SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
TIF-208-1-3
INTERNETWORKING
PRINCIPLES 1
Minggu 4
Fundamental WAN
Tujuan
 Pengenalan dari OSI Layer 1 untuk
point-to-point WANs
 Pengenalan dari OSI Layer 2 untuk
point-to-point WANs
 Pengenalan dari Packet-switched
services
Bagian
 Bab 4 Text book
WAN
 Mengkoneksi LANs dalam lokasi geografi yang
berbeda
 Jarak bukanlah permasalahan dalam LANs
 Umumnya dihubungkan menggunakan
sambungan telkom (dial up, leased)
WANs seperti LANs beroperasi di layer 1 dan 2
WANS
 Wide area network atau WAN merupakan jaringan terdiri dari banyak
LAN yang tersambung
 Adanya kebutuhan untuk menginterkoneksi banyak LANs dan lahirlah
konsep WAN.
 Contohyan, bayangkan bahwa ada sebuah perusahaan yang sangat
besar sebutsaja ABC dan memiliki banyak kantor cabang beroperasi
diberbagai kota. Kantor cabang kecil dari sebuah perusahaan yang
besar memiliki LAN nya sendiri sehingga pegawai dari kantor cabang
tersebut bisa berbagi file dan sumber daya yang lain. Dan juga ada
kebutuhan untuk semua kantor cabang berkomunikasi satu sama lain,
tukar menukar file, pesan dan pelayanan yang lain. Dalam kasus ini
kita memerlukan interkoneksi semua kantor cabang LAN.
Karakteristik WAN
 Area yang tercover sangat tidak terbatas
 Mereka berinterkoneksi banyak LANs
 Dan ini lebih komplek dan lebih susah untuk
dipahami
 Nilai data transfer rate atau kecepatan adalah lebih
lambat dibandingkan LANs
 Ini dikarenakan data harus melalui jarak yang
panjang
 Tapi dari kesemuanya adalah ini sangat mahal untuk
membangun dan mengoperasikannya
Komponen Leased Line
 Lihat Gambar 4.3
 CPE (Customer Premises Equipment)- routers
tersambung kepada alat external
 CSU/DSU (Channel Service unit/Data service unit)
 Demarkasi (Demarcation – dimana telkom
bertanggungjawab dalam kawasannya dan
pelanggan juga bertanggungjawab pada
kawasannya)
 CO (Central office)
 WAN switch
 Telco line (Telkom Indonesia, Indosat, dll)
WAN Cabling
 Biasanya dari router ke alat yang
menghadapi sambungan telkom
(CSU/DSU)
 lihat gambar 4.4
Standard Kabel WAN
TIA- telecommunications Industry
association
Standard kabel interface WAN
15
ITU
X.21
34
ITU
V.35
25
TIA
EIA/TIA –530
37
TIA
EIA/TIA – 449
25
TIA
EIA/TIA-232
Number of pins on
the connector
Standards body
Standard connectors
Kecepatan WAN
 WANs lebih lambat dibandingaka LANs
 48kbps untuk dial-up modem dan lebih
tinggi
 Lihat tabel 4.3
Kecepatan Maximum untuk berbegai
kabel [1]
312
15
9600
78
15
38400
15
-
T1 (1.544 Mbps)
-
3.7
115200
156
15
19200
625
30
4800
1250
60
2400
Distance (meters) EIA/TIA-
449,V.35,X.21.EIA-530
Distance (meters)
EIA/TIA-232
Data (bps)
Clock rates, DTE dan DCE
DCE adalah perlengkapan Data komunikasi
i.e. CSU/DSU
 Tampilan langsung ke sambungan Telkom
 Menseting clock rate untuk kecepatan
sambungan (sambungan dipesan untuk
kecepatan yang khusus)
 Mengberi waktu data untuk router
Clock rates, DTE dan DCE
 DTE adalah peralatan Data Terminal
 Perlengkapan LAN (router) tersambung
