Dokumen tersebut membahas tentang bisnis di bidang teknologi informasi dan e-commerce. Secara singkat, dibahas mengenai definisi bisnis di bidang TI, jenis-jenis bisnis TI, tantangan bisnis TI, serta pengertian dan perkembangan e-commerce di Indonesia."
4. BISNIS SECARA LUAS
DEFINISI
“Bisnis” berasal dari
kata business yaitu
perkembangan dari
kata busy yang
berarti sibuk.
PENGERTIAN
Menurut Prof.L.R. Dicksee, bisnis
adalah suatu bentuk aktivitas
yang utamanya bertujuan untuk
memperoleh keuntungan bagi
yang mengusahakan atau yang
berkepentingan dalam terjadinya
aktivitas tersebut
TUJUAN
• Benefit.
• Kemajuan dan
perkembangan
perusahaan.
• Menciptakan
permintaan dan
menyediakan
kebutuhan manusia.
• Membuka lapangan
pekerjaan.
5. JENIS-JENIS BISNIS
MANUFAKTUR
Membuat atau menciptakan barang
dari bahan mentah menjadi barang
yang bernilai lebih tinggi
01
PERUSAHAN KEUANGAN
Keuntungan dari investasi
dan pengelolaan modal
03
PERUSAHAAN INDUSTRI
Menghasilkan barang dari
mengolah bahan mentah
05
UTILITAS
Menyediakan layanan
public, seperti listrik dan air.
02
REAL ESTAT
Menjual, menyewakan, dan
mengembangkan real estat,
rumah dan bangunan.
04
E-COMMERCE
Adalah bisnis yang dilakukan
secara online melalui
internet.
06
8. BISNIS DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI
• Teknologi Informasi secara utuh tidak terlepas
dari aspek “bisnis” sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari pengembangan teknologi
• TI telah menjadi suatu raksasa industry yang
dalam menjalankan kegiatannya tidak akan
lepas dari tujuan pencarian keuntungan.
• Kegiatan industri adalah kegiatan melakukan
bisnis.
●
9. ETIKA
• Kegiatan bisnis yang makin merembak menimbulkan tantangan
baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik, etis –> Etika
dalam berusaha
• Definisi dalam buku “Business & Society-Etichs and Stakeholder
Managemen” menyatakan bahwa etika bisnis adalah disiplin yang
berkaitan dengan baik buruknya suatu tugas dan kewajiban moral
dalam konteks bisnis.
• Praktik usaha yang tidak etis dapat mengurangi produktivitas dan
mengekang efensiasi dalam bisnis.
10. KAITAN BISNIS DENGAN ETIKA
DUA PANDANGAN YANG BERBEDA
bisnis perlu dilandasi
pertimbangan-pertimbangan
yang etis karena disamping
mencari keuntungan juga
bertujuan memperjuangkan
nilai-nilai yang bersifat
manusiawi.
“bisnis tetap bisnis”
dengan memfokuskan
pada tujuan pencarian
keuntungan dan sangat
sulit untuk dicampur-
adukkan dengan etika.
11. Beberapa alasan yang membuat bisnis perlu dilandasi
oleh suatu etika antara lain adalah sebagai berikut:
● Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk
tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan
nama, harga diri dan bahkan nasib umat
manusia yang terlibat didalamnya
● Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat
yang terjadi didalam masyarakat.
● Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa
saling percaya.
Kenapa Etika diperlukan Dalam Bisnis?
12. Dapat disimpulkan bahwa sudah
selayaknya jika sebuah bisnis
juga mengenal etika. Bisnis
jangka panjang akan berhasil jika
pelaku mematuhi etika-etika
dalam berbisnis. Hal ini
dikarenakan masyarakatlah yang
akan menilai siapa pelaku bisnis
yang benar dan layak diberi
dukungan.
Kesimpulan
13. CAKUPAN ETIKA BISNIS
Richard T. De George (1986), dalam buku
Business Ethics memberikan 4 (empat)
macam kegiatan yang dapat dikategorikan
sebagai cakupan etika bisnis.
