SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
PUPUK ferti - BLITZ
Pupuk berteknologi terbaru  di
tanaman kelapa sawit diaplikasi
melalui pangkal pelepah muda
Mari kita ingat kembali apa itu
pupuk, pemupukan, dll
PUPUK dan PEMUPUKAN
 Pupuk : bahan organik/anorganik baik yang alami
maupun buatan yang diberikan ke dalam sistem
tanah-tanaman dengan tujuan untuk menyedia-
kan hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan
demikian, pupuk dapat diberikan melalui tanah,
daun dan bagian tanaman yang lain (misalnya
pangkal pelepah muda).
 Pupuk hayati ????????? Pro dan kontra!!!!!
 Pemupukan ?
 Tujuan akhir pemupukan : pertumbuhan dan
produksi yang optimal  maksimal???
Bahan
organik/anorganik
alami ataupun buatan
Sistem tanah-tanaman
PUPUK BUATAN
Pupuk tunggal
Pupuk
majemuk
Pupuk N : Urea, ZA
Pupuk P : SP 36, TSP,
RP??
Pupuk K : MOP, ZK
Pupuk Mg : Kieserite,
Dolomit ??
Pupuk B : Borax
Pupuk N + P : DAP
Pupuk N + K : KNO3
Pupuk NPK+
15-15-15
16-16-16
15-15-6-4
12-12-17-2
13-6-27-4
Pupuk ferti - BLITZ
Pupuk tunggal
 Terutama yang bersubsidi : masih menjadi pilihan utama petani
sawit. Apabila tidak dilarang, sebagian besar Perusahaan
Perkebunan pasti akan menggunakan pupuk bersubsidi, karena
murah.
 Pupuk yang biasa digunakan perkebunan sawit adalah : Urea
sebagai sumber N, TSP atau SP 36 sebagai sumber P, sumber
KCl sebagai sumber K, Kieserite dan Dolomit sebagai sumber
Mg, dan Borax sebagai sumber B.
 Pemakaian pupuk tunggal seharusnya lebih murah daripada
pupuk majemuk, namun efeknya ke tanaman sangat tergantung
sinkronisasi antara bag. pengadaan dan bag. tanaman.
 Bila di suatu saat pupuk yang tersedia hanya Urea, sementara
seharusnya juga dibutuhkan TSP, KCl, Kieserite, dan Borax, apa
yang harus dilakukan???
Pupuk majemuk
 Terutama yang bersubsidi : masih menjadi pilihan
utama petani sawit. Apabila tidak dilarang,
sebagian besar Perusahaan Perkebunan pasti
akan menggunakan pupuk bersubsidi, karena
murah.
 Pupuk yang biasa digunakan perkebunan sawit
adalah : Komposisi 15-15-6-4 untuk pembibitan
dan TBM, 12-12-17-2 untuk TM. Akhir-akhir ini ada
juga komposisi 13-6-27-4+0,65 B
Bila kondisi lahan kelapa
sawitnya seperti foto di
samping (lahan sering
terendam dan banyak
mengandung pirit) apa
yang harus kita lakukan?
Pengendalian muka air
tanah
Pengeringan berlebihan
 timbul masalah baru 
pH turun
Oksidasi pirit :
1) FeS2 + H2O + 3,5 O2 → FeSO4 + H2SO4
2) 2 FeSO4 + ½ O2 + H2SO4 → Fe2(SO4)3 +H2O
3) FeS2 + 7 Fe2(SO4)3 + 8 H2O → 15 FeSO4+ 8 H2SO4
H2SO4 yang dilepaskan ke dalam sistem tanah  pH tanah turun drastis 
menimbulkan masalah baru dalam hal hara tanaman
Lahan terendam – pemupukan melalui tanah tidak mungkin dilakukan
Lapisan tanah berpirit yang terangkat ke permukaan tanah
– pemupukan melalui tanah tidak efektif
PUPUK ferti - BLITZ
Menerapkan teknologi baru
yakni pemupukan tanaman
kelapa sawit melalui pangkal
pelepah daun muda
Ion yang terlepas dari pupuk ferti –
BLITZ diserap oleh jaringan muda di
antara pelepah dan batang melalui
proses pertukaran ion
Tidak akan terjadi burning effect
250 gram
50 gram
Bermula dari pemikiran awal bahwa aplikasi
pemupukan kelapa sawit di wilayah perakaran kurang
efektif, mengingat :
 Dosis, waktu dan komposisi unsur hara yang
diserap, sangat tergantung pada kondisi tanah
setempat.
 Pada lahan pasang surut, lahan rawa, lahan
bertanah pasir, lahan bertanah gambut, respon
pemupukan sangat rendah karena adanya
hambatan penyerapan unsur hara.
 Semakin tinggi tanaman, semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk menghantarkan
(transportasi) unsur hara dari akar sampai ke
daun dan bagian tanaman lainnya.
Merupakan pupuk teknologi baru :
 Mengandung unsur hara makro dan mikro
lengkap
 Unsur hara tersedia dalam bentuk ion.
 Aplikasi pemupukan melalui pangkal pelepah.
 Pupuk tersedia lambat melalui proses hidrolisa.
Pemupukan melalui pangkal pelepah muda
merupakan solusi terbaik untuk kelapa sawit.
Melalui teknologi pupuk ferti -BLITZ fungsi
pelepah diubah menjadi seperti akar, sehingga :
 Unsur hara makro dan mikro dapat masuk melalui
permukaan jaringan tanaman dan segera dapat
digunakan untuk memperlancar proses metabolisme.
 Pupuk terserap tepat sesuai komposisi unsur hara yang
diberikan, sehingga mampu dengan segera
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman (respon lebih cepat).
 Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap
Penyerapan Pupuk ferti - BLITZ sangat efisien,
hemat enersi penghantaran (transportasi) hara
sehingga penggunaan pupuk lebih sedikit
dibanding pemupukan di wilayah perakaran.
Komposisi pupuk ferti-BLITZ :
Terdiri atas unsura hara makro dan mikro yang
sudah berbentuk ion, dengan komposisi berikut :
Jenis Fungsi Komposisi
ferti-BLITZ TBM R Vegetatif - Recovery 22-8-10-2 + TE
ferti-BLITZ TBM G Vegetatif - General 20-8-8-2 + TE
ferti-BLITZ TM R Generatif – Recovery 17-12-15-2 + TE
ferti-BLITZ TM G Generatif - General 15-10-18-2 + TE
ferti-BLITZ SR Generatif - Sex Ratio 17-15-10 -2 + TE
Tanaman TBM yang perlu di recovery
Pada kondisi seperti ini pemupukan melalui tanah
tidak mungkin dilakukan
Perlu proses recovery dengan cara dan bahan
yang tepat
Mau diapakan???? Membingungkan
ferti-BLITZ TBM
• Untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif
tanaman kelapa sawit.
• Untuk pemulihan atau perbaikan tanaman
(TBM) yang mengalami permasalahan
metabolisme akibat kekurangan hara pada
lahan gambut, pasang surut, berpasir maupun
mineral.
Aplikasi pupuk ferti – BLITZ TBM
Aplikasi pupuk ferti – BLITZ TM
Aplikasi pupuk ferti – BLITZ TM
Harus disehatkan dengan ferti – BLITZ TM kemudian
disusul dengan aplikasi ferti – BLITZ SR
Harus disehatkan dengan ferti – BLITZ TM kemudian
disusul dengan aplikasi ferti – BLITZ SR
Dosis pupuk ferti – BLITZ TBM dan TM
Periode Kondisi Jenis pupuk Dosis, gram
per aplikasi
Frekuensi
per tahun
Letak aplikasi
TBM 1 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 150 4 x
Pangkal pelepah
daun muda
TBM 1 Normal ferti – BLITZ TBM G 100 4 x
TBM 2 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 200 4 x
TBM 2 Normal ferti – BLITZ TBM G 150 4 x
TBM 3 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 500 4 x
TBM 3 Normal ferti – BLITZ TBM G 400 4 x
TM 1-4 Abnormal ferti – BLITZ TM R 750 4 x Pangkal pelepah
daun muda yang
tidak ada
bunganya
TM 1-4 Normal ferti – BLITZ TM G 500 4 x
TM ≥ 5 Abnormal ferti – BLITZ TM R 1.000 4 x
TM ≥ 5 Normal ferti – BLITZ TM G 750 4 x
Dosis pupuk ferti – BLITZ SR
Periode Kondisi Jenis
Dosis,
gram per
aplikasi
Frekuensi Letak
aplikasi
TM 1-4 Bunga dan buah
dibawah normal
ferti – BLITZ SR 750 2 x Pangkal
pelepah daun
muda yang
tidak ada
bunganya
TM ≥ 5 Bunga dan buah
dibawah normal
ferti – BLITZ SR 1.000 2 x
Catatan : Aplikasi ferti – BLITZ SR sebaiknya dilakukan
selektif, yakni hanya pada tanaman yang bunga dan
buahnya dibawah normal
Perbandingan pupuk ferti – BLITZ dengan pupuk konvensional
Pupuk ferti – BLITZ Pupuk konvensional
Lebih efektif dan efisien Sebagian hilang dan atau tidak dapat
diserap tanaman karena proses penguapan,
pencucian dan fiksasi
Komposisi unsur pupuk lebih sesuai dengan
kebutuhan tanaman
Komposisi unsur pupuk ada yang berubah
ketika sampai di daun
Tanaman lebih cepat merespon keberadaan
pupuk
Respons tanaman lebih lambat, karena
melalui transportasi dari tanah ke daun
Pemupukan dapat dilakukan sepanjang
tahun pada saat cuaca tidak ekstrim kering
Pemupukan hanya dapat dilakukan saat
tanah dalam keadaan lembab
Pemupukan tidak membutuhkan perssiapan
lahan
Pemupukan memerlukan persiapan lahan,
sehingga memerlukan tambahan biaya
Biaya aplikasi, transportasi dan
penyimpanan lebih murah
Biaya aplikasi, transportasi dan
penyimpanan lebih mahal
Produktivitas tinggi Produktivitas rendah
1. Pupuk ferti – BLITZ lebih efisien
• Pupuk konvensional yang diaplikasikan ke tanah akan
mengalami pencucian, penguapan dan fiksasi, oleh
karena itu hanya sebagian saja yang dapat diserap
tanaman. Pupuk ferti – BLITZ yang diaplikasikan di
pangkal pelepah muda tidak banyak dipengaruhi
lingkungan, sehingga sebagian besar dapat diserap
tanaman, oleh karena itu dosis pemupukan pupuk ferti –
BLITZ jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk
konvensional.
2. Komposisi pupuk ferti – BLITZ lebih sesuai kebutuhan
tanaman
• Unsur pupuk ferti – BLITZ lebih mudah menyusunnya, karena
kehilangan sebagian unsur seperti yang dijelaskan di point 1 tidak
terjadi. Pada pupuk konvensional, misalnya komposisi 12-12-17-2
sesampainya di daun, komposisi tersebut sudah berubah dan
belum tentu sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan tanaman.
3. Pupuk ferti – BLITZ lebih cepat direspons tanaman
• Respons tanaman terhadap pemupukan lebih cepat dengan
menggunakan pupuk ferti – BLITZ, karena diletakkan dekat titik