ke DCE (CSU/DSU) dan sambungan
WAN
Koneksi WAN untuk Labs
 Koneksi dari router ke CSU/DSU adalah koneksi
serial (point-to-point)
 Karena lab tidak memiliki sambungan telkom
dengan CSU/DSU kita memerlukan kabel
crossover
Lihat gambar 4-5
Sambungan Digital
 64k, E1,T1
 Tabel 4.4 (Kecepatan WAN)
Kecepatan WAN [1]
1.544Mbps
DS1
T1
2.048 Mbps
ZM
E1
2.048 Mbps
Y1
J1
34.064 Mbps
M3
E3
44.736Mbps
DS3
T3
64kbps
DS0
64
56 kbps
DS0* (Digital signal
level0)
56
Bit Rate
Signalling Type
Type of line
Layer 2 WAN Point-to-Point
 HDLC – High level Data Link control
 PPP- Point to point protocol
HDLC
 Beberapa permasalahan sebelumnya berkenaan dengan layer 2
 Arbitration (Arbritrasi)
 Tidak ada arbitrasi karena ini adalah serial Point-to-Point link
 Addressing (Pengalamatan)
 HDLC memiliki tempat address tetapi sudah tidak digunakan lagi
 Routers menempatkan nilai 3 di tempat address nya
 Error detection
 FCS untuk diteksi kesalahan– packet dibatalkan ketika error
 Type(Jenis)
 HDLC tidak memasukkan jenis bagian data yang dienkapsulasi
 CISCO menambah jenis bagian sendiri
 Oleh karena itu implementasinya tidak bekerja dengan produk
perusahaan lain
PPP
 Kesamaan framing kepada HDLC dengan jenis field
 LCP untuk link dan NCP - layer 3 kontrol protocol untuk setiap
layer 3 protocol
 LCP-Link control protocol – fokus pada ciri yang berlaku tanpa
berpengaruh dari layer 3 protocol yang digunakan.
 LCP melakukan semua pekerjaannya ketika ada sambungan,
jadi memiliki banyak pekerjaan yang dilakukan dengan
sambungan dialed, yang sangat naik turun dibandingkan leased
lines, yang jarang gagal [1]
 Table 4-5 untuk ciri LCP
Protokol point-to-point lain
 Lihat table 4.6
 SDLC- Synchronous Data link Control
 LAPB – Link access procedure balanced
 LAPD - Link access procedure on the D
channel
 LAPF - Link access procedure for frame
mode bearer services
 HDLC and PPP
Synchronous protocols
 Menggunakan perthitungan umum untuk menghitung
data satu dengan yang lain pada kecepatan yang
sama
 Ringkasan point to point lihat 4.7 dalam buku.
Catatan beberapa terminologi penting
 Synchronous
 Asynchronous
 Clock source
 DSU/CSU
 T1 and E1
Packet-switched services
 Alternatif dari leased line untuk Point-To-Point
protocols
 Mengirim packets melalui berbagi jaringan
(multipath) kepada satu atau lebih tujuan
 Frame Relay dan ATM
X.25
 Packet switching network standard
 Dibuat oleh CCITT (ITU)
 Diimplementasikan dalam WANs
 X.25 adalah satu level pada 3 level
stack spanning network, DataLink dan
and layer fisik
X.25
 Penggunaan pertama untuk komunikasi sambungan
telepon yang tidak bisa dihandalkan
 Keselahan dan flow checks memperlambat X.25
 Kecepatan sambungan sampai kepada 64 Kbps
 Digunakan untuk file transfer dan aktivitas terminal
dengan lalu lintas jaringan padat (bulk network traffic)
X.25
 Kesalahan pemilihan untuk aplikasi LAN
sebab kecepatan diperlukan sekitar 1 Mbps
 Keuntungannya adalah sangat standard yang
sangat diterima
 Komputer atau terminal disebut DTE atau
