu teringat akan masa dimana kita memasak bersama. Ibu bersyukur memiliki anak yang sangat menyayangi ibu. Kamu adalah anugerah terindah dalam hidup ibu ini. Ibu menyiapkan buku resep ini agar kamu bisa memasak ulang masakan yang sering kita buat dulu. Jika kelak ada waktu kamu merindukan ibu, masaklah, dan makanlah. Episode 1: 02
  • 21. Episode 1: 03 INT - DEPAN PINTU KAMAR SAKALA - DAY PEMERAN : SAKALA Sakala Bangun tidur dan berniat untuk mencoba resep ibunya dari diary peninggalan beliau SAKALA (O.C.) (Sakala keluar dari kamarnya dan menutup pintu, lalu ngulet sambil menguap, dan berjalan menuju dapur) Sakala menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat hidangan tersebut. (flat lay & medium full shot Sakala sedang memasak) Di setiap langkah dari memotong dan menggoreng tempe sampai memotong tomat dan mengulek sambal, Sakala terlihat bahagia. SAKALA (O.C.) (Sakala membuka halaman resep, dan mulai menyiapkan bahan. Dengan raut wajah bahagia, Sakala memotong tempe dan menggorengnya. Selagi menunggu, Sakala juga memotong tomat dan mengulek sambal)
  • 22. Saat makanan itu selesai dimasak dan siap disantap, Sakala mengambil dan memakan nya, dan semua rasa itu kembali membanjiri dirinya dengan banyak kenangan. Kemudian hanyalah ada air mata yang perlahan berjatuhan, sebuah bentuk frustasi dan rindu yang terlampau dalam kepada Ibunya. SAKALA (O.C.) (Sakala menyantap hidangan tersebut dengan perasaan campur aduk, senang, sedih, terharu. Tak lama, air mata Sakala menggenang dan berjatuhan) INT - LIVING ROOM - DAY Setelah Sakala selesai memakan hidangan dengan penuh haru itu, ia pun memutuskan untuk memaksa memejamkan matanya dan sebentar kabur dari dunia dan berharap bermimpi indah setelah hari yang cukup melelahkan. SAKALA (O.C.) (Dengan lelah, Sakala beranjak dari meja makan menuju sofa ruang tamu, lalu berbaring terlentang di sofa tersebut sambil memejamkan mata) FADE TO BLACK Episode 1: 04
  • 23.
  • 24. Episode 1: 06 INT - KAMAR SAKALA - DAY PEMERAN : SAKALA Keesokan harinya, Sakala kembali melanjutkan merapikan barang-barang dan secara tidak sengaja menemukan sebuah kotak kenangan miliknya ketika ia masih kecil di balik lemari buku yang berada di ruang kerjanya. SAKALA (C.O.) (Sakala mengambil kotak kenangan tersebut dan merogohnya. Ia menemukan album foto keluarganya yang tak pernah ia liat. Sakala terdiam sejenak dan teriang akan mendiang Ibunya) SAKALA (C.O.) (Long shot Sakala sedang duduk di lantai kamarnya) (Dengan raut wajah sedih sekaligus senang dan lega, Sakala melihat-lihat album foto tersebut. Sakala membalik-balikkan halaman album foto tersebut sampai ia menemukan sebuah foto dirinya dan kedua orang tuanya) (extreme close up shot foto keluarga & raut wajah Sakala). (Dengan raut wajah yang pahit, Sakala langsung membalikkan halaman album foto tersebut.)
  • 25. INT - LIVING ROOM - DAY Setelah Sakala selesai memakan hidangan dengan penuh haru itu, ia pun memutuskan untuk memaksa memejamkan matanya dan sebentar kabur dari dunia dan berharap bermimpi indah setelah hari yang cukup melelahkan. SAKALA (O.C.) (Dengan lelah, Sakala beranjak dari meja makan menuju sofa ruang tamu, lalu berbaring terlentang di sofa tersebut sambil memejamkan mata) FADE TO BLACK Episode 1: 05
  • 26. Episode 1: 07 Sakala segera membalik halaman album foto tersebut dan disana juga terdapat foto Sakala ketika sedang liburan musim panas yang selalu rutin dia habiskan di rumah neneknya SAKALA (C.O.) (Sakala melihat foto-foto kenangan liburan musim panas. Lalu, Sakala teringat akan sosok anak perempuan yang merupakan sahabat masa kecilnya.) (scene flashback???) : *ambil clips dari this slide (Dengan raut wajah yang mengkerut, ia mencoba untuk mengingat kembali secara paksa siapa perempuan itu. Sakala membaca tahun foto itu diambil yaitu “September, tahun 2005”) (Seketika Sakala yang sedang duduk sambil memegang kedua kepalanya bangkit berdiri dengan tatapan yang seakan menemukan suatu harta karun yang lama hilang) Laras
  • 27. Episode 1: 08 Sakala dengan putus asa dan tergesa-gesa mencoba mencari nama itu di semua sosial media, dan tidak kunjung mendapatkan petunjuk ataupun keberadaan tentang wanita bernama Laras itu SAKALA (O.C.) (Sakala mengambil HPnya dan membuka Instagram lalu mengetik ‘Laras’ di search bar, lalu melakukan hal yang sama di Facebook dan Google. Sakala tidak mendapatkan clue apapun dan ia merasa frustasi) Ngeliat foto-foto sama neneknya bikin Sakala jadi kangen sama neneknya, dia memutuskan untuk telepon neneknya Sakala (O.C.) Halo Nek? Nenek (O.C) Sakala? Tumben kamu telepon. Ada apa nak? (mereka diskusi, sakala nanya kabar neneknya, tukar kabar dan akhirnya neneknya suruh sakala berkunjung ke rumah dia karena udah lama enggak. Akhirnya sakala memutuskan untuk berkunjung ke rumah neneknya)
  • 28. Sinopsis episode 2 Sakala memutuskan untuk menghampiri kampong halaman nenek nya. Disana ia melepas rindu dengan nenek nya dan bersama menghabiskan waktu dengan bercanda dan makan makanan yang sudah lama tak sakala santap di kota. Tak disangka kampung halaman sakala memberi banyak kenangan masa lampau tentang dirinya dengan satu wanita bernama laras. Perjalanan masa lalu sakala di kampung halaman nya pun dimulai.
  • 29. Episode 2: 01 01 N1 INT - Ruang tamu Nenek - Day Pemeran: Sakala dan Nenek NENEK menyambut SAKALA di pintu rumah. Duber (V.O.) Beberapa hari kemudian, gue memutuskan untuk berkunjung ke rumah nenek di Jogja. Wajah nenek terlihat menua dibandingkan saat terakhir kali gue melihatnya. Sepertinya, kerutannya bertambah banyak. Yaa, sudah cukup lama sih sejak terakhir kami bertemu.” NENEK menyuruh SAKALA untuk masuk kedalam rumah dan menyuguhkan kudapan seperti kue kering dengan jamu kesukaan SAKALA. Dengan hati yang berat karena harus kehilangan anaknya, NENEK harus terlihat kuat untuk SAKALA. NENEK (O.C.) Sakala sehat? Kamu gimana aja belakangan ini? (raut wajah yang perlahan mengkerut sedih) Ibu-mu, pergi nya tenang? SAKALA (O.C.) (memeluk NENEK) Sehat Nek… Alhamdulillah tenang. Nenek sendiri gimana? Terlihat NENEK dan SAKALA bercakap-cakap dari kejauhan.
  • 30. Episode 2: 02 02 N1 INT - Dapur Nenek - Night Pemeran: Sakala dan Nenek Saat SAKALA (mengintip dapur), NENEK sedang (membuat makanan) kesukaan IBU, Gudeg! (close-up shots menyiapkan bumbu dan memasak) SAKALA (O.C.) Nek, lagi bikin apa? Wangi banget nih (mengendus udara dan melambaikan tangan secara dramatis) NENEK (O.C.) Ah Sakala bisa saja (tersenyum tipis) Ini Gudeg favorit Ibumu Nak… Tunggu sebentar ya Duber (V.O.) Gudeg buatan Nenek memang yang terbaik dan tidak ada yang bisa menandingi. Kalau gue pikir, mungkin juga ini cara Nenek menghilangkan rasa rindu kepada anaknya yang sudah pergi untuk selamanya. SAKALA dan NENEK menyantap makan malam dengan (berbincang hangat)
  • 31. Episode 2: 03 03 N1 INT - Ruang tamu Nenek - Night Pemeran: Sakala dan Nenek Selesainya menyantap makan malam dengan NENEK, SAKALA pun (membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu), namun sofa nya kurang empuk untuk beristirahat. NENEK (O.C.) Sakala, malam ini tidurnya di sofa ruang tamu dulu ya. Kamar kamu sudah lama tidak terpakai, Nenek jadikan gudang, banyak sekali barangnya. SAKALA (O.C.) (tanpa bertanya ataupun marah, Sakala mengangguk menuruti perkataan neneknya) (membaringkan diri di sofa sambil mengarah kepada bulan dan hujan) Shot suara hujan berhasil membuat SAKALA langsung (tertidur pulas) Duber (V.O.) Dan untuk pertama kalinya setelah Ibu pergi meninggalkan dunia, gue pun bisa tertidur lelap
  • 32. Episode 2: 04 04 N1 INT - Ruang tamu Nenek - Day Pemeran: Sakala dan Nenek SAKALA (O.C.) (bangun dan sarapan) (duduk bersama NENEK) NENEK (O.C.) Sa...Sakala, kamu rapikan kamarmu itu nak, mana enak tidur di sofa” (sambil membereskan meja makan) SAKALA (O.C.) Enak kok Nek, bisa denger suara hujan NENEK (O.C.) Haduh, kalo malem-malem ada yang ngintip gimana?” (dengan nada menakut nakuti) SAKALA yang memang pada dasarnya pemalu dan penakut pun mengalah dan seketika (berjalan dengan NENEK) menuju kamarnya untuk merapikan kamar tersebut. Long Shot kamar Sakala: Banyak kardus bertumpuk-tumpuk dan tampak berdebu, kecuali sebuah gambar yang tergantung dengan rapi di dalam frame (close-up) SAKALA (O.C.) Nenek masih menyimpan ini? NENEK (O.C.) Lho iya toh, ini kan lukisanmu waktu kecil, sayang kamu sudah tidak melukis lagi ya?
