Dokumen ini membahas rencana pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Halmahera Utara yang meliputi identifikasi sumber air, perencanaan jaringan distribusi, dan program investasi jangka pendek, menengah, dan panjang."
1. P E M E R I N T A H K A B U PA T E N H ALMAHERA UTARA
D I N A S P E K E R J AA N U M U M DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN HALMAHERA
UTARA
PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2022
2. LATAR BELAKANG
• Penyediaan air minum merupakan salah satu
kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi
masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah,
baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah
Pusat.
• Ketersediaan air minum merupakan salah satu
penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat,
yang mana diharapkan dengan ketersediaan air
minum dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan
produktivitas masyarakat,
• Penyediaan sarana dan prasarana air minum
menjadi salah satu kunci dalam pengembangan 2
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud kegiatan
:
3
Tersusunnya dokumen rencana induk pengembangan SPAM Kabupaten
Halmahera Utara yang menyeluruh, berkelanjutan, dan terarah dalam rangka
pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas
dan Keterjangkauan (K4) sehingga dapat dijadikan pedoman pengembangan
SPAM di Kabupaten Halmahera Utara
Tujuan kegiatan
:
1. Mengetahui tingkat pelayanan air minum yang diselenggarakan oleh
PDAM/UPTD maupun yang dikelola KSM/ Masyarakat;
2. Mengidentifikasi kebutuhan air minum di Kabupaten Halmahera Utara ;
3. Mengidentifikasi potensi air baku di Kabupaten Halmahera Utara ;
4. Menyusun skenario dan program pengembangan SPAM untuk pencapaian
target pelayanan SPAM di Kabupaten Halmahera Utara ;
5. Memberikan informasi bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
dalam upaya mengembangkan prasarana dan sarana air minum di
Kabupaten Halmahera Utara melalui program yang terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan kebijakan dan strategis penyelenggaraan
SPAM.
4. SASARAN
1. Identifikasi permasalahan penyelenggaraan
SPAM;
2. Identifikasi kebutuhan penyelenggaraan
SPAM yaitu unit air baku, produksi, distribusi,
cakupan layanan dan pelayanan;
3. Tersusunnya strategi dan program
penyelenggaraan SPAM, pola investasi dan
pembiayaan serta tahapan pembangunan
SPAM.
4
5. RUANG LINGKUP
KEGIATAN
5
Melaksanakan koordinasi, mengumpulkan data dan konsultasi
kepada instansi terkait;
Menganalisis kinerja pelaksana penyelenggara SPAM Kabupaten
Halmahera Utara ;
Menganalisis kondisi eksisting SPAM untuk mengetahui kebutuhan
rehabilitasi dalam rangka pelayanan air minum;
Melaksanakan identifikasi potensi penyelenggaraan pelayanan air
minum dan potensi air baku;
Melaksanakan survey sosial dan ekonomi masyarakat;
Membuat proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan hasil survey
kebutuhan nyata (real demand survey), kriteria dan standar pelayanan;
6. RUANG LINGKUP
KEGIATAN
6
Membuat skematisasi pemakaian air dan hidrolis rencana
penyelenggaraan sistem jaringan pipa eksisting dan perencanaan
jaringan pipa pada SPAM baru;
Mengkaji pilihan SPAM yang paling ekonomis dari investasi, serta operasi
dan pemeliharaan untuk pembangunan SPAM baru;
Melaksanakan kajian keterpaduan perencanaan penyelenggaraan
SPAM dengan sanitasi;
Menyusun strategi dan program penyelenggaraan pelayanan
air minum dengan pola investasi dan pemeliharaannya;
Menyusun materi rencana induk air minum dengan memperhatikan rencana
pengelolaan sumber daya air, rencana tata ruang wilayah, kebijakan dan stretegi
penyelenggaraan air minum.
7. RUANG LINGKUP
KEGIATAN
7
Identifikasi cakupan layanan penyediaan air minum;
Identifikasi potensi air baku untuk wilayah pelayanan sesuai
perkembangannya, agar dapat menentukan unit pengelolaan dan
indikator lain yang diperlukan dalam pemenuhan air minum;
Evaluasi kondisi eksisting sistem penyediaan air minum, kondisi
perpipaan yang telah terpasang ke pengguna air minum dan identifikasi
permasalahan serta merencanakan koneksitas kebutuhan air minum di
wilayah Kabupaten Halmahera Utara dengan memperhitungkan sumber
air baku di wilayah tersebut sesuai kriteria dan standar pelayanan air
minum;
Perencanaan Jaringan Air Minum secara makro serta kebutuhan sarana
dan prasarana pendukung;
8. RUANG LINGKUP
KEGIATAN
8
Garis besar rencana pembagian wilayah administratif menjadi satu atau
lebih wilayah pelayanan sesuai potensi air baku dan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) baik wilayah pelayanan dengan jaringan perpipaan
maupun wilayah pelayanan dengan bukan jaringan perpipaan;
Rekomendasi rencana program dan investasi jangka pendek 2 tahun,
rencana program dan investasi jangka menengah 5 tahun dan rencana
program dan investasi jangka panjang.
