Ringkasan dari dokumen berita tersebut adalah:
1) Renovasi ruang Banggar DPR RI menimbulkan kontroversi karena biaya mahal, kursi impor senilai Rp 4 miliar diganti dengan kursi lokal murah.
2) Dua saudara asuh di Mandailing Natal hidup sendiri setelah ditinggal ibunya demi suami baru.
3) Kelompok musik keroncong muda Cong Kikuk dari Bekasi populer di kalangan muda karena prestasinya melestarikan
1. Assalamu’alaikum Wr. Wb
Halo saudara, kami hadirkan berbagai informasi aktual untuk anda. Saya Aditya Ramadhan,
inilah Liputan 60 pagi 4 Februari 2012 selengkapnya. Segera kita jelang informasi pertama.
1. Saudara, Renovasi ruang Banggar DPR RI membuat Dewan Perwakilan Rakyat kembali
menjadi sorotan. Sebanyak 178 kursi impor untuk ruangan Badan Anggaran DPR RI senilai Rp 4 miliar
akhirnya diganti, Jumat 3 Februari 2012 dini hari. Kursi-kursi mahal tersebut diangkut dengan
menggunakan lima mobil boks di bawah pengawasan pengamanan dalam atau pamdal DPR.
Rencananya panitia dari Sekretariat Jenderal DPR akan mengganti kursi seharga Rp 24 juta
per unit dengan kursi buatan lokal seharga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per unit. Penggantian
dilakukan setelah derasnya kritik dari berbagai pihak mengenai tingginya biaya renovasi yang tak
kurang dari Rp 20 miliar.
Dua gadis munggil berjuang tanpa orang tua, Liputan 60 pagi segera kembali.
2. Terima kasih anda masih tetap bersama kami, hampir semua orang pasti setuju kalau
kasih ibu sepanjang masa. Sosok ibu begitu hangat dan lembut kepada anak-anaknya. Ibu tempat
berlindung dari keresahan anak, tempat bersandar saat anak merasa tak berdaya. Namun itu tidak
diterapkan oleh ibu bernama Nur Asyiah.
Ibu di Mandailing Natal, Sumatra Utara, ini tega meninggalkan kedua anaknya demi hidup
bersama orang lain. Nur Asyiah lebih memilih hidup dengan suami barunya sejak dua tahun silam.
Kondisi ini memaksa kakak beradik yang baru berusia sembilan dan 11 tahun tinggal sendirian di
rumah kecil sederhana.
Khairani dan Reskini kini sudah tidak lagi mendapatkan kehangatan dan kelembutan sang
ibu. Jika teman-teman sebayanya asyik menikmati masa kecil yang indah, mereka justru sibuk
bertahan hidup. Untuk makan sehari-hari, dua bocah malang ini terpaksa mengharap belas kasihan
warga sekitar mereka.
Semua pekerjaan rumah mereka kerjakan bersama mulai membersihkan rumah, memasak,
hingga menyiapkan makanan. Beruntung mereka tinggal di lingkungan yang saling peduli. Setiap
hari, ada saja tetangga yang memberi makan. Keduanya juga masih bisa mengenyam pendidikan
karena kebaikan sejumlah orang.
Khairani kini duduk di kelas lima sedangkan adiknya duduk di kelas tiga sekolah dasar. Setiap
salat, hanya satu doa Khairani agar ia bisa menjaga adik semata wayangnya dan berharap sang
bunda segera datang. Sungguh, sebuah permintaan sederhana dari bibir seorang gadis mungil yang
tak berdosa.
2. 3. Beralih ke masalah budaya, Musik keroncong bagi sebagian orang dianggap sebagai
musiknya orang tua. Penilaian tersebut tidak seratus persen benar. Buktinya, sekelompok pemuda di
Jati Ranggon, Bekasi, Jawa Barat justru asik menekuni musik keroncong. Tak hanya itu, sejumlah
prestasi mereka raih dari kecintaan terhadap musik keroncong.
Kelompok musik keroncong Kikuk atau yang biasa disebut dengan Cong Kikuk beranggotakan
sembilan orang muda. Kelompok ini terbentuk 2007 lalu. Nama Cong Kikuk berasal dari nada dering
ponsel milik salah seorang personelnya. Bunyinya "kikuk" saat ada pesan masuk.