data terminal equipment
 DTE menyediakan akses untuk LAN
X.25
 DCE atau Data communication equipment menyediakan akses
untuk packet switched network (PSN)
 PSE adalah packet switching exchange atau switching node
 X.25 protocol menjaga komunikasi antara DTE dan DCE
 Packet assembler/disassembler (PAD) menterjemahkan
masukan asynchronous dari DTE kedalam packets cocok untuk
PDN atau public digital network
Frame Relay
 Mendukung broadband diintegrasi services
jaringan digital
 Sama seperti X.25 frame relay adalah
pelayanan jaringan packet switching tetapi
menggunakan jaringan serat optik yang lebih
cepat
 Tidak seperti X.25 frame relay berasumsi
kehandalan jaringan untuk mengurangi X.25
overheads
Frame Relay
 Frame relay bergantung kepada
protokol level yang lebih tinggi untuk
menyediakan flow dan error control
 Diimplementasikan sebagai public data
network dan oleh karena itu WAN
protocol
 Cakupan dari Frame relay addresses
fisik dan layer data link dari OSI
Frame Relay
 Menyediakan permanen virtual circuits
untuk koneksi WAN
 Kecepatan sambungan mulai dari
56Kbps sampai 1.544 Mbps(T1)
 Pengguna membeli akses untuk jumlah
bandwidth yang khusus pada frame-
relay service disebut Committed
Information rate (CIR)
CIR
 Dengan lalu lintas frame relay melalui
jaringan yang berbagi
 Tetapi koneksi memerlukan bandwidth
yang tergaransi
 Bernegosiasi Committed Information
Rate (CIR) dengen penyedia service
Frame Relay
 Kecepatan data yang lebih tinggi bisa
juga digunakan pada membayar per
penggunaan secara temporary
 Untuk menggunakan frame relay kita
memerlukan frame relay tertentu cocok
alat konektivitasnya seperti frame-relay
routers dan bridges
Frame Relay
 Dengan leased lines kita membayar sambungan
apakah digunakan atau tidak
 Dengan Frame Relay kita hanya membayar untuk
bandwidth yang kita pakai pada jaringan yang
berbagi (shared)
 Hanya diperlukan sambungan khusus untuk
exchange (access link)
 Lebih murah
 Point to multipoint
Frame Relay
 Frame relay memerlukan addressing
 Disebut Data Link Connection Identifier DLCI
 DLCI digunakan untuk forward frame melalui
jaringan Telkom ke tujuan
 Fig 4.8
 Frame relay disebut frame-switching service
DTE and DCE
Dalam frame relay
 DCE adalah frame relay switches
 DTE adalah peralatan milik pelanggan
 Merupakan tampilan yang menangani
sambungan dengan luar adalah DTE
 Merupakan yang menangani sambungan
dengan jaringan adalah DCE
Permanent Virtual connections (PVC)
 Koneksi yang telah dikonfigurasi awal antara end
points melalui frame switched network
 Bisa mengambil paths yang berbeda pada saat yang
berbeda antara sumber khusus dan tujuan
 Koneksi logica adalah disebut “virtual connection”
 Nampak dari end points sebagai koneksi point to
point
 Bisa memiliki banyak koneksi logical dari satu
sambungan tetap ke jaringan frame relay
 PVCs berbagi access link
 Lihat gambar 4-10
WAN standard lain
 Sonet
 ATM
ATM
 Asynchronous Transfer Mode adalah a
bandwidth tinggi teknologi switching
