SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
i
“SUHU DAN KALOR”
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Konsep Ipa Dasar
Dosen Pengampu : Julianto, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
1. Diana ayu lestari (16010644014)
2. Ummatul Marhumah (16010644040)
3. Meinaldo Badrian Sumarsono (16010644104)
B-2016
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi ALLAH SWT yang telah menolong
Hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan
karunia-Nya, kami tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Biologi
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
kemampuan. Namun sebagai manusia biasa, yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan
baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Namun demikian telah berusaha sebaik
mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Oleh sebab itu, kami mohon untuk saran dan kritiknya yang membangun. Atas kesediaan
waktunya untuki membaca makalah ini. Kami ucapkan terimakasih.
Surabaya, 19 November 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
a. Latar belakang………………………………………………. 1
b. Rumusan masalah…………………………………………… 1
c. Tujuan masalah……………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….. 2
a. Pengertian suhu …………………………………………….. 2
b. Alat ukur suhu………………………………………………. 2
c. Skala suhu pada termometer…..…………..……………….. 4
d. Definisi kalor………………………………………………. 8
BAB III PENUTUP………………………………………………….. 13
Kesimpulan ………………………………………………………. 13
Daftar pustaka……………………………………………………….. 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Baik pada siang hari yang panas maupun pada malam hari yang dingin, tubuh anda
perlu dijaga agar berada pada suhu yang hamper konstan. Walaupun memiliki mekanisme
kendali suhu, tubuh juga terkadang butuh pertolongan. Pada hari yang panas anda memakai
pakaian yang lebih tipis untuk meningkatkan perpindahan panas dari tubuh ke udara dan
untuk mendapatkan pendinginan yang lebih baik melalui penguapan keringat. Mungkin anda
mengkonsumsi minuman yang dingin dengan es, dan duduk di dekat kipas angina atau di
dalam ruangan yang memiliki pendinginan.
Pada hari yang dingin, anda memakai pakaian yang tebal atau tetap berada didalam
ruangan yang hangat. Saat anda di luar, anda menjaga tubuh tetap aktif dan mengkonsumsi
minuman panas agar tetap hangat.
Konsep pada bab ini akan membantu anda memahami dasar fisika yang dibutuhkan
untuk menjaga badan tetap hangat atau dingin. Pada bab ini akan tertuju pada konsep
mengenai panas, yang menerangkan perpindahan energy yang disebabkan oleh perbedaam
suhu, kita akan mempelajari bagaimana menghitung laju perpindahan energy tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suhu ?
2. Apa saja alat ukur suhu ?
3. Apa saja skala suhu pada thermometer?
4. Apa yang dimaksud dengan Kalor?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian suhu
2. Untuk mengetahui alat ukur suhu
3. Untuk mengetahui skala suhu pada thermometer
4. Untuk mengetahui pengertian kalor
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Suhu
Secara sederhana suhu didefinisikan sebagai derajad panas dinginnya suatu
benda. Ada beberapa sifat benda yang berubah apabila benda itu dipanaskan, antara lain
warnanya, volumenya, tekanannya dan daya hantar listriknya. Suhu termasuk besaran
pokok fisika yang dalam S.I bersatuan kelvin.
B. Alat Ukur Suhu
Untuk menyatakan suhu suatu benda secara kuantitatif diperlukan alat ukur yang disebut
thermometer.
a. Jenis-jenis Termometer
1. Termometer Zat Cair
Termometer Zat Cair adalah thermometer yang zat pengisinya adalah zat
cair, misalnya raksa. Pada umumnya zat cair memiliki pemuaian tidak teratur.
Misalnya air jika dipanaskan dari suhu 0°C - 4°C Volumenya justru menyusut.
Akan tetapi raksa memiliki pemuaian yang teratur.
 Termmeter Raksa
Beberapa Keuntungan apabiila raksa digunakan sebagai bahan pengisis
thermometer adalah:
a. Suhunya mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur.
b. Pemuaiannya teratur
c. Memiliki titik didih yang tinggi (357°C) sehingga dapat digunakan untuk
mengukur suhu tnggi.
d. Kalor jenisnya kecil sehingga denga perubahan panas sedikit saja ‘sudah
cukup untuk menguba suhu.
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi thermometer
adalah:
a. Mahal
