Dokumen tersebut membahas tentang jaringan area luas (WAN) dan protokol-protokol yang digunakan pada lapisan 1 dan 2 menurut model OSI untuk menghubungkan jaringan lokal (LAN) yang terpisah secara geografis. Dibahas pula tentang teknologi-teknologi jaringan packet switching seperti Frame Relay, ATM, dan SONET.
3. Tujuan
Pengenalan dari OSI Layer 1 untuk
point-to-point WANs
Pengenalan dari OSI Layer 2 untuk
point-to-point WANs
Pengenalan dari Packet-switched
services
5. WAN
Mengkoneksi LANs dalam lokasi geografi yang
berbeda
Jarak bukanlah permasalahan dalam LANs
Umumnya dihubungkan menggunakan
sambungan telkom (dial up, leased)
WANs seperti LANs beroperasi di layer 1 dan 2
6. WANS
Wide area network atau WAN merupakan jaringan terdiri dari banyak
LAN yang tersambung
Adanya kebutuhan untuk menginterkoneksi banyak LANs dan lahirlah
konsep WAN.
Contohyan, bayangkan bahwa ada sebuah perusahaan yang sangat
besar sebutsaja ABC dan memiliki banyak kantor cabang beroperasi
diberbagai kota. Kantor cabang kecil dari sebuah perusahaan yang
besar memiliki LAN nya sendiri sehingga pegawai dari kantor cabang
tersebut bisa berbagi file dan sumber daya yang lain. Dan juga ada
kebutuhan untuk semua kantor cabang berkomunikasi satu sama lain,
tukar menukar file, pesan dan pelayanan yang lain. Dalam kasus ini
kita memerlukan interkoneksi semua kantor cabang LAN.
7. Karakteristik WAN
Area yang tercover sangat tidak terbatas
Mereka berinterkoneksi banyak LANs
Dan ini lebih komplek dan lebih susah untuk
dipahami
Nilai data transfer rate atau kecepatan adalah lebih
lambat dibandingkan LANs
Ini dikarenakan data harus melalui jarak yang
panjang
Tapi dari kesemuanya adalah ini sangat mahal untuk
membangun dan mengoperasikannya
8. Komponen Leased Line
Lihat Gambar 4.3
CPE (Customer Premises Equipment)- routers
tersambung kepada alat external
CSU/DSU (Channel Service unit/Data service unit)
Demarkasi (Demarcation – dimana telkom
bertanggungjawab dalam kawasannya dan
pelanggan juga bertanggungjawab pada
kawasannya)
CO (Central office)
WAN switch
Telco line (Telkom Indonesia, Indosat, dll)
9. WAN Cabling
Biasanya dari router ke alat yang
menghadapi sambungan telkom
(CSU/DSU)
lihat gambar 4.4
11. Standard kabel interface WAN
15
ITU
X.21
34
ITU
V.35
25
TIA
EIA/TIA –530
37
TIA
EIA/TIA – 449
25
TIA
EIA/TIA-232
Number of pins on
the connector
Standards body
Standard connectors
12. Kecepatan WAN
WANs lebih lambat dibandingaka LANs
48kbps untuk dial-up modem dan lebih
tinggi
Lihat tabel 4.3
13. Kecepatan Maximum untuk berbegai
kabel [1]
312
15
9600
78
15
38400
15
-
T1 (1.544 Mbps)
-
3.7
115200
156
15
19200
625
30
4800
1250
60
2400
Distance (meters) EIA/TIA-
449,V.35,X.21.EIA-530
Distance (meters)
EIA/TIA-232
Data (bps)
14. Clock rates, DTE dan DCE
DCE adalah perlengkapan Data komunikasi
i.e. CSU/DSU
Tampilan langsung ke sambungan Telkom
Menseting clock rate untuk kecepatan
sambungan (sambungan dipesan untuk
kecepatan yang khusus)
Mengberi waktu data untuk router
15. Clock rates, DTE dan DCE
DTE adalah peralatan Data Terminal
Perlengkapan LAN (router) tersambung
ke DCE (CSU/DSU) dan sambungan
WAN
16. Koneksi WAN untuk Labs
Koneksi dari router ke CSU/DSU adalah koneksi
serial (point-to-point)
Karena lab tidak memiliki sambungan telkom
dengan CSU/DSU kita memerlukan kabel
crossover
Lihat gambar 4-5
18. Kecepatan WAN [1]
1.544Mbps
DS1
T1
2.048 Mbps
ZM
E1
2.048 Mbps
Y1
J1
34.064 Mbps
M3
E3
44.736Mbps
DS3
T3
64kbps
DS0
64
56 kbps
DS0* (Digital signal
level0)
56
Bit Rate
Signalling Type
Type of line
19. Layer 2 WAN Point-to-Point
HDLC – High level Data Link control
PPP- Point to point protocol
20. HDLC
Beberapa permasalahan sebelumnya berkenaan dengan layer 2
Arbitration (Arbritrasi)
Tidak ada arbitrasi karena ini adalah serial Point-to-Point link
Addressing (Pengalamatan)
HDLC memiliki tempat address tetapi sudah tidak digunakan lagi
Routers menempatkan nilai 3 di tempat address nya
Error detection
FCS untuk diteksi kesalahan– packet dibatalkan ketika error
Type(Jenis)
HDLC tidak memasukkan jenis bagian data yang dienkapsulasi
CISCO menambah jenis bagian sendiri
Oleh karena itu implementasinya tidak bekerja dengan produk
perusahaan lain
21. PPP
Kesamaan framing kepada HDLC dengan jenis field
LCP untuk link dan NCP - layer 3 kontrol protocol untuk setiap
layer 3 protocol
LCP-Link control protocol – fokus pada ciri yang berlaku tanpa
berpengaruh dari layer 3 protocol yang digunakan.
