1. INDONESIAN TEXT
Menelisik Kisah Viralnya Situs Aisha Weddings
KartaKita 21 February 2021
Oleh : Merry Andriany
Situs pernikahan Aisha Weddings viral di jagat media sosial setelah menawarkan jasanya
dengan layanan nikah siri hingga poligami. Situs ini menganjurkan perempuan menikah mulai
usia 12-21 tahun. Dalam situs tersebut tertulis keyakinan kami sebagai berikut: “Aisha
Weddings percaya akan pentingnya Nikah Siri untuk pasangan yang ingin datang bersama
untuk memulai keluarga berkah Allah SWT. Di atas segalanya, kami dengan ketat mengikuti
dan mematuhi ajaran Al-Quran sebagai kata suci Allah SWT.”
Pernyataan ini membuat geram dan meresahkan banyak pihak. Masyarakat biasa hingga
Kementerian PPPA dan LSM yang aktif bergerak pada isu perlindungan anak turut terusik.
Undang-Undang Perkawinan Nomor 16 tahun 2019 hanya mengizinkan perkawinan manakala
perempuan dan laki-laki sudah berumur 19 tahun. Merujuk UU Perlindungan Anak Nomor 17
tahun 2016, pemerintah melindungi dan mencegah anak menjadi korban kekerasan dan
ekploitasi. Sebagaimana diketahui bahwa seseorang yang belum genap berusia 18 tahun masih
tergolong anak-anak.
Pasalnya Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sejak tahun
2019 tengah intensif menggalakkan Gerakan Bersama Pencegahan Perkawinan Anak hingga
Tingkat Desa. Apa yang dilakukan pemilik Aisha Weddings dapat merubah dan mempengaruhi
pola pikir anak muda sehingga menganggap pernikahan sebagai hal yang mudah tanpa
memikirkan tanggung jawab besar dibalik sebuah pernikahan.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sendiri telah menetapkan
usia ideal menikah. Laki-laki idealnya pada usia 25 tahun dan perempuan pada usia 21 tahun.
Hal ini mengingat kesiapan mental, fisik, pengetahuan, sosial, dan finansial. Ini semua bersifat
sangat mendasar dalam membangun biduk rumah tangga. Resiko terjadinya pernikahan tanpa
kesiapan yang matang dapat berakibat pada meningkatnya tingkat kemiskinan, hilangnya peran
dan tanggungjawab seorang ibu dan ayah dalam kehidupan berkeluarga hingga resiko
keselamatan ibu melahirkan muda dan kesehatan mental bagi ibu dan anak.
Saat ini Aisha Weddings masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak Kepolisian.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Bareskrim Polri, Kompol Ema
Rahmawati mengatakan bahwa kepolisian masih menelusuri situs tersebut. Situs ini ditengarai
menggunakan e-mail fiktif dengan tidak melampirkan nomor kontak. Promosinya menggunakan
situs daring dan laman Facebook. Selain itu, situs Aisha Weddings juga menggunakan sistem
perlindungan tertentu yang membuat pengunjung tak bisa mengakses seluruh laman. “Website-
nya seperti ada provider-nya tapi tersembunyi. Nah seperti itu memerlukan proses yang sangat
panjang untuk menelusuri siapa pemilik akun tersebut,” tutur Ema.
