SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
See	discussions,	stats,	and	author	profiles	for	this	publication	at:	https://www.researchgate.net/publication/294260168
Persepsi	Mahasiswa	Strata	Satu	Akuntansi
Terhadap	Pendidikan	Profesi	Akuntansi	(PPAk)
(Studi	Pada	Universitas	Hasanuddin	Makassar)
THESIS	·	JULY	2014
3	AUTHORS,	INCLUDING:
Herman	Sjahruddin
Brawijaya	University
7	PUBLICATIONS			0	CITATIONS			
SEE	PROFILE
Available	from:	Herman	Sjahruddin
Retrieved	on:	13	February	2016
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 1
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
Muh. Zahidin Nizar Alimuddin1, Herman Sjahruddin2, Muh. Hamzah Idris3
1,2,3 (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar, STIE YPBUP Bongaya)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis persepsi
mahasiswa strata satu Akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAK). Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengumpulan
data secara cross-section melalui kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah
432 mahasiswa program strata satu akuntansi fakultas ekonomi Universitas
Hasanuddin Makassar. Penentuan sampel menggunakan Simple random sampling
dengan tingkat pengembalian kuesioner sebesar 18,52% atau 80 Mahasiswa.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regeresi partial memberikan bukti
bahwa persepsi mahasiswa strata satu Akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap PPAk dengan nilai t-hitung sebesar 5,128 > 1,990 (t-tabel).
Implikasi praktis dari penelitian ini, yaitu memberikan pemahaman terhadap
mahasiswa dan pihak manajemen perguruan tinggi dalam menjelaskan persepsi
mahasiswa terhadap PPAK. Keterbatasan studi ini pada ukuran sampel yang
hanya menggunakan mahasiswa tahap akhir program strata satu akuntansi
fakultas ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.
Kata Kunci: Persepsi Mahasiswa, Pendidikan Profesi Akuntansi
I. Latar Belakang
Fenomena yang terjadi pada
profesi akuntan ditunjukkan melalui
adanya tindakan pelanggaran kode
etik Akuntansi dari seorang
akuntan, salah satunya adalah Enron
Case yang terjadi di Amerika serikat
pada tahun 2001. Bentuk
pelanggaran terhadap etika profesi
Akuntan yang dilakukan oleh KAP
Arthur Andersen sebagai auditor
independen yang memberikan jasa
audit atas laporan keuangan
perusahaan Enron, telah melakukan
pelanggaran atas kode etik
profesional akuntan dengan
merekayasa laporan keuangan dan
menghancurkan dokumen-dokumen
penting terkait dengan bukti audit
Enron (Himmah, 2013). Fenomena
tersebut juga terjadi di Indonesia,
seperti pada kasus pelanggaran
terhadap kode etik yang dilakukan
oleh Hadi Poernomo mantan
Direktur Jendral Pajak Kementrian
Keuangan dan Mantan Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pelanggran etika profesi Akuntansi
yang dilakukan oleh Hadi Poernomo
menyebabkan negara kehilangan
pajak penghasilan dari koreksi
penghasilan BCA senilai Rp 5,5
triliun (Tempo, 30 April 2014).
Persepsi merupakan daya
untuk memahami sesuatu hal
dengan jelas dan cermat. Mahasiswa
program studi Akuntansi adalah
calon pengguna program PPAk,
maka persepsi mahasiswa akuntansi
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 2
diperlukan dalam rangka
mengetahui pandangan atau
pemahaman mereka tentang
program PPAk. Lulusan program
studi akuntansi mempunyai pilihan
untuk meneruskan ke Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk) untuk
mendapatkan gelar akuntan.
Tanggapan serta kritikan
bermunculan dari berbagai kalangan
baik dari praktisi, kalangan bisnis,
maupun kalangan akademisi.Adanya
PPAk ini diharapkan menghasilkan
sumber daya akuntan yang lebih
berkompeten dan profesional dari
sebelumnya. Kurikulum pada PPAk
diatur oleh Ikatan Akuntan
Indonesia sehingga nantinya sumber
daya akuntan yang dihasilkan
perguruan tinggi benar-benar sesuai
dengan kualitas standar tertentu
(Karjono, 2010). Pengukuran
variable persepsi yang digunakan
dalam penelitian ini megadopsi
penelitian dari Muhammadinah, dkk.
(2009) dalam Mei Trisnawati (2013)
yang terdiri dari (1) berkarir sebagai
akuntan dan (2) proses perkulihan
PPAk.
Beberapa perguruan tinggi
negeri maupun swasta, kini telah
memiliki izin untuk
menyelenggarakan Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk).
Keberadaan PPAk ini, diharapkan
mampu meningkatkan
profesionalisme dan kompetensi
lulusan akuntan, hal ini disebabkan
nantinya para akuntan harus
mempunyai kredibilitas dalam
menyusun dan melaksanakan review
(audit) atas laporan keuangan, yang
kemudian hasilnya akan digunakan
oleh para pihak yang
berkepentingan sebagai dasar
pengambil keputusan. Dengan telah
berdirinya Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk), kita perlu
mengetahui bagaimana persepsi
mahasiswa akuntansi sebagai
stakeholder utama atau calon
pengguna jasa dalam proses
pendidikan profesi tersebut. Persepsi
yang telah terbentuk pada
mahasiswa baik positif ataupun
negatif, nantinya akan
mempengaruhi perilaku atau respon
mereka terhadap keberadaan
Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Karjono, 2010).
Pengukuran variable Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk) dalam
penelitian ini mengadopsi dari
Albertus Karjono (2010) ada dua
yakni, (1) Minat terhadap PPAk,
yaitu keinginan atau minat
mahasiwa untuk memperdalam ilmu
akuntansi di PPAk, dan (2) PPAk
terkait dunia kerja, yaitu keinginan
mahasiswa untuk
memimplementasikan ilmu
Akuntansi yang diperolehnya selama
mengikuti PPAk di dunia kerja
dengan berkarir sebaga seorang
akuntan
Fakta empiris yang
menunjukan bahwa Persepsi
Mahasiswa Strata Satu (S1)
Akuntansi terhadap Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk)
ditunjukkan pada dalam penelitian
Karjono (2010), bahwa mahasiswa
S1 Akuntansi pada Institut Bisnis
Nusantara memberikan respon
(persepsi) terhadap keberadaan
(PPAk) dengan kategori yang baik.
Fakta tersebut didukung Nurleni
(2012), bahwa mahasiswa (PPAk)
juga memberikan respon (persepsi)
terhadap keberadaan (PPAk) pada
kategori yang baik. Berdasarkan hal-
hal yang dipaparkan diatas, bahwa
dalam menjelaskan hubungan
antara persepsi dan PPAk maka
digunakanlah Teori Perilaku
Terencana (Theory of Planned
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 3
Behavior). Teori Perilaku Terencana
menyatakan bahwa munculnya
perilaku ditentukan oleh niat
berperilaku yang dimiliki seseorang
(Ajzen 1991; dalam Susanti dan
Gunarsih, 2008). Ada tiga faktor
penentu niat yang berdiri sendiri,
yaitu sikap terhadap perilaku
(attitude toward the behavior), norma
subjektif (Subjective norm), dan
kontrol perilaku yang dipersepsikan
(perceived behavioral control) (Widi
Dwi Ernawati dan Purnomosidhi,
2010).
II. Tinjauan Pustaka
2.1. Teori Perilaku Terencana
(Theory of Planned Behavior)
Teori perilaku terencana
(theory of planned behaviour)
merupakan modifikasi atau
pengembangan dari teori perilaku
beralasan (theory of reason action). Inti
teori ini tetap pada faktor minat
berperilaku namun determinan
minat tidak hanya sikap dan norma
subyektif, melainkan menambahkan
kontrol keprilakuan yang dirasakan.