14. o Penerapan prinsip-prinsip etika umum
pada praktek-praktek khusus dalam
bisnis.
o Etika bisnis tidak hanya menyangkut
penerapan prinsip etika pada kegiatan
bisnis, tetapi merupakan “meta-etika”
yang juga menyoroti apakah perilaku
yang dinilai etis atau tidak secara
individu dapat diterapkan pada
organisasi atau perusahaan bisnis.
o Bidang penelaahan etika bisnis
menyangkut asumsi mengenai bisnis.
Dalam hal ini, etika bisnis juga
menyoroti moralitas sistem ekonomi
pada umumnya serta sistem ekonomi
suatu Negara pada khususnya.
o Etika bisnis juga menyangkut bidang
yang biasanya sudah meluas lebih dari
sekedar etika, seperti misalnya ;
ekonomi dan teori organisasi.
15. Kesimpulan
Etika bisnis akan membuat pengertian bahwa
bisnis tidak sekedar bisnis, melainkan suatu
kegiatan yang menyangkut hubungan antar
manusia sehingga harus dilakukan secara
“manusiawi” pula.
Etika bisnis memiliki tujuan yang paling penting,
yaitu ; menggugah kesadaran tentang dimensi etis
dari kegiatan bisnis dan manajemen. Etika bisnis
juga menghalau pencitraan bisnis sebagai
kegiatan yang “kotor” penuh muslihat dan dipenuhi
oleh orang-orang yang menjalankan usahanya
dengan licik.
16. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
Sony Keraf (1991) dalam buku Etika Bisnis:
Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur,
mecatat beberapa hal yang menjadi prinsip
dari etika bisnis. Prinsip-prinsip tersebut
dituliskan dengan tidak melupakan kekhasan
sistem nilai dari masyarakat bisnis yang
berkembang.
17. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah :
Prinsip Otonomi
Kebebasan yang bertanggung-jawab
Prinsip Kejujuran
Beberapa contoh aspek kejujuran dalam kegiatan bisnis antara lain adalah :
• Kejujuran dalam menjual atau menawarkan barang dengan harga yang
sesuai dengan kualitas barang yang dijual atau ditawarkan tersebut.
• Kejujuran dalam kegiatan perusahaan yang menyangkut hubungan kerja
antar pimpinan dengan pekerja.
• Kejujuran dalam melakukan perjanjian-perjanjian baik perjanjian kontrak,
jual-beli maupun perjanjian-perjanjian yang lain.
01
02
18. Sama artinya dengan prinsip
menghargai diri sendiri
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Prinsip Berbuat Baik dan
Tidak Berbuat Jahat
Prinsip moral untuk bertindak baik kepada
orang lain dalam segala bidang
04
03
05
Prinsip Keadilan
Prinsip yang menuntut bahwa dalam
hubungan bisnis, seseorang memper-
lakukan orang lain sesuai haknya
19. Bisnis di bidang TI memiliki tujuan dan
format yang sama dengan bisnis-bisnis di
bidang lainnya. Yang berbeda hanyalah
obyek bisnisnya, yaitu ; teknologi informasi
BISNIS DI BIDANG TI
20. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka
bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori
sebagai berikut :
Bisnis di Bidang Industri
Perangkat Keras
Bisnis di Bidang Rekayasa
Perangkat Lunak
Bisnis di Bidang
Distribusi dan
Penjualan Barang
Bisnis di Bidang
Pendidikan Teknologi
Informasi
01
03 04
02
05 Bisnis di Bidang Pemeliharaan
Teknologi Informasi
21. Berikut adalah beberapa hal yang
merupakan tantangan pelaksanaan etika
bisnis dalam dunia bisnis TI seiring dengan
perubahan dan perkembangan yang
seringkali terjadi secara revolusioner
TANTANGAN UMUM
BISNIS DIBIDANG TI
24. ● E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC
merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic
Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan
Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di
Internet shopping.
● E-Commerce merupakan salah satu kegiatan penyebaran, penjualan, pembelian,
pemasaran produk (barang dan jasa), dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi
seperti internet dan jaringan komputer.