 ATM forum menentukan karakteristik
implementasi ATM
 ATM bisa ditempatkan pada tingkatan
teknologi layer fisik seperti FDDI dan
SONET
ATM
 Panjang tetap, 53 byte cells
 Keseragaman dalam panjang membuat
efisiensi tinggi switching data transfer rates
tinggi
 Kecepatannya 155 Mbps sampai 622 Mbps
 Unit dari transmisi untuk ATM adalah cell
 53 byte cells = 5 bytes header + 48 bytes
dari data
ATM
 48 byte ukuran data cocok untuk audio dan
data transmisi
 Audio transmisi melibatkan keterlambatan
kecil atau penundaan (little latency/delay)
 Untuk banyak data cells mengurangi
overhead diperlukan untuk menyampaikan
byte dari informasi
ATM
 Penyampaian Asynchronous adalah ciri
khusus dari ATM
 Asynchronous maksudnya transmisi
pembagian waktu tidak terjadi secara periode
tetapi diberikan pada interval yang tidak
reguler
 Label multiplexing adalah ide dari alokasi dari
time slots sesuai permintaan
ATM
 Waktu kritis suara dan video bisa diberikan
prioritas lebih dari data yang bisa ditunda
tanpa ada permasalahan
 Channel diindentifikasi oleh label cell dan
bukan slot waktu khusus
 Transmisi prioritas tinggi tidak perlu ditahan
sampai alokasi slot waktu selanjutnya
ATM
 Alat berkomunikasi pada jaringan ATM
dengan menggunakan virtual path identified
oleh virtual path identifier (VPI)
 Dalam Virtual path, Virtual circuits dibuat
yang dihubungkan dengan virtual circuit
identifier (VCI)
 VPI + VCI menambah 3 byte field termasuk
dalam cell header
ATM
 ATM networks menggunakan ATM-
compatible switches, routers dan alat
konektivitas lain
 Routed ethernets memerlukan 6 byte
physical address juga network address
untuk mengidentifikasi setiap alat pada
internetwork
ATM
 ATM bisa switch cells dengan 3 byte
pengidentifikasi sebab VPIs dan VCIs
berlaku pada device-to-device link.
 ATM switch bisa memberi VPI dan VCI
berbeda untuk setiap link dan maximum
dari 16 juta circuits bisa dikonfigurasi
untuk setiap device-to-device link
ATM
 Teknologi WAN
 Kinerja tinggi LANs
 Keuntungan: Teknologi sama untuk
LANs dan WANs.
 Kerugian: biaya, ketersediaan
perlengkapan yang terbatas,
kekurangan ahli dari teknologi ATM
SONET
 ANSI standard
 Standard untuk jaringan fiber optic
 Data rates untuk SONET adalah hirarki
didasarkan pada kecepatan Optical
Carrier (OC) dan Synchronous transport
signals (STS)
SONET
 OC dan STS data rate 51.84 Mbps
 OC-48 adalah 48 * 51.84 Mbps atau
2488.32 Mbps
Types of WAN connections
 Packet switched (telkom switch membuat
keputusan forwarding didasarkan pada
address dalam packet header)
 Frame switched (Frame-Relay)
 Cell switched (ATM)
 Circuit switched (Dialled lines menggunakan
modems dan ISDN)
Kesimpulan
 Revisi untuk memahami dasar dari
packet/frame switched network dan mengapa
berbeda dengan koneksi serial point-to-point
connection
 Baca bab 5 untuk minggu depan-
Fundamentals dari IP
REFERENCES
1. CCNA INTRO Exam Certification Guide (CCNA Self-Study,
640-821), First Edition
by Wendell Odom, Cisco Press, 2003 (Bab 4)