Kontrol keprilakuan yang dirasakan
merupakan kondisi dimana orang
percaya bahwa suatu tindakan itu
mudah atau sulit dilakukan.Ini juga
mencakup pengalaman masa lalu,
disamping rintangan-rintangan
yang ada yang dipertimbangkan
orang tersebut (Dharmmesta, 1998;
dalam Susanti dan Gunarsih, 2008).
Teori Perilaku Terencana
menyatakan bahwa munculnya
perilaku ditentukan oleh persepsi
atau niat berperilaku yang dimiliki
seseorang (Ajzen 1991; dalam
Susanti dan Gunarsih, 2008). Ada
tiga faktor yang menentukan, yaitu
sikap terhadap perilaku (attitude
toward the behavior), norma subjektif
(Subjective norm), dan kontrol
perilaku yang dipersepsikan
(perceived behavioral control)
(Ernawati dan Purnomosidhi, 2010),
yang akan dijelaskan sebagai berikut
: (a) Sikap Terhadap Perilaku,
keyakinan-keyakinan perilaku
(behavioral beliefs) yang kemudian
menghasilkan sikap terhadap
perilaku (attitude toward behavior)
adalah keyakinan individu akan hasil
dari suatu peri-laku dan evaluasi atas
hasil tersebut (beliefs strength and
outcome evaluation), apakah perilaku
tersebut positif atau negative, (b)
Norma Subjektif, keyakinan normatif
(normative beliefs) adalah keyakinan
tentang harapan normatif orang lain
yang memotivasi seesorang untuk
memenuhi harapan tersebut
(normative beliefs and motivation to
comply). Keyakinan normatif
merupakan indikator yang kemudian
menghasilkan norma subjektif
(subjective norms). Jadi norma
subjektif adalah persepsi seseorang
tentang pengaruh sosial dalam
membentuk perilaku tertentu.
Seseorang bisa terpengaruh atau
tidak terpengaruh oleh tekanan
social, (c) Kontrol perilaku yang
dipersepsikan, keyakinan kontrol
(control beliefs) yang kemudian
melahirkan kontrol perilaku yang di-
persepsikan adalah keyakinan
tentang keberadaan hal-hal yang
mendukung atau menghambat peri-
laku yang akan ditampilkan dan
persepsinya tentang seberapa kuat
hal-hal yang mendukung dan
menghambat perilakunya tersebut
(perceived power).
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 4
Gambar 1 : Theory of Planned Behavior
Sumber : Ajzen (1998) dalam Susanti dan Gunarsih (2008)
2.2. Konsep Persepsi
Setiap manusia pasti
mempunyai persepsi yang berbeda-
beda terhadap suatu obyek yang
dilihat dan dialaminya. Satu individu
dengan individu lainnya pasti akan
mempunyai persepsi berbeda
terhadap suatu obyek yang
dipersepsikannya karena manusia
merupakan individu yang memiliki
perbedaan dengan individu lainnya.
Persepsi merupakan hasil
pengamatan individu terhadap suatu
objek melalui pengalaman yang
dialaminya melalui alat indera yang
kemudian ditafsirkan.
Menurut Walgito (2004:88),
bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan
proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau
juga disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja,
melainkan stimulus tersebut
diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi.
Pandangan lainnya menyatakan
persepsi sebagai suatu proses
aktivitas seseorang dalam
memberikan kesan, penilaian,
pendapat, merasakan, dan
menginterpretasikan sesuatu
berdasarkan informasi yang
ditampilkan. Proses terjadinya
persepsi tergantung dari
pengalaman masa lalu dan
pendidikan yang telah ditempuh
oleh tiap-tiap individu (Yuneriya,
dkk., 2013),.
Pada bagian lainnya, persepsi
diartikan sebagai tanggapan
seseorang dalam memahami apa
yang ada disekitarnya, termasuk
dalam hal ini adalah lingkungan
berupa objek, orang, atau simbol
tertentu (Trisnawati, 2013).
Selanjutnya menurut Akmal
Sulistomo (2012), persepsi adalah
keadaan dimana seorang individu
dapat menginterpretasikan sesuatu
berdasarkan ransangan yang
diterima oleh stimulus setiap
individu dengan dipengaruhi juga
Sikap
Terhadap
Perilaku
Kontrol Perilaku
yang
Dipersepsikan
MinatNorma Subjetif Perilaku
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 5
oleh pengalaman-pengalaman masa
lalu. Persepsi yang dihasilkan oleh
seorang individu akan bersifat
subjektif dan situasional. Hal ini
dikarenakan persepsi tentang suatu
objek akan bergantung pada suatu
kerangka ruang dan waktu.
Sehingga suatu persepsi akan
terbentuk bukan dikarenakan jenis
atau bentuk stimulinya, tetapi
karakter dari orang yang menerima
stimuli tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi persepsi menurut
Robbins dan Judge (2008:176), yaitu:
(a) Faktor si pengarti (individu),
dalam membuat suatu persepsi si
pengarti atau individu akan
dilatarbelakangi oleh kemampuan
individu untuk mempelajari sesuatu ,
seperti sikap individu tersebut, motif
individu, minat individu, dan
penfalamam individu tersebut dalam
menentukan
suatu persepsi, (b) faktor
situasi, situasi dalam menyusun
suatu persepsi ditentukan oleh
penentuan waktu yang tepat,
keadaan lingkungan kerja,
dankeadaan lingkungan social dalam
merumuskan suatu persepsi, dan (c)
faktor target menentukan
terbentuknya suatu persepsi,
biasanya adalah objek atau sesuatu
hal yang baru, adanya suatu
gambaran hidup atau gerakan yang
mempengaruhi dalam membentuk
persepsi, suara - suara yang timbul
pada saat membentuk persepsi,
ukuran dari bentuk persepsi, yang
melatarbelakangi pembentuk
persepsi tersebut , dan kedekatan
persepsi dengan objek lain yang
dapat membentuk persepsi yang
hampir sama, serta kesamaan dari
persepsi yang akan dibangun dengan
persepsi lain.
2.3. Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk)
Profesi akuntan memiliki
peranan yang sangat penting dalam
menilai kewajaran dari laporan
keuangan yang disajikan oleh
perusahaan.Ketergantungan antara
akuntan dengan publik
menimbulkan tanggung jawab
akuntan terhadap kepentingan
publik.Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) sebagai organisasi yang
menaungi profesi akuntan baik
sebagai akuntan publik, akuntan
manajemen, akuntan pendidik, dan
akuntan pemerintah untuk menjaga
perilaku para anggotanya dalam
menjalankan profesinya sebagai
akuntan. Tujuan profesi akuntansi
itu sendiri menurut Kode Etik
Ikatan Akuntansi Indonesia
didefinisikan sebagai berikut:
”Memenuhi tanggung jawabnya
dengan standar profesionalisme
tertinggi, mencapai tingkat kinerja
tertinggi, dengan orientasi kepada
publik” (http://www.iaiglobal.or.id,
diunduh 12 Mei 2014).
Pemakaian gelar akuntan di
Indonesia diatur dalam Undang-
Undang No. 34 tahun 1954, yang
kemudian dipertegas dalam Undang-
Undang No. 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik. Penegasan tersebut
dilakukan karena Undang No. 34
tahun 1954 dianggap tidak sesuai
lagi dengan perkembangan yang ada
pada saat ini dan tidak mengatur
hal-hal yang mendasar bagi profesi
Akuntan Publik.