  • 33. Episode 2: 05 05 N1 INT - Kamar Masa Kecil - Day Pemeran: Sakala dan Nenek SAKALA membersihkan kamarnya, menyapu debu-debu sambil terbatuk dan diiringi dengan tawa NENEK yang melihat cucunya kesulitan. Kemudian ia membuka lemari kayu tua yang berdiam di ujung kamar itu, Sakala melihat beberapa baju dan mainan yang tertinggal. Ketika tangannya ingin menggapai mainan itu, ia menyentuh sebuah benda, tanpa banyak bertanya Sakala pun mengambilnya. Close-up shot: Sebuah kotak kardus yang usang, ia pun menaruh nya di lantai dan membuka kardus tersebut. Sakala berakhir mengingat kembali Ibunya karena ada beberapa kain kemeja Ibunya yang terlipat rapi di dalamnya, ia mengambil dan mencoba mencium wangi Ibu nya, namun apa daya, waktu dan debu memakan hal itu, harum ibunya tergantikan sama seperti barang yang sudah lama tak dipegang manusia. Dalam kesedihan itu sakala menemukan satu buku coklat yang hampir tak terlihat karena warnanya yang identik dengan kardus. Buku tersebut merupakan buku harian Sakala ketika kecil dulu. Di kotak tersebut juga terdapat beberapa surat yang bertuliskan “LARAS“. Sakala membuka buku harian tersebut, dan seketika kenangan yang belakangan ini menghantui nya perlahan kembali. Ia tidak merasa bahagia, juga tidak merasa sedih, perasaan Sakala terasa tawar mungkin, namun perlahan perasaan tenang ini akan meledak bagai ratusan kembang api di dalam diri Sakala, setiap ia membaca kata kata yang perlahan menghidupkan kembali gambaran dan perasaan yang ia pernah miliki kepada Laras. Kemudian Sakala membuka buku harian dirinya, kertas nya sudah menguning dipeluk debu,
  • 34. Episode 2: 06 06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”) Tulisan dalam buku: “Hari ini seperti hari-hari biasanya, aku bermain lagi ke padang rumput di belakang rumah nenek. Langit sangat cerah hari ini. Sehingga aku memutuskan untuk mengajak tuan kucing, binatang peliharaan nenekku untuk ikut menemaniku ke padang rumput. Tuan kucing biasanya hanya bermalas-malasan dirumah sehingga sepertinya hal ini merupakan ide bagus untuk mengajak tuan kucing mencari udara segar. Aku juga bermain dengan tuan burung dan nyonya belalang, dua teman favoritku yang tinggal di padang rumput. Namun ketika aku sedang asyik menjelajah padang rumput, aku baru menyadari tuan kucing hilang dari pandanganku. Aku panik! Aku segera berteriak sekencang mungkin memanggil tuan kucing namun tidak terdengar balasan darinya. Ternyata mengajak tuan kucing ke padang rumput bersamaku bukanlah ide yang baik. Untunglah akhirnya aku menemukan tuan kucing. Tapi ternyata dia terjebak di atas pohon dan tidak berani untuk turun! Aku juga tidak berani untuk menjemputnya dengan ikut memanjat pohon. Namun hanya itu satu-satunya jalan untuk bisa membantunya turun. Aku pun mencoba memanjat pohon tapi ini terlalu sulit! Aku takut ketinggian. Ditengah kegelisahanku itu datanglah seorang anak perempuan yang dengan lincahnya memanjat pohon dan menyelamatkan tuan kucing. Dia juga membantuku turun dari pohon, karena aku juga takut turun dari pohon sama seperti tuan kucing. Nama gadis itu Laras.”* * yang di-bold dijadikan adegan
  • 35. Episode 2: 07 06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”) P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA KECIL dan LARAS Duber (V.O.) Hari ini seperti hari-hari biasanya, aku bermain lagi ke padang rumput di belakang rumah nenek. Langit sangat cerah hari ini. Sehingga aku memutuskan untuk mengajak tuan kucing, binatang peliharaan nenekku untuk ikut menemaniku ke padang rumput. Tuan kucing biasanya hanya bermalas-malasan dirumah sehingga sepertinya hal ini merupakan ide bagus untuk mengajak tuan kucing mencari udara segar. Aku juga bermain dengan tuan burung dan nyonya belalang, dua teman favoritku yang tinggal di padang rumput. SAKALA KECIL (O.C.) (berjalan-jalan, berlarian di padang rumput) (membelai kucing) (mengejar kucing) Scenery shots padang rumput, kucing
  • 36. Episode 2: 08 06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”) P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS Duber (V.O.) Namun ketika aku sedang asyik menjelajah padang rumput, aku baru menyadari tuan kucing hilang dari pandanganku. SAKALA KECIL (O.C.) (berteriak) Tuan Kucing! Tuan Kucing! Kamu kemana? (berlari-lari) (mencari di semak-semak) Namun, tidak terdengar balasan darinya
  • 37. Episode 2: 09 06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”) P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS SAKALA (O.C.) (menemukan kucing di atas pohon) Tuan kucing! Turun yuk… Kucing baik… Ckckckkckcck Tuan Kucing… (memandang dan melambaikan tangan ke atas pohon) Untunglah akhirnya aku menemukan tuan kucing. Tapi ternyata dia terjebak di atas pohon dan tidak berani untuk turun! Aku juga tidak berani untuk menjemputnya dengan ikut memanjat pohon. Namun hanya itu satu-satunya jalan untuk bisa membantunya turun. Aku pun mencoba memanjat pohon tapi ini terlalu sulit! Aku takut ketinggian.
  • 38. Episode 2: 10 06 HARIAN 1 (Pertemuan pertama Sakala dan “Laras”) P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS SAKALA (O.C.) LARAS (O.C.) (datang menghampiri) (menatap Ditengah kegelisahanku itu datanglah seorang anak perempuan yang dengan lincahnya memanjat pohon dan menyelamatkan tuan kucing. Dia juga membantuku turun dari pohon, karena aku juga takut turun dari pohon sama seperti tuan kucing. Nama gadis itu Laras.”*
  • 39. Episode 2: 11 HARIAN 2 “Semenjak pertemuanku dengan Laras, sekarang bertambah satu teman bermainku di padang rumput. Aku senang akan kehadiran Laras di sisiku. Kegiatan paling favorit kami berdua adalah berbaring sambil menatap awan dan membayangkan bentuk-bentuk awan yang ada di langit mirip dengan apa. Kami juga suka berlarian disana. Berlari bersama Laras ternyata lebih menyenangkan daripada berlari sendirian disana. Kami sering beradu siapa yang lari lebih cepat dan sayangnya aku selalu kalah! Laras terlalu pandai dalam segala hal. Aku ingin menjadi sepertinya. Namun Laras tidak pernah membuatku rendah diri walaupun dia selalu lebih handal dibanding aku. Laras juga sangat perhatian. Seperti hari ini, aku yang tergesa-gesa mencoba berlari ke arah Laras terjatuh dan membuat kakiku terluka. Aku menangis karena kesakitan. Laras dengan sabar merawatku dan memberikanku wejangan untuk berhati-hati, seperti ibu yang biasanya selalu menjagaku. Aku malu menangis di depan Laras bahkan dia yang merawatku. Namun Laras malah tersenyum manis kepadaku, membuatku akhirnya berhenti menangis.” * yang di-bold dijadikan adegan
  • 40. Episode 2: 12 HARIAN 2 P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS Semenjak pertemuanku dengan Laras, sekarang bertambah satu teman bermainku di padang rumput. Aku senang akan kehadiran Laras di sisiku. Kegiatan paling favorit kami berdua adalah berbaring sambil menatap awan dan membayangkan bentuk-bentuk awan yang ada di langit mirip dengan apa.
  • 41. Episode 2: 13 HARIAN 2 P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS Kami juga suka berlarian disana. Berlari bersama Laras ternyata lebih menyenangkan daripada berlari sendirian disana. Kami sering beradu siapa yang lari lebih cepat dan sayangnya aku selalu kalah! Laras terlalu pandai dalam segala hal. Aku ingin menjadi sepertinya. Namun Laras tidak pernah membuatku rendah diri walaupun dia selalu lebih handal dibanding aku.
  • 42. Episode 2: 14 HARIAN 2 P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS Laras juga sangat perhatian. Seperti hari ini, aku yang tergesa-gesa mencoba berlari ke arah Laras terjatuh dan membuat kakiku terluka. Aku menangis karena kesakitan. Laras dengan sabar merawatku dan memberikanku wejangan untuk berhati-hati, seperti ibu yang biasanya selalu menjagaku. Aku malu menangis di depan Laras bahkan dia yang merawatku. Namun Laras malah tersenyum manis kepadaku, membuatku akhirnya berhenti menangis.
  • 43. Episode 2: 15 “Hari ini aku membawa hasil gambaranku dan memperlihatkannya kepada Laras dan Laras menyukainya! Aku senang sekali dia menyukai karyaku ini. Laras juga yang memberi ku ide untuk membawa buku gambar kesayanganku dan peralatan gambarku ke sini. Ini pertama kalinya aku menggambar pemandangan padang rumput ini, padahal hampir setiap hari aku bermain kesini. Tak terasa langit sudah gelap! Setelah selesai menggambar Laras mengajakku memanjat pohon untuk melihat pemandangan padang rumput di malam hari. Langit penuh bintang, indah sekali. Dan disana ada aku berdua dengan Laras. Seakan Sakala yang pemalu dan penakut itu perlahan keluar dari zona nyaman yang selama ini menyelimuti dirinya, dan itu semua karena Laras. Sakala yang tak pernah sekalipun memanjati satu pohon besar di tengah ladang ilalang itu seakan mendapat kekuatan dan keberanian untuk menaklukan pohon itu semata-mata untuk bisa bersama Laras diatas sembari memandang padang dan langit dari ketinggian pohon tua. Aku bercerita tentang Ayah kepada Laras. Laras: “Apa arti dari nama Sakala Purnama?” Sakala: “Kata Ibu, Ayahku yang memberikan nama itu, karena ia ingin aku tumbuh menjadi seorang bulan yang dapat menerangi kegelapan bersama dengan bintang-bintang di langit. Sehingga saat aku melihat bulan purnama hadir menghiasi jendela kamarku, aku sering teringat akan dirinya” “ Laras: “Apakah kamu merindukannya?” Sakala: “Ya.. kadang.” * yang di-bold dijadikan adegan
  • 44. Episode 2: 16 P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS Hari ini aku membawa hasil gambaranku dan memperlihatkannya kepada Laras dan Laras menyukainya! Aku senang sekali dia menyukai karyaku ini. Laras juga yang memberi ku ide untuk membawa buku gambar kesayanganku dan peralatan gambarku ke sini. Ini pertama kalinya aku menggambar pemandangan padang rumput ini, padahal hampir setiap hari aku bermain kesini.
