Kopi lelet berasal dari Desa Gedongmulyo, Lasem pada tahun 1930-an. Awalnya dikenal sebagai kopi sedulit, dijual di warung-warung dekat galangan kapal milik Belanda bernama Berendsen. Para pekerja galangan sering mampir ke warung untuk minum kopi dan mengoleskan ampas kopi ke rokok mereka. Kebiasaan ini menular dan wilayah itu dikenal sebagai penjual kopi sedulit.
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Asal mula kopi lelet
1. 20/10/21 13.11 Tumblr
https://www.tumblr.com/blog/summerspring-cod 1/3
Asal Mula Kopi Lelet
Sejarah Kopi Lelet
Galangan kapal tuan Berendsen di Desa Dasun,
Lasem, pada 1930, turut mewarnai sejarah kopi
lelet. (Foto: Sejarah Kota Lasem)
Ternyata, meski menjadi kopi otentik dari Rembang,
hanya segelintir orang yang mengetahui sejarah
panjang secangkir kopi lelet. Merasa tertarik untuk
mengulik ceritasejarahnya, Tagar menyambangi
kediaman Ernantoro, sejarawan yang sangat hafal
seluk beluk sejarah di Lasem.
Rumah Toro, sapaan akrabnya, berada di kawasan
Desa Gedongmulyo. Sebelumnya, kami telah
janjian lewat pesat WhatsApp untuk mengulas
sejarah kopi lelet. Senyum ramah menyambut dan
Tagar dipersilahkan Toro masuk ke ruang tamu.
Tak disangka, Toro telah menyiapkan denah
perkembangan kopi lelet yang digambarkan pada
sebuah papan tulis. Tak ketinggalan suguhan
segelas kopi menjadi penghangat cerita pada
Jumat, 20 Maret 2020, selepas Jumatan.
Maka dimulailah asal usul kemunculan kopi lelet di
kisaran tahun 1930. Awalnya kopi lelet bernama
kopi sedulit. Kala itu, Desa Gedongmulyo dikenal
sebagai desa pusat penjualan kopi sedulit pertama
di Lasem.
Kopi tersebut banyak disuguhkan di deretan
warung di kawasan perbatasan dengan Desa
Dasun. Diketahui, Gedongmulyo dan Dasun
dipisahkan oleh Sungai Babagan, sungai yang
membelah wilayah Lasem sejak tahun 1700.
Dengan cara mengoleskan ampas kopi yang airnya
telah mereka minum menggunakan jari telunjuk
atau biasa disebut didulit.
Warung makan yang juga menyuguhkan kopi
sedulit itu biasa melayani pekerja kapal di galangan
2. 20/10/21 13.11 Tumblr
https://www.tumblr.com/blog/summerspring-cod 2/3
yang ada di Desa Dasun. Usai kerja atau pas jam
istirahat siang, para pekerja biasa menyeberangi
Sungai Babagan untuk menikmati segelas kopi
sedulit.
“Dulu berjejer banyak warung-warung yang jualan
kopi dan pembelinya para tukang yang kerja di
galangan kapal. Mereka melewati jembatan kecil
yang menghubungkan dua desa tersebut untuk
menuju ke warung,” tutur dia.
Berhenti sejenak Toro mempersilahkan Tagar
menikmati suguhan kopi. Mumpung masih hangat,
katanya. Sambil menunjuk denah sejarah kopi lelet,
pria itu kembali melanjutkan ceritanya. Ia menyebut
nama seorang Belanda, Berendsen, sebagai
pemilik galangan kapal di Dasun.
Setidaknya ada enam galangan yang dimiliki
Berendsen kala itu. Sampai di sini, Toro kemudian
memperlihatkan foto zaman dulu yang
memperlihatkan gambar enam galangan kapal
yang ia maksud. “Banyak warga pribumi Lasem
yang bermata pencarian dengan bekerja di
galangan kapal itu,” sebut dia.
Dan dari sejumlah warung makan langganan para
pekerja kapal, warung Mbah Toyib kerap dijadikan
tempat nongkrong sebelum mereka pulang ke
rumah masing-masing. Dari tempat itu lah muncul
kebiasaan unik untuk menambah awet rokok yang
mereka isap.
“Dengan cara mengoleskan ampas kopi yang
airnya telah mereka minum menggunakan jari
telunjuk atau biasa disebut didulit,” ujar dia.
Lambat laun kebiasaan tersebut menular dari
pekerja satu ke pekerja lain hingga kawasan
warung tersebut dikenal dengan sebutan warung
kopi sedulit.
Kini anda bisa menikmati Perpaduan Ciri Khas Kopi
Lelelt Kahas Kota Rembang dengan Bahan Baku
Biji Kopi Pilihan Dari Lampung Barat menghasilkan
Kopi dengan Aroma Harum serta rasa yang tidak
3. 20/10/21 13.11 Tumblr
https://www.tumblr.com/blog/summerspring-cod 3/3
terlalu pat dengan keasamanyang Rendah
menjadikan produk kopi yang memiliki citra rasa
unik perpaduan rasa Nutty dan Caramel. Dengan
Klik Situs Di bawah Ini
https://kopileletliwalampung.blogspot.com/