(http://www.ristek.go.id, diunduh
tanggal 14 Mei 2014).
Pada Undang-Undang No.
34 tahun 1954 dinyatakan bahwa
yang berhak menyandang gelar
akuntan adalah lulusan Fakultas
Akuntansi Universitas Negeri atau
lulusan dalam suatu ujian yang
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 6
ijazahnya sama dengan Perguruan
Tinggi Negeri (PTN). Penegasan
dari UU tersebut, dijelaskan pada
Undang-Undang No. 5 Tahun 2011
yang menyatakan bahwa jasa
Akuntan Publik bertujuan untuk
memberikan keyakinan bagi
pengguna atas hasil evaluasi atau
pengukuran informasi keuangan dan
non Keuangan berdasarkan suatu
kriteria. Selain mengatur mengenai
profesi Akuntan Publik, Undang-
Undang ini juga mengatur mengenai
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
merupakan wadah bagi Akuntan
Publik dan bentuk usaha KAP yang
sesuai dengan profesi Akuntan
publik, yaitu independensi dan
tanggung jawab professional
terhadap hasil pekerjaannya.
Keputusan Mendiknas Nomor
179/U/2001 menyebutkan
Pendidikan Profesi Akuntansi adalah
pendidikan tambahan pada
pendidikan tinggi setelah program
sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi. Pendidikan profesi
akuntansi bertujuan menghasilkan
lulusan yang menguasai keahlian
bidang profesi akuntansi dan
memberikan kompensasi keprofesian
akuntansi. Lulusan Pendidikan
Profesi Akuntansi berhak
menyandang sebutan gelar profesi
akuntan yang selanjutnya disingkat
Ak.
III. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, berdasarkan
jenisnya penelitian ini ialah
penelitian yang bersifat explanasi
(explanatory research), yaitu penelitian
yang memberikan penjelasan yang
ditujukan untuk menganalisis hal
yang diteliti (Rahmayani, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah
432 mahasiswa program strata satu
akuntansi fakultas ekonomi
Universitas Hasanuddin Makassar.
Penentuan sampel menggunakan
Simple random sampling dengan
tingkat pengembalian kuesioner
sebesar 18,52% atau 80 Mahasiswa.
IV. Hasil Penelitian
4.1. Karakteristik Responden
Tabel I. Karakteristik Responden
Karakteristik/Profil Responden
Frekuensi
(Orang)
Presentase
(%)
1. Jenis Kelamin 1. Pria
2. Wanita
33
47
41
59
Jumlah 80 100
2. Masa Kerja 1. 18 tahun
2. 19 tahun
3. 20 tahun
4. 21 tahun
5. ≥ 22 tahun
7
14
23
20
16
9
18
29
25
20
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer (diolah, 2014)
Berdasarkan Tabel tersebut
dapat dijelaskan bahwa bahwa jenis
kelamin yang lebih dominan menjadi
responden dalam penelitian ini
adalah wanita yaitu sekitar 47 orang
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 7
atau sebesar 59%, karena sebagian
besar mahasiswa strata satu akuntasi
di Universitas Hasanuddin Makassar
adalah wanita. Angkatan 2011 yang
lebih dominan menjadi responden
dalam penelitian ini sebanyak 40
orang atau sebesar 50% hal ini
dikarenakanangkatan 2011 yang
paling banyak ditemui oleh peneliti.
Mahasiswa yang mempunyai usia 20
tahun lebih dominan menjadi
responden sebanyak 23 orang atau
sebesar 29%,karena usia 20 tahun
adalah usia yang pada umumnya
dimiliki oleh mahasiswa angkatan
2011.
4.2. Uji Instrumen
Instrument dikatakan valid
akan mempunyai arti bahwa angket
mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk mengukur
validitas digunakan korelasi product
moment Pearson diatas dari 0,30 pada
taraf signifikansi 0.05. Uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur
instrumen penelitian pada obyek
yang sama dan akan menghasilkan
data yang sama (konsisten),
(Sugiyono, 2011:147). Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menghitung
besarnya nilai Cronbach’s Alpha
instrumen dari masing-masing lima
dimensi yang diuji. Apabila nilai
Cronbach Coefficient Alpha lebih besar
dari 0,6 maka jawaban dari para
responden pada kuesioner sebagai
alat pengukur dinilai atau
dinyatakan reliabel.
Tabel II. Uji Validitas dan Reliabilitas
Indikator
Penelitian
Item
Koefisien
Korelasi (r)
Sig.
Cronbach's
Alpha
Berkarir sebagai
akuntan
X111 0,693 0,000
0,687X112 0,707 0,000
X113 0,761 0,000
Proses perkuliahan
PPAk
X121 0,670 0,000
0,651X122 0,784 0,000
X123 0,513 0,000
Minat terhadap
PPAk
Y111 0,681 0,000
0,601Y112 0,615 0,000
Y123 0,706 0,000
PPAk terkait dunia
kerja
Y122 0,768 0,000
0,628
Y122 0,819 0,000
Sumber: Output SPSS (diolah, 2014)
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi
normal.Untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan menggunakan
analisis grafik atau lebih dikenal
dengan Normal Probability Plots
(Normal P-P Plot).Dengan
menggunakan Normal P-P
Plotapabila data yang diperoleh
menyebar dan mengikuti garis
diagonal, maka model regresi dapat
dikatakan memenuhi asumsi
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 8
normalitas atau berdistribusi
normal. Berdasarkan gambar
berikut, terlihat bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal,
serta penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model regresi
layak digunakan untuk dianalisis
karena memenuhi asumsi
normalitas.
Gambar 2 : Normal Probability Plots (Normal P-P Plot)
Sumber : Output SPSS (diolah, 2014)
4.3.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi
ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya).Untuk
mendiagnosis adanya autokorelasi
dilakukan melalui uji Durbin-
Watson (DW-test). Berdasarkan
Tabel dibawah ini, ditunjukkan
bahwa hasil uji Durbin Watson
(DW-test) berada pada angka
2,338.Dari hasil uji tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi pada model regresi
sesuai dengan ketentuan DW-test.
Tabel III. Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Durbin-Watson
1 ,502a ,252 ,243 2,338
Sumber : Output SPSS (diolah, 2014)
4.4. Hasil Analisis Regresi Partial
Tabel V. Hasil Analisis Regresi Linier Partial
Variabel Penelitian Koefisien Regresi thitung Sig.
Konstanta 2,001 6,352 0,000
Kompetensi 0,446 5,128 0,000
Adjusted R Square = 0,243 Sig = 0,000
Sumber : Output SPSS (diolah, 2014)
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 9
Hasil uji simultan (uji F)
yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel 4.12 menunjukkan bahwa
Fhitung ˃ Ftabel dimana Fhitung sebesar
26,295 dan Ftabel sebesar 2,33, yang
berarti variabel independen Persepsi
Mahasiswa Strata Satu Akuntansi
(X) berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap variabel dependen
Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Y) dan dari hasil tersebut
menerima hipotesis Hαyang
menyatakan bahwa Persepsi
Mahasiswa di Universitas
Hasanuddin memberikan pengaruh
positif dalam mengukur keberadaan
PPAk.
Hasil uji parsial (uji t) dapat
dilihat pada tabel 4.13 menunjukkan
bahwa thitung ˃ ttabel dimana thitung
sebesar 5,128 dan ttabel sebesar 1,990,
yang berarti variabel independen
Persepsi Mahasiswa Strata Satu
Akuntansi (X) juga berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap
variabel dependen Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk) (Y) dan
dari hasil tersebut juga menerima
hipotesis Hαyang menyatakan bahwa
Persepsi Mahasiswa di Universitas
Hasanuddin memberikan pengaruh
positif dalam mengukur keberadaan
PPAk.