LCP melakukan semua pekerjaannya ketika ada sambungan,
jadi memiliki banyak pekerjaan yang dilakukan dengan
sambungan dialed, yang sangat naik turun dibandingkan leased
lines, yang jarang gagal [1]
Table 4-5 untuk ciri LCP
22. Protokol point-to-point lain
Lihat table 4.6
SDLC- Synchronous Data link Control
LAPB – Link access procedure balanced
LAPD - Link access procedure on the D
channel
LAPF - Link access procedure for frame
mode bearer services
HDLC and PPP
23. Synchronous protocols
Menggunakan perthitungan umum untuk menghitung
data satu dengan yang lain pada kecepatan yang
sama
Ringkasan point to point lihat 4.7 dalam buku.
Catatan beberapa terminologi penting
Synchronous
Asynchronous
Clock source
DSU/CSU
T1 and E1
24. Packet-switched services
Alternatif dari leased line untuk Point-To-Point
protocols
Mengirim packets melalui berbagi jaringan
(multipath) kepada satu atau lebih tujuan
Frame Relay dan ATM
25. X.25
Packet switching network standard
Dibuat oleh CCITT (ITU)
Diimplementasikan dalam WANs
X.25 adalah satu level pada 3 level
stack spanning network, DataLink dan
and layer fisik
26. X.25
Penggunaan pertama untuk komunikasi sambungan
telepon yang tidak bisa dihandalkan
Keselahan dan flow checks memperlambat X.25
Kecepatan sambungan sampai kepada 64 Kbps
Digunakan untuk file transfer dan aktivitas terminal
dengan lalu lintas jaringan padat (bulk network traffic)
27. X.25
Kesalahan pemilihan untuk aplikasi LAN
sebab kecepatan diperlukan sekitar 1 Mbps
Keuntungannya adalah sangat standard yang
sangat diterima
Komputer atau terminal disebut DTE atau
data terminal equipment
DTE menyediakan akses untuk LAN
28. X.25
DCE atau Data communication equipment menyediakan akses
untuk packet switched network (PSN)
PSE adalah packet switching exchange atau switching node
X.25 protocol menjaga komunikasi antara DTE dan DCE
Packet assembler/disassembler (PAD) menterjemahkan
masukan asynchronous dari DTE kedalam packets cocok untuk
PDN atau public digital network
29. Frame Relay
Mendukung broadband diintegrasi services
jaringan digital
Sama seperti X.25 frame relay adalah
pelayanan jaringan packet switching tetapi
menggunakan jaringan serat optik yang lebih
cepat
Tidak seperti X.25 frame relay berasumsi
kehandalan jaringan untuk mengurangi X.25
overheads
30. Frame Relay
Frame relay bergantung kepada
protokol level yang lebih tinggi untuk
menyediakan flow dan error control
Diimplementasikan sebagai public data
network dan oleh karena itu WAN
protocol
Cakupan dari Frame relay addresses
fisik dan layer data link dari OSI
31. Frame Relay
Menyediakan permanen virtual circuits
untuk koneksi WAN
Kecepatan sambungan mulai dari
56Kbps sampai 1.544 Mbps(T1)
Pengguna membeli akses untuk jumlah
bandwidth yang khusus pada frame-
relay service disebut Committed
Information rate (CIR)
32. CIR
Dengan lalu lintas frame relay melalui
jaringan yang berbagi
Tetapi koneksi memerlukan bandwidth
yang tergaransi
Bernegosiasi Committed Information
Rate (CIR) dengen penyedia service
33. Frame Relay
Kecepatan data yang lebih tinggi bisa
juga digunakan pada membayar per
penggunaan secara temporary
Untuk menggunakan frame relay kita
memerlukan frame relay tertentu cocok
alat konektivitasnya seperti frame-relay
routers dan bridges
34. Frame Relay
Dengan leased lines kita membayar sambungan
apakah digunakan atau tidak
Dengan Frame Relay kita hanya membayar untuk
bandwidth yang kita pakai pada jaringan yang
berbagi (shared)
Hanya diperlukan sambungan khusus untuk
exchange (access link)
Lebih murah
Point to multipoint
35. Frame Relay
Frame relay memerlukan addressing
Disebut Data Link Connection Identifier DLCI
DLCI digunakan untuk forward frame melalui