Masyarakat berharap agar pihak kepolisian bisa segera menemukan pemilik website tersebut
untuk mengetahui motif atas promosi yang dilakukan terkait pernikahan di bawah umur dan
meminta maaf kepada publik. Masyarakat juga berharap dapat menegakkan hukum yang
berlaku agar dapat memberikan efek jera kepada oknum-oknum tidak bertanggung jawab
sehingga lebih memilih berbisnis sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. *Penulis adalah alumni Sosiologi Universitas Padjadjaran
MELAYU TEXT
Menyiasat Kisah Viral di Laman Perkahwinan Aisha
KartaKita 21 Februari 2021
Oleh: Merry Andriany
Laman web perkahwinan Aisha Weddings telah menjadi viral di dunia media sosial setelah
menawarkan khidmatnya dengan perkhidmatan perkahwinan yang tidak berdaftar kepada
poligami. Laman web ini mengesyorkan wanita untuk berkahwin dari usia 12-21 tahun. Laman
web ini menyatakan kepercayaan kami sebagai berikut: “Aisha Weddings percaya akan
pentingnya Perkahwinan Siri bagi pasangan yang ingin berkumpul untuk memulakan keluarga
yang diberkati oleh Allah SWT. Di atas segalanya, kami dengan tegas mengikuti dan mematuhi
ajaran Al-Quran sebagai firman suci Allah SWT. "
Kenyataan ini menimbulkan kemarahan dan ketidakselesaan banyak pihak. Orang-orang biasa
ke Kementerian PPPA dan NGO yang secara aktif mengusahakan isu perlindungan kanak-
kanak juga terganggu. Undang-undang Perkahwinan Nombor 16 tahun 2019 hanya
membenarkan perkahwinan ketika seorang wanita dan seorang lelaki berusia 19 tahun. Merujuk
kepada Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 17 Tahun 2016, pemerintah melindungi dan
mencegah anak-anak menjadi mangsa keganasan dan eksploitasi. Seperti diketahui bahawa
seseorang yang belum berumur 18 tahun masih kanak-kanak.
Ini kerana Kementerian Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak (PPPA) sejak 2019
secara intensif mempromosikan Gerakan Bersama Pencegahan Perkahwinan Anak ke
Peringkat Desa. Apa yang dilakukan oleh pemilik Aisha Weddings dapat mengubah dan
mempengaruhi pemikiran anak muda sehingga mereka menganggap perkahwinan sebagai
perkara yang mudah tanpa memikirkan tanggungjawab besar di sebalik perkahwinan.
Badan Penduduk dan Perancang Keluarga Negara (BKKBN) telah menetapkan usia yang
sesuai untuk berkahwin. Sebaik-baiknya lelaki pada usia 25 tahun dan wanita pada usia 21
tahun. Ini mempertimbangkan kesediaan mental, fizikal, pengetahuan, sosial, dan kewangan.
Ini semua sangat asas dalam membina rumah tangga. Risiko perkahwinan tanpa persiapan
yang betul boleh mengakibatkan peningkatan tahap kemiskinan, kehilangan peranan dan
tanggungjawab seorang ibu dan ayah dalam kehidupan keluarga, hingga risiko keselamatan ibu
muda dan kesihatan mental bagi ibu dan anak.
Saat ini Aisha Weddings masih dalam proses siasatan lanjut oleh pihak Polis. Ketua Unit
Perlindungan Wanita dan Kanak-kanak (PPA) Unit Penyiasatan Jenayah Polis Nasional
Indonesia, Kompol Ema Rahmawati, mengatakan bahawa polis masih menjalankan siasatan di
lokasi tersebut. Laman web ini disyaki menggunakan e-mel palsu tanpa melampirkan nombor
kenalan. Promosi menggunakan laman web dalam talian dan halaman Facebook. Selain itu,
laman web Aisha Weddings juga menggunakan sistem perlindungan tertentu yang menghalang
3. pengunjung daripada mengakses keseluruhan halaman. "Laman web nampaknya mempunyai
penyedia tetapi tersembunyi. Jadi, seperti itu, ia memerlukan proses yang sangat panjang untuk
mengesan siapa pemilik akaun itu, "kata Ema.