penggunaan unsur yaitu daun. Transportasi unsur dari tanah ke daun
membutuhkan waktu yang lama, sehingga respons tanaman lebih
lambat. Semakin tinggi pohon, semakin lama responnya.
4. Aplikasi Pupuk ferti – BLITZ sepanjang tahun
• Pemupukan pupuk ferti – BLITZ pada kelapa sawit dapat
dilakukan sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim, sementara
pupuk konvensional diaplikasikan pada awal dan akhir musim
hujan. Hal ini cukup merepotkan pekebun dan produsen pupuk,
karena waktu pemupukan yang singkat, sebagian besar
sumberdaya manusia di kebun (walaupun tidak semuanya terlatih
atau profesional dalam pekerjaan pemupukan) dikerahkan untuk
aplikasi pupuk konvensional. Dengan menggunakan pupuk ferti
– BLITZ, manajemen bisa membenuk team pemupukan
profesional yang tugasnya hanya memupuk, karena pemupukan
dilakukan sepanjang tahun.
5. Pemupukan pupuk ferti – BLITZ tidak memerlukan
persiapan lahan
• Biaya persiapan lahan untuk pemupukan dengan pupuk konvensional
meliputi pemberantasan gulma di sekitar tanaman (piringan) cukup
besar. Persiapan lahan untuk aplikasi pupuk ferti – BLITZ tidak
diperlukan karena pemupukan diaplikasikan di pangkal pelepah muda.
6. Biaya pemupukan pupuk ferti – BLITZ lebih murah
• Pada TM, kebutuhan pupuk konvensional berkisar 10-12
kg/pokok/tahun, sedangkan dengan pupuk ferti – BLITZ kebutuhan
pupuk hanya 2-4 kg/pokok/tahun. Dengan dosis yang lebih sedikit ini,
maka dapat mengurangi biaya pemupukan yang meliputi aplikasi,
transportasi, dan penyimpanan, namun kandungan pupuk ferti – BLITZ
tetap sesuai dengan kebutuhan tanaman.
7. Dengan pupuk ferti – BLITZ produktivitas lebih tinggi
• Pada proses penyerapan kandungan pupuk konvensional,
tanaman membutuhkan enersi yang tidak sedikit. Kondisi ini
menyebabkan enersi tanaman kurang optimal dalam
memproduksi buah. Aplikasi pupuk ferti – BLITZ diletakkan di
pangkal pelepah daun muda, menyebabkan respons tanaman lebih
cepat dan kebutuhan enersi untuk penyerapan lebih efisien,
sehingga produktivitas lebih tinggi.
Mari kita lihat beberapa foto berikut ini :
Blok C 07 KAP 2 kiri 8 Nov 2014 kanan 6 Maret 2015
Blok C 07 KAP 2 kiri 8 Nov 2014 kanan 6 Maret 2015
Tanaman di Blok B 16 KAP 2 kiri 8 Nov 14 kanan 21 Maret 2015
Tanaman di Blok B 28 KAP 2 atas 27 Nov 14 bawah 20 Maret 2015
Tanaman di Blok B 24 KAP 2 atas 29 Nov 14 bawah 20 Maret 2015
Tanaman di Blok D 03 KAP 2 atas 17 Nov 14 bawah 21 Maret 2015
Tanaman di Blok C 14 KAP 2 kiri 27 Nov 14 kanan 19 Maret 2015
Tanaman di Blok A 25 KAP 2 at as 7 Nov 14 bawah 19 Maret 2015
Tanaman di Blok A 25 baris 107/1 Kebun KAP 2 kiri 5 Nov 14, kanan 19 Maret 15
Tanaman di Blok A 25 baris 108/7 Kebun KAP 2 kiri 5 Nov 14, kanan 22 Maret 15
Tanaman di dekat tempat parkir Kantor Kebun Paya Pinang
BAGAIMANA AGAR
SEJAK AWAL
PRODUKSI TANDAN
SEPERTI INI
 Bukan pupuk ajaib
 Juga bukan pupuk sakti
 Unsur yang terkandung di dalamnya dapat
diketahui dengan analisa di laboratorium
 Bagaimana pupuk ini dapat lebih efisien daripada
pupuk konvensional dapat dinalar
 Bagaimana agar perusahaan perkebunan kelapa
sawit yakin  dapat dicoba dulu
 Aplikasi di pangkal pelepah muda bukan berarti
membiarkan agar akar istirahat
 Perakaran dan lingkungan tumbuh dan
berkembangnya tetap harus diupayakan optimal agar
mampu menyerap air dan hara dengan optimal
 Di lahan rawa dan atau gambut, pengelolaan muka air
tanah harus diperhatikan agar akar dapat berkembang
dan berfungsi dengan baik
 Di tanah bertekstur ekstrim pasir, water holding
capacity harus diperbaiki baik dengan bahan organik
dan atau penambahan tanah bertekstur liat
 Aplikasi di pangkal pelepah muda tetap memerlukan
kontrol yang ketat, agar pupuk teraplikasi dengan baik
dan benar
 Untuk sebagian besar tanah, dosis pupuk di tanaman TM
cukup 2 – 4 kg/pkk/th dengan frekuensi pemupukan 3-4
kali per tahun
 Di lahan rawa, gambut, dan tanah pasir, dosis yang
sesuai dapat saja > 4,0 kg/pkk/th
 Dengan pupuk ini yang aplikasinya di pangkal pelepah
muda, pemupukan melalui tanah tidak diperlukan lagi
Selamat mencoba dan
memanfaatkannya
Informasi lebih lanjut hubungi
Mr. Abie
e-mail: abielison@yahoo.co.id
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Kerangka tumbuhan dan modifikasinya
Kerangka tumbuhan dan modifikasinyaKerangka tumbuhan dan modifikasinya
Kerangka tumbuhan dan modifikasinyaFahrur Aziz
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...edhie noegroho
 
