Ok, ini neuromarketing, merupakan perkawinan ilmu neuroscience, statistik, IT, psikologi dan pemasaran. Jika pada akhir abad 20 alat-alat seperti fMRI scan, EEG biasa digunakan untuk mendiagnosis penyakit dalam, terutama otak. Kini alat tersebut dimanfaatkan untuk meneliti perilaku konsumen melalui OTAK.
2. Selama ini sangat mudah bagi
marketer untuk tahu APA yang
konsumen beli dari laporan
penjualan internal dan market
share.
Sumber: HBS Working Knowledge
3. metode riset pasar tradisional seperti
survey, face to face interview, FGD hanya
bisa membongkar kesadaran konsumen
berdasarkan pengalaman masa lalu dan
opini.
TAPI UNTUK TAHU KENAPA MEREKA
MEMUTUSKAN MEMBELI
Sumber: Dr. Thomas Zoega Ramsoy associate professor in
Copenhagen Business School; HBS Working Knowledge
4. Maksud saya, seberapa PERCAYA sobat
data atas INGATAN seseorang terhadap
peristiwa yang sudah lewat ?
Seberapa yakin sobat data kalau
informan/responden TIDAK BERBOHONG ?
Bisakah sobat data mengetahui mana
pernyataan informan yang DITAMBAHKAN,
DIKARANG ?
Seberapa yakin pengalaman MASA LALU
sampel menjadi pertimbangan untuk
KEPUTUSAN BISNIS sobat ?
5. Terlebih lagi, khususnya para peneliti
pasar pasti pernah merasakan ini:
Sumber: 'Neuromarketing': can science predict what we'll buy?
Telegraph.co.uk
"People USUALLY TELL market
researchers WHAT THEY THINK
THEY WANT to HEAR. We're social
animals and WE don't want to
OFFEND ANYONE."
-Dr. Stephen Sands, Market Researcher-