9. LANDASAN HUKUM
9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 tahun 2015 tentang
Sistem Penyediaan Air Minum;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air
Minum;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia nomor 27 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum.
10. LOKASI
KEGIATA
N
10
1. Kecamatan Malifut
2. Kecamatan Kao
3. Kecamatan Kao Utara
4. Kecamatan Tobelo Barat
5. Kecamatan Tobelo Timur
6. Kecamatan Tobelo Selatan
7. Kecamatan Tobelo Tengah
8. Kecamatan Tobelo
9. Kecamatan Galela
10.Kecamatan Galela Selatan
11. Kecamatan Galela barat
12.Kecamatan Galela Utara
11. KETENTUAN TEKNIS
11
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum berpedoman pada ketentuan teknis
yang berlaku, meliputi:
1) Rencana umum, meliputi:
a. Evaluasi kondisi kota/kawasan, yang bertujuan untuk mengetahui karakter,
fungsi strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang
bersangkutan;
b. Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan menginventarisasi
peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
2) Rencana jaringan meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi.
Sistem distribusi meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak, baik
untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.
3) Program dan kegiatan pengembangan dalam penyusunan rencana induk meliput
iidentifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air
dan identifikasi air baku.
12. KETENTUAN TEKNIS
12
4) Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan
dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survey
maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal
seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan
yang dapat ditawarkan kepelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
5) Rencana sumber dan alokasi air baku, dari sekian banyak sumber air baku yang
ada, dibuat skala prioritas penggunaan sumber air tersebut, dan harus sudah
mendapat izin tertulis (SIPA/surat izin pemakaian air) dari instansi terkait. Kebutuhan
kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air baku yang
dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas sumber air baku
ditentukan berdasarkan kebutuhan air.
6) Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) Sanitasi, meliputi:
a. Identifikasi potensi pencemar air baku;
b. identifikasi area perlindungan air baku;
c. proses pengolahan buangan dari IPA.
Keterpaduan dengan PS sanitasi adalah bahwa penyelenggaraan pengembangan
SPAM dan PS sanitasi memperhatikan keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam
setiap tahapan penyelenggaraan, terutama dalam upaya perlindungan terhadap
baku mutu sumber air baku. Keterpaduan SPAM dengan PS sanitasi di laksanakan
berdasarkan prioritas adanya sumber air baku.
13. KETENTUAN TEKNIS
13
7) Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber dan
pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh komponen pekerjaan
perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tanah, dan perizinan.
8) Rencana pengembangan kelembagaan. Kelembagaan penyelenggara meliputi struktur
organisasi dan penempatan tenaga ahli sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu
pada peraturan perundangan yang berlaku.
9) Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air sampai 20
tahun kedepan dan melaksanakan identifikasi sumber air baku potensial yang ada dalam wilayah
Kabupaten Halmahera Utara .
10) Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan, meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan,
cakupan pelayanan dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan kepada pelanggan dan
melaksanakan survey sesuai dengan kebutuhan dan lingkup pekerjaan.
11) Proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan hasil analisis kebutuhan nyata dan menyusun
rencana kebutuhan air minum jangka pendek 2 tahun, jangka menengah 5 tahun dan jangka
panjang 20 tahun.
12) Menentukan skala prioritas penggunaan air baku, kebutuhan kapasitas air baku dan menyusun
rencana alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan dengan membuat
skematis pemakaian air minum.
13) Melaksanakan kajian keterpaduan perencanaan pengembangan SPAM dengan prasarana dan
sarana sanitasi lingkungan dengan menyusun identifikasi potensi pencemar air baku.