Adapun bukti yang
menunjukkan bahwa persepsi
mahasiswa strata satu Akuntansi
terhadap Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk) memberikan
pengaruh positif dan
signifikan.Berdasarkan hasil
pengujian koefisien
determinasidapat dilihat pada tabel
4.14, bahwa koefisien pengaruh
persepsi terhadap PPAk
memberikan pengaruh sebesar 0,252
atau sebesar 25,20% sisanya sebesar
74,80% diperoleh dari faktor atau
variabel lain yang tidak diteliti.
Variabel Persepsi (X)
menurut tanggapan responden
merupakan aktivitas seseorang
dalam memberikan kesan, penilaian,
pendapat, merasakan, dan
menginterpretasikan sesuatu
berdasarkan informasi yang
ditampilkan. Persepsi terhadap
PPAk dalam penelibtian ini diukur
melalui dua indikator yakni berkarir
sebagai akuntan dan proses
perkuliahan PPAk. Sedangkan
variabel Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk) (Y) menurut
tanggapan responden ialah tahapan
pembelajaran sesudah program
strata satu jurusan akuntansi yang
berorientasi profesi untuk
mendapatkan gelar sebagai tenaga
Akuntan (Ak).PPAk dalam
penelitian diukur juga melalui
indikator yakni minat terhadap
PPAk dan PPAk terkait dunia
kerja.Kedua variabel diatas
kemudian di uji hipotesis dengan
menggunakan regresi linear
sederhana.
Berdasarkan hasil uji
simultan (uji F) dan uji parsial (uji t)
keduanya memberikan pengaruh
yang positif dan signifkan.Faktor
yang mempengaruhi signifikannya
hasil penelitian tersebut dapat
dilihat dari hasil penelitian untuk
variabel persepsi (X) dan PPAk (Y)
pada .
Hasil penelitian untuk
variabel persepsi (X) dapat dilihat
pada tabel 4.4 dimana indikator
proses perkuliahan PPAk memiliki
nilai rerata tertinggi (3,80)
sedangkan indikator berkarir
sebagai akuntan dengan nilai rerata
sebesar (3,47). Penyebab indikator
proses perkuliahan PPAk memiliki
nilai rerata tertinggi dapat dilihat
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 10
dari nilai rerata masing-masing
pernyataan dimana X121 (4,09), X122
(3,88) dan X123 (3,45), pernyataan
X121 memiliki nilai rerata tertinggi
diantara nilai rerata pernyataan
lainnya hal ini disebabkan karena
sebagian besar responden memiliki
keinginan yang tinggi untuk
mengikuti proses perkuliahan PPAk
demi meningkatkan ilmu
pengetahuan dibidang akuntansi.
Sedangkan penyebab indikator
berkarir sebagai akuntan memiliki
rerata rendah dibanding dengan
proses perkuliahan PPAk dapat
dilihat dari rerata masing-masing
pernyataannya dimana X111 (3,88),
X112 (2,94) dan X113 (3,59),
pernyataan X111 memiliki nilai rerata
tertinggi diantara nilai rerata
pernyataan lainnya hal ini
disebabkan karena sebagian besar
responden berkeinginan untuk
berkarir sebagai akuntan setelah
studi strata satunya.
Kemudian hasil penelitian
untuk variabel PPAk (Y) dapat
dilihat pada tabel 4.5 dimana
indikator minat terhadap PPAk
memiliki nilai rerata tertinggi (3,74)
sedangkan indikator PPAk terkait
dunia kerja dengan nilai rerata
sebesar (3,47). Penyebab indikator
minat terhadap PPAk memiliki nilai
rerata tertinggi dapat dilihat dari
nilai rerata masing-masing
pernyataan dimana Y111 (3,91), Y112
(3,64) dan Y113 (3,66), pernyataan
Y111memiliki nilai rerata tertinggi
diantara nilai rerata pernyataan
lainnya hal ini disebabkan karena
sebagian besar responden
beranggapan bahwa Pendidikan
Profesi Akuntansi dapat membantu
perkembangan profesi akuntan.
Sedangkan penyebab indikator
PPAk terkait dunia kerja memiliki
rerata rendah dibanding dengan
minat terhadap PPAk dapat dilihat
dari rerata masing-masing
pernyataannya Y121 (3,44) dan Y122
(3,50), pernyataan Y122 memiliki nilai
rerata tertinggi rerata Y121 hal ini
disebabkan karena sebagian besar
responden bekeinginan untuk
mengikuti PPAk kareana setelah
lulus dari PPAk dapat meningkatkan
peluang kerja yang lebih besar.
Dari hasil penelitian variabel
persepsi (X) dan PPAk (Y) diatas
dapat disimpulkan bahwa yang
menyebabkan signifikannya hasil
penelitian ini maka diambillah rerata
pernyataan tertinggi dari masing-
masing variabel X dan Y. Untuk
variabel persepsi (X) pernyataan
X121 memiliki nilai rerata tertinggi
diantara nilai rerata pernyataan
lainnya hal tersebut dikarenakan
sebagian besar responden memiliki
keinginan yang tinggi untuk
mengikuti proses perkuliahan PPAk
demi meningkatkan ilmu
pengetahuan dibidang akuntansi.
Sedangkan untuk variabel PPAk (Y)
pernyataan Y111memiliki nilai rerata
tertinggi diantara nilai rerata
pernyataan lainnya hal tersebut
dikarenakan sebagian besar
responden beranggapan bahwa
Pendidikan Profesi Akuntansi dapat
membantu perkembangan profesi
akuntan.
Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang
dilakukan Karjono (2010) yang
menguji tentang Persepsi
Mahasiswa S1 Akuntansi Tentang
Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAK) dengan melakukan
penelitian di Institut Bisnis
Nusantara (IBN). Dengan temuan
penelitiannya yang menunjukkan
bahwa persepsi mahasiswa S1
Akuntansi IBN tentang Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk)
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 11
mendapatkan hasil yang positif dan
mahasiswa memahami akan tujuan
PPAk yaitu menghasilkan sumber
daya akuntan yang lebih
berkompeten dan
professional.Kemudian menolak
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yuneriya, dkk.(2013) yang menguji
tentang Pengaruh Motivasi,
Persepsi dan Lama Pendidikan
Terhadap Minat Mahasiswa Untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi di beberapa Perguruan
Tinggi ada di Surakarta.Dengan
temuan penelitiannya yang
menyatakan bahwa persepsi tidak
berpengaruh signifikan terhadap
minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
Hasil peneletian ini juga
mendukung Teori Perilaku
Terencana (Theory of Planned
Behavior) yang dikemukakan oleh
Azjen (1991) dalam Susanti dan
Gunarsih (2008) bahwa munculnya
perilaku atau persepsi ditentukan
oleh niat berperilaku yang dimiliki
individu yang disebabkan karena
sikap terhadap perilaku, dan norma
subjektif, serta kontrol perilaku
yang dipersepsikan.
V. Kesimpulan
Persepsi mahasiswa terhadap
PPAk dilihat pada indikator proses
perkuliahan PPAk, dimana
tanggapan responden dipengaruhi
tingginya keinginan mahasiswa
strata satu Akuntansi Universitas
Hasanuddin untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan dibidang
Akuntansi. Bahwa untuk
mempertahankan besarnya
keinginan minat PPAk berdasarkan
tanggapan responden dapat dilihat
pada indikator minat terhadap
PPAk, dimana tanggapan responden
dipengaruhi tingginya minat
mahasiswa strata satu Akuntansi
Universitas Hasanuddin untuk
membantu perkembangan profesi
akuntan. Persepsi mahasiswa strata
satu Akuntansi berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap
Perndidikan Profesi Akuntansi
(PPAk). Hal ini berarti bahwa
mahasiswa strata satu Akuntansi
telah menyadari tujuan dan
pentingnya penyelenggaraan
program Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk) tersebut.