Budidaya Tanaman Hias
Budidaya Tanaman HiasBudidaya Tanaman Hias
Budidaya Tanaman HiasAndi Rezki
 
Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)
Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)
Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)hyiuiu98
 
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaEkal Kurniawan
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Evi Yuniar
 
Tumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di IndonesiaTumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di IndonesiaFirdika Arini
 
Presentasi lumut-fix
Presentasi lumut-fixPresentasi lumut-fix
Presentasi lumut-fixRian Maulana
 
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa ModernPerkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa ModernFernalia Halim
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonSurya Atmaja
 
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptPerkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptEVI PAULINA SIMAREMARE
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunAgustin Dian Kartikasari
 
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptxSISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptxNaomisena1
 
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptxPENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptxboyrizajuanda
 

What's hot (20)

Peta konsep angiospermae
Peta konsep angiospermae Peta konsep angiospermae
Peta konsep angiospermae
 
Kerangka tumbuhan dan modifikasinya
Kerangka tumbuhan dan modifikasinyaKerangka tumbuhan dan modifikasinya
Kerangka tumbuhan dan modifikasinya
 
Translokasi
Translokasi Translokasi
Translokasi
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
 
Budidaya Tanaman Hias
Budidaya Tanaman HiasBudidaya Tanaman Hias
Budidaya Tanaman Hias
 
Strawberry Power Point
Strawberry Power PointStrawberry Power Point
Strawberry Power Point
 
Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)
Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)
Materi lengkap sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya (2)
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unida
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
 
Tumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di IndonesiaTumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di Indonesia
 
Presentasi lumut-fix
Presentasi lumut-fixPresentasi lumut-fix
Presentasi lumut-fix
 
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa ModernPerkembangan Islam Pada Masa Modern
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengon
 
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptPerkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
 
