Seorang tukang batu bernama Ian selalu mengeluhkan pekerjaannya. Suatu hari, ia bertemu Dewi R. yang mengabulkan permintaannya menjadi matahari, awan, dan batu besar. Namun ia tetap tidak puas hingga akhirnya sadar bahwa pekerjaannya sebagai tukang batu adalah yang terbaik.
Tukang batu yang bersyukur setelah menjadi berbagai makhluk
1. Dahulu kala ada seorang tukang batu yang setiap harinya mendaki gunung untuk
memecah batu. Dia bekerja sambil bernyanyi tentang kemiskinannya. Dia selalu mengeluh
dengan semua yang dia miliki. Suatu ketika, cuaca sangatlah panas, dia merasa tidak sanggup lagi
untuk bekerja sebagai tukang batu dan dia pun mengeluh.
Tukang batu : “Mengapa matahari itu sangat kuat menyinariku? Dan mengapa aku tidak kuat
sepertinya ? Coba aku bisa menjadi seperti matahari itu, pasti aku tidak akan
merasa panas seperti ini.
Tiba-tiba muncullah seorang bidadari dari kahyangan. Dan diapun menyanggupi
permintaan tukang batu itu.
Bidadari : “Hai tukang batu. Aku adalah bidadari dari kahyangan, aku diperintahkan untuk
memenuhi apa yang kamu inginkan. Karena baru saja kamu ingin menjadi
matahari, maka akan aku kabulkan permintaan itu.”
Dan jadilah tukang baru itu menjadi matahari. Dengan bangga dia memamerkan kekuatannya.
Tukang batu : “Sekarang aku menjadi yang terkuat. Tidak ada yang bisa mengalahkanku.”
Bidadari : “Ya, kamu sekarang menjadi kuat.”
Tidak lama setelah tukang batu itu menjadi matahari, muncul awan mendung dengan
halilintarnya yang siap menghujani bumi ini. Awan mendung itu selalu berusaha menutupi
dirinya. Matahari melihatnya dengan tatapan iri.
Tukang batu (Matahari) : “Bidadari, siapa dia ? beraninya dia menutupi aku yang kuat ini.
Aku ingin menjadi seperti dia yang bisa menutupi matahari dan
menghujani bumi.”
Bidadari : “Dia itu awan mendung, tugasnya memang untuk selalu menutupimu. Baiklah
jika kamu ingin menjadi seperti dirinya. Aku akan memenuhi permintaanmu.”
Dan sedetik kemudian, matahari itu menjadi awan mendung. Dengan bangga dia
memperkenalkan dirinya sebagai awan mendung.
Tukang batu (Awan) : “Sekarang tidak ada yang bisa mengalahkan aku. Aku ini yang bisa
menutupi matahari dan membuat hujan.”
Tapi tiba-tiba awan mendung itu melihat sebongkah batu besar menghalangi jalannya air
hujan yang dia hasilkan. Dia pun marah.
Tukang batu (Awan) : “Bidadari, mengapa batu besar itu terlihat sangat kuat ? mengapa dia bisa
menghalangi aliran airku ? aku ingin menjadi sepertinya, bidadari. Jadikan
aku seperti dia.”
Bidadari : “Baik Awan, sudah tugasku memenuhi permintaanmu.”
2. Dan jadilah awan mendung itu batu besar yang kuat dan tidak bisa tergeser oleh siapapun.
Tetapi tak lama kemudian, ia melihat seorang manusia yang dengan kuatnya memecah batu-batu
besar lainnya.
Tukang batu (Batu) : “Akhirnya aku menjadi yang paling kuat. Tapi siapa itu ? kuat sekali
manusia itu bisa menghancurkan teman-temanku.”
Bidadari : “manusia itu adalah tukang batu seperti dirimu dulu. Tugasnya memang untuk
memecahkan batu-batu besar. Apa kau ingin menjadi sepertinya ?”
Tukang batu : “ya bidadari, aku ingin menjadi seperti dia. Aku baru sadar ternyata diriku yang
dulu sangatlah kuat.”
Dan saat itu pun jadilah batu besar seorang manusia yang berprofesi sebagai tukang batu.
Dan sejak saat itu, tukang batu itu menjadi sangat bersyukur. Dia tidak pernah mengeluh lagi. Dia
selalu ditemani oleh nyanyian gembira yang dia nyanyikan saat dia bekerja.
TOKOH
Prolog : Esa
Tukang batu : Ian
Bidadari : Dewi R.
Matahari : Dian
Awan : Hadi
Batu besar : Zidni