14) Menampilkan peta-peta yang dibutuhkan dalam sebuah dokumen RISPAM dengan standar yang
sesuai dengan rujukan pedoman dan menyusun hasil studi perencanaan sesuai dengan prosedur
standar yang ada dan pedoman yang ada
15. PELAPORAN
15
1. Laporan Kegiatan
a. Laporan Pendahuluan
1. Rencana pencapaian sasaran (alur pikir, metode pelaksanaan
dan jadwal penyusunan);
2. Menyusun desain survey terkait dengan kebutuhan data untuk
proses tahapan penyusunan Rencana Induk SPAM;
3. Menyusun konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep
organisasi, jumlah dan kualifikasi tim, metoda pelaksanaan,
dan tanggung jawab;
4. Hasil pengumpulan data sekunder dan studi terdahulu;
5. Gambaran umum wilayah yang merupakan kompilasi data
kebijakan pengembangan wilayah, kondisi wilayah, kondisi
infrastruktur, serta potensi dan permasalahan pengembangan
SPAM di Kabupaten Halmahera Utara .
16. PELAPORAN
16
1. Laporan Kegiatan
b. Laporan Akhir
1. Rekomendasi dan arahan pengembangan SPAM berdasarkan
hasil penyelarasan arahan perencanaan, pemanfaatan ruang,
arahan pengendalian pemanfaatan ruang, dan kebijakan strategi
penyelenggaraan SPAM;
2. Identifikasi dan inventarisasi data kondisi eksisting, permasalahan
dan arah pengembangan penyelenggaraan SPAM;
3. Laporan hasil survei, inventarisasi dan pengumpulan data serta
analisa data;
4. Kebutuhan penyelenggaraan SPAM yaitu unit air baku, produksi,
distribusi, cakupan layanan dan pelayanan;
5. Strategi dan program Penyelenggaraan SPAM, pola investasi dan
pembiayaan serta tahapan pembangunan SPAM.
17. PELAPORAN
17
c. Dokumen RISPAM
Laporan ini merupakan dokumen final kesuluruhan pekerjaan Penyusunan
Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten
Halmahera Utara di Provinsi Maluku Utara berdasarkan panduan penyusunan
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum, yang terdiri dari:
1. Kinerja pelaksana penyelenggara SPAM Kabupaten Halmahera Utara ;
2. Kondisi eksisting SPAM untuk kebutuhan rehabilitasi dalam rangka
pelayanan air minum;
3. Potensi penyelenggaraan pelayanan air minum dan potensi air baku;
4. Sosial dan ekonomi masyarakat;
5. Proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan hasil survey kebutuhan nyata
(real demand survey), kriteria dan standar pelayanan;
6. Skematisasi pemakian air dan hidrolis rencana penyelenggaraan sistem
jaringan pipa eksisting dan perencanaan jaringan pipa pada SPAM baru;
7. Pilihan SPAM yang paling ekonomis dari investasi, serta operasi dan
pemeliharaan untuk pembangunan SPAM baru;
8. Keterpaduan perencanaan penyelenggaraan SPAM dengan sanitasi;
9. Strategi dan program penyelenggaraan pelayanan air minum dengan pola
investasi dan pemeliharaannya.
18. PELAPORAN
18
d. Dokumen Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM
Dokumen ini merupakan dokumen yang berisikan kebijakan dan
strategi penyelenggaraan SPAM. Dimana, minimal memuat
kajian kebijakan, gambaran SPAM eksisting dan skenario
pengembangan SPAM untuk pencapaian target pelayanan
SPAM di Kabupaten Halmahera Utara
19. PENDEKATAN
PENYUSUNAN RI-SPAM
1. Pengumpulan data tentang jumlah penduduk, tingkat kepadatan dan penyebarannya
2. Pengumpulan data tentang akses air minum penduduk (rumah tangga) yang dipenuhi
oleh jaringan perpipaan dan juga yang dipenuhi oleh Bukan Jaringan Perpipaan
(BJP)
3. Pengumpulan data tentang Kinerja Pengelola air minum Jaringan Perpipaan
4. Pengumpulan data tentang penyakit yang disebabkan oleh air (waterborn diases)
5. Perumusan permasalahan dan issue strategis dari kinerja pengelolaan jaringan
perpipaan demikian pula untuk permasalahan dan issue strategis dari penyakit yang
disebabkan oleh air dari Bukan Jaringan Perpipaan
6. Dari permasalahan dan issue strategis selanjutnya dilakukan perumusan KEBIJAKAN
DAN STRATEGI Pengembangan SPAM Kabupaten Halmahera Utara
7. Atas dasar Kebijakan dan Strategi ditentukan kebutuhan akses air minum penduduk
Kabupaten Halmahera Utara
8. Dari penentuan kebutuhan akses air minum di kabupaten Halmahera Utara
selanjutnya disusun perencanaan dan program Investasi
9. Sasaran yang akan dicapai dalam akses air minum di Kabupaten Halmahera Utara
19
20. BAGAN ALIR
PENYUSUNAN RI-SPAM
20
Data
Penduduk
- Kepadatan
-
Penyebaran
- Sosial
- Ekonomi
- Budaya
AKSES AIR
MINUM
MASYARAKAT
Prosentase
Pelayanan
Jaringan
Perpipaan
Prosentase
Akses Air Minum
BJP
- Air Kemasan
- Air Ledeng
Eceran
- Sumur Bor/
Pompa
- Semur
Terlindungi
- Sumur Tak
Terlindungi
- Mata Air
Terlindung
- Mata Air Tak
Terlindung
- Air Sungai
- Air Hujan
Kinerja
Pengelola
PDAM = Sakit
TKA = .%
Analisis
Permasalahan
Akses Air Minum
dan Issue
Strategis
Kebijakan dan
Strategi
Pengembangan
SPAM
Kebutuhan
Peningkatan
Akses Air Minum
PERENCA
NAAN
DAN
PROGRA
M
INVESTAS
I
Sasaran Target Pelayanan SPAM
KAb. Halmahera Utara
- Peningkatan Pengelola SPAM
- TKA 20% pada tahun ....
