1. Pupuk ferti-BLITZ lebih efisien dibandingkan pupuk konvensional karena tidak banyak dipengaruhi lingkungan sehingga sebagian besar unsur haranya dapat diserap tanaman dengan dosis yang lebih sedikit.
2. Komposisi unsur haranya lebih sesuai kebutuhan tanaman dibanding pupuk konvensional yang komposisinya berubah saat sampai di daun.
3. Tanaman lebih cepat merespon pemupukan ferti-BLITZ
1. PUPUK ferti - BLITZ
Pupuk berteknologi terbaru di
tanaman kelapa sawit diaplikasi
melalui pangkal pelepah muda
Mari kita ingat kembali apa itu
pupuk, pemupukan, dll
2. PUPUK dan PEMUPUKAN
Pupuk : bahan organik/anorganik baik yang alami
maupun buatan yang diberikan ke dalam sistem
tanah-tanaman dengan tujuan untuk menyedia-
kan hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan
demikian, pupuk dapat diberikan melalui tanah,
daun dan bagian tanaman yang lain (misalnya
pangkal pelepah muda).
Pupuk hayati ????????? Pro dan kontra!!!!!
Pemupukan ?
Tujuan akhir pemupukan : pertumbuhan dan
produksi yang optimal maksimal???
4. PUPUK BUATAN
Pupuk tunggal
Pupuk
majemuk
Pupuk N : Urea, ZA
Pupuk P : SP 36, TSP,
RP??
Pupuk K : MOP, ZK
Pupuk Mg : Kieserite,
Dolomit ??
Pupuk B : Borax
Pupuk N + P : DAP
Pupuk N + K : KNO3
Pupuk NPK+
15-15-15
16-16-16
15-15-6-4
12-12-17-2
13-6-27-4
Pupuk ferti - BLITZ
5. Pupuk tunggal
Terutama yang bersubsidi : masih menjadi pilihan utama petani
sawit. Apabila tidak dilarang, sebagian besar Perusahaan
Perkebunan pasti akan menggunakan pupuk bersubsidi, karena
murah.
Pupuk yang biasa digunakan perkebunan sawit adalah : Urea
sebagai sumber N, TSP atau SP 36 sebagai sumber P, sumber
KCl sebagai sumber K, Kieserite dan Dolomit sebagai sumber
Mg, dan Borax sebagai sumber B.
Pemakaian pupuk tunggal seharusnya lebih murah daripada
pupuk majemuk, namun efeknya ke tanaman sangat tergantung
sinkronisasi antara bag. pengadaan dan bag. tanaman.
Bila di suatu saat pupuk yang tersedia hanya Urea, sementara
seharusnya juga dibutuhkan TSP, KCl, Kieserite, dan Borax, apa
yang harus dilakukan???
6. Pupuk majemuk
Terutama yang bersubsidi : masih menjadi pilihan
utama petani sawit. Apabila tidak dilarang,
sebagian besar Perusahaan Perkebunan pasti
akan menggunakan pupuk bersubsidi, karena
murah.
Pupuk yang biasa digunakan perkebunan sawit
adalah : Komposisi 15-15-6-4 untuk pembibitan
dan TBM, 12-12-17-2 untuk TM. Akhir-akhir ini ada
juga komposisi 13-6-27-4+0,65 B
7. Bila kondisi lahan kelapa
sawitnya seperti foto di
samping (lahan sering
terendam dan banyak
mengandung pirit) apa
yang harus kita lakukan?