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptxSISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
 
Ppt selekta
Ppt selektaPpt selekta
Ppt selekta
 
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptxPENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
 

Similar to Pupuk Revolusioner untuk Perkebunan Kelapa Sawit

Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptxKelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptxrivaelPjtn
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fixWahyu Arema
 
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikroMacam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikroInstitute techologi bandung
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanAstri
 
Pupuk kandang
Pupuk kandangPupuk kandang
Pupuk kandangf' yagami
 
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDDiskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDFebrina Tentaka
 
ppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.pptppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.pptbppcandisidoarjo
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuIr. Zakaria, M.M
 
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxAgnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxagnesshita
 
pengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.pptpengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.pptdaniel muttaqin
 
Budidaya Menggunakan Bio P 2000 Z
Budidaya  Menggunakan  Bio P 2000 ZBudidaya  Menggunakan  Bio P 2000 Z
Budidaya Menggunakan Bio P 2000 ZBio Perforasi
 
HIDROPONIK.pptx
HIDROPONIK.pptxHIDROPONIK.pptx
HIDROPONIK.pptxmigus1
 
Budi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaiBudi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaibayu hidayah
 
Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3Jaks Joks
 

Similar to Pupuk Revolusioner untuk Perkebunan Kelapa Sawit (20)

Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptxKelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix
 
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikroMacam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
Pupuk kandang
Pupuk kandangPupuk kandang
Pupuk kandang
 
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDDiskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
 
ppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.pptppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.ppt
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
 
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxAgnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
 
pengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.pptpengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.ppt
 
Cara memupuk
Cara memupukCara memupuk
Cara memupuk
 
Budidaya Menggunakan Bio P 2000 Z
Budidaya  Menggunakan  Bio P 2000 ZBudidaya  Menggunakan  Bio P 2000 Z
Budidaya Menggunakan Bio P 2000 Z
 
HIDROPONIK.pptx
HIDROPONIK.pptxHIDROPONIK.pptx
HIDROPONIK.pptx
 
Budi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaiBudi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabai
 
Profil Teknologi Incon
Profil Teknologi InconProfil Teknologi Incon
Profil Teknologi Incon
 
Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3
 
Budidaya Cabai
Budidaya CabaiBudidaya Cabai
Budidaya Cabai
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Mari berhidroponik yuk
Mari berhidroponik yukMari berhidroponik yuk
Mari berhidroponik yuk
 