Masyarakat berharap agar polis dapat segera menemui pemilik laman web tersebut untuk
mengetahui motif promosi yang dilakukan berkaitan dengan perkahwinan bawah umur dan
meminta maaf kepada orang ramai. Masyarakat juga berharap dapat menegakkan undang-
undang yang berlaku sehingga dapat memberikan kesan pencegahan kepada orang-orang
yang tidak bertanggungjawab sehingga mereka lebih suka berniaga sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
* Penulis adalah alumni Sosiologi, Universiti Padjadjaran
ENGLISH TEXT
Investigating the Viral Story of the Aisha Weddings Site
KartaKita 21 February 2021
By: Merry Andriany
The wedding site Aisha Weddings has gone viral in the social media world after offering its
services with unregistered marriage services to polygamy. This site recommends women to get
married from the age of 12-21 years. The website states our beliefs as follows: “Aisha Weddings
believes in the importance of Siri Marriage for couples who want to come together to start a
family blessed by Allah SWT. Above all, we strictly follow and adhere to the teachings of the
Quran as the holy word of Allah Almighty.”
This statement infuriated and unsettled many parties. Ordinary people up to the Ministry of
PPPA and NGOs that are actively working on the issue of child protection are also disturbed.
The Marriage Law Number 16 of 2019 only allows marriage when a woman and a man are 19
years old. Referring to the Child Protection Law Number 17 of 2016, the government protects
and prevents children from becoming victims of violence and exploitation. As it is known that
someone who is not yet 18 years old is still a child.
This is because the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (PPPA) since
2019 has been intensively promoting the Joint Movement for the Prevention of Child Marriage to
the Village Level. What the owner of Aisha Weddings does can change and influence the
mindset of young people so that they consider marriage as an easy thing without thinking about
the big responsibility behind a marriage.
The National Population and Family Planning Agency (BKKBN) has set the ideal age for
marriage. Ideally men at the age of 25 years and women at the age of 21 years. This is
considering the readiness of mental, physical, knowledge, social, and financial. These are all
very basic in building the household dipper. The risk of marriage without proper preparation can
result in increased levels of poverty, loss of roles and responsibilities of a mother and father in
family life, to the risk of the safety of young mothers and mental health for mothers and children.
4. Currently Aisha Weddings is still in the process of further investigation by the Police. The Head
of the Women and Children Protection Unit (PPA) of the Criminal Investigation Unit of the
Indonesian National Police, Kompol Ema Rahmawati, said that the police were still investigating
the site. This site is suspected of using a fictitious e-mail without attaching a contact number.
The promotion uses online sites and Facebook pages. In addition, the Aisha Weddings website
also uses a certain protection system that prevents visitors from accessing the entire page. “The
website seems to have a provider but it's hidden. So, like that, it requires a very long process to
find out who owns the account," said Ema.
The community hopes that the police can immediately find the owner of the website to find out
the motive for the promotion carried out related to underage marriage and apologize to the
public. The community also hopes to enforce applicable laws so that they can provide a
deterrent effect to irresponsible people so that they prefer to do business in accordance with
applicable regulations.
*The author is an alumni of Sociology, Padjadjaran University
HANGUL TEXT
Aisha 결혼식 사이트의 바이럴 스토리 조사
KartaKita 2021년 2월 21일
By: 메리 Andriany
결혼식 사이트 Aisha Weddings는 일부다처제에 등록되지 않은 결혼 서비스를 제공한 후 소셜
미디어 세계에서 입소문을 일으켰습니다. 이 사이트는 여성이 12-21세 사이에 결혼할 것을
권장합니다. 웹사이트는 우리의 신념을 다음과 같이 기술합니다. “Aisha Weddings는 함께
모여서 Allah SWT의 축복을 받은 가족을 시작하려는 커플을 위한 Siri 결혼의 중요성을 믿습니다.
무엇보다도 우리는 전능하신 알라의 거룩한 말씀인 꾸란의 가르침을 엄격히 따르고 준수합니다.”
이 발언은 많은 당사자들을 화나게 하고 불안하게 했습니다. 아동보호 문제에 적극적으로 나서고
있는 PPPA와 NGO들의 평범한 사람들도 혼란을 겪고 있다. 2019년 결혼법 제16호는 남녀가
19세일 때만 결혼을 허용합니다. 2016년 아동보호법 제17호에 따르면 정부는 아동이 폭력과
착취의 피해자가 되지 않도록 보호하고 예방합니다. 아직 만 18세가 되지 않은 사람은 아직
어린이인 것으로 알려져 있습니다.