More Related Content

Similar to Bab 4.ppt

[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wan[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wan
Sur yadi
 
Kemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat
Kemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidatKemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat
Kemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat
wahyuafandi1
 
kemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.ppt
kemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.pptkemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.ppt
kemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.ppt
ikhwan746281
 
Modul 9 protokol multimedia
Modul 9 protokol multimediaModul 9 protokol multimedia
Modul 9 protokol multimedia
Ekky Patria
 
Pengenalan dasar jaringan komunikasi
Pengenalan dasar jaringan komunikasiPengenalan dasar jaringan komunikasi
Pengenalan dasar jaringan komunikasi
Nie Andini
 

Similar to Bab 4.ppt (20)

[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wan[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wan
 
Jaringan komputerwan
Jaringan komputerwanJaringan komputerwan
Jaringan komputerwan
 
Dasar jaringan komputer
Dasar jaringan komputerDasar jaringan komputer
Dasar jaringan komputer
 
Wide Area Network
Wide Area NetworkWide Area Network
Wide Area Network
 
Kemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat
Kemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidatKemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat
Kemamanan jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat
 
kemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.ppt
kemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.pptkemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.ppt
kemamanan-jaringan-1-pengenalandasarjaringankomunikasidat.ppt
 
Pertemuan 13
Pertemuan 13Pertemuan 13
Pertemuan 13
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Modul 9 protokol multimedia
Modul 9 protokol multimediaModul 9 protokol multimedia
Modul 9 protokol multimedia
 
Level 1 module 6 wan - updateby mdv1.3
Level 1 module 6   wan - updateby mdv1.3Level 1 module 6   wan - updateby mdv1.3
Level 1 module 6 wan - updateby mdv1.3
 
Pengenalan dasar jaringan komunikasi
Pengenalan dasar jaringan komunikasiPengenalan dasar jaringan komunikasi
Pengenalan dasar jaringan komunikasi
 
Bahan Ajar Daring Pertemuan 1
Bahan Ajar Daring Pertemuan 1Bahan Ajar Daring Pertemuan 1
Bahan Ajar Daring Pertemuan 1
 
7_OSI_Layer.pdf
7_OSI_Layer.pdf7_OSI_Layer.pdf
7_OSI_Layer.pdf
 
7 osi layer
7 osi layer7 osi layer
7 osi layer
 
Ppt artikel (risna)
Ppt artikel (risna)Ppt artikel (risna)
Ppt artikel (risna)
 
Jaringan Komputer
Jaringan KomputerJaringan Komputer
Jaringan Komputer
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 

Recently uploaded

Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
DIGGIVIO2
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
ritch4
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
InnesKana26
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
DosenBernard
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
buktifisikskp23
 

Recently uploaded (20)

PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 

Bab 4.ppt

  • 3. Tujuan  Pengenalan dari OSI Layer 1 untuk point-to-point WANs  Pengenalan dari OSI Layer 2 untuk point-to-point WANs  Pengenalan dari Packet-switched services
  • 4. Bagian  Bab 4 Text book
  • 5. WAN  Mengkoneksi LANs dalam lokasi geografi yang berbeda  Jarak bukanlah permasalahan dalam LANs  Umumnya dihubungkan menggunakan sambungan telkom (dial up, leased) WANs seperti LANs beroperasi di layer 1 dan 2
  • 6. WANS  Wide area network atau WAN merupakan jaringan terdiri dari banyak LAN yang tersambung  Adanya kebutuhan untuk menginterkoneksi banyak LANs dan lahirlah konsep WAN.  Contohyan, bayangkan bahwa ada sebuah perusahaan yang sangat besar sebutsaja ABC dan memiliki banyak kantor cabang beroperasi diberbagai kota. Kantor cabang kecil dari sebuah perusahaan yang besar memiliki LAN nya sendiri sehingga pegawai dari kantor cabang tersebut bisa berbagi file dan sumber daya yang lain. Dan juga ada kebutuhan untuk semua kantor cabang berkomunikasi satu sama lain, tukar menukar file, pesan dan pelayanan yang lain. Dalam kasus ini kita memerlukan interkoneksi semua kantor cabang LAN.
  • 7. Karakteristik WAN  Area yang tercover sangat tidak terbatas  Mereka berinterkoneksi banyak LANs  Dan ini lebih komplek dan lebih susah untuk dipahami  Nilai data transfer rate atau kecepatan adalah lebih lambat dibandingkan LANs  Ini dikarenakan data harus melalui jarak yang panjang  Tapi dari kesemuanya adalah ini sangat mahal untuk membangun dan mengoperasikannya
  • 8. Komponen Leased Line  Lihat Gambar 4.3  CPE (Customer Premises Equipment)- routers tersambung kepada alat external  CSU/DSU (Channel Service unit/Data service unit)  Demarkasi (Demarcation – dimana telkom bertanggungjawab dalam kawasannya dan pelanggan juga bertanggungjawab pada kawasannya)  CO (Central office)  WAN switch  Telco line (Telkom Indonesia, Indosat, dll)
  • 9. WAN Cabling  Biasanya dari router ke alat yang menghadapi sambungan telkom (CSU/DSU)  lihat gambar 4.4
  • 10. Standard Kabel WAN TIA- telecommunications Industry association
  • 11. Standard kabel interface WAN 15 ITU X.21 34 ITU V.35 25 TIA EIA/TIA –530 37 TIA EIA/TIA – 449 25 TIA EIA/TIA-232 Number of pins on the connector Standards body Standard connectors
  • 12. Kecepatan WAN  WANs lebih lambat dibandingaka LANs  48kbps untuk dial-up modem dan lebih tinggi  Lihat tabel 4.3
  • 13. Kecepatan Maximum untuk berbegai kabel [1] 312 15 9600 78 15 38400 15 - T1 (1.544 Mbps) - 3.7 115200 156 15 19200 625 30 4800 1250 60 2400 Distance (meters) EIA/TIA- 449,V.35,X.21.EIA-530 Distance (meters) EIA/TIA-232 Data (bps)
  • 14. Clock rates, DTE dan DCE DCE adalah perlengkapan Data komunikasi i.e. CSU/DSU  Tampilan langsung ke sambungan Telkom  Menseting clock rate untuk kecepatan sambungan (sambungan dipesan untuk kecepatan yang khusus)  Mengberi waktu data untuk router
  • 15. Clock rates, DTE dan DCE  DTE adalah peralatan Data Terminal  Perlengkapan LAN (router) tersambung ke DCE (CSU/DSU) dan sambungan WAN
  • 16. Koneksi WAN untuk Labs  Koneksi dari router ke CSU/DSU adalah koneksi serial (point-to-point)  Karena lab tidak memiliki sambungan telkom dengan CSU/DSU kita memerlukan kabel crossover Lihat gambar 4-5
  • 17. Sambungan Digital  64k, E1,T1  Tabel 4.4 (Kecepatan WAN)
  • 18. Kecepatan WAN [1] 1.544Mbps DS1 T1 2.048 Mbps ZM E1 2.048 Mbps Y1 J1 34.064 Mbps M3 E3 44.736Mbps DS3 T3 64kbps DS0 64 56 kbps DS0* (Digital signal level0) 56 Bit Rate Signalling Type Type of line
  • 19. Layer 2 WAN Point-to-Point  HDLC – High level Data Link control  PPP- Point to point protocol
  • 20. HDLC  Beberapa permasalahan sebelumnya berkenaan dengan layer 2  Arbitration (Arbritrasi)  Tidak ada arbitrasi karena ini adalah serial Point-to-Point link  Addressing (Pengalamatan)  HDLC memiliki tempat address tetapi sudah tidak digunakan lagi  Routers menempatkan nilai 3 di tempat address nya  Error detection  FCS untuk diteksi kesalahan– packet dibatalkan ketika error  Type(Jenis)  HDLC tidak memasukkan jenis bagian data yang dienkapsulasi  CISCO menambah jenis bagian sendiri  Oleh karena itu implementasinya tidak bekerja dengan produk perusahaan lain