b. Memiliki titik beku rendah (-39°C) ksehingga tidak dapat digunakan
untuk mengukur suhu rendah.
c. Beracun, sehingga apabila thermometer pecah dapat menyebabkan
keracunan.
 Termomter Alkohol
Beberapa Keuntungan apabiila alkohol digunakan sebagai bahan pengisis
thermometer adalah:
3
a. Lebih murah disbanding raksa
b. Pemuaiannya teratur
c. Titik beku alcohol sangat rendah(-115°C) sehingga dapat digunakan untuk
mengukur suhu rendah.
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi thermometer
adalah:
a. Titik didih alcohol sangat rendah (-78°C) sehingga pemakaiannya
menjadi terbatas.
b. Kalor bersifat besar sehingga perlu perubahan panas yang besar untuk
mengubah suhu.
 Termometer Klinis
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Suhu
rata-rata tubuh manusia yaitu 37°C. Suhu terendah tubuh manusia tidak pernah
kurang dari 35°C dan tidak pernah lebih dari 42°C. Untuk mengukur suhu
tubuh,thermometer klinis ditempatkan dibawah lidah atau dijepit pada ketiak.
 Termometer Dinding
Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruang. Skala
thermometer ini memiliki jangkauan suhu yag dapat terjadi dalam ruang,
misalnya -50°C sampai 50°C.
 Termometer Maksimum-Minimum Six
Termometer Maksimum-Minimum Six digunakan untuk mengukur suhu
dalam rumah kaca.
2. Termometer Lain
 Termometer Bimetal
Termometer bimetal dibuat dari dua lempeng logam yang berbeda
jenisnya yang direkatkan satu sama lain.
 Termometer Hambatan
Prinsip thermometer hambatan adalah memanfaatkan perubahan hambatan
logam akibat perubahan suhu. Ketelitian pengukuran dapat mencapai 0,0001°C.
 Pyrometer Optik
Pyrometer optic dapat mengukur suhu benda yang sangat tinggi.
4
C. Skala suhu pada thermometer
Untuk menentikan skala thermometer diperlukan dua titik tetap; titik lebur es
sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Thermometer adalah
alat untuk mengukur susu. Untuk mengetahui suhu bneda yang diukur, thermometer perlu
diberi skala. Proses memberi skala pada thermometer dinaamkan kalibrasi. Bagaimana
caranya? Kalian dapat mengkalibrasi thermometer dengan langkah-langkah berikkut.
1. Thermometer skala celcius
Skala celcius adalah skala yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Skala ini ditetapkan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan swedia bernama Anders
Celcius (1701-1744). Ia menetapkan titik beku air sama dengan 0 derajat sebagai titik
tetap bawah, dan titik didih air sama dengan 100 derajat sebagai sebagai titik tetap atas.
Di antara jarak kedua titik tersebut dibagi menjadi 100 satuan derajat. Skala celcius
memiliki satuan derajat Celicius yang ditulis °C.
a. Menentukan titik tetap bawah
Masukkan ujung bawah thermometer secara tegak lurus kedalam bejana
yang berisi es murni. Tunggu bebebrapa saat sampai es melebur yang ditandai
dengan adanya air dalam bejana. Apabila tinggi permu kaan raksa pada pipa
kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya sushu thermometer sama dengan
suhu es yang melebur. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan
tulislah dengan angka. Untuk thermometer skla celcius, titik tetapa bawah
ditulis 0°C
b. Menentukan titik tetap atas
Masukka ujun g bawah thermometer ke dalam bejana yang berisis air
murni. Panaskan air sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai sushu
thermometer sama dengan suhu air mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa
pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya suhu thermometer sam
dengan suhu air mendidih. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan
tulislah dengan angka. Untuk thermometer skala Celcius, titik tetep atas ditulis
100°C.
c. Membuat pembagia skala
Setelah titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya jarak
antara kedua titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yanag sama. Pada
thermometer skala Celcius, kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian
yang sama. Jadi, setiap bagian skala menunjukkan suhu 1°C.
2. Thermometer skala kelvin
Lord Kelvin (1824-1907) adalah ilmuwan berkebangsaan inggris yang
menetapkan skala kelvin. Skala kelvin ditetapkan berdasarkan perhitungan bahwa ada
suhu minimal di alam ini. Hal tersebut didukung oleh teori kinetic partikel bahwa pada
5
suhu nol mutlak, partikel-partikel semua zat praktis tidak dapat bergerak. Suhu nol