jaringan Telkom ke tujuan
Fig 4.8
Frame relay disebut frame-switching service
36. DTE and DCE
Dalam frame relay
DCE adalah frame relay switches
DTE adalah peralatan milik pelanggan
Merupakan tampilan yang menangani
sambungan dengan luar adalah DTE
Merupakan yang menangani sambungan
dengan jaringan adalah DCE
37. Permanent Virtual connections (PVC)
Koneksi yang telah dikonfigurasi awal antara end
points melalui frame switched network
Bisa mengambil paths yang berbeda pada saat yang
berbeda antara sumber khusus dan tujuan
Koneksi logica adalah disebut “virtual connection”
Nampak dari end points sebagai koneksi point to
point
Bisa memiliki banyak koneksi logical dari satu
sambungan tetap ke jaringan frame relay
PVCs berbagi access link
Lihat gambar 4-10
39. ATM
Asynchronous Transfer Mode adalah a
bandwidth tinggi teknologi switching
ATM forum menentukan karakteristik
implementasi ATM
ATM bisa ditempatkan pada tingkatan
teknologi layer fisik seperti FDDI dan
SONET
40. ATM
Panjang tetap, 53 byte cells
Keseragaman dalam panjang membuat
efisiensi tinggi switching data transfer rates
tinggi
Kecepatannya 155 Mbps sampai 622 Mbps
Unit dari transmisi untuk ATM adalah cell
53 byte cells = 5 bytes header + 48 bytes
dari data
41. ATM
48 byte ukuran data cocok untuk audio dan
data transmisi
Audio transmisi melibatkan keterlambatan
kecil atau penundaan (little latency/delay)
Untuk banyak data cells mengurangi
overhead diperlukan untuk menyampaikan
byte dari informasi
42. ATM
Penyampaian Asynchronous adalah ciri
khusus dari ATM
Asynchronous maksudnya transmisi
pembagian waktu tidak terjadi secara periode
tetapi diberikan pada interval yang tidak
reguler
Label multiplexing adalah ide dari alokasi dari
time slots sesuai permintaan
43. ATM
Waktu kritis suara dan video bisa diberikan
prioritas lebih dari data yang bisa ditunda
tanpa ada permasalahan
Channel diindentifikasi oleh label cell dan
bukan slot waktu khusus
Transmisi prioritas tinggi tidak perlu ditahan
sampai alokasi slot waktu selanjutnya
44. ATM
Alat berkomunikasi pada jaringan ATM
dengan menggunakan virtual path identified
oleh virtual path identifier (VPI)
Dalam Virtual path, Virtual circuits dibuat
yang dihubungkan dengan virtual circuit
identifier (VCI)
VPI + VCI menambah 3 byte field termasuk
dalam cell header
45. ATM
ATM networks menggunakan ATM-
compatible switches, routers dan alat
konektivitas lain
Routed ethernets memerlukan 6 byte
physical address juga network address
untuk mengidentifikasi setiap alat pada
internetwork
46. ATM
ATM bisa switch cells dengan 3 byte
pengidentifikasi sebab VPIs dan VCIs
berlaku pada device-to-device link.
ATM switch bisa memberi VPI dan VCI
berbeda untuk setiap link dan maximum
dari 16 juta circuits bisa dikonfigurasi
untuk setiap device-to-device link
47. ATM
Teknologi WAN
Kinerja tinggi LANs
Keuntungan: Teknologi sama untuk
LANs dan WANs.
Kerugian: biaya, ketersediaan
perlengkapan yang terbatas,
kekurangan ahli dari teknologi ATM
48. SONET
ANSI standard
Standard untuk jaringan fiber optic
Data rates untuk SONET adalah hirarki
didasarkan pada kecepatan Optical
Carrier (OC) dan Synchronous transport
signals (STS)
49. SONET
OC dan STS data rate 51.84 Mbps
OC-48 adalah 48 * 51.84 Mbps atau
2488.32 Mbps
50. Types of WAN connections
Packet switched (telkom switch membuat
keputusan forwarding didasarkan pada
address dalam packet header)
Frame switched (Frame-Relay)
Cell switched (ATM)
Circuit switched (Dialled lines menggunakan
modems dan ISDN)
51. Kesimpulan
Revisi untuk memahami dasar dari
packet/frame switched network dan mengapa
berbeda dengan koneksi serial point-to-point
connection
Baca bab 5 untuk minggu depan-
Fundamentals dari IP