2. Pengertian
• Inovasi/pembaruan -> berupa ide, praktik atau
objek yang dipersepsi baru baik oleh individu
atau unit adopsi lainnya
• Di dunia pendidikan, inovasi/pembaruan
selain dalam mendidik siswa, dapat
berlangsung juga di bidang administrasi
(penataan), layanan konseling, kurikulum,
kepegawaian sekolah dan lain-lain
3. Tujuan
• Perubahan dapat digambarkan sebagai
penerapan inovasi (Carlopio, 1998), dimana
bertujuan untuk meningkatkan hasil-hasil
pendidikan dan pembelajaran melalui
perubahan praktik-praktik baru.
4. Pendorong Pembaruan
Drucker (1985) mengemukakan beberapa sumber
terjadinya pembaharuan, yaitu:
1. Kondisi yang tidak diharapkan
mis: mutu layanan pendidikan yang rendah, pengelolaan
pendidikan yang tidak efisien
2. Munculnya ketidakwajaran
Mis: komunitas sekolah yang tidak kreatif, kinerja guru di
bawah standar, keterlambatan gaji guru
3. Kebutuhan yang muncul dalam proses
Mis: Kebijakan sekolah untuk meningkatkan kinerjanya,
namun di sisi lain adanya keterbatasan keuangan dan
pengendalian proses
5. Pendorong Pembaruan
4. Perubahan dalam struktur
Mis: perubahan struktur organisasi dan jenis tenaga
pendidik yang diperlukan seringkali memaksa kepala
sekolah untuk membuat keputusan-keputusan inovatif
5. Kondisi demografis
Kondisi demografis akan memberi efek terhadap perilaku
anak didiknya, jadi perlu adanya inovasi untuk
mengarahkan perilaku sesuai yang diharapkan.
Mis: kepala sekolah tradisional akan berinovasi
bagaimana sekolah mempunyai teknologi komputer atau
proyektor untuk pengajarannya
6. Pendorong Pembaruan
6. Perubahan persepsi, suasana dan makna
Inovasi yang disebabkan oelh penerimaan dan
penafsiran atas informasi yang diterimanya, mis:
perlunya taman baca bagi anak didik Taman Bermain
7. Pengetahuan baru
Pengetahuan dapat diperoleh dari sumber bacaan,
seminar, lokakarya dsb. Mis: penerapan metode
belajar Problem Based Learning (PBL)
7. Strategi Pendekatan
Inovasi pendidikan dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi pendekatan sbb:
1. Proyek percontohan (pilot project)
Umumnya dilakukan dengan eksperimen. Mis:
pelaksanaan UN online di SMU 9 sebelum dijalankan
secara nasional
2. Pendekatan kader (cadre approach)
Mis: pendidikan calon kepala sekolah bagi guru-guru
atau pembantu kepala sekolah
8. Strategi Pendekatan
3. Pendekatan parohan (slice of the system
pattern)
Pendekatan ini umumnya pimpinan (kepala sekolah)
memberikan kepercayaan kepada bawahannya
untuk berinovasi. Mis: inovasi di dalam teknik
pengajaran
4. Pendekatan yang dilakukan dengan menata
ulang setting (rearranging the setting)
Mis: perampingan prosedur birokrasi
9. Strategi Perubahan
Bennis, Bene dan Chin (1974) menjelaskan beberapa strategi
perubahan yang inovatif, sbb:
1. Rational empirical strategy
Inovasi akan muncul dan dapat didesiminasikan, selanjutnya
didefukasikan dan diadaptasi oleh adaptor, jika pihak tersebut dapat
mengambil manfaatnya -> jadi harus dibuktikan secara rational-empiric,
seperti melalui penelitian
2. Normal reeducative strategy
Inovasi akan berhasil jika pengguna produk inovasi tsb merasakan adanya
peningkatan, namun seringkali tidak dapat dirasakan segera -> jadi
strategi yang cocok adalah pendidikan dan pelatihan
3. Power coercive strategy
Inovasi hanya akan berjalan jika dipaksakan (power) pelaksanaan
strateginya -> jadi strategi ini biasanya penggunaan sistem secara nasional
(negara)
10. Proses Pengembangan Inovasi
Rogers (1983) menjelaskan proses pengembangan
inovasi sbb:
1. Memahami masalah atau kebutuhan
(recognizing a problem or need)
2. Penelitian (research)
3. Pengembangan (development)
4. Komersialisasi (commercialization)
5. Mendefusikan dan mengadaptasi (deffusion and
adaptation)
6. Konsekuensi dari inovasi (concequences)
11. Kondisi Pendukung Penerapan Inovasi
Ely (1999) memaparkan delapan kondisi yang
memfasilitasi penerapan inovasi teknologi
pendidikan, yaitu:
1. Ketidakpuasan dengan status quo
2. Adanya pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh pengguna inovasi
3. Ketersediaan sumber daya (mis: hardware,
software, materi pengajaran, dana, dsb.)
4. Ketersediaan waktu
12. Kondisi Pendukung Penerapan Inovasi
5. Imbalan atau insentif yang tersedia
6. Partisipasi atau pengambilan keputusan
bersama
7. Komitmen
8. Kepemimpinan yang kondusif bagi
perubahan
13. Hambatan Implementasi Inovasi
Implementator inovasi yang utama adalah guru
Namun, Fullan (1991) menemukan bahwa:
1. Pendidikan guru ternyata tidak membekali para
mahasiswanya untuk menghadapi realitas kelas
yang nanti menjadi tugas pokoknya
2. Organisasi yang bersifat seluler, sangat
menakutkan bagi guru. Akibatnya para guru
banyak menghabiskan waktu untuk
membicarakan hal tersebut, dibandingkan
membicarakn hal terkait pembelajaran
14. Hambatan Implementasi Inovasi
3. Para guru umumnya gagal mengembangkan
budaya kerja sebagai guru
4. Kalau para guru menghadapi persoalan dan
ingin meminta bantuan penyelesaian,
sumber-sumber yang paling efektif
digunakan guru pada umunya cenderung
mengikuti apa yang dikatakan guru itu sendiri
5. Para guru umumnya tidak yakin apakah ia
telah melakukan inovasi atau belum