여성아동보호부(PPPA)가 2019년부터 마을 단위로 조혼방지 공동운동을 집중적으로 추진하고
있기 때문이다. 아이샤 웨딩의 오너가 하는 일은 젊은이들의 마음을 변화시키고 영향을 주어
결혼에 대한 큰 책임을 생각하지 않고 결혼을 쉬운 일로 생각할 수 있습니다.
5. 인구가족계획청(BKKBN)이 이상적인 결혼 연령을 설정했습니다. 이상적으로는 25세의 남성과
21세의 여성입니다. 이것은 정신적, 육체적, 지식, 사회적, 재정적 준비를 고려하는 것입니다.
이것들은 모두 가정용 국자를 만드는 데 매우 기본입니다. 적절한 준비가 없는 결혼의 위험은
빈곤 수준을 높이고 가정 생활에서 어머니와 아버지의 역할과 책임을 상실하고 젊은 어머니의
안전과 어머니와 자녀의 정신 건강에 대한 위험을 초래할 수 있습니다.
현재 아이샤 웨딩은 경찰의 추가 조사가 진행 중이다. 인도네시아 경찰 범죄수사과의 여성 및
아동 보호과(PPA) 국장인 콤폴 에마 라흐마와티는 경찰이 아직 현장을 조사하고 있다고 말했다.
이 사이트는 연락처를 첨부하지 않은 가상 이메일을 사용하는 것으로 의심됩니다. 프로모션은
온라인 사이트와 Facebook 페이지를 사용합니다. 또한 Aisha Weddings 웹 사이트는 방문자가
전체 페이지에 액세스하는 것을 방지하는 특정 보호 시스템을 사용합니다. “웹사이트에 공급자가
있는 것 같지만 숨겨져 있습니다. 따라서 계정 소유자가 누구인지 추적하려면 매우 긴
프로세스가 필요합니다."라고 Ema가 말했습니다.
커뮤니티는 경찰이 해당 사이트의 소유자를 즉시 찾아 미성년 결혼과 관련된 프로모션 동기를
파악하고 대중에게 사과할 수 있기를 바랍니다. 커뮤니티는 또한 무책임한 사람들이 해당 규정에
따라 사업을 하는 것을 선호하도록 억제 효과를 제공할 수 있도록 관련 법률을 시행하기를
희망합니다.
*저자는 파자자란 대학교 사회학과 졸업생입니다.
KOREAN TEXT
Aisha gyeolhonsig saiteuui baileol seutoli josa
KartaKita 2021nyeon 2wol 21il
By: meli Andriany
gyeolhonsig saiteu Aisha Weddingsneun ilbudacheojee deunglogdoeji anh-eun gyeolhon
seobiseuleul jegonghan hu sosyeol midieo segyeeseo ibsomun-eul il-eukyeossseubnida. i
saiteuneun yeoseong-i 12-21se saie gyeolhonhal geos-eul gwonjanghabnida. websaiteuneun
uliui sinnyeom-eul da-eumgwa gat-i gisulhabnida. “Aisha Weddingsneun hamkke moyeoseo
Allah SWTui chugbog-eul bad-eun gajog-eul sijaghalyeoneun keopeul-eul wihan Siri gyeolhon-
ui jung-yoseong-eul midseubnida. mueosbodado ulineun jeonneunghasin allaui geolughan
malsseum-in kkulan-ui galeuchim-eul eomgyeoghi ttaleugo junsuhabnida.”