Pupuk Revolusioner untuk Perkebunan Kelapa Sawit

  • 1. PUPUK ferti - BLITZ Pupuk berteknologi terbaru  di tanaman kelapa sawit diaplikasi melalui pangkal pelepah muda Mari kita ingat kembali apa itu pupuk, pemupukan, dll
  • 2. PUPUK dan PEMUPUKAN  Pupuk : bahan organik/anorganik baik yang alami maupun buatan yang diberikan ke dalam sistem tanah-tanaman dengan tujuan untuk menyedia- kan hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian, pupuk dapat diberikan melalui tanah, daun dan bagian tanaman yang lain (misalnya pangkal pelepah muda).  Pupuk hayati ????????? Pro dan kontra!!!!!  Pemupukan ?  Tujuan akhir pemupukan : pertumbuhan dan produksi yang optimal  maksimal???
  • 4. PUPUK BUATAN Pupuk tunggal Pupuk majemuk Pupuk N : Urea, ZA Pupuk P : SP 36, TSP, RP?? Pupuk K : MOP, ZK Pupuk Mg : Kieserite, Dolomit ?? Pupuk B : Borax Pupuk N + P : DAP Pupuk N + K : KNO3 Pupuk NPK+ 15-15-15 16-16-16 15-15-6-4 12-12-17-2 13-6-27-4 Pupuk ferti - BLITZ
  • 5. Pupuk tunggal  Terutama yang bersubsidi : masih menjadi pilihan utama petani sawit. Apabila tidak dilarang, sebagian besar Perusahaan Perkebunan pasti akan menggunakan pupuk bersubsidi, karena murah.  Pupuk yang biasa digunakan perkebunan sawit adalah : Urea sebagai sumber N, TSP atau SP 36 sebagai sumber P, sumber KCl sebagai sumber K, Kieserite dan Dolomit sebagai sumber Mg, dan Borax sebagai sumber B.  Pemakaian pupuk tunggal seharusnya lebih murah daripada pupuk majemuk, namun efeknya ke tanaman sangat tergantung sinkronisasi antara bag. pengadaan dan bag. tanaman.  Bila di suatu saat pupuk yang tersedia hanya Urea, sementara seharusnya juga dibutuhkan TSP, KCl, Kieserite, dan Borax, apa yang harus dilakukan???
  • 6. Pupuk majemuk  Terutama yang bersubsidi : masih menjadi pilihan utama petani sawit. Apabila tidak dilarang, sebagian besar Perusahaan Perkebunan pasti akan menggunakan pupuk bersubsidi, karena murah.  Pupuk yang biasa digunakan perkebunan sawit adalah : Komposisi 15-15-6-4 untuk pembibitan dan TBM, 12-12-17-2 untuk TM. Akhir-akhir ini ada juga komposisi 13-6-27-4+0,65 B
  • 7. Bila kondisi lahan kelapa sawitnya seperti foto di samping (lahan sering terendam dan banyak mengandung pirit) apa yang harus kita lakukan? Pengendalian muka air tanah Pengeringan berlebihan  timbul masalah baru  pH turun Oksidasi pirit : 1) FeS2 + H2O + 3,5 O2 → FeSO4 + H2SO4 2) 2 FeSO4 + ½ O2 + H2SO4 → Fe2(SO4)3 +H2O 3) FeS2 + 7 Fe2(SO4)3 + 8 H2O → 15 FeSO4+ 8 H2SO4 H2SO4 yang dilepaskan ke dalam sistem tanah  pH tanah turun drastis  menimbulkan masalah baru dalam hal hara tanaman
  • 8. Lahan terendam – pemupukan melalui tanah tidak mungkin dilakukan
  • 9. Lapisan tanah berpirit yang terangkat ke permukaan tanah – pemupukan melalui tanah tidak efektif
  • 10. PUPUK ferti - BLITZ Menerapkan teknologi baru yakni pemupukan tanaman kelapa sawit melalui pangkal pelepah daun muda
  • 11. Ion yang terlepas dari pupuk ferti – BLITZ diserap oleh jaringan muda di antara pelepah dan batang melalui proses pertukaran ion Tidak akan terjadi burning effect
  • 13. Bermula dari pemikiran awal bahwa aplikasi pemupukan kelapa sawit di wilayah perakaran kurang efektif, mengingat :  Dosis, waktu dan komposisi unsur hara yang diserap, sangat tergantung pada kondisi tanah setempat.  Pada lahan pasang surut, lahan rawa, lahan bertanah pasir, lahan bertanah gambut, respon pemupukan sangat rendah karena adanya hambatan penyerapan unsur hara.  Semakin tinggi tanaman, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menghantarkan (transportasi) unsur hara dari akar sampai ke daun dan bagian tanaman lainnya.
  • 14. Merupakan pupuk teknologi baru :  Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap  Unsur hara tersedia dalam bentuk ion.  Aplikasi pemupukan melalui pangkal pelepah.  Pupuk tersedia lambat melalui proses hidrolisa. Pemupukan melalui pangkal pelepah muda merupakan solusi terbaik untuk kelapa sawit. Melalui teknologi pupuk ferti -BLITZ fungsi pelepah diubah menjadi seperti akar, sehingga :
  • 15.  Unsur hara makro dan mikro dapat masuk melalui permukaan jaringan tanaman dan segera dapat digunakan untuk memperlancar proses metabolisme.  Pupuk terserap tepat sesuai komposisi unsur hara yang diberikan, sehingga mampu dengan segera meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman (respon lebih cepat).  Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap Penyerapan Pupuk ferti - BLITZ sangat efisien, hemat enersi penghantaran (transportasi) hara sehingga penggunaan pupuk lebih sedikit dibanding pemupukan di wilayah perakaran.