Pengertian E-COMMERCE
25. ● Sejarah e-commerce (electronic commerce) bermula di awal tahun 1970 an,
dengan adanya inovasi semacam electronic fund transfer (EFT). Saat itu
tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan-perusahaan besar,
lembaga keuangan, dan segelintir perusahaan kecil yang nekat.
● Dengan adanya komersialisasi internet diawal tahun 1990-an, serta
pesatnya pertumbuhan yang mencapai hingga jutaan pelanggan potensial,
maka muncullah istilah electronic commerce (e-Commerce), yang
aplikasinya segera berkembang pesat.
Sejarah E-COMMERCE
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-
elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website).
Pada tahun 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web
perdagangan ini.
26. Menurut Robert E. Johnson, e-commerce merupakan suatu tindakan melakukan transaksi bisnis
secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama.
Menurut Gary Coulter dan John Buddiemeir (e-commerce outline), e-commerce berhubungan
dengan penjualan, periklanan, pemesanan produk yang semuanya dikerjakan melalui internet.
Istilah 'digital economy' dicetuskan pertama kalinya oleh
Don Tapscott pada tahun 1995 dalam buku best seller
yang berjudul The Digital Economy : Promise and Peril in
the Age of Networked Intelligence. Ketika dirinya menulis
buku tersebut 20 tahun yang lalu, ia menyatakan bahwa
internet akan sepenuhnya mengubah sifat bisnis dan
pemerintahan. Teknologi digital dengan cepat mengubah
praktek bisnis, ekonomi dan masyarakat.
27. Tahun 1990an
Pada 1994, Indosat berdiri dan menjadi Internet Service Provider (ISP) komersial
pertama di Indonesia. Lalu, 5 tahun kemudian tepatnya pada 1999 Andrew Darwis
mendirikan Kaskus. Diikuti dengan munculnya Bhinneka.com.
Perkembangan E-Commerce di Indonesia
Tahun 2000an
Memasuki tahun 2000an, muncul lah Lippo Shop, yang merupakan penjualan
online dari Lippo Group. Pada 2001, pemerintah menyusun draft Undang-undang
e-commerce. Pada 2003 muncul multiply.com. Kemudian, di tahun pada 2005
muncul situs jual beli produk dan iklan bernama Tokobagus (sekarang berubah
menjadi OLX Indonesia).
28. Memasuki Era Munculnya Lazada hingga Shopee
Pada tahun 2012 muncul Traveloka dan idEA. Harbolnas juga didirikan tahun 2012
dan mulai diikuti oleh 150 perusahaan. Tahun yang sama, Lazada Group juga mulai
mengoperasikan situs di Indonesia. Kemudian, diikuti Zalora pada 2014.
Pada Desember 2015 Shopee masuk ke Indonesia. Saat itu, Shopee berhasil melakukan
promosi dan menguasai pasar dalam waktu yang singkat. Pada 2017, pemerintah melalui
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan
Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce) tahun 2017-2019 diluncurkan.
Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja pernah mengatakan bahwa, tahun 2020 adalah
tahun yang transformatif untuk pelaku e-commerce. Sebab, konsumen diharuskan mengikuti
regulasi social distancing dan beraktivitas di rumah. Sehingga, mereka beralih ke platform
online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
29. Perkembangan yang sangat pesat dari sistem perdagangan
elektronik tersebut antara lain disebabkan oleh :
Proses transaksi
yang singkat
A
Menjangkau lebih
banyak pelanggan
B
Mendorong kreativitas
penyedia jasa
C
Biaya operasional
lebih murah
D
Meninggkatkan
kepuasan pelanggan
E
30. ● Sistem hukum tradisional yang sudah mapan, memiliki prinsip-prinsip yuridiksi
dalam sebuah transaksi, yaitu ; menyangkut tempat transaksi, hukum kontrak,
dsb. Ecommerce melahirkan masalah penerapan konsep yuridiksi dalam
transaksi tersebut. Tempat transaksi dan hukum kontrak harus ditetapkan secara
lintas batas, baik regional maupun internasional, mengingat sifat cyberspace
yang borderless atau tidak mengenal batas-batas suatu Negara.