Pengendalian muka air
tanah
Pengeringan berlebihan
timbul masalah baru
pH turun
Oksidasi pirit :
1) FeS2 + H2O + 3,5 O2 → FeSO4 + H2SO4
2) 2 FeSO4 + ½ O2 + H2SO4 → Fe2(SO4)3 +H2O
3) FeS2 + 7 Fe2(SO4)3 + 8 H2O → 15 FeSO4+ 8 H2SO4
H2SO4 yang dilepaskan ke dalam sistem tanah pH tanah turun drastis
menimbulkan masalah baru dalam hal hara tanaman
9. Lapisan tanah berpirit yang terangkat ke permukaan tanah
– pemupukan melalui tanah tidak efektif
10. PUPUK ferti - BLITZ
Menerapkan teknologi baru
yakni pemupukan tanaman
kelapa sawit melalui pangkal
pelepah daun muda
11. Ion yang terlepas dari pupuk ferti –
BLITZ diserap oleh jaringan muda di
antara pelepah dan batang melalui
proses pertukaran ion
Tidak akan terjadi burning effect
13. Bermula dari pemikiran awal bahwa aplikasi
pemupukan kelapa sawit di wilayah perakaran kurang
efektif, mengingat :
Dosis, waktu dan komposisi unsur hara yang
diserap, sangat tergantung pada kondisi tanah
setempat.
Pada lahan pasang surut, lahan rawa, lahan
bertanah pasir, lahan bertanah gambut, respon
pemupukan sangat rendah karena adanya
hambatan penyerapan unsur hara.
Semakin tinggi tanaman, semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk menghantarkan
(transportasi) unsur hara dari akar sampai ke
daun dan bagian tanaman lainnya.
14. Merupakan pupuk teknologi baru :
Mengandung unsur hara makro dan mikro
lengkap
Unsur hara tersedia dalam bentuk ion.
Aplikasi pemupukan melalui pangkal pelepah.
Pupuk tersedia lambat melalui proses hidrolisa.
Pemupukan melalui pangkal pelepah muda
merupakan solusi terbaik untuk kelapa sawit.
Melalui teknologi pupuk ferti -BLITZ fungsi
pelepah diubah menjadi seperti akar, sehingga :
15. Unsur hara makro dan mikro dapat masuk melalui
permukaan jaringan tanaman dan segera dapat
digunakan untuk memperlancar proses metabolisme.
Pupuk terserap tepat sesuai komposisi unsur hara yang
diberikan, sehingga mampu dengan segera
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman (respon lebih cepat).
Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap
Penyerapan Pupuk ferti - BLITZ sangat efisien,
hemat enersi penghantaran (transportasi) hara
sehingga penggunaan pupuk lebih sedikit
dibanding pemupukan di wilayah perakaran.
16. Komposisi pupuk ferti-BLITZ :
Terdiri atas unsura hara makro dan mikro yang
sudah berbentuk ion, dengan komposisi berikut :
Jenis Fungsi Komposisi
ferti-BLITZ TBM R Vegetatif - Recovery 22-8-10-2 + TE
ferti-BLITZ TBM G Vegetatif - General 20-8-8-2 + TE
ferti-BLITZ TM R Generatif – Recovery 17-12-15-2 + TE
ferti-BLITZ TM G Generatif - General 15-10-18-2 + TE
ferti-BLITZ SR Generatif - Sex Ratio 17-15-10 -2 + TE
21. ferti-BLITZ TBM
• Untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif
tanaman kelapa sawit.
• Untuk pemulihan atau perbaikan tanaman
(TBM) yang mengalami permasalahan
metabolisme akibat kekurangan hara pada
lahan gambut, pasang surut, berpasir maupun
mineral.