  • 45. Episode 2: 17 P1 EXT - Padang Rumput - Afternoon Pemeran: SAKALA dan LARAS Setelah selesai menggambar Laras mengajakku memanjat pohon untuk melihat pemandangan padang rumput di malam hari. Langit penuh bintang, indah sekali. Dan disana ada aku berdua dengan Laras. Seakan Sakala yang pemalu dan penakut itu perlahan keluar dari zona nyaman yang selama ini menyelimuti dirinya, dan itu semua karena Laras. Sakala yang tak pernah sekalipun memanjati satu pohon besar di tengah ladang ilalang itu seakan mendapat kekuatan dan keberanian untuk menaklukan pohon itu semata-mata untuk bisa bersama Laras diatas sembari memandang padang dan langit dari ketinggian pohon tua. Aku bercerita tentang Ayah kepada Laras. Laras: “Apa arti dari nama Sakala Purnama?” Sakala: “Kata Ibu, Ayahku yang memberikan nama itu, karena ia ingin aku tumbuh menjadi seorang bulan yang dapat menerangi kegelapan bersama dengan bintang-bintang di langit. Sehingga saat aku melihat bulan purnama hadir menghiasi jendela kamarku, aku sering teringat akan dirinya” “ Laras: “Apakah kamu merindukannya?” Sakala: “Ya.. kadang.”
  • 47. Sinopsis episode 3 Banyak yang kembali terungkap kembali pada saat sakala berada di kampung halaman nya, masa lalu dia, dan masa lalu kedua orang tua nya. Dan setelah semua kejadian itu kembali ke dirinya, sakala harus kembali ke kota untuk melanjutkan kehidupan nya, Namun dirinya tak bisa berhenti merasa dihantui oleh masa lalu yang ada.
  • 48. Episode 3: 01 04 N1 INT - Ruang tamu Nenek - Day Pemeran: Sakala dan Nenek Setelah semalaman menyelam kembali membaca surat surat itu, sakala pun bertanya kepada neneknya, “Nek, surat surat ini tidak ada yang pernah mencarinya kesini ? Namanya laras” tanya sakala. “Tidak ada ndok.. Makanya nenek taruh suratnya di kotak.” jawab nenek nya. Sakala bingung dan merasa sedikit sedih mengetahui bahwa ternyata surat ini tak pernah sampai ke tangan Laras. “Ituloh nek, pas masih kecil kan aku punya satu teman dekat perempuan namanya Laras” “Seinget nenek dulu kamu selalu main sendirian, kalau kamu main sama temanpun nenek gak tau kamu main sama siapa” “Nenek belum pernah bertemu laras? Aku ingat betul aku pernah mengajak laras datang ke rumah kok. Aku ingat betul ibu bahkan pernah ngobrol sama Laras “ (si nenek emang beneran gapernah ketemu laras, yang dulu pernah ketemu sekilas itu ibunya sakala. Laras emang gamau ketauan sama org2 kalo dia main sama banyak org karena ortunya itu galak dan suka larang dia main sama anak2 lain makanya dia suka kabur dan diem2 main sama anak lain, jadi dia anti ketemu sama orang dewasa)
  • 49. P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA dan LARAS Sakala memutuskan untuk ke padang rumput. Sakala berjalan dengan surat surat itu ditangan nya, ia memilih untuk membaca dan sekaligus mengenang nya di padang rumput dimana dirinya dan laras banyak menghabiskan waktu berdua dulu. *throwback* SAKALA dan LARAS berbaring telentang memandang langit. LARAS memandang langit, SAKALA malah keasikan memandangi LARAS hal ini yg bikin sakala sadar dia cinta sama laras. → jadi baru sakala berani ngomong perasaan dia (contoh: kamu keren atau apa kek) → ngomong kalimat yang cukup dewasa untuk anak kecil, terus ada role play gitu Episode 3: 02 SAKALA (O.C.) (menengok memandang LARAS) Laras, nanti kalo udah gede kamu mau jadi apa? LARAS (O.C.) Aku mau jadi itu (menunjuk langit dan burung) SAKALA (O.C.) Jadi awan?? (menggeleng dan tertawa) LARAS (O.C.) Bukannn, aku mau jadi burungggg (nunjuk burung di langit) SAKALA (O.C.) Hah? Kenapa? (kebingungan) LARAS (O.C.) Akuu, mau terbang bebas kemana pun! (tertawa ceria) S : mana bisa manusia terbang jadi kayak burung L : kenapa ga bisa? Sakala diem doang gatau mau jawab apa “ L : ibuku bilang kalau selama aku tekun, aku bisa jadi apapun yang aku mau. Ibuku juga bilang mimpi itu yang membuat hidup lebih berwarna. S : ya.. Tapi kan.. Burung itu..? L : hhm? kenapa? S : kalau gitu aku mau jadi Pohon L : kenapa? S : jadi kalau kamu cape terbang melulu kamu bisa istirahat di ranting *sambil menunjuk buruk yang sedang singgah di ranting pohon tua* *terus mereka katawa2* kejar2an dll
  • 50. P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA Setelah throwback scene, sakala membaca suratnya dulu untuk laras. SAKALA duduk menyandarkan dirinya ke pohon tua pun membaca surat itu, yang berisi tentang permintaan maaf nya kepada LARAS karena pergi tanpa pamit, cerita SAKALA tentang hidup barunya yang harus berpindah sekolah dan beberapa cerita lainnya. Sakala juga menaruh alamat baru dirinya, berharap laras membalas surat itu. Isi suratnya kyk Sakala minta maaf ke laras karena dia pergi tiba-tiba tanpa pamitan, lalu tanya apa kabar laras, dan ceritain kenapa dia harus pindah dan kehidupan sekolah barunya singkat dan kasih alamat rumah barunya agar laras bisa kirim balik surat , terus surat berikutnya kyk dia bingung kenapa gaada balasan surat dari laras? → sedih, kesal, kecewa SAKALA (O.C.) (nafas yang berat) (raut muka sedih) dengan kenyataan bahwa laras tak pernah membalas dirinya sekalipun. Episode 3: 03
  • 51. R1 INT - Rumah Lama Sakala - Day Pemeran: SAKALA KECIL, BAPAK, dan IBU Scene throwback Duber (V.O,) Gue terpaksa pindah rumah setelah Ibu dan Bapak bercerai. Bapak meninggalkan kami berdua untuk pergi ke New York demi mengejar mimpinya. IBU dan BAPAK bertengkar. Setiap hari SAKALA harus mendengar teriakan marah BAPAK dan tangisan IBU. SAKALA (O.C.) (sambil bersembunyi dibalik pintu) (menatap BAPAK pergi) Duber (V.O.) Inilah terakhir kalinya aku melihat Bapak. Setelah perceraian ibu dan bapak, aku dan ibu tinggal beberapa bulan dirumah nenek. Disitulah akhirnya aku mengenal Laras. Masa-masa terindah dalam hidupku. Aku jadi rindu menjadi anak kecil, masih belum mengerti seberapa beratnya hidup ini.Untuk pertama kalinya juga aku menemukan orang yang mengerti aku. Bersama laras selalu membuatku bahagia. Namun masa-masa indah tersebut tidak berlangsung lama Episode 4: 03
  • 52. R1 INT - Rumah Sakala di Jakarta- Day Pemeran: SAKALA KECIL dan IBU Duber V.O Ibuku akhirnya memutuskan untuk memulai lembaran baru hidup kami ke Jakarta. Akupun baru tahu akan kabar ini beberapa saat sebelum akhirnya kita pindah. Aku tak sempat berpamitan dengan Laras. Aku marah kepada ibu karena saat itu aku merasa dia bertindah seenaknya saja tanpa memikirkan aku. Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru di ibukota, sekolah baru, lingkungan baru, tanpa seorang ayah. Tanpa laras. Disini juga ibu sangat sibuk bekerja , hingga jarang memperhatikanku. Aku harus berjalan kaki setiap hari ke sekolah, mengurus diriku sendiri karena ibu hampir tidak pernah ada dirumah. Aku kesal. Aku benci ibu. Disaat teman-temanku disayang dan lengkap memiliki 2 orang tua, rasanya sekarang aku sebatang kara. Aku kesepian. Salah satu bentuk pelarianku adalah sering menulis surat kepada Laras. Tapi aku tidak tahu alamat rumah Laras. Sehingga aku selalu mengirim suratku ke rumah Nenek, berharap Laras mencariku dan akhirnya menerima surat-suratku itu. (disini itu montage kehidupan sakala pas di Jakarta awal-awalnya gimana) Episode 3: 05
  • 53. R1 INT - Rumah Jakarta - Day Pemeran: SAKALA KECIL Sakala sedih banget sama kehidupan dia sekarang : kehilangan best friend & ayah. Dia liat anak lain bahagia sama ayahnya (pas di sekolah gt temennya dijemput) tapi dia harus jalan kaki pulang sendiri (dan jauh). Dia juga kehilangan sahabatnya. Sakala bener2 mulai makin menutup diri sama dunia luar, merasa terpuruk karena berasa ga ada siapa2. Mamanya notice hal ini Episode 3: 06
  • 54. R1 INT - Rumah Lama Sakala - Day Pemeran: SAKALA KECIL dan IBU Hari ulang tahun Sakala, Sakala masih bete sama ibunya. Ibunya memesan makanan dari salah satu restoran favoritnya, lalu mengajak Sakala berbicara. IBU (O.C.) Sakala, ini restoran legendaris! Kamu harus coba ini!! (coba suapin makanan ke Sakala) pasti kamu suka! Enak gak? Sakala dengan bete admit kalau makanan itu emang enak banget IBU (O.C) Makan makanan enak kayak gini mukanya jangan cemberut gitu dong… (diem sebentar) Nak.. maafin Ibu yaa… Maaf Ibu ngga beliin kado apa-apa untuk Sakala. Ibu juga tahu sekarang berat banget buat Sakala. Maafin ibu kalau kamu harus laluin ini semua. Maaf karena ayahmu dan ibu pisah dan kamu yang kena dampaknya. Mulai saat ini cuma bakal ada kita berdua nak. Walau begitu, ibu janji akan bekerja 2x lebih keras buat sakala ga pernah ngerasa kekurangan kasih sayang walau cuma sama ibu aja. Tapi ibu juga butuh bantuan Sakala. Ibu minta Sakala buat bisa jadi partner ibu untuk bisa laluin semua ini bareng2. Bisa kan, sayang?? Ibu janji tahun depan bisa kasih kamu hadiah bagus di tahun depan!! (semenjak saat ini Sakala sadar seberapa precious ibunya, dan yang terluka akan kejadian ini bukan cuma Sakala tapi juga ibunya. Sakala jadi udah gak manja-manja lagi karena dia gamau nyusahin hidup ibunya, dan bertekad untuk bisa bahagiain ibunya kelak) - Episode 3: 07
  • 55. P1 EXT - Padang Rumput - Day Pemeran: SAKALA Balik ke masa present sakala. Dia ketika strolling around the neighborhood ketemu beberapa temen masa kecilnya, tetangga, dan ga dapetin hasil apa-apa soal laras Setelah beberapa lama berkunjung kerumah neneknya akhirnya sakala balik ke Jakarta Episode 3: 08