Prinsip yudiriksi dalam transaksi
Dalam pelaksanaannya, e-commerce memunculkan beberapa isu tentang aspek
hukum perdagangan berkaitan dengan penggunaan sistem yang terbentuk secara
online networking management tersebut. Beberapa permasalahan tersebut antara
lain adalah :
31. Kontrak dalam transaksi elektronik
● Kontrak dalam hal ini merupakan bukti kesepakatan antara ke-2 belah pihak
yang melakukan transaksi komersial. Permasalahannya, hukum Negara
mengenai perdagangan konvensional menganggap transaksi komersial
sebagai sesuatu yang valid, berkekuatan penuh, dan tanpa syarat yang
spesifik untuk direduksi ke dalam bentuk tertulis atau yang juga dikenal
dengan istilah paper based transaction. Sementara didalam e-commerce,
kontrak tersebut dilakukan secara paperless transaction. Dokumen yang
digunakan adalah digital document, bukan paper document.
32. ● Masalah perlindungan konsumen merupakan faktor utama dalam keberhasilan
sebuah ecommerce. Hal ini dikarenakan konsumen merupakan pihak yang
menentukan kelangsungan hidup perdagangan elektronik tersebut. Masalah yang
terjadi dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen ini adalah kecurangan
yang sering dilakukan oleh penjual mengingat keberadaannya.
Perlindungan konsumen
Permasalahan pajak (taxation)
● Permasalahan pajak dalam transaksi e-commerce ini muncul ketika transaksi
dihadapkan pada batas negara. Masing-masing Negara akan menemui kesulitan dalam
menerapkan ketentuan pajaknya karena pihak penjual dan pembeli akan sulit dilacak
keberadaannya secara fisik.
33. Pemalsuan tanda tangan digital
● Transaksi elektronik juga menggunakan tanda tangan digital atau yang dikenal
dengan digital signature. Digital Signature sebenarnya bukan suatu tanda tangan
seperti yang dikenal selama ini, yang menggunakan cara berbeda untuk menandai
suatu dokumen sehingga dokumen atau data sehingga tidak hanya mengidentifikasi
dari pengirim, namun juga memastikan keutuhan dari dokumen tersebut tidak berubah
selama proses transmisi.
34. Dampak positif E-Commerce :
Revenue stream (aliran pendapatan)
baru yang mungkin jauh menjanjikan
1
Meningkatkan pangsa pasar
2
Menurunkan biaya operasional
3
Melebarkan jangkauan
4
Memperpendek waktu
produksi
5
Meningkatkan mata rantai
pendapatan
6
35. Dampak negatif E-Commerce :
Akan kehilangan dari
segi finansial secara
langsung karena
adanya kecurangan.
Adanya pencurian informasi
yang sangat rahasia dan
berharga.
Kehilangan kesempatan
bisnis atau kerugian
pelanggan karena gangguan
pelayanan.
Adanya pengaksesan ke
sumber pihak yang tidak
berhak.
01
03 04
02
06
Dapat kehilangan sebuah
kepercayaan dari para
konsumen.
05
Terjadinya kerugian karena adanya
gangguan yang dilakukan dengan
sengaja, ketidakjujuran, kesalahan
dari faktor manusia ataupun
kesalahan dari sistem elektronik.
36. 01
02
Manfaat E-Commerce Bagi Pelaku Bisnis
Kemudahan dalam aktivitas jual beli
Memangkas biaya pemasaran
03 Kemudahan dalam berkomunikasi
dengan konsumen dan produsen
05
04
06
Dapat menjangkau target
market yang lebih luas
Penyebaran informasi lebih
mudah dan cepat
Proses pembayaran menjadi
lebih mudah dan cepat
37. 01
02
03
Manfaat E-Commerce Bagi Konsumen
Konsumen dapat berbelanja dengan lebih mudah
selama 24 jam sehari
Konsumen dapat melihat berbagai pilihan
produk yang dianggap terbaik dengan harga
yang paling sesuai
Konsumen dapat membeli produk dan jasa dengan
biaya yang lebih mudah setelah melakukan
perbandingan dengan berbagai e-commerce.