- ...% Perpipaan pada tahun ....
- ...% Penurunan BJP tak terlindungi
pada tahun ....
Ketersediaan
Air Baku
RPJMD/ Tata
Ruang
Sumber-sumber
Pendanaan
Kesiapan
Lembaga
Pengelola dan
Peraturan
WaterBorn
Diseases
- Diare
- Disentri
- Tifoid
- Hepatitis
21. KONDISI DAERAH
21
Secara astronomis, Kabupaten Halmahera Utara terletak antara
1o57’ Lintang Utara dan 2o00’ Lintang Utara dan antara 128o17’
Bujur Timur dan 128o18’ Bujur Timur.
Kabupaten Halmahera Utara merupakan wilayah kepulauan
dengan luas 3.891,62 km2 dengan luas wilayah lautan 2.608,52
km2
Kabupaten Halmahera Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis
dengan 3 musim yaitu musim hujan pada bulan November –
Februari, musim kemarau April – Oktober, musim pancaroba maret
- oktober. Suhu udara terendah 194oC dan tertinggi 34,4oC.
Jumlah Penduduk 199.936 jiwa (2021)
Kondisi topografi didominasi daerah berbukit dan bergunung,
daerah relatif datar menempati sekitar 33,5 %, daerah
bergelombang 18,23 %, berbukit 23,17 % dan bergunung 25,05 %
22. 22
KOND
ISI
DAER
AH
Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten
Halmahera Utara memiliki
batas-batas:
Utara – Selat Morotai;
Selatan – Kecamatan
Jailolo Selatan, Kabupaten
Halmahera Barat;
Barat – Kecamatan Loloda,
Sahu, Ibu dan Jailolo,
Kabupaten Halmahera Barat;
Timur – Kecamatan Wasile,
Kabupaten Halmahera Timur
dan Laut Halmahera.
23. KONDISI DAERAH
Secara astronomis, Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 1o57’ Lintang Utara dan
2o00’
Lintang Utara dan antara 128o17’ Bujur Timur dan 128o18’ Bujur Timur.
Topografi wilayah kabupaten sebagian besar berada pada ketingggin > 3000 m dpl
kurang lebih 44,12 % dan sisanya di atas < 3000 m dpl (55,88%). Pada ketinggian
tersebut relatif banyakkendala untuk berbagai kegiatan pembangunan
• Sifat fisik tanah cukup menjadi kendala bagi pengembangan wilayah adalah kemiringan
lahanpada wilayah Kabupaten Halmahera Utara didominasi oleh kemiringan lahan 25-
40%
• Tingkat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November mencapai 316,5 mm. Curah
hujan terendah pada umumnya terjadi pada bulan Juli mencapai 6,2 mm. Rata – rata
curah hujan di Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2009 sebesar 146,7 mm
• Hujan rata-rata tiap tahunnya diantara 1.500 sampai 3.000 mm, sedangkan suhu udara
berkisar diantara 22 - 25◦C dengan kelembaban nisbi rata-rata 75%.
• Air limbah selama ini diusahakan oleh masyarakat secara swadaya untuk membuat
septitank sederhana dan lainnya berupa cubluk, masyarakat membuang air limbah
labgsung kedalam badan air sungai peusangan 23