2. Bagaimana cara menginput terduga jika tidak
memiliki NIK?
• Berdasarkan Surat Edaran Dirjen P2P no. HK.02.03/III/3126/2019
Nomor Induk Kependudukan merupakan variabel yang wajib di SITB
• Ketika pasien tidak memiliki KTP untuk mengatahui NIK-nya,
contohnya pada pasien anak maka NIK didapatkan dari KK.
• Jika pasien datang dari lembaga pemasyarakatan atau pasien sudah
dipastikan betul betul tidak memiliki NIK dari KTP/ KK maka variabel
NIK di SITB dapat diisikan dengan ketentuan :
3. • NIK terdiri dari 16 digit, kode penyusun NIK terdiri atas :
• 2 digit awal merupakan kode provinsi dari alamat tempat tinggal pasien;
• 2 digit setelahnya merupakan kode kota/kabupaten dari alamat tempat tinggal pasien;
• 2 digit sesudahnya kode kecamatan dari alamat tempat tinggal pasien;
• 6 digit selanjutnya merupakan tanggal lahir dalam format hhbbtt (untuk wanita tanggal
ditambah 40);
• 4 digit terakhir merupakan nomor urut registrasi yang dimulai dari 0001. Sebagai contoh,
misalkan seorang perempuan lahir di Kota Bandung tanggal 17 Agustus 1990 maka NIK-nya
adalah: 10 50 24 570890 0001. Apabila ada orang lain (perempuan) dengan domisili dan
tanggal lahir yang sama mendaftar, maka NIK- nya adalah 10 50 24 570890 0002. Apabila ada
orang lain (laki-laki) dengan domisili dan tanggal lahir yang sama mendaftar, maka NIK-nya
adalah 10 50 24 170890 0001.
4. Untuk pasien yang tidak memiliki NIK dari KTP/ KK
dan tidak tahu tanggal lahir, dapat menggunakan
kode
• 2 digit pertama menggunakan kode 01;
• 2 digit setelahnya merupakan kode kota/kabupaten dari alamat tempat tinggal pasien;
• 2 digit sesudahnya kode kecamatan dari alamat tempat tinggal pasien;
• khusus 6 digit dari ketentuan diatas dibuatkan 0000tt, misalnya pasien diprkirakan umur 65
tahun dan berarti kode 6 digitnya diisikan 000055 (angka 55 didapatkan dari tahun 2020
dikurangi 65 = 1955)
• 4 digit terakhir merupakan nomor urut registrasi yang dimulai dari 0001. Sebagai contoh,
misalkan seorang perempuan lahir di Kota Bandung tanggal 17 Agustus 1990 maka NIK-nya
adalah: 01 50 24 570890 0001. Apabila ada orang lain (perempuan) dengan domisili dan
tanggal lahir yang sama mendaftar, maka NIK- nya adalah 01 50 24 570890 0002. Apabila ada
orang lain (laki-laki) dengan domisili dan tanggal lahir yang sama mendaftar, maka NIK-nya
adalah 01 50 24 170890 0001.
5. kode NIK untuk WNA :
• 2 digit pertama 00;
• 2 digit setelahnya merupakan kode kota/kabupaten tempat WNA
tinggal;
• 2 digit sesudahnya kode kecamatan tempat WNA tinggal;
• 6 digit selanjutnya merupakan tanggal lahir dalam format hhbbtt
(untuk wanita tanggal ditambah 40);
• 4 digit terakhir merupakan nomor urut registrasi yang dimulai dari
0001.
6. Bagaimana cara menginput pasien, jika pasien datang ke
fasyankes sudah membawa hasil lab dari faskes non SITB?
• Pasien didaftarkan dari terduga di fasyankes SITB
• permohonan lab ditujukan ke lab internal (hasil lab diisikan oleh
admin)
• pada permohonan lab dan pengisian hasil lab dituliskan “pasien
datang telah membawa hasil lab dari ……” pada kolom keterangan
7. Bagaimana cara menginput pasien TB Ekstraparu jika pasien
datang ke fasyankes sudah membawa hasil lab faskes non
SITB?