38. Jenis-jenis E-Commerce
01 E-Commerce Business to Business (B2B)
Transaksi e-commerce ini dilakukan oleh dua belah pihak yang sama-
sama memiliki kepentingan bisnis. Dua belah pihak ini saling mengerti
dan mengetahui bisnis yang dijalankan.
Umumnya bisnis tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan, atau
secara sederhana berlangganan. Contoh sederhana dari B2B ini yaitu
produsen dan suplier yang saling bertransaksi secara online baik untuk
konsultasi kebutuhan barang, hingga proses pembayarannya.
39. 02 E-commerce Business to Consumer (B2C)
Business to consumer dilakukan oleh pelaku bisnis dan konsumen.
Transaksi e-commerce ini terjadi layaknya jual – beli biasa. Konsumen
mendapatkan penawaran produk dan melakukan pembelian secara
online.
03 E-commerce C2C (Konsumen Ke Konsumen)
Untuk C2C, traksaksi dilakukan oleh konsumen ke konsumen. Kalau Anda
sering menggunakan Tokopedia, Bukalapak, OLXdan sejenisnya, maka
inilah yang dinamakan B2C e-commerce.
Transaksi jual beli di lakukan secara online melalui marketplace. Jadi
C2C disini menjadi perantara antara penjual dan pembeli.
40. 04 Consumen to Busines (C2B)
C2B yakni kebalikan B2C yang mana konsumen terakhir
bertindak sebagai penjual dan perusahaan bertindak
sebagai pembeli.
05 Media atau Aplikasi E-commerce
transaksi bisnis ini bergantung pada sejumlah aplikasi dan
media online lainnya, misalnya katalog, email, shopping
carts, eb service, EDI dan file transfer protocol. Hal ini
tentunya melibatkan kegiatan B2B (business to business).
41. Model Hukum Perdagangan Elektronik
Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic
Commerce 1996. Acuan yang berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut
diterbitkan oleh UNCITRAL sebagai salahsatu komisi internasional yang berada dibawah PBB.
Model tersebut telah disetujui oleh General Assembly Ressolution No. 51/162 tanggal 16
Desember 1996.
Beberapa point penting didalam Uncitral Model law on Electronic Commerce tersebut antara
lain adalah :
a. Pengakuan secara yuridis terhadap suatu data messages.
Pasal 5 dari model hukum ini menyatakaan bahwa suatu informasi mempunyai implikasi
hukum, validitas, dan dapat dijalnkan (enforceability) meskipun bentuknya berupa data
messages.
42. b. Pengakuan tanda tangan digital
Pasal 7 model hukum ini menyatakan bahwa apabila terdapat peraturan yang membutuhkan
tandatangan seseorang maka persyaratan tersebut dapat dipenuhi oleh suatu data messages
apabila :
● Terdapat suatu metode yang dapat mengidentifikasikan seseorang dan dapat memberikan
indikasi bahwa informasi yang terdapat dalam suatu data messages telah disetujui olehnya.
● Metode tersebut dapat diandalkan atau dapat digunakan dalam membuat atau
mengkomunikasikannya dalam berbagai situasi, termasuk berbagai perjanjian.
C. Adanya pengakuan atas orisinilitas data message.
Salahsatu point penting dalam model hukum ini juga menyatakan bahwa apabila terdapat
suatu peraturan yang mensyaratkan suatu informasi disampaikan atau diwujudkan dalam
bentuk asli (original)
43. .
d. Data messages dapat memenuhi syarat pembuktian hukum (admissibility and evidential
weight).
Pasal 9 dalam model hukum ini menyatakan bahwa dalam setiap peristiwa hukum (legal
proceeding), informasi dalam bentuk data messages mempunyai kekuatan dalam
pembuktiannya. Kekuatan pembuktian dari suatu data messages harus didasarkan pada
tingkat keandalan/kemampuan/reliability. Pada saat data messages diciptakan, disimpan
atau dikomunikasikan, keandalan tersebut dalam hubungannya dengan kemampuan
mempertahankan keutuhan informasi, juga dalam hubungannya dengan kemampuan
mengidentifikasikan originator dan berbagai faktor lain yang relevan.