  • 56. DUBER (V.0.) *in sync dengan scene montage Setelah ayah dan ibu cerai, bisa dibilang gaya hidup gue berubah 180 derajat. Gue udah gamau ngerepotin Ibu lagi. Sejak saat itu, gue jadi rajin belajar, bantu-bantu ibu sebisa gue, kerja part time agar dapat uang tambahan, dan akhirnya gue juga harus meninggalkan mimpi gue untuk menjadi seorang seniman agar bisa kerja bantuin ibu. Perlahan, sosok Laras hilang dari hidup gue, namun begitu, gue tetap berharap yang terbaik buat dia. BEGIN MONTAGE Flashback kejadian saat SMA dimana Sakala harus bekerja keras membantu Ibunya INT - KAMAR LAMA SAKALA - DAY Sakala saat SMA sedang belajar dengan serius INT - DAPUR - DAY Sakala bantu Ibunya memasak EXT - DEPAN RUKO - DAY Sakala bagi-bagi flyer ke orang yang lewat INT - KAMAR LAMA SAKALA - DAY Sakala masuk kamar dengan muka letih karena hari yang sibuk, lalu langsung berbaring di kasur dan memejamkan matanya END MONTAGE FADE TO BLACK Episode 3: 09 (ilan
  • 57. R1 INT - Rumah Sakala - Day Pemeran: SAKALA SAKALA (O.C.) (duduk termenung di meja) (mengaduk makanan tanpa memakan, ini makanan yang sama makanan favorit dia yang dia makan pas dia ultah itu) Duber (V.O.) Dulu di hari ulang tahunku itu aku berjanji harus membahagiakan ibuku suatu saat nanti. Tapi ternyata semua terlambat. Aku tak sempat membahagiakan ibuku. Selama aku mengenal ibuku, aku selalu melihatnya berkorban untuk orang lain, berkorban untukku, ayahku.. Aku tak pernah melihatnya menikmati hidupnya. Sakala realize kalo hidupnya jadi miserable smua bermula semenjak ayahnya ninggalin keluarganya. IBunya jadi harus kerja pontang panting sendirian, dia ga punya sosok ayah, dia harus pindah ke jakarta. Pokoknya sakala makin benci sama ayahnya. Episode 3: 10
  • 58. Sinopsis episode 4 Sakala yang kembali menjalani hari hari nya yang tak berwarna itu seketika karena kejadian yang mempertemukan nya dengan Luna. Luna yang perlahan memberi warna ke hidup sakala memberi banyak pelajaran dan membuat hati sakala kembali merah merona namun membuat sakala bertanya tentang siapa sebenar nya Luna yang membuat dirinya teringat oleh sosok laras , wanita yang sakala cari selama ini. Bayangan Ibu sakala pun berdatangan dan memberikan gambaran tentang siapa dan orang yang seperti apa sosok Ibu sakala.
  • 59. EXT - Rumah Sakala - Day Pemeran: SAKALA SAKALA bangun dari tidur dan mematikan alarm (close up alarm) SAKALA bangun dan bersiap untuk rapi-rapi di toilet. SAKALA (O.C) Keluar dari toilet, Sakala telah rapi siap dan sempat termenung memandangi lukisan yang ditutupi oleh kain putih (long shot dari samping Sakala melihat lukisan) Sakala menghela nafas (Sakala pergi meninggalkan lukisan) Episode 4: 01
  • 60. EXT - Jalan pulang sekitar kantor - Day Pemeran: SAKALA SAKALA sedang jalan dan tidak sengaja melihat buku di lantai milik seseorang entah siapa yang sepertinya terjatuh. (close up shot buku dengan satu stiker di depannya yang tergeletak di lantai) SAKALA berhenti jalan dan mengambil buku tersebut. SAKALA (O.C) (Mengambil buku, berusaha mencari nama pemilik di depan atau belakang buku namun tidak ada. SAKALA membuka buku) (close up shot muka SAKALA) dengan raut wajah bingung sedang mencari tahu pemilik buku DUBER (V.O) Kelihatannya ini buku penting… Harus gue balikin, tapi ini punya siapa? (close up shot tulisan “ADA JANJI DI RESTORAN BLABLABLA JAM 13.00 TANGGAL *TGL HARI ITU*!! JANGAN LUPA!!” SAKALA (O.C) (Mengecek jam) (long shot SAKALA berdiri sambil liat-liat buku itu) Episode 4: 02
  • 61. R1 INT - Restoran (Katsyu) - Day Pemeran: SAKALA dan LUNA SAKALA (O.C) (Berjalan masuk restoran sambil memegang buku tersebut) (Melihat sekeliling kebingungan sambil sesekali melihat buku yang ia pegang dengan kedua tangannya) Restoran terlihat sepi, hanya ada beberapa meja yang terisi. SAKALA melihat satu perempuan yang sedang merapikan barangnya. LUNA (O.C) (Memasukkan barang nya ke dalam tas, lalu melihat ke arah SAKALA yang sedang melihat sekeliling kebingungan dan menyadari buku yang dipegang SAKALA) (close up shot stiker yang ada di bukunya) (Memasang raut wajah kaget dan membuka kembali tasnya dan mencari bukunya yang hilang, lalu melihat lagi ke arah SAKALA) SAKALA melihat LUNA yang kebingungan melihat buku dengan stiker familiar di tangan SAKALA DUBER (V.O) Pasti ini. SAKALA jalan menghampiri LUNA sambil mengangkat buku tersebut. SAKALA (O.C) Permisi, ini buku kamu? ((((trs sisanya dialog kenalan dll, SAKALA ngejelasin buku ketemu dimana dan knp akhirnya mutusin buat dateng ke tempat ini trs LUNA bilang makasih dan ngajak SAKALA buat ditraktir kopi))) Episode 4: 03
  • 62. Pindahin ke docs naskah 63-68 DONE
  • 63. Episode 4 - Luna ajak sakala jalan jalan Set : kamar sakala dan kamar Luna *sakala sedang main hape dan melihat story Luna dan dia berakhir stalk Luna lalu tiba tiba ada notif DM dari Luna* L : Halo! Lu yang tadi nemuin buku gua kan?? S : oh iya hahaha halo L : lo besok sibuk? S : mmm engga sih, kenapa? L : oke de! Besok ya jam …. Di… S : hah ? maksudnya?? *sakala bingung tb tb diajak luna jalan* L : ahahaha gua mau jalan jalan keliling jakarta buat motret, kalo lu mau ikut datang aja ya, sekalian gua mau traktir lu buat yg kemaren hehe S : ohh.. Hahaha L : ya tapi kalo lo gamau gausa dateng HAHAHA *lalu sakala tidak lagi membalas L : kaku amat *sambil smirk*
  • 64. Episode 4: 10 dialog EXT - Jalanan Jakarta - Sore * Luna nunggu di tempat yang dia suruh sakala datang sambil liatin jam L : *jam sudah lewat 10 menit dari jam yang dia janjikan* okay he’s not coming *dan mutar balik mau lanjut berjalan* *dan disaat dia muter balik dia nabrak orang yaitu sakala * L : eh sorry sorry *lalu melihat wajah sakala* EH?! Dateng juga lo?! *ketawa dan menepuk pundak sakala * S : sorry ya gua telat, ngantri nya lama banget L : ngantri apaan? *Sakala memberi roti ke tangan Luna* S : Nih sarapan dulu L : lu tau darimana gua belokm sarapan?! Dukun ya lu?! S : *membuka hape dan kasih unjuk story Luna** (Story luna :hello guys gua hari ini bakal jalan jalan dengan kedua kaki gua di jakarta *ketawa* hari ini gua bakal motret beberapa hal menarik di sini so stay tune ok guys, btw gua blm sarapan bentar lagi pingsan kali? *ketawa*) L : oh..heheheehe bukan dukun ternyata S : *ketawa kecil* kearah mana ni? *sambil menunjuk arah kanan dan kiri. *montage shots mereka jalan jalan ketawa ketawa ada bg music tp sesekali suara mereka kedengeran* - *luna lagi duduk dan sakala lagi beliin minum, Luna sembari buka kamera liatin foto foto dan sakala liat foto yg luna buka (foto luna kecil yang mirip sama laras) S : Eh itu lu dimana na? L : ini ? *sambil kasi liat foto nya lebih jelas* S : *sakala mulai kaget dan kebingungan* itu lu??? L : yes ini gua! *ketawa* gua sengaja masih simpan foto ini di camera gua.lucu kan gua? *hahahaha* btw sa kt ke cafe yok gua kepanasan. S : oh iya boleh boleh
  • 65. Episode 4: 10 EXT - Cafe - Sore Luna (O.C) Gimana kerja hari ini? Sakala (O.C) Hmm gimana ya.. Sejujurnya gue mulai ngerasa kalo tempat gue kerja ga bikin gue nyaman. Belakangan ini gue ngerasa stress dan ‘in a work slump’, ada aja satu dua hal yang bikin masalah di kantor. Luna (O.C) There’s no such thing as the perfect job, La. Pasti bakal ada satu dua hal yang gak ngenakin. Tapi kalo emang lo udah ngerasa sampai ke titik rendah banget, baru lo bisa coba pikirin lagi apakah kerjaan itu tepat buat lo atau udah saatnya lo berhenti. Sakala (O.C) Iyaaa, gue bakal tetep berusaha jalanin. Luna (O.C) Ngeluh itu boleh, tapi kalo kebanyakan nanti lo akan ada di mindset yang buruk dan gabisa liat hal positif lagi. Gue yakin kok kalo lo bisa ngelewatin ‘work slump’ lo ini. *Kata kata yang persis dengan laras* Sakala : ahaha iya iya, btw na mimpi lu apa? Luna : mimpi? *ketawa* berat amat pertanyaan lu. Mmmm gua mau jadi satu manusia yang bebas aja sih ga di kekang apapun dan bisa rasain semua nya dari pahit sampe manis *dengan nada serius sambil senyum melihat jendela/langit* Sakala menatap Luna di sampingnya dan tersenyum DUBER (V.O) Luna, lo ngingetin gue banget sama Laras. *dan mereka lanjut berbincang Sakala ttp skeptic, walau pelan2 dia jalanin juga. Dia dengerin nasihat dari luna. Sampe satu titik Sakala mulai duga bisa jadi Luna ini temen masa kecilnya dia (laras) Di stiap cerita2 itu, Satu hal yg Luna sadar dari Sakala tuh Sakala orangnya suka ngeluh, tapi awalnya Luna masih mencoba positif aja dan masih encourage Sakala terus
  • 66. Episode 4: 04 R1 INT - Cafe - Night Pemeran: SAKALA dan LUNA *montage jalan-jalan random* DUBER (V.O) Traktiran Luna berujung kita eksplor banyak tempat barengan seharian sampe udah gelap gini. Gak kerasa kita ceritain banyak banget hal, mulai dari dia cerita tentang kerjaannya sebagai fotografer yang lagi stay di Jakarta selama sebulan doang, sampai latar belakang kita satu sama lain. (long shot SAKALA dan LUNA duduk barengan sambil cerita sambil ketawa) LUNA (O.C) Kalo lo gimana masa kecilnya? SAKALA (O.C) (Menghela nafas panjang) Hmmm, gue dibesarin sama nyokap gue. Ngeliat seberapa berjuangnya dulu ibu gue ngebesarin gue sendirian, gue jadi salut banget sih sama para working mom, especially para single parent. Bahkan dia apply kerja sana sini selalu ditolak dengan alasan ‘udah punya anak’ karena dianggap ga akan bisa kerja. Sekalinya dapet kerja, bossnya sama sekali ga ngerti kondisi nyokap gue yang pada saat itu sibuk ngurus gue sakit. Tapi dia punya satu hobi yaitu nulis. Cita-cita jadi penulis yang bikin dia pindah ke ibu kota, walaupun sampai akhir hidupnya juga ga tercapai.
