2. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
TAB1
TAB ONE
Kontroversi mengenai karikatur Nabi Muhammad
S.A.W , pertama dimulai setelah 12 karikatur Nabi
Muhammad diterbitkan di surat kabar Jyllands-
Posten (Surat kabar terbesar di Denmark) pada 30
September 2005, Denmark.
Pada tanggal 30 September 2005 disebuah artikel
yang berjudul ‘Muhammeds Ansigt’ (the Face of
Muhammad), yang mana salah satu gambarnya
memperlihatkan Nabi Muhammad lagi
mengenakan sorban berbentuk bom.
3. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
TAB2
TAB TWOSetelah gagal untuk
memicu tindakan
terhadap Jyllands-
Posten di negara asal
mereka, beberapa Imam
Masjid Denmark mulai
mendistribusikan berkas-
berkas ‘Akkari-Laban’
(dinamai penulis
utamanya Ahmad Abu
Laban dan Ahmed Akkari)
ke luar negeri dalam
rangka
‘menginternasionalisasi’
masalah sehingga
Pemerintah Denmark
akan menyadari bahwa
permasalahan ‘gambar
kartun ini tidak hanya
menghina Muslim di
Denmark, tetapi juga
untuk umat Islam di
seluruh dunia.
Karena Nabi merupakan
panutan bagi umat Islam di
dunia. Munculnya karikatur Nabi
Muhammad SAW membuat
masyarakat Islam di Denmark
memberikan respon yang tegas
atas hal itu. Nabi Muhammad
SAW selama ini hanya
diwujudkan dengan lingkaran
bersinar dengan tulisan
Muhammad (dalam bahasa
Arab) kalau kemudian muncul
karikatur wajah Nabi secara
jelas, hal inilah yang
memerlukaan pembahasan yang
lebih lanjut, mengapa umat
Islam di Denmark memberikan
respon yang tegas atas
munculnya karikatur Nabi dan
juga pengaruh yang
ditimbulkannya bagi kedua
belah pihak (negara Denmark
dan Umat Islam).
4. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
TAB3
Awal Cerita Pembuatan Karikatur Nabi Muhammad
Jyllands Posten di Denmark seperti ini :
Bermula ketika salah satu
surat kabar terkemuka dan
terbesar di Denmark yang
bernama JYLLANDS-POSTEN
menerbitkan 12 karikatur
nabi Muhammad.
awalnya mengadakan
kegiatan lomba karikatur.
Dari hasil lomba itu
karikatur nabi Muhammad
diumumkan sebagai salah
satu pemenang lomba.
Sebelumnya surat kabar
Jyllands-Posten mendengar
dari pengarang Denmark,
yang bernama Kare Bluitgen
(seorang orientalis), bahwa
ia
tidak dapat menemukan
orang yang bersedia
menggambar Muhammad
untuk digunakan di buku
yang dikarang olehnya.
Dengan dasar itu Jyllands-
Posten menganggap bahwa
di Negara Denmark
masyarakat Muslim tidak
akan bisa mengekang
penyensoran diri (self-
censorship) dan kebebasan
berpendapat bagi
masyarakat Denmark. Maka
setelah hasil lomba itu
diumumkan, surat kabar
Jyllands-Posten langsung
memesan dan menerbitkan
12 karikatur nabi
Muhammad itu pada
tanggal 30 September 2005.
Gambar-gambar itu
salah satunya
menggambarkan Nabi
Muhammad SAW
mengenakan sorban
dan berbentuk bak
bom.
5. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
TAB4
TAB FOURSebulan setelah itu, tanggal 30 Oktober 2005 enam dari dua
belas karikatur tersebut diterbitkan ulang di surat kabar Mesir
yaitu El Faqr, dengan tujuan untuk mendampingi sebuah artikel
yang mengkritik keras tindakan Posten. Namun pada saat itu
karikatur-karikatur ini belum mendapat perhatian yang besar di
luar Denmark.
Tiga bulan setelah diterbitkan Posten, pada bulan Desember
2005 barulah OKI (Organisasi Konferensi Islam) menyatakan
penentangannya terhadap penerbitan karikatur Nabi
Muhammad.
Meskipun Jyllands-Posten mengatakan penerbitan gambar-
gambar ini ditujukan untuk menunjukkan bahwa kebebasan
berbicara berlaku bagi siapapun, sebagian orang (baik Muslim
dan non-Muslim) menganggap gambar-gambar tersebut adalah
penghinaan terhadap Islam dan menunjukan Islamofobia di
Denmark.
Gambar karikatur-karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai
bentuk kebebasan berbicara yang ada di Denmark. Di sisi yang
lain, karikatur-karikatur tersebut dilihat sebagai sebuah
serangan terhadap agama Islam sebagai agama minoritas di
denmark. Dengan kata lain, tidak jelas tujuan pembuatan
karikatur Nabi Muhammad SAW untuk sampul buku sebagai
bentuk kebebasan berbicara atau sebuah serangan terhadap
Islam sebagai agama minoritas.
6. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
TAB5
TAB FIVE
Organisasi Konfrensi islam dan Liga Arab meminta
agar PBB menjatuhkan sanksi internasional terhadap
Denmark. Sementara itu, produk dari Denmark
diboikot oleh konsumen di Arab Saudi dan Kuwait.
Selain itu ada protes besar-besaran oleh kaum
muslim Indonesia,Makaysia,Pakistan,negara Arab dan
negara lain yang mempunyai populasi muslim. Sekjen
PBB, Kofi Annan, menyatakan keprihatinannya akan
peristiwa ini dan berkata bahwa “kebebasan pers”
harus selalu dilaui penghormatan terhadap keyakinan
agama dan ajaran seluruh agama”.
Vatikan mengatakan,kebebasan berekspresi tdk
berarti bebas menyerang agama atau kepercayaan
agama seseorang, pembuatan dan penyebarluasan
kartun itu adalah sebuah tindakan provokasi yg sm
skali tdk bisa diterima. “didalam hak atau kebebasan
untuk menyatakan ekspresi dan pemikiran tidaklah
mencakup kebebasan yg mnyakiti para penganut
agama, dan serangan oleh seseorang atau sebuah
perusahaan media tdk seharusnya dilampiaskan
terhadap lembaga publik atau negara yg terkait”.
8. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
Kurangnya Rasa Hormat
Professor Hubungan Internasional dari
Universitas Qatar, Hassan Barari, mengatakan inti
permasalahannya adalah kurangnya rasa hormat
terhadap hak kebebasan berpendapat.
Menurutnya, beberapa orang tidak mengerti arti
dari kebebasan berpendapat yang dianut dunia
Barat. Di sana, mereka dapat dengan mudah
membuat film yang mengkritik Jesus.
Dosen Kajian Islam dari Universitas Toulouse di
Perancis, Mathieu Guidere, mengatakan budaya
toleransi dan menerima perbedaan pendapat
hampir tidak terlihat di negara-negara Islam dan
Arab. "Kita tak bisa menyangkal bahwa perasaan
anti-Barat di wilayah ini berhubungan dengan
kebijakan-kebijakan Barat. Ini berhubungan
dengan penjajahan di masa lampau, kebijakan
terhadap Israel dan dukungan terhadap diktator,"
ujarnya.
9. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
Diwawancarai VOA, Direktur Komunikasi
Council on American-Islamic Relations
Ibrahim Hooper mengatakan orang berhak
memiliki kebebasan berpendapat, tetapi
mengolok-olok Muslim merupakan tindakan
kontra-produktif.
“Kami percaya orang berhak memiliki
kebebasan berpendapat dan bersikap, tetapi
kami juga percaya bahwa menghina Muslim
di seluruh dunia tanpa alasan saat ini
merupakan tindakan kontra-produktif. Saya
kira sikap yang tepat atas apa yang terjadi
baru-baru ini adalah berupaya menenangkan
situasi, bukan memanas-manasinya,
meskipun mereka – orang-orang picik yang
anti-Islam – memiliki hak untuk itu. Tidak ada
warga Muslim yang senang Nabi Muhammad
dihina. Tetapi isunya bukan itu. Isunya adalah
bagaimana kita bereaksi terhadap hak orang
untuk menghina,” kata Hooper.
10. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
Jyllands-
Posten sendiri telah
meminta maaf karena
telah menghina umat
Muslim, namun tetap
berpendapat bahwa
mereka berhak
menerbitkan kartun
tersebut, dengan
alasan bahwa
fundamentalisme
Islam tidak dapat
mengontrol hal-hal
yang dapat
diterbitkan media di
11. TAB1TAB2TAB3TAB4TAB5
G
Meskipun Jyllands-
Posten mengatakan penerbitan
gambar-gambar ini ditujukan
untuk menunjukkan bahwa
kebebasan berbicara berlaku bagi
siapapun, sebagian orang (baik
Muslim dan non-Muslim)
menganggap gambar-gambar
tersebut adalah penghinaan
terhadap Islam .
KESIMPULAN