1. Materi yang akan disampaikan meliputi proporsi dan operator logika, bilangan biner, dan pengenalan pola.
2. Proporsi adalah pernyataan yang bernilai benar atau salah, sedangkan operator logika digunakan untuk operasi logika yang menghasilkan nilai true atau false.
3. Pengenalan pola menggunakan komputer untuk menemukan pola dalam data guna memahami informasi penting dan mendeteksi objek.
2. Anggota kelompok kami
01 35
12 1
6
Afiah
Zahroh
Ira
Kurniawati
Mutia
Ramadhan
i
Yuanita
Melafayz
a
Catatan :
Kami dari kelas
X AKL 1
3. Proporsi dan operator
logika (konjungsi,
disjungsi,
silogisme,ingkaran)
Materi
yang akan
kami
sampaikan
Bilangan Binner
Pengenalan Pola
Penalaran deduktif,
induktif, dan
abduktif
4.
5. Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang
bertujuan untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap khusus berdasarkan fakta-
fakta yang bersifat umum. Dengan kata lain
deduksi merupakan suatu penalaran untuk
menyimpulkan hal khusus dari sejumlah proposisi
umum.
Contoh Penalaran deduktif:
Beras merupakan komoditi bagi orang Indonesia
(umum), tetapi ada beberapa wilayah yang
penduduknya mengkonsumsi sagu (khusus)
seperti maluku dan papua (khusus).
Penalaran deduktif
6. Penalaran Induktif adalah proses berfikir
untuk menyimpulkan suatu kebenaran yang
dilakukan berdasarkan pada apa-apa yang
bersifat khusus,kemudian ditarik suatu
kesimpulan kebenaran yang sifatnya
umum/universal.
Penalaran Abduktif adalah metode untuk memiliki
argumentasi terbaik dari sekian banyak
argumentasi yang mungkin.Oleh sebab itu
abduktif sering disebut dengan argumentasi
menuju penjelasan terbaik.
Penalaran Induktif
Penalaran
Abduktif
7.
8. A. Proporsi
> Sebuah pernyataan atau kalimat deklaratif yang memiliki bernilai benar (true)
atau salah (false),tapi tidak keduanya.
2. Operator Logika
> Operator logika digunakan untuk melakukan operasi logika yang akan
menghasilkan nilai bertipe Boolean yaitu true dan false.
Konjungsi (∧), disjungsi (∨), implikasi (→), dan biimplikasi (↔). Konjungsi adalah
kata penghubung 'dan', disjungsi adalah 'atau', implikasi adalah 'jika' 'maka', dan
terakhir adalah biimplikasi berupa 'jika' dan 'hanya jika'.
Proporsi dan operator logika (konjungsi,
disjungsi, silogisme,ingkaran)
9.
10. Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem
penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1.[1] Sistem bilangan
biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem
bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari
sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau
Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit.
Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1
Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun
komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange
menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.
Bilangan Biner
11.
12. Gambaran pengenalan pola adalah sebagai berikut ini:
Manusia dapat mengenali objek yang dilihatnya karena otak manusia telah belajar
mengklasifikasi objek-objek di alam sehingga mempunyai kemampuan untuk membedakan
suatu objek dengan objek yang lain. Kemampuan sistem visual manusia tersebut yang
dicoba ditiru oleh sebuah mesin. Komputer menerima masukan yaitu berupa citra objek
yang akan diidentifikasi, kemudian memproses citra tersebut dan memberikan output
berupa informasi atau deskripsi objek di dalam citra.
Jadi, pengertian pengenalan pola yaitu penggunaan komputer untuk menemukan
keteraturan-keteraturan dalam suatu data untuk mendapatkan pemahaman atau informasi
yang penting dari keteraturan yang sudah ditemukan. Tujuan dari pengenalan pola yaitu
untuk memberikan kamampuan kepada komputer dalam mendeteksi keberadaan suatu
objek atau peristiwa pada suatu lingkungan dan menentukan nama atau jenis dari objek
atau peristiwa tersebut.
Pengenalan Pola
13. INFORMATIK KELAS X AKL
1
Terim
a
Kasih
Pengampu:
Dyah Winengku R.
,S.P.D