  • 16. Komposisi pupuk ferti-BLITZ : Terdiri atas unsura hara makro dan mikro yang sudah berbentuk ion, dengan komposisi berikut : Jenis Fungsi Komposisi ferti-BLITZ TBM R Vegetatif - Recovery 22-8-10-2 + TE ferti-BLITZ TBM G Vegetatif - General 20-8-8-2 + TE ferti-BLITZ TM R Generatif – Recovery 17-12-15-2 + TE ferti-BLITZ TM G Generatif - General 15-10-18-2 + TE ferti-BLITZ SR Generatif - Sex Ratio 17-15-10 -2 + TE
  • 17. Tanaman TBM yang perlu di recovery
  • 18. Pada kondisi seperti ini pemupukan melalui tanah tidak mungkin dilakukan
  • 19. Perlu proses recovery dengan cara dan bahan yang tepat
  • 21. ferti-BLITZ TBM • Untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit. • Untuk pemulihan atau perbaikan tanaman (TBM) yang mengalami permasalahan metabolisme akibat kekurangan hara pada lahan gambut, pasang surut, berpasir maupun mineral.
  • 22. Aplikasi pupuk ferti – BLITZ TBM
  • 23.
  • 24. Aplikasi pupuk ferti – BLITZ TM
  • 25. Aplikasi pupuk ferti – BLITZ TM
  • 26.
  • 27. Harus disehatkan dengan ferti – BLITZ TM kemudian disusul dengan aplikasi ferti – BLITZ SR
  • 28. Harus disehatkan dengan ferti – BLITZ TM kemudian disusul dengan aplikasi ferti – BLITZ SR
  • 29. Dosis pupuk ferti – BLITZ TBM dan TM Periode Kondisi Jenis pupuk Dosis, gram per aplikasi Frekuensi per tahun Letak aplikasi TBM 1 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 150 4 x Pangkal pelepah daun muda TBM 1 Normal ferti – BLITZ TBM G 100 4 x TBM 2 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 200 4 x TBM 2 Normal ferti – BLITZ TBM G 150 4 x TBM 3 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 500 4 x TBM 3 Normal ferti – BLITZ TBM G 400 4 x TM 1-4 Abnormal ferti – BLITZ TM R 750 4 x Pangkal pelepah daun muda yang tidak ada bunganya TM 1-4 Normal ferti – BLITZ TM G 500 4 x TM ≥ 5 Abnormal ferti – BLITZ TM R 1.000 4 x TM ≥ 5 Normal ferti – BLITZ TM G 750 4 x
  • 30. Dosis pupuk ferti – BLITZ SR Periode Kondisi Jenis Dosis, gram per aplikasi Frekuensi Letak aplikasi TM 1-4 Bunga dan buah dibawah normal ferti – BLITZ SR 750 2 x Pangkal pelepah daun muda yang tidak ada bunganya TM ≥ 5 Bunga dan buah dibawah normal ferti – BLITZ SR 1.000 2 x Catatan : Aplikasi ferti – BLITZ SR sebaiknya dilakukan selektif, yakni hanya pada tanaman yang bunga dan buahnya dibawah normal
  • 31. Perbandingan pupuk ferti – BLITZ dengan pupuk konvensional Pupuk ferti – BLITZ Pupuk konvensional Lebih efektif dan efisien Sebagian hilang dan atau tidak dapat diserap tanaman karena proses penguapan, pencucian dan fiksasi Komposisi unsur pupuk lebih sesuai dengan kebutuhan tanaman Komposisi unsur pupuk ada yang berubah ketika sampai di daun Tanaman lebih cepat merespon keberadaan pupuk Respons tanaman lebih lambat, karena melalui transportasi dari tanah ke daun Pemupukan dapat dilakukan sepanjang tahun pada saat cuaca tidak ekstrim kering Pemupukan hanya dapat dilakukan saat tanah dalam keadaan lembab Pemupukan tidak membutuhkan perssiapan lahan Pemupukan memerlukan persiapan lahan, sehingga memerlukan tambahan biaya Biaya aplikasi, transportasi dan penyimpanan lebih murah Biaya aplikasi, transportasi dan penyimpanan lebih mahal Produktivitas tinggi Produktivitas rendah
  • 32. 1. Pupuk ferti – BLITZ lebih efisien • Pupuk konvensional yang diaplikasikan ke tanah akan mengalami pencucian, penguapan dan fiksasi, oleh karena itu hanya sebagian saja yang dapat diserap tanaman. Pupuk ferti – BLITZ yang diaplikasikan di pangkal pelepah muda tidak banyak dipengaruhi lingkungan, sehingga sebagian besar dapat diserap tanaman, oleh karena itu dosis pemupukan pupuk ferti – BLITZ jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk konvensional.
  • 33. 2. Komposisi pupuk ferti – BLITZ lebih sesuai kebutuhan tanaman • Unsur pupuk ferti – BLITZ lebih mudah menyusunnya, karena kehilangan sebagian unsur seperti yang dijelaskan di point 1 tidak terjadi. Pada pupuk konvensional, misalnya komposisi 12-12-17-2 sesampainya di daun, komposisi tersebut sudah berubah dan belum tentu sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan tanaman. 3. Pupuk ferti – BLITZ lebih cepat direspons tanaman • Respons tanaman terhadap pemupukan lebih cepat dengan menggunakan pupuk ferti – BLITZ, karena diletakkan dekat titik penggunaan unsur yaitu daun. Transportasi unsur dari tanah ke daun membutuhkan waktu yang lama, sehingga respons tanaman lebih lambat. Semakin tinggi pohon, semakin lama responnya.