  • 67. Episode 4: 04 R1 INT - Cafe - Night Pemeran: SAKALA dan LUNA L : hmm i seeeee *sambil minum dari sedotan* so, mimpi lu apa sa?? Hehe S : gua?hmm.. Gua gapernah bener bener mikirin sih. Maybe jadi arsitek terkenal *ketawa dikit* ? L : gua kira lu mau jadi purnama? *ketawa* S : hah purnama?bulan? L : iya! Selalu bebas diatas sana, terang sendirian ga butuh orang lain buat bahagia. S : tapi kan bulan butuh cahaya matahari na, *ketawa* L : oh iya ya!! Yaudah gimana kalo jadi kukila? S : kukila? Kukila burung? L : iya jadi burung, abis nya ngedenger cerita lo, gua pikir lu mau jadi satu manusia yang bebas. S : *smirk* burung ya....(flashback kata kata laras yang sama)
  • 68. Episode 4 DUBER (V.O) Semenjak hari itu, gue dan Luna tumbuh semakin dekat dan kita banyak habisin waktu bareng.
  • 69. Episode 4: 05 KANTOR yang berbeda-beda Pemeran: SAKALA dan Ibu FADE TO: FLASHBACK selama gedein sakala sendiri (jadi orang tua tunggal, gimana perempuan di perlakukan di dunia kerja) Pas apply kerja ditolak karena dianggep ud punya anak, ntar dianggep ga bisa kerja maksimal karena udah punya anak Pas ud dapet kerjaan pas emg urgent banget harus urus sakala karena sakala sakit, ga dikasih ijin / dimarah-marahin banget pokoknya bossnya ga mau toleransi Walau begitu ibu sakala tetep semangat sama hidupnya, setiap pulang kerja dia selalu nulis di buku diarynya. karena dirinya memiliki cita-cita yaitu menjadi seorang penulis. Sebenarnya, alasan ibunya memutuskan untuk pindah ke ibu kota adalah untuk mencoba mengubah nasibnya di kota besar dan menunjukan pada dunia bahwa dirinya dapat menjadi idealis seperti mantan suaminya yang telah meninggalkan keluarganya tahun lalu demi melanjutkan studinya di New York.
  • 70. Episode 4: 06 RUMAH SAKALA dan IBUNYA - MALAM HARI Pemeran: SAKALA KECIL dan Ibu FADE TO: FLASHBACK Dubber (V.O) IBU SAKALA tetap semangat dengan hidupnya, setiap pulang kerja ia selalu menulis catatan hariannya di buku diarynya. (Shot IBU SAKALA sedang menulis diary di mejanya) (SAKALA datang menghampiri) SAKALA (O.C) Ibu, Ibu sedang menulis apa? Kenapa Ibu terlihat serius sekali? IBU SAKALA (O.C) (Berhenti menulis)(Menatap Sakala dan tersenyum) Ibu sedang menulis keseharian ibu di buku ini. (Shot buku diary IBU SAKALA) Dahulu, Ibu bercita-cita menjadi seorang penulis.
  • 71. Episode 4: 07 Throwback SEKOLAH - SIANG HARI PEMERAN : SAKALA + beberapa orang di background SAKALA (O.C) (SAKALA menulis surat di bangku paling belakang pojok kelas)(Terlihat di background anak-anak yang lain mengobrol dan bermain) (Close Up ke menulis surat) JALAN PULANG - SORE HARI (SAKALA berjalan pulang dan meletakkan surat ke dalam kotak pos DI DEPAN RUMAH SAKALA - SORE HARI (SAKALA mengecek kotak surat di depan rumahnya, terlihat beberapa surat namun tidak ada satupun yang bertuliskan dari LARAS) (V.O) Kenapa LARAS tidak pernah membalas suartku, ya?
  • 72. Episode 4: 08 Throwback DI RUMAH LAMA SAKALA- SIANG HARI PEMERAN : SAKALA KECIL (SAKALA membuka amplop pengumuman beasiswa) CLOSE UP Tulisan di surat (MAAF, ANDA TIDAK DITERIMA BEASISWA CULINARY) (SAKALA membuka amplop lainnya dan berisi pernyataan mendapatkan beasiswa di jurusan Akuntansi) (SAKALA menghela nafas)
  • 73. Episode 4: 09 Throwback KANTOR - SIANG HARI PEMERAN : SAKALA Sakala sedang bekerja di kantor sebelum ia mendapatkan telepon dari seseorang (SAKALIA mengangkat telepon)(CLOSE UP wajah SAKALA kaget) SHOOT HP SAKALA ISINYA NOTIF DUKA CITA (mamanya meninggal) Sakala-nya tiduran sad & depresses, sebelahnya zoom ke notif duka cita di hp PEMERAN : IBU SAKALA, SAKALA voicem SAKALA menangis mendapati IBU nya yang telah dipanggil pulang
  • 74. Episode 4: 08 Sakala susah nyari kerjaan, gak ada duit krn duit juga ud abis biayain ibu berobat. Sampe akhirnya dia harus jual rumah ibunya, hal yang ibunya udah susah2 beli harus dia jual karena emang gak punya duit INTERCUT (SAKALA melamar ke beberapa kantor)(SAKALA part time di sebuah cafe, menjadi seorang kasir)(SAKALA sampai di rumah dan terlihat kelelahan) (SAKALA membuka laptop)(CLOSE UP ke layar laptop) SAKALA (O.C) Akhirnya aku dapat sebuah pekerjaan!
  • 75. Episode 4: 11 KANTOR - SIANG HARI PEMERAN : SAKALA, BOS SAKALA (LS SAKALA sedang dimarahi oleh bos nya)(SAKALA menundukkan kepala dan hanya bisa mengangguk-angguk) BOS SAKALA (O.C) Kalau sekali lagi kamu salah, kamu akan saya pecat ya! (Membentak dengan suara tinggi) (SAKALA menunduk dan minta maaf) (Orang lain ramai-ramai membicarakan SAKALA yang dimarahi) (SAKALA kembali ke tempat duduk) (SAKALA duduk dan menghela nafas)(CLOSE up raut wajah SAKALA yang stress)
  • 76. Sinopsis episode 5 Setelah beberapa lama menghabiskan waktu dengan Luna, sakala menemukan masalah baru yang membuat hubungan kedua nya kurang baik. Luna dengan mimpinya dan sakala dengan dirinya yang tak lagi ingin sendiri. Banyak yang diperdebatkan diantara mereka berdua dengan sakala yang masih belum bisa memaafkan masa lalu nya. Dan hubungan sakala dan luna harus berakhir pada waktunya.
  • 77. Episode 5: 01 INT- RUMAH SAKALA - DAY / NIGHT Pemeran : Sakala Disini Sakala yang sudah dekat sama Luna. Sakala nyaman banget sama Luna dia ud sampe cerita apapun ke Luna. Tapi di hati sakala masih ada tanda tanya dimana keberadaan Laras? Pertanyaan itu semakin membuat Sakala penasaran, terlebih karena ucapan Luna yang sama persis dengan ucapan Laras dulu. Sakala ingin memastikan hal tersebut dengan bertanya kepada Luna, tetapi dia masih belum yakin sehingga memilih untuk tidak menanyakan hal tersebut. Setidaknya menurut Sakala dia harus yakin dulu akan hal ini baru menanyakan ke Luna. Sakala (O.C) (mengecek barang-barang masih kecilnya itu dan mencoba menelusuri jejak Laras yang masih dimilikinya) Dia mencoba lagi untuk kesekian kalinya mencari Laras di sosial media tetapi hasilnya tetap saja nihil. Sakala menyadari mungkin dia bisa menelusuri Luna. Mungkin bisa jadi ada titik cerah disitu. (Scrolling sosial media) Setelah mencari di sosial media untuk beberapa lama, Sakala mendapati bahwa ternyata Luna dulunya adalah seorang artis cilik. Dia dulu membintangi beberapa iklan, bahkan menjadi sampul beberapa majalah “Ini.. Luna?” Flashback Sakala dulu pernah liat buku itu. Sakala ingat betul bahwa dia pernah melihat majalah tersebut sebelumnya “Muka Luna kecil sangat mirip dengan laras..” Sakala mencoba membuka kembali album foto kenangan masa kecilnya. Hingga sakala tertuju ke salah satu foto. Sakala berada di pantai bersama keluarganya. Dia menyadari bahwa dulu dia pernah bertemu dengan Luna kecil “Ini.. luna? Atau laras?” Dibalik foto tersebut tertulis lokasi dan tanggal foto itu diambil. Dan lokasinya sama seperti yang luna pakai di foto yang Luna kasih unjuk ke sakala itu. Bajunya juga mirip dengan baju Luna. Sakala yakin bahwa luna adalah laras, sahabat masa kecilnya. Sakala langsung pergi keluar dari rumahnya bergegas menghampiri Luna
  • 78. Episode 5: 02 INT- RUMAH SAKALA - DAY / NIGHT Pemeran : Sakala Disini Sakala yang sudah dekat sama Luna. Sakala nyaman banget sama Luna dia ud sampe cerita apapun ke Luna. Tapi di hati sakala masih ada tanda tanya dimana keberadaan Laras? Pertanyaan itu semakin membuat Sakala penasaran, terlebih karena ucapan Luna yang sama persis dengan ucapan Laras dulu. Sakala ingin memastikan hal tersebut dengan bertanya kepada Luna, tetapi dia masih belum yakin sehingga memilih untuk tidak menanyakan hal tersebut. Setidaknya menurut Sakala dia harus yakin dulu akan hal ini baru menanyakan ke Luna. Sakala (O.C) (mengecek barang-barang masih kecilnya itu dan mencoba menelusuri jejak Laras yang masih dimilikinya) Dia mencoba lagi untuk kesekian kalinya mencari Laras di sosial media tetapi hasilnya tetap saja nihil. Sakala menyadari mungkin dia bisa menelusuri Luna. Mungkin bisa jadi ada titik cerah disitu. (Scrolling sosial media) Setelah mencari di sosial media untuk beberapa lama, Sakala mendapati bahwa ternyata Luna dulunya adalah seorang artis cilik. Dia dulu membintangi beberapa iklan, bahkan menjadi sampul beberapa majalah “Ini.. Luna?” Flashback Sakala dulu pernah liat buku itu. Sakala ingat betul bahwa dia pernah melihat majalah tersebut sebelumnya “Muka Luna kecil sangat mirip dengan laras..” Sakala mencoba membuka kembali album foto kenangan masa kecilnya. Hingga sakala tertuju ke salah satu foto. Sakala berada di pantai bersama keluarganya. Dia menyadari bahwa dulu dia pernah bertemu dengan Luna kecil “Ini.. luna? Atau laras?” Dibalik foto tersebut tertulis lokasi dan tanggal foto itu diambil. Dan lokasinya sama seperti yang luna pakai di foto yang Luna kasih unjuk ke sakala itu. Bajunya juga mirip dengan baju Luna. Sakala yakin bahwa luna adalah laras, sahabat masa kecilnya. Sakala langsung pergi keluar dari rumahnya bergegas menghampiri Luna
  • 79. Episode 5: 03 EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu) Pemeran : Sakala & Luna Sakala tiba2 datang ke tempat tinggal luna, Luna bingung dan Sakala ajak Luna pergi. Akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Luna (O.C) (muka kebingungan, melihat ke arah muka Sakala yang penuh tanda tanya) “kenapa? Ada apa Kal?” Sakala (O.C) “Kenapa lo selama ini diem aja?” Luna (O.C) “Diem gimana? Lu lagi ngomongin apa sih? Gue ga ngerti maksud lo apa” Sakala (O.C) “Lu ga inget ini?” (sambil kasih liat barang2 kenangan dia sama laras dulu) Luna (O.C) (muka tambah bingung) “gue ga pernah liat itu sebelumnya” Sakala (O.C) (kasih liat foto yang ada sakala dan luna di pantai itu) “Ini lu kan?” Luna (O.C) “I..ya..? Loh ternyata kita ud pernah ketemu dulu pas masih kecil ya?”
  • 80. Episode 5: 04 EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu) Pemeran : Sakala & Luna Sakala (O.C) “Kenapa lu pura-pura lupa sama gue, ras? Lu kemana aja selama ini? Gue setengah mati nyariin lu selama ini” Luna (O.C) “Ras..? gue masih ga ngerti maksud omongan lu ini apa” Sakala (O.C) “lu laras kan? Sahabat masa kecil gue? Inget ini? Kita buat ini bareng. Yang ini, lu dulu pernah kasih ini buat gue dulu. Kenapa lu ga pernah cariin gue setelah gue pergi ke Jakarta? Gue kirim banyak surat buat lu ke alamat rumah nenek ? dan kenapa selama ini ga sadar kalo ini gua?” Luna (O.C) “Gue gatau siapa laras yang lo maksud itu, tapi yang pasti orangnya bukan gua.. Gua aja baru sadar kalo dulu kita pernah ketemu pas masih kecil dulu.. Itu pun pas gue lagi liburan ke Jogja. Pas saat itu gue tinggal di surabaya. Gamungkin orang yang lu maksud itu gua. Lu kenapa jadi ngaco gini?” Sakala (O.C) “Tapi.. ini lu pake kalung yang sama persis Laras dulu pake.. Muka lu dulu juga mirip banget sama Laras pas masih kecil. Gue yakin banget lu itu Laras” Luna (O.C) “Lu gila ya?? Udah gue jelasin kan barusan kalo..” Sakala (O.C) “Terus laras dimana..?” (muka sakala mikir, mulai sedih putus asa) “Bertahun-tahun gue cari Laras, setiap denger nama laras jantung gue rasanya mau copot. Berharap kalo itu dia. Tapi gue gapernah nemuin jejak dia. Kok bisa dia menghilang gitu aja tanpa jejak.. Kayak emang gak pernah ada”
  • 81. Episode 5: 05 EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu) Pemeran : Sakala & Luna Luna (O.C) (agak bingung karena gatau mau ngomong apa) “Kal…” *ngacak ngacak rambut kek org frustasi* Sakala (O.C) “Laras itu sahabat gue pas gue tinggal di Yogya. Dia satu-satunya orang yang ngertiin gue. Semangat hidup gue. Dia cantik, manis, semangat. Dia yang nemenin gue pas ayah gue ninggalin kita. Tapi tiba-tiba gue harus pindah ke Jakarta sama ibu. Gue ga pernah sempet pamitan sama dia. Gue kirim surat ke rumah nenek, berharap Laras bakal cari gue ke rumah nenek. Tapi ternyata dia gapernah dateng. Nenek pun juga ga tahu gue punya temen namanya Laras. Gue ud coba cari dia sebisa gue. Nanya ke tetangga di sekitar rumah nenek, lewat sosial media.. Gue gatau juga nama panjang laras siapa. Gue kangen banget sama dia. Dan lu mirip banget sama dia. Awalnya gue cuma kira lu ingetin gue akan dia. Sampe akhirnya gue yakin kalo.. Lu itu dia” Luna (O.C) “Maaf banget.. Tapi gue beneran bukan Laras yang lu maksud itu” Sakala (O.C) “Ini semua karena orang bangsat itu. Masa sama Laras adalah masa paling indah dalam hidup gua.. Semenjak ayah gue pergi, hidup gue ancur. Gak punya ayah, hidup ibu juga jadi berantakan. Gue merasa segala kesusahan hidup gue dan ibu gue semua karena Ayah gue. Gue benci banget sama dia.” (sakala terdiam, airnya berlinang air mata) “gue juga kecewa sama diri gue sendiri, yang gagal bahagiain ibu.. Gue sama aja kayak ayah gue. Seumur hidup gue coba sebisa mungkin buat ga jadi sama kayak manusia itu. Tapi ternyata gue gagal” (mata sakala berlinang air mata) Luna (O.C) “It’s not your fault sakala.. Dari apa yang lu cerita ke gue selama ini.. Gue rasa lu ud coba segala yang lu bisa. Gue tau lu sayang banget sama ibu lu, dan gue rasa ibu lu pun juga tahu itu. Yang udah berlalu ga perlu di sesalin.. Biar jadi pelajaran, semua ada berkahnya” (Luna mencoba untuk nenangin sakala)
  • 82. Episode 5: 06 EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu) Pemeran : Sakala & Luna Sakala (O.C) “Apa berkahnya? Gue ga pernah merasa ada hikmahnya. Gue ud selalu mencoba lakuin yang terbaik, lakuin hal yang menurut gue bener. Gue selalu mencoba kuat, berjuang terus untuk hidup ini. Tapi apa? Gue ga pernah dapetin apa-apa. Yang ada semakin hari gue makin ngerasa hampa” Luna (O.C) “Karena ada banyak hal yang lu laluin selama ini lu akhirnya jadi sosok yang kuat. Tanpa journey yang lu laluin selama ini lu gabakal bisa sampe dititik ini. Lu sendiri yang pernah bilang kalo lu heran kenapa ibu lu bisa selalu positive terus, gue rasa ibu lu juga sependapat sama gue.. kalo lu mau coba liat pake prespektif baru, gue yakin lu bisa liat dunia dari keindahan yang baru. Dan maksud gue, selama ini lu selalu salahin ayah lu dan mendem benci yang dalem banget buat ayah lu. Gue tau kok keputusannya emang nyakitin banget, but maybe dia punya alesannya sendiri. Dia punya sudut pandangnya sendiri akan kalian dulu. Semua ud terlanjur terjadi dan ga ada yang bisa lu ubah, la. Lu harus coba untuk relain and move on. Kalo lu emang ga se terima itu, mungkin lu bisa coba tanya ke ayah lu apa alesannya dia pergi? Buat lu bisa lega juga…” Sakala (O.C) “Lu tahu apa sih, na? Lu gatau rasanya jadi gue gimana, jalanin hidup gue selama ini kayak gimana. Buat lu yang hidupnya tinggal pindah dari satu tempat ke tempat lain, jalan-jalan terus apa sih yang lu tau jalanin hidup kayak gue? Luna (O.C) (muka kecewa, agak marah, tapi ketawa kecewa) “dan liat siapa sekarang merasa maha tahu? Lu sendiri juga gak kenal gue. Kenapa malah lu jadi menghakimi cara gue jalanin hidup?”
  • 83. Episode 5: 07 EXT- NIGHT (Outdoor→ bebas bisa di rooftop, jembatan, apapun itu) Pemeran : Sakala & Luna Luna (O.C) “Pas gue pertama kali ketemu lu, gue liat sosok yang kesepian, pemalu.. Buat gue yang jauh bertolak belakang sama lu, banyak pertanyaan yang muncul di otak gue yang bikin gue pengen nyari tahu kenapa lu bisa jadi lu yang kayak sekarang? Karena setiap orang punya cerita, lukanya masing-masing. Tapi gue ga nyangka ternyata lu orang yang arogan dan seegois ini” Sakala terdiam gatau ngomong apa Luna (O.C) Dulu gue juga pernah susah Kal, dan ya gue memilih untuk bangkit, gak nyerah sama keadaan. Kita gabisa kontrol apa yang bakal terjadi di sekeliling kita, tapi semua itu pilihan kita gimana cara menghadapinya. Lu itu pengecut cuma nyalahin keadaan, padahal the only one yang punya kendali akan hidup lu ya elu. Despite memang kadang ada orang-orang yang terbatas akan privilege, gue ngerti emg ada hal dalam hidup lu yang ga sesuai keinginan lu. Tapi lu ga bisa selalu salahin keadaan, Sakalaa... Ga selalu semuanya tentang lu. Setiap orang punya lukanya masing-masing. Gue kecewa banget sama lu, Kal” Sakala (O.C) “Sorry, luna.. Gue.. gue ga..” Luna akhirnya pergi
  • 84. Episode 5: 08 INT- NIGHT RUMAH SAKALA Pemeran : Sakala Sakala nyampe rumah setelah ribut sama luna barusan, dengan tatapan kosong. Sakala menyadari bahwa mungkin ada beberapa kalimat yang diucapkannya mungkin memang sebaiknya tidak diucapkan olehnya. Mungkin dia memang sudah kelewatan kali ini? Ada sedikit rasa menyesal di dalam hati Sakala, tapi egonya masih merasa bahwa dia memiliki hak untuk mengatakan itu semua kepada Luna. Dia rasa dia berhak untuk marah hari ini, karena dunia sudah begitu kejam terhadap dirinya. Sakala (O.C) “Kenapa semesta tak pernah berpihak kepadaku?”, pikir Sakala dalam hati. Sakala menghempaskan tubuhnya ke atas kasurnya, sambil merenung menatap plafon kamarnya. Dia uring-uringan, karena hatinya tak lega. “Akhirnya aku meledak, mengeluarkan isi hatiku yang terpendam selama ini. Tapi mengapa hatiku masih belum lega?”. Sakala bingung. “Bukankah dengan mengutarakan isi hati seharusnya hati bisa lebih damai? Itu kan yang selama ini Luna katakan kepadaku untuk coba lebih jujur kepada diri sendiri? Yang ada aku malah merasa semakin tak karuan” Ditengah kepenatan pikirannya, Sakala teringat akan ibunya. Dia merindukan ibunya. Setiap sedih biasanya Sakala memilih untuk melihat lagi kenangan akan ibunya. Entah itu foto ibunya ataupun menonton video mereka bersama dulu. Sakala memilih untuk membuka kotak kenangan yang berisi barang2 almarhum ibundanya. Sakala baru menyadari bahwa ada 1 surat yang belum pernah dia buka sebelumya “Untuk Sakala” begitu judul dari surat tersebut, ditulis dengan tulisan ibu sakala yang begitu khas. Entah mengapa muncul rasa pilu di hati Sakala ketika melihat surat tersebut. Namun dia memutuskan untuk membuka surat tersebut
  • 85. Episode 5: 09 INT- NIGHT RUMAH SAKALA Pemeran : Sakala Isi surat dari ibu sakala Ibu (V.O) → selama ibunya baca ini nanti footagenya dari muka sakala beralih ke scene ibunya dulu pas nulis surat, lalu ke scene2 flashback dulu ibunya sama sakala “ Halo Sakala? Apa kabarmu? Ibu tebak ketika kamu membaca surat ini, kemungkinan besar ibu sudah tidak berada bersama denganmu sekarang. Ibu berharap kabarmu sekarang Maaf ya ibu tidak bisa bersamamu sekarang. Tapi kamu harus tahu bahwa ibu sangat menyayangimu dengan sepenuh hati ibu. Maafkan ibu yang punya banyak keterbatasan. Masih banyak hal yang ibu ingin lakukan bersamamu, tapi semesta mungkin berkehendak lain. Dulu kamu pernah bertanya kepada ibu apakah ibu membenci ayahmu karena memutuskan untuk meninggalkan kita. Pada saat itu ibu masih belum bisa menjawab pertanyaanmu itu, karena saat itu ibu juga masih sangat terluka. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ibu sadar bahwa ya tentu ibu terluka dan kecewa namun ibu tidak pernah membenci ayahmu. Ayahmu itu adalah sosok lelaki yang hebat, dan cuma karena satu kesalahan tidak berarti segala kenangan yang pernah ada diantara kita hilang begitu saja. Kami berdua tumbuh di jalan yang berbeda. Karena tidak ada gunanya juga untuk menghakimi pilihannya. Itu hal yang ayahmu yakini yang menjadi pilihan terbaik untuk dirinya. Dan ibu sebagai orang yang menyayanginya tentu akan terus berharap yang terbaik untuknya, walau semua ini juga butuh proses yang panjang. Yang penting pada akhirnya, kita berdua sama-sama bahagia. Perpisahan ibu dengan ayahmu memberikan banyak pelajaran hidup untuk ibu. Sejak kecil ibu tumbuh besar bersama ayahmu, kami masih sangat muda ketika tiba-tiba muncul kamu di hidup kami. Sehingga ibu akhirnya terpaksa harus hidup mandiri. Perpisahan itu yang menyadarkan ibu bahwa ibu juga punya mimpi dan ibu mau mengejar mimpi ibu itu untuk menjadi seorang penulis dan menjelajah ke banyak tempat baru. Itulah sebabnya akhirnya ibu memutuskan kita untuk pindah ke Jakarta. Dan akhirnya ibu bisa merasa hidup seutuhnya yaitu menjalani hidup dengan penuh ambisi sambil mengejar mimpi. Terlalu banyak sudut kota Jakarta yang begitu manis untuk dinikmati. Sederhana namun begitu melekat di hati ibu. Begitulah hidup, sakala. Ada perjumpaan dan perpisahaan. Ibu bersyukur memiliki anak yang sangat mandiri dan pengertian seperti kamu. Kamu membuat perjalanan ibu menjadi seorang orang tua tunggal menjadi mudah dan indah. Kamu adalah anugerah terindah dalam hidup ibu. Namun karena kemandirianmu itu juga kadang ibu merasa kamu sangat menutup hati dan dirimu dari sekeliling, hingga semakin hari rasanya semakin sulit untuk bisa ibu menghabiskan waktu bersamamu. Ibu rindu akan masa-masa kita bersama ketika kamu masih kecil, sebelum perceraian ibu dan bapakmu. Hingga saat ini walau kamu tidak pernah mengakuinya namun ibu bisa merasakan bahwa kamu masih sangat terluka akan kejadian itu. Ibu tahu ini mungkin permitaan yang sulit, tapi ibu berharap suatu saat nanti kamu bisa untuk pelan-pelan merelakan dan memaafkan bapakmu. Karena tidak ada seseorang pun yang sempurna di dunia ini. Dan mengejar suatu kesempurnaan yang fana ini adalah suatu ke sia-siaan. Jangan mempersulit dirimu nak, coba untuk lebih menikmati hidupmu ini Setelah membaca surat dari ibunya sakala menangis tak karuan. Apa yang ibunya katakan benar, (pokoknya ya abis itu dia yang scene2 org sedih gtu deh cuma bingung mau describenya gmn)
  • 86. Sinopsis episode 6 Sakala berakhir sendiri tanpa Luna di hidupnya. Namun Sakala bukan lagi orang yang dingin dan melihat hidup dalam kacamata yang hitam dan menyedihkan. Perjalanan sakala dalam mengejar mimpinya dengan mengikuti jejak Ibu nya pun dimulai. Dan sosok seorang wanita di akhir memberi banyak tanda tanya besar.
  • 87. Episode 6: 01 INT- RUMAH SAKALA (DAPUR, MEJA KERJA) - NIGHT Pemeran : Sakala Sakala sadar akan segala kesalahannya, sadar kalo dia harus berubah. Dia juga akhirnya lega, pelan2 juga ud maafin ayahnya *di scene ini sakala sambil masak dan kita kasih flashback dia pas kecil memori dan kenangan dia sama mama nya. Dan pas dia flashback dia keinget sama papanya. Dan dia berhenti motong sayur. Lalu sakala mengambil dompetnya yang selalu ada foto dia dan mamanya. Dan dia buka lipetan foto itu yang kasih liat ayah nya (jd itu foto ber 3 tp sakala lipat ilangin papanya karena kebencian selama ini). Notes : aksi itu shows dia nyoba maafin papa nya.
  • 88. Dialog flashback : INT- RUMAH LAMA SAKALA - NIGHT Pemeran : Sakala Ibu : nih sakala mama bawa makanan Sakala : apa itu ma? Ibu : tahu telor! Sakala : hah tahu telor? Ibu : iya nak, ini makanan kesukaan ayah kamu. Sakala : kenapa ayah bisa suka ma? Ibu : mmm, kata nya tahu telor itu ngajarin kita buat bisa menerima hidup *sambil senyum* Sakala : *melihat kebingungan* menerima? Ibu : sama kayak tahu telor nak, tahu sama telor aja ga akan bikin ini enak. *sambil suapin sakala tahu telor tanpa kuah/saos kecap nya* Sakala : *membuka mulut dan memakan nya* ma gaada rasa nya. Ibu : *tertawa, lalu menuang saos kecap yang hitam ke tahu telor nya dan kembali menyuap sakala lagi * Sakala : *membuka mulut dan memakan nya lagi* MMMM!!! Enak ma!! Ibu : enak ya? *tertawa* kamu inget ya sa, hidup tanpa hal hal susah yang gelap itu bukan hidup. Kamu harus rasain semua dan selalu bersyukur. Dengan begitu kamu bisa rasain hal baik lebih lagi. Sakala : *mengangguk tidak focus sambal melahap tahu telor nya* *Kembali ke scene sakala dimana dia melihat foto itu untuk beberapa detik dan dia lanjutin masakan dia. Dan saat masakan nya jadi sakala ambil masakan di piring itu lalu menaruh nya di meja kerja dia yang ada laptop terbuka dengan email bahwa dia resign dari pekerjaan dia. Notes : angle camera nya menjauh dan ngasih liat kalo makanan yang sakala masak itu adalah tahu telor. Masakan kesukaan ayah nya. Arti : sakala perlahan maafin ayahnya, dan berani untuk mengambil pilihan mengejar mimpinya. Episode 6: 02
  • 89. Episode 6: 03 Scene 2 Pas sakala mau minta maaf ke Luna, Luna juga bilang it’s time for her buat pindah ke lokasi lain (since dia itu traveler) → emg simbolik Luna itu dtg ke hidup sakala emang cuma buat kasi sakala pelajaran bukan buat stay EXT - Jembatan - Sore *di scene ini Luna udah ada di jembatan duluan, dan sakala melihat dirinya dari jauh (Luna lagi liatin lalu lalang kendaraan) dan sakala bergegas naik tangga datengin Luna. Sakala langsung bawain kopi untuk Luna dan Luna puter badan dan menyandar ke rail sedangkan sakala hadep jalanan. (jadi mereka melihat kearah berlawanan). *Scene ini mereka masih ngobrol biasa dengan lagu yang warm kayak romace vibes dan tbtb fade out suara kendaraan focus ke muka luna yg di blkgnya ada sakala yg liat kearah berlawanan. Dan luna akhirnya ngomong. Notes : raut wajah & gerak gerik luna kayak orang yang sedikit resah.