• Pasien didaftarkan dari terduga di fasyankes SITB
• permohonan lab ditujukan ke lab internal (hasil lab diisikan oleh
admin)
• pada permohonan lab dan pengisian hasil lab dituliskan “pasien
datang telah membawa hasil lab dari ……” pada kolom keterangan
• Pasien TB ekstraparu hanya dapat dibuatkan permohonan lab jika
tersedia hasil lab yang jenis pemeriksaannya telah difasilitasi di Sistem
SITB pada permohonan laboratorium.
8. Bagaimana cara menginput pasien jika pasien datang ke fasyankes dari fasyankes asal non DOTS
(sudah dipastikan bahwa fasyankes asal tidak menggunakan SITB) dan sudah menjalani
pengobatan dalam jangka waktu tertentu?
• Pasien harus di register ulang sebagai terduga TB di fasyankes tujuan dengan menggunakan
informasi yang dibawa oleh pasien.
9. Perbedaan rujuk dan pindah?
•Perujukan dilakukan sebelum pasien memulai
pengobatan di fasyankes tempat penegakan
diagnosis/ fasyankes asal.
•Pemindahan dilakukan setelah pasien melakukan
pengobatan dalam jangka waktu tertentu di
fasyankes asal.
10. Bagaimana cara menginput pasien yang tidak dilakukan
pemeriksaan bakteriologis?
• Jika pasien tegak diagnosis hanya dengan foto toraks
• permohonan lab di SITB tidak perlu dibuatkan
• langsung masuk kedalam tab data kasus
• selanjutnya pilih edit hasil diagnosis
• lalu masukan hasil foto toraks milik pasien tersebut dan daftar kan
sebagai pasien.
11. Bagaimana pencatatan di SITB jika ada pasien dengan diagnosis
positif TB Paru dan ekstraparu?
• Sesuai dengan Permenkes no 67 tahun 2016 “Pasien yang menderita
TB paru dan sekaligus juga menderita TB ekstra paru, diklasifikasikan
sebagai pasien TB paru”.
• Jadi ketika ada pasien yang positif TB Paru dan Ekstraparu, maka yang
dicatat kedalam pelaporan dan pencatatan TB nya adalah TB Paru
12. Mengapa hasil akhir pengobatan tidak muncul
sembuh?
• Pastikan permohonan lab untuk hasil akhir diagnosis adalah untuk
pemeriksaan hasil akhir pengobatan bukan untuk follow up bulan ke 6
• Jika sudah telanjur salah, maka bisa mengeditnya dengan cara masuk
ke tab permohonan laboratorium, lalu edit di bagian alasan
pemeriksaan dan ubah menjadi untuk “akhir pengobatan”
• Pastikan bahwa alasan pemeriksaan labnya adalah untuk follow up
bukan untuk pemeriksaan ulang
• Apabila sudah telanjur salah, maka bisa mengeditnya dengan cara
masuk ke tab permohonan laboratorium, lalu edit di bagian alasan
pemeriksaan dan ubah menjadi untuk “follow up bulan ke-”
13. Bagaimana mekanisme data di SITB jika ada pasien
yang pindah keluar negeri?
• Cari nama pasien.
• Masuk ke kasus pasien tersebut.
• Pilih tab pengobatan dan scroll sampai ke paling bawah.
• klik “Edit Data Akhir Pengobatan”.
• Isikan tanggal pasien tersebut pindah.
• Pilih hasil akhir pengobatan : “Pindah”.
• Isikan Negara tujuan dan nama fasyankes di Negara tujuan (jika diketahui).
• Klik simpan dan jangan lupa untuk menginfokan subdit TB terkait pindah
pasien keluar negeri ini kepada Subdit TB secara manual.