Penelitian ini memberikan
rekomendasi kepada Pihak
manajemen PPAk Universitas
Hasanuddin Makassar hendaknya
meningkatkan pendekatan berupa
sosialisasi secara intensif kepada
mahasiswa mengenai manfaat apa
atau hal-hal apa saja yang diperoleh
ketika mahasiswa mengikuti
program PPAk sehingga timbul
minat mahasiswa untuk melanjutkan
pendidikan ke program PPAk serta
meningkatkan dukungan sarana dan
prasarana di PPAk tersebut. Hal ini
dapat dilihat pada rendahnya
tanggapan responden terhadap
indikator PPAk terkait dunia kerja.
Kepada mahasiswa diharapkan
mencari tahu hal-hal apa saja perlu
dilakukan ketika ingin menjadi
seorang akuntan. Hal tersebut
terbukti dari rendahnya tanggapan
responden indikator berkarir sebagai
akuntan.
Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)
(Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014)
E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 12
Daftar Pustaka
Ernawati, Widi Dwi dan Bambang
Purnomosidhi, (2010).
Pengaruh Sikap, Norma
Subjektif, Kontrol Perilaku
Yang Dipersepsikan, Dan
Sunset Policy Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Dengan Niat Sebagai
Variabel Intervening.
Himmah, Elok Faiqqoh. (2013).
Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi Mengenai Skandal
Etis Auditor dan Corporate
Manager
Karjono, Albertus, (2010). Persepsi
Mahasiswa S1 Akuntansi
Tentangpendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk). ESENSI
13 (2).
Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia (2014)
http://www.iaiglobal.or.id,
diunduh 12 Mei 2014
Nurleni, (2012). Persepsi Mahasiswa
Pendidikan Profesi
Akuntansi Terhadap Profesi
Akuntan Publik Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin
Makassa, ASSETS 2 (2)
Pemerintah Republik Indonesia
(2011) Undang No. 5 Tahun
2011 2011 tentang Akuntan
Publik.
http://www.ristek.go.id,
diunduh tanggal 14 Mei 2014
Rahmayani, (2013).Pengaruh
Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Petugas Kesehatan
Jiwa Cmhn (Community
Mental Health Nurse) Dalam
Pelayanan Kesehatan Jiwa
Komunitas di Kabupaten
Bireuen, Jurnal Ilmiah
STIKes U’Budiyah 2(1).
Robbins, Stephen P dan Judge,
Timothy A, (2008). Perilaku
Organisasi, Jakarta ; Salemba
Empat.
Sugiyono, (2011). Metode penelitian
kuantitatif kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Sulistomo, Akmal, (2012). Persepsi
Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Pengungkapan
Kecurangan
Susanti, Yeni dan Tri Gunarsih,
(2008). Pengaruh Sikap
Terhadap Perilaku, Faktor
Sosial Dan Kontrol
Keperilakuan Yang
Dirasakan Terhadap Minat
Pembelian Tiket Pesawat
Secara Online, National
Conference on Management
Research 2008 ISBN: 979-
442-242-8
Tempo, 30 April (2014) Hadi
Poernomo mantan Direktur
Jendral Pajak Kementrian
Keuangan dan Mantan Ketua
Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
Trisnawati K., Mei, (2010).
Pengaruh Persepsi Dan
Motivasi Terhadap Minat
Mahasiswa Jurusan Akuntasi
Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Brawijaya
Berkarir Di Bidang
Perpajakan
Walgito, Bimo. (2004). Pengantar
Psikologi Umum,
Yogyakarta
Yuneriya, Nanda Estie dkk. (2013).
Pengaruh Motivasi, Persepsi
Dan Lama Pendidikan
Terhadap Minat Mahasiswa
Untuk Mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi

More Related Content

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar)

  • 2. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 1 Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) Muh. Zahidin Nizar Alimuddin1, Herman Sjahruddin2, Muh. Hamzah Idris3 1,2,3 (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar, STIE YPBUP Bongaya) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis persepsi mahasiswa strata satu Akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK). Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengumpulan data secara cross-section melalui kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah 432 mahasiswa program strata satu akuntansi fakultas ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar. Penentuan sampel menggunakan Simple random sampling dengan tingkat pengembalian kuesioner sebesar 18,52% atau 80 Mahasiswa. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regeresi partial memberikan bukti bahwa persepsi mahasiswa strata satu Akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PPAk dengan nilai t-hitung sebesar 5,128 > 1,990 (t-tabel). Implikasi praktis dari penelitian ini, yaitu memberikan pemahaman terhadap mahasiswa dan pihak manajemen perguruan tinggi dalam menjelaskan persepsi mahasiswa terhadap PPAK. Keterbatasan studi ini pada ukuran sampel yang hanya menggunakan mahasiswa tahap akhir program strata satu akuntansi fakultas ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar. Kata Kunci: Persepsi Mahasiswa, Pendidikan Profesi Akuntansi I. Latar Belakang Fenomena yang terjadi pada profesi akuntan ditunjukkan melalui adanya tindakan pelanggaran kode etik Akuntansi dari seorang akuntan, salah satunya adalah Enron Case yang terjadi di Amerika serikat pada tahun 2001. Bentuk pelanggaran terhadap etika profesi Akuntan yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersen sebagai auditor independen yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan perusahaan Enron, telah melakukan pelanggaran atas kode etik profesional akuntan dengan merekayasa laporan keuangan dan menghancurkan dokumen-dokumen penting terkait dengan bukti audit Enron (Himmah, 2013). Fenomena tersebut juga terjadi di Indonesia, seperti pada kasus pelanggaran terhadap kode etik yang dilakukan oleh Hadi Poernomo mantan Direktur Jendral Pajak Kementrian Keuangan dan Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pelanggran etika profesi Akuntansi yang dilakukan oleh Hadi Poernomo menyebabkan negara kehilangan pajak penghasilan dari koreksi penghasilan BCA senilai Rp 5,5 triliun (Tempo, 30 April 2014). Persepsi merupakan daya untuk memahami sesuatu hal dengan jelas dan cermat. Mahasiswa program studi Akuntansi adalah calon pengguna program PPAk, maka persepsi mahasiswa akuntansi
  • 3. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 2 diperlukan dalam rangka mengetahui pandangan atau pemahaman mereka tentang program PPAk. Lulusan program studi akuntansi mempunyai pilihan untuk meneruskan ke Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) untuk mendapatkan gelar akuntan. Tanggapan serta kritikan bermunculan dari berbagai kalangan baik dari praktisi, kalangan bisnis, maupun kalangan akademisi.Adanya PPAk ini diharapkan menghasilkan sumber daya akuntan yang lebih berkompeten dan profesional dari sebelumnya. Kurikulum pada PPAk diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia sehingga nantinya sumber daya akuntan yang dihasilkan perguruan tinggi benar-benar sesuai dengan kualitas standar tertentu (Karjono, 2010). Pengukuran variable persepsi yang digunakan dalam penelitian ini megadopsi penelitian dari Muhammadinah, dkk. (2009) dalam Mei Trisnawati (2013) yang terdiri dari (1) berkarir sebagai akuntan dan (2) proses perkulihan PPAk. Beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta, kini telah memiliki izin untuk menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Keberadaan PPAk ini, diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme dan kompetensi lulusan akuntan, hal ini disebabkan nantinya para akuntan harus mempunyai kredibilitas dalam menyusun dan melaksanakan review (audit) atas laporan keuangan, yang kemudian hasilnya akan digunakan oleh para pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambil keputusan. Dengan telah berdirinya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), kita perlu mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi sebagai stakeholder utama atau calon pengguna jasa dalam proses pendidikan profesi tersebut. Persepsi yang telah terbentuk pada mahasiswa baik positif ataupun negatif, nantinya akan mempengaruhi perilaku atau respon mereka terhadap keberadaan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Karjono, 2010). Pengukuran variable Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) dalam penelitian ini mengadopsi dari Albertus Karjono (2010) ada dua yakni, (1) Minat terhadap PPAk, yaitu keinginan atau minat mahasiwa untuk memperdalam ilmu akuntansi di PPAk, dan (2) PPAk terkait dunia kerja, yaitu keinginan mahasiswa untuk memimplementasikan ilmu Akuntansi yang diperolehnya selama mengikuti PPAk di dunia kerja dengan berkarir sebaga seorang akuntan Fakta empiris yang menunjukan bahwa Persepsi Mahasiswa Strata Satu (S1) Akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) ditunjukkan pada dalam penelitian Karjono (2010), bahwa mahasiswa S1 Akuntansi pada Institut Bisnis Nusantara memberikan respon (persepsi) terhadap keberadaan (PPAk) dengan kategori yang baik. Fakta tersebut didukung Nurleni (2012), bahwa mahasiswa (PPAk) juga memberikan respon (persepsi) terhadap keberadaan (PPAk) pada kategori yang baik. Berdasarkan hal- hal yang dipaparkan diatas, bahwa dalam menjelaskan hubungan antara persepsi dan PPAk maka digunakanlah Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned
  • 4. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 3 Behavior). Teori Perilaku Terencana menyatakan bahwa munculnya perilaku ditentukan oleh niat berperilaku yang dimiliki seseorang (Ajzen 1991; dalam Susanti dan Gunarsih, 2008). Ada tiga faktor penentu niat yang berdiri sendiri, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior), norma subjektif (Subjective norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control) (Widi Dwi Ernawati dan Purnomosidhi, 2010). II. Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori perilaku terencana (theory of planned behaviour) merupakan modifikasi atau pengembangan dari teori perilaku beralasan (theory of reason action). Inti teori ini tetap pada faktor minat berperilaku namun determinan minat tidak hanya sikap dan norma subyektif, melainkan menambahkan kontrol keprilakuan yang dirasakan. Kontrol keprilakuan yang dirasakan merupakan kondisi dimana orang percaya bahwa suatu tindakan itu mudah atau sulit dilakukan.Ini juga mencakup pengalaman masa lalu, disamping rintangan-rintangan yang ada yang dipertimbangkan orang tersebut (Dharmmesta, 1998; dalam Susanti dan Gunarsih, 2008). Teori Perilaku Terencana menyatakan bahwa munculnya perilaku ditentukan oleh persepsi atau niat berperilaku yang dimiliki seseorang (Ajzen 1991; dalam Susanti dan Gunarsih, 2008). Ada tiga faktor yang menentukan, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior), norma subjektif (Subjective norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control) (Ernawati dan Purnomosidhi, 2010), yang akan dijelaskan sebagai berikut : (a) Sikap Terhadap Perilaku, keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs) yang kemudian menghasilkan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) adalah keyakinan individu akan hasil dari suatu peri-laku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation), apakah perilaku tersebut positif atau negative, (b) Norma Subjektif, keyakinan normatif (normative beliefs) adalah keyakinan tentang harapan normatif orang lain yang memotivasi seesorang untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to comply). Keyakinan normatif merupakan indikator yang kemudian menghasilkan norma subjektif (subjective norms). Jadi norma subjektif adalah persepsi seseorang tentang pengaruh sosial dalam membentuk perilaku tertentu. Seseorang bisa terpengaruh atau tidak terpengaruh oleh tekanan social, (c) Kontrol perilaku yang dipersepsikan, keyakinan kontrol (control beliefs) yang kemudian melahirkan kontrol perilaku yang di- persepsikan adalah keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat peri- laku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power).
  • 5. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 4 Gambar 1 : Theory of Planned Behavior Sumber : Ajzen (1998) dalam Susanti dan Gunarsih (2008) 2.2. Konsep Persepsi Setiap manusia pasti mempunyai persepsi yang berbeda- beda terhadap suatu obyek yang dilihat dan dialaminya. Satu individu dengan individu lainnya pasti akan mempunyai persepsi berbeda terhadap suatu obyek yang dipersepsikannya karena manusia merupakan individu yang memiliki perbedaan dengan individu lainnya. Persepsi merupakan hasil pengamatan individu terhadap suatu objek melalui pengalaman yang dialaminya melalui alat indera yang kemudian ditafsirkan. Menurut Walgito (2004:88), bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Pandangan lainnya menyatakan persepsi sebagai suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan, dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan. Proses terjadinya persepsi tergantung dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang telah ditempuh oleh tiap-tiap individu (Yuneriya, dkk., 2013),. Pada bagian lainnya, persepsi diartikan sebagai tanggapan seseorang dalam memahami apa yang ada disekitarnya, termasuk dalam hal ini adalah lingkungan berupa objek, orang, atau simbol tertentu (Trisnawati, 2013). Selanjutnya menurut Akmal Sulistomo (2012), persepsi adalah keadaan dimana seorang individu dapat menginterpretasikan sesuatu berdasarkan ransangan yang diterima oleh stimulus setiap individu dengan dipengaruhi juga Sikap Terhadap Perilaku Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan MinatNorma Subjetif Perilaku
  • 6. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 5 oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Persepsi yang dihasilkan oleh seorang individu akan bersifat subjektif dan situasional. Hal ini dikarenakan persepsi tentang suatu objek akan bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu. Sehingga suatu persepsi akan terbentuk bukan dikarenakan jenis atau bentuk stimulinya, tetapi karakter dari orang yang menerima stimuli tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins dan Judge (2008:176), yaitu: (a) Faktor si pengarti (individu), dalam membuat suatu persepsi si pengarti atau individu akan dilatarbelakangi oleh kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu , seperti sikap individu tersebut, motif individu, minat individu, dan penfalamam individu tersebut dalam menentukan suatu persepsi, (b) faktor situasi, situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan oleh penentuan waktu yang tepat, keadaan lingkungan kerja, dankeadaan lingkungan social dalam merumuskan suatu persepsi, dan (c) faktor target menentukan terbentuknya suatu persepsi, biasanya adalah objek atau sesuatu hal yang baru, adanya suatu gambaran hidup atau gerakan yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi, suara - suara yang timbul pada saat membentuk persepsi, ukuran dari bentuk persepsi, yang melatarbelakangi pembentuk persepsi tersebut , dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang hampir sama, serta kesamaan dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain. 2.3. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Profesi akuntan memiliki peranan yang sangat penting dalam menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.Ketergantungan antara akuntan dengan publik menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang menaungi profesi akuntan baik sebagai akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah untuk menjaga perilaku para anggotanya dalam menjalankan profesinya sebagai akuntan. Tujuan profesi akuntansi itu sendiri menurut Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia didefinisikan sebagai berikut: ”Memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada publik” (http://www.iaiglobal.or.id, diunduh 12 Mei 2014). Pemakaian gelar akuntan di Indonesia diatur dalam Undang- Undang No. 34 tahun 1954, yang kemudian dipertegas dalam Undang- Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Penegasan tersebut dilakukan karena Undang No. 34 tahun 1954 dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada pada saat ini dan tidak mengatur hal-hal yang mendasar bagi profesi Akuntan Publik. (http://www.ristek.go.id, diunduh tanggal 14 Mei 2014). Pada Undang-Undang No. 34 tahun 1954 dinyatakan bahwa yang berhak menyandang gelar akuntan adalah lulusan Fakultas Akuntansi Universitas Negeri atau lulusan dalam suatu ujian yang