  • 90. Episode 6: 04 Luna (o.c.) sa, sakala. Sakala (o.c.) iya? Luna (o.c.) thank you ya udh beberapa waktu ini ada buat gua *dengan nada dan raut wajah serius sedikit resah* Sakala (o.c.) iya gua juga na, gua minta maaf… *Luna langsung potong* Luna (o.c.) gua mau ke bali sa, gua bakal pindah kesana dan ngejer apa yang selama ini gua mau. Sakala (o.c.) (sakala terdiam sebentar dan balik badan nya sama sama liat ke arah yang sama dengan luna) lu harus banget pergi na?
  • 91. Luna (o.c.) iya, lu juga harus kejer apa yang lu mau sa. Sakala (o.c.) iya tapi.. Luna (o.c.) sa, gua berharap lu bisa jadi apa yang lu mau. Kayak kata lu dulu pas pertama kali kita ketemu, makanan itu nikmat karena mereka cuman ada sementara, lalu kita makan dengan lahap. Mereka hilang tapi bikin diri kita hangat, sebelas dua belas ya rupanya sama manusia *ketawa dikit* Sakala (o.c.) (ketawa) mmmm iya. Luna (o.c.) jadi gua berterimakasih untuk beberapa waktu ini. Dari lu gua merasakan hangat itu, dan gua lebih siap buat ngambil langkah yang gua mau. Sakala (o.c.) (sakala tidak menjawab apapun dan cuman senyum dengan hangat sambal liatin jalanan) Baik baik ya na (sambal copot gelang yang sakala selalu pake dan pakein ke luna)
  • 92. Luna (o.c.) Lu juga ya sa (hp luna berdering dan di angkat) halo (nama temen luna) iya ini gua otw kok, see you ya byee. Sa, gua pergi ya. Sakala (o.c.) (dengan berat hati sakala mengangguk) makasih ya na.
  • 93. Episode 6 : New chapter of Sakala’s Life (epilog) Notes : *luna berjalan kearah lain (angle kamera ngasih liat dri pov sakala luna yang berjalan menjauh) (angle kamera ambil dari arah luna sakala dibelakang nya)* *dan luna berbalik badan sebelum bener bener pergi dan lambai tangan dia ke sakala untuk kali terakhir pamitan., sakala juga membalas nya* * sakala puter badan lagi liatin jalanan dan kendaraan sambal lega dan tersenyum, dan akhirnya sakala jalan kea rah berlawanan luna dan dua dua nya menjauh sampai jembatan kosong mereka ga keliatan lg*
  • 94. Episode 6: 05 Scene 3 Sakala akhirnya buka diary Ibunya dan dia melakukan perjalanan dimana dia datengin satu satu tempat makan yang ada di diary Ibunya dan perlahan setiap tempat makan itu ngasih pelajaran baru untuk sakala (kebersamaan, bersyukur, sabar, dll). Di suatu lokasi yg ibunya tulis di buku diarynya itu, dia ketemu satu cewe yg MIRIP bgt sama Laras (tapi kita gatau itu Laras atau bukan, jadi itu kek ending gantung gt bikin org wonder itu siapa) Notes : ini malam hari setelah siang/sore luna pergi diary Set 1: Rumah sakala Waktu : malam hari
  • 95. Episode 6: 06 Malam hari setelah kejadian Luna pergi, Sakala pulang duduk di sofa. Terus dia berdiri ambil buku diary ibu nya. Di scene ini dia di meja/ranjang baca buku diary itu sambal senyum senyum mengenang masa lalu BEGIN MONTAGE Flashback 1 Ibu : Sakala Purnama, kamu harus bisa hidup untuk diri kamu ya, kejer apa yang kamu mau di hidup ini ya nak. Flashback 2 *sakala flashback kata kata Luna yang semangatin dia selalu. Flashback 3 *sakala keinget betapa bahagia dirinya pas masih kecil (ada sosok laras) *Notes : jadi kayak flashback nya itu building up gitu sembari sakala yang terus menerus baca diary sambal ganti halaman. END MONTAGE *scene penutup dia itu dia searching salah satu tempat makan yang ada di diary tersebut dan pas dia buka di sosmed gambarnya kayak zoom in gitu dan transisi nya gambarnya gerak dan kayak itu udh besokan nya sakala udah di tempat makan pertama itu.
  • 96. *scene penutup dia itu dia searching salah satu tempat makan yang ada di diary tersebut dan pas dia buka di sosmed gambarnya kayak zoom in gitu dan transisi nya gambarnya gerak dan kayak itu udh besokan nya sakala udah di tempat makan pertama itu. Sakala (o.c.) (Sakala membuka laptopnya dan mengetik nama restoran tersebut. Sakala terdiam sejenak memperhatikan foto restoran tersebut) Camera zooms in ke foto restoran CUT TO : INT - RESTORAN - DAY Sakala (o.c.) (Berbagai hidangan sudah tersedia di meja Sakala. Sakala sedang mencicipi satu per satu hidangan tersebut)
  • 97. Episode 6: 07 Perjalanan ke tempat tempat makan Set 2 : beberapa tempat makan ( harus jabarin mau berapa ) Waktu : pagi-siang-sore Masih harus di discuss lagi mau berapa tempat makan dan dpt izin atau engga nya. Bertemu laras Set 3 : café Waktu : malam hari *dan café ini itu tempat terakhir yang sakala datengin dari buku diary ibu nya. Malam hari (kalau bisa ujan mantap lebih dpt vibesnya) dia mau order tp sibuk buka tas cari dompet dll jd belom liat wajah wanita kasir/barista nya. Dan setelah itu pas sakala kasih uang, Wanita kasir ini ambil dan angle nya bisa dari atas kasi liat tangan mereka aja dan disitu wanita itu pake gelang yang yang sakala pernah kasih ke laras dulu. (gelang kembaran yang dia kasih ke luna). Terus nanti angle nya diambil dari jauh kasih liat sakala sama si laras ini dalam satu scene dengan lagu di bg nya. *sakala kayak lagi ngobrol aja gitu dan perlahan camera zoom pelan pelan ke satu foto di belakang wanita itu yang dimana foto itu adalah tempat ilalang saat sakala kecil habisin waktu sama laras. Notes : scene akhir ini cuan buat seru seruan aja ngegantung kasi tau laras ada atau gaada entah. Props : lukisan/foto.
  • 98. Messages 1. Character Development & Self Discovery Journey (self love) Melihat peran utama yang mencoba keluar zona nyamannya, pelan-pelan mengejar mimpi, bersyukur dan menghargai hidupnya 2. Ambisi mengejar mimpi (passion) Setiap karakter yang ada di film ini memiliki mimpinya masing-masing tapi setiap orang menyingkapi mimpi mereka masing-masing dengan cara yang berbeda 3. Adulthood & Life choices Memperlihatkan realita kehidupan dari berbagai sudut pandang (single parent, working mom, idealisme) 4. Enjoy the bittersweet of Life (gratitude, merasa cukup) Tidak ada hidup yang sempurna, diatas langit masih ada langit & di bawah bumi yang kita pijak masih ada lapisan lain lagi. Journey hidup orang berbeda sehingga tolak ukur kesedihan dan bahagia itu subjektif 5. Setiap orang memiliki perannya masing-masing di hidup kita Ada yang datang untuk memberikan pelajaran, ada yang memang bakal stay
  • 99. Inspo shot makanan ● Aruna dengan lidahnya ● Tabula rasa ● Documentary street food
  • 100.
  • 101.
  • 102.
  • 103.
  • 104.
  • 105. Restoran Lokasi Scene Tempat Jenis Sejarah Filosofi Target pengunjung Restaurant Trio Jl. RP. Soeroso No.29A, RT.2/RW.2, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350 Siang dalam rumah besar, tapi jendela dan aksesnya terbuka ke pinggir jalan Main course 1947 makanan peranakan, yang artinya makanannya nyampur sama tradisi chinese dan non. boomer, millenial Kerak telor babeh marjuki Jalan Kebon Jeruk Raya No.82A, RT.9/RW.15, Palmerah, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11540 Sore/malam di pinggir jalan Appetizer 1982, udah jualan Kalau kerak telor kan masaknya dibalik, jadinya melambangkan hidup yang kadang turun membuat hidup kita semakin banyak rasa atau lebih berarti. justru kerak sehabis dibalik lalu dikenakan api membuat rasa semakin unik boomer, millenial Soto tangkar dan date kuah daging sapi pak H diding Jl, Pasar Pagi II, RT.2/RW.2, Roa Malaka, Kec. Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11230 Siang Agak sempit, didalam ruangan kecil di pinggir jalan Main course 1960an Sejarah dari resto emang yang dateng rame dan menunjukan kebersamaan gitu. boomer, millenial, cmn gen Z mulai dateng kesini bikin konten atau apa
  • 106. Kopie Es Tak Kie Gang Gloria, Glodok, Jl. Pintu Besar Selatan III No.4-6, RT.7/RW.6, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11120 sore/malam dalam ruko kecil, tapi jendela dan aksesnya terbuka ke pinggir jalan Dessert 1932 Pada saat indonesia masih di jajah, seorang yang berasal dr etnis asing justru bisa deliver manis di saat waktu yang susah. masih bisa kasih rasa manis lewat es kopi boomer, millenial Gado-gado Bon Bin Cikini IV no. 1, Jl. Cikini IV No.1, RT.14/RW.5, Cikini, Menteng, Central Jakarta City, Jakarta 10330 Siang di dalam rumah tertutup, namun tak ber AC, terbuka mudah ke akses jalan Main course 1960 Gado-gado berasal dari bahsa portugis yang artinya campur-campur ini bisa dikaitin ke mixed feelings sama luna boomer, millenial Maison Weiner Bakery Jl. Kramat II No.2, RT.6/RW.7, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420 Pagi di dalam gedung ber-AC, namun tdk terlalu besar Dessert 1936 Roti jadul jadi ingetin kenangan manis masa lalu yang lama terkubur gituu boomer, millenial, tapi gen Z udah mulai eksplor kesini juga Bubur Cikini H.R. Sulaeman Jl. Cisadane No.121, RT.9/RW.4, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330 Pagi dalam rumah kecil, sempit tetapi terbuka untuk jalan Breakfast 1969 bubur ini diselipkan telur kuning yang melambangkan kehidupan, kedalam bubur yang tawar sehingga menggambarkan di dalam rasa tawar terungkap makna hidup. saat dicampur, kehidupan itu bercampur rata dengan rasa tawar itu boomer, millenial