29. Dosis pupuk ferti – BLITZ TBM dan TM
Periode Kondisi Jenis pupuk Dosis, gram
per aplikasi
Frekuensi
per tahun
Letak aplikasi
TBM 1 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 150 4 x
Pangkal pelepah
daun muda
TBM 1 Normal ferti – BLITZ TBM G 100 4 x
TBM 2 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 200 4 x
TBM 2 Normal ferti – BLITZ TBM G 150 4 x
TBM 3 Abnormal ferti – BLITZ TBM R 500 4 x
TBM 3 Normal ferti – BLITZ TBM G 400 4 x
TM 1-4 Abnormal ferti – BLITZ TM R 750 4 x Pangkal pelepah
daun muda yang
tidak ada
bunganya
TM 1-4 Normal ferti – BLITZ TM G 500 4 x
TM ≥ 5 Abnormal ferti – BLITZ TM R 1.000 4 x
TM ≥ 5 Normal ferti – BLITZ TM G 750 4 x
30. Dosis pupuk ferti – BLITZ SR
Periode Kondisi Jenis
Dosis,
gram per
aplikasi
Frekuensi Letak
aplikasi
TM 1-4 Bunga dan buah
dibawah normal
ferti – BLITZ SR 750 2 x Pangkal
pelepah daun
muda yang
tidak ada
bunganya
TM ≥ 5 Bunga dan buah
dibawah normal
ferti – BLITZ SR 1.000 2 x
Catatan : Aplikasi ferti – BLITZ SR sebaiknya dilakukan
selektif, yakni hanya pada tanaman yang bunga dan
buahnya dibawah normal
31. Perbandingan pupuk ferti – BLITZ dengan pupuk konvensional
Pupuk ferti – BLITZ Pupuk konvensional
Lebih efektif dan efisien Sebagian hilang dan atau tidak dapat
diserap tanaman karena proses penguapan,
pencucian dan fiksasi
Komposisi unsur pupuk lebih sesuai dengan
kebutuhan tanaman
Komposisi unsur pupuk ada yang berubah
ketika sampai di daun
Tanaman lebih cepat merespon keberadaan
pupuk
Respons tanaman lebih lambat, karena
melalui transportasi dari tanah ke daun
Pemupukan dapat dilakukan sepanjang
tahun pada saat cuaca tidak ekstrim kering
Pemupukan hanya dapat dilakukan saat
tanah dalam keadaan lembab
Pemupukan tidak membutuhkan perssiapan
lahan
Pemupukan memerlukan persiapan lahan,
sehingga memerlukan tambahan biaya
Biaya aplikasi, transportasi dan
penyimpanan lebih murah
Biaya aplikasi, transportasi dan
penyimpanan lebih mahal
Produktivitas tinggi Produktivitas rendah
32. 1. Pupuk ferti – BLITZ lebih efisien
• Pupuk konvensional yang diaplikasikan ke tanah akan
mengalami pencucian, penguapan dan fiksasi, oleh
karena itu hanya sebagian saja yang dapat diserap
tanaman. Pupuk ferti – BLITZ yang diaplikasikan di
pangkal pelepah muda tidak banyak dipengaruhi
lingkungan, sehingga sebagian besar dapat diserap
tanaman, oleh karena itu dosis pemupukan pupuk ferti –
BLITZ jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk
konvensional.
33. 2. Komposisi pupuk ferti – BLITZ lebih sesuai kebutuhan
tanaman
• Unsur pupuk ferti – BLITZ lebih mudah menyusunnya, karena
kehilangan sebagian unsur seperti yang dijelaskan di point 1 tidak
terjadi. Pada pupuk konvensional, misalnya komposisi 12-12-17-2
sesampainya di daun, komposisi tersebut sudah berubah dan
belum tentu sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan tanaman.
3. Pupuk ferti – BLITZ lebih cepat direspons tanaman
• Respons tanaman terhadap pemupukan lebih cepat dengan
menggunakan pupuk ferti – BLITZ, karena diletakkan dekat titik
penggunaan unsur yaitu daun. Transportasi unsur dari tanah ke daun
membutuhkan waktu yang lama, sehingga respons tanaman lebih
lambat. Semakin tinggi pohon, semakin lama responnya.
34. 4. Aplikasi Pupuk ferti – BLITZ sepanjang tahun
• Pemupukan pupuk ferti – BLITZ pada kelapa sawit dapat
dilakukan sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim, sementara
pupuk konvensional diaplikasikan pada awal dan akhir musim
hujan. Hal ini cukup merepotkan pekebun dan produsen pupuk,
karena waktu pemupukan yang singkat, sebagian besar
sumberdaya manusia di kebun (walaupun tidak semuanya terlatih
atau profesional dalam pekerjaan pemupukan) dikerahkan untuk
aplikasi pupuk konvensional. Dengan menggunakan pupuk ferti
– BLITZ, manajemen bisa membenuk team pemupukan
profesional yang tugasnya hanya memupuk, karena pemupukan
dilakukan sepanjang tahun.