  • 7. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 6 ijazahnya sama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Penegasan dari UU tersebut, dijelaskan pada Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa jasa Akuntan Publik bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan non Keuangan berdasarkan suatu kriteria. Selain mengatur mengenai profesi Akuntan Publik, Undang- Undang ini juga mengatur mengenai Kantor Akuntan Publik (KAP) yang merupakan wadah bagi Akuntan Publik dan bentuk usaha KAP yang sesuai dengan profesi Akuntan publik, yaitu independensi dan tanggung jawab professional terhadap hasil pekerjaannya. Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang selanjutnya disingkat Ak. III. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, berdasarkan jenisnya penelitian ini ialah penelitian yang bersifat explanasi (explanatory research), yaitu penelitian yang memberikan penjelasan yang ditujukan untuk menganalisis hal yang diteliti (Rahmayani, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah 432 mahasiswa program strata satu akuntansi fakultas ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar. Penentuan sampel menggunakan Simple random sampling dengan tingkat pengembalian kuesioner sebesar 18,52% atau 80 Mahasiswa. IV. Hasil Penelitian 4.1. Karakteristik Responden Tabel I. Karakteristik Responden Karakteristik/Profil Responden Frekuensi (Orang) Presentase (%) 1. Jenis Kelamin 1. Pria 2. Wanita 33 47 41 59 Jumlah 80 100 2. Masa Kerja 1. 18 tahun 2. 19 tahun 3. 20 tahun 4. 21 tahun 5. ≥ 22 tahun 7 14 23 20 16 9 18 29 25 20 Jumlah 80 100 Sumber: Data Primer (diolah, 2014) Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa bahwa jenis kelamin yang lebih dominan menjadi responden dalam penelitian ini adalah wanita yaitu sekitar 47 orang
  • 8. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 7 atau sebesar 59%, karena sebagian besar mahasiswa strata satu akuntasi di Universitas Hasanuddin Makassar adalah wanita. Angkatan 2011 yang lebih dominan menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang atau sebesar 50% hal ini dikarenakanangkatan 2011 yang paling banyak ditemui oleh peneliti. Mahasiswa yang mempunyai usia 20 tahun lebih dominan menjadi responden sebanyak 23 orang atau sebesar 29%,karena usia 20 tahun adalah usia yang pada umumnya dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011. 4.2. Uji Instrumen Instrument dikatakan valid akan mempunyai arti bahwa angket mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi product moment Pearson diatas dari 0,30 pada taraf signifikansi 0.05. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur instrumen penelitian pada obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama (konsisten), (Sugiyono, 2011:147). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha instrumen dari masing-masing lima dimensi yang diuji. Apabila nilai Cronbach Coefficient Alpha lebih besar dari 0,6 maka jawaban dari para responden pada kuesioner sebagai alat pengukur dinilai atau dinyatakan reliabel. Tabel II. Uji Validitas dan Reliabilitas Indikator Penelitian Item Koefisien Korelasi (r) Sig. Cronbach's Alpha Berkarir sebagai akuntan X111 0,693 0,000 0,687X112 0,707 0,000 X113 0,761 0,000 Proses perkuliahan PPAk X121 0,670 0,000 0,651X122 0,784 0,000 X123 0,513 0,000 Minat terhadap PPAk Y111 0,681 0,000 0,601Y112 0,615 0,000 Y123 0,706 0,000 PPAk terkait dunia kerja Y122 0,768 0,000 0,628 Y122 0,819 0,000 Sumber: Output SPSS (diolah, 2014) 4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik atau lebih dikenal dengan Normal Probability Plots (Normal P-P Plot).Dengan menggunakan Normal P-P Plotapabila data yang diperoleh menyebar dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi
  • 9. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 8 normalitas atau berdistribusi normal. Berdasarkan gambar berikut, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan untuk dianalisis karena memenuhi asumsi normalitas. Gambar 2 : Normal Probability Plots (Normal P-P Plot) Sumber : Output SPSS (diolah, 2014) 4.3.2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dilakukan melalui uji Durbin- Watson (DW-test). Berdasarkan Tabel dibawah ini, ditunjukkan bahwa hasil uji Durbin Watson (DW-test) berada pada angka 2,338.Dari hasil uji tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi sesuai dengan ketentuan DW-test. Tabel III. Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson 1 ,502a ,252 ,243 2,338 Sumber : Output SPSS (diolah, 2014) 4.4. Hasil Analisis Regresi Partial Tabel V. Hasil Analisis Regresi Linier Partial Variabel Penelitian Koefisien Regresi thitung Sig. Konstanta 2,001 6,352 0,000 Kompetensi 0,446 5,128 0,000 Adjusted R Square = 0,243 Sig = 0,000 Sumber : Output SPSS (diolah, 2014)
  • 10. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 9 Hasil uji simultan (uji F) yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa Fhitung ˃ Ftabel dimana Fhitung sebesar 26,295 dan Ftabel sebesar 2,33, yang berarti variabel independen Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi (X) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Y) dan dari hasil tersebut menerima hipotesis Hαyang menyatakan bahwa Persepsi Mahasiswa di Universitas Hasanuddin memberikan pengaruh positif dalam mengukur keberadaan PPAk. Hasil uji parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa thitung ˃ ttabel dimana thitung sebesar 5,128 dan ttabel sebesar 1,990, yang berarti variabel independen Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi (X) juga berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Y) dan dari hasil tersebut juga menerima hipotesis Hαyang menyatakan bahwa Persepsi Mahasiswa di Universitas Hasanuddin memberikan pengaruh positif dalam mengukur keberadaan PPAk. Adapun bukti yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa strata satu Akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) memberikan pengaruh positif dan signifikan.Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasidapat dilihat pada tabel 4.14, bahwa koefisien pengaruh persepsi terhadap PPAk memberikan pengaruh sebesar 0,252 atau sebesar 25,20% sisanya sebesar 74,80% diperoleh dari faktor atau variabel lain yang tidak diteliti. Variabel Persepsi (X) menurut tanggapan responden merupakan aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan, dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan. Persepsi terhadap PPAk dalam penelibtian ini diukur melalui dua indikator yakni berkarir sebagai akuntan dan proses perkuliahan PPAk. Sedangkan variabel Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Y) menurut tanggapan responden ialah tahapan pembelajaran sesudah program strata satu jurusan akuntansi yang berorientasi profesi untuk mendapatkan gelar sebagai tenaga Akuntan (Ak).PPAk dalam penelitian diukur juga melalui indikator yakni minat terhadap PPAk dan PPAk terkait dunia kerja.Kedua variabel diatas kemudian di uji hipotesis dengan menggunakan regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil uji simultan (uji F) dan uji parsial (uji t) keduanya memberikan pengaruh yang positif dan signifkan.Faktor yang mempengaruhi signifikannya hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian untuk variabel persepsi (X) dan PPAk (Y) pada . Hasil penelitian untuk variabel persepsi (X) dapat dilihat pada tabel 4.4 dimana indikator proses perkuliahan PPAk memiliki nilai rerata tertinggi (3,80) sedangkan indikator berkarir sebagai akuntan dengan nilai rerata sebesar (3,47). Penyebab indikator proses perkuliahan PPAk memiliki nilai rerata tertinggi dapat dilihat
  • 11. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 10 dari nilai rerata masing-masing pernyataan dimana X121 (4,09), X122 (3,88) dan X123 (3,45), pernyataan X121 memiliki nilai rerata tertinggi diantara nilai rerata pernyataan lainnya hal ini disebabkan karena sebagian besar responden memiliki keinginan yang tinggi untuk mengikuti proses perkuliahan PPAk demi meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi. Sedangkan penyebab indikator berkarir sebagai akuntan memiliki rerata rendah dibanding dengan proses perkuliahan PPAk dapat dilihat dari rerata masing-masing pernyataannya dimana X111 (3,88), X112 (2,94) dan X113 (3,59), pernyataan X111 memiliki nilai rerata tertinggi diantara nilai rerata pernyataan lainnya hal ini disebabkan karena sebagian besar responden berkeinginan untuk berkarir sebagai akuntan setelah studi strata satunya. Kemudian hasil penelitian untuk variabel PPAk (Y) dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana indikator minat terhadap PPAk memiliki nilai rerata tertinggi (3,74) sedangkan indikator PPAk terkait dunia kerja dengan nilai rerata sebesar (3,47). Penyebab indikator minat terhadap PPAk memiliki nilai rerata tertinggi dapat dilihat dari nilai rerata masing-masing pernyataan dimana Y111 (3,91), Y112 (3,64) dan Y113 (3,66), pernyataan Y111memiliki nilai rerata tertinggi diantara nilai rerata pernyataan lainnya hal ini disebabkan karena sebagian besar responden beranggapan bahwa Pendidikan Profesi Akuntansi dapat membantu perkembangan profesi akuntan. Sedangkan penyebab indikator PPAk terkait dunia kerja memiliki rerata rendah dibanding dengan minat terhadap PPAk dapat dilihat dari rerata masing-masing pernyataannya Y121 (3,44) dan Y122 (3,50), pernyataan Y122 memiliki nilai rerata tertinggi rerata Y121 hal ini disebabkan karena sebagian besar responden bekeinginan untuk mengikuti PPAk kareana setelah lulus dari PPAk dapat meningkatkan peluang kerja yang lebih besar. Dari hasil penelitian variabel persepsi (X) dan PPAk (Y) diatas dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan signifikannya hasil penelitian ini maka diambillah rerata pernyataan tertinggi dari masing- masing variabel X dan Y. Untuk variabel persepsi (X) pernyataan X121 memiliki nilai rerata tertinggi diantara nilai rerata pernyataan lainnya hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden memiliki keinginan yang tinggi untuk mengikuti proses perkuliahan PPAk demi meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi. Sedangkan untuk variabel PPAk (Y) pernyataan Y111memiliki nilai rerata tertinggi diantara nilai rerata pernyataan lainnya hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden beranggapan bahwa Pendidikan Profesi Akuntansi dapat membantu perkembangan profesi akuntan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Karjono (2010) yang menguji tentang Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi Tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK) dengan melakukan penelitian di Institut Bisnis Nusantara (IBN). Dengan temuan penelitiannya yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa S1 Akuntansi IBN tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
  • 12. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 11 mendapatkan hasil yang positif dan mahasiswa memahami akan tujuan PPAk yaitu menghasilkan sumber daya akuntan yang lebih berkompeten dan professional.Kemudian menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuneriya, dkk.(2013) yang menguji tentang Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Lama Pendidikan Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi di beberapa Perguruan Tinggi ada di Surakarta.Dengan temuan penelitiannya yang menyatakan bahwa persepsi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hasil peneletian ini juga mendukung Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) yang dikemukakan oleh Azjen (1991) dalam Susanti dan Gunarsih (2008) bahwa munculnya perilaku atau persepsi ditentukan oleh niat berperilaku yang dimiliki individu yang disebabkan karena sikap terhadap perilaku, dan norma subjektif, serta kontrol perilaku yang dipersepsikan. V. Kesimpulan Persepsi mahasiswa terhadap PPAk dilihat pada indikator proses perkuliahan PPAk, dimana tanggapan responden dipengaruhi tingginya keinginan mahasiswa strata satu Akuntansi Universitas Hasanuddin untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang Akuntansi. Bahwa untuk mempertahankan besarnya keinginan minat PPAk berdasarkan tanggapan responden dapat dilihat pada indikator minat terhadap PPAk, dimana tanggapan responden dipengaruhi tingginya minat mahasiswa strata satu Akuntansi Universitas Hasanuddin untuk membantu perkembangan profesi akuntan. Persepsi mahasiswa strata satu Akuntansi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perndidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Hal ini berarti bahwa mahasiswa strata satu Akuntansi telah menyadari tujuan dan pentingnya penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) tersebut. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada Pihak manajemen PPAk Universitas Hasanuddin Makassar hendaknya meningkatkan pendekatan berupa sosialisasi secara intensif kepada mahasiswa mengenai manfaat apa atau hal-hal apa saja yang diperoleh ketika mahasiswa mengikuti program PPAk sehingga timbul minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke program PPAk serta meningkatkan dukungan sarana dan prasarana di PPAk tersebut. Hal ini dapat dilihat pada rendahnya tanggapan responden terhadap indikator PPAk terkait dunia kerja. Kepada mahasiswa diharapkan mencari tahu hal-hal apa saja perlu dilakukan ketika ingin menjadi seorang akuntan. Hal tersebut terbukti dari rendahnya tanggapan responden indikator berkarir sebagai akuntan.
  • 13. Persepsi Mahasiswa Strata Satu Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Pada Universitas Hasanuddin Makassar) (Muh.ZahidinNizarAlimuddin, Herman Sjahruddindan Muh. Hamzah Idris, 2014) E-Library STIE YPBUP Bongaya 2014 12 Daftar Pustaka Ernawati, Widi Dwi dan Bambang Purnomosidhi, (2010). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku Yang Dipersepsikan, Dan Sunset Policy Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Niat Sebagai Variabel Intervening. Himmah, Elok Faiqqoh. (2013). Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Skandal Etis Auditor dan Corporate Manager Karjono, Albertus, (2010). Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi Tentangpendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). ESENSI 13 (2). Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia (2014) http://www.iaiglobal.or.id, diunduh 12 Mei 2014 Nurleni, (2012). Persepsi Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Publik Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassa, ASSETS 2 (2) Pemerintah Republik Indonesia (2011) Undang No. 5 Tahun 2011 2011 tentang Akuntan Publik. http://www.ristek.go.id, diunduh tanggal 14 Mei 2014 Rahmayani, (2013).Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Jiwa Cmhn (Community Mental Health Nurse) Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas di Kabupaten Bireuen, Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah 2(1). Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A, (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta ; Salemba Empat. Sugiyono, (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sulistomo, Akmal, (2012). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pengungkapan Kecurangan Susanti, Yeni dan Tri Gunarsih, (2008). Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku, Faktor Sosial Dan Kontrol Keperilakuan Yang Dirasakan Terhadap Minat Pembelian Tiket Pesawat Secara Online, National Conference on Management Research 2008 ISBN: 979- 442-242-8 Tempo, 30 April (2014) Hadi Poernomo mantan Direktur Jendral Pajak Kementrian Keuangan dan Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Trisnawati K., Mei, (2010). Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Berkarir Di Bidang Perpajakan Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta Yuneriya, Nanda Estie dkk. (2013). Pengaruh Motivasi, Persepsi Dan Lama Pendidikan Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi