Ada beberapa hal penting dalam penjelasan Ta'lim Muta'alim pasal 6 tentang memulai belajar, yaitu memulai dari pelajaran yang mudah dipahami, membuat catatan untuk mengulang pelajaran, memulai belajar pada hari Rabu, dan mengambil pelajaran baru sesuai kemampuan hafalan siswa.
2. LATAR BELAKANG
Ilmu ma’ani pertama kali di kembangkan oleh Abd al- Qahir al- Jurzani.
Objek kajian ilmu ma’ani adalah kalimat-kalimat yang berbahasa arab. Tentu
ditemukannya ilmu ini bertujuan untuk mengungkap kemukjijatan al-Qur’an,
al-Hadits dan rahasia-rahasia kefasihan kalimat-kalimat bahasa Arab, baik
puisi maupun prosa. Disamping itu, objek kajian ilmu ma’ani hampir sama
dengan ilmu nahwu. Kaidah-kaidah yang berlaku dan digunakan dalam ilmu
nahwu berlaku dan digunakan pula dalam ilmu ma’ani. Perbedaan antara
keduanya terletak pada wilayahnya. Ilmu nahwu lebih bersifat murad (berdiri
sendiri) sedangkan ilmu ma’ani lebih bersifat tarkibi (dipengaruhi faktor lain).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hasan Tamam, bahwa tugas ilmu nahwu
hanya mengutak ngatik kalimah dalam suatu jumlah tidak sampai melangkah
pada jumlah yang lain.
3. Khabar ialah pembicaraan yang mengandung kemungkinan benar
atau bohong, semata-mata dilihat dari pembicaraannya itu sendiri jika
seseorang mengucapkan suatu kalimat yang mempunyai pengertian yang
sempurna, setelah itu kita bisa menilai bahwa kalimat tersebut benar atau
salah. Maka, kita bisa menetapkan bahwa kalimat merupakan kalam khabar
dikatakan benar jika maknanya sesuai dengan realita, dan dikatakan dusta
(kadzab) jika maknanya bertentangan dengan realita. 1
Adapun pengertian khabar menurut Al-Jaziim dan Mustafa Amin,
khabar adalah sesuatu yang boleh dikatakan kepada yang mengatakan,
apabila sesuai dengan keadaan maka yang berkata itu benar (jujur). Jika
kalamnya itu tidak sesuai dengan kejadian maka yang berkata itu bohong.
Ahmad Hasyim dan Al-Akhdori berkata; khabar adalah kalam yang
mengandung unsur benar dan bohong di dalamnya. 2
4. jenis jenis khobar
Jenis-jenis Kalam Khabar
Kalam khabari adalah kalimat yang diungkapkan untuk memberi tahu
sesuatu atau beberapa hal kepada mukhatab. Ketika menyampaikan
suatu pesan perlu dipertimbangkan kondisi mukhatab. Ada tiga keadaan
mukhatab yang perlu dipertimbangkan dalam mengungkapkan kalam
khabari
Mukhatab yang belum tahu apa-apa (kholidzihni) الذهن
خالى
Mukhatab khalidzihni adalah keadaan mukhatab yang belum
tahu sedikitpun tentang informasi yang disampaikan. Mukhatab
dioerkirakan akan menerima dan tidak ragu-ragu tentang
informasi yang akan disampaikan
Mukhatab yang diperkirakan ragu-ragu dengan
informasi yang akan kita sampaikan maka perlu diperkuat
dengan taukid. Keraguan mukhatab bisa disebabkan dia
mempunyai informasi lain yang berbeda dengan informasi yang
kita sampaikan atau karena keadaan mutakallim yang kurang
meyakinkan. Maka mukhatab jenis ini diperlukan adanya
taukid.
5. kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kalam terbagi dua yaitu;
Kalam Khabari dan Kalam Insya’i. Kalam Khabari adalah pembicaraan yang
mengandung kemungkinan benar atau bohong, semata-mata dilihat dari
pembicaraannya itu sendiri jika seseorang mengucapkan suatu kalimat yang
mempunyai pengertian yang sempurna, setelah itu kita bisa menilai bahwa
kalimat tersebut benar atau salah. Sedangkan Kalam Insya’i adalah sesuatu
yang tidak dapat diambil kesimpulan atau tidak bisa dibenarkan kecuali
apabila dilafadzkan.
Adapun pembagi
7. Adanya pembelajaran yang
dibentuk oleh para peserta didik
secara mandiri.
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
DALAM TEORI
Adanya aturan yang jelas tentang
interaksi sosial
Adanya hubungan antara pemahaman
baru yang dimiliki para peserta didik
dengan pemahaman lama yang mereka
miliki
Adanya kebutuhan terhadap
pembelajaran otentik untuk
mewujudkan pembelajaran yang
bermakna (meaningful learning)
8. Konstruktivisme adalah satu pandangan
bahwa peserta didik membina sendiri
pengetahuan (individual perception) atau
konsep secara aktif berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang ada
(prior experience). Dalam proses ini,
peserta didik akan menyesuaikan
pengetahuan yang diterima dengan
pengetahuan yang ada untuk membina
pengetahuan baru.
Dalam dunia pendidikan, konstruktivisme
menunjukkan pada teori perolehan
pengetahuan dan belajar. Teori-teori
tersebut menyatakan bahwa
pengetahuan itu dibentuk bukan diterima
dari dari dunia luar an sich. Misalnya,
pengetahuan tidak berada di dalam buku
akan tetapi lebih pada pengetahuan yang
diproses melalui kegiatan membaca.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa
ciri atau prinsip belajar yang dijelaskan
sebagai berikut:
a. Belajar berarti mencari makna.
Makna diciptakan oleh peserta didik
dari apa yang mereka lihat, dengar,
rasa, dan alami.
b. Konstruksi makna adalah proses
yang terus menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan
mengumpulkan fakta, tetapi
merupakan pengembangan pemikiran
dengan membuat pengertian yang
baru.
d. Hasil belajar seseorang tergantung
pada apa yang telah diketahui si
subjek belajar, tujuan, motivasi yang
memengaruhi proses interaksi
dengan bahan yang sedang
dipelajari.
10. Para ilmuwan berpendapat bahwa minimal ada tiga fungsi teori,
yaitu: 1) mendeskripsikan; 2) menjelaskan; dan 3) memprediksi.
Suatu teori dapat teraplikasi bila diformulasikan dalam konsep
pembelajaran. Berdasarkan teori- teori belajar dapat ditentukan
beberapa pendekatan pembelajaran, selanjutnya berdasarkan
beberapa pendekatan dapat ditentukan beberapa model
pembelajaran. Konstruktivisme sebagai suatu teori belajar memiliki
implikasi pada teori pembelajaran. Selain itu, konstruktivisme
sebagai suatu teori memiliki pendekatan dan model pembelajaran
tertentu.
11. CONTOH IMPLIKASI TEORI BELAJAR KONTRUKSI DALAM
PEMBELAJARAN PAI
Merujuk pada teori Piaget, maka peserta didik yang berada pada jenjang SMP/MTs (usia sekitar 12-14/15 tahun),
termasuk dalam kategori tingkat operasional formal. Pada periode ini anak dapat menggunakan operasi- operasi
konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Kemajuan utama pada peserta didik pada
periode ini adalah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa konkret.
Peserta didik sudah mampu berpikir abstrak, karena itu pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan pada jenjang
SMP/MTs.
Dengan menggunakan teori konstruktivisme, guru Pendidikan Agama Islam pada jenjang SMP/MTs. tidak merasa
kesulitan ketika membelajarkan peserta didik dengan menggunakan bahan ajar yang bersifat konsep. . Peserta
didik pada jenjang pendidikan ini sudah memiliki keterampilan berpikir abstrak. Oleh karena itu, model
pembelajaran kooperatif sebagai bagian dari teori konstruktivisme dapat digunakan untuk mengkonstruksi
pengetahuan peserta didik
Guru dapat mengarahkan peserta didik untuk membentuk beberapa kelompok belajar. Sesuai dengan sintaks
pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dengan model pembelajaran
seperti ini, peserta didik dapat berinteraksi dengan peserta didik lain untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan
mereka tentang materi yang disampaikan.
12. Beberapa implikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke
bagian- bagian dan lebih mendekatkan kepada konsep-
konsep yang lebih luas.
b. Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan
pertanyaan dan ide-ide peserta didik
c. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada
sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan
d. Peserta didik dipandang sebagai pemikir
yang dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya.
e. Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik terjalin
di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran.
14. Humanisme bahasa Latinnya humanus berarti manusia dan memiliki arti manusiawi atau sesuai dengan
kodrat manusia. Teori Humanisme adalah teori yang bukan hanya mengembangkan kualitas kognitif akan tetapi
juga mengembangkan psikomotorik dan efektif, sehingga dalam proses pembelajaran nilai kemanusiaan yang
terdapat dalam diri peserta didik dapat dikembangkan. Teori humanistik berasumsi bahwa teori belajar apapun
baik dan dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu pemcapaian aktualisasi diri,
pemahaman diri, serta realisasi diri orang belajar secara optimal.
Pemikiran pendidikan ini mengantarkan pandangan bahwa anak adalah individu yang memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi sehingga muncul keinginan belajar. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa eksistensialisme
adalah suatu humanisme
Teori humanistik berasumsi bahwa teori belajar apapun baik dan dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia yaitu pemcapaian aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang belajar
secara optimal.
15. Abraham Maslow Carl Rogers
Berdasarkan teori Abraham Maslow teori humanisme
ini lebih mengedepankan motivasi untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara penuh.
Menurut Maslow manusia memiliki 5 macam
kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan
fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan
rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan
akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem
needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-
actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
Sehingga pendidikan humanistik haruslah pendidikan
yang mencakup lima kebutuhan tersebut
Carl Rogers lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Humanisme tertuju pada
masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan
dibimbing oleh keinginan pribadi yang dihubungkan
terhadap pengalaman mereka sendiri. Teori Carl
Rogers didasarkan pada suatu “daya hidup” yang
disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan
aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang
menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan
bertujuan mengembangkan seluruh potensinya
semaksimal mungkin
PANDANGAN PARA PAKAR PSIKOLOGI TENTANG
TEORI HUMANISTIK
17. Adapun implikasi positif teori ini ke dalam pembelajaran PAI adalah
sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Mengakomondasi kebutuhan rasa aman secara fisik maupun psikis.
3. Kebutuhan sosial dibutuhkan seseorang supaya ia dianggap sebagai warga
komunitas sosialnya.
4. Kebutuhan ego termasuk juga keinginan untuk mendapatkan prestasi dan
memiliki wibawa.
5. Kebutuhan aktualisasi merupakan kebutuhan untuk menunjukkan dan
membuktikan dirinya pada orang lain.
Teori di atas mengorieantasikan manusia sebagai subjek yang dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya untuk kemudian dapat mengaktualisasikan diri
sebagai manusia yang utuh. Konsep ini sejalan dengan tujuan ajaran Agama Islam
yang selalu mengedepankan nilai-nilai agama sebagai landasan motivasi untuk
berbuat. Salah satunya menjalankan kewajiban khilafah di muka bumi.
19. TINGKAT
PELAJARAN YANG
DIDAHULUKAN
Sebaiknya dimulai dengan pelajaran-
pelajaran yang dengan mudah telah
bisa di fahami. Syaikhul Islam Ustadz
Syarifuddin Al-Uqaili berkata;
“Menurut saya, yang benar dalam
masalah ini adalah seperti yang telah
dikemukakan oleh para guru kita.
MEMBUAT
CATATAN
Sebaiknya sang murid
membuat catatan sendiri
mengenai pelajaranpelajaran
yang sudah di fahami
hafalannya, untuk kemudian
sering diulang-ulang kembali.
Karena dengan cara begitu,
akan bermanfaat sekali.
HARI
MULAI
BELAJAR
Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin
memulai belajar tepat pada hari rabu.
Dalam hal ini beliau telah
meriwayatkan sebuah hadist sebagai
dasarnya, dan ujarnya: Rasulullah
saw bersabda: ” tiada lain segala
sesuatu yang di mulai pada hari rabu,
kecuali akan menjadi sempurna.
PANJANG
PENDEKNYA
PELAJARAN
Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar
Az-Zanji berkata: guru-guru kami berkata:
“sebaiknya bagi orang yang mulai belajar,
mengambil pelajaran baru sepanjang yang
kira-kira mampu dihafalkan dengan faham,
setelah diajarkannya dua kali berulang.
Kemudian untuk setiap hari, ditambah
sedikit demi sedikit sehingga setelah
banyak dan panjang pun masih bisa
menghafal dengan paham pula setelah
diulang dua kali
22. Please keep this slide for attribution
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
THANKS!
Does anyone have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com