7. Von: Merry Andriany
Die Hochzeitsseite Aisha Weddings ist in der Social-Media-Welt viral geworden, nachdem sie
ihre Dienste mit nicht registrierten Heiratsdiensten für Polygamie angeboten hat. Diese Seite
empfiehlt Frauen, im Alter von 12-21 Jahren zu heiraten. Die Website erklärt unsere
Überzeugungen wie folgt: „Aisha Weddings glaubt an die Bedeutung der Siri-Ehe für Paare, die
zusammenkommen möchten, um eine von Allah SWT gesegnete Familie zu gründen. Vor allem
befolgen und halten wir uns strikt an die Lehren des Korans als das heilige Wort Allahs des
Allmächtigen.“
Diese Aussage hat viele Parteien wütend gemacht und verunsichert. Auch normale Mitarbeiter
des PPPA-Ministeriums und NGOs, die sich aktiv mit dem Thema Kinderschutz beschäftigen,
sind beunruhigt. Das Ehegesetz Nr. 16 von 2019 erlaubt die Ehe nur, wenn eine Frau und ein
Mann 19 Jahre alt sind. Unter Bezugnahme auf das Kinderschutzgesetz Nr. 17 von 2016
schützt die Regierung Kinder und verhindert, dass sie Opfer von Gewalt und Ausbeutung
werden. Bekanntlich ist jemand, der noch nicht 18 Jahre alt ist, noch ein Kind.
Denn das Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (PPPA) fördert seit 2019
intensiv die Gemeinsame Bewegung zur Verhütung von Kinderehen auf Dorfebene. Was der
Besitzer von Aisha Weddings tut, kann die Denkweise junger Menschen verändern und
beeinflussen, sodass sie die Ehe als eine einfache Sache betrachten, ohne über die große
Verantwortung hinter einer Ehe nachzudenken.
Das Bundesamt für Bevölkerungs- und Familienplanung (BKKBN) hat das ideale Heiratsalter
festgelegt. Idealerweise Männer im Alter von 25 Jahren und Frauen im Alter von 21 Jahren.
Dies berücksichtigt die Bereitschaft von geistigem, körperlichem, Wissen, sozialem und
finanziellem. Diese sind alle sehr grundlegend beim Bau des Haushaltslöffels. Das Risiko einer
Ehe ohne angemessene Vorbereitung kann zu erhöhtem Armutsniveau, zum Verlust von Rollen
und Verantwortungen von Mutter und Vater im Familienleben, zum Risiko der Sicherheit junger
Mütter und der psychischen Gesundheit von Mutter und Kind führen.
Derzeit befindet sich Aisha Weddings noch im Prozess der weiteren Ermittlungen durch die
Polizei. Der Leiter der Frauen- und Kinderschutzeinheit (PPA) der Kriminalpolizei der
indonesischen Nationalpolizei, Kompol Ema Rahmawati, sagte, dass die Polizei den Ort noch
untersucht. Diese Seite steht im Verdacht, eine fiktive E-Mail ohne Anhängen einer
Kontaktnummer zu verwenden. Die Aktion verwendet Online-Sites und Facebook-Seiten.
Darüber hinaus verwendet die Website von Aisha Weddings auch ein bestimmtes
Schutzsystem, das verhindert, dass Besucher auf die gesamte Seite zugreifen. „Die Website
scheint einen Anbieter zu haben, aber er ist versteckt. Auf diese Weise erfordert es einen sehr
langen Prozess, um herauszufinden, wer der Besitzer des Kontos ist", sagte Ema.
Die Gemeinde hofft, dass die Polizei sofort den Eigentümer der Website finden kann, um das
Motiv für die Werbung im Zusammenhang mit der Eheschließung von Minderjährigen
herauszufinden und sich bei der Öffentlichkeit zu entschuldigen. Die Gemeinschaft hofft auch,
geltende Gesetze durchzusetzen, damit sie verantwortungslose Menschen abschrecken
können, damit sie es vorziehen, Geschäfte in Übereinstimmung mit den geltenden Vorschriften
zu tätigen.
*Der Autor ist Alumni der Soziologie der Universität Padjadjaran