  • 21. PPP  Kesamaan framing kepada HDLC dengan jenis field  LCP untuk link dan NCP - layer 3 kontrol protocol untuk setiap layer 3 protocol  LCP-Link control protocol – fokus pada ciri yang berlaku tanpa berpengaruh dari layer 3 protocol yang digunakan.  LCP melakukan semua pekerjaannya ketika ada sambungan, jadi memiliki banyak pekerjaan yang dilakukan dengan sambungan dialed, yang sangat naik turun dibandingkan leased lines, yang jarang gagal [1]  Table 4-5 untuk ciri LCP
  • 22. Protokol point-to-point lain  Lihat table 4.6  SDLC- Synchronous Data link Control  LAPB – Link access procedure balanced  LAPD - Link access procedure on the D channel  LAPF - Link access procedure for frame mode bearer services  HDLC and PPP
  • 23. Synchronous protocols  Menggunakan perthitungan umum untuk menghitung data satu dengan yang lain pada kecepatan yang sama  Ringkasan point to point lihat 4.7 dalam buku. Catatan beberapa terminologi penting  Synchronous  Asynchronous  Clock source  DSU/CSU  T1 and E1
  • 24. Packet-switched services  Alternatif dari leased line untuk Point-To-Point protocols  Mengirim packets melalui berbagi jaringan (multipath) kepada satu atau lebih tujuan  Frame Relay dan ATM
  • 25. X.25  Packet switching network standard  Dibuat oleh CCITT (ITU)  Diimplementasikan dalam WANs  X.25 adalah satu level pada 3 level stack spanning network, DataLink dan and layer fisik
  • 26. X.25  Penggunaan pertama untuk komunikasi sambungan telepon yang tidak bisa dihandalkan  Keselahan dan flow checks memperlambat X.25  Kecepatan sambungan sampai kepada 64 Kbps  Digunakan untuk file transfer dan aktivitas terminal dengan lalu lintas jaringan padat (bulk network traffic)
  • 27. X.25  Kesalahan pemilihan untuk aplikasi LAN sebab kecepatan diperlukan sekitar 1 Mbps  Keuntungannya adalah sangat standard yang sangat diterima  Komputer atau terminal disebut DTE atau data terminal equipment  DTE menyediakan akses untuk LAN
  • 28. X.25  DCE atau Data communication equipment menyediakan akses untuk packet switched network (PSN)  PSE adalah packet switching exchange atau switching node  X.25 protocol menjaga komunikasi antara DTE dan DCE  Packet assembler/disassembler (PAD) menterjemahkan masukan asynchronous dari DTE kedalam packets cocok untuk PDN atau public digital network
  • 29. Frame Relay  Mendukung broadband diintegrasi services jaringan digital  Sama seperti X.25 frame relay adalah pelayanan jaringan packet switching tetapi menggunakan jaringan serat optik yang lebih cepat  Tidak seperti X.25 frame relay berasumsi kehandalan jaringan untuk mengurangi X.25 overheads
  • 30. Frame Relay  Frame relay bergantung kepada protokol level yang lebih tinggi untuk menyediakan flow dan error control  Diimplementasikan sebagai public data network dan oleh karena itu WAN protocol  Cakupan dari Frame relay addresses fisik dan layer data link dari OSI
  • 31. Frame Relay  Menyediakan permanen virtual circuits untuk koneksi WAN  Kecepatan sambungan mulai dari 56Kbps sampai 1.544 Mbps(T1)  Pengguna membeli akses untuk jumlah bandwidth yang khusus pada frame- relay service disebut Committed Information rate (CIR)
  • 32. CIR  Dengan lalu lintas frame relay melalui jaringan yang berbagi  Tetapi koneksi memerlukan bandwidth yang tergaransi  Bernegosiasi Committed Information Rate (CIR) dengen penyedia service
  • 33. Frame Relay  Kecepatan data yang lebih tinggi bisa juga digunakan pada membayar per penggunaan secara temporary  Untuk menggunakan frame relay kita memerlukan frame relay tertentu cocok alat konektivitasnya seperti frame-relay routers dan bridges
  • 34. Frame Relay  Dengan leased lines kita membayar sambungan apakah digunakan atau tidak  Dengan Frame Relay kita hanya membayar untuk bandwidth yang kita pakai pada jaringan yang berbagi (shared)  Hanya diperlukan sambungan khusus untuk exchange (access link)  Lebih murah  Point to multipoint