Kecintaan dan kepiawaian mereka bermain keroncong turun dari orangtua mereka yang
memang pemain musik keroncong. Menurut seorang personelnya, Dimas Agusta Noron, kehebatan
Cong Kikuk telah diakui saat mereka mengikuti ajang festival keroncong se-Jawa di Solo. Lalu
menjadi pemenang ketiga pada festival keroncong Piala Menpora.
Sementara itu, pembina Cong Kikuk, Kornelius Alexander menuturkan anak-anak muda ini
mempunyai komitmen kuat untuk tetap melestarikan musik keroncong yang sudah telanjur mereka
cintai. Pernyataan Kornelius tersebut diamini Daniel Alexander anggota Cong Kikuk yang lain.
4. Sementara itu dicabang olah raga mancanegara, pelatih Barcelona Pep Guardiola menepis
anggapan bahwa tim asuhannya sedang berada di tengah krisis. Suara-suara sumbang mengudara
menyusul kagagalan juara bertahan La Liga dan Liga Champions itu meraih nilai penuh di tiga
pertandingan terakhir.
Barca tertinggal tujuh poin dari Real Madrid yang memimpin puncak klasemen La Liga.
Jumlah itu oleh sejumlah kalangan dianggap terlalu jauh dan memprediksi Barca akan kehilangan
gelar yang dalam tiga tahun berturut-turut mereka rengkuh. Guardiola tak peduli dengan opini
tersebut. Sekarang ini dia hanya fokus meraih tiga poin dari Real Sociedad di Nou Camp Sabtu 4
Maret 2012.
Guardiola mengganggap tim yang diasuhnya sudah bermain dengan baik. Ia juga tidak
kehilangan kepercayaan buat Lionel Messi. Bintang asal Argentina itu gagal menciptakan gol dari
eksekusi penalti ketika Barca harus puas bermain imbang 1-1 melawan Valencia pada leg pertama
semifinal Copa del Rey di Estadio Mestalla.
Pemerintah akan membatasi buah import, informasi selengkapnya akan kami hadirkan
sesaat lagi.
Terima kasih anda masih tetap bersama kami. Pemerintah akan membatasi buah import.
Informasi tersebut merupakan informasi penutup dari perjumpaan kita pagi ini. Saya Aditya
Ramadhan berserta tim redaksi liputan 60 pagi undur diri. Sampai jumpa, Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
5. Meski di pasar tradisional, buah-buahan yang dijual para pedagang ternyata sebagian
besar adalah buah impor. Mulai dari jeruk, apel, hingga lengkeng yang sebenarnya dapat dihasilkan
di Tanah Air. Harga yang lebih murah menjadi senjata importir untuk menjual buah-buah di
Indonesia. Tak hanya harga, bentuk serta rasa yang berbeda jadi daya tarik untuk membeli buah
impor.
3. Namun, dengan regulasi baru Kementerian Pertanian yang akan berlaku 20 Maret 2012,
buah impor yang banyak masuk melalui Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara, akan dihentikan.
Nantinya, impor buah hanya boleh masuk lewat Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara, Bandar Udara
Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Buah impor pun tak bisa dengan mudah masuk ke Ibu Kota. Bila lewat bandara, biaya impor
akan jauh lebih mahal. Importir buah pun mengeluh. "Kita melihat ini bukan pembatasan impor, tapi
kita melihat buah lokal saat ini berada di posisi tidak mampu bersaing dengan buah impor," kata
Rachmat Pambudi, Dewan Hortikultura Indonesia.
Memang, tak mudah membenahi daya saing buah lokal. Permodalan, distribusi, serta
infrastruktur jadi masalah klasik yang tak kunjung terselesaikan. Semoga apa yang dilakukan
pemerintah bukan lagi hanya regulasi tambal sulam seperti yang sudah-sudah. Bila tidak, petani
Indonesia bisa jadi akan berpindah menjadi pedagang dan berhenti bertanam bila iklim usaha
pertanian tak juga diperbaiki pemerintah. Dan konsumen akan dijejali buah impor.
4. Berita
Melengkapi Tugas Praktek
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Aditya Ramadhan (01)
Kelas XII IPA 3
SMA Negeri 60 Jakarta
Jalan Kemang Timur 1 No. 6 Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Kode Pos 12730 Telepon 7992054
Fax 7983619 Website : sman60jakarta