35. 5. Pemupukan pupuk ferti – BLITZ tidak memerlukan
persiapan lahan
• Biaya persiapan lahan untuk pemupukan dengan pupuk konvensional
meliputi pemberantasan gulma di sekitar tanaman (piringan) cukup
besar. Persiapan lahan untuk aplikasi pupuk ferti – BLITZ tidak
diperlukan karena pemupukan diaplikasikan di pangkal pelepah muda.
6. Biaya pemupukan pupuk ferti – BLITZ lebih murah
• Pada TM, kebutuhan pupuk konvensional berkisar 10-12
kg/pokok/tahun, sedangkan dengan pupuk ferti – BLITZ kebutuhan
pupuk hanya 2-4 kg/pokok/tahun. Dengan dosis yang lebih sedikit ini,
maka dapat mengurangi biaya pemupukan yang meliputi aplikasi,
transportasi, dan penyimpanan, namun kandungan pupuk ferti – BLITZ
tetap sesuai dengan kebutuhan tanaman.
36. 7. Dengan pupuk ferti – BLITZ produktivitas lebih tinggi
• Pada proses penyerapan kandungan pupuk konvensional,
tanaman membutuhkan enersi yang tidak sedikit. Kondisi ini
menyebabkan enersi tanaman kurang optimal dalam
memproduksi buah. Aplikasi pupuk ferti – BLITZ diletakkan di
pangkal pelepah daun muda, menyebabkan respons tanaman lebih
cepat dan kebutuhan enersi untuk penyerapan lebih efisien,
sehingga produktivitas lebih tinggi.
Mari kita lihat beberapa foto berikut ini :
37. Blok C 07 KAP 2 kiri 8 Nov 2014 kanan 6 Maret 2015
38. Blok C 07 KAP 2 kiri 8 Nov 2014 kanan 6 Maret 2015
39. Tanaman di Blok B 16 KAP 2 kiri 8 Nov 14 kanan 21 Maret 2015
40. Tanaman di Blok B 28 KAP 2 atas 27 Nov 14 bawah 20 Maret 2015
41. Tanaman di Blok B 24 KAP 2 atas 29 Nov 14 bawah 20 Maret 2015
42. Tanaman di Blok D 03 KAP 2 atas 17 Nov 14 bawah 21 Maret 2015
43. Tanaman di Blok C 14 KAP 2 kiri 27 Nov 14 kanan 19 Maret 2015
44. Tanaman di Blok A 25 KAP 2 at as 7 Nov 14 bawah 19 Maret 2015
45. Tanaman di Blok A 25 baris 107/1 Kebun KAP 2 kiri 5 Nov 14, kanan 19 Maret 15
46. Tanaman di Blok A 25 baris 108/7 Kebun KAP 2 kiri 5 Nov 14, kanan 22 Maret 15
49. Bukan pupuk ajaib
Juga bukan pupuk sakti
Unsur yang terkandung di dalamnya dapat
diketahui dengan analisa di laboratorium
Bagaimana pupuk ini dapat lebih efisien daripada
pupuk konvensional dapat dinalar
Bagaimana agar perusahaan perkebunan kelapa
sawit yakin dapat dicoba dulu
50. Aplikasi di pangkal pelepah muda bukan berarti
membiarkan agar akar istirahat
Perakaran dan lingkungan tumbuh dan
berkembangnya tetap harus diupayakan optimal agar
mampu menyerap air dan hara dengan optimal
Di lahan rawa dan atau gambut, pengelolaan muka air
tanah harus diperhatikan agar akar dapat berkembang
dan berfungsi dengan baik
Di tanah bertekstur ekstrim pasir, water holding
capacity harus diperbaiki baik dengan bahan organik
dan atau penambahan tanah bertekstur liat
51. Aplikasi di pangkal pelepah muda tetap memerlukan
kontrol yang ketat, agar pupuk teraplikasi dengan baik
dan benar
Untuk sebagian besar tanah, dosis pupuk di tanaman TM
cukup 2 – 4 kg/pkk/th dengan frekuensi pemupukan 3-4
kali per tahun
Di lahan rawa, gambut, dan tanah pasir, dosis yang
sesuai dapat saja > 4,0 kg/pkk/th
Dengan pupuk ini yang aplikasinya di pangkal pelepah
muda, pemupukan melalui tanah tidak diperlukan lagi