  • 35. Frame Relay  Frame relay memerlukan addressing  Disebut Data Link Connection Identifier DLCI  DLCI digunakan untuk forward frame melalui jaringan Telkom ke tujuan  Fig 4.8  Frame relay disebut frame-switching service
  • 36. DTE and DCE Dalam frame relay  DCE adalah frame relay switches  DTE adalah peralatan milik pelanggan  Merupakan tampilan yang menangani sambungan dengan luar adalah DTE  Merupakan yang menangani sambungan dengan jaringan adalah DCE
  • 37. Permanent Virtual connections (PVC)  Koneksi yang telah dikonfigurasi awal antara end points melalui frame switched network  Bisa mengambil paths yang berbeda pada saat yang berbeda antara sumber khusus dan tujuan  Koneksi logica adalah disebut “virtual connection”  Nampak dari end points sebagai koneksi point to point  Bisa memiliki banyak koneksi logical dari satu sambungan tetap ke jaringan frame relay  PVCs berbagi access link  Lihat gambar 4-10
  • 38. WAN standard lain  Sonet  ATM
  • 39. ATM  Asynchronous Transfer Mode adalah a bandwidth tinggi teknologi switching  ATM forum menentukan karakteristik implementasi ATM  ATM bisa ditempatkan pada tingkatan teknologi layer fisik seperti FDDI dan SONET
  • 40. ATM  Panjang tetap, 53 byte cells  Keseragaman dalam panjang membuat efisiensi tinggi switching data transfer rates tinggi  Kecepatannya 155 Mbps sampai 622 Mbps  Unit dari transmisi untuk ATM adalah cell  53 byte cells = 5 bytes header + 48 bytes dari data
  • 41. ATM  48 byte ukuran data cocok untuk audio dan data transmisi  Audio transmisi melibatkan keterlambatan kecil atau penundaan (little latency/delay)  Untuk banyak data cells mengurangi overhead diperlukan untuk menyampaikan byte dari informasi
  • 42. ATM  Penyampaian Asynchronous adalah ciri khusus dari ATM  Asynchronous maksudnya transmisi pembagian waktu tidak terjadi secara periode tetapi diberikan pada interval yang tidak reguler  Label multiplexing adalah ide dari alokasi dari time slots sesuai permintaan
  • 43. ATM  Waktu kritis suara dan video bisa diberikan prioritas lebih dari data yang bisa ditunda tanpa ada permasalahan  Channel diindentifikasi oleh label cell dan bukan slot waktu khusus  Transmisi prioritas tinggi tidak perlu ditahan sampai alokasi slot waktu selanjutnya
  • 44. ATM  Alat berkomunikasi pada jaringan ATM dengan menggunakan virtual path identified oleh virtual path identifier (VPI)  Dalam Virtual path, Virtual circuits dibuat yang dihubungkan dengan virtual circuit identifier (VCI)  VPI + VCI menambah 3 byte field termasuk dalam cell header
  • 45. ATM  ATM networks menggunakan ATM- compatible switches, routers dan alat konektivitas lain  Routed ethernets memerlukan 6 byte physical address juga network address untuk mengidentifikasi setiap alat pada internetwork
  • 46. ATM  ATM bisa switch cells dengan 3 byte pengidentifikasi sebab VPIs dan VCIs berlaku pada device-to-device link.  ATM switch bisa memberi VPI dan VCI berbeda untuk setiap link dan maximum dari 16 juta circuits bisa dikonfigurasi untuk setiap device-to-device link
  • 47. ATM  Teknologi WAN  Kinerja tinggi LANs  Keuntungan: Teknologi sama untuk LANs dan WANs.  Kerugian: biaya, ketersediaan perlengkapan yang terbatas, kekurangan ahli dari teknologi ATM
  • 48. SONET  ANSI standard  Standard untuk jaringan fiber optic  Data rates untuk SONET adalah hirarki didasarkan pada kecepatan Optical Carrier (OC) dan Synchronous transport signals (STS)
  • 49. SONET  OC dan STS data rate 51.84 Mbps  OC-48 adalah 48 * 51.84 Mbps atau 2488.32 Mbps
  • 50. Types of WAN connections  Packet switched (telkom switch membuat keputusan forwarding didasarkan pada address dalam packet header)  Frame switched (Frame-Relay)  Cell switched (ATM)  Circuit switched (Dialled lines menggunakan modems dan ISDN)
  • 51. Kesimpulan  Revisi untuk memahami dasar dari packet/frame switched network dan mengapa berbeda dengan koneksi serial point-to-point connection  Baca bab 5 untuk minggu depan- Fundamentals dari IP
  • 52. REFERENCES 1. CCNA INTRO Exam Certification Guide (CCNA Self-Study, 640-821), First Edition by Wendell Odom, Cisco Press, 2003 (Bab 4)