  • 34. 4. Aplikasi Pupuk ferti – BLITZ sepanjang tahun • Pemupukan pupuk ferti – BLITZ pada kelapa sawit dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim, sementara pupuk konvensional diaplikasikan pada awal dan akhir musim hujan. Hal ini cukup merepotkan pekebun dan produsen pupuk, karena waktu pemupukan yang singkat, sebagian besar sumberdaya manusia di kebun (walaupun tidak semuanya terlatih atau profesional dalam pekerjaan pemupukan) dikerahkan untuk aplikasi pupuk konvensional. Dengan menggunakan pupuk ferti – BLITZ, manajemen bisa membenuk team pemupukan profesional yang tugasnya hanya memupuk, karena pemupukan dilakukan sepanjang tahun.
  • 35. 5. Pemupukan pupuk ferti – BLITZ tidak memerlukan persiapan lahan • Biaya persiapan lahan untuk pemupukan dengan pupuk konvensional meliputi pemberantasan gulma di sekitar tanaman (piringan) cukup besar. Persiapan lahan untuk aplikasi pupuk ferti – BLITZ tidak diperlukan karena pemupukan diaplikasikan di pangkal pelepah muda. 6. Biaya pemupukan pupuk ferti – BLITZ lebih murah • Pada TM, kebutuhan pupuk konvensional berkisar 10-12 kg/pokok/tahun, sedangkan dengan pupuk ferti – BLITZ kebutuhan pupuk hanya 2-4 kg/pokok/tahun. Dengan dosis yang lebih sedikit ini, maka dapat mengurangi biaya pemupukan yang meliputi aplikasi, transportasi, dan penyimpanan, namun kandungan pupuk ferti – BLITZ tetap sesuai dengan kebutuhan tanaman.
  • 36. 7. Dengan pupuk ferti – BLITZ produktivitas lebih tinggi • Pada proses penyerapan kandungan pupuk konvensional, tanaman membutuhkan enersi yang tidak sedikit. Kondisi ini menyebabkan enersi tanaman kurang optimal dalam memproduksi buah. Aplikasi pupuk ferti – BLITZ diletakkan di pangkal pelepah daun muda, menyebabkan respons tanaman lebih cepat dan kebutuhan enersi untuk penyerapan lebih efisien, sehingga produktivitas lebih tinggi. Mari kita lihat beberapa foto berikut ini :
  • 37. Blok C 07 KAP 2 kiri 8 Nov 2014 kanan 6 Maret 2015
  • 38. Blok C 07 KAP 2 kiri 8 Nov 2014 kanan 6 Maret 2015
  • 39. Tanaman di Blok B 16 KAP 2 kiri 8 Nov 14 kanan 21 Maret 2015
  • 40. Tanaman di Blok B 28 KAP 2 atas 27 Nov 14 bawah 20 Maret 2015
  • 41. Tanaman di Blok B 24 KAP 2 atas 29 Nov 14 bawah 20 Maret 2015
  • 42. Tanaman di Blok D 03 KAP 2 atas 17 Nov 14 bawah 21 Maret 2015
  • 43. Tanaman di Blok C 14 KAP 2 kiri 27 Nov 14 kanan 19 Maret 2015
  • 44. Tanaman di Blok A 25 KAP 2 at as 7 Nov 14 bawah 19 Maret 2015
  • 45. Tanaman di Blok A 25 baris 107/1 Kebun KAP 2 kiri 5 Nov 14, kanan 19 Maret 15
  • 46. Tanaman di Blok A 25 baris 108/7 Kebun KAP 2 kiri 5 Nov 14, kanan 22 Maret 15
  • 47. Tanaman di dekat tempat parkir Kantor Kebun Paya Pinang
  • 49.  Bukan pupuk ajaib  Juga bukan pupuk sakti  Unsur yang terkandung di dalamnya dapat diketahui dengan analisa di laboratorium  Bagaimana pupuk ini dapat lebih efisien daripada pupuk konvensional dapat dinalar  Bagaimana agar perusahaan perkebunan kelapa sawit yakin  dapat dicoba dulu
  • 50.  Aplikasi di pangkal pelepah muda bukan berarti membiarkan agar akar istirahat  Perakaran dan lingkungan tumbuh dan berkembangnya tetap harus diupayakan optimal agar mampu menyerap air dan hara dengan optimal  Di lahan rawa dan atau gambut, pengelolaan muka air tanah harus diperhatikan agar akar dapat berkembang dan berfungsi dengan baik  Di tanah bertekstur ekstrim pasir, water holding capacity harus diperbaiki baik dengan bahan organik dan atau penambahan tanah bertekstur liat
  • 51.  Aplikasi di pangkal pelepah muda tetap memerlukan kontrol yang ketat, agar pupuk teraplikasi dengan baik dan benar  Untuk sebagian besar tanah, dosis pupuk di tanaman TM cukup 2 – 4 kg/pkk/th dengan frekuensi pemupukan 3-4 kali per tahun  Di lahan rawa, gambut, dan tanah pasir, dosis yang sesuai dapat saja > 4,0 kg/pkk/th  Dengan pupuk ini yang aplikasinya di pangkal pelepah muda, pemupukan melalui tanah tidak diperlukan lagi
  • 52. Selamat mencoba dan memanfaatkannya Informasi lebih lanjut hubungi Mr. Abie e-mail: abielison@yahoo.co.id