SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Permasalahan
Eksploitasi
Pendapatan Daerah
dalam Otonomi Daerah
Oleh :
Kelompok 1
NAMA ANGGOTA :
1. Adi Murdiono
2. Ari Cahya
3. Arinda B Wicaksono
4. Desy A Rahmadanti
5. Egi Fahroji
6. Eka Putra Tri Rahanda
7. Farida Ainun Nadhiroh
8. Herlambang Prihandoko
9. Kiki Putri Yuanastiti
10.Khotim
11.Ristika Febrianti
Secara definitif, otonomi daerah adalah kewenangan
daerah untuk dapat mengatur dan mengurus berbagai
kepentingan masyarakat secara mandiri serta
berdasar pada aspirasi masyarakat. Di lain sisi,
menurut UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur
dan mengurus pemerintahan dalam taraf kepentingan
masyarakat
OTONOMI DAERAH
Kelompok 1
UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
1. Political Equality
Mengelaborasikan otonomi daerah sebagai
suatu kebijakan akan turut serta dalam
meningkatkan partisipasi politik di
tingkatan daerah.
2. Local Accountability
Menjalankan otonomi daerah berarti ikut
mengakselerasi dan mengeskalasi tanggung
jawab pemerintah daerah dalam mencapai
sistem yang aspiratif oleh masyarakat
daerah.
3. Local Responsiveness
Terakhir, otonomi daerah akan ikut
mengeskalasi respon pemerintah terhadap
berbagai persoalan sosial maupun ekonomi di
tingkat daerah.
TUJUAN DARI OTONOMI DAERAH
Kelompok 1
UNIVERSITAS MAYJEN
SUNGKONO
Undang-Undang RI No 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Pendapatan asli daerah merupkaan sumber
keuangan daerah yang digali dari
wilayah daerah yang bersangkutan
Dilansir dari situs resmi Kementerian
Keuangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD),
adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. PAD bertujuan
memberikan kewenangan kepada Pemerintah
Daerah untuk mendanai pelaksanaan
otonomi daerah sesuai dengan potensi
daerah sebagai perwujudan
desentralisasi.
PENDAPATAN DAERAH
Kelompok 1
UNIVERSITAS MAYJEN
SUNGKONO
 SUMBER SUMBER PENDAPATAN DAERAH
• Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya
sendiri yang dipungut berdasarkan Undang-Undang yang terdiri dari :
1. Pendapatan Pajak Daerah Pajak Daerah
2. Pendapatan Retribusi Daerah
3. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang Sah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana penerimaan dan pengeluaran pada
pemerintah daerah selama satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
• Fungsi APBD menurut PP No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah antara lain:
1. Otorisasi
2. Perencanaan
3. Pengawasan
4. Alokasi
5. Distribusi
6. Stabilisasi
Penetapan APBD harus dilaksanakan tepat waktu seperti yang tertuang dalam Pasal 312 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui
bersama rancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap
tahun. Sehingga paling lambat tanggal 30 November harus sudah ada kesepakatan antara Kepala Daerah dan
DPRD.
Penerimaan dan Pengeluaran Pendapatan
Daerah
Definisi penerimaan adalah semua penerimaan rekening kas umum
daerah yang berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya dan pencairan dana cadangan. Penerimaan tersebut
diakui saat diterima pada rekening kas umum daerah. Sedangkan
akuntansinya dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

More Related Content

Similar to Permasalahan Eksploitasi Pendapatan Daerah dalam Otonomi Daerah.pptx

Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahIyens Syeikhbu
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahEga Putra
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Ike Hanisyah
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxReisdro
 
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahNorsel Maranden
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahSuprijanto Rijadi
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahWinarto Winartoap
 
PP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
PP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan DaerahPP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
PP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan DaerahSumardi Arahbani
 
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHOTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHDadang Solihin
 
UU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasirUU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasirYasir Partomo
 
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...Penataan Ruang
 
Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004tamihakim
 
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahBINA BANGUN BANGSA
 

Similar to Permasalahan Eksploitasi Pendapatan Daerah dalam Otonomi Daerah.pptx (20)

Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptx
 
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 
PP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
PP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan DaerahPP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
PP Nomor 1 Tahun 2024 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
 
UU_NO_23_2014.PDF
UU_NO_23_2014.PDFUU_NO_23_2014.PDF
UU_NO_23_2014.PDF
 
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHOTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
 
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptxSOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
 
UU no 32_2004
UU no 32_2004UU no 32_2004
UU no 32_2004
 
Otonomi daerah uraian
Otonomi daerah   uraianOtonomi daerah   uraian
Otonomi daerah uraian
 
UU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasirUU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasir
 
UU 28 2009
UU 28 2009UU 28 2009
UU 28 2009
 
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
 
Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 

More from Egi Fahroji

OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN  DAERAH.pptxOTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN  DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH.pptxEgi Fahroji
 