mutlak tersebut sama dengan -273,15 °C, biasanya dibulatkan menjadi -273°C. pada
skala kelvin, titik beku air adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. skala kelvin memiliki
satuan kelvin, ditulis K.
Skala kelvin tidak dikalibrasi berdasrkan titik lebur es dan titik didih air, tetapi
dikalibrasi berdasarkan energy yang dimilikimoleh partikel-partikel dalam benda.
Apabila suhu badan turun, gerak partikel lambat. Sebaliknya, apabila suhu benda naik
gerak partikel cepat.
Seperti telah diuraikan diatas, -273°c sama dengan 0°K atau 0°C. oleh karemna
itu pada skala Kelvin titik lebur es 0°C diberi angka 273 K dan titik didih air 100°C
diberi angka 373 K jadi,
O°c = 273 K dan 100°c = 373 K
Dengan demikian
T°c = (t + 273)°K atau Tk = (t – 273) °C
3. Thermometer skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit ditetapkan oleh Gabriel Daniel Fahrenheit (1686-1736),
seoarang ilmuwan fisika berkebangsaan Jerman. Ia menetapkan titik beku air sama
dengan 32° dan titik didih air sama dengan 212°. Dalam thermometer skala Fahrenheit,
yang biiasa digunakan di Amerika Serikat, suhu titik lebur es 32°F dan suhu titik didih air
212°F. jadi, antara titik lebur es dan titik didih air debagi menjadi 180 bagian yang sama.
Pada skala celcius antara titik lebur es dan titik didih air dibagi menjadi 100 bagian yang
sama.
4. Thermometer skala Reamur
Skala Reamur adalah skala suhu ynag dinamakan oleh Rene Antoine Ferchault de
Reamur, yang pertama mengusulkannya pada 1731. Titik beku air adalah 0 derajat
Reamur, titik didih air 80 derajat, serta memiliki 80 satuan derajat, penulisan nilai sushu
skala Reamur, misalnya 40 derajat Reamur, ditulis 40°R skala ini mulanya dibuat dengan
alcohol, jadi thermometer Reamur yang dibuat dengan raksa sebenarnya bukan
thermometer Reamur Sejati. Skala Reamur digunakan secara luar di Eropa, terutama di
Perancis dan Jerman, tapi kemudian digantikan oleh Celcius. Saat ini skala Reamur
jarang digunakan kecuali di industri permen dan keju. Dengan demikian, diperoleh
t°C = ( 4 X t )° R
5
6
Hubungan antara Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut :
No. Asal Tujuan Rumus
1. Celsius Reaumur t°C = ( 4 x t ) °R
5
Fahrenheit t°C = ( 9 x t ) + 32 °F
5
Kelvin t °C = ( t + 273,15) K
2. Reaumur Celsius t°R = ( 5 x t ) °C
4
Fahrenheit t°R = ( 9 x t ) + 32°F
4
Kelvin t°R = t + 273.15 K
4/5
3. Fahrenheit Celsius t°F = 5 x ( t - 32)°C
9
Reaumur t°F = 4 x ( t - 32)°R
9
Kelvin t°F = ( t + 459,67) K
9/5
4. Kelvin Celsius tK = t − 273,15°C
7
Fahrenheit tK = (t x 9 ) - 459.67°R
5
Reaumur tK = ( t -273,15) x 4 °R
5
Berikut ini beberapa contoh konversi suhu.Celsius → Reaumur, misal 35°C
Celsius = ( 4 x 35 ) =
4 x 7 = 28 °R
5
Celsius → Fahrenheit, misal 35°C
Celsius = ( 9 x 35 ) + 32 =
(9 x 7 ) + 32 = 63 + 32 = 95°F
5
Reaumur → Celsius, misal 48°R
Reaumur = ( 5 x 48 ) =
5 x 12 = 60 °C
4
Reaumur → Fahrenheit, misal 80°R
Reaumur = ( 9 x 80 ) + 32 =
( 9 x 20 ) + 32 = 180 + 32 = 212°F
4
Fahrenheit → Celsius, misal 77°F
Fahrenheit = 5 x (77 - 32) = 5 x 45 = 25°C
9 9
Fahrenheit → Reaumur, misal 59°F
Fahrenheit = 4 x (59 - 32) = 4 x 27 = 12°R
9 9
8
D. Definisi Kalor
Kalor merupakan satu bentuk energy yang dapat berpindah dari suatu benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah jika kedua benda tersebut saling disentuhkan.
Kalor merupakan suatu bentuk energy, maka satuan kalor dalam SI adalah Joule dan dalam CGS
adalah erg.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi, maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu pula sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung
sedikit. Dahulu sebelum mengetahui bahwa kalor merupakan bentuk energy, maka orang sudah
mempunyai satuan untuk kalor yaitu kalori. 1kalori = 4,18 Joule atau 1 Joule = 0,24 kal
1. Pengaruh kalor terhadap suhu
Suatu zat dengan jenis dan massa yang sama, jika dipanaskan dengan jumlah kalor yang
berbeda akan menghasilkan kenaikan suhu yang berbeda. Dengan demikian semakin besar
kalor yang diberikan pada suatu benda, semakin besar juga kenaikan suhunya.
1. Kalor jenis dan kapasitas kalor
Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat itu sebesar satu satuan suhu,
kalor jenis diberi lambang “c”.
Dari persamaan Q = m.c.∆𝑇, untuk benda- benda tertentu nilai m.c adalah konstan. Nilai dari
