1. SINOPSIS REAL STORY CEREBRAL PALSY
REAL STORY OF CEREBRAL PALSY adalah kisah nyata perjalanan hidup
seorang pemuda disabilitas dengan kategori Cerebral Palsy atau kelumpuhan otak
yang menggunakan kursi roda yang terlahir di Kabupaten Cianjur yaitu diriku.
Dikisahkan, aku terlahir dari sebuah keluarga yang penuh cinta & kasih sayang.
Hal tersebut terlihat saat, diriku diajak oleh mereka untuk mengunjungi beberapa
kota di Indonesia yang indah. Selain itu, diriku juga sangat berambisi untuk
mengejar masa depan dengan menempuh pendidikan. ketidaktersediaan sekolah
yang menerima siswa disabilitas di Cianjur, membuat ia melakukan perpindahan
bersama sang pengasuh ke Kota Bandung & kami tinggal di sebuah kamar kost.
Di sana, aku bersekolah di sebuah slb yang khusus menerima siswa
disabilitas tunadaksa yang termasuk Cerebral Palsy sebagai salah satu
klasifikasinya. Diriku memiliki beberapa teman & guru yang cukup akrab padaku.
Namun, di sekolah tersebut ada juga yang kerap mencibir diriku. Cibiran itu,
sempat membuatku terpuruk karena jauhnya orang tua membuatku tak bisa
mengadu pada mereka. Namun, untuk menyemangatiku terdapat seorang guru
yang memberikan motivasi untuk memulai berkarya dengan menciptakan puisi
untuk mengungkapkan apa yang kurasakan.
1.
2. Semenjak kejadian itu, diriku senang menulis puisi. Beragam kejadian,
kutuangkan ke dalam bentuk tulisan baik yang telah lama kualami maupun peristiwa
yang baru kualami. Terlebih, aku mempunyai perasan yang lebih sensitif dari lelaki
pada umumnya saat menghadapi mereka yang bertindak baik maupun buruk
kepadaku. Dari situ aku mengerti bahwa, rangkaian kata dapat mengungkapkan
sebuah perasaan. Sehingga, puisi kumanfaatkan sebagai media komunikasi dengan
kemasan yang menarik.
Selain belajar & menulis puisi, aku juga kerap berinteraksi dengan kakak-
kakak mahasiswa dari jurusan fisioterapi. Bahkan merekapun, kerap melakukan
terapi yang bertempat di kosanku. Bentuk terapinya adalah latihan kelenturan
tangan menggunakan lilin malam. Karena kami sering bertemu, memicu diriku
menyukainya. Namun, aku sadar umur & kemampuan kami jauh berbeda.
Akhirnya, rasa itu kupendam & dituangkan ke dalam bentuk puisi yang tak pernah
diketahui olehnya.
2.
3. Disamping kegiatan fisioterapi, akupun mengikuti ekstrakulikuler Pramuka di
sekolah. Para pembinapun, menyesuaikan kegiatannya dengan kemampuan siswa-
siswi. Selain itu, aku dipercaya oleh sekolah untuk mengikuti Jambore ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus) di tingkat Nasional. Di sana, aku mengikuti beragam kegiatan
yang menyenangkan seperti halang rintang & pembuatan hasta karya. Akhirnya, aku
meraih juara pada Jambore tersebut sehingga dapat menginspirasi teman-teman di
sekolah.
Untuk menunjang kegiatan belajar & berkarya, aku diberikan laptop oleh
orang tua. Dari pemberian itu, aku mempelajari berbagai prangkat lunak yang terdapat
di dalamnya. Prangkat tersebut, aku gunakan untuk mendokumentasikan puisi &
mengolahnya menjadi gambar yang menarik. Setelahku melakukan semua itu, aku
mempelajari cara membuat website bersama seorang guru. Tujuannya, agar apa
yangku buat dapat dengan mudah diketahui orang banyak.
3.