KENAKALAN REMAJA.pptx
KENAKALAN REMAJA.pptxKENAKALAN REMAJA.pptx
KENAKALAN REMAJA.pptxEgi Fahroji
 
EKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptx
EKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptxEKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptx
EKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptxEgi Fahroji
 
Pernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptx
Pernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptxPernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptx
Pernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptxEgi Fahroji
 
Proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptx
Proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptxProses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptx
Proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptxEgi Fahroji
 
Pernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxPernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxEgi Fahroji
 
Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptx
Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptxAnalisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptx
Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptxEgi Fahroji
 
Kebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptx
Kebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptxKebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptx
Kebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptxEgi Fahroji
 
PRESENTASI TENTANG PERANAN PERS
PRESENTASI TENTANG PERANAN PERSPRESENTASI TENTANG PERANAN PERS
PRESENTASI TENTANG PERANAN PERSEgi Fahroji
 

More from Egi Fahroji (9)

OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN  DAERAH.pptxOTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN  DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH.pptx
 
KENAKALAN REMAJA.pptx
KENAKALAN REMAJA.pptxKENAKALAN REMAJA.pptx
KENAKALAN REMAJA.pptx
 
EKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptx
EKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptxEKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptx
EKSISTENSI KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN SERTA SUMBER HUKUM TATA NEGARA.pptx
 
Pernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptx
Pernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptxPernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptx
Pernikahan Dini Dalam Hukum Indonesia.pptx
 
Proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptx
Proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptxProses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptx
Proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.pptx
 
Pernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxPernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptx
 
Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptx
Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptxAnalisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptx
Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Saat Terjadinya Bom Bali .pptx
 
Kebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptx
Kebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptxKebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptx
Kebocoran Data Pribadi dalam Perbankan.pptx
 
PRESENTASI TENTANG PERANAN PERS
PRESENTASI TENTANG PERANAN PERSPRESENTASI TENTANG PERANAN PERS
PRESENTASI TENTANG PERANAN PERS
 

Permasalahan Eksploitasi Pendapatan Daerah dalam Otonomi Daerah.pptx

  • 2. NAMA ANGGOTA : 1. Adi Murdiono 2. Ari Cahya 3. Arinda B Wicaksono 4. Desy A Rahmadanti 5. Egi Fahroji 6. Eka Putra Tri Rahanda 7. Farida Ainun Nadhiroh 8. Herlambang Prihandoko 9. Kiki Putri Yuanastiti 10.Khotim 11.Ristika Febrianti
  • 3. Secara definitif, otonomi daerah adalah kewenangan daerah untuk dapat mengatur dan mengurus berbagai kepentingan masyarakat secara mandiri serta berdasar pada aspirasi masyarakat. Di lain sisi, menurut UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam taraf kepentingan masyarakat OTONOMI DAERAH Kelompok 1 UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
  • 4. 1. Political Equality Mengelaborasikan otonomi daerah sebagai suatu kebijakan akan turut serta dalam meningkatkan partisipasi politik di tingkatan daerah. 2. Local Accountability Menjalankan otonomi daerah berarti ikut mengakselerasi dan mengeskalasi tanggung jawab pemerintah daerah dalam mencapai sistem yang aspiratif oleh masyarakat daerah. 3. Local Responsiveness Terakhir, otonomi daerah akan ikut mengeskalasi respon pemerintah terhadap berbagai persoalan sosial maupun ekonomi di tingkat daerah. TUJUAN DARI OTONOMI DAERAH Kelompok 1 UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
  • 5. Undang-Undang RI No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pendapatan asli daerah merupkaan sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan Dilansir dari situs resmi Kementerian Keuangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. PENDAPATAN DAERAH Kelompok 1 UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
  • 6.  SUMBER SUMBER PENDAPATAN DAERAH • Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Undang-Undang yang terdiri dari : 1. Pendapatan Pajak Daerah Pajak Daerah 2. Pendapatan Retribusi Daerah 3. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang Sah
  • 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah • Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana penerimaan dan pengeluaran pada pemerintah daerah selama satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan peraturan daerah. • Fungsi APBD menurut PP No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah antara lain: 1. Otorisasi 2. Perencanaan 3. Pengawasan 4. Alokasi 5. Distribusi 6. Stabilisasi Penetapan APBD harus dilaksanakan tepat waktu seperti yang tertuang dalam Pasal 312 ayat (1) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun. Sehingga paling lambat tanggal 30 November harus sudah ada kesepakatan antara Kepala Daerah dan DPRD.
  • 8. Penerimaan dan Pengeluaran Pendapatan Daerah Definisi penerimaan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah yang berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya dan pencairan dana cadangan. Penerimaan tersebut diakui saat diterima pada rekening kas umum daerah. Sedangkan akuntansinya dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).