m.c disebut juga dengan kapasitas kalor yang diberi lambang “C”. kapasitas kalor
didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan/dilepaskan untuk mengubah suhu
benda sebesar satu satuan suhu. Persamaan kapasitas kalor dapat dinyatakan dengan:
C =
𝑄
∆𝑇
atau Q = C.∆𝑇
2. Asas Black
Kekekalan energy pada pertukaran kalor, pertama kali diukur oleh Joseph Black (1728-1799).
Asas Black menyatakan bahwa “Kalor yang dilepaskan benda panas (Q lepas) sama dengan
kalor yang diterima benda dingin (Q terima).
Q dilepaskan = Q diserap
3. Mengukur Kalor
Alat yang digunakan untuk mengukur kalor adalah calorimeter. Kalorimeter umumnya
digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter menggunakan teknik
9
pencampuran dua zat didalam suatu wadah.
Jika kalor jenis suatu zat diketahui, maka
kalor jenis zat lain yang dicampur daengan
zat tersebut dapat dihitung.
4. Perubahan wujud zat
Wujud zat dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu zat padat, cair dan gas.wujud zat dapat
berubah dari wujud zat yang satu menjadi wujud lain. Perubahan wujud dapat disebabkan
karena pengaruh kalor. Perubahan wujud zat selain karena penyerapan kalor, dapat juga
karena pelepasan kalor. Setiap terjadi perubahan wujud terdapat nama – nama tertentu.
Q = m.L
Q = banyak kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = massa zat yang mengalami perubahan wujud (Kg)
L = kalor laten (Joule/Kg)
Nama – nama kalor laten, antara lain:
10
 Kalor lebur
 Kalor uap
 Kalor sublime
 Kalor beku
 Kalor embun
Kalor uap = Kalor embun
Kalor lebur = Kalor beku
11
5. Pemuaian
Pada umumnya semua zat memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat umumnya terjadi ke segala
arah, kearah panjang, kearah lebar dan kearah tebal
 Pemuaian panjang
Disebut juga pemuaian linier. Pemuaian panjang zat padat berlaku jika zat padat itu
hanya dipandang sebagai satu dimensi, pertambahan panjang zat padat yang dipanasi
sebanding dengan panjang mula – mula, sebanding dengan kenaikan suhu dan tergantung
pada jenis zat padat. Untuk membedakan sifat muai berbagai zat digunakan konsep
koefisien muai.
𝛼 =
∆𝐿
𝐿𝑜.∆𝑇
satuan dari 𝛼 adalah 1/K
Dari persamaan diatas diperoleh persamaan:
∆𝐿 = 𝛼. 𝐿𝑜. ∆𝑇
Dimana ∆𝐿 = 𝐿𝑡 − 𝐿𝑜
Sehingga 𝐿𝑡 − 𝐿𝑜 = 𝛼. 𝐿𝑜.∆𝑇 atau 𝐿𝑡 = 𝐿𝑜 + 𝛼. 𝐿𝑜.∆𝑇
𝐿𝑡 = 𝐿𝑜.(1 + 𝛼. ∆𝑇)
Lt = panjang batang pada suhu t
12
 Pemuaian luas
Jika zat padat tersebut mempunyai 2 dimensi kemudian dipanasi tentu baik panjang
maupun lebarnya mengalami pemuaian atau dengan kata lain luas zat padat tersebut
mengalami pemuaian. Koefisien muai pada pemuaian luas ini disebut dengan koefisien
muai luas yang diberi lambang 𝛽𝑇𝐼
Analog dengan pemuaian panjang, maka jika luas mula Ao, pertambahan luas ∆𝐴 dan
perubahan suhu ∆𝑇, maka koefisien muai luas dapat dinyatakan dengan persamaan:
𝛽 =
∆𝐴
𝐴𝑜.∆𝑇
Atau ∆𝐴 = 𝛽. 𝐴𝑜. ∆𝑇
Dengan 𝛽 = 2𝛼
 Pemuaian volum
Zat padat yang mempunyai bentuk ruang, jika dipanaskan mengalami pemuaian volum.
Koefisien pemuaian pada pemuaian volum ini disebut dengan koefisien muai volum atau
koefisien muai ruang yang diberi lambang 𝛾.
Jika volum mula Vo, pertambahan volum ∆𝑉 dan perubahan suhu∆𝑇, maka koefisien
muai volum dapat dinyatakan dengan persamaan:
𝛽 =
∆𝑉
𝑉𝑜.∆𝑇
Atau ∆𝑉 = 𝛾. 𝑉𝑜. ∆𝑇
Dengan 𝛾 = 3𝛼
 Pemuaian zat cair
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada umumnya setiap zat memuai
jika dipanaskan, kecuali air jika dipanaskan dari 0℃ sampai 4℃, menyusut. Sifat
keanehan air seperti itu disebut anomaly air.
13
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan materi diatas Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang
menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi,
sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.
Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan
suhu tergantung pada :
o massa benda
o kalor jenis benda
o perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
o Konduksi
o Konveksi
o Radiasi
pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi
pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.
14
DAFTAR PUSTAKA
Julianto, dkk. 2016. Teori Konsep Dasar IPA. Surabaya: Zifatma Publishing.
http://www.softilmu.com/2015/10/Pengertian-Rumus-Satuan-Perpindahan-Kapasitas-
Kalor-Jenis-.html
15
Pertanyaan
1. Jelaskan system kerja dari calorimeter (Ryas Baiti Jannah (074))

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaksmi_Perwira
 
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMLAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMNesha Mutiara
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumAlat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumEkoNurcahyaningrum1
 
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Kelas x-q
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaRSU ELSYIFA
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basanurwiji
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Laporan enzim katalase
Laporan enzim katalaseLaporan enzim katalase
Laporan enzim katalase
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
 
Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paru
 
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMLAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumAlat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
 
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimia
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 

Similar to Makalah suhu dan kalor (20)

1 S U H U
1  S U H U1  S U H U
1 S U H U
 
Suhu Dan Pemuaian
Suhu Dan PemuaianSuhu Dan Pemuaian
Suhu Dan Pemuaian
 
Suhu dan Pengukuran
Suhu dan PengukuranSuhu dan Pengukuran
Suhu dan Pengukuran
 
suhu dan perubahannya
suhu dan perubahannyasuhu dan perubahannya
suhu dan perubahannya
 
Makalah Suhu Dan Calor
Makalah Suhu Dan CalorMakalah Suhu Dan Calor
Makalah Suhu Dan Calor
 
Suhu & Tekanan
Suhu & TekananSuhu & Tekanan
Suhu & Tekanan
 
P1 Suhu Syifa
P1 Suhu SyifaP1 Suhu Syifa
P1 Suhu Syifa
 
Suhu dan Perubahannya.pdf
Suhu dan Perubahannya.pdfSuhu dan Perubahannya.pdf
Suhu dan Perubahannya.pdf
 
Bab 2 suhu dan pengukurannya
Bab 2 suhu dan pengukurannyaBab 2 suhu dan pengukurannya
Bab 2 suhu dan pengukurannya
 
Presentasi temperatur & pemuaian termal
Presentasi temperatur & pemuaian termal Presentasi temperatur & pemuaian termal
Presentasi temperatur & pemuaian termal
 
Ipa7 kd4a-pdf
Ipa7 kd4a-pdfIpa7 kd4a-pdf
Ipa7 kd4a-pdf
 
Rpp 3.11 jun
Rpp 3.11  junRpp 3.11  jun
Rpp 3.11 jun
 
Ipa7 bab4-a
Ipa7 bab4-aIpa7 bab4-a
Ipa7 bab4-a
 
Fisika dasar prodi ipa (suhu dan kalor)
Fisika dasar prodi ipa (suhu dan kalor)Fisika dasar prodi ipa (suhu dan kalor)
Fisika dasar prodi ipa (suhu dan kalor)
 
Suhu dan Kalor.pptx
Suhu dan Kalor.pptxSuhu dan Kalor.pptx
Suhu dan Kalor.pptx
 
presentasi.pptx
presentasi.pptxpresentasi.pptx
presentasi.pptx
 
8. suhu
8. suhu8. suhu
8. suhu
 
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALORSUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
 
MATERI SUHU.pdf
MATERI SUHU.pdfMATERI SUHU.pdf
MATERI SUHU.pdf
 
Suhu
Suhu Suhu
Suhu
 

Makalah suhu dan kalor

  • 1. i “SUHU DAN KALOR” MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Ipa Dasar Dosen Pengampu : Julianto, S.Pd., M.Pd. Oleh: 1. Diana ayu lestari (16010644014) 2. Ummatul Marhumah (16010644040) 3. Meinaldo Badrian Sumarsono (16010644104) B-2016 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2017
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi ALLAH SWT yang telah menolong Hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Biologi Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan. Namun sebagai manusia biasa, yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Namun demikian telah berusaha sebaik mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana. Oleh sebab itu, kami mohon untuk saran dan kritiknya yang membangun. Atas kesediaan waktunya untuki membaca makalah ini. Kami ucapkan terimakasih. Surabaya, 19 November 2017 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………….. i DAFTAR ISI…………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1 a. Latar belakang………………………………………………. 1 b. Rumusan masalah…………………………………………… 1 c. Tujuan masalah……………………………………………… 1 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….. 2 a. Pengertian suhu …………………………………………….. 2 b. Alat ukur suhu………………………………………………. 2 c. Skala suhu pada termometer…..…………..……………….. 4 d. Definisi kalor………………………………………………. 8 BAB III PENUTUP………………………………………………….. 13 Kesimpulan ………………………………………………………. 13 Daftar pustaka……………………………………………………….. 14
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Baik pada siang hari yang panas maupun pada malam hari yang dingin, tubuh anda perlu dijaga agar berada pada suhu yang hamper konstan. Walaupun memiliki mekanisme kendali suhu, tubuh juga terkadang butuh pertolongan. Pada hari yang panas anda memakai pakaian yang lebih tipis untuk meningkatkan perpindahan panas dari tubuh ke udara dan untuk mendapatkan pendinginan yang lebih baik melalui penguapan keringat. Mungkin anda mengkonsumsi minuman yang dingin dengan es, dan duduk di dekat kipas angina atau di dalam ruangan yang memiliki pendinginan. Pada hari yang dingin, anda memakai pakaian yang tebal atau tetap berada didalam ruangan yang hangat. Saat anda di luar, anda menjaga tubuh tetap aktif dan mengkonsumsi minuman panas agar tetap hangat. Konsep pada bab ini akan membantu anda memahami dasar fisika yang dibutuhkan untuk menjaga badan tetap hangat atau dingin. Pada bab ini akan tertuju pada konsep mengenai panas, yang menerangkan perpindahan energy yang disebabkan oleh perbedaam suhu, kita akan mempelajari bagaimana menghitung laju perpindahan energy tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan suhu ? 2. Apa saja alat ukur suhu ? 3. Apa saja skala suhu pada thermometer? 4. Apa yang dimaksud dengan Kalor? C. Tujuan masalah 1. Untuk mengetahui pengertian suhu 2. Untuk mengetahui alat ukur suhu 3. Untuk mengetahui skala suhu pada thermometer 4. Untuk mengetahui pengertian kalor
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Suhu Secara sederhana suhu didefinisikan sebagai derajad panas dinginnya suatu benda. Ada beberapa sifat benda yang berubah apabila benda itu dipanaskan, antara lain warnanya, volumenya, tekanannya dan daya hantar listriknya. Suhu termasuk besaran pokok fisika yang dalam S.I bersatuan kelvin. B. Alat Ukur Suhu Untuk menyatakan suhu suatu benda secara kuantitatif diperlukan alat ukur yang disebut thermometer. a. Jenis-jenis Termometer 1. Termometer Zat Cair Termometer Zat Cair adalah thermometer yang zat pengisinya adalah zat cair, misalnya raksa. Pada umumnya zat cair memiliki pemuaian tidak teratur. Misalnya air jika dipanaskan dari suhu 0°C - 4°C Volumenya justru menyusut. Akan tetapi raksa memiliki pemuaian yang teratur.  Termmeter Raksa Beberapa Keuntungan apabiila raksa digunakan sebagai bahan pengisis thermometer adalah: a. Suhunya mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur. b. Pemuaiannya teratur c. Memiliki titik didih yang tinggi (357°C) sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu tnggi. d. Kalor jenisnya kecil sehingga denga perubahan panas sedikit saja ‘sudah cukup untuk menguba suhu. Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi thermometer adalah: a. Mahal b. Memiliki titik beku rendah (-39°C) ksehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah. c. Beracun, sehingga apabila thermometer pecah dapat menyebabkan keracunan.  Termomter Alkohol Beberapa Keuntungan apabiila alkohol digunakan sebagai bahan pengisis thermometer adalah:
  • 6. 3 a. Lebih murah disbanding raksa b. Pemuaiannya teratur c. Titik beku alcohol sangat rendah(-115°C) sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah. Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi thermometer adalah: a. Titik didih alcohol sangat rendah (-78°C) sehingga pemakaiannya menjadi terbatas. b. Kalor bersifat besar sehingga perlu perubahan panas yang besar untuk mengubah suhu.  Termometer Klinis Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Suhu rata-rata tubuh manusia yaitu 37°C. Suhu terendah tubuh manusia tidak pernah kurang dari 35°C dan tidak pernah lebih dari 42°C. Untuk mengukur suhu tubuh,thermometer klinis ditempatkan dibawah lidah atau dijepit pada ketiak.  Termometer Dinding Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruang. Skala thermometer ini memiliki jangkauan suhu yag dapat terjadi dalam ruang, misalnya -50°C sampai 50°C.  Termometer Maksimum-Minimum Six Termometer Maksimum-Minimum Six digunakan untuk mengukur suhu dalam rumah kaca. 2. Termometer Lain  Termometer Bimetal Termometer bimetal dibuat dari dua lempeng logam yang berbeda jenisnya yang direkatkan satu sama lain.  Termometer Hambatan Prinsip thermometer hambatan adalah memanfaatkan perubahan hambatan logam akibat perubahan suhu. Ketelitian pengukuran dapat mencapai 0,0001°C.  Pyrometer Optik Pyrometer optic dapat mengukur suhu benda yang sangat tinggi.
  • 7. 4 C. Skala suhu pada thermometer Untuk menentikan skala thermometer diperlukan dua titik tetap; titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Thermometer adalah alat untuk mengukur susu. Untuk mengetahui suhu bneda yang diukur, thermometer perlu diberi skala. Proses memberi skala pada thermometer dinaamkan kalibrasi. Bagaimana caranya? Kalian dapat mengkalibrasi thermometer dengan langkah-langkah berikkut. 1. Thermometer skala celcius Skala celcius adalah skala yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Skala ini ditetapkan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan swedia bernama Anders Celcius (1701-1744). Ia menetapkan titik beku air sama dengan 0 derajat sebagai titik tetap bawah, dan titik didih air sama dengan 100 derajat sebagai sebagai titik tetap atas. Di antara jarak kedua titik tersebut dibagi menjadi 100 satuan derajat. Skala celcius memiliki satuan derajat Celicius yang ditulis °C. a. Menentukan titik tetap bawah Masukkan ujung bawah thermometer secara tegak lurus kedalam bejana yang berisi es murni. Tunggu bebebrapa saat sampai es melebur yang ditandai dengan adanya air dalam bejana. Apabila tinggi permu kaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya sushu thermometer sama dengan suhu es yang melebur. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk thermometer skla celcius, titik tetapa bawah ditulis 0°C b. Menentukan titik tetap atas Masukka ujun g bawah thermometer ke dalam bejana yang berisis air murni. Panaskan air sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai sushu thermometer sama dengan suhu air mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya suhu thermometer sam dengan suhu air mendidih. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk thermometer skala Celcius, titik tetep atas ditulis 100°C. c. Membuat pembagia skala Setelah titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya jarak antara kedua titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yanag sama. Pada thermometer skala Celcius, kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang sama. Jadi, setiap bagian skala menunjukkan suhu 1°C. 2. Thermometer skala kelvin Lord Kelvin (1824-1907) adalah ilmuwan berkebangsaan inggris yang menetapkan skala kelvin. Skala kelvin ditetapkan berdasarkan perhitungan bahwa ada suhu minimal di alam ini. Hal tersebut didukung oleh teori kinetic partikel bahwa pada
  • 8. 5 suhu nol mutlak, partikel-partikel semua zat praktis tidak dapat bergerak. Suhu nol mutlak tersebut sama dengan -273,15 °C, biasanya dibulatkan menjadi -273°C. pada skala kelvin, titik beku air adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. skala kelvin memiliki satuan kelvin, ditulis K. Skala kelvin tidak dikalibrasi berdasrkan titik lebur es dan titik didih air, tetapi dikalibrasi berdasarkan energy yang dimilikimoleh partikel-partikel dalam benda. Apabila suhu badan turun, gerak partikel lambat. Sebaliknya, apabila suhu benda naik gerak partikel cepat. Seperti telah diuraikan diatas, -273°c sama dengan 0°K atau 0°C. oleh karemna itu pada skala Kelvin titik lebur es 0°C diberi angka 273 K dan titik didih air 100°C diberi angka 373 K jadi, O°c = 273 K dan 100°c = 373 K Dengan demikian T°c = (t + 273)°K atau Tk = (t – 273) °C 3. Thermometer skala Fahrenheit Skala Fahrenheit ditetapkan oleh Gabriel Daniel Fahrenheit (1686-1736), seoarang ilmuwan fisika berkebangsaan Jerman. Ia menetapkan titik beku air sama dengan 32° dan titik didih air sama dengan 212°. Dalam thermometer skala Fahrenheit, yang biiasa digunakan di Amerika Serikat, suhu titik lebur es 32°F dan suhu titik didih air 212°F. jadi, antara titik lebur es dan titik didih air debagi menjadi 180 bagian yang sama. Pada skala celcius antara titik lebur es dan titik didih air dibagi menjadi 100 bagian yang sama. 4. Thermometer skala Reamur Skala Reamur adalah skala suhu ynag dinamakan oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur, yang pertama mengusulkannya pada 1731. Titik beku air adalah 0 derajat Reamur, titik didih air 80 derajat, serta memiliki 80 satuan derajat, penulisan nilai sushu skala Reamur, misalnya 40 derajat Reamur, ditulis 40°R skala ini mulanya dibuat dengan alcohol, jadi thermometer Reamur yang dibuat dengan raksa sebenarnya bukan thermometer Reamur Sejati. Skala Reamur digunakan secara luar di Eropa, terutama di Perancis dan Jerman, tapi kemudian digantikan oleh Celcius. Saat ini skala Reamur jarang digunakan kecuali di industri permen dan keju. Dengan demikian, diperoleh t°C = ( 4 X t )° R 5
  • 9. 6 Hubungan antara Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : No. Asal Tujuan Rumus 1. Celsius Reaumur t°C = ( 4 x t ) °R 5 Fahrenheit t°C = ( 9 x t ) + 32 °F 5 Kelvin t °C = ( t + 273,15) K 2. Reaumur Celsius t°R = ( 5 x t ) °C 4 Fahrenheit t°R = ( 9 x t ) + 32°F 4 Kelvin t°R = t + 273.15 K 4/5 3. Fahrenheit Celsius t°F = 5 x ( t - 32)°C 9 Reaumur t°F = 4 x ( t - 32)°R 9 Kelvin t°F = ( t + 459,67) K 9/5 4. Kelvin Celsius tK = t − 273,15°C
  • 10. 7 Fahrenheit tK = (t x 9 ) - 459.67°R 5 Reaumur tK = ( t -273,15) x 4 °R 5 Berikut ini beberapa contoh konversi suhu.Celsius → Reaumur, misal 35°C Celsius = ( 4 x 35 ) = 4 x 7 = 28 °R 5 Celsius → Fahrenheit, misal 35°C Celsius = ( 9 x 35 ) + 32 = (9 x 7 ) + 32 = 63 + 32 = 95°F 5 Reaumur → Celsius, misal 48°R Reaumur = ( 5 x 48 ) = 5 x 12 = 60 °C 4 Reaumur → Fahrenheit, misal 80°R Reaumur = ( 9 x 80 ) + 32 = ( 9 x 20 ) + 32 = 180 + 32 = 212°F 4 Fahrenheit → Celsius, misal 77°F Fahrenheit = 5 x (77 - 32) = 5 x 45 = 25°C 9 9 Fahrenheit → Reaumur, misal 59°F Fahrenheit = 4 x (59 - 32) = 4 x 27 = 12°R 9 9
  • 11. 8 D. Definisi Kalor Kalor merupakan satu bentuk energy yang dapat berpindah dari suatu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah jika kedua benda tersebut saling disentuhkan. Kalor merupakan suatu bentuk energy, maka satuan kalor dalam SI adalah Joule dan dalam CGS adalah erg. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi, maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu pula sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dahulu sebelum mengetahui bahwa kalor merupakan bentuk energy, maka orang sudah mempunyai satuan untuk kalor yaitu kalori. 1kalori = 4,18 Joule atau 1 Joule = 0,24 kal 1. Pengaruh kalor terhadap suhu Suatu zat dengan jenis dan massa yang sama, jika dipanaskan dengan jumlah kalor yang berbeda akan menghasilkan kenaikan suhu yang berbeda. Dengan demikian semakin besar kalor yang diberikan pada suatu benda, semakin besar juga kenaikan suhunya. 1. Kalor jenis dan kapasitas kalor Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat itu sebesar satu satuan suhu, kalor jenis diberi lambang “c”. Dari persamaan Q = m.c.∆𝑇, untuk benda- benda tertentu nilai m.c adalah konstan. Nilai dari m.c disebut juga dengan kapasitas kalor yang diberi lambang “C”. kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan/dilepaskan untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu. Persamaan kapasitas kalor dapat dinyatakan dengan: C = 𝑄 ∆𝑇 atau Q = C.∆𝑇 2. Asas Black Kekekalan energy pada pertukaran kalor, pertama kali diukur oleh Joseph Black (1728-1799). Asas Black menyatakan bahwa “Kalor yang dilepaskan benda panas (Q lepas) sama dengan kalor yang diterima benda dingin (Q terima). Q dilepaskan = Q diserap 3. Mengukur Kalor Alat yang digunakan untuk mengukur kalor adalah calorimeter. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter menggunakan teknik
  • 12. 9 pencampuran dua zat didalam suatu wadah. Jika kalor jenis suatu zat diketahui, maka kalor jenis zat lain yang dicampur daengan zat tersebut dapat dihitung. 4. Perubahan wujud zat Wujud zat dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu zat padat, cair dan gas.wujud zat dapat berubah dari wujud zat yang satu menjadi wujud lain. Perubahan wujud dapat disebabkan karena pengaruh kalor. Perubahan wujud zat selain karena penyerapan kalor, dapat juga karena pelepasan kalor. Setiap terjadi perubahan wujud terdapat nama – nama tertentu. Q = m.L Q = banyak kalor yang diserap atau dilepaskan (joule) m = massa zat yang mengalami perubahan wujud (Kg) L = kalor laten (Joule/Kg) Nama – nama kalor laten, antara lain:
  • 13. 10  Kalor lebur  Kalor uap  Kalor sublime  Kalor beku  Kalor embun Kalor uap = Kalor embun Kalor lebur = Kalor beku
  • 14. 11 5. Pemuaian Pada umumnya semua zat memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat umumnya terjadi ke segala arah, kearah panjang, kearah lebar dan kearah tebal  Pemuaian panjang Disebut juga pemuaian linier. Pemuaian panjang zat padat berlaku jika zat padat itu hanya dipandang sebagai satu dimensi, pertambahan panjang zat padat yang dipanasi sebanding dengan panjang mula – mula, sebanding dengan kenaikan suhu dan tergantung pada jenis zat padat. Untuk membedakan sifat muai berbagai zat digunakan konsep koefisien muai. 𝛼 = ∆𝐿 𝐿𝑜.∆𝑇 satuan dari 𝛼 adalah 1/K Dari persamaan diatas diperoleh persamaan: ∆𝐿 = 𝛼. 𝐿𝑜. ∆𝑇 Dimana ∆𝐿 = 𝐿𝑡 − 𝐿𝑜 Sehingga 𝐿𝑡 − 𝐿𝑜 = 𝛼. 𝐿𝑜.∆𝑇 atau 𝐿𝑡 = 𝐿𝑜 + 𝛼. 𝐿𝑜.∆𝑇 𝐿𝑡 = 𝐿𝑜.(1 + 𝛼. ∆𝑇) Lt = panjang batang pada suhu t
  • 15. 12  Pemuaian luas Jika zat padat tersebut mempunyai 2 dimensi kemudian dipanasi tentu baik panjang maupun lebarnya mengalami pemuaian atau dengan kata lain luas zat padat tersebut mengalami pemuaian. Koefisien muai pada pemuaian luas ini disebut dengan koefisien muai luas yang diberi lambang 𝛽𝑇𝐼 Analog dengan pemuaian panjang, maka jika luas mula Ao, pertambahan luas ∆𝐴 dan perubahan suhu ∆𝑇, maka koefisien muai luas dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝛽 = ∆𝐴 𝐴𝑜.∆𝑇 Atau ∆𝐴 = 𝛽. 𝐴𝑜. ∆𝑇 Dengan 𝛽 = 2𝛼  Pemuaian volum Zat padat yang mempunyai bentuk ruang, jika dipanaskan mengalami pemuaian volum. Koefisien pemuaian pada pemuaian volum ini disebut dengan koefisien muai volum atau koefisien muai ruang yang diberi lambang 𝛾. Jika volum mula Vo, pertambahan volum ∆𝑉 dan perubahan suhu∆𝑇, maka koefisien muai volum dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝛽 = ∆𝑉 𝑉𝑜.∆𝑇 Atau ∆𝑉 = 𝛾. 𝑉𝑜. ∆𝑇 Dengan 𝛾 = 3𝛼  Pemuaian zat cair Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada umumnya setiap zat memuai jika dipanaskan, kecuali air jika dipanaskan dari 0℃ sampai 4℃, menyusut. Sifat keanehan air seperti itu disebut anomaly air.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP Simpulan Berdasarkan materi diatas Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada : o massa benda o kalor jenis benda o perbedaan suhu kedua benda Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : o Konduksi o Konveksi o Radiasi pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Julianto, dkk. 2016. Teori Konsep Dasar IPA. Surabaya: Zifatma Publishing. http://www.softilmu.com/2015/10/Pengertian-Rumus-Satuan-Perpindahan-Kapasitas- Kalor-Jenis-.html
  • 18. 15 Pertanyaan 1. Jelaskan system kerja dari calorimeter (